Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya


Desember 2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 - 30

ANALISIS CAMPURAN BETON BERPORI


DENGAN AGREGAT BERGRADASI TERPISAH DITINJAU
TERHADAP MUTU DAN BIAYA

Herry Widhiarto1, Bambang Sujatmiko2


1Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustustus 1945 Surabaya
email: h_widhi@yahoo.com
2Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustustus 1945 Surabaya

Abstrak
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu beton salah satu diantaranya distribusi susunan butir
agregat (gradasi), agregat bergradasi baik dalam campuran beton dapat menghasilkan beton yang berkualitas
yaitu mudah dikerjakan (workability), awet (durability), kuat (strenght) dan ekonomis. Terkait dengan
agregat bergradasi baik peneliti ingin menganalisis bagaimana jika menggunakan agregat bergradasi
terpisah (gap grading ) yaitu agregat yang memiliki satu atau dua jenis butiran. Fakta dari beberapa sumber
agregat yang memiliki susunan butir gap grading, bila dipakai dalam campuran beton akan menghasilkan
beton yang kropos dan berpori. Penelitian ini untuk mengetahui mutu beton dan menganalisis hubungan
porositas, resapan terhadap mutu beton serta biaya kebutuhan material beton berpori bila dibandingkan
dengan beton normal berdasarkan berat volume beton. Metode penelitian eksperimental yaitu dengan
melakukan pengamatan dan pengukuran dilaboratorium dengan 75 benda uji, analisis campuran beton
mengacu pada beton normal dan Standar Nasional Indonesia ( SNI ). Berdasarkan hasil penelitian dan
analisa dapat disimpulkan bahwa : 1.)Kuat tekan beton berpori variasi BP-C sebesar 20,48 Mpa, sedangkan
kuat tarik belah beton pada variasi BP-C sebesar 5,92 MPa lebih rendah dari beton normal pada umur 28 hari.
Dengan demikian Mutu beton tidak mencapai kuat tekan rata-rata yang ditargetkan yaitu 30 Mpa.
2.)Porositas dan resapan beton berpengaruh pada mutu beton, semakin besar nilai porositas menyebabkan
meningkatnya resapan dan menurunya mutu beton, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
penelitian ini bahwa variasi PB-C nilai porositas 21,42 % dan nilai resapan 3,91 %, diperoleh kuat tekan
sebesar 20,48 MPa, sedangkan porositas beton normal 14,70 % dan nilai resapan 3,62 %, diperoleh kuat
tekan sebesar 31,71MPa. 3.)Biaya kebutuhan material beton berpori sebesar Rp 567,057.00/m3 atau lebih
rendah 12,12 %, jika dibanding dengan beton normal sebesar Rp 645,925.00/m3. berdasarkan berat volume
beton, sehingga berat volume padat beton berpori yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar 2089 kg/m3
tidak mencapai berat beton normal (2400 kg/cm3)

Kata kunci : beton berpori, kuat tekan, kuat tarik, porositas

I. PENDAHULUAN butir gap grading, bila dipakai dalam


campuran beton akan menghasilkan beton
1.1 Latar Belakang yang kropos dan berpori.
Banyak faktor yang dapat Penelitian ini untuk mengetahui mutu beton
mempengaruhi mutu beton salah satu dan menganalisis hubungan porositas,
diantaranya distribusi susunan butir agregat resapan terhadap mutu beton serta biaya
(gradasi), agregat bergradasi baik dalam kebutuhan material beton berpori bila
campuran beton dapat menghasilkan beton dibandingkan dengan beton normal
yang berkualitas yaitu mudah dikerjakan berdasarkan berat volume beton.
(workability), awet (durability), kuat
(strenght) dan ekonomis. Terkait dengan 1.2 Rumusan Masalah
agregat bergradasi baik peneliti ingin 1.2.1 Berapa besar nilai kuat tekan beton
menganalisis bagaimana jika mengguna dan kuat tarik belah beton agar
kan agregat bergradasi terpisah (gap tercapainya kekuatan mutu beton
grading) yaitu agregat yang memiliki satu tertinggi.
atau dua jenis butiran. Fakta dari beberapa 1.2.2 Adakah hubungan porositas, resapan
sumber agregat yang memiliki susunan terhadap kuat tekan beton dan kuat

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 24


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 - 30

tarik belah beton terkait dengan mutu tetap padat, tetapi ada kele mahannya,
beton. yaitu lebih cenderung untuk memisah
1.2.3 Berapa besar biaya kebutuhan (segregation) karena butir halus
material beton berpori bila begitu sedikit, dalam praktek agregat
dibandingkan dengan beton normal tidak berdempetan (tidak mungkin
berdasarkan berat volume beton. dikerjakan), sehingga perlu mortal
sebagai pelumas yang membungkus
butir agregat kasar.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui nilai kuat tekan beton
dan kuat tarik belah beton agar 2.2 Porositas
Porositas beton merupakan tingkatan
tercapainya kekuatan mutu beton
yang menggambarkan kepadatan konstruksi
tertinggi.
beton. Porositas merupakan perbandingan
1.3.2 Menganalisis hubungan porositas,
antara ruang kosong dari suatu batuan
resapan terhadap kuat tekan beton dan
dengan volume batuan itu sendiri.
kuat tarik belah beton terkait dengan
Pengujian porositas beton dilakukan
mutu beton.
untuk membanding kan hasil porositas
1.3.3 Mengetahui biaya kebutuhan material
beton dengan hasil kuat tekan dan kuat tarik
beton berpori bila dibandingkan
belah beton.
dengan beton normal berdasarkan
Nilai porositas sendiri dipengaruhi oleh
berat volume beton.
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Keseragaman butiran : semakin seragam
butir penyusun batuan maka nilai
II. KAJIAN PUSTAKA
porositas nya akan semakin besar, dilain
pihak apabila ukuran butiran tidak
2.1 Agregat
seragam maka butiran yang lebih kecil
2.1.1 Agregat adalah butiran mineral alami
akan mengisi ruang kosong diantara
yang berfungsi sebagai bahan pengisi
butiran yang lebih besar sehingga nilai
dalam campuran beton. Agregat ini
porositas akan turun.
kira-kira menempati 60% - 75%
2. Derajat sementasi : semakin tinggi
volume beton.
derajat sementasi maka pori-pori batuan
2.1.2 Agregat kasar harus memenuhi syarat
yang tertutup semen akan semakin kecil,
sebagai berikut :
sehingga nilai porositas akan semakin
 Agregat kasar (batu pecah) tidak
kecil pula.
boleh mengandung Lumpur lebih
3. Rumus Porositas Beton
dari 1% sedangkan agregat halus
Berdasarkan ASTM C 642-90,
tidak boleh mengandung lumpur
digunakan Persamaan sebagai berikut :
lebih dari 5% (ditentukan
berdasarkan berat kering). C-A
 Agregat kasar tidak boleh n=-----------x100% .............. (1)
mengandung zat-zat yang dapat C- D
merusak beton seperti zat-zat reaktif Keterangan:
alkali. n = Porositas benda uji (%);
 Agregat kasar harus memiliki A = Berat kering oven benda uji ( kg);
gradasi yang baik sesuai SNI 03-2834- C = Berat beton jenuh air setelah
1993 pendidihan (kg);
2.1.3 Agregat bergradasi terpisah D= Berat beton dalam air (kg).
yaitu gradasi dimana satu atau lebih
bagian tengah tidak ada /dihilang kan. Rumus Resapan Beton
Beton dengan agregat gab grading

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 25


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 - 30

Penyerapan dalam Beton Berdasarkan t = Kuat tarik beton (kg/cm2)


ASTM D C 642-97 dapat digunakan P = beban tekan maksimum
Persamaan sebagai berikut : d = Diameter silinder (cm)
C - A L = Tinggi silinder (cm)
n1 = -------- x 100% .................... (2)
A
III. METODE PENELITIAN
2.3 Superplasticizer
Superplasticizer merupakan bahan 3.1 Rancangan Penelitian
kimia tambahan yang Fungsinya: Sesuai dengan tujuan utama dalam
sebagai pengencer beton sehingga penelitian ini yaitu membandingkan
dapat meningkatkan kemudahan pelak- mutu beton dan biaya kebutuhan
sanaan pekerjaan pengecoran (work material berdasarkan berat volume
ability), serta dapat mengurangi jumlah beton terhadap beton berpori dan beton
air. Dengan mengurangi jumlah normal.
pemakaian air, maka kekuatan beton Penelitian ini dibagi menjadi enam
akan meningkat. tahap yaitu : 1> Pemeriksaan bahan
campuran beton 2>.Pembuatan renca-
2.4 Tegangan beton na campuran (mix design), 3>. Pem-
Berdasarkan Peraturan Beton Bertulang buatan benda uji, 4>. Pemeliharaan
Indonesia (PBI,1989), besarnya kuat terhadap benda uji (curing), 5>. Pe-
tekan beton dapat dihitung dengan laksanaan pengujian, dan 6>. Anali-
rumus: sis hasil penelitian.
f’c = P / A .............................. (3) 3.1.1 Lokasi
Pelaksanaan penelitian dilakukan di
keterangan Laboratorium Uji Material Program
f’c = kuat tekan (MPa) Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
P = beban tekan maksimum (N) Sipil, Universitas Dr Soetomo
A = luas penampang silinder Surabaya.
Kuat tekan beton yang disyaratkan 3.1.2 Bahan dan instrumen
(karakteristik) ditentukan dengan rumus Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah semen Portland
f’c = fcr – 1,64 S ........................ (4) Type I merk semen gresik; agregat
halus berasal dari Lumajang yang
fcr = ∑ni=1 fci/ n ........................ (5) telah dilakukan pemeriksaan terha dap
kadar air, berat jenis dan penye rapan,
S = √ ∑ni=1 (fc-fcr)² / n-1 ............ (6) analisa saringan, kadar lumpur dan uji
kandungan zat organik (standar
keterangan ASTM-C33).. Agregat kasar yang
fcr=Kuat tekan beton rata-rata (MPa) digunakan pada penelitian ini adalah
n=Jumlah benda uji agregat batu kali Pecah mesin dari
S=Deviasi standar Kab. Mojokerto. Air yang berasal dari
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Laboratorium Bahan dan Kon struksi
(SNI), besarnya kuat tarik belah beton Fak.Teknik Universitas . Admixture
dapat dihitung dengan dengan yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan persamaan : adalah Sikament NN. Perencanaan
t = 2 P / d . L .................... (7) pencampuran beton (mix design)
menggunakan metode SNI 03-2834-
Keterangan : 1993. Benda uji terdiri dari silinder

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 26


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 - 30

diame ter 150 mm dengan inggi 300


mm, sebanyak 60 buah benda uji dan
silin der diameter 100 mm dengan
tinggi 200 mm, sebanyak 15 buah
benda uji. Tabel: 2 Hasil Pemeriksaan Agregat Halus
Hasil Spesifikasi
Alat cetakan benda uji silinder diame No Pengujian
Tes ASTM
ter 150 mm, 300 mm digunakan pada 1 Berat Jenis SSD 2,42 2,1 – 2,6
pengujian kuat tekan dan kuat tarik 2 Air resapan 2,88 % < 3,5%
belah serta cetakan benda uji silinder 3 Kelembapan 2,36% < 6%
diameter 100 mm dan tinggi 200 mm 4 Berat Volume 1,41 1,25– 1,59
digunakan pada porositas dan resapan 5 Kadar Lumpur 2,74 % < 5%
beton. Satu set saringan untuk 6 Analisa Saringan Zone 2
mengetahui gradasi agregat dan
untuk menentukan modulus Tabel: 3 Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar
kehalusan butir agregat kasar/agregat Spesifikasi
No Pengujian Hasil Tes
halus. ASTM
Penelitian ini menggunakan 4 1 Berat Jenis SSD 2,59 2,3 – 2,75
2 Air resapan 0,91 % < 2%
(empat) variasi campuran agregat kasar 3 Kelembapan 0,61% < 1%
dan tanpa menggunakan agregat halus 4 Berat Volume 1,5 1,35–1,75
(pasir) untuk beton berpori. Kerucut 5 Kadar Lumpur 0,99 % >1 %
Abrams digunakan beserta tilam pelat 6 Analisa Saringan 40 mm
baja dan tongkat besi untuk mengetahui
kelecakan adukan (workability) dalam Analisa Campur Beton Normal
percobaan slump test. Compressing Dalam perencanaan campuran beton
Testing Machine (CTM) merupakan berpori tetap mengacu pada perencanaan
alat yang di gunakan untuk melakukan beton normal dengan menggunakan
metode SNI. Perhitungan komposisi bahan-
Kuat tarik Kuat tekan bahan penyusun beton dengan kuat tekan
Porositas
belah ( (umur)
Kode ( umur
umur 28 (f’c) rencana 30 MPa. Sehingga diperoleh
28 hari) 7 14 28
hari) komposisi bahan penyusun beton seperti
BN 3 3 3 3 3 pada Tabel 4 berikut ini
BP-C 3 3 3 3 3
BP-10 3 3 3 3 3
BP-20 3 3 3 3 3 Tabel : 4 Berat bahan penyusun beton normal / m3
BP-40 3 3 3 3 3 Berat Bahan
Jumlah 15 15 15 15 15 No. Kode Semen Air Agregat Agregat
(Kg) (Kg) Halus kasar
pengujian kuat tekan beton dan kuat (Kg) (Kg)
tarik belah beton. 1 BN 438 156,25 519,18 1237
Tabel: 1 Rencana Jumlah Benda Uji
Kelecakan (workability)
Pengujian yang dipakai untuk
mengetahui kelecakan beton adalah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN pengujian slump (slump test). Adukan
beton dikatakan mudah pengerjaannya bila
Pemeriksaan terhadap agregat kasar/ nilai slump tersebut masih dalam batas nilai
halusantara lain meliputi pemeriksaan- slump rencana. Sebenarnya pengujian yang
pemeriksaan modulus kehalusan, kadar dipakai untuk mengetahui kelecakan
air, berat volume, berat jenis, persen tase beton adalah pengujian slump (slump
penyerapan, kadar lumpur, dan kandungan test).
zat organik pada agregat halus.

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 27


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 - 30

Tabel 5 Hasil Pengujian Slump sebesar 25,95% bila dibandingkan dengan


No. Kode Fas Nilai uji Nilai slump beton normal sebesar 80,00 kg/cm2 pada
slump (mm) rencana (mm) umur 28 hari. Dari pengamatan visual
1 BN 0,388 50 30-60 selama di laboratorium tampak bahwa
Tabel 6. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Berpori penurunan mutu beton disebabkan adanya
Terhadap Beton Normal
Variasi Kuat Penurunan Persentase
pori yang terdapat pada benda uji.
Campuran Tekan Kuat Penurunan
Beton Tekan Kuat tekan Tabel 8 Hasil Pengujian Porositas, Resapan, Mutu
(Mpa) Beon Beton (%) Beton
(MPa) Variasi Porosit Resapa Kuat Kuat
BN 317,05 Campura as n Tekan Tarik
BP-C 204,76 112,290 35,417 n Beton Belah
BP-10 96,07 220,980 69,699 (Kg/Cm Beton
2
BP-20 118,68 198,370 62,567 ) (Kg/Cm
2
BP-40 96,07 220,980 69,699 )
BN 14,70 3,62 317,05 80,00
BP-C 21,42 3,91 204,76 59,24
350 BP-10 30,30 3,95 96,07 25,91
300 BP-20 26,05 4,58 118,68 39,24
Kuat Tekan (Kg/Cm2)

250
------- Beton Normal
BP-40 30,81 6,81 96,07 20,00
200 ------- BP - Camp
------- BP #20
150 ------- BP #10; # 40 Dari hasil analisa tabel 8 bahwa
100 Porositas dan Resapan beton sangat
50 berpengaruh pada kuat tekan beton, karena
0
7 14 28
semakin besar nilai porositas menyebabkan
UMUR meningkatnya nilai resapan yang
Dari hasil percobaan dan analisa dihasilkan, maka kuat tekan akan semakin
seperti yang tampak pada tabel 6 terlihat kecil. Begitu pula sebaliknya semakin kecil
penurunan kuat tekan beton pada variasi porositas dan resapan suatu beton, maka
BP-40 dan BP-10 lebih besar kuat tekan beton akan semakin besar. Hal
dibandingkan penggunaan variasi BP-20 ini dapat dibuktikan bahwa campuran beton
dan BP-C, namun untuk keseluruhan yang menggunakan PB-C nilai porositas
terlihat adanya penurunan kekuatan beton 21,42 % dan nilai resapan 3,91 %, diperoleh
setelah beton mencapai kekuatan optimal kuat tekan sebesar 204,76 kg/cm2,
bila dibanding dengan beton normal. sedangkan porositas beton normal 14,70 %
dan nilai resapan 3,62 %, diperoleh kuat
Tabel 7. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton tekan sebesar 317,05 kg/cm2.
Berpori Terhadap Beton Normal
Variasi Kuat Penurunan Persentase Berat Volume Beton
Campuran Tarik Kuat Penurunan Sebelum dilakukan pengujian kuat
belah Tarik Kuat Tarik tekan, benda uji silinder beton terlebih
beton Belah Belah Beton dahulu ditimbang untuk mengetahui
(Mpa) Beton (%) beratnya. Berat volume benda uji
(MPa)
BN 80,00 0 0
diperoleh dengan membagi berat dengan
BP-C 59,24 20,760 20,760 volume masing-masing benda uji.
BP-10 25,21 54,090 67,513
BP-20 39,34 40,760 50,950 Tabel 9 Berat Volume Masing-masing Benda Uji
BP-40 20,00 60,000 75,000 dan Berat Volume Rata-rata Benda
Variasi Jumlah Benda Berat Volume
Dari tabel 7, bahwa nilai kuat tarik Campuran Uji Rata-rata
belah yang dihasilkan pada BP-C sebesar (Kg/m3)
BN 3 2380
59,24 kg/cm2, mengalami penurunan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 28


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 - 30

BP-C 3 2080 Berdasarkan hasil penelitian dan


BP-10 3 1900 analisis dapat disimpulkan bahwa : 1.)Kuat
BP-20 3 2290 tekan beton berpori variasi BP-C sebesar
BP-40 3 2120 20,48 Mpa sedangkan kuat tarik belah
Dari tabel 9 dapat dijelaskan bahwa beton pada variasi BP-C sebesar 5,92 Mpa,
berat volume beton segar untuk BP-C lebih rendah dari beton normal pada umur
sebesar 2080 kg/m3, sedangkan untuk beton 28 hari. Dengan demikian Mutu beton
normal sebesar 2380 kg/m3, atau 87,39 % tidak mencapai kuat tekan rata-rata yang
lebih kecil nilainya bila dibanding dengan ditargetkan yaitu 30 Mpa. 2.)Porositas dan
beton normal . Artinya tidak mencapai berat resapan beton berpengaruh pada mutu
volume padat beton normal sesuai standar beton, semakin besar nilai porositas
SNI 2002 yaitu 2400 kg/cm3 menyebabkan meningkatnya resapan dan
menurunya mutu beton, begitu pula
Biaya sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan dari
Dari hasil analisa campuran (data ada hasil penelitian ini bahwa variasi PB-C nilai
pada lampiran), didapat proporsi campuran porositas 21,42% dan nilai resapan 3,91%,
tiap m3 dengan koreksi karena dilapangan diperoleh kuat tekan sebesar 20,48 MPa,
pasir dan kerikil/ batu pecah tidak dalam sedangkan porositas beton normal 14,70%
keadaan SSD seperti tabel 10 : dan nilai resapan 3,62%, diperoleh
Tabel 10 Volume material untuk beton normal Saran
Semen = 438 kg : 50 kg = 8,76 Zak Beton berpori dengan agregat
Air = 156,25 kg :1000 kg/m3= 0,16 m3
bergradasi terpisah sebaiknya digunakan
Pasir = 519,18 kg : 600 kg/ m3 = 0,32 m3
Kerikil =1237,57 kg :1450 kg/m3= 0,85 m3 untuk bangunan yang ringan atau beton non
struktural, hal ini disebabkan karena didapat
Tabel 11 Volume material untuk beton normal mutu yang rendah dan sifat beton yang
Material Satuan Volume Harga Jumlah kropos/ berpori, penggunaan admix ture
Satuan Biaya (Rp) perlu digunakan dengan memperhati kan
(Rp)
Semen zak 8,76 50.000,- 438.000,-
sifat-sifat asli dari unsur-unsur
Air m3 0,16 30.000,- 4.800,- pembentuknya sehingga didapatkan penam
Pasir m3 0,32 150.000,- 48.000,- bahan yang benar-benar proporsional.
Kerikil m3 0,85 182.000,- 155.125,- Untuk aspek lain seperti slump perlu
Jumlah 645.925,-
dilakukan agar didapatkan beton yang
Dari tabel 11 dapat dijelaskan bahwa plastis dan memperkecil terjadinya bleeding
berat volume beton segar untuk BP-C sesuai dengan fungsi dan tujuan penelitian,
sebesar 2,08 gr/cm3, sedangkan untuk sehingga penelitian ini masih perlu
14,70% dan nilai resapan 3,62%, diperoleh dilanjutkan guna mendapatkan hasil yang
kuat tekan sebesar 31,71 MPa. 3.)Biaya baik dan akurat.
kebutuhan material beton berpori sebesar
Rp 567,057.00/m3 atau lebih rendah 12,12
%, jika dibanding dengan beton normal DAFTAR PUSTAKA
sebesar Rp 645,925.00/m3 berdasarkan
berat volume beton. Sehingga berat volume Anonim, 1993. Tata Cara Pembuatan
padat beton berpori yang diperoleh dari Rencana Campuran Beton Normal
hasil pengujian sebesar 2089 kg/m3 tidak (SNI 03-2834-1993), Departemen
mencapai berat beton normal (2400 Pekerjaan Umum.
kg/cm3) ............, 2002. Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan
Kesimpulan Gedung (SNI 03-2847-2002),

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 29


Extrapolasi Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya
Desember 2012, Vol. 05, No. 02, hal 24 - 30

Badan Standarisasi Nasional, Spesifikasi Bahan Pembuat Beton


Jakarta. Menurut Konsep PBI 1988., 1986
“ Seminar Teknologi Beton dalam
ASTM, 1990. Standard Test Method Rangka Menyambut PBI 1988.
forSpecific Grafity, Absorption, Jurusan Teknik Sipil , Fakultas
andVoid in Hardened Concrete Teknik ITS Surabaya.
(ASTM C642-90).Website : Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2834-
http://www.astm.org 1993., 1993 ” Tata cara
Ardiansyah, Rony.,2007 ” Fly ash pembuatan rencana campuran
Pemanfaatan Dan Kegunaannya beton normal” Departemen Pe
PT Riau Pos Intermedia” @1997- kerjaan Umum.
2007, 10 Nopember 2011 Standar Industri Indonesia (SII) 0052-
Estutie “ Paving Blok Dengan Campuran 80.,1980. ”Mutu Dan Cara Uji
Ply Ash Mutu Rendah Hasil Agregat” Departemen Perindus
Limbah PT. IPMOMI “ Kuat trian Indonesia.
Tekan Yang Dihasilkan 41,67 Subakti Aman., 1995. Teknologi Beton
Mpa. Journal Dalam Praktek, Laboratorium
Modul.,2001“ Panduan Praktikum Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknologi Bahan Konstruksi ”, Teknik ITS Surabaya.
Laboratorium Prodi Teknik Sipil Solikin Ahmad., 2000 “Studi Pemanfaatan
Fakultas Teknik Universitas Dr Abu Ampas Tebu (Aat) Sebagai
Soetomo Surabaya. Tambahan Bahan Pengikat (Semen
Nugraha Paul, dan Anton., 2007 Portland) Dalam Pembuatan
“Teknologi Beton, dari Material, Beton Ditinjau Terhadap Kuat
Pembuatan ke Beton Mutu Tekan”.Skripsi yang tidak
Tinggi” Penerbit Andi Ofset. dipubilkasikan
Sagel.R, kole.P and Kusuma Gideon ,
“Pedoman Pengerjaan Beton “,
Erlangga,

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 30

Anda mungkin juga menyukai