Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

STUDI PENGARUH METODE PEMADATAN BETON


K-300 TERHADAP KUAT TEKAN DAN SEGREGASI

Deno Meliansyah Putra ¹


¹CV. ARCH STUDIO

ABSTRAK

Beton digunakan sebagai pembentuk struktur untuk pondasi, kolom, balok, pelat atau pelat
cangkang, dalam penggunaan pada bangunan air, beton digunakan untuk bangunan air seperti
bendungan, saluran dan drainase perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh metode pemadatan beton K-300 dengan menggunakan alat pemadatan terhadap kuat
tekan dan segregasi beton.
Terdapat tiga metode dalam pemadatan beton yaitu dengan cara menggunakan tongkat
pemadat/besi manual dengan panjang 60 cm dan diameter 15 mm. Metode dengan menggunakan
penggetar internal yaitu menggunakan mesin penggetar yang berupa tongkat dengan tekanan
6000 rpm. Metode dengan penggetar external yaitu menggunakan mesin penggetar yang berupa
meja dengan getaran minimum 6000 rpm.
Masing-masing metode pemadatan memiliki pengaruh terhadap kuat tekan beton, metode
pemadatan dengan menggunakan mesin penggetar memiliki nilai kuat tekan beton terbaik.
Pemadatan jelas memiliki pengaruh terhadap segregasi beton, metode pemadatan yang memiliki
pengaruh terhadap segregasi terbanyak adalah metode pemadatan dengan menggunakan mesin
penggetar sedangkan dari segi pencapaian kuat tekan dan waktu proses secara keseluruhan yaitu
dengan menggunakan mesin penggetar.

Kata Kunci : Pengujian, Beton K-300, Metode Pemadatan

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang atau sejenismetal agar kekuatan
Beton merupakan material tariknya bertambah dan berperilaku
konstruksi yang mempunyai sebagai material komposit.
durabilitas yang tinggi, perilaku serta Beton yang digunakan sebagai
kinerja dengan ketahanan yang baik struktur dalam konstruksi teknik sipil,
terhadap lingkungan luar serta unggul dapat dimanfaatkan untuk banyak hal.
dalam hal kuat tekan, akan tetapi Beton digunakan sebagai pembentuk
lemah terhadap kekuatan tarik. Dalam struktur untuk pondasi, kolom, balok,
aplikasinya, lemahnya kemampuan pelat atau pelat cangkang. Dalam
beton terhadap tarik, dapat diperbaiki penggunaan pada bangunan air, beton
dengan menambahkan tulangan baja digunakan untuk bangunan air seperti

1
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

bendungan, saluran, dan drainase Pada umumnya, metode yang


perkotaan. Dalam penggunaan pada paling sering digunakan pada
bidang transportasi, beton digunakan proyek sedang-besar yaitu dengan
dalam pekerjaan rigid pavement menggunakan metode penggetar
(lapis keras permukaan yang kaku), internal sesuai dengan ketentuan
saluran samping, gorong-gorong, dan penggunaannya. Sedangkan metode
lainnya. Sehingga beton digunakan yang sering digunakan pada proyek
hampir di semua aspek teknik sipil. pembangunan kecil yaitu dengan
Struktur beton dapat didefinisikan menggunakan metode penggetar
sebagai bangunan beton yang terletak manual. Pada perlakuan pemadatan
di atas tanah yang menggunakan atau Beton K-300 sebagai benda uji pada
tidak menggunakan tulangan (ACI, laboratorium, yang sering
1990). Struktur beton sangat digunakan yaitu metode manual dan
dipengaruhi oleh komposisi dan metode pemadatan dengan
kualitas bahan-bahan pencampur penggetar luar.
beton, yang dibatasi oleh kemampuan 1.2 Perumusan Masalah
daya tekan beton (in a state 1. Bagaimana pengaruh metode
compression) seperti yang tercantum pemadatan Beton K-300 terhadap
dalam perencanaannya. kuat tekan?
Dalam hal ini peneliti 2. Bagaimana pengaruh metode
bermaksud untuk mengetahui pengaruh pemadatan terhadap segregasi
metode pemadatan Beton K-300 dengan yang dapat terjadi pada Beton K-
menggunakan alat pemadatan terhadap 300?
kuat tekan dan segregasi beton. 1.3 Tujuan Penelitian
Diharapkan dengan melakukan Sesuai dengan permasalahan
penelitian ini dapat memberi kontribusi yang disampaikan, maka tujuan dari
untuk perkembangan ilmu dan teknologi penelitian ini adalah:
tentang material beton dengan harapan 1. Menerapkan pedoman
dapat mengetahui metode efektif perencanaan campuran beton (
dalam memadatkan Beton K-300 dan mix design ) menurut SNI 03-
dapat meningkatkan mutu kuat tekan 2834-2000 yang digunakan
beton. sebagai standar perencanaan oleh

2
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

Departemen Pekerjaan Umum di digunakan sebagai pedoman secara


Indonesia umum di dalam dunia teknik sipil.
2. Untuk meneliti karakteristik bahan
penyusun beton, meliputi: TINJAUAN PUSTAKA
a. Agregat kasar: gradasi, 2.1 Landasan Teori
berat jenis, beratsatuan, 2.1.1 Beton
kadar air. Nawy (1985:8)
b. Agregathalus: gradasi, mendefinisikan beton sebagai
berat jenis, kadar lumpur, sekumpulan interaksi mekanis dan
berat satuan dan kadar air. kimiawi dari material
3. Untuk mengetahui pengaruh pembentuknya. Brook (1987)
penggunaan pemadat Beton K-300 definisi lain ditinjau dari
terhadap kuat tekan dan segregasi keragaman material pembentuk
beton beton yaitu bahan yang terbuat dari
1.4 Kegunaan Penelitian berbagai macam tipe semen,
Penelitian terhadap pengaruh agregat dan juga bahan pozzolan,
metode pemadatan tentu akan abu terbang, terak tanur tinggi,
memberikan manfaat yang besar. serat dan lain-lain.
Secara umum penelitian ini bertujuan Secara umum proporsi komposisi
untuk dapat memberikan pengetahuan unsur pembentuk beton normal
dan pemahaman terhadap proses yaitu agregat kasar dan agregat
pemadaatan yang optimal halus 60% - 80%, semen 7% -
terhadapbeton dan upaya perbaikan 15%, udara 1% - 8% dan air 14% -
penggunaan beton secara praktis untuk 21%. Untuk mencapai kuat tekan
meningkatkan efektivitasnya. Secara beton perlu diperhatikan
khusus dapat mengetahui pengaruh kepadatan dan kekerasan
metode pemadatan Beton K-300 massanya; umumnya semakin
terhadap kuat tekan dan segregasi padat dan keras massa agregat
beton, sehingga diyakini bahwa akan semakin tinggi kekuatan dan
metode pemadatan dapat berdampak daya tahannya.
pada kepadatan beton.Selain itu, hasil 2.1.2 Syarat-Syarat Campuran Beton
penelitian ini juga diharapkan dapat Perencanaan campuran
beton untuk menentukan proporsi

3
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

semen, agregat halus, agregat selebihnya pasir dan kerikil.


kasar, air, serta bahan tambahan Campuran tersebut setelah
yang digunakan harus memenuhi mengeras mempunyai sifat yang
persyaratan sebagai berikut : berbeda-beda tergantung cara
1. Kekenyalan tertentu yang pembuatannya. Perbandingan
memudahkan adukan beton campuran, cara mencampur,
ditempatkan pada mengangkut, mencetak,
cetakan/bekisting memadatkan, merawat, dan
(workability) dan kehalusan sebagainya akan mempengaruhi
muka beton basah, yang sifat-sifat beton.
ditentukan dari : Sifat-sifat beton tidak selalu semua
a. Volume pasta adukan. harus dimiliki oleh setiap
b. Keenceran pasta adukan. konstruksi beton, dan sifat-sifat
c. Perbandingan campuran tersebut juga relatif ditinjau dari
agregat halus dan kasar. sudut pemakaian beton itu sendiri.
2. Kekuatan rencana dan Hal yang penting adalah beton
ketahanan (durability) pada harus memiliki sifat-sifat yang
kondisi beton setelah sesuai dengan tujuan pemakaian
mengeras. beton itu.
3. Ekonomis dan optimum. 2.1.3.1 Kekuatan Beton
Di dalam pembuatan beton Kekuatan beton
dengan tingkat kekuatan tekan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu
tertentu, selalu direncanakan faktor air semen dan kepadatan
adukan yang disebut adukan beton tersebut. Beton dengan
uji coba atau trial mix karena faktor air semen yang sesuai
rumus dan tabel untuk dengan jumlah air yang cukup
penentuan proporsi unsur- untuk hidrasi semen secara
unsur beton adalah bersifat sempurna dan pemadatan secara
empiris. sempurna akan memiliki kekuatan
2.1.3 Sifat-Sifat Beton yang optimal. Namun, terlepas dari
Pada umumnya beton beberapa hal tersebut, kekuatan
terdiri dari kurang lebih 15% beton juga dipengaruhi oleh
semen, 8% air, 3% udara,

4
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

beberapa faktor lain yang perlu adalah pembuatan benda uji berupa
dipertimbangkan. campuran beton dengan mutu K-300 dan
Dalam pembuatan beton, dilakukan pemadatan dengan beberapa
air merupakan hal yang sangat metode yaitu pemadatan manual,
penting. Selama beton masih pemadatan dengan meja getar dan
tergantung pada derajat pemadatan dengan meja getar modifikasi.
pengerasan semen yang dipakai, Setelah benda uji telah siap maka
maka faktor air semen itu sangat dilakukan pengujian terhadap kuat tekan
menentukan. Semen yang kurang dan pengamatan segregasi beton.
sempurna kepadatannya karena
kekurangan air, maka akan HASIL PENELITIAN DAN
meninggalkan banyak pori pada PEMBAHASAN
mortarnya. 4.1 Hasil Penelitian
Mutu beton yang Berdasarkan Studi Pengaruh Tiga

ditentukan dengan kuat tekan, kuat Metode Pemadatan Beton Segar

tarik, dan kuat lentur beton Terhadap Kuat Tekan Dan Segregasi

dipengaruhi beberapa hal sebagai Beton dengan Mutu Beton K -300

berikut : dihasilkan rincian penelitian sebagai

a. Perbandingan air semen berikut.

b. Pengaruh umur beton pada Tabel 4.1 : Hasil Benda Uji dengan masa

kuat tekan pemeliharaan 7 Hari

c. Pemeliharaan (curing) Kuat


Ben Berat Persentase
KuatTek Tekan
No da (gram Kekuatan
METODOLOGI PENELITIAN an (kN) Terkonve
Uji ) (%)
Penelitian ini dimulai dengan rsi (MPa)

persiapan berdasarkan data hasil studi, 1265


1 A1 310 27,09 102,61
studi literatur persiapan meliputi bahan 5

maupun peralatan yang akan digunakan 1284


4 G1 315 27,53 104,28
dalam pembuatan benda uji, kemudian 4

dilakukan pengujian karakteristik bahan 1193


7 M1 325 28,41 107,61
meliputi uji fisik pada masing-masing 0

bahan yang dipergunakan dan pembuatan


alat pemadatan. Tahapan selanjutnya

5
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

Tabel 4.2 : Hasil Benda Uji dengan masa kuat tekan beton dengan
pemeliharaan 14 Hari metode pemadatan
Kuat Persent 6. Hubungan antara rata-rata
Tekan ase persentase pencapaian
Bend Berat Beban
No Terkonv Kekuat kuat tekan beton dengan
a Uji (gram) (kN)
ersi an metode pemadatan.
(MPa) (%) Hubungan-hubungan diatas
1 A4 12370 510 28,97 109,73 memiliki keterkaitan satu dengan
4 G4 12380 515 29,26 110,83 lainnya sehingga dapat ditarik
7 M4 12355 515 29,26 110,83 kesimpulan sesuai dengan hasil
penelitian yang didapat.
Keterangan: Pada penelitian ini, dihasilkan
A# : Alat Getar Modifikasi hubungan antara berat sampel
G# : Meja Getar dengan metode pemadatan pada
M# : Manual umur beton 7 hari. Berdasarkan
Grafik 4.1. bahwa berat sampel
4.2 Grafik Penjelasan Hasil Penelitian
maksimum dapat dicapai dengan
Hasil penelitian terdiri dari:
menggunakan penggetaran pada
1. Hubungan antara berat
beton segar.
benda uji dengan metode
Berat sampel yang berjumlah 3
pemadatan
sampel yang menggunakan meja
2. Hubungan antara kuat
getar memperoleh kepadatan
tekan beton dengan
maksimum yaitu sebesar 12844
metode pemadatan
gram, 13020 gram serta 12970
3. Hubungan antara kuat
gram. Sedangkan berat sampel
tekan beton terkonversi
yang berjumlah 3 sampel yang
dengan metode pemadatan
menggunakan alat modifikasi
4. Hubungan antara rata-rata
berada diantara meja getar dan cara
kuat tekan beton
manual yaitu sebesar 12655 gram,
terkonversi dengan metode
12730 gram dan 12777 gram.
pemadatan
Berat sampel yang dipadatkan
5. Hubungan antara
dengan cara manual yaitu sebesar
persentase pencapaian
11930 gram, 12010 gram dan

6
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

11800 gram. Hal ini disebabkan 4.2. 2 Hasil Penelitian Umur Beton 14
oleh pemadatan dengan mesin Hari

penggetar dapat mengurangi


jumlah pori udara yang berada Rata-Rata Beban Kuat
Tekan Terkonversi

BebanTerkonversi Rata-Rata (kN)


didalam adukan.
350 302
291 290
300
250
4.2. 1 Hasil Penelitian Umur Beton 7 200
Hari 150
100
Rata-Rata Kuat Tekan 50
Terkonversi -
27,68 27,82 27,67 Alat Meja Getar (G) Manual (M)
Rata-Rata Beban (kN)

30,00 Modifikasi (A)


25,00
20,00
15,00 MetodePemadatan
10,00
5,00 Grafik 4.3 : Hubungan antara rata-rata
-
Alat Meja Getar Manual (M) beban terkonversi dengan metode
Modifikasi (G)
(A) pemadatan pada umur beton 14 hari.
MetodePemadatan
Rata-Rata Persentase Kuat
Persentase Rata-Rata BebanTerkonversi (%)

Grafik 4.1: Hubungan antara rata-rata Tekan Terkonversi


120
beban kuat tekan dengan metode
97 100 97
pemadatan pada umur beton 7 hari. 100

80
Rata-Rata Persentase
Kuat Tekan Terkonversi 60
Rata-Rata KuatTekan (%)

150,00 40
104,83 105,39 104,82
100,00
20
50,00
- -
Alat Meja Getar Manual (M) Alat Meja Getar Manual (M)
Modifikasi (G) Modifikasi (A) (G)
(A)
MetodePemadatan
MetodePemadatan
Grafik 4.4 : Hubungan antara persentase
Grafik 4.2 : Hubungan antara persentase rata-rata beban terkonversi dengan
rata-rata kuat tekan terkonversi dengan metode pemadatan pada umur beton 14
metode pemadatan pada umur beton 7 hari.
hari.

7
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

4.3 Segregasi Beton Alat getar alternatif dapat


Berdasarkan tabel 4.1 dapat digunakan sebagai alat alternatif
disimpulkan bahwa masing-masing dalam pemadatan beton selain
metode pemadatan memiliki pemadatan secara manual. Pembuatan
karakteristik yang hampir sama disaat alat alternatif ini lebih ekonomis jika
masa perawatan beton mencapai 7 dibandingkan dengan pemadatan
hari. Hal ini disebabkan oleh saat beton dengan menggunakan meja
umur beton 7 hari, proses pemadatan getar standar. Dari beberapa metode
beton masih pada tahap awal pemadatan, pemadatan dengan
pemadatan sehingga beban yang menggunakan mesin getar lebih
dapat ditahan pada masing-masing efisien dari segi waktu pengerjaan
metode pemadatan memiliki nilai sehingga dapat mempercepat proses
yang hampir sama. pengecoran beton. Pengamatan visual
Karakteristik yang dihasilkan terhadap segregasi beton dilakukan
berdasarkan tabel 4.2 pada masing- dengan menggunakan pengujian tarik
masing metode pemadatan pada belah terhadap sampel. Rincian
waktu perawatan beton mencapai 14 jumlah sampel yang dilakukan
hari menghasilkan nilai yang lebih percobaan segregasi beton terdapat
fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh pada Tabel 4.2 dibawah ini.
kepadatan beton yang meningkat Tabel 4.2. Jumlah Sampel Segregasi
seiring umur beton tersebut dan Beton
kepadatan beton maksimum dicapai Jumlah Benda
saat beton berumur 14 hari. Bentuk Metode Uji
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa dengan (buah)
menggunakan meja getar standar Manual 2
dapat menghasilkan nilai kuat tekan
Alat Pemadat
tertinggi dan nilai kuat tekan beton 2
Silinder Standar
terendah didapat dengan
Alat Pemadat
menggunakan metode manual. 2
Modifikasi
Sedangkan metode pemadatan
Jumlah 6
dengan alat getar alternatif berada
diantaranya.

8
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

K-300 dan meningkatkan nilai


kuat tekan beton tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN


5.2 Saran
5.1 Kesimpulan Saran yang dapat digunakan untuk
Penelitian Studi Pengaruh Metode penelitian lanjutan yaitu:
Pemadatan Beton K-300 Terhadap 1. Alat yang digunakan sebaiknya
Kuat Tekan Dan Segregasi memiliki dilakukan kalibrasi sehingga hasil
kesimpulan sebagai berikut: yang didapat memiliki tingkat
1. Masing-masing metode akurasi yang benar. Alat yang
pemadatan memiliki pengaruh digunakan sebaiknya dalam
terhadap kuat tekan beton. kondisi yang baik sehingga tidak
Diantara metode pemadatan, menyulitkan dalam pembacaan
pemadatan dengan menggunakan hasil.
mesin penggetar memiliki nilai
kuat tekan terbaik. DAFTAR PUSTAKA
2. Masing-masing metode Departemen Pekerjaan Umum., Tata Cara
pemadatan jelas memiliki Pembuatan Beton Normal, SNI
pengaruh terhadap segregasi 03 – 2384 Jakarta, 2000
beton. Metode pemadatan yang Brook K. M., Bahan dan Praktek Beton.
memiliki pengaruh segregasi Erlangga. Jakarta, 1991.
beton terbanyak yaitu metode Dipohusodo, Istimawan, Struktur Beton
pemadatan dengan menggunakan Bertulang. PT Gramedia Pustaka
mesin penggetar. Utama, Jakarta. 1994.
3. Metode pemadatan yang paling Gökçe, A. Şamandar M. V., Study of
optimal dari segi pencapaian kuat Workability of Fresh Concrete Using High
tekan beton dan waktu proses Range Water Reducer
secara keseluruhan yaitu dengan Admixture. International
menggunakan mesin penggetar. Journal of The Physical Sciences,
Dengan durasi yang optimal 2012
sehingga dapat meminimalisir Mulyono, Tri, Teknologi Beton. Andi.
dampak segregasi terhadap beton Yogyakarta, 2004.

9
Jurnal Statika, Volume 7 No 2 2021

Nawy, Edward, Beton Prategang.


Erlangga. Jakarta, 2001.
Singh, Bhavneet, Bleeding In Concrete.
International Journal of Civil
Engineering Technology, 2013
ASTM C-127-0, Pengujian Berat Jenis
dan Penyerapan Air Agregat Kasar.
ASTM C-128-04, Pengujian Berat Jenis
dan Penyerapan Air Agregat Halus.
ASTM C-29-97, Pengujian Berat Isi
Agregat Kasar dan Agregat Halus.

10

Anda mungkin juga menyukai