Anda di halaman 1dari 10

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 3 NO. 2

UJI KARAKTERISTIK BETON TERHADAP PERLAKUAN


PENCAMPURAN SPESI YANG DIDAPATKAN DENGAN YANG
TIDAK DIDAPATKAN
Disusun Oleh :

Nurhayati Doda
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Gorontalo (UG)
INDONESIA
yati.doda@gmail.com

ABSTRAK

Pemadatan adalah salah satu perlakuan yang sangat penting pada proses pembuatan beton
karena berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji seberapa
besar pengaruh pemadatan beton terhadap karakteristik kuat tekan beton, sehingga perlu di lakukan
penelitian secara ilmiah mengenai perbandingan kekuatan beton yang dipadatkan dan tidak dipadatkan.
Penlitian ini dimulai dengan pengujian terhadap karakteristik material pembentuk beton
berdasarkan spesifikasi SNI 91 dan selanjutnya perencannaan proporsi campuran berdasarkan Standar
Nasional Indonesia 91 dengan beton Karakteristik 225 dan K 300. Pengujian pada material serta
sampel uji beton dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Gorontalo dengan hasil
pengujian kuat tekan dengan mutu rencana 250 kg/cm 2 yang dipadatkan diperoleh kuat tekan
sebesarn265,4 Kg/cm2 dan yang tidak dipadatkan diperoleh kuat tekan sebesar 221,2 Kg/cm2.
Sedangkan terhadap muru rencana K 300 Kg/cm2 yang dipedatkan diperoleh kuat tekan sebesar 342,5
Kg/cm2 sedangkan yang tidak dipadatkan diperoleh kuat tekan sebesarr 256,2 Kg/cm2.

Kata kunci: Beton dipadatkan, beton tidak dipadatkan

PENDAHULUAN malakukan penelitian ditinjau dari sisi


metode pelaksanaan di lapangan.
Mutu beton ditentukan berdasarkan
Perumusan masalah dalam penelitian
kuat tekannya sedangkan kekuatan beton
ini adalah untuk mengetahui perbandingan
dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya
nilai kuat tekan yang signifikan antara beton
oleh material penyusunnya, rancangan
yang dipadatkan dan yang tidak dipadatkan.
campuran, pengerjaan, dan perawatan.
Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian
Ditinjau dari proses yang dianggap
ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
berpengaruh terhadap kekuatan beton.
perbandingan kuat tekan beton yang di
Pekerjaan pemadatan ini bertujuan agar
padatkan dan yang tidak dipadatkan, dan
rongga udara dalam beton dapat tersisi oleh
manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan
material campuran beton. Proses pemadatan
dapat menjadi pedoman saat pekerjaan
bisa dilakukan dengan tumbukan ataupun
konstruksi di lapangan dan menambah
getaran dengan alat penggetar atau vibrator.
pengetahuan serta pemahaman mengenai
Umumnya pemedatan pada pekerjaan di
pengaruh pemadatan terhadap kekuatan
lapangan menggunakan tumbukan sebagai
beton. Sehingga pekerjaan di lapangan dapat
metode pemadatan yang cukup efektif dapat
mengkasilkan kualitas yang maksimal dan
meminimalisir dan menghilangkan
sesuai dengan yang direncanakan.
kandungan udara dalam beton. Berdasarkan
permasalahaan tersebut, penulis ingin

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 154
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Untuk lebih memfokuskan penelitian 2. Air


ini maka penulis membatasi masalah Air diperlukan pada pembuatan
berdasarkan ruang lingkup tujuan dari beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan
penelitian, adapun yang menjadi ruang semen untuk membasahi agregat dan
lingkup dari penelitian ini adalah: untuk melumasi canpuran agar mudah
pengerjaannya. Pada umumnya air
1. Pedoman yang dipakai berdasarkan minum dapat dipakai untuk campuran
Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971), beton. Air yang mengandung senyawa-
Spesifikasi menurut SKSNI dan ASTM senyawa yang berbahaya, yang tercemar
serta Mix Design menggunakan Metode garam, minyak, gula atau bahan-bahan
SNI. kimia lain, bila dipakai untuk campuran
2. Mutu Beton yang direncanankan adalah beton akan sangat menurunkan
K-250 dan K-300 dengan umur beton 3, kekuatannya dan dpat juga menubah
7, 14,21 dan konversi ke 28 hari sifat-sifat semen. Selai itu air yang
3. Benda uji berbentuk kubus dengan jumlah demikian dapat mengurangi afinitas
80 buah, dengan perbandingan masing- antara agregat dengan pasta semen dan
masing 40 buah untuk beton yang mungkin pula mempengaruhi
dipadatkan dan 40 buah untuk beton kemudahan pengerjaan. Karena karakter
yang tidak dipadatkan. pasta semen merupakan hasil reaksi
kimiawi antara semen dengan air, maka
Pengujian pada beton yang dipadatkan dan yang bukan perbandingan jumlah air terhadap
tidak dipadatkan terhadap kuat tekan karakteristik total (seman+agregat
beton. halus+agregatKasar) material yang
menentukan, melainkan hanya
perbandingan antara air dan semen pada
LANDASAN TEORI campuran yang menetukan. Air yang
berlebihan akan menyebabkan
1. Semen Portland banyaknya gelembung air setelah proses
Semen portland adalah material yang hidrasi selesai, sebagai akibatnya beton
mempunyai sifat adesif dan kohesif yang dihasilkan akan kurang
yang dapat mengadakan ikatan dengan kekuatannya. (Nawi, 1998;13)
pecahan-pecahan material menjadi satu
kesatuan yang utuh. Namun semen 3. Agregat
merupakan bahan campuran yang secara Agregat adalah butiran mineral
kimiawi aktif setelah bersenyawa alami yang berfungsi sebagai bahan
dengan air. Agregat tidak mempunyai pengisi dalam campuran mortar atau
peranan yang penting dalam reaksi beton. Umumnya penggunaan agregat
kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai dalam adukan beton mencapai jumlah
bahan pengisi mineral yang dapat lebih kurang 70% - 75% dari seluruh
mencegah perubahan-perubahan volume volume massa beton padat. Untuk
beton setelah pengadukan selesai dan mencapai kuat tekan beton, perlu
memperbaiki keawetan beton yang diperhatikan kepadatan dan kekerasan
dihasilkan massanya, karena umumnya semakin
Semen portland adalah bahan padan dan semakin keras massa agregat
konstruksi yang paling banyak maka akan semakin tinggi kekuatan dan
digunakan dalam pekerjaan beton. durability-nya (daya tahan terhadap
Semen portland yang diguankan di In penurunan mutu akibat pengaruh cuaca).
donesia harus memenuhi syarat Untuk membentuk massa padat
SII.0013-81 atau Standar Uji Bahan diperlukan susunan gradasi butiran
Bangunan Indonesia 1986, dan harus agregat yang baik. Disamping bahan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan agregat harus mempunyai cukup
dalam standar tersebut (PB. 1989:3.2-8) kekerasan, sifat kekal, tidak bersifat
reaktif terhadap alkali,dan tidak
. mengandung bagian-baguian kecil (< 70

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 155
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

mikron) atau lumpur. Nilai kuat tekan Y0 = Nilai dari rata-rata batas
beton yang dicapai sangat ditentukan ayakan yang diambil
oleh muta bahan agregat. (Dipohusodo, Y1 = Hasil analisa agregat ke-1, pada
SK.SNI T-51-1991-03;5). Dalamlaporan ayakan yang diambil
ini hanya dibahas mengenai agregat Y2 = Hasil analisa agregat ke-2, pada
normal yaitu agregat yang berasal dari ayakan yang diambil
alam (Kerikil atan batu pecah), atau x = Nilai yang dicari
agregat buatan seperti pecahan bata dan 100 = Satuan dalam agregat
terah kapur tinggi dari industtri gabungan, bahwa agregat 1 +
besi/baja, karena agregat inilah yang agregat 2 = 100%
banyak dipergunakan dalam untuk
pembuatan beton di Indonesia. 5. Beton
Agregat beton dipisahkan kedalam Beton adalah material komposit
dua bagian yaitu agregat halus biasa yang rumit. Beton dapat dibuat dengan
disebut dengan pasir dan agregat kasar mudah, bahkan oleh mereka yang tidak
biasa disebut dengan kerikil. Agregat punya pengertian sama sekali tentang
halus adalah agregat yang mempunyai Teknologi Beton, tetapi pengertian yang
besar butir lebih kecil dari 5 mm, salah dari kesederhanaan ini sering
sedang agragat kasar adalah agregat menghasilkan persoalan pada produk,
yang ukuran butirnya lebih besar dari 5 diantaranya reputasi jelek dari beton
mm. sebagai materi bangunan (Paul Nugraha,
2007:1) Nawy (1985;8) mendefenisikan
4. Penggabungan Agregat beton sebagai sekumpulan interaksi
mekanis dan kimiawi dari material
Yang dimaksud dengan pembentuknya. Dengan demikian,
penggabungan agregat adalah masing-masing komponen tersebut
pencampuran dari agregat halus dan perlu dipelajari sebelum mempelajari
kasar, yang mempunyai sifat yang beton secara keseluruhan. Perencana
berbeda sehingga menjadi suatu (Engineer) dapat mengembangkan
campuran yang homogen dan pemilihan material yang layak
mempunyi susunan butir sesuai yang komposisinya, sehingga diperoleh beton
kita rencanakan / sesuai standart. Tujuan yang efisien, emenuhi kekuatan batas
diadakannya penggabungan agregat yang disyaratkan oleh perencana dan
adalah untuk menghasilkan spesi beton memnuhi persyaratan serviceability
yang : yang dapat diartikan juga sebagai
a. Workabilitasnya baik pelayanan yang handal dengan
b. Ekonomis memnuhi kriteria ekonomi. (Tri
c. Memiliki kekuatan tekan hancur Mulyono, 2004:3)
yang tinggi Untuk memperoleh beton dengan
Hal ini dapat dibuktikan misalnya, karakteristik dan kekuatan yang optimal
jika campuran pasir dan kerikil tidak sesuai dengan tujuan, maka perlu
seragam dan kurang maka dengan ketelitian dalam pemilihan bahan dan
menggunakan semen yang banyak perencanaan campuran beton. Beberapa
sehingga biayanya besar dan muda retak karakteristik beton yang perlu
akibat penyusutan yang terlalu banyak. diperhatikan antara lain
Menggabungkan agregat halus dan (Nawi,1998;153) :
agregat kasar dengan metode analitis a. Kepadatan
dapat menggunakan persamaan sebagai Ruang yang ada pada beton
berikut : sedapat mungkin terisi oleh agregat
dan pasta semen.
b. Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan
................. (1) dan daya tahan internel terhadap
Dimana : berbagai jenis kegagalan.

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 156
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

c. Faktor Air Semen Kekuatan beton akan bertambah


Faktor air semen harus terkontrol dengan naiknya umur beton. Kekuatan
sehingga memenuhi persyaratan beton akan naiknya secara cepat (
kekuatan beton yang direncanakan. linier ) sampai umur 28 hari, tetapi
d. Tekstur setelah itu kenaikannya akan kecil.
Permukaan beton ekspos harus Kekuatan tekan beton pada kasus-kasus
mempunyai kerapatan dan tertentu terus akan bertambah sampai
kekerasan tekstur yang tahan beberapa tahun dimuka. Biasanya
segala cuaca. kekuatan tekan rencana beton dihitung
pada umur 28 hari.

Tabel. 1. Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai umur

PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETON PADA BERBAGAI UMUR

Umur beton ( hari ) 3 7 14 21 28 90 360

Semen Portland (biasa) 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35

Semen Portland kekuatan awal


0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
tinggi
(Sumber : PBI, 1971)

6. Rancangan Campuran (Mix Design) Pengolahan Beton


Metode pengadukan atau pencampuran
Perencanaan campuran beton merupakan beton akan menentukan sifat kekuatan dari
suatu hal yang komplek jika dilihat dari beton, walaupun rencana campuran baik dan
perbedaan sifat dan karakteristik bahan syarat mutu bahan telah terpenuhi.
penyusunnya. Karena bahan penyusun Pengadukan yang tidak baik akan
tersebut akan menyebabkan variasi dari menyebabkan terjadinya bleeding, dan hal-
produk beton yang dihasilkan. Pada dasarnya hal lain yang tidak dikehendaki. (Tri
perancangan campuran beton dimaksudkan Mulyono,2004;146)
untuk menghasilkan suatu proporsi campuran Percobaan Slump
beton yang optimal dengan kekuatan yang
maksimum. (Tri Mulyono,2004;157). Percobaan slump adalah suatu cara
Perencanaan dengan cara DOE dipakai untuk mengukur kelacakan adukan beton,
sebagai standart perencanaan oleh DPU di yaitu keenceran/kekentalan adukan yang
Indonesia, Dan dimuat dalam buku standar berguna dalam pengerjaan beton.
No. SK-SNI T-15-1990-03 dengan judul 7. Pemadatan Beton
bukunya “Tata Cara Pembuatan Rencana Pemadatan adukan beton adalah suatu
Beton Normal”. usaha agar sesedikit mungkin rongga / pori
Perencanaan adukan beton yang terjadi didalam beton, untuk menjaga
dilaksanakan atas pertimbangan : mutu beton sesuai dengan yang dikehendaki.
a. Persyaratan kuat desak Pemadatan beton segar dapat dilakukan
b. Faktor air semen / kadar semen secara manual atau dengan mesin.
minimum Setelah beton segar diaduk, diangkut
c. Workabilitas dan dituangkan, ia masih mengandung udara
d. Sifat-sifat agregat dan jenis-jenis dalam bentuk rongga udara. Pemadatan
semen. adalah untuk mengeluarkan udara tersebut
e. Kondisi lingkungan sebanyak mungkin. Kalau dapat sampai

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 157
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

kurang dari 1%. Beton dengan slump sebesar 15 ) cm atau (20 x 20 x 20) cm dan benda uji
25 mm mengandung udara 20%. Itulah selinder (15 x 30) cm.
sebabnya beton dengan slump rendah
memerlukan usaha pemadatan yang lebih Analisa kekuatan benda uji dari suatu
baik daripada beton dengan slump tinggi. pengecoran penunjukkan bahwa nilai
Beton yang dipadatkan dengan baik akan distribusinya mempunyai hubungan dengan
padat, kuat dan mempunyai ketahanan yang teori probabilitas (kemungkinan), sehingga
tinggi. Sebaliknya, beton yang pemadatannya mempunyai distribusi normal atau Gaussian
kurang baik akan lemah, ketahanannya Standar deviasi (Sr).
lemah, porous dan bersarang tawon atau Dengan kekuatan rata-rata (fcr) dan standar
dengan kata lain tidak berguna. (Paul defiasi tersebut, akan berlaku hubungan :
Nugraha,2007;138).
Pada pengerjaan beton dengan kapasitas
kecil, pemadat dapat dilakukan secara ..............................(2)
manual. Untuk pengecoran dengan kapasitas
lebih besar dari 10 m3, alat pemadat mesin Dimana nilai (k) tergantung pada jumlah
harus digunakan. Alat pemadat ini lebih benda uji, yaitu 1,64 untuk 20 benda uji
dikenal dengan nama vibrator atau alat getar. dengan tingkat kegagalan hanya sebesar 5%.
Metode pemadatan yang umumnya dilakukan Dalam konsep PBI-1971 telah
yaitu : disebutkan bahwa untuk melakukan
1) Pemadatan secara manual pengujian suatu kualitas campuran beton
Pemadatan ini dilakukan dengan alat minimal 20 benda uji. Dalam TPPKB-89
berupa tongkat baja atau tongkat kayu, pasal 5.6.2.3 tercantum bahwa pekerjaan
Adukan beton yang baru saja dituang beton dikatakan memenuhi syarat bila:
harus segera dipadatkan dengan cara a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil
ditusuk-tusuk dengan tongkat baja/kayu. benda uji (yang masing-masing pasangan
Benda uji beton segar yang mewakili terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak
campuran beton diisi ke dalam cetakan kurang dari (fc’ + 0,82s)
dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap- b. Tidak satupun dari hasil uji tekan
tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali (rata-rata dari dua selinder/kubus)
tusukan secara merata. Pada saat kurang dari 0,85 fc’.
melakukan pemadatan lapisan pertama, Mutu beton yang diperoleh dari hasil
tongkat pemadat tidak boleh mengenal pengujian beberapa benda uji dinamakan
dasar cetakan. Pada saat pemadatan kekuatan karakteristik untuk hasil uji kubus
lapisan kedua serta ketiga tongkat (diberi kode K) dan kuat tekan yang
pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm diisyaratkan untuk hasil uji silinder (diberi
kedalam lapisan dibawahnya. (SNI 03- kode fc).
1974-1990,Metode pengujian kuat tekan
beton). METODOLOGI PENELITIAN
2) Pemadatan dengan bantuan mesin
Pemadatan ini dilakukan dengan alat getar 1. Jenis Penelitian
(Vibrator). Alat getar ini mengakibatkan Penelitian ini dilakukan untuk
getaran pada beton segar yang baru saja mengetahui secara ilmiah perbandingan
dituang, sehingga mengalir dan menjadi kuat tekan beton yang dipadatkan dan tidak
padat. Penggetaran yang terlalu lama dipadatkan karena mencoba untuk
harus dicegah untuk menghindari menddekati kondisi-kondisi yang ada di
mengumpulnya kerikil dibagian bawah lapangan.
dan hanya mortar yang ada dibagian atas. Jenis penelitian ini adalah obserfasi
8. Kuat Tekan Beton yaitu dengan metode pengujian sampel.
Kekuatan beton yang diproduksi Jumlah sampel benda uji yang akan
mempunyai kecendrungan bervariasi dari dibuatsebanyak 80 kubuh yang terdiri dari
adukan ke adukan.Pengujian terhadap beton tanpa dipadatkan dan beton dengan
kualitas adukan dilakukan dari suatu benda dipadatkan. Perencanaan campukran
uji standar yang berbentuk kubus (15 x 15 x

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 158
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

dengan kuat tekan beton karakteruistik 250 Sebagaimana telah dijelaskan bahwa menurut
dan karakteristik 300. Patton (1980),
2. Teknik Pengumpulan Data 4. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pada penelitian ini teknik Setelah beton mencapai umur yang
pengumpulan data yang digunakan adalah direncanakan maka akan dilakukan pengujian
data primer. Data primer diperoleh melalui kuat tekan dengan langkah-langkah :
pengamatan langsungserta pengambilan a. Letakkan benda uji pada alat uji tekan
material dari lokasi Sungai Bone serta sehingga pusat pembebanan berada
pengujian karakteristik material dilakukan pada satu garis lurus dengan alat uji
di Laboratorium Teknik Sipil, adapun tekan.
kegiatan pengujian lainnya adalah: b. Jalankan mesin tekan dengan
a. Pengujian Karakteristik Material penambahan beban yang konstan
b. Penggabungan Agregat berkisar antara 0,15 sampai 0,35
c. Mix Design MPa/detik atau 1,3 mm/detik.
d. Pengujian Kuat tekan Karakteristik c. Angka digital akan bertambah terus
Beton menerus dan mencapai maksimum
3. Teknik Analisi Data lalu langsung menurun segera setelah
Berdasarkan hasil pengujian benda uji mengalami keruntuhan.
karakteristik material serta uji kuat tekan Catat beban maksimum maksimum
beton, selanjutnya data yang diperoleh yang terbaca.
dianalisis dengan metode SNI. 5. Analisa Data
Berdasarkan data hasil tes terhadap kuat Setelah mendapatkan hasil pengujian
tekan beton yang dipadatkan dan beton yang kekuatan tekan beton yang dipadatkan dan
tidak dipadatkan maka akan dapat tidak dipadatkan, maka dapat dibandingkan
dibandingkan keduanya berdasarkan kekuatan keduanya. Nilai kekuatan akan
representasi data pada tabel ataupun grafik. digunakan sebagai dasar analisis apakah ada
Nilai kekuatan akan digunakan sebagai dasar perbandingan nilai kuat tekan yang signifikan
analisis apakah ada perbandingan nilai kuat antara beton yang dipadatkan dan tidak
tekan yang signifikan antara beton yang dipadatkan serta apakah beton yang tidak
dipadatkan dan tidak dipadatkan, serta dipadatkan memiliki nilai kuat tekan yang
apakah apakah beton yang tidak dipadatkan memenuhi kuat tekan rencana
memiliki nilai kuat tekan rencana.

HASIL PENELITIAN
1. Rancangan Campuran (Mix Design)

Tabel 2. Proporsi Campuran

Bahan K-250 K-300 Satuan


Semen 326.53 363.64
Agregat Halus (Pasir Alam) 149.65 149.85
Kg/m3
Agregat Kasar (Kerikil) 715.24 701.02
Air 1161.58 1138.49

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 159
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Gambar 1 . Hasil pengujian nilai slump dan kuat tekan

2. Pengujian Kuat Tekan Beton

Tabel 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan


Transfer ke 28
Kuat Tekan Slump T'b T’bk
Umur hari
Rencana (cm)
(Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2)
Padat
3 112.65 281.63
7 183.48 282.27
4 265.4
14 241.83 274.80
21 259.32 272.96
K-250
Tidak Padat
3 93.31 233.28
7 157.55 242.38
4 221.2
14 200.03 227.31
21 227.50 239.47
Padat
3 143.48 358.70
7 4 243.23 374.19 342.5
14 314.50 357.39
K-300 21 353.75 372.37
Tidak Padat
3 102.98 257.46
7 189.83 292.04
4 256.1
14 235.85 268.01
21 257.49 271.05

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 160
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Gambar 2. Grafik gabungan kuat tekan beton padat dan tidak padat mutu K250

Gambar 3. Grafik gabungan kuat tekan beton padat dan tidak padat mutu K300

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 161
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

PEMBAHASAN 257.49kg/cm2 dengan nilai konversi


ke 28 hari 271.05 kg/cm2.
Pengujian Kuat Tekan Beton
1. Beton Mutu K-250 (25 MPa) KESIMPULAN
Dari hasil pengujian Kuat
Tekan beton yang dipadatkan Dari hasil pengujian yang telah
diperoleh nilai kuat tekan rata-rata dilakukan terhadap beton mutu K-250
umur 3 hari sebesar 112.65 kg/cm2 yang dipadatkan dan tidak dipadatkan
dengan nilai konversi ke 28 hari diperoleh presentase 116.15% : 88.5%
sebesar 281.63 kg/cm2, umur 7 hari dari 250 kg/cm2 yaitu selisih 27.65 %.
sebesar 183.48 kg/cm2 dengan nilai Sedangkan pada beton mutu K-300
konversi ke 28 hari 282.27 kg/cm2, yang dipadatkan dan tidak dipadatkan
untuk umur 14 hari sebesar 241.83 diperoleh presentase 114.17 % : 85.4
kg/cm2 dengan nilai konversi ke 28 % dari 300 kg/cm2 yaitu selisih 28.77
hari 274.8 kg/cm2, dan untuk umur %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
21 hari diperoleh 259.32 kg/cm2 pemadatan sangat berpengaruh
dengan nilai konversi ke 28 hari terhadap kekuatan beton yakni
272.96 kg/cm2. Sedangkan untuk menambah mutu beton.
beton yang tidak dipadatkan
diperoleh nilai kuat tekan rata-rata DAFTAR PUSTAKA
umur 3 hari sebesar 93.31 kg/cm2
dengan nilai konversi ke 28 hari Anonimius, (1971), Peraturan Beton
sebesar 233.28 kg/cm2, umur 7 hari Indonesia (PBI).
sebesar 157.55 kg/cm2 dengan nilai
konversi ke 28 hari 242.38 kg/cm2, Anonimius, (2014), Penuntun
untuk umur 14 hari sebesar 200.03 Praktikum Laboratorium Uji
kg/cm2 dengan nilai konversi ke 28 Bahan, Jurusan Teknik Sipil
hari 227.31 kg/cm2, dan untuk Fakultas Teknik Universitas
umur 21 hari diperoleh 227.50 Gorontalo : Gorontalo.
kg/cm2 dengan nilai konversi ke 28
hari 239.47 kg/cm2. Anonimius, (2013), Penuntun
Praktikum Laboratorium Uji
2. Beton Mutu K-300 (30 MPa) Bahan, Jurusan Teknik Sipil
Dari hasil pengujian Kuat Fakultas Teknik Universitas Muslim
Tekan beton yang dipadatkan Indonesia : Makassar.
diperoleh nilai kuat tekan rata-rata
umur 3 hari sebesar 143.48 kg/cm2 Departemen Pekerjaan Umum, (1990-
dengan nilai konversi ke 28 hari 2000), Standar Nasional Indonesia,
sebesar 358.7 kg/cm2, umur 7 hari Pekerjaan Umum : Jakarta.
sebesar 243.23 kg/cm2 dengan nilai
konversi ke 28 hari 374.19 kg/cm2, Departemen Pekerjaan Umum, (1991),
untuk umur 14 hari sebesar 314.5 Tata Cara Pembuatan Rencana
kg/cm2 dengan nilai konversi ke 28 Campuran Beton Normal, SK SNI
hari 357.39 kg/cm2, dan untuk T-15-1990-03, Bandung.
umur 21 hari diperoleh 353.75
kg/cm2 dengan nilai konversi ke 28 Dipohusodo, Istimawan, (1993),
hari 372.37 kg/cm2. Sedangkan Struktur Beton Bertulang ; Jakarta
untuk beton yang tidak dipadatkan
diperoleh nilai kuat tekan rata-rata Mulyono, Tri, (2004), Teknologi Beton,
umur 3 hari sebesar 102.98 kg/cm2 Andi : Yokyakarta.
dengan nilai konversi ke 28 hari
Nawi, Edward G, (1998), Beton
sebesar 257.46 kg/cm2, umur 7 hari
Bertulang Suatu Pendekatan Dasar.
sebesar 189.83 kg/cm2 dengan nilai
Rafika Aditama : Bandung
konversi ke 28 hari 292.04 kg/cm2,
untuk umur 14 hari sebesar 235.85 Nugraha, Paul dan Antoni, (2007),
kg/cm2 dengan nilai konversi ke 28 Teknologi Beton, Andi : Yokyakarta
hari 268.02 kg/cm2, dan untuk
umur 21 hari diperoleh

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 162
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Riyadi, Muhtarom dan Amalia, (2005),


Teknologi Bahan I, Politeknik
Negeri Jakarta : Jakarta

Segel, R Kole P dan Kusuma, Gideon,


(1993), Pedoman Pengerjaan
Beton. Erlangga : Jakarta

[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 163

Anda mungkin juga menyukai