Jurnal Einstein
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan, Indonesia
Diterima Oktober 2014; Disetujui November 2014; Dipublikasikan Desember 2014
Abstrak
1
Jurnal Einstein 2 (3) (2015): 14-19
2
Jurnal Einstein 2 (3) (2015): 14-19
Karakterisasi Beton
Untuk mengetahui sifat-sifat dan
kemampuan suatu material maka dalam
penelitian ini dilakukan pengujian, yaitu
pengujian densitas, daya serap air, dan kuat
tekan
Tekanan
3
serap air dan juga dan pengeringan beton yang menggunakan styrofoam 10%
tekanan. beton. Mutu diperoleh massa jenis rata-rata
3 3
Karakteristik beton K-175 (2,13±0,01)x10 kg/m , daya serap
beton yang dalam hal ini (0,61±0,24)% serta tekanan rata-rata
dihasilkan dilakukan (16,85±0,001000)×106N/m2. Untuk beton
ternyata sangat pembuatan beton dengan penambahan styrofoam 12%
dipengaruhi oleh ringan dengan diperoleh massa jenis rata-rata beton
bahan tambah perbandingan 1 : sebesar (2,07±0,02)103kg/m3, daya serap air
yang diberikan ke 2 : 3. Untuk rata-rata (0,37±6,02)% dengan tekanan
dalam campuran mengetahui rata-rata(16,38±0,4900)×106N/m2. Untuk
beton atau bahan karakteristik beton dengan penambahan styrofoam 14%
baku penyusun beton tersebut diperoleh massa jenis rata-rata sebesar
beton serta maka perlu (2,04±0,01)x103kg/m3, daya serap air rata-
perawatan dan dilakukan rata (0,42±0,70) % dengantekanan rata-rata
pengeringan pengujian sifat (15,37±0,03300)×106N/m2 sedangkan beton
beton. Mutu fisis dan sifat dengan penambahan styrofoam 16 %
beton K-175 mekanis beton diperoleh massa jenis rata-rata (1.89 ±0,02)
campuran beton yaitu massa jenis, x103kg/m3, daya serap air rata-rata
atau bahan baku daya serap air dan (0,36±0,05) % dengan tekanan rata-rata
penyusun beton tekanan beton. sebesar (14,16±10,1700)×106N/m2.
serta perawatan
Tabel 1. Pengujian Beton dengan Pembahasan
Penambahan Steofrom Daya Serap Air
Styro ( ()(%) () () Besar kecilnya penyerapan air oleh
foam (x103kg/ ×106 (dalam MPa)
(%) m3) N/m2 beton dipengaruhi pori atau rongga yang
6 (2,29±0,0
(0,74±0,
(15,22± (15,22±0,0015 terdapat pada beton. Semakin banyak pori
200) 0,00150 00)
49) 0) yang terkandung dalam beton maka
8 (2,25±0,0
(1,08±0,
(19,67± (19,67±0,0010 semakin besar pula penyerapan sehingga
300) 0,00100 00)
840) 0) ketahanan akan berkurang.
10 (2,13±0,0
(0,61±0,
(16,85± (16,85±0,0010 Rongga (pori) yang terdapat pada
100) 0,00100 00) beton terjadi karena kurang tepatnya
24) 0)
12 (2,07±0,0 (16,38± (16,38±0,4900) kualitas dan komposisi material
(0,37±0,
200) 0,4900) penyusunannya.
020)
14 (2,04±0,0 (15,37± (15,37±0,0330
Dari grafik di bawah menunjukkan
(0,42±0,
100) 0,03300 0) bahwa daya serap minimum beton
70) )
diperoleh pada penambahan styrofoam 16%
16 (1,89 (14,16± (14,16±0,1700)
±0,0200)
(0,36±0,
10,1700 yaitu sekitar 0,36% dan daya serap
050) ) maksimum diperoleh pada penambahan
styrofoam 8% yaitu sekitar 1,08%.
Dari hasil pengujian beton dengan
penambahan styrofoam 6 % diperoleh
massa jenis rata-rata (2,29±0,02)
3 3
x10 kg/m , daya serap air rata-rata
(0,74±0,49)% dan tekanan rata-rata
(15,22±0,001500)×106N/m2. Untuk beton
dengan penambahan styrofoam 8%
didapatkan massa jenis beton sebesar
(2,25±0,03) x103kg/m3, daya serap air rata-
rata (1,08±0,84)% dengan tekanan rata-
rata (19,67±0,001000)×106N/m2. Untuk
Gambar 1. grafik hubungan penambahan
styrofoam terhadap daya serap air beton
Massa Jenis tekanan diatas 15 MPa yang diperoleh
Dari data pengujian diperoleh massa pada beton dengan penambahan styrofoam
jenis beton dengan penambahan styrofoam 6%, 8%, 10%, 125 dan 14% adapun grafik
6%, 8%, 10%, 12%,14% dan 16 % secara hubungan penambahan styrofoam terhadap
berturut-turut adalah 2,29x103kg/m3; 2,25 besarnya tekanan beton dapat pada gambar
x103kg/m3; 2,13 x103kg/m3; 2,07
x103kg/m3; 2,04 x103kg/m3;
3 3
1,89x10 kg/m . Hal ini didukung oleh teori Gambar 3. Grafik Hubungan
yang menyatakan bahwasanya Penambahan Penambahan styrofoam
penambahan styrofoam pada beton Terhadap Tekanan Beton
menyebabkan adanya gelembung-
gelembung udara yang terperangkap di KESIMPULAN DAN SARAN
dalam beton sehingga membuat beton Kesimpulan
menjadi lebih ringan. Semakin banyak Berdasarkan sifat fisis dan mekanik
jumlah butiran styrofoam di dalam beton, yang diperoleh dari pengujian beton, dapat
semakin banyak rongga udara yang disimpulkan bahwa styrofoam dapat
dihasilkan sehingga berat beton menjadi digunakan sebagai campuran untuk
berkurang. kategori beton ringan hanya saja perlu
Berdasarkan SNI-03-2847-2002 dilakukan kontrol yang baik untuk
adapun batas berat satuan beton ringan persentase penambahan styrofoam.
ialah tidak lebih dari 1900kg/m3 dan dalam Dari hasil pengujian dapat diketahui
penelitian ini sendiri nilai tersebut hanya bahwasanya kandungan styrofoam dalam
diperoleh pada penambahan styrofoam campuran beton cenderung memberikan
16% dengan nilai densitas 1890 kg/m3, pengaruh terhadap massa jenis beton yang
sementara untuk sampel beton yang lain semakin rendah yang juga linear dengan
dengan penambahan styrofoam 6%, 8%, penurunan tekanan beton. Hal ini
10% ,12% serta 14% masih tergolong dikarenakan karena penggunaan styrofoam
kedalam beton normal dengan massa jenis dalam beton membuat adanya rongga-
2200 kg/m3–2500 kg/m3. rongga udara dalam beton yang membuat
beton menjadi lebih ringan.
Gambar 2. Grafik Hubungan Penambahan Dari keseluruhan sampel, untuk
Styrofoam Terhadap Massa Jenis Beton komposisi terbaik beton ringan diperoleh
pada penambahan styrofoam 16% dengan
Tekanan kuat tekan 14,16×106N/m2 atau sekitar
14,16 MPa dan massa jenis 1890 kg/m 3.
Pengujian tekanan beton dilakukan Beton ini dapat digolongkan ke dalam
untuk melihat apakah beton memiliki beton struktural ringan sesuai dengan SNI
kekuatan yang memenuhi persyaratan yang 03-2847-2002.
direncanakan. Dari hasil pengujian
diperoleh kuat tekan berturut-turut untuk Saran
penambahan styrofoam 6 %, 8%, 10%, 1. Ada baiknya untuk penelitian
12%,14% dan16% adalah 15,22×106N/m2, selanjutnya melakukan pengujian mengenai
19,67×106N/m2,16,85×106N/m2,16,38×106 daya redam beton styrocon karena secara
N/m2, 15,37×106N/m2 dan 14,16×106N/m2. teori styrofoam mempunyai daya redam
Jika dilihat berdasarkan departemen yang baik
pekerjaan umum pada tahun 2007 maka 2. Perlu dilakukan penelitian mengenai
pembuatan beton dengan mutu K175 beton ringan menggunakan styrofoam yang
secara keseluruhan tercapai bahkan ada dapat berikatan dengan semen sehingga
yang dapat digolongkan ke beton dengan dapat dilihat perbandingan sifat beton
mutu K-250 yaitu sampel beton dengan
6
dengan styrofoam yang berikatan dengan
semen dan tanpa berikatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adiyono, (2006), Menghitung
Konstruksi Beton Untuk
Pengembangan Rumah Bertingkat dan
Tidak Bertingkat, Jakarta, Penebar
Swadaya
2. Badan Standarisasi Nasional, 2002, SNI
03-1974-2002, Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, Jakarta, BSN (Styrocon),
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12 No.
1
3. Giri,I, B, D., Sudarsana,K., dan
Tutarani, N, M., (2008), Kuat Tekan
dan Modulus Elastisitas Beton dengan
Penambahan Styrofoam (Styrocon),
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12 No.
1
4. Murdock,L,J.,dan Brook,K,M., (1991),
Bahan dan Praktek Beton, Jakarta,
Erlangga
5. Sagel,R., Kole,P., (1993), Pedoman
Pengerjaan Beton, Jakarta, Erlangga
6. Prawito, Eri., (2010), Analisa
Perbandingan Berat Jenis dan Beton
Normal dengan Mutu Beton K-200,
Skripsi, FT, USU, Medan
7. Suseno,H,Wahyuni,E., dan Hariono, B.,
(2008), Pengaruh Variasi Proporsi
Campuran dan Penambahan
Superplasticizer Terhadap Slump Berat
Isi dan Kuat Tekan Beton Ringan
Struktural Beragregat Batuan Andesit
Piroksin, Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 2
No. 3