Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 8, No 2, Nov 2018 ISSN.

2089-2950

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK


TERHADAP KUAT TEKAN MUTU BETON K-175

ASRI MULYADI1), DIAWARMAN2), DONNY ISMAIL3)


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang
Jalan Dharmapala No.1A Bukit Besar Palembang 30139
e-mail : asri_anang@yahoo.co.id1), diawarman.unpal@gmail.com2), donnyismail@yahoo.co.id3)

ABSTRAK
Beton merupakan campuran yang bahan penyusunnya terdiri bahan semen hidrolik (portland
cemen), agregat halus (pasir), agregat kasar (koral), air dan bahan tambahan (jika diperlukan). Bahan-
bahan limbah di sekitar lingkungan kita dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam campuran
beton. Hal tersebut dapat memberikan alternatif untuk memanfaatkan limbah-limbah yang tidak
terpakai, seperti limbah pecahan ember dan pecahan baskom plastik. Dengan optimalisasi pemakaian
limbah plastik ini diharpakan mengurangi limbah yang mencemari lingkungan. Berdasarkan hal diatas,
penulis mencoba melakukan penelitian pencampuran limbah plastik dengan semen, pasir, koral dan air
dibuat dalam bentuk campuran beton. Mutu beton ditentukan oleh bahan dan campuran yang telah
ditetapkan pada mutu beton K-175. Penelitian dan pengujian beton ini bertujuan untuk mengetahui
kuat tekan beton dan memanfaatkan limbah plastik dan agregat halus (pasir) dari sungai musi,
sedangkan agregat kasar (koral) dari lahat. Pada penelitian ini benda uji dicetak dengan menggunakan
kubus baja ukuran 15cm x 15cm x 15cm dan direndam, masing-masing umur perendaman yaitu 7 hari,
14 hari, 21 hari dan 28 hari dengan pengujian kuat tekan beton. Pada campuran beton K.175 tersebut
dibuat campuran limbah plastik yang berfariasi yaitu dengan penambahan campuran limbah plastik 00
x 10-3 (normal), penambahan campuran limbah plastik 10 x 10 -3, penambahan campuran limbah plastik
20 x 10-3 dan penambahan campuran limbah plastik 30 x 10 -3. Beton yang mencapai umur 28 hari
karena pada umur ini menurut PBI 1974, kekuatan beton telah mencapai 100%. Dari evaluasi hasil uji
kuat tekan yaitu pada beton normal dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 175,12,50
kg/cm2, pada penambahan campuran limbah plastik 10 x 10 -3 dengan umur 28 hari didapat kuat tekan
beton sebesar 172,10 kg/cm2, pada penambahan campuran limbah plastik 20 x 10 -3 dengan umur 28
hari didapat kuat tekan beton sebesar 163,04 kg/cm 2 dan penambahan campuran limbah plastik 30 x
10-3 dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 158,51 kg/cm 2. Dari hasil evaluasi kuat
tekan beton yang mengandung campuran limbah plastik 10 x 10 -3, 20 x 10-3 dan 30 x 10-3 tidak
mempunyai kuat tekan yang melebihi dari beton campuran limbah plastik 00 x 10-3.

Kata Kunci : Kuat Tekan Beton, Agregat, Limbah Plastik.

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ember plastik dan limbah pecahan baskom
Beton merupakan campuran antara plastik. Dengan optimalisasi pemakaian limbah
semen portland, agregat, air dan terkadang plastik ini diharpakan mengurangi limbah yang
ditambahi dengan variasi bahan tambah kimia mencemari lingkungan.
sampai denganbahan tambah non-kimia pada
perbandingan tertentu [1]. Bahan-bahan limbah B. Tujuan Penelitian
di sekitar lingkungan kita dapat dimanfaatkan Tujuan dilakukannya penelitian ini
sebagai bahan tambahan dalam campuran adalah :
beton. Hal tersebut dapat memberikan 1. Untuk mempelajari efektifitas penggunaan
alternatif untuk memanfaatkan limbah-limbah limbah plastik terhadap campuran beton,
yang tidak terpakai, seperti limbah pecahan karakteristik beton, bahan pembentuk
beton.

Pengaruh Penambahan Limah Plastik Terhadap Kuat Tekan 1


Beton Mutu K-175 (Asri Mulyadi1), Diawarman2),Donny Ismail3))
2. Mengetahui pengaruh penambahan limbah dengan semen portland atau semen hidrolik
plastik terhadap kuat tekan beton mutu yang lain, kadang-kadang dengan bahan
beton K-175. tambahan (additif) yang bersifat kimiawi
ataupun fisikal pada perbandingan tertentu,
C. Manfaat Penelitian sampai menjadi satu kesatuan yang homogen.
Manfaat yang di peroleh dari Campuran tersebut akan mengeras seperti
penelitian ini diharapkan : batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa
1. Dapat memberi informasi tentang pengaruh reaksi kimia antara semen dengan air. Beton
penambahan agregat limbah plastik yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama,
terhadap kuat tekan beton. kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya
2. Bagi masyarakat secara umum limbah kecil [1].
plastik dapat dijadikan dan dimanfaatkan
sebagai bahan agregat dan campuran B. Agregat
komposisi bahan bangunan seperti beton. Agregat merupakan butiran mineral alami
atau buatan yang berfungsi sebagai bahan
D. Rumusan Masalah pengisi dari campuran beton. Agregat
Permasalahan utama yang dirumuskan menempati ±70 % volume beton, sehingga
dalam penelitian ini adalah bagaimana sangat berpengaruh terhadap sifat ataupun
pengaruh penambahan limbah plastik terhadap kualitas beton, sehingga pemilihan agregat
kuat tekan mutu beton dengan variasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
komposisi material adukan beton K-175. pembuatan beton.
1. Agregat Halus
E. Batasan Masalah Agregat halus adalah agregat isi yang
Dalam penelitian ini penulis berupa pasir alam hasil disintegrasi alami dari
membatasi ruang lingkup pekerjaan pengujian batu-batuan (natural sand) atau berupa pasir
– pengujian bahan material dan benda uji kuat buatan yang dihasilkan dari alat-alat pemecah
tekan di laboratorium. Penelitian dilakukan batuan (artificial sand) dengan ukuran kecil
terhadap beton dengan membandingkan antara (0,15-5mm) [12]. Agregat halus yang baik
beton tanpa material tambahan dengan beton harus bebas bahan organik, lempung, partikel
yang menggunakan material tambahan limbah yang lebih kecil dari saringan No.200, atau
plastik. perlakuan yang diambil pada bahan-bahan lain yang dapat merusak beton.
penelitian ini sebanyak 4 perbandingan yaitu ; 2. Agregat Kasar
1. Beton Normal. Agregat kasar ialah agregat dengan
2. Beton normal dengan material tambahan 10 besar butiran lebih dari 5 mm atau agregat
x 10-3 limbah plastik. yang semua butirannya dapat tertahan di
3. Beton normal dengan material tambahan 20 ayakan 4,75 mm (No.4 standart ASTM).
x 10-3 limbah plastik. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil
4. Beton normal dengan material tambahan 30 sebagai hasil dari disintegrasi alami dari batu–
x 10-3 limbah plastik. batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
Hasil pengujian dari ke empat variabel dari pemecahan manual atau mesin. Agregat
tersebut dibandingkan nilai kuat tekan dari kasar harus terdiri dari butir-butiran yang
masing-masing variabel benda uji tersebut keras, permukaan yang kasar, dan kekal.
sehingga didapatlah nilai kuat tekan yang Agregat harus memenuhi syarat kebersihan
paling kuat diantara variabel tersebut. yaitu, tidak mengandung lumpur lebih dari 1
%, dan tidak mengandung zat-zat organik yang
2. TINJAUAN PUSTAKA dapat merusak beton [13].
A. Beton
Beton merupakan salah satu bahan C. Semen Portlanda
konstruksi yang telah umum digunakan untuk Semen portland ialah semen hidrolis yang
bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain- dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker
lain. Beton ini didapatkan dengan cara yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang
mencampur agregat halus (pasir), agregat bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan
kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air, tambahan [3]. Fungsi semen ialah untuk
merekatkan butir-butir agregat agar terjadi
suatu massa yang kompak atau padat, selain itu A. Persiapan Bahan Penelitian
juga untuk mengisi rongga diantara butiran–
Penelitian ini dilaksanakan
butiran agregat.
dilaboratorium uji bahan di Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
D. Air Palembang, sebelum penelitian dilakukan perlu
Air merupakan bahan dasar yang sangat adanya persiapan bahan-bahan :
penting dalam pembuatan beton. Air 1) Semen Portland jenis I, merk Baturaja
diperlukan untuk bereaksi dengan semen serta 2) Agregat halus, pasir Sungai Musi
menjadi bahan pelumas antara butir-butir 3) Split/Batu Pecah, Split dari Lahat
agregat sehingga mudah dipadatkan. Di dalam 4) Air yang dipakai dalam penelitian ini
penggunaannya, air tidak boleh terlalu banyak berasal dari instalasi air bersih yang ada di
karena akan menyebabkan menurunnya laboratorium Fakultas Teknik.
kekuatan beton itu sendiri. Air yang digunakan 5) Limbah Plastik yang dipakai dalam
untuk pembuatan beton harus bersih dan tidak penelitian ini diperoleh dari tempat
mengandung minyak, tidak mengandung pembuangan sampah yang berada di
alkali, garam-garaman, zat organis yang dapat Kelurahan Bukit Baru Kecamatan Ilir Barat
merusak beton atau baja tulangan [4]. Selain I Kota Palembang.
itu, air juga digunakan untuk perawatan beton
dengan cara pembasahan setelah dicor [14]. B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang
E. Kuat Tekan (fc) akan menjadi objek pengamatan penelitian.
Kuat tekan beton yang diisyaratkan fc Variabel juga dapat diartikan sebagai faktor-
adalah kuat tekan beton yang ditetapkan oleh faktor yang berperan penting dalam peristiwa
perencana struktur (benda uji berbentuk kubus atau gejala yang akan diteliti. Variabel dalam
dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm), dipakai penelitian ini adalah dengan menggunakan
dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan berat semen 326 kg/m3 dengan f.a.s 0,66 dan
dalam Mega Paskal (Mpa) atau dinyatakan komposisi penambahan limbah plastik 0x10-3
dalam Karakteristik (Kg/cm2). kg, 10x10-3 kg, 20x10-3 kg, 30x10-3 kg (dari
berat agregat semen).
F. Faktor Air Semen
Faktor air semen adalah perbandingan C. Alat
antara berat air yang digunakan dengan berat 1. Ayakan
semen. Hubungan antara faktor air semen 2. Timbangan
(f.a.s) dengan kuat tekan beton secara umum 3. Gelas Ukur
dapat ditulis dengan rumus yang diusulkan 4. Kerucut Abrams
Duff Abrams (1919) dalam Samekto dan 5. Penggaris/Meteran
Rahmadiyanto (2001 : 43), sebagai berikut : 6. Cetakan Beton
A 8. Batang Baja
Fc  1,5 X
B 9. Bak Air
10. Sendok Semen
3. METODOLOGI PENELITIAN 11. Mesin Uji Tekan
Metode yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu D. Prosedur Penelitian
penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki 1. Tahap Pemeriksaan Bahan
hubungan sebab akibat antara satu sama lain Persiapan dan pemeriksaan bahan
dan membandingkan hasilnya. Pengujian yang susun beton dilakukan di Laboratorium
dilakukan dalam penelitian ini adalah Fakultas Teknik Universitas Palembang.
pengujian kuat tekan beton. Untuk semua Bahan dan tahapan pemeriksaan meliputi :
pengujian yang dilakukan menggunakan a. Pemeriksaan Berat Jenis Pasir
standar-standar SK SNI. Adapun langkah- b. Pemeriksaan gradasi pasir
langkah metodologi yang akan dilaksanakan c. Pemeriksaan kandungan lumpur pada pasir
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. d. Pemeriksaan berat jenis batu pecah (split)
e. Pemeriksaan gradasi batu pecah/split
f. Pemeriksaan semen
g. Pemeriksaan air halus dan kasar (lihat pada lampiran).
2. Tahap Perencanaan Adukan 17. Berat jenis relatif agregat kering
Metode Metode perencanaan permukaan diperoleh dari perbandingan
campuran beton yang digunakan dalam rata-rata berat jenis agregat halus dan
penelitian ini dengan menggunakan campuran kasar.
beton dengan mutu beton rencana fc' 14,5 MPa 18. Berat jenis beton diperoleh dari grafik
(K.175). Dengan langkah kerja sebagai dengan jalan membuat grafik baru yang
berikut: sesuai dengan nilai berat jenis gabungan.
1. Menentukan karakteristik kuat tekan yang 19. Kadar agregat gabungan = berat jenis,
disyaratkan diambil 14,5 MPa atau 175 beton dikurangi jumlah kadar semen dan
kg/cm2 pada umur 28 hari dengan jumlah kadar air.
cacat 5% dari banyak sample. 20. Kadar agregat halus persentase agregat
2. Menentukan deviasi standar (s) dengan halus (No. 16) x kadar agregat gabungan
melihat tabel. (No. 19).
3. Nilai tambah (margin) menggunakan 21. Kadar agregat kasar kadar agregat
rumus = k x s. gabungan (No. 19) dikurangi kadar agregat
4. Menghitung kekuatan rata-rata yang akan halus (No. 20).
dicapai dengan menjumlahkan hasil nomor Dari langkah No.1 sampai No.21,
1 + 3. didapat susunan campuran beton teoritis untuk
5. Menetapkan jenis semen yang digunakan tiap 1 m3 yaitu diperlukan semen sebanyak
adalah semen Portland type I (No.2), air (No.11), pasir (No.20), koral
6. Menetapkan jenis agregat yang dipakai (No.21).
adalah : Dalam perhitungan yang telah
- Agregat halus : alami dilakukan, agregat halus dan agregat kasar
- Agregat kasar : alam / batu pecah / dalam keadaan jenuh kering permukaan (SSD)
split maka apabila material yang ada dilapangan
7. Faktor air semen ditentukan dengan tidak jenuh kering permukaan harus dilakukan
berpedoman pada grafik kemudian koreksi terhadap kebutuhan bahannya.
disesuaikan dengan type semen yang 3. Tahap Pengadukan beton, Pemeriksaan
dipakai dan kekuatan tekan yang Slump, dan Pembuatan Benda Uji
direncanakan pada umur 28 hari. a. Pengadukan campuran beton
8. Faktor air semen maksimum dapat dilihat 1. Agregat campuran dan semen diaduk
pada tabel yang disesuaikan dengan merata dengan menggunakan mesin molen,
kondisi penggunaan beton tersebut. sebelumnya memasukan air sekitar 80%
9. Menentukan tinggi slump dengan dari yang dibutuhkan.
menyesuaikan kegunaan dari beton 2. Selama pengadukan, sisa air dimasukan
tersebut untuk konstruksi. sedikit demi sedikit sampai airnya habis
10. Ukuran kadar agregat ditentukan dari hasil dalam waktu tidak kurang dari 3 menit.
analisa saringan dengan mengambil ukuran 3. Pengadukan dilakukan sebanyak satu kali
agregat maksimum lolos saringan. untuk setiap macam campuran dan setiap
11. Kadar air bebas dapat dilihat pada tabel pengadukan dilakukan pemeriksaan nilai
disesuaikan dengan besarnya slump dan slump.
ukuran agregat maksimum. b. Pemeriksaan slump
12. Kadar semen tiap m3 beton dihitung dari 1. Masukkan adukan beton segar kedalam
perbandingan air dengan faktor air semen kerucut abrams dalam tiga lapis, masing-
(No. 11 / No.7 ). masing sepertiga dari tinggi kerucut.
13. Kadar semen maksimum tidak ditentukan 2. Setiap lapis adukan ditusuk–tusuk dengan
jadi dapat diabaikan. batang baja sebanyak 25 kali.
14. Kadar semen minimum ditetapkan 326 3. Setelah lapis beton terakhir selesai ditusuk,
kg/m3. kemudian ditunggu selama 30 detik dan
15. Susunan besar butir agregat disesuaikan kerucut ditarik ke atas.
dengan analisa saringan yang ditentukan. 4. Nilai slump adalah selisih tinggi antara
16. Persentase agregat halus diperoleh dari kerucut abrams dengan permukaan atas
perbandingan gabungan antara agregat adukan beton setelah kerucut ditarik.
5. Pengujian slump dilakukan sebanyak 2 kali
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
untuk setiap pengadukan, kemudian
A. Pemeriksaan Agregat Halus & Kasar
hasilnya dirata-rata.
Dari pemeriksaan yang telah
c. Pembuatan benda uji
dilakukan di laboratorium didapat data – data
1. Adukan beton dimasukkan dalam cetakan
sebagai berikut :
15cm x 15cm x 15cm yang sebelumnya
1. Semen
telah diberi minyak pelumas pada bagian
Pemeriksaan secara visual
dalamnya.
menyimpulkan bahwa semen dalam keadaan
2. Cetakan diisi dengan adukan beton sebanyak
baik yaitu berbutir halus, tidak terdapat
tiga lapis kemudian dipadatkan dengan cara
gumpalan-gumpalan, sehingga semen dapat
ditusuk-tusuk dengan batang baja pemadat.
digunakan sebagai bahan susun beton. Semen
Untuk setiap lapis adukan beton dilakukan
yang digunakan adalah semen Baturaja dalam
sebanyak 25 kali tusukan secara merata
kemasan 50 kg.
sampai cetakan penuh.
3. Permukaan beton diratakan dengan batang
baja sehingga permukaan atas adukan beton 2. Pasir
rata dengan bagian atas cetakan kemudian Pasir berasal dari sungai musi
diberi tanda nomor dan tanggal. a. Bearat jenis pasir
d. Tahap Perawatan Benda Uji Pasir Sungai Musi termasuk dalam
Sehari setelah beton dicetak, kemudian agregat normal (berat jenisnya antara 2,5 -
cetakan dibuka, kemudian benda uji 2,7), sehingga dapat dipakai untuk beton
dimasukkan ke bak air yang telah tersedia normal dengan kuat tekan 15-40 MPa [9].
di Laboratorium untuk direndam selama b. Kadar Lumpur
beberapa periode tertentu yaitu selama 7 Pada pemeriksaan kali ini kadar
hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. lumpur yang didapatkan sebesar 1,3%, Dengan
e. Tahap Pengujian Kuat Tekan Beton demikian pasir Sungai Musi memenuhi syarat
Pengujian kuat tekan beton ini dan dapat digunakan sebagai bahan susun
bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton beton. Untuk pasir dengan kandungan lumpur
yang dibuat apakah telah sesuai dengan yang yang lebih dari 5 % atau melebihi dari
telah direncanakan [6]. Peralatan yang peraturan SK-SNI-S-04-1989-F kadar lumpur
digunakan adalah Timbangan dan Mesin Uji maksimum pasir ialah 5%, maka sebelum
Kuat Tekan. dipakai pasir tersebut hendaknya dicuci
Langkah-langkah kerjanya adalah : terlebih dahulu.
- Kubus beton yang di rendam atau di rawat
setelah mencapai umur yang direncanakan 3. Koral
maka beton tersebut diangkat dari Pada kondisi kering didapat berat jenis
perendaman. Kubus beton dikeringkan dari Batu pecah/split Ex Lahat adalah 2,58 ton/m 3.
air kemudian ditimbang untuk mengetahui Batu pecah/split Ex Lahat termasuk dalam
berat isi dari beton keras. agregat normal (berat jenisnya antara 2,5-2,7),
- Setelah itu dilakukan pengujian kuat tekan sehingga dapat dipakai untuk beton normal
dengan menggunakan mesin uji kuat tekan. dengan kuat tekan 15-40 MPa [9].
- Pengujian kuat tekan dilakukan sampai
beton tersebut tidak mampu lagi memikul 4. Air
beban yang diberikan oleh mesin penguji Air harus bersih, tidak mengandung
kuat tekan. lumpur, minyak dan benda terapung lainnya
f. Analisis Data yang dapat dilihat secara visual. Setelah
1. Berat jenis pasir dilakukan pengamatan secara visual terhadap
2. Berat jenis batu pecah/split air yang akan digunakan, menunjukkan sifat-
3. Kandungan lumpur pada pasir sifat antara lain tidak berwarna, tidak berbau,
4. Kuat tekan beton jernih (tidak mengandung lumpur), dan benda
terapung lainnya sehingga air tersebut
dianggap memenuhi syarat [17]. Pada
penelitian ini air didapat dari instalasi air
bersih di Laboratorium Fakultas Teknik
Universitas Palembang yaitu Air PDAM Tirta 16 Susunan Grafik 3 Daerah
Musi Palembang. besar butir s/d 6 gradasi
agregat susunan
5. Daftar Isian (formulir) Perencanaan halus butir IV
Campuran Beton 17 Persen 36 persen
Tabel / agregat
Grafik Halus
No Uraian Nilai
Perhitunga 18 Berat jenis 2,5512
n relatif,
1 Kuat tekan Ditetapkan 14,5 MPa agregat
yang Ayat 3.3.1 pada 28 hari (kering
diisyaratkan bagian cacat permukaan)
5% 19 Berat jenis Grafik 13 2354 kg / m3
2 Deviasi Tabel 1 7,5 N / mm2 beton
Standar atau tanpa 20 Kadar 19 – (12 + 2354 – (326
data…N/mm
2
Agregat 11) + 215) =
Gabungan 1813 kg/m3
3 Nilai Ayat 3.3.2 ( k=1,64 ) 21 Kadar 17 × 20 36% × 1813
Tambah ( 1+3 ) 1,64 × 7,5 = Agregat = 652,68
(margin) 12,3 N/mm2 Halus kg/m3
4 Kekuatan Ditetapkan 22,5 + 12,3
22 Kadar 20-21 1813 –
rata-rata = 34,8 N/
agregat 652,68 =
yang mm2
kasar 1.160,32
ditargetkan
kg/m3
5 Jenis semen Ditetapkan Portland
Type I
6 Jenis Batu Pecah B. Hasil pengujian slump beton
agregat : Nilai
Tanggal
kasar Beton slump
cor
(cm)
Jenis 12-4-2018 Normal 7,7
Pasir
agregat : Penambahan
halus 13-4-2018 limbah pecahan 7
7 Faktor air Tabel 2 0,56 (ambil plastik 10 x 10-3 kg
semen Grafik1/2 nilai yang Penambahan
bebas terkecil) 14-4-2018 limbah 6,3
8 Faktor air Ditetapkan 0,66 pecahan
semen Ayat 3.3.3 plastik 10 x 10-3 kg
maksimum Penambahan
9 Slump Ditetapkan Slump 60 – 15-4-2018 limbah 6
Ayat 3.3.4 100 mm pecahan
10 Ukuran Tabel 6 40 mm plastik 30 x 10-3 kg
agregat Ayat 3.3.5
maksimum
11 Kadar air Tabel 4 215 kg/m3
bebas
12 Jumlah 11:8 atau 7 215 : 0,66 =
semen 326 kg/m3
13 Jumlah Ditetapkan 326 kg/m3
semen
maksimum
14 Jumlah Ditetapkan 275 kg/m3
semen Ayat3.3.2
minimum
15 Faktor air Ditetapkan
semen yang
disesuaikan Berdasarkan grafik tersebut dapat
diketahui bahwa slump yang dicapai mulai dari
beton normal, beton dengan material limbah
pecahan plastik sebagai bahan tambahan
agregat kasar 10 x 10-3, 20 x 10-3, 30 x 10-3
masih memenuhi slump yang disyaratkan
5. KESIMPULAN
antara 60 – 100 mm. Dari penelitian yang telah
dilaksanakan dan dari hasil yang telah dicapai,
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
C. Hasil Pengujian Kuat Tekan
berikut :
Rekapitulasi Evaluasi Hasil Uji Kuat
1. Dari evaluasi hasil kuat tekan beton K.175
Tekan Beton dengan material limbah pecahan
yang dihasilkan dari campuran tambahan
plastik sebagai bahan tambahan agregat kasar
limbah plastik sebanyak 00 x 10-3, 10 x 10- 3,
10 x 10-3, 20 x 10-3, 30 x 10-3 pada umur 7, 14,
20 x 10-3 dan 30 x 10-3 adalah :
21 dan 28 hari
- Beton K.175 normal tanpa menggunakan
campuran tambahan limbah plastik pada
Kuat Tekan (Kg/Cm2) umur 28 hari didapat kuat tekan sebesar
175,12 kg/cm2.
Perlakuan
Beton Umur Umur Umur Umur - Beton K.175 yang menggunakan campuran
K.175 Beton Beton Beton Beton tambahan limbah plastik sebesar 10 x 10-3
7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
pada umur 28 hari didapat kuat tekan
sebesar 172,10 kg/cm2.
Beton 129,83 152,47 168,47 175,12 - Beton K.175 yang menggunakan campuran
Normal tambahan limbah plastik sebesar 20 x 10-3
pada umur 28 hari didapat kuat tekan
Penambaha sebesar 163,04 kg/cm2.
n limbah - Beton K.175 yang menggunakan campuran
pecahan 122,28 140,40 151,72 172,10
plastik 10 x tambahan limbah plastik sebesar 30 x 10-3
10-3 kg pada umur 28 hari didapat kuat tekan
sebesar 158,51 kg/cm2.
Penambaha 2. Dari hasil evaluasi kuat tekan yang didapat pada
n limbah
pecahan 126,81 137,38 144,92 167,04
pengujian, beton yang mengandung campuran
-3 plastik 10 x tambahan limbah plastik-3sebesar -3 -3
10-3 kg 00 x 10 , 10 x 10 , 20 x 10 dan 30 x 10
tidak mempunyai kuat tekan yang melebihi
Material dari beton K.175.
Penambaha
n limbah
122,28 130,58 141,91 158,51
pecahan
plastik 30 x DAFTAR PUSTAKA
10-3 kg
[1] Tjokrodimulyo, K., 1992, “Teknologi
Sumber : Hasil uji Laboratorium Beton”, Buku Ajar Pada Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
[2] Tjokrodimuljo, K., 2003, Teknologi
Bahan Konstruksi, Buku Ajar. Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya.
Yogyakarta.
[3] Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di
Indonesia (PUBI-1982) Direktorat
Penyelidikan Masalah Bangunan.
[4] SNI 03-1970-2008 Cara Uji Berat Jenis
dan penyerapan air agregat halus, Badan
Standarisasi Nasional
[5] SNI 03 – 2834-2000 “Tata Cara
Pembuatan Campuran Beton Normal”
Badan Standarisasi nasional (BSN) ICS
91.100.30
[6] SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat
tekan beton, badan standarisasi nasional
(BSC) ICS 91.100.30
[7] Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton.
Andi: Yogyakarta.
[8] Bayu Krisfinanto : Metode
Perawatan Beton (Curing),
bayugembell.blogspot.co.id 2011.
[9] Tjokrodimulyo, K. 1996. Teknologi
Beton. Nafiri: Yogyakarta.
[10] SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian
Analisa Saringan Agregat halus dan
Kasar, Badan Standarisasi Nasional
[11] SNI 03-1972-1990 Metode Pengujian
Slump Beton, Badan Standarisasi
Nasional
[12] SNI 03–6820–2002 (2002:171),
[13] Persyaratan batu pecah yang digunakan
dalam campuran beton (1982)
Departemen Pekerjaan Umum.
[14] Tjokrodimulyo, K. 1996. Teknologi
Beton. Nafiri: Yogyakarta.
[15] Dept. Pekerjaan Umum, Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Beton (SNI DT-91-0008-2007).
[16] Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton
Bertulang Berdasarkan SK SNI-T-15-
1991-03 Departemen Pekerjaan Umum
RI. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
[17] SK SNI-S-04-1989-F,
“SPESIFIKASI
BAHAN BANGUNAN BAGIAN A)
[18] Duff Abrams (1919) dalam Samekto dan
Rahmadiyanto (2001 : 43)

Anda mungkin juga menyukai