Anda di halaman 1dari 20

MATERIAL BETON PRATEGANG

NAMA : CANDRASA WIRA KUSUMA

KELAS : PPG-3A

NIM : 4.11.19.0.13

1. BETON BERKEKUATAN TINGGI

A. Campuran Beton Berkekuatan Tinggi


Beton prategang memerlukan beton yang mempunyai kekuatan-tekan
yang lebih tinggi pada usia yang cukup muda, dengan kekuatan tarik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan beton biasa. Susut yang rendah, karakteristik rangkak
minimum dan nilai modulus Young yang tinggi pada umumnya dianggap perlu
untuk beton yang dipakai untuk batang prategang. Banyak sifat yang diinginkan,
seperti daya tahan, impermeabilitas, dan daya tahan terhadap abrasi sangat
dipengaruhi oleh kekuatan beton.

metode-metode yang telah ditentukan berikut ini:


a) Metode empiris Erntroy dan Shacklock,
b) Prosedur desain campuran American Concrete Institute untuk beton tanpa
slump,
c) Grafik desain campur an Murdock berdasarkan indeks permukaan dan
ketajaman agregat ,
d) Prosedur" Road Note No.4.

B. Persyararan Kekuatan
Kekuatan tekan kubus 28 hari minimum yang ditentukan di dalam
peraturan I.S. adalah 40 N/mm2 untuk batang pratarik dan 30 N/mm2 untuk
batang pascatarik. Perbandingan standar kekuatan silinder terhadap kekuatan
kubus dianggap sebesar 0,8 bila tidak tersedia data percobaan yang relevan. Suatu
kadar semen minimum sebesar 300 sampai 360 kg/m telah ditetapkan terutama
untuk memenuhi persyaratan daya tahan. Pada campuran beton berkekuatan
tinggi, kadar air haruslah serendah mungkin dengan memperhatikan kemudahan
kerja yang cukup serta beton yang bersangkutan harus cocok untuk pemadatan
dengan perlengkapan yang tersedia di lapangan.

C. Tegangan-tegangan yang Diperkenankan pada Beton


Tegangan-tegangan tekan dan tarik yang diperkenankan pad a beton pada
tahap beban transfer dan beban layan dinyatakan dalam kekuatan tekan beton
yang sesuai pada masing masing tahap.
D. Susut Beton
Susut beton pada batang prategang disebabkan oleh kehilangan
kelembaban secara bertahap yang mengakibatkan perubahan volume. Susut
pengeringan tergantung pada tipe dan kuantitas agregat, kelernbaban relatif,
perbandingan air/semen dalam campuran, dan waktu pernaparan. Campuran
gemuk menunjukkan susut yang relatif lebih besar darip.ada campuran kurus oleh
karena kontraksi gel semen bertambah bila kadar semennya bertambah. Susut
juga tergantung pada derajat pengerasan beton pada permulaan pengeringan.
Tingkat serta banyaknya susut pada batang struktur dalam kondisi biasa
akan sangat banyak tergantung pada perbandingan luas permukaan terhadap
volume batang, karena pertukaran kelembaban antara beton dan udara harus
terjadi lewat permukaan.
Perwujudan susut tergantung pada waktu, hanya regangan susut total yang
diharapkan atau yang tersisa .yang ditinjau dalam perhitungan kehilangan
prategang untuk dipakai dalam desain.

Tabel Tegangan maksimum yang diperkanankan pada beton


E. Rangkak Beton
Regangan tak elastis yang progresif pada suatu batang beton yang
disebabkan oleh rangkak agaknya terjadi di bawah tegangan terus-menerus yang
paling kecil pada suhu sekitarnya. Susut serta rangkak beton pada dasarnya sama
asalnya, sebagian besar adalah akibat perpindahan tempat air di dalam lobang-
lobang kapiler pasta semen. Untuk keperluan desain, adalah mudah untuk
membedakan antara deformasi yang disebabkan oleh tegangan yang diterapkan
dari luar, yang umumnya disebut rangkak, dan deformasi yang terjadi tanpa
tegangan yang diterapkan dari luar, yang dinyatakan sebagai susut. Oleh karena
bertambahnya regangan di bawah suatu tegangan yang terus-menerus adalah
beberapa kali besamya regangan pada pembebanan, rnaka. regangan merupakan
hal penting dalam batang struktur prategang.
Kegagalan usaha-usaha awal dalam prategang sebagian besar disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan mengenai rangkak beton yang dapat dianggap
sebagai sumber utama dari kehilangan kalau pratekan pada beton adalah tinggi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi rangkak beton adalah kelembaban relatif,
tingkat tegangan, kekuatan beton, umur beton pada pembebanan, lamanya
tegangan, perbandingan air/semen, dan tipe semen serta agregat pada beton.
Untuk tegangan sampai dengan kira-kira setengah kekuatan hancur beton,
rangkak berbanding lurus dengan tegangan, akan tetapi di atas nilai ini, rangkak
bertambah lebih cepat. Rangkak beton terus berlangsung untuk waktu yang sangat
lama, yang cenderung mencapai suatu nilai batas setelah suatu waktu yang tak
terhingga di bawah beban, meskipun kecepatan rangkaknya makin lama makin
berkurang.
F. Karakteristik Deformasi Pada Beton

Karakteristik tegangan-regangan yang lengkap dari beton dalam keadaan


tertekan adalah tidak linear. tetapi untuk beban yang tidak melebihi 30 persen dari
kekuatan pecah, perilaku deformasi beban dapat dianggap linear. Karakteristik
deformasi dari beton di bawah beban jangka pendek dan beban tetap diperlukan
untuk menentukan kekuatan lentur dari balok serta untuk mengevaluasi modulus
elastisitas yang diperlukan untuk perhitungan lendutan batang prategang.

Untuk beton ringan yang mempunyai kerapatan antara 1400 kg/rn ' dan
2300 kg/rn? , nilai-nilai yang diberikan dalam Tabel 2.2 harus dikalikan dengan
(Dc/2300)2, di mana Dc adalah kerapatan beton dengan agregat ringan dalam
kg/m". Juga dianjurkan bahwa di bawah kondisi pembebanan tetap, kelonggaran-
kelonggaran yang cukup untuk susut dan rangkak harus disediakan. Tentukan
nilai rata-rata untuk modulus elastisitas dan rasio Poisson beton seperti yang
ditentukan oleh spesifikasi Jerman, DIN422714 yang diberikan dalam Tabel 2.3.
G. Desain Beton Berkekuatan Tinggi
Sifat-sifat campuran beton berkekuatan tinggi dengan kekuatan tekan di
atas 40 N/mm2 banyak dipengaruhi oleh sifat-sifat agregatnya di samping
pengaruh perbandingan air/ semen. Untuk mencapai kekuatan yang tinggi, perlu
digunakan perbandingan air/semen yang serendah mungkin yang selalu
berpengaruh terhadap mudahnya pengerjaan carnpuran yang bersangkutan dan
diperlukan pemakaian teknik vibrasi khusus untuk pemadatan yang baik. Dalam
"seni" pelaksanaan sekarang ini, beton yang mempunyai kekuatan tekan yang
diinginkan setelah 28 had sebesar sampai dengan 70 N/mm2 dapat dibuat dengan
memberikan perbandingan campuran bahan-bahannya yang tepat dengan
memakai teknik vibrasi normal untuk pemadatannya.

H. Grafik-grafik Empiris dari Erntroy dan Shacklock

Erntroy dan Shacklock telah mengusulkan grafik-grafik empiris yang


menghubungkan kekuatan tekan dengan suatu "angka referensi" untuk beton yang
dibuat dengan agregat kasar, granit pecah, dan kerikil tak beraturan. Grafik-grafik
ini ditunjukkan dalarn Gambar 2.1 dan 2.2 untuk campuran dengan semen
portland biasa dan dalam Gambar 2.3 dan 2.4 untuk campuran dengan semen
portland yang cepat mengeras. Hubungan antara perbandingan air/semen dan
angka referensi untuk ukuran agregat maksimum 20 mm dan 10 mm ditunjukkan
dalam Gambar 2.5 di mana ditinjau empat tingkat kemudahan pengerjaan yang
berlainan. Batas-batas tingkat kemudahan pengerjaan tersebut bervariasi dad
"sangat rendah sekali" sampai "tinggi" yang bersesuaian dengan nilai-nilai faktor
pemadatan yang besarnya berturut-turut adalah 0,65 dan 0,95. Hubungan antara
perbandingan-perbandingan agregat/semen dan air/semen untuk mencapai
kemudahan pengerjaan yang diinginkan dengan suatu tipe serta ukuran agregat
maksirnum yang ditentukan telah disusun dalam Tabel 2.4 dan 2.5 untuk dua tipe
semen yang berlainan. Keterbatasan tabel-tabe1 desain ini adalah bahwa tabel-
tabel tersebut diperoleh dengan menggunakan agregat yang mengandung 30
persen material yang 1010ssaringan I.S. 4,75 mm dan kalau dipakai gradasi yang
lain, maka harus dilakukan penyesuaian yang tepat. Agregat yang tersedia di
lapangan mungkin hams dikombinasikan yang tepat dengan metode grafis untuk
memenuhi persyaratan di atas. Ditinjau dari luasnya variasi dalam sifat-sifat
agregat, pada umumnya disarankan agar membuat campuran-campuran percobaan
terlebih dahu1u dan penyesuaian- penyesuaian yang tepat dalam gradasi serta
perbandingan campuran yang berpengaruh untuk mencapai hasil yang diinginkan.
a) Prosedur Desain Campuran
i. Kekuatan rencana rata-rata diperoleh dengan memakai faktor-faktor kontrol
yang tepat pada kekuatan minimum yang ditentukan.
ii. Untuk pemakaian tipe semen dan agregat yang telah ditentukan, angka
referensi yang sesuai dengan kekuatan rencana pada umur tertentu
diinterpolasikan dari Gambar 2.1 - 2.4.
iii. Perbandingan air/semen untuk mencapai tingkat kemudahan
pengerjaan yang diinginkan dan sesuai dengan angka referensi
diperoleh dari Gambar 2.5 untuk agregat dengan ukuran maksimum
20 mm dan 10 mm.
iv. Perbandingan agregat/semen untuk memberikan tingkat kemudahan
pengerjaan yang diinginkan dengan perbandingan air/semen yang
diketahui diperoleh dari Tabel 2.4 dan 2.5.
v. Dengan mengetahui perbandingan air/semen dan agregat/semen serta
berat jenis bahanbahan campuran, kadar semen dapat diperoleh
dengan metode volume mutlak.
vi. Banyaknya taka ran (batch) dihitung setelah penyesuaian kadar
kelembaban pada agregat.
Garnbar 2.5 Hubungan antara Perbandingan Air/Semen dan Angka Referensi.
Contoh-contoh Desain Campuran
Contoh 2.1
Rencanakanlah suatu campuran beton berkekuatan tinggi untuk dipakai guna menghasiikan
elemen beton prategang pracetak agar sesuai dengan syarat-syarat berikut:
Kekuatan kubus yang ditentukan setelah 28 hari = 50 N/mm²
Derajat kontrol sangat baik, faktor kontrol = 0,80
 Tingkat kemudahan pengerjaan : Sangat rendah
 Tipe semen : Portland biasa
 Tipe agregat kasar : Granit pecah dengan ukuran maksimum 10 mm

 Tipe agregat halus : Pasir alam


 Berat jenis semen : 3,15
 Berat jenis pasir : 2,60
 Berat jenis agregat kasar : 2,50
Agregat halus dan kasar mengandung berturut-turut kelembaban 5 dan I persen dan
mempunyai karakteristik gradasi seperti di bawah ini :

Desain Campuran
Kekuatan rata-rata = 50/8 = 63 N/mm²
Angka referensi (Gambar 2.1) = 25
Perbandingan air/semen = 0,35
Untuk ukuran agregat maksimum 10 mm dan tingkat kemudahan pengerjaan "sangat rendah",
perbandingan agregat/semen untuk tingkat kemudahan pengerjaan yang diinginkan (Tabel
2.4) = 3,2. Agregat dikombinasikan dengan metode grafis yang ditunjukkan dalam Gambar
2.6 sedemikian rupa sehingga 30 persen dari materialnya lolos melalui saringan I.S 4,75 mm.

Perbandingan agregat halus terhadap agregat total = 25%


Perbandingan berat yang diperlukan dari material kering

Jika C berat semen yang diperlukan per m³ beton, maka


2. BAJA BERMUTU TINGGI

A. Jenis-jenis Baja Bermu tu Tinggi


Untuk batang beton prategang, baja berkekuatan tinggi yang dipakai pada
umumnya terdiri dari kawat, batang baja , atau untaian kawat baja (strand). Baja
dengan kandungan karbon tinggi digulung dalam keadaan panas menjadi batang-
batang dan ditarik dalam proses dingin untuk memperkeeil diameter serta
memperbesar kekuatan tariknya. Kawat yang ditarik dalam proses dingin dengan
diameter 5-12 mm biasanya dimanfaatkan sebagai kawat tunggal ataupun dalam
bundel paralel atau kabel. Kawat dengan diameter keeil sebesar 2-4 mm
kebanyakan dipakai dalam bentuk strand yang terdiri dari dua, tiga, atau tujuh
kawat. Bentuk spiral dari kawat-kawat yang diuntai dalarn strand lebih
meningkatkan kekuatan rekatnya. Baja bermutu tinggi biasanya mengandung 0,7-
0,8 persen karbon, 0,6 persen mangan, dan kira-kira 0,1 persen silika. Batang-
batang terlebih dulu digulung dalam keadaan panas dan selanjutnya diproses
seeara panas.
Proses penarikan seeara dingin melalui eetakan akan menurunkan
daktilitas kawat. Untuk meningkatkan sifat-sifatnya maka kemudian kawat-kawat
yang ditarik seeara dingin dikeraskan. Pengerasan atau pengawetan atau
pembebasan - tegangan kawat pada suhu l50-420°C dapat meningkatkan kekuatan
tariknya. Kawat baja yang ditarik keras yang bergigi atau berkerut Iebih disukai
untuk pekerjaan pratarik karena karakteristik rekatannya istimewa.
Kawat-kawat yang dipakai seeara tunggal atau dalam kabel pada
umumnya berdiameter 5-7 mm dan mempunyai kekuatan tarik ultimit sekitar
1500 N/mm2. Strand yang bisa dipakai berbeda-beda dalam diameter nominalnya
dari 1044 mm. Diameter batang baja bermutu tinggi yang biasa dimanfaatkan
dalam beton prategang berbeda-beda dari 10-32 mm.
B. Persyaratan Kekuatan
Kekuatan tarik ultimit baja bermutu tinggi bervariasi menurut diameter
kawat. Kekuatan tariknya agak kurang pada kawat dengan diameter lebih besar
daripada yang mempunyai diameter lebih keci!. Persyaratan kekuatan tarik ultimit
minimum menurut peraturan Standar India adalah seperti yang tercantum dalam
TabeI2.6.
Batang baja campuran bermutu tinggi harus mempunyai kekuatan tarik
ultimit minimum sebesar 1000 N/mm2• Karakteristik tegangan-regangan yang
khas dari kawat baja bermutu tinggi diperlihatkan dalam Gambar 2.7. Tidak
seperti pada baja lunak biasa, kawat baja bermutu tinggi tidak mempunyai titik
leleh yang tertentu dan adalah perlu untuk memperhatikan tegangan ujinya, yang
sesuai dengan regangan permanen yang ditentukan.

Tegangan uji 0,2 persen untuk kawat baja bermutu tinggi dan batang baja
campuran untuk pekerjaan prategang tidak boleh kurang dad 80 persen kekuatan
tarik ultimit minimum. Suatu karakteristik yang penting dad baja yang dipakai di
dalam prategangan adalah plastisitas baja pada tegangan-tegangan yang
mendekati tegangan ultimit. Hal ini penting untuk mencapai keruntuhan progresif
pada batang beton prategang terse but dengan peringatan yang cukup sebelum
keruntuhan akhir. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya keruntuhan getar
(brittle failure) yang biasa dilakukan ialah menentukan bahwa baja prategangan
akan mempunyai perpanjangan minimum pada waktu patah.

C. Tegangan-tegangan yang Diperkenankan pada Baja

Tegangan tarik pada baja pada waktu penarikan di belakang angkur dan
setelah memperhitungkan semua kemungkinan kehilangan pada umumnya
dinyatakan sebagai suatu fraksi dari kekuatan tarik ultimit atau tegangan uji.
Rekornendasi dari berbagai peraturan masing-masing negara sedikit berbeda
berkenaan dengan tegangan-tegangan izin pada batang prategang pada tahap-
tahap yang berbeda. Nilai-nilai yang diperkenankan yang ditentukan dalarn
peraturan-peraturan India, Amerika, dan Inggris diperbandingkan dalarn Tabel
2.7.

Peraturan Amerika tidak membedakan antara tegangan-tegangan baja


yang semen tara dan efektif setelah semua kehilangan, dengan alasan bahwa
tegangan pada tendon segera setelah transfer dapat berlaku untuk waktu yang
cukup lama, bahkan setelah struktur tersebut berfungsi sebenamya. Tegangan
yang lebih tinggi ini harus mempunyai suatu faktor keamanan yang cukup dalam
kondisi pemakaian. Turunnya tegangan lebih lanjut pada baja yang disebabkan
oleh berbagai kehilangan yang tidak kritis, batas-batas yang diperkenankan
tentang besarnya kehilangan tegangan tidak diberikan di dalam peraturan tersebut.

D. Relaksasi Tegangan pada Baja

Apabila suatu kawat baja bermutu tinggi direntangkan dan tetap


dipertahankan pada suatu regangan konstan, maka gaya awal pada kawat tersebut
tidak tetap konstan tetapi berkurang menurut waktu. Berkurangnya tegangan pada
baja pada regangan konstan dinyatakan sebagai relaksasi (relaxation). Pada suatu
batang prategang, kawat bermu tu tinggi di antara angkur-angkur lebih kurang
berada dalam keadaan regangan konstan. Namun relaksasi yang sesungguhnya
akan sedikit Iebih kecil daripada yang ditunjukkan oleh suatu pengujian suatu
kawat dengan panjang yang konstan, karena akan terdapat suatu
perpendekabatang yang disebabkan oleh sebab-sebab lain: Pada baja bermutu
tinggi dengan tegangan tinggi yang melebihi O,Oi persen tegangan uji, relaksasi
tegangan telah diamati dan besarnya bertambah menurut besarnya tegangan awal.
Kalau tegangan itu dipertahankan konstan, maka materialnya menunjukkan suatu
regangan plastis melebihi serta di atas regangan elastis awal, pada umumnya
disebut sebagai rangkak (creep).
Baja yang ditarik dalam proses dingin memiliki rangkak lebih besar
daripada baja yang dikerjakan atau dikeraskan dengan proses panas karena
besarnya yang lebih rendah dari O,DJ persen tegangan uji. Gejala rangkak
dipengaruhi oleh kornposisi kimiawi, struktur mikro, ukuran butiran, serta faktor-
faktor variabel_dalam proses pembuatan di pabrik, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam struktur kristalnya. Beberapa hipotesis untuk
menerangkan mekanisme rangkak pada baja telah diberikan oleh beberapa
peneliti. Baja di dalam batang beton prategang tidak setepatnya tetap berada di
bawah kondisi tegangan maupun regangan yang konstan. Kondisi yang paling
hebat umurnnya terjadi pada tahap penegangan awal; selanjutnya regangan pada
baja akan berkurang bila betonnya mengalami deforrnasi akibat gaya prategang.
Ketentuan-ketentuan dalam peraturan untuk relaksasi tegangan pada baja
didasarkan atas hasil-hasil pengujian relaksasi selama 1000 jam atas kawat.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa kehilangan yang tercatat selama periode
sekitar 1000 jam dari suatu tegangan awal sebesar 70 persen kekuatan tariknya
kira-kira sarna dengan kehilangan yang dialarni selama periode ernpat tahun dari
suatu tegangan awal sebesar 60 persen kekuatan tariknya. Menurut Stussr" ,kurva
relaksasi yang diperoleh setelah 1000 jam dapat diekstrapolasikan dengan
penggambaran logaritmis. Ketentuan Standar India I.S. 1785 menetapkan
relaksasi selama 1000 jam dengan suatu relaksasi tegangan tidak melebihi 70
N/mm2, untuk kawat baja yang dikerjakan dengan proses dingin. Dalam hal
kekosongan pada data ini, juga diberikan relaksasi selarna 100 jam dengan nilai
batas tegangan relaksasi sebesar 46,7 N/mm2

E. Karat Tegangan
Karat Tegangan pada baja berbahaya karena akan menghasilkan patah
rapuh seketika. Retak diakibatkan aksi gabungn karat dan tegangan tarik statis.
Jenis serangan ini disebabkan oleh struktur metalurgi di dalam logam yang
dipengaruhi komposisi, pengolahan secara panas, dan proses mekanis. Penyebab
baja mutu tinggi mengalami karat tegangan adalah bermacam-macam. Kawat
yang dibentuk dengan proses panas mudah terjadi retak akibat karat tegangan bila
dibanding proses penarikan dingin. Karat umum yang sering dijumpai antara lain
seperti karat berlobang-lobang dan karat akibat khlorida. Beberapa cara
perlindungan untuk mencegah karat tegangan meliputi perlindungan terhadap
kontaminasi kimiawi, pemberian lapisa pelindung, dan pemberian adukan semen
pada saluran segera setelah pemberian prategang.

F. Kerapuhan oleh Hidrogen


Atom Hidrogen yang merupakan aksi asam pada baja mutu tinggi
menembus ke dalam permukaan baja dan membuat rapuh dang mengakibatkan
retak-retak waktu mengalami tegangan tarik. Pemakaian semen dengan kadar
alumunium tinggi, semen kerak tanur tinggi yang kaya sulfida bila dipakai untuk
membuat beton prategang cenderung meninggikan kerapuhan oleh hidrogen.
Pemakaian alumunium dan seng untuk selubung untuk menempatkan kawat baja
bermutu tinggi juga mengakibatkan kerapuhan. Bekas kecil belerang yang
bersentuhan dengan kawat baja juga menyebabkan kerapuhan hidrogen. Untuk
mencegahnya baja harus cukup terhadap aksi asam, lapisan pelindung seperti
kertas kerisut berlapis bitumen selama pengankutan dapat mengurangi terjadinya
kontaminasi, serta kawat harus dilindungi dari hujan dan lembab berlebihan
(disimpan dalam keadaan kering).
G. Persyaratan Penutup untuk Tendon
Lingkungan alkali dari beton semen portland umumnya melindugi tandon
serta tulangan lain yang tertanam terhadap karat . Namun karbonasi semen yang
terhidrasi semakin lama meningkat ke dalam beton sehingga perlindungan
terhadap pencegahan karat tandon baja. Peraturan Standar India menetapkan
penutup bersih minimum sebesar 20 mm untuk batang pratarik yang
dilindungi,sedangkan untuk pratarik sebesar 30 mm tebalnyapenutup bersih dan
jika terbuka terhadap udara penutup ditambah dengan 10 mm. Peraturang Inggris
merekomendasikan lapisan penutup yang agak lebih luas karena nilai-nilai yang
ditentukan berkenaan dengan kondisi lingkungan serta kualitas beton ditunjukkan
dengan kdar semen serta perbandingan air atau semen. Empat tingkat keterbukaan
terhadap udara diidentifikasi dirangkumm dalam Tabel 2.8.
Tingkatan Keterbukaan
a) Sejuk Terlindung seluruhnya terhadap euaea atau kondisi-kondisi agresif,
keeuali terbuka terhadap kondisi euaea normal seeara singkat selama
konstruksi.
b) Moderat Terlindung dari hujan lebat dan terhadap pembekuan beton yang
jenuh air serta beton di bawah air atau beton yang terendah air.
c) Keras Terbuka terhadap hujan sangat lebat, pernbasahan , pengeringan, dan
pembekuan yang berselang-seling, yang disertai kondensasi berat atau asap
penyebab karat.
d) Sangat keras Terbuka terhadap air laut atau air tanah disertai abrasi.
H. Persyaratan Peraturan I.S untuk keawetan
Keawetan beton tergantung pada ketahanannya terhadap pelapukan, aksi
kimia, abrasi, pembekuan, dan kebakaran. Peraturan India yang telah direvisi
menjamin keawetan untuk struktur beton prategang dengan menetapkan kadar
semen minimum dan perbandingan sir/semen maksimul dalam kondisi
keterbukaan yang ditetapkan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.9.

Anda mungkin juga menyukai