Anda di halaman 1dari 6

Vol. I No.

1 Januari 2018 Rang Teknik Journal


http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Perbandingan Kuat Tekan Beton Antara Campuran Aggregat Kasar Batu Pecah (Split)
Dengan Batu Alam Palembayan Untuk Beton Struktur

Masril
Dosen Tetap FT . UMSB
Email : mril6030@gmail.com

Abstrak: Kekuatan beton sekarang ini sangat dipengaruhi oleh bahan dan material yang
digunakan serta dilatar belakangi oleh dua jenis aggregat kasar dan mutu beton yang dipakai
untuk struktur bangunan. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan struktur saat ini.
Pemilihan material beton dilakukan untuk menentukan kekuatan karakteristik dari struktur
beton itu sendiri, material dari aggregat kasar yang dipergunakan aggregat kasar batu pecah
(split) dan aggregat kasar batu alam kemudian yang sangat menentukan sekali adalah aggregat
halus.
Dalam penelitian perbandingan campuran beton memakai aggregat halus pasir murni dengan
membandingkan aggregat halus yang dicampur dengan debu batu bara dengan porsentase
campurannya 1%, 2%, 5%, 10% dan 15% , kemudian diukur nilai slump dengan dengan air
yang bervariasi dan air untuk 1m3 campuran membutuhkan air yang maksimalnya sekitar 259
liter, masing-masing dilakukan pengujian terhadap benda uji berbentuk selinder pada umur 7
hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari, dan analisa akhir pada penelitian ini adalah umur 28 hari,
ternyata campuran beton aggregat halus dicampur dengan debu batu bara lebih tinggi kuat
tekan beton struktur, pada mutu beton rencana yang sama (K 250), dengan selisih pebedaan
sekitar 5%.

Kata Kunci : Uji Kuat Tekan Beton

Abstract: The strength of concrete is now strongly influenced by the materials and materials
used and backdropped by two types of coarse aggregates and concrete quality used for
building structures. So as to meet the needs of the current structure.
The selection of the concrete material is carried out to determine the characteristic strength of
the concrete structure itself, the material of coarse aggregates employed by crude aggregates of
split rock and rough aggregates of natural stones then of greatest determination are fine
aggregates.
In the comparative study the concrete mixture uses fine aggregate of pure sand by comparing
the fine aggregate mixed with coal dust with mixed percentage of 1%, 2%, 5%, 10% and 15%,
then measured slump value with varying water and water for 1m3 mixture requires maximum
water of about 259 liters, each tested on cylindrical test specimen at 7 days, 14 days, 21 days
and 28 days, and final analysis in this study is 28 days, it turns out a fine aggregate concrete
mixture mixed with coal dust higher compressive strength of concrete, on the same concrete
plan quality (K 250), with difference of about 5% difference.
Keywords : Strong Pressure Concrete Test

I . PENDAHULUAN keinginan untuk mendapatkan hasil


A . Latar Belakang yang banyak sehingga melupakan
Untuk bangunan teknis maka material persyaratan teknis konstruksi yang di
harus mempunyai sifat tahan terhadap syaratkan. Sebagai alat kontrol maka
pengaruh cuaca dan kekuatannya fungsi laboratorium akan selalu dapat
memenuhi.karakteristik perencanaan dipakai sebagai pedoman untuk
yang dipakai sebagai dasar mengendalikan mutu, tanpa harus
perhitungan. membuat suatu konstruksi yang
Pada umumnya para pekerja cendrung mempunyai yang sangat berlebihan
untuk mengerjakan pekerjaan dengan
baik, tetapi sering terjadi adanya
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
52
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

B . Rumusan Masalah specific garfity dan penyerapan (


Dalam penelitian ini penulis hanya absorption ) dari agregat menurut
meneliti perbandingan kuat tekan prosedur ASTM C 127, Nilai ini
beton antara campuran aggregat kasar diperlukan untuk menetapkan besarnya
batu pecah (split) ukuran 2/3 cm komposisi volume agregat dalam
dengan aggregat kasar dari batu alam adukan beton.
untuk mutu beton K. 250, ini akan 4. Agregat Klas B.
sangat erat hubungannya dengan Menggunakan Kerikil ( grogol) yang
pelaksanaan pekerjaan beton dipecahkan dengan Stone Grusher
bertulang nantinya. dengan spesifikasi campuran yaitu
agregat 41 % dan agregat 59 % .
C.Maksud dan Tujuan Penelitian Agregat Klass B ini digunakan untuk
tujuan dan maksud penulisan ini perkerasan bahu jalan
adalah menentukan perbandingan kuat Sebagai lapis pondasi yang akan
tekan beton antara campuran aggregat Gradasi seragam (Uniform graded)
kasar batu pecah (split) dengan batu Mempunyai ukuran butir yang sama,
alam untuk beton struktur, disamping tidak stabil dan kekuatan diperoleh dari
itu penulis ingin mengetahui lebih kontak antar butir.
dekat lagi penerapan teori-teori yang Yang harus dipenuhi oleh suatu
perkuliahan dengan pelaksanaan yang material adalah :
sebenarnya. Dengan penulisan ini agar Sebagai lapis pondasi yang akan
menambah ilmu dan pengalaman memikul beban lalu lintas dan meneruskan
terutama bagi penulis sendiri ke lapis pondasi bawah, maka kualitas
D. Ruang lingkup/batasan penelitian agregat adalah merupaka factor yang sangat
Dalam menganalisa Agregat kasar penting. Untuk itu agar memenuhi
penulis membatasi masalah yang akan persyaratan laboratorium, sehingga diketahui
dibahas pada penelitian ini adalah mutu agregat yang akan dipergunakan dan
Hanya Menghitung kuat tekan beton pengujian tersebut antara lain adalah sebagai
mutu beton dengan mebandingkan berikut :
kekuatan dengan memakai split dan a. Gradasi dan ukuran butir
agregat batu alam . Syarat utama campuran agregat
sebagai bahan konstruksi perkerasan
II . KAJIAN PUSTAKA jalan adalah gradasi yang dipakai akan
Untuk kepentingan pelaksanaan menentukan kestabilan konstruksi
pembangunan secara umum , pengunaan jalan. Pada garis besarnya ada 3 (tiga)
agregat dilapangan dapat diyakini setelah macam campuran agregat yaitu :
melaui kegiatan pengujian seperti : x Gradasi menerus (butir-butir
1. Pemeriksaan Berat Volume. halus mengisi pori-pori secara
Pegujian ini untuk menentukan berat cukup), campuran ini
isi agregat atau campuran yang mempunyai stabilitas tinggi,
didefinisikan sebagai perbandingan karena adanya interlocking
antara berat material kering dengan yang baik antara agregat.
volumenya. Kekuatan diperoleh dari kotak
2. Analisa saringan agregat antara butir dan stabilitas bisa
Menentukan pembagi butir (gradasi) ditingkatkan dari sifat-sifat
agregat . Data Distribusi butiran pada kohesi butir halus yang
agregat diperlukan dalam perencanaan mengisi void (ruang).
adukan beton. Pelaksanaan Penentuan x Gradasi timpang (Gap graded)
gradasi ini dilakukan pad agregat kasar Sebagian ukuran butir hampir
3. Analisis Specific ± Grafity dan seragam, mempunyai sifat
penyerapan agregat Kasar.pegujian ini kurang stabil dan kurang
untuk menentukan Bulk dan Apparent
ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 53
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

kedap karena terdapat ruang konstruksi perkerasan, terutama


antar agregat. Gradasi jenis ini berpengaruh terhadap kemampuan
lebih sesuai untuk agregat pemadatan.
campuran hot rolled shet Bentuk butiran yang bulat /
(HRS), karena mempunyai lonjong kurang membentuk
cukup ruang untuk bitumen. bidang kontak antara agregat
b. Kekerasan / Keausan (strength karena bidang sentuhnya hanya
and tougness) merupakan garis singgung atau
Pada pekerjaan jalan, sebelum titik,s ehingga terdapat ruang
agregat mengalami proses antara yang besar. Bentuk butiran
pemecahan penghancuran dan yang pipih mempunyai peluang
penghalusan baik waktu crushing akan berubah bentuk butiran yang
maupun pada waktu baik berbentuk kubus. Dalam
penghamparan dan pemadatan. pelaksanaan, batasan penggunaan
Begitu pula halnya pada waktu bentuk butiran dipertimbangkan
agregat menerima beban lalu antara lain sebagai berikut :
lintas, jika sifat kekerasan agregat - Untuk lapis pondasi bawah,
tidak dipenuhi maka agregat bisa bentuk butiran bulat masih
pecah dan jika hal ini terjaadi bisa dapat dipergunakan.
maka konstruksi perkerasan yang - Untuk lapis pondasi entuk
telah direncanakan tidak bisa butiran bulat masih ada
mencapai umur rencana. digunakan dengan batasan
Pengujian ketahanan terhadap 40% agregat bulat tersebut
keausan di laboratorium dilakukan minimal mempunyai satu
dengan mesin pengaus Los bidang pecah.
Angeles abrasion machine. - Untuk lapis permukaan
c. Ketahanan tarhadap pelapukan butiran berbentuk bulat tidak
(soundness) diperbolehkan jadi seluruh
Pengaruh cuaca terhadap agregat agregat harus berbentuk
sebagai bahan perkerasan akan kubus / pecah.
menimbulkan pelapukan f. Absorsi
(weathering) begitu pula pengaruh Pemeriksaan absorsi di
kondisi lingkungan. Akibat laboratorium biasanya dilakukan
konstruksi tidka awet / tahan, bersamaan dengan proses
gradasi agregat berubah sehingga pemeriksaan berat jenis.
konstruksi perkerasan tidak stabil. Absorsi dan berat jenis nilai juga
d. Tekstur permukaan dapat dipakai untuk identifikasi
Susunan permukaan yang kasar kekuatan / kekerasan suatu
akan mempunyai kecenderungan agregat. Jika dibandingkan dengan
nambah kekuatan campuran bila sifat-sifat agregat lainnya maka
dibandingkan dengan permukaan absorsi tidak terlalu besar
yang licin dan permukaan yang pengaruhnya tehadap kekuatan,
kasar akan menimbulknan ikatan tetapi berpengaruh dalam segi
yang baik antara butiran dan akan ekonomisnya apabila digunakan
menimbulkan ikatan yang baik dalam campuran aspal beton.
pula terhadap agregat dan bitumen Maksudnya adalah apabila absorsi
yang kasar umumnya akan besar maka aspal yang diserap
meningkatkan stabilitas dan oleh agregat tersebut akan
keawetandalam campuran menjadi besar pula sehingga
butimen. diperlukan pemakaian aspal yang
e. Bentuk butiran besar
Bentuk butiran akan mempunyai g. Kebersihan
beberapa pengaruh terhadap
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
54
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Agregat yang akan (workability) dan kehalusan muka


dipergunakanuntuk konstrukai (finishability) beton basah yang
perkrasan harus bersih dari bahan- ditentukan dari :
bahan kotoran yang tidak a. Volume pasta adukan.
dikehandaki yang dapat b. Keenceran pasta adukan.
merugikan campuran perkerasan c. Perbandingan campuran aggregat
itu sendiri hal ini dalam halus dan kasar.
persyaratan dibatasi. 2. Kekuatan rencana dan ketahanan
Kebersihan agregat sering dapat (durability) pada kondisi beton
ditentukan dengan pemerikasaan setelah mengeras.
secara visual sedangkan di 3. Ekonomis dan optimum dalam
laboratorium digunakan dengan pemakaian semen.
metode sand equivalent test, yang Prosedur perencanaan adukan beton terdiri
merupakan perbandingan relatif dari beberapa tahap pekerjaan :
antara bagian yang merugikan 1. Menetapkan konsistensi beton dengan
terhadap agregat yang lolos SLUMP rencana berdasarkan Tabel. III-3.
saringan No. 4 2. Menetapkan ukuran maksimum aggregat
h. Berat jenis kasar yang dipakai sesuai dengan jenis
Penentuan berat jenis ini terutama konstruksi dari Tabel.III-4.
dipergunakan untuk campuran 3. Berdasarkan nilai SLUMP dan ukuran
aspal beton, untuk campuran aggregat rencana, gunakan Tabel.III-5
agregat tanpa bitumen berat jenis untuk memperoleh jumlah air untuk setiap
tidak terlalu penting. Batasan- m3 beton, dan persentase udara yang
basatasan yang harus dipenuhi terperangkap.
oleh agregat kelas A adalah 4. Dari dua penentuan nilai w/c ratio, yang
sebagai berikut : masing-masing diperoleh atas batasan
- Fraksi agregat kasar yang sifat ketahanan beton terhadap lingkungan
lolos ayakan 50 mm dana (Tabel.III-1) dan atas kekuatan rencana
tertahan ayakan 4,75 mm beton (Tabel.III-2), gunakan nilai w/c
harus terdiri dari partikel yang ratio yang bernilai lebih kecil bagi
keras, awet dan jika perencanaan.
dihasilkan dari kerikil maka 5. Jumlah semen dihitung dengan membagi
tidak kurang dari 50% berat besaran jumlah air yang diperoleh pada
agregat harus terdiri partikel langkah 3 dengan nilai w/c ratio :
yang memiliki paling sedikit Jumlah semen = Jumlah air «« ,,,-1)
satu muka bekas pecahan dan (w/c) ratio
jika kelebihan butir halus 6. Dengan besaran diameter maksimum
kerikil tersebut harus diayak. aggregat kasar dan nilai modulus
- Fraksi agregat halus kehalusan aggregat halus rencana,
Agregat halus yang lolos berdasarkan Tabel.III-6 ditetapkan
ayakan 4,75 mm harus terdiri persentase volume aggregat kasar/m3
dari pertikel pasir alami atau beton. Berat total aggregat kasar yang
pasir pecah serta material digunakan diperoleh dari perkalian
halus lainnya. persentase volume dengan satuan berat
aggregat.
III . METODE PENELITIAN 7. Volume aggregat halus (pasir) dihitung
Perencanaan campuran beton untuk dari selisih volume total beton dengan
mendapatkan campuran beton yang (volume semen + volume aggregat kasar
memenuhi syarat ± syarat sebagai berikut : + volume air dan udara yang
1. Kekenyalan tertentu yang terperangkap). Dengan nilai specific
memudahkan adukan beton gravity yang diketahui, dihitung berat
ditempatkan pada cetakan / bakisting rencana aggregat halus.
ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 55
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

8. Jumlah unsur adukan untuk jumlah S= 101.74 = 5.82 kg/cm²


kubikasi beton tertentu dihitung atas dasar 4-1
jumlah perlu bagi pengecoran. Kekuatan tekan karakteristik beton :
9. Untuk kondisi lapangan, modifikasi bagi V¶bk = V¶bm - 1.64 . S
konsistensi w/c ratio disesuaikan dengan = 271.99 ± ( 1.64 x 5.82 ) = 262.44
sifat bahan. Jika G merupakan berat bahan kg/cm²
rencana yang diperoleh dari table-tabel, m
adalah kadar kelembaban bahan IV.2 Untuk benda uji campuran aggregat
dilapangan dan a adalah kemampuan kasar batu alam :
absorpsi dilapangan (m dan a dalam x ¦ V¶b = 252.38 + 255.80 + 255.80 +
persentase), maka : 262.62 = 1026.60 kg/cm².
a. Tambahan air yang diperlukan = x V¶ bm = 1026.60 = 256.65 kg/cm²
G(a ± m)/(1-P «« ,,,-2).
b. Tambahan aggregat yang 4
diperlukan = G(m-a)/(1-P « ,,,-3) Tabel (IV-4) Kekuatan tekan beton masing
Adapun yang akan dilakasnakan umur 28 hari (V¶b) ± Kekuatan tekan
penelitiannya adalah beton rata-rata (V¶bm)
- Analisa saringan agregat halus dan V¶b - V¶bm (V¶b - V¶ bm)
agregat kasar.
(kg/cm²) ²(kg/cm²)
- Pemeriksaan kadar orgnanik dalam
agregat.
- Pemeriksaan kadar lumpur dalam 1 252.39 ± 256.65 = 18.23
agregat =3.7 % < 5 % -4.26
- Pemeriksaan kadar air Agregat 2 255.80 ± 256.65 = 0.72
Prosentasenya adalah 5,023 % -0.85
- Berat Voume Agregat kasar=1,57. 3 255.80 ± 265.65 = 0.72
- Berat Volume Agregat Halus=1,5 -0.85
- Spesisifik grafiti agregat halus=2,5 4 262.62 ± 256.65 = 35.64
- Spesifik garafiti agregat kasar =2,8 5.97
- Perencanaan beton segar K250 atau Jumlah 55.31
)F¶ 0SD Nilai deviasi standar benda uji :

IV . ANALISIS DATA x S = 55.31 = 4.29 kg/cm²


IV.1 Untuk benda uji campuran
aggregat kasar batu pecah 4-1

x ¦ V = 279.67 + 269.44 + 272.85 + Kekuatan tekan karakteristik beton :


b
266.03
x V 1087.99 = 271.99 x V¶bk = V¶ bm - 1.64 . S
bm =
kg/cm²
4 = 256.65 ± ( 1.64 x 4.29 )
perhitungan kekuatan tekan beton yang
= 250.61 kg/cm² / 21,30 mpa
didapat pada umur 28 hari
(V¶b) ± kekuatan beton rata ± rata (V¶bm).
V . IMPULAN DAN SARAN
N V¶b - V¶bm (V¶b - 1. SIMPULAN
o (kg/cm²) V¶bm)² Dari perhitungan dan analisa data percobaan
(kg/cm²) maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
1 279.67 - 271.99 = 7.68 58.98 campuran struktur beton dalam pemakaian
2 269.44 ± 271.99 = - 2.55 6.50 aggregat kasar yang berbeda antara batu
3 272.85 ± 271.99 = 086 0.74 pecah dengan batu alam, dengan ketentuan
4 266.03 ± 271.99 = - 5.96 35.52 yang sama dan K 250, yang dilakukan dalam
Nilai deviasi standar benda uji : penelitian ini adalah sebagai berikut :
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
56
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

1. Untuk benda uji campuran beton aggregat DAFTAR PUSTAKA


kasar batu pecah, hasil percobaan yang - PBI 1971 dan Skni 2002.
didapat nilainya sebagai berikut : - Sukirman , Silvia ,1992, Perkerasan
- Kekuatan tekan beton rata ± rata lentur Jalan Raya , Penerbit Nova
( V¶bm ) = 271.99 kg/cm². Bandung.
- Nilai standar deviasi benda uji ( S ) - Sukirman , Silvia 2007, Beton Aspal
= 5.82 kg/cm². Campuran panas, Edisi ke 2
- Nilai tekan beton karakteristik (V¶bk ) Penerbit Obor Indonesia , Jakarta
= 262.44 kg/cm².
- Kekuatan tekan beton rencana ( K )
= 250 kg/cm².
2. Untuk benda uji campuran beton dengan
aggregat kasar batu alam.
Hasil penelitian yang didapat nilainya
sebagai berikut :
- Kekuatan tekan beton rata ± rata
(V¶bm ) = 256.65 kg/cm²
- Nilai deviasi standar benda uji
(S) = 4.29 kg/cm².
Kekuatan tekan beton karakteristik (V¶bk)
= 250.61 kg/cm²./21,30 Mpa
Kekuatan beton rencana
( K ) = 250 kg/cm².=21,3 Mpa

2. SARAN ± SARAN
1 Untuk mendapatkan mutu beton yang
lebih baik, sebaiknya dilakukan
pengujian dengan metode yang lain,
seperti K 275/22,9 Mpa dan K
300/24,9Mpa .
2. Didalam pengujian hendaknya dilakukan
dengan bahan yang berbeda seperti
aggregat batu pecah dengan ukuran yang
lain maupun aggregat batu alamnya,
untuk lebih mengetahui tentang kekuatan
beton dengan campuran aggregat kasar
yang bebeda.
3. Dalam melakukan penelitian
dilaboratorium pengendalian (kontrol)
terhadap bahan campuran beton lebih
diketatkan atau teliti.
4. Untuk melaksanakan sebuah konsturksi
struktur beton yang mempunyai beban
yang sangat besar atau kuat tekannya
besar ada baiknya untuk pemakaian
aggregat kasar batu pecah karena telah
kita teliti dilaboratorium aggregat kasar
batu pecah lebih besar kekuatan tekannya
dibandingkan dengan aggregat kasar batu
alam.

ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 57


EISSN 2599-2090

Anda mungkin juga menyukai