Nurhayati Doda
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Gorontalo (UG)
INDONESIA
yati.doda@gmail.com
ABSTRAK
Pemadatan adalah salah satu perlakuan yang sangat penting pada proses pembuatan beton
karena berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji seberapa
besar pengaruh pemadatan beton terhadap karakteristik kuat tekan beton, sehingga perlu di lakukan
penelitian secara ilmiah mengenai perbandingan kekuatan beton yang dipadatkan dan tidak dipadatkan.
Penlitian ini dimulai dengan pengujian terhadap karakteristik material pembentuk beton
berdasarkan spesifikasi SNI 91 dan selanjutnya perencannaan proporsi campuran berdasarkan Standar
Nasional Indonesia 91 dengan beton Karakteristik 225 dan K 300. Pengujian pada material serta
sampel uji beton dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Gorontalo dengan hasil
pengujian kuat tekan dengan mutu rencana 250 kg/cm 2 yang dipadatkan diperoleh kuat tekan
sebesarn265,4 Kg/cm2 dan yang tidak dipadatkan diperoleh kuat tekan sebesar 221,2 Kg/cm2.
Sedangkan terhadap muru rencana K 300 Kg/cm2 yang dipedatkan diperoleh kuat tekan sebesar 342,5
Kg/cm2 sedangkan yang tidak dipadatkan diperoleh kuat tekan sebesarr 256,2 Kg/cm2.
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 154
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 155
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
mikron) atau lumpur. Nilai kuat tekan Y0 = Nilai dari rata-rata batas
beton yang dicapai sangat ditentukan ayakan yang diambil
oleh muta bahan agregat. (Dipohusodo, Y1 = Hasil analisa agregat ke-1, pada
SK.SNI T-51-1991-03;5). Dalamlaporan ayakan yang diambil
ini hanya dibahas mengenai agregat Y2 = Hasil analisa agregat ke-2, pada
normal yaitu agregat yang berasal dari ayakan yang diambil
alam (Kerikil atan batu pecah), atau x = Nilai yang dicari
agregat buatan seperti pecahan bata dan 100 = Satuan dalam agregat
terah kapur tinggi dari industtri gabungan, bahwa agregat 1 +
besi/baja, karena agregat inilah yang agregat 2 = 100%
banyak dipergunakan dalam untuk
pembuatan beton di Indonesia. 5. Beton
Agregat beton dipisahkan kedalam Beton adalah material komposit
dua bagian yaitu agregat halus biasa yang rumit. Beton dapat dibuat dengan
disebut dengan pasir dan agregat kasar mudah, bahkan oleh mereka yang tidak
biasa disebut dengan kerikil. Agregat punya pengertian sama sekali tentang
halus adalah agregat yang mempunyai Teknologi Beton, tetapi pengertian yang
besar butir lebih kecil dari 5 mm, salah dari kesederhanaan ini sering
sedang agragat kasar adalah agregat menghasilkan persoalan pada produk,
yang ukuran butirnya lebih besar dari 5 diantaranya reputasi jelek dari beton
mm. sebagai materi bangunan (Paul Nugraha,
2007:1) Nawy (1985;8) mendefenisikan
4. Penggabungan Agregat beton sebagai sekumpulan interaksi
mekanis dan kimiawi dari material
Yang dimaksud dengan pembentuknya. Dengan demikian,
penggabungan agregat adalah masing-masing komponen tersebut
pencampuran dari agregat halus dan perlu dipelajari sebelum mempelajari
kasar, yang mempunyai sifat yang beton secara keseluruhan. Perencana
berbeda sehingga menjadi suatu (Engineer) dapat mengembangkan
campuran yang homogen dan pemilihan material yang layak
mempunyi susunan butir sesuai yang komposisinya, sehingga diperoleh beton
kita rencanakan / sesuai standart. Tujuan yang efisien, emenuhi kekuatan batas
diadakannya penggabungan agregat yang disyaratkan oleh perencana dan
adalah untuk menghasilkan spesi beton memnuhi persyaratan serviceability
yang : yang dapat diartikan juga sebagai
a. Workabilitasnya baik pelayanan yang handal dengan
b. Ekonomis memnuhi kriteria ekonomi. (Tri
c. Memiliki kekuatan tekan hancur Mulyono, 2004:3)
yang tinggi Untuk memperoleh beton dengan
Hal ini dapat dibuktikan misalnya, karakteristik dan kekuatan yang optimal
jika campuran pasir dan kerikil tidak sesuai dengan tujuan, maka perlu
seragam dan kurang maka dengan ketelitian dalam pemilihan bahan dan
menggunakan semen yang banyak perencanaan campuran beton. Beberapa
sehingga biayanya besar dan muda retak karakteristik beton yang perlu
akibat penyusutan yang terlalu banyak. diperhatikan antara lain
Menggabungkan agregat halus dan (Nawi,1998;153) :
agregat kasar dengan metode analitis a. Kepadatan
dapat menggunakan persamaan sebagai Ruang yang ada pada beton
berikut : sedapat mungkin terisi oleh agregat
dan pasta semen.
b. Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan
................. (1) dan daya tahan internel terhadap
Dimana : berbagai jenis kegagalan.
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 156
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
Semen Portland (biasa) 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 157
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
kurang dari 1%. Beton dengan slump sebesar 15 ) cm atau (20 x 20 x 20) cm dan benda uji
25 mm mengandung udara 20%. Itulah selinder (15 x 30) cm.
sebabnya beton dengan slump rendah
memerlukan usaha pemadatan yang lebih Analisa kekuatan benda uji dari suatu
baik daripada beton dengan slump tinggi. pengecoran penunjukkan bahwa nilai
Beton yang dipadatkan dengan baik akan distribusinya mempunyai hubungan dengan
padat, kuat dan mempunyai ketahanan yang teori probabilitas (kemungkinan), sehingga
tinggi. Sebaliknya, beton yang pemadatannya mempunyai distribusi normal atau Gaussian
kurang baik akan lemah, ketahanannya Standar deviasi (Sr).
lemah, porous dan bersarang tawon atau Dengan kekuatan rata-rata (fcr) dan standar
dengan kata lain tidak berguna. (Paul defiasi tersebut, akan berlaku hubungan :
Nugraha,2007;138).
Pada pengerjaan beton dengan kapasitas
kecil, pemadat dapat dilakukan secara ..............................(2)
manual. Untuk pengecoran dengan kapasitas
lebih besar dari 10 m3, alat pemadat mesin Dimana nilai (k) tergantung pada jumlah
harus digunakan. Alat pemadat ini lebih benda uji, yaitu 1,64 untuk 20 benda uji
dikenal dengan nama vibrator atau alat getar. dengan tingkat kegagalan hanya sebesar 5%.
Metode pemadatan yang umumnya dilakukan Dalam konsep PBI-1971 telah
yaitu : disebutkan bahwa untuk melakukan
1) Pemadatan secara manual pengujian suatu kualitas campuran beton
Pemadatan ini dilakukan dengan alat minimal 20 benda uji. Dalam TPPKB-89
berupa tongkat baja atau tongkat kayu, pasal 5.6.2.3 tercantum bahwa pekerjaan
Adukan beton yang baru saja dituang beton dikatakan memenuhi syarat bila:
harus segera dipadatkan dengan cara a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil
ditusuk-tusuk dengan tongkat baja/kayu. benda uji (yang masing-masing pasangan
Benda uji beton segar yang mewakili terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak
campuran beton diisi ke dalam cetakan kurang dari (fc’ + 0,82s)
dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap- b. Tidak satupun dari hasil uji tekan
tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali (rata-rata dari dua selinder/kubus)
tusukan secara merata. Pada saat kurang dari 0,85 fc’.
melakukan pemadatan lapisan pertama, Mutu beton yang diperoleh dari hasil
tongkat pemadat tidak boleh mengenal pengujian beberapa benda uji dinamakan
dasar cetakan. Pada saat pemadatan kekuatan karakteristik untuk hasil uji kubus
lapisan kedua serta ketiga tongkat (diberi kode K) dan kuat tekan yang
pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm diisyaratkan untuk hasil uji silinder (diberi
kedalam lapisan dibawahnya. (SNI 03- kode fc).
1974-1990,Metode pengujian kuat tekan
beton). METODOLOGI PENELITIAN
2) Pemadatan dengan bantuan mesin
Pemadatan ini dilakukan dengan alat getar 1. Jenis Penelitian
(Vibrator). Alat getar ini mengakibatkan Penelitian ini dilakukan untuk
getaran pada beton segar yang baru saja mengetahui secara ilmiah perbandingan
dituang, sehingga mengalir dan menjadi kuat tekan beton yang dipadatkan dan tidak
padat. Penggetaran yang terlalu lama dipadatkan karena mencoba untuk
harus dicegah untuk menghindari menddekati kondisi-kondisi yang ada di
mengumpulnya kerikil dibagian bawah lapangan.
dan hanya mortar yang ada dibagian atas. Jenis penelitian ini adalah obserfasi
8. Kuat Tekan Beton yaitu dengan metode pengujian sampel.
Kekuatan beton yang diproduksi Jumlah sampel benda uji yang akan
mempunyai kecendrungan bervariasi dari dibuatsebanyak 80 kubuh yang terdiri dari
adukan ke adukan.Pengujian terhadap beton tanpa dipadatkan dan beton dengan
kualitas adukan dilakukan dari suatu benda dipadatkan. Perencanaan campukran
uji standar yang berbentuk kubus (15 x 15 x
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 158
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
dengan kuat tekan beton karakteruistik 250 Sebagaimana telah dijelaskan bahwa menurut
dan karakteristik 300. Patton (1980),
2. Teknik Pengumpulan Data 4. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pada penelitian ini teknik Setelah beton mencapai umur yang
pengumpulan data yang digunakan adalah direncanakan maka akan dilakukan pengujian
data primer. Data primer diperoleh melalui kuat tekan dengan langkah-langkah :
pengamatan langsungserta pengambilan a. Letakkan benda uji pada alat uji tekan
material dari lokasi Sungai Bone serta sehingga pusat pembebanan berada
pengujian karakteristik material dilakukan pada satu garis lurus dengan alat uji
di Laboratorium Teknik Sipil, adapun tekan.
kegiatan pengujian lainnya adalah: b. Jalankan mesin tekan dengan
a. Pengujian Karakteristik Material penambahan beban yang konstan
b. Penggabungan Agregat berkisar antara 0,15 sampai 0,35
c. Mix Design MPa/detik atau 1,3 mm/detik.
d. Pengujian Kuat tekan Karakteristik c. Angka digital akan bertambah terus
Beton menerus dan mencapai maksimum
3. Teknik Analisi Data lalu langsung menurun segera setelah
Berdasarkan hasil pengujian benda uji mengalami keruntuhan.
karakteristik material serta uji kuat tekan Catat beban maksimum maksimum
beton, selanjutnya data yang diperoleh yang terbaca.
dianalisis dengan metode SNI. 5. Analisa Data
Berdasarkan data hasil tes terhadap kuat Setelah mendapatkan hasil pengujian
tekan beton yang dipadatkan dan beton yang kekuatan tekan beton yang dipadatkan dan
tidak dipadatkan maka akan dapat tidak dipadatkan, maka dapat dibandingkan
dibandingkan keduanya berdasarkan kekuatan keduanya. Nilai kekuatan akan
representasi data pada tabel ataupun grafik. digunakan sebagai dasar analisis apakah ada
Nilai kekuatan akan digunakan sebagai dasar perbandingan nilai kuat tekan yang signifikan
analisis apakah ada perbandingan nilai kuat antara beton yang dipadatkan dan tidak
tekan yang signifikan antara beton yang dipadatkan serta apakah beton yang tidak
dipadatkan dan tidak dipadatkan, serta dipadatkan memiliki nilai kuat tekan yang
apakah apakah beton yang tidak dipadatkan memenuhi kuat tekan rencana
memiliki nilai kuat tekan rencana.
HASIL PENELITIAN
1. Rancangan Campuran (Mix Design)
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 159
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 160
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
Gambar 2. Grafik gabungan kuat tekan beton padat dan tidak padat mutu K250
Gambar 3. Grafik gabungan kuat tekan beton padat dan tidak padat mutu K300
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 161
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 162
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2
[Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi: Nurhayati Doda] 163