Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN PLAT LANTAI

PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUSUNAWA


(RUMAH SUSUN SEWA SEDERHANA)
KOTA METRO
Masykur1) Ririn Srianti2)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro Lampung


Jl.Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro Lampung 34111, Indonesia
Email :

ABSTRAK

Analisa ini dilakukan dengan maksud dan tujuan adalah untuk menganalisa dan
merencanakan struktur plat lantai yang ideal serta beban-beban yang mempengaruhinya baik
secara teori maupun penerapannya di lapangan pada pekerjaan Pembangunan Rumah Susun
Sewa Sederhana (RUSUNAWA) Kota Metro yang nantinya hasil dari analisa ini diharapkan
dapat menghasilkan suatu perencanaan plat lantai yang aman (kuat secara teknis) dan
ekonomis (murah secara finansial).
Perhitungan Pembebanan ;
Untuk beban angin dapat diabaikan, hal tersebut karena tinggi bangunan yang kurang dari 16
m (14,50 m) sehingga berdasarkan pada persyaratan perhitungan beban angin beban angin
tidak perlu diperhitungkan.
a. Perhitungan Beban Mati
beban mati akibat pelat atap, beban mati akibat pelat lantai, beban mati akibat balok.
b. Perhitungan Beban Hidup
c. Beban berfaktor/rencana
Perhitungan Plat Lantai tipe C
a. Perhitungan momen perlu
b. Perhitungan beban pada kondisi seimbang
c. Perhitungan tulangan lentur arah x dan y, meliputi :
Penulangan Lapangan (Mlx), Penulangan Tumpuan Arah x ( Mtx ), Penulangan
lapangan arah y (Mly), Penulangan tumpuan arah y (Mty)
d. Analisa tebal plat
Hasil analisa struktur plat lantai yang dilakukan pada pekerjaan Pembangunan Rumah Susun
Sewa Sederhana (RUSUNAWA) Kota Metro menghasilkan rencana/design struktur plat lantai
untuk penulangan pada pembesian didapat tulangan tumpuan arah x maupun arah y dengan
besi Ø10 – 200 mm.

Kata Kunci : Plat Lantai, Perencanaan

PENDAHULUAN menyebabkan perlu dilakukannya program


Dengan meningkatnya Jumlah penanganan penataan tata ruang dan
penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perumahan yang terjangkau oleh
perkembangan wilayah permukiman, masyarakat yang terencana secara efektif
industri dan pariwisata menyebabkan dan efisien serta berkesinambungan.
semakin meningkatnya kebutuhan akan Program penanganan perumahan di seluruh
penyediaan sarana perumahan yang wilayah Indonesia baik itu berupa
memadai/mencukupi. Pertumbuhan penyediaan perumahan, melalui KPR
kebutuhan akan sarana perumahan (Kredit Kepemilikan Rumah) perumahan,

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 109


maupun pembagunan rusunawa komponennya adalah agregat berfungsi
membutuhkan suatu perencanaan dan sebagai bahan pengisi, air dan semen yang
pengawasan yang terukur dan sesuai bereaksi membentuk pasta yang lambat
dengan standar dan spesifikasi agar laun mengeras berfungsi sebagai perekat
nantinya dapat dilaksanakan konstruksi yang merekatkan agregat-agregat yang
yang tepat mutu dan tepat waktu, dengan semula terpisah.
arti kata menghasilkan pekerjaan yang
berkualitas yang dapat memberikan rasa Sifat-Sifat Beton
aman dan nyaman bagi penghuni a. Durability (keawetan), merupakan
bangunan. Semakin meningkatnya jumlah kemampuan beton bertahan seperti
penduduk dari tahun ke tahun yang tinggal kondisi yang direncanakan tanpa
di Kota Metro, dan mengingat Metro terjadi korosi dalam waktu yang
merupakan kota pendidikan yang setiap direncanakan.
tahunnya banyak pelajar maupun b. Kuat tekan ditentukan pembebanan
mahasiswa yang datang ke kota benda uji silinder 150 mm dan tinggi
pendidikan ini , maka pemerintah Kota 300 mm.
Metro mengajukan pembangunan Rumah c. Kuat tarik merupakan sifat yang
Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) yang penting untuk memprediksi retak dan
berlokasi di samping kampus Universitas seleksi balok.
Muhammadyah Metro yang bertujuan agar d. Modulus Elastis yaitu perbandingan
masyarakat, pelajar, maupun mahasiswa antara kuat tekan beton dengan
yang datang maupun yang tinggal di kota regangan beton yang biasanya
metro mendapatkan sarana tempat tinggal ditentukan pada 15-50% dari kuat
yang lebih baik. tekan beton.
e. Rangkak (creep) merupakan salah satu
TINJAUAN PUSTAKA sifat beton dimana beton mengalami
Pengertian beton deformasi secara terus – menerus
Dalam konstruksi, beton adalah menurut waktu dibawah beban yang
sebuah bahan bangunan komposit yang dipikul.
terbuat dari kombinasi agregat dan f. Susut (shrinkage) merupakan
pengikat semen. Bentuk paling umum dari perubahan volume yang berhubungan
beton adalah beton semen pcc, yang terdiri dengan pembebanan.
dari agregat mineral (biasanya kerikil dan g. Kecelakaan (accident), yaitu sifat
pasir), semen dan air. Biasanya dipercayai adukan beton yang ditentukan oleh
bahwa beton mengering setelah kemudahan dalam pencampuran,
pencampuran dan peletakan.Sebenarnya, pengangkutan, pengecoran, pemadatan,
beton tidak menjadi padat karena air dan finishing.
menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengelem komponen lainnya bersama dan Semen
akhirnya membentuk material seperti-batu. Semen adalah hidraulic blinder
Beton digunakan untuk membuat (perekat hidraulis) yang berarti bahwa
perkerasan jalan, struktur bangunan, senyawa-senyawa yang terkandung dalam
pondasi, jalan, jembatan penyeberangan, semen tersebut dapat bereaksi dengan air
struktur parkiran, dasar untuk dan membentuk zat baru yang bersifat
pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau sebagai perekat terhadap batuan.
tembok blok. Nama lama untuk beton Sifat-sifat semen pada umumnya adalah :
adalah batu cair. Beton terdiri dari a. Hidrasi Semen
beberapa bahan dasar diantaranya, air, Hidrasi semen adalah proses yang
semen portland, agregat halus (pasir), terjadi setelah semen ditambah dengan
agregat kasar (split), fungsi masing-masing air, reaksi ini dipengaruhi oleh

110 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 ISSN 2089-2098


kehalusan semen, jumlah semen, suhu yang telah memenuhi syarat sehingga tidak
dan sebagainya. dilakukan pemeriksaan terhadap air.
b. Setting (pengikatan) dan Hardening Digunakan air yang berasal dari lokasi
(pengerasan) laboratorium, air tersebut jernih, tidak
Pengikatan merupakan gejala berbau dan memenuhi persyaratan sebagai
terjadinya kekakuan pada adonan, yang air minum.
diukur sebagai waktu mulai dari
adonan terjadi hingga terjadinya Pembebanan
kekuatan. Sedangkan pengerasan Jenis beban utama yang bekerja dan
merupakan proses yang terjadi setelah diperhitungkan pada struktur bangunan
pengikatan sehingga kekuatan adonan gedung adalah sebagai berikut:
penuh tercapai.
Semen portland (PC) dan semen portland Beban Mati (D)
komposit (PCC) adalah semen yang Yang dimaksud beban mati adalah
diperoleh dengan mencampur bahan-bahan berat dari semua bagian dari suatu gedung
yang mengandung kapur (lime) dan yang bersifat tetap, termasuk unsur
lempung, membakarnya pada temperatur tambahan serta peralatan tetap yang
yang mengakibatkan terbentuknya klinker merupakan bagian yang tak terpisahkan
dan kemudian menghaluskan klinker dari gedung itu sendiri.Adapun berat jenis
dengan gips sebagai bahan tambahan. dari masing-masing bahan yang berkerja
Kandungan utama Semen portland (PC) pada struktur yang berpedoman pada
dan semen portland komposit (PCC) terdiri PPIUG 1983 (Peraturan Pembebanan
dari kapur (CaO), oksida silika (SiO2), Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983)
silika alumina (Al2O3) dan oksida fesi yang diterbitkan oleh Departemen
(Fe2O3) pada persentase tertentu. Pekerjaan Umum RI (DPU RI).

Agregat Beban Hidup ( L)


Agregat adalah butiran mineral alami Beban hidup adalah semua beban
yang berfungsi sebagai bahan pengisi yang terjadi akibat penghuni atau
dalam campuran beton, walaupun hanya penggunaan suatu gedung, dan termasuk
sebagai bahan pengisi akan tetapi agregat beban pada lantai yang berasal dari barang-
sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton. barang yang dapat dipindahkan,mesin-
Sehingga pemilihan agregat merupakan suatu mesin serta peralatan yang tidak
bagian penting dalam pembuatan beton. Sifat merupakan bagian yang tak terpisahkan
yang paling penting dari agregat (batu-batuan, (menyatu) dari gedung dan dapat diganti
kerikil, pasir) ialah kekuatan hancur dan selama masa hidup dari gedung itu sendiri
ketahanan terhadap benturan, porositas dan sehingga, mengakibatkan perubahan dalam
karakteristik penyerapan air dan gradasi pembebanan lantai atap tersebut.Khusus
agregat atau susunan butiran agregat. untuk atap kedalam beban hidup dapat
(Mulyono, T. 2001. Teknologi Beton) termasuk beban air hujan, baik akibat
genangan maupun tekanan dari jatuhnya
Air butiran-butiran air hujan. (PPIUG 1983
Air yang digunakan untuk campuran Pasal 1).
beton serta untuk pemeliharaan beton yang
telah mengeras harus memenuhi Beban Angin
persyaratan air tawar yang bersih, dan Beban angin ditentukan dengan
tidak mengandung bahan organik, lumpur, menggap adanya tekanan positif (dinding
minyak, gula, klorida, asam atau bahan dipihak angin) dan tekanan negatif/isapan
lain yang merusak beton. Pada penelitian (dinding dibelakang angin), yang bekerja
ini air yang digunakan adalah air setempat tegak lurus pada dinding yang
ditinjau.Besarnya tekanan tiup angin

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 111


adalah 25 kg/m2 untuk daerah yang jauh kombinasi beban D,L,W berikut harus
dari laut, sedangkan untuk bangunan yang dipelajari untuk menentukan nilai U yang
berada didaerah tepi laut sampai jarak 5 terbesar, SK SNI T-15-1991-03 pasal
km dari pantai harus diambil minimum 0,4 3.2.2.
kN/mp, (PPIUG 1983 pasal 4.2). Tetapi U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,6 W)
ada ketentuan khusus mengenai tekanan Atau
angin pada PPIUG 1983 pasal 44 yaitu: U = 0,9 D + 1,3 W
a. Pada gedung tertutup dan rumah Diantara nilai diatas pilih yang terbesar.
tinggal dengan tinggi tidak lebih Struktur yang direncanakan terhadap beban
dari 16 meter, dengan lantai-lantai gempa (beban E), SK SNI T-15-1991-03
dan dinding yang memberikan pasal 3.2.3.
kekakuan yang cukup, struktur U = 1,05 (D + L + E)
utamanya tidak perlu Atau
diperhitungkan terhadap beban U = 0,9 (D +E)
angin, tetapi perbandingan antara Diantara nilai diatas pilih nilai yang
tinggi dan lebar bangunan itu terbesar.
menyebabkan diperlkannya
peninjauan beban angin. Kekuatan Yang Disyaratkan
b. Apabila perbandingan antara angin Untuk memperhitungkan
dan lebar gedung adalah kemungkinan penyimpangan terhadap
sedemikian rupa, sehingga tidak kekutan bahan, pengerjaan, ketidak tepatan
diperlukannya peninjauan beban ukur, pengendalian dan pengawasan
angin, maka untuk gedung dengan pelaksanaan maka pemakaian faktor
tinggi lebih dari 16 meter dapat reduksi (Φ) sangatlah penting, apabila
diberikan pembebanan atas faktor reduksi dikalikan degan kuat ideal
peninjauan beban angin. teoritik berarti sudah termasuk
memperhitungkan tingkat dektelitas,
Beban Gempa kepentingan, serta tingkat ketepatan
Beban gempa yang bekerja pada ukuran suatu komponen struktur
struktur yaitu beban horizontal yang sedemikian rupa sehingga kekuatannya
bekerja dalam arah sumbu-sumbu utama dapat ditentukan.
struktur atau terpusat pada permukaan atap SK SNI T-15 -1991-03-pasal 3.2.3.
dan lantai masing-masing tingkat dan memberikan faktor reduksi (Φ) untuk
beban vertikal yang bekerja pada unsur- mekanisme,antara lain sebagai berikut:
unsur penahan gaya normal, seperti a. Lentur dengan atau tanpa beban
penyangga, kolom, konstruksi gantung dan aksial = 0,8
lain-lain. b. Geser dan puntir
= 0,6
Kombinasi Pembebanan c. Tarik aksial, tanpa dan dengan
SK SNI T-15-1991-03 mengatur lentur = 0,8
tentang ”Faktor Pembebanan” antara lain d. Tekan aksial, tanpa dan dengan
sebagai berikut: lentur (sengkang) = 0,65
Beban mati dan beban hidup,pasal 3.2.1 e. Tekan aksial, tanpa dan dengan
U = 1,2 D + 1,6 L lentur (spiral) = 0,75
Dimana: Dengaan demikian dapat dinyatakan
U = Kuat perlu bahwa kuat momen yang digunakan M R
D = Beban mati (kapasitas momen) sama dengan kuat
L = Beban hidup momen nominal (Mn) dikali faktor reduksi
Bila ketahanan struktur terhadap beban (Φ).
angin W harus diperhitungkan MR = ΦMn
dalamperencanaan, maka pengaruh

112 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 ISSN 2089-2098


Plat Lantai e. Menambah kekakuan bangunan
Yang dimaksud dengan plat beton pada arah horizontal.
bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat Plat beton bertulang banyak digunakan
dari beton bertulang dengan bidang yang pada bangunan sipil, baik sebagai lantai
arahnya horizontal, dan beban yang bangunan, lantai atap dari suatu gedung,
bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. lantai jembatan maupun lantai pada
Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat dermaga. Beban yang bekerja pada pelat
kecil apabila dibandingkan dengan bentang umumnya diperhitungkan terhadap beban
panjang/lebar bidangnya. Plat beton ini gravitasi (beban mati dan/atau beban
sangat kaku dan arahnya horizontal, hidup). Beban tersebut mengakibatkan
sehingga pada bangunan gedung, plat ini terjadi momen lentur (seperti pada kasus
berfungsi sebagai diafragma/unsur balok).
pengaku horizontal yang sangat
bermanfaat untuk mendukung ketegaran Tumpuan Plat
balok portal. fungsi plat lantai adalah: Untuk merencanakan pelat beton
a. Memisahkan ruang bawah dengan bertulang yang perlu dipertimbangkan
ruang atas. tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga
b. Sebagai tempat berpijak penghuni jenis perletakan dan jenis penghubung di
di lantai atas. tempat tumpuan. Kekakuan hubungan
c. Untuk menempatkan kabel listrik antara pelat dan tumpuan akan menentukan
dan lampu pada ruang bawah. besar momen lentur yang terjadi pada
d. Meredam suara dari ruang atas pelat.
maupun dari ruang bawah.

Gambar Jenis-jenis tumpuan pada pelat.


Jenis Perletakan Pelat pada Balok jenis perletakan pelat pada balok, yaitu
Kekakuan hubungan antara pelat dan sebagai berikut :
konstruksi pendukungnya (balok) menjadi a. Terletak bebas
satu bagian dari perencanaan pelat. Ada 3 b. Terjepit elastis
c. Terjepit penuh

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 113


Gambar Jenis perletakan pada pelat
Analisa Plat f’c = 20 Mpa
Dalam hal ini plat yang dipakai adalah β = 0,85
plat dua arah dan plat satu arah. Plat dua fy = 240 Mpa
arah didefinisikan sebagai plat yang ρmaks = 0,75.ρb
didukung sepanjang keempat sisi atau ρmin = 0,002 (khusus
perbandingan antara panjang dan lebar plat untuk plat)
tidak lebih dari 2 (dua). Sedangkan plat Tabel Tulangan minimum 𝜌min
satu arah adalah plat yang didukung pada disyaratkan
dua tepi yang berhadapan sehingga lentur Seluruh fy = 250 MPa fy = 400 Mpa
timbul hanya dalam satu arah saja, yaitu Mutu ( 2500 ( 4000 kg/cm2 )
2
Beton kg/cm )
pada arah tegak lurus terhadap arah
Balok 0,0058 0,0035
dukungan tepi. Pada sistem struktur dan
bentang menerus, balok meneruskan beban umumnya
yang disangga sendiri maupun dari plat Alternatif 4 4
𝜌an 𝜌an
3 3
kepada kolom penyangga. Komunitas Plat 0,002 0,018
penulangan plat diteruskan masuk kedalam Sumber : SK SNI T-15-1991-03
balok-balok dan kemudian diteruskan ke ketentuan perencanaan plat
kolom. Mn = Ɵ
𝑀𝑢
Rumus-rumus yang dipakai dalam 𝑀𝑛
perhtungan adalah sebagai berikut: Rn = 𝑏.𝑑2
𝑓𝑦
Menentukan beban: m = 0,85 𝑓̍𝑐
Wu = 1,2WDL+ Wll (beban rencana)
1 2𝑚.𝑅𝑛
Tebal minimum plat: ρ = 𝑚{1 – √1 − 𝑓𝑦 }
Dalam ACI-83 : pasal 9.5.3.1, menentukan jika ρ<ρmin<ρmaks,maka dipakai ρmin
h minimum dan maksimum plat sebagai = 0,002
berikut : Asperlu = ρ.b.d
ln 𝑦(800+0,071 𝑓𝑦)
hmin = 36000+5000 (1+ 𝛽𝑠) Dimana βs Aspakai = (1⁄ . 𝜋. ∅_𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 )
4
= 0 (plat terjepit diempat sisinya) 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
n = 𝐴𝑠 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
ln 𝑦(800+0,071 𝑓𝑦)
hmaks = 36000 jika jumlah tulangan telah di hitung maka
Rumus –rumus yang dipakai dalam As pakai menggunakan rumus :
perhitungan plat adalah sebagai berikut : Aspakai = (𝑛. 1⁄4 . 𝜋. ∅_𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 )
(SK SNI T-15-1991-03 ketentuan Dimana : As = Luas tulangan yang
perencanaan plat) diperlukan (mm2/m1)
Jarak efektif (d) = 0,8 x h S = jarak antar tulangan (mm)
ρ = rasio penulangan

114 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 ISSN 2089-2098


h = tebal plat (mm) Untuk beban angin dapat diabaikan,
n = jumlah tulangan hal tersebut karena tinggi bangunan yang
Mu = momen lentur akibat kurang dari 16 m (14,50 m) sehingga
beban batas berdasarkan pada persyaratan perhitungan
Vu = gaya geser terfaktor beban angin beban angin tidak perlu
Vn = kuat geser horisontal diperhitungkan.
Wu = berat efekttif struktur a. Perhitungan Beban Mati
V = beban geser dasar akibat beban mati akibat pelat atap,
gempa ( kN ) beban mati akibat pelat lantai,
Menentukan gaya geser (Vu) : beban mati akibat balok.
Pada dukungan permukaan sebelah dalam b. Perhitungan Beban Hidup
bentang ujung (eksterior), Vu-1,15 (1/2 c. Beban berfaktor/rencana
Wuln2)
Pada dukungan lainnya (tengah bentang), Perhitungan Plat Lantai
Vu = ½ Wulnp a. Perhitungan momen perlu
Pemeriksaan kuat geser, diambil nilai Vu b. Perhitungan beban pada kondisi
yang terbesar. seimbang
ΦVn =ΦVc = Φ(1/6 √𝑓′𝑐 ) h.d c. Perhitungan tulangan lentur arah x dan
Jika Vu < ΦVn, maka tidak diperlukan y, meliputi :
tulangan geser dan sebaliknya. d. Penulangan Lapangan (Mlx),
Penulangan Tumpuan Arah x ( Mtx ),
METODE PENELITIAN Penulangan lapangan arah y (Mly),
Perhitungan Pembebanan Penulangan tumpuan arah y (Mty)
e. Analisa tebal plat

HASIL ANALISA DAN PENELITIAN

Gambar Denah plat lantai

Gambar Detail plat type A,B, dan C

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 115


Menurut SK SNI T-15-1991-03 tentang dari hasil perhitungan dan perencanaan
perencanaan plat di peroleh Ketentuan : digunakan tebal plat ( h ) = 120 mm,
1. Faktor reduksi (θ) = karena h ≥ h min maka lendutan tidak
0,8 diperhitungkan
2. Bj Beton = 24
kN/m3 Penulangan lapangan (Mlx)
3. Bj Pasangan spesi = 21 Dari tabel Tulangan pelat beton
kN/m3 untuk memenuhi As perlu = 475 mm2
4. Bj Pasangan keramik = 24 dipakai tulangan ∅ 10 – 200 mm
kN/m3
Menurut data di lapangan tentang Penulangan Tumpuan Arah x(Mtx)
perencanaan plat diperoleh data sebagai Dari tabel Tulangan pelat beton untuk
berikut: memenuhi As perlu = 495.833 mm2
1. F’c = 29.05 Mpa = 29.05 dipakai tulangan ∅ 10 – 200 mm
x 106 N/m2
2. F’y = 240 MPa = 240 x Penulangan lapangan arah y (Mly)
106 N/m2 Dari tabel Tulangan pelat beton
3. Bentang terpanjang = Lny = untuk memenuhi As perlu = 495.833 mm2
4500 mm = 4,5 m dipakai tulangan ∅ 10 – 200 mm
4. Bentang terpendek = Lnx =
1800 mm = 1,8 m Penulangan tumpuan arah y (Mty)
5. Fungsi Gedung = Rumah Dari tabel Tulangan pelat beton
Susun Sewa Sederhana untuk memenuhi As perlu = 495.833 mm2
dipakai tulangan ∅ 10 – 200 mm
Beban Yang Bekerja Pada Plat Lantai
Beban Mati (WD) (SNI) Analisa Tebal Plat
Beratsendiri plat (tebal 12 cm) = Dalam menganalisa h minimum dan h
2
0,12 x 24 = 2,88 kN/m maksimum plat menggunkan rumus
Berat spesi = 0,02x 21 sebagai berikut :
2
= 0,42kN/m
Berat keramik = 0,008 x 24 𝑙𝑦𝑛 (800−0.071 𝑥 𝑓𝑦)
hmin =
= 0,192kN/m2 36000−5000 (1−𝛽𝑠)
Beban Plafond dan Penggantung = 4.5 (800−0,071 𝑥( 240))
= =
0,11 + 0,07 = 0,18 kN/m2 36000−5000 (1−0)
Total Beban (WD) 11.3 cm = 3,672kN/m2
Beban hidup (WL), fungsi gedung sebagai Jadi direncanakan dan direkomendasikan
Rumah Tinggal diambil sebesar 2,50 plat lantai dengan tebal (h) 12 cm.
kN/m2.
Beban berfaktor/rencana
(WU) = 1,2 (WD) + 1,6 (WL)
= 1,2 (3,672) + 1,6 (2,5)
= 4,406 + 4
= 8,406 kN/m2

Perhitungan Plat Type A.


Karena terjepit oleh balok pada keempat
sisinya, maka diasumsikan jepit penuh
(Monolid) sesuai dengan SK SNI T-15 1991- Gambar Denah Plat Lantai Hasil
03.
Perencanaan

116 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 ISSN 2089-2098


Adiyono, 2002. Menghitung Konstruksi
Beton Bertingkat dan Tidak
Bertingkat.
Andri Budidadi 1988 . ” Desain Praktis
Beton Prategang ”
Anonim, 2002. SK SNI 03 – XXX – 2002,
Gambar Potongan A-A dan Potongan B-B Tata cara Perhitungan Struktur
Hasil Perencanaan Untuk Bangunan Gedung.
Anonim, 2009. Politeknik Negeri Jakarta,
KESIMPULAN DAN SARAN
Diktat Konstruksi Beton I.
Kesimpulan
Google, 2012. http//: Wikipedia-
Untuk Penulangan pada pembesian
beton2_tata_10-pelat-dua-arah.doc
plat lantai, didapat tulangan tumpuan arah
Gurki J.Thambah Sembiring, November
x maupun arah y dengan besi Ø10 – 200
2004. Beton Bertulang Edisi Revisi.
mm.
Bandung : Rekayasa Sains
Saran Istimawan Dipohuso . SK SNI T-15- 1991
Dalam pelaksanaan pekerjaan agar -03, Departemen Pekeerjaan
disiapkan tenaga yang benar-benar mampu Umum “Sruktur Beton Bertulang “
memahami kualitas material serta tempat Ir.W.C. Vis & Ir. H.Kusuma Gideon,
yang dapat melindungi kualitas material M.Eng,1993. Dasar dasar
tersebut. Sehingga tidak terjadi kesalahan- Perencanaan Beton Bertulang.
kesalahan yang akan merugikan pelaksana Jakarta ; Erlangga.
itu sendiri, ketelitian dan kecermatan pada K.W.Jojansen . Knstruksi Beton . “Teori
pelaksanaan pekerjaan harus diutamakan. Garis Leleh Pada Plat”
Dalam pelaksanaan pembangunan N. Krisna Raju 1986. “ Beton Pratekan “
harus dilakukan pengawasan sebaik Penerbit Erlangga
mungkin untuk menghindari kesalahan Ririn srianti 2014, Tugas Besar Struktur
yang berakibat fatal, baik pada Beton II 2014
keselamatan, keamanan saat pelaksanaan Suyono Nt, 2007. Rangkuman Peraturan
maupun tingkat kenyamanan selama Pembebanan Indonesia Untuk
bangunan yang telah berdiri digunakan. Gedung – 1983.

DAFTAR PUSTAKA

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 4 No. 2 Mei 2015 117

Anda mungkin juga menyukai