Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME PENGUJIAN BAHAN KONSTRUKSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia
Dosen Pengampu : Dr. Dwi Ardiana Setyawardhani, S.T., M.T.

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Erlangga Aria Pratama (I0520027)


2. Farhan Adisa (I0520031)
3. Vanesya Salsabila (I0520112)
4. Widya Astuti Nur Wachidah (I0520118)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
Judul Jurnal :
- Analisis Sifat Mekanik Beton Geopolymer Berbahan Dasar Fly Ash PLTU
Pangkalan Susu
- Analisis Pengaruh Lingkungan Asam Terhadap Beton Bertulang Ditinjau
Dari Corrosion Rate Tulangan

I. Jenis Bahan Konstruksi


Bahan konstruksi yang diuji dalam penelitian ini adalah beton. Beton
merupakan sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat
dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland,
yang terdiri dari agregat mineral, semen dan air.

II. Penggunaan dalam Industri Kimia


Beton merupakan material konstruksi yang populer digunakan, dalam
pembangunan infrastruktur seperti gedung, jalan raya, tangki penyimpanan, dan
lain-lain. Konsumsi dunia terhadap beton diperkirakan sekitar 8,8 juta ton setiap
tahun, dan kebutuhan material ini akan meningkat setiap tahunnya (Mehta, 2001).
Beton merupakan material tersusun dari komposisi utama agregat kasar, agregat
halus, air dan pengikat yakni semen portland.

III. Alasan Pemilihan Bahan Terkait dengan Penggunaannya


- Beton adalah bahan yang sangat kuat dan tahan terhadap tekanan, tahan lama,
dan mampu menahan beban yang besar.
- Bahan yang tahan terhadap api, menjadikannya pilihan yang baik untuk
konstruksi bangunan dan struktur yang perlu menjaga keamanan terhadap
bahaya kebakaran.
- Beton tahan terhadap cuaca, korosi, dan kerusakan lingkungan lainnya.
- Produksi beton sering lebih ekonomis dibandingkan dengan bahan konstruksi
lainnya, terutama jika bahan baku lokal tersedia. Selain itu, beton memiliki
umur layanan yang panjang, sehingga mengurangi biaya perawatan dan
penggantian dalam jangka panjang.
- Bahan baku untuk pembuatan beton, seperti pasir, kerikil, dan semen,
umumnya mudah ditemukan di berbagai lokasi.
- Beton dapat dicampur dengan berbagai aditif dan bahan tambahan untuk
mengubah sifatnya, seperti kekuatan, ketahanan terhadap retakan, dan isolasi
termal. Ini memberikan fleksibilitas dalam penggunaan beton sesuai dengan
kebutuhan proyek.

IV. Sifat-Sifat Mekanik Bahan


1. Kekuatan Tekan
2. Kuat Tarik Belah Beton
3. Ketahanan Terhadap Korosi

V. Cara Pengujian Sifat Mekanik Bahan


Pengujian sifat mekanik beton dilakukan melalui berbagai metode, termasuk
pengujian tarik beton, pengujian ketahanan terhadap korosi dengan merendam dalam
larutan asam simulasi, dan pengujian kekuatan tekan dengan menggunakan uji tekan.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa beton memenuhi persyaratan
ketahanan terhadap asam dan mempertahankan kekuatan mekaniknya dalam
lingkungan kimia yang keras.
1. Kuat Tekan Beton
Tujuan utama dari dilakukannya uji kuat tekan beton adalah untuk mengetahui
seberapa besar gaya tekan yang dapat diterima suatu campuran beton yang
dibuat. Standar nasional yang digunakan adalah SNI 03-1974-2011. Dimensi
dari beton silinder yang digunakan sebagai benda uji adalah beton dengan
diameter 15 cm dan memiliki tinggi 30 cm.
2. Kuat Tarik Belah Beton
Analisa kuat tarik dilakukan pada beton geopolymer dengan umur beton 7
hari, 14 hari dan 28 hari. Pengujian dilakukan pada benda uji berbentuk
silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian dilakukan
berdasarkan SNI 03- 2491-2002, Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton.
3. Ketahanan Terhadap Korosi
Pada uji corrosion rate beton, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa kuat beton untuk menahan penetrasi air yang dapat mengakibatkan
terjadinya initial crack yang disebabkan oleh munculnya karat yang ada pada
tulangan. Laju korosi umumnya dinyatakan dengan pengurangan berat logam
per satuan luas, atau laju penipisan. Satuan yang umum digunakan adalah mils
per year. Untuk perhitungan laju korosi akan menggunakan Persamaan
berdasarkan ASTM G1 – 90 seperti pada Persamaan 2.1:

K : Konstanta laju korosi (μA/cm2 )


W : Massa tulangan yang hilang (gr)
A : Luas permukaan tulangan (cm2 )
D : Berat jenis (gr/cm3 )
T : Waktu terekspos (jam)

Anda mungkin juga menyukai