Anda di halaman 1dari 11

STUDI EKSPERIMENTAL UJI KUAT TEKAN BETON DENGAN

MENGGUNAKAN MATERIAL AGREGAT HALUS DAN KASAR DARI KALI


BAUBAU

Irzal Agus1 dan Ryval Ramadhan Susaryat2


(Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unidayan Baubau)1
(Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Unidayan)2
Email : zargiyaz@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat-sifat karakteristik material agregat halus dan
agregat kasar dari Kali Baubau Kelurahan Bataraguru Kecamatan Wolio dan untuk
mengetahui basar kuat tekan yang dihasilkan oleh beton yang menggunakan agregat halus dan
agregat kasar dari Kali Baubau Kelurahan Bataraguru Kecamatan Wolio.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan dua komposisi yaitu komposisi perbandingan agregat
30/70 dan komposisi perbandingan agregat 50/50. Pengujian dilakukan pada umur perawatan
3 hari, 7 hari dan 28 hari, dengan menggunakan silinder. Setiap komposisi dibuat 15 benda uji
dengan jumlah keseluruhan 30 benda uji. Hasil kuat tekan beton untuk komposisi 30/70
mencapai rata-rata 168 kg/cm2 pada umur 28 hari, lebih kecil dari komposisi 50/50 yang
mencapai rata-rata kuat tekan 156 kg/cm2. Hasil penelitian fisik agregat dengan menggunakan
dua komposisi yang berbeda menghasilkan mutu beton yang rendah.

Kata Kunci : Beton, Agregat Halus (Pasir), Agregat Kasar (Batu Alami), Kuat Tekan.

A. PENDAHULUAN di tiap-tiap daerah, apalagi pada daerah


yang sementara membangun. Salah satu
Saat ini beton banyak digunakan contoh daerah yang terus memulai tahap
sebagai bahan bangunan. Kemajuan pesat di pembangunan adalah Kota Baubau. Kota
bidang konstruksi harus diimbangi pula Baubau merupakan daerah yang banyak
oleh kemajuan teknologi beton sebagai memiliki sumber daya alam. Salah satunya
sarana pendukungnya. Dengan kemajuan material yang merupakan bahan penyusun
teknologi konstruksi dewasa ini, dituntut beton yang ada di Kecamatan Wolio.
pula dengan perkembangan pengujian- Namun dari segi material kita perlu
pengujian yang berhubungan dengan mengetahui sifat fisik material itu sendiri.
kelayakan beton itu sendiri. Salah satu Sehingga kita dapat memilih tempat
pengujian beton yang paling utama ialah pengambilan material sesuai dengan
pengujian kuat tekan, karena sesuai dengan kebutuhan kita. Salah satu contoh lokasi
keunggulan sifat beton yaitu dapat menahan yang memiliki sumber daya alam agregat
tekan sangat kuat. Dengan pengujian ini halus dan agregat kasar terdapat di Kali
dapat diketahui besarnya kekuatan tekan Baubau, Kelurahan Bataraguru, Kecamatan
beton lapangan melalui pengujian sampel, Wolio.
sehingga dapat ditentukan apakah beton
tersebut sesuai dengan kuat tekan rencana
dan layak dalam penggunaannya di
lapangan.
Pada umumnya teknologi beton
banyak digunakan dikalangan masyarakat

91
B. KAJIAN PUSTAKA b. Kelemahan Beton
1) Beton dianggap tidak mampu
1. Umum menahan gaya tarik, sehingga mudah
retak.
Perkembangan dunia konstruksi di Oleh karena itu perlu di beri baja
Indonesia ikut mendorong bertambahnya tulangan sebagai penahan gaya tarik.
penggunaan beton sebagai material 2) Beton keras menyusut dan
perkuatan struktur. Selain itu, teknologi mengembang bila terjadi perubahan
beton selalu mengalami perkembangan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi
yang lebih dinamis. Beton adalah sebuah (expansion joint) untuk mencegah
bahan bangunan komposit yang terbuat dari terjadinya retakan-retakan akibat
kombinasi aggregat dan pengikat semen. terjadinya perubahan suhu.
Bentuk paling umum dari beton 3) Untuk mendapatkan beton kedap air
adalah beton Semen Portland, yang terdiri secara sempurna, harus dilakukan
dari agregat mineral (kerikil dan pasir), dengan pengerjaan yang teliti.
semen dan air. Beton mengering setelah 4) Beton bersifat getas (tidak daktail)
pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, sehingga harus dihitung dan diteliti
beton tidak menjadi padat karena air secara seksama agar setelah
menguap, tetapi semen berhidrasi, dikompositkan dengan baja tulangan
mengelem komponen lainnya bersama dan menjadi bersifat daktail, terutama
akhirnya membentuk material seperti-batu. pada struktur tahan gempa.
Beton digunakan untuk membuat
perkerasan jalan, struktur bangunan, 3. Sifat-sifat Beton
fondasi, jalan, jembatan, dan semen dalam Beton mempunyai karakteristik yang
bata atau tembok blok pengalaman- harus dipertimbangkan dalam hubungannya
pengalaman pelaksanaan beton akan sangat dengan kualitas yang dituntut tujuan suatu
membantu di dalam merencanakan dan konstruksi tertentu. Pendekatan praktis
mendesain kekuatan beton yang yang paling baik untuk mengusahakan
dikehendaki. kesempurnaan sifat suatu beton, akan
berarti suatu pemborosan bilamana
2. Keunggulan dan Kelemahan Beton dipandangi dari segi ekonomi. Yang paling
diharapkan dari suatu konstruksi ialah dapat
a. Keunggulan Beton memenuhi harapakan maksimal, dengan
1) Beton mampu menahan gaya tekan tepat mengikuti fariasi sifat-sifat beton, dan
dengan baik, serta mempunyai sifat tidak hanya terpaku pada suatu pandangan
tahan terhadap korosi dan saja, misalnya kekuatan yang harus
pembusukan oleh kondisi lingkungan. semaksimal mungkin.
2) Beton segar dapat dengan mudah Meskipun usaha untuk mencapai
dicetak sesuai dengan keinginan. kekuatan maksimum bukan merupakan
Cetakan dapat pula dipakai berulang satu-satunya kriteria perencanaan, ukuran
kali sehingga lebih ekonomis. dari kuat hancur kubus atau silinder beton
3) Beton segar dapat disemprotkan pada sebagai bahan uji mencerminkan suatu
permukaan beton lama yang retak usaha untuk mempertahankan mutu standar
maupun dapat diisikan kedalam yang seragam. Karena sifat-sifat lain dari
retakan beton dalam proses beton pada campuran tertentu tercermin
perbaikan. dalam kuat kubus uji, maka satu-satunya
4) Beton segar dapat dipompakan pengujian ini masih dipandang memadai
sehingga memungkinkan untuk dan memberikan informasi yang cukup.
dituang pada tempat-tempat yang
posisinya sulit.
5) Beton tahan aus dan tahan bakar,
sehingga perawatannya lebih murah.

92
4. Material Pembentuk Beton sebagai kerikil, kericak, batu pecah, atau
suplit. Adapun agregat halus disebut
a. Semen sebagai pasir, baik sebagai pasir alami
yang diperoleh dari sungai atau tanah
Semen berasal dari kata
galian, atau dari pemecahan batu.
Caementum yang berarti bahan perekat
Agregat harus mempunyai bentuk yang
yang mampu mempersatukan atau
baik (bulat atau mendekati kubus),
mengikat bahan-bahan padat menjadi
bersih, keras, kuat dan gradasinya baik.
satu kesatuan yang kokoh atau suatu
Agregat harus pula mempunyai
produk yang mempunyai fungsi sebagai
kestabilan kimiawi, dan dalam hal-hal
bahan perekat antara dua atau lebih
tertentu harus tahan aus dan tahan cuaca.
bahan sehingga, menjadi suatu bagian
yang kompak atau dalam pengertian
c. Air
yang luas adalah material plastis yang
Air diperlukan pada pembuatan
memberikan sifat rekat antara batuan-
beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan
batuan konstruksi bangunan. Usaha
semen untuk membasahi agregat dan
untuk membuat semen pertama kali
untuk melumas campuran agar mudah
dilakukan dengan cara membakar batu
pengerjaannya. Air yang digunakan pada
kapur dan tanah liat.
pembuatan beton harus bebas dari
Joseph Aspadain yang
lumpur dan senyawa-senyawa yang
merupakan orang Inggris, pada tahun
berbahaya seperti garam, minyak, gula
1824 mencoba membuat semen dari
atau bahan-bahan kimia lainny dan
kalsinasi campuran batu kapur dengan
apabila dipakai untuk campuran beton
tanah liat yang telah dihaluskan, digiling,
akan sangat menurunkan kekuatannya
dan dibakar menjadi lelehan dalam
dan dapat juga mengubah sifat-sifat
tungku, sehingga penguraian batu kapur
beton yang dihasilkan.
(CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan
karbon dioksida (CO2). Batu kapur Dalam SK. SNI. T-15-1991-30
tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa harus dipenuhi air jika campuran beton :
lain membentuk klinker kemudian 1) Tidak mengandung lempung (benda
digiling sampai menjadi tepung yang melayang lainnya) lebih dari 2 gr/ltr.
kemudian dikenal dengan Portland. 2) Tidak mengandung garam-garam
yang dapat merusak beton (asam, zat
b. Agregat organik).
Agregat adalah butiran mineral 3) Tidak mengandung clorida (Cl) lebih
alami yang berfungsi sebagai bahan dari 0,5 gr/ltr.
pengisi dalam campuran mortar atau
beton. Agregat ini kira-kira menempati 5. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
sebanyak 70 % volume mortar atau Beton
beton. Walaupun namanya hanya
sebagai pengisi, akan tetapi agregat a. Kualitas Bahan
seangat berpengaruh terhadap sifat-sifat Kualitas bahan penyusunan beton
mortar/betonnya, sehingga pemilihan, seperti semen, pasir dan kerikil
agregat merupakan bagian penting dalam diharapkan dapat memenuhi kriteria
pembuatan mortar/beton. yang telah ditentukan. Semen dapat
Cara membedakan jenis agregat diperoleh dari perdagangan dengan
yang paling banyak digunakan adalah kualitas standar. Berbeda halnya dengan
dengan didasarkan pada ukuran butiran- pasir sungai dan ada pasir darat. Dari
butiranya. Agregat yang mempunyai tempat pengambilan berbeda, kualitas
ukuran butiran-butiran yang besar akan berbeda. Seperti pengambilan yang
disebut agregat kasar, sedang agregat tidak sama, terutama pasir sungai.
yang berbutir kecil disebut agregat halus. Kerikil identik dengan pasir asal yang
Secara umum, agregat kasar disebut tidak berbeda keanekaragaman
93
campuran beton yang dihasilkan. Bahan yaitu bagian yang jelek kualitasnya
yang baik kualitasnya diharapkan timbul secara berlebihan di bagian atas
kualitas beton juga baik. yang dicor, lemah dan kepadatannya
Untuk mengetahui kualitas bahan, rendah, karena ruangan ditempati air.
guna menghasilkan mutu beton yang
direncanakan perlu diadakan pengujian 6. Perencanaan Adukan Beton
terhadap masing-masing bahan.
Disamping mutu bahan diketahui, dapat Berikut ini diuraikan tentang
pula diketahui kondisi bahan dalam arti perencanaan adukan beton dengan metode
persyaratan tergantung pada SK. SNI T- SK.SNI-91 :
15-1990-03. a. Penetapan kuat tekan beton yang
Berikut ini penjelasan tentang disyaratkan (fc) pada umur tertentu.
bahan-bahan penyusunan beton serta 1) Kuat tekan beton yang disyaratkan
pegaruhnya terhadap kualitas beton yang ditetapkan sesuai dengan persyaratan
dihasilkan : perencanaan struktur dan kondisi
1) Semen mempengaruhi kualitas dan setempat.
kecepatan pengerasan. 2) Penetapan nilai deviasi standar (Sd).
2) Agregat halus mempengaruhi :
Deviasi standar ditetapkan
a) Gradasi mempengaruhi
kemudahan pengerjaannya berdasarkan tingkat mutu
b) Kadar air, mempengaruhi air pengendalian pelaksanaan campuran
semen betonnya, makin baik mutu
c) Kadar lumpur, mempengaruhi air pelaksanaan makin kecil nilai deviasi
semen standar. Penetapan nilai deviasi
d) Kebersihan, mempengaruhi standar (Sd) ini berdasarkan hasil
kekuatan dan sifat awet beton
pengalaman praktek dalam
3) Agregat kasar mempengaruhi :
a) Gradasi, mempengaruhi kekuatan pembuatan beton dengan mutu dan
b) Kadar air, mempengaruhi bahan dasar yang sama pula adalah
perbandingan air/semen sebagai berikut :
c) Kebersihan, mempengaruhi a) Jika pelaksanaan mempunyai
kekuatan dan keawetan catatan dan hasil pembuatan beton
4) Air : serupa pada masa yang lalu, maka
kualitasnya mempengaruhi hampir
semua sifatnya, kualitasnya persyaratannya (seperti yang
mempengaruhi pengerasan, kekuatan tersebut diatas) jumlah data hasil
sifat awet, dan lain-lain. uji minimum 30 buah (satu data
hasil uji kuat tekan adalah hasil
b. Cara Menakar dan Mencampur rata-rata dari uji dua silinder yang
1) Menakar Bahan Dengan Dasar dibuat dari contoh beton yang
Volume.
sama dan diuji pada 28 hari atau
2) Menakar Bahan Dengan Dasar Berat
umur pengujian yang lain
c. Cara Pelaksanaan Pekerjaan ditetapkan). Jika jumlah data
Pelaksanaan pekerjaan beton kurang dari 30 buah maka
pada prinsipnya diperlukan penggunaan dilakukan koreksi terhadap nilai
suatu campuran yang mempunyai daya deviasi standar dengan suatu faktor
kemudahan pengerjaannya sehingga pengali, seperti pada tabel berikut.
memungkinkan operator untuk mengecor
pada posisinya tanpa kesukaran. Dilain
pihak, agar campuran basah, karena akan
terjadi segregasi (pemisahan butiran)

94
Tabel 1 Faktor Pengali Deviasi Standar d. Penetapan Jenis Semen Portland
Menurut SNI-2002 di Indoneisa Semen
Portland dibedakan menjadi lima jenis,
yaitu jenis I, II, III, IV, V, Jenis I
merupakan semen biasa, adapun jenis III
Sumber : Tabel1 SNI. T-15-1990-03:5
merupakan persyaratan kekuatan awal
b) Jika pelaksanaan tidak mempunyai
yang tinggi, atau dengan kata lain sering
catatan/pengalaman hasil pengujian
cepat mengeras.
beton pada masa lalu yang tidak
e. Penetapan Jenis Agregat
memenuhi persyaratan tersebut, nilai
Jenis Kerikil dan pasir ditetapkan,
margin diambil sebesar 12 MPa.
apakah berupa agregat alami (tak
dipecah) ataukah agregat jenis batu
Tabel 2. Nilai Deviasi Standar untuk
pecah (crushed aggregate).
Berbagai Tingkat Pengendalian Mutu
Pekerjaan.
7. Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton mengidentifikasikan


mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki,
semakin tinggi pula mutu yang dihasilkan.
Sumber : Teknologi Beton (Ir. Mulyono, MT) Beton harus dirancang proporsi
campurannya agar menghasilkan suatu kuat
b. Perhitungan Nilai Tambah (margin), M tekan yang rata-rata sesuai yang
Jika nilai tambah ini sudah ditetapkan disyaratkan.
sebesar 12 MPa maka langsung langkah Standar deviasi sangat ditentukan
keempat, jika nilai tambah dihitung berdasarkan tingkat mutu pelaksanaan
berdasarkan nilai deviasi standar Sd, dilapangan. Makin baik mutu peralatan,
maka dilakukan rumus berikut : pengawasan dan pelaksanaannya maka
M = K x Sd....................................(1) standar deviasi yang ditentukan makin
kecil, begitu pula sebaliknya. Standar
Keterangan Nilai tambah deviasi ini selanjutnya mempengaruhi
M =
: (MPa) dalam perhitungan mencari nilai kuat tekan
K = 1,64 rata-rata.
Standar Bentuk dan ukuran benda uji sangat
Sd = mempengaruhi kuat tekan beton yang
Deviasi
(Sumber : SNI 03-2834-1993) dihasilkan. Adapun bentuk standar benda
uji menurut Standar Nasional Indonesia
c. Menetapkan Kuat Tekan Rata-Rata yang Tata Cara Perhitungan Stuktur Beton untuk
direncanakan. Bangunan Gedung (SNI-03-2847-1992)
Kuat tekan beton rata-rata yang atau (SK.SNI T-15-1991-03) Bab 1 pasal
direncanakan diperoleh dengan rumus : 1.3 ayat 14 adalah silinder berdiameter 150
Fcr = Fc + M……………………..(2) mm dan tinggi 300 mm, namun apabila
Kuat tekan
karena alasan tertentu tidak dapat membuat
Keterangan : Fcr = rata-rata
(MPa) silinder, maka boleh digunakan kubus sisi
Kuat tekan 150 mm. Apabila digunakan kubus sisi 150
Yang mm, maka hasil uji kuat tekannya perlu
Fc = dikalikan faktor koreksi sebesar 0,83.
disyaratkan
(MPa) Faktor koreksi untuk berbagai benda uji
Nilai dapat dilihat pada tabel 15 sebagai berikut:
M = Tambah
(MPa)
(Sumber : SNI 03-2834-1993)
95
Tabel 3 Perbandingan Kekuatan Beton 3. Teknik Pengumpulan Data
Pada Berbagai Benda Uji.
Pengambilan sampel untuk agregat
halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil)
dilakukan secara langsung dilokasi atau
daerah penambangan pasir. Hal ini
dilakukan agar sampel yang diambil benar-
benar langsung bersumber dari lokasi
tersebut. Sampel kemudian dimasukkan
Sumber : PBBI 1971 – N.I. - 2 ( Anonimus ) kedalam satu tempat (karung sampel) untuk
pemeriksaan data-data karakteristik dan mix
design. Lokasi pengambilan material
C. METODE PENELITIAN agregat halus (pasir) dan agregat kasar
(krikil) dari Kali Baubau.
1. Tinjauan Umum Peneltian
4. Bahan Penelitian
Langkah awal dari penelitian ini
adalah pemilihan lokasi penelitian, yaitu a. Semen
menentukan daerah penghasil agregat yang Semen yang dipergunakan pada
akan dijadikan sampel pada penelitian ini. penelitian ini adalah jenis semen yang
Agregat yang akan dijadikan sampel pada digunakan untuk konstruksi beton dan
penelitian ini adalah untuk agregat halus banyak tersedia di pasaran yaitu jenis
(pasir) dan agregat kasar (krikil) dari Kali semen portland tipe I yang diproduksi di
Baubau. Hal ini didasari karena kebutuhan pabrik Semen Tonasa.
masyarakat akan agregat tersebut sangat b. Agregat Halus
tinggi pada kebutuhan konstruksi bangunan, Pasir yang digunakan pada penelitian ini
namun belum didasari adanya kepastian adalah pasir yang diperoleh dari Kali
tentang berapa besar kualitas beton yang Baubau.
dihasilkan dari penggunaan agregat c. Agregat Kasar
tersebut. Kerikil yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari Kali Baubau
2. Waktu dan Lokasi Penelitian d. Air
Air yang dipakai pada penelitian ini
Penelitian kuat tekan beton dilakukan adalah air PDAM yang diperoleh di
dilaboratorium teknik sipil Universitas laboratorium pengujian. Air ini juga
Dayanu Ikhsanuddin (UNIDAYAN) dipakai mengingat mudah
penelitian ini dilakukan di Laboratorium mendapatkannya dan kualitas telah
Struktur dan Konstruksi Teknik Sipil memenuhi persyaratan penelitian ini.
Fakultas Teknik yang terletak di area
Universitas Dayanu Ikhsanuddin 5. Alat-alat Penelitian
(UNIDAYAN) penelitian ini mulai
dilaksanakan pada bulan Januari 2015 Alat yang digunakan dalam penelitian
sampai selesai. Selama penelitian ini adalah alat-alat Laboratorium
dilaboratorium, penulis selalu melakukan Universitas Dayanu Ikhsanuddin
komunikasi baik dengan dosen pembimbing (UNIDAYAN).
maupun teknisi di laboratorium. Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisir 6. Pelaksanaan Penelitian
kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
penelitian dan khususnya pada saat a. Pemeriksaan Karakteristik Agregat
pengolahan data hasil pemeriksaan 1) Pelaksanaan penelitian ini diawali
material. dengan pemeriksaan karakteristik fisik

96
terhadap sampel agregat halus, agregat dengan presentasi campuran yang sama
kasar yaitu : namun berbeda komposisi.
a) Pemeriksaan analisa saringan agregat 3) Pemeriksaan slump beton yang
halus dan agregat kasar (SNI 03- menentukan kekentalan adukan beton
1968-1990). segar. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
b) Pemeriksaan berat jenis dan menggunakan kerucut Abram (kerucut
penyerapan air untuk agregat halus terpancung) dengan diameter bagian
dan agregat kasar (SNI 03-1970- bawah 20 cm, bagian atas 10 cm, dan
1990). tinggi 30 cm. Bagian atas dan bagian
c) Pemeriksaan kadar air agregat halus bawah cetakan terbuka. Cetakan di isi
dan agregat kasar (SNI 03-1971- adukan beton segar dalam tiga lapis
1990). dimana tiap lapisan ditusuk-tusuk
d) Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan batang pemadat secara merata
dengan mesin Abrasi Los Angeles sebanyak 25 kali, kemudian cetakan di
(SNI 03-2417-1991). angkat. Selisih antara tinggi awal dan
e) Pemeriksaan lewat saringan No.200 ( tinggi akhir itu adalah nilai slump.
kadar lumpur ) agregat halus dan 4) Setelah pembuatan benda uji, maka
agregat kasar (SNI 03-4142-1996). dilakukan perawatan pada beton (beton
f) Pemeriksaan berat isi agregat halus direndam dalam air) sampai masa
dan agregat kasar (SNI 03-4804- pengujian kuat tekan pada umur 3 hari,7
1998). hari dan 28 hari.
2) Dari hasil pemeriksaan diatas kemudian
disesuaikan dengan kebutuhan data-data c. Perlakuan Terhadap Benda Uji
yang diperlukan untuk perancangan Setelah selesai pembuatan benda uji
campuran beton yang akan dibuat berdasarkan rancangan campuran beton
dengan menggunakan metode Standar yang direncanakan, maka semua benda uji
Nasional Indonesia SK.SNI. T-15-1990- direndam di dalam bak perendaman sampai
03 Tata Cara Pembuatan Rencana tiba pada masa pengujian kuat tekan pada
Campuran beton Normal. umur 3 hari,7 hari dan 28 hari

b. Pemeriksaan Beton d. Matrix Benda Uji


Pemeriksaan beton ini dilakukan
sebagai berikut : Tabel 4 Tabel Matrix Benda Uji
1) Perencanaan campuran beton dilakukan
dengan cara langsung dengan
menentukan proporsi perbandingan
antara agregat kasar dan agregat halus
serta pemakaian nilai Faktor Air Semen Sumber : Rencana Mix Design
(FAS) tertentu. Dari nilai tersebut
selanjutnya dapat ditentukan berat dari
masing-masing material penyusun beton D. HASIL PENELITIAN DAN
yaitu berapa jumlah pemakaian air dalam PEMBAHASAN
liter, pemakaian agregat kasar, agregat
halus dan semen dalam kilogram. 1. Karakteristik Material
2) Pembuatan campuran beton dilakukan di
area Laboratorium Teknik Sipil a. Agregat Halus
Universitas Dayanau Ikhsanuddin, Hasil pemeriksaan karakteristik
Penyediaan material untuk campuran agregat halus yaitu agregathalus (pasir) dari
dengan mengambil kebutuhan Kali Baubau Kelurahan Bataraguru
berdasarkan proporsi berat untuk 30 Kecamatan Wolio yang digunakan dalam
benda uji berbentuk silinder untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel
masing-masing penggunaan proporsi berikut ini:

97
Tabel 5 Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat Tabel 7 Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat
Agregat Halus Pasir Kali Baubau. Agregat Kasar Kerikil Kali Baubau

Batas Gradasi agregat halus menurut


SNI yang dipakai pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 19.

Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir


(British Standard)

Sumber : Hasil analisa Data

Gambar 2 Grafik Hubungan Antara


Ukuran Saringan & Persen Lolos Agregat
Kasar

c. Air
Air yang digunakan di Laboratorium
adalah air yang tidak berwarna, tidak
berbau, juga tidak mempunyai rasa tertentu.
Sehingga sangat baik untuk digunakan
dalam pencampuran beton.
Sumber : Hasil analisa Data
Gambar 1 Grafik Hubungan Antara d. Semen
Ukuran Saringan & Persen Lolos Gradasi Semen yang dipergunakan pada
Pasir penelitian ini adalah semen yang umum
digunakan untuk konstruksi beton dan
b. Agregat Kasar banyak tersedia dipasaran yaitu jenis semen
Portland type I yang diproduksi pabrik
Hasil Pemeriksaan agregat
semen Tonasa.
kasar/kerikil Kali Baubau yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
2. Hasil Perancangan Campuran Beton
20 berikut :
Pemeriksaan terhadap karakteristik
masing-masing material yang digunakan
telah selesai, selanjutnya dapat kita

98
tentukan komposisi campuran material Pencampuran material penyusun
untuk mix desain beton. Dalam penelitian beton dilakukan setelah penakaran masing-
ini kita gunakan 2 (dua) Komposisi agregat. masing bahan. Setelah proses pencampuran
Agregat kasar (kerikil) dari Kali Baubau ini selesai maka dilakukan uji Slump yaitu
serta agregat halus (pasir) kali Baubau uji kekentalan spesi. Pada pengujian ini
didasarkan pada tabel analisa saringan untuk tiap komposisi diperoleh nilai slump
agregat gabungan yang dapat dilihat pada yang berbeda-beda untuk komposisi 50/50
lampiran. Untuk komposisi pertama dengan nilai slump 9 cm, sedangkan untuk
menggunakan metode coba-coba (Trial komposisi 27/73 nilai slump 9 cm dari hasil
Mix) yaitu dengan komposisi campuran Uji Slump Test semua masuk syarat Slump
50:50 dimana campuran agregatnya adalah Test yang direncanakan yaitu: 6 - 18 cm.
50% untuk agregat halus (pasir) dan 50%
untuk agregat kasar serta komposisi yang 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan
kedua berdasarkan hasil Mix Design yaitu
dengan komposisi 27:73 dimana campuran Hasil pengujian yang dilakukan
agregatnya adalah 27% untuk agregat kasar terhadap benda uji diperoleh kuat tekan
dan 73% untuk agregat halus (pasir). rata-rata beton pada tiap-tiap umur
Faktor Air Semen (FAS) pada pengujian berdasarkan komposisi
penelitian ini, digunakan 0,55. Nilai FAS perbandingan agregat :
diambil berdasarkan pada pembacaan nilai a. Perbandingan agregat alami komposisi
FAS. 27/73
Penentuan Nilai Faktor Air Semen
(FAS) secara langsung dengan tetap Tabel 10 Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata-
mengacu pada standar yang disyaratkan rata 27/73
dalam SK-SNI- T-15-1990-03. Nilai FAS
ini menjadi dasar untuk menentukan jumlah
penggunaan semen dan air dalam
campuran. Berikut ini rangkuman hasil
komposisi mix desain beton untuk Sumber : Hasil Analisa Data
komposisi 27/73 dan komposisi 50/50. Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat
bahwa kuat tekan beton yang di capai
Tabel 8 Perencanaan mix design komposisi semakin bertambah umur, maka semakin
27/73 adalah sebagai berikut: naik pula kuat tekan beton yang di peroleh.

Sumber Hasil Analisa Data

Tabel 9 Perencanaan mix design komposisi


50/50 adalah sebagai berikut: Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Umur
Beton & Kuat Tekan Beton

Sumber Hasil Analisa Data

99
b. Perbandingan agregat alami komposisi 1,60 kg/ltr dari 1,6 – 1,9 kg/ltr.
50/50 Absorpsi pasir tidak memenuhi syarat
karena hasil pengamatan 3,01% dari
Tabel 11 Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata- interval maksimal 2%, kerikil
rata memenuhi 1,53% dari maksimal 4%.
Berat Jenis pasir memenuhi syarat
karena rata-rata hasil pengamatan
2,33 dari interval maksimal 1,6 – 3,3,
kerikil memenuhi 2,73 dari interval
Sumber : Hasil Analisa Data 1,6 – 3,3. Modulus Kehalusan pasir
memenuhi syarat karena pengamatan
Berdasarkan tabel diatas dapat di 3,52 dari interval maksimal 1,5 –
lihat bahwa kuat tekan beton yang di capai 3,80, kerikil tidak memenuhi 8,81
semakin bertambah umur, maka semakin dari interval 6,0 – 7,1.
naik pula kuat tekan beton yang di peroleh. b. Kuat tekan beton yang dihasilkan
untuk komposisi 27/73 menunjukan
hasil pada umur 3 hari diperoleh
79,40 kg/cm2, pada umur 7 hari
diperoleh 124,10 kg/cm2, dan pada
umur 28 hari diperoleh 165,30
kg/cm2, sedangkan untuk komposisi
50/50 menunjukan hasil pada umur 3
hari diperoleh 66,90 kg/cm2, pada
umur 7 hari diperoleh 104,00 kg/cm2,
dan pada umur 28 hari diperoleh
Gambar 4 Grafik Hubungan Antara Umur 156,00 kg/cm2. Dari hasil kuat tekan
Beton & Kuat Tekan Beton beton yang diperoleh dari
perbandingan komposisi agregat
menunjukan bahwa komposisi
E. KESIMPULAN perbandingan agregat 27/73, lebih
baik dari pada komposisi 50/50,
1. Kesimpulan namun tidak dapat mencapai rencana
a. Uji karakteristik material agregat mutu beton. Tidak tercapainya kuat
halus dan agregat kasar yaitu, Kadar tekan yang direncanakan karena
Lumpur pasir tidak memenuhi syarat beberapa faktor yaitu, kadar lumpur,
karena hasil pengamatan 7,24% dari berat volume kondisi lepas dan
interval maksimal 5%, kerikil absorbsi pasir yang tidak memenuhi.
memenuhi 0,81% dari interval Selain itu, berat volume kondisi lepas
maksimal 1%. Kadar Air pasir dan modulus kekasaran kerikil yang
memenuhi syarat karena hasil tidak memenuhi
pengamatan 3,01% dari interval
maksimal 2% - 5%, kerikil memenuhi
0,81% dari 0,5% - 2%. Berat Volume DAFTAR PUSTAKA
pasir kondisi lepas tidak memenuhi
syarat karena hasil pengamatan 1,38 Anonim, Badan Penelitian dan
kg/ltr dari interval 1,4 – 1,9 kg/ltr.
Berat Volume pasir kondisi padat Pengembangan Jalan dan Jembatan.,
memenuhi syarat karena hasil 2010 Teknologi Beton, Pekerjaan
pengamatan 1,38 kg/ltr dari interval
1,4 – 1,9 kg/ltr, kerikil kondisi lepas Umum, Bandung
tidak memenuhi 1,47 kg/ltr dari 1,6 –
1,9 kg/ltr, kondisi padat memenuhi
100
Anonim, Badan Penelitian dan Kadiono, L. J. & Brook, K. M, 1991, Bahan
Pengembangan Jalan dan dan Praktek Beton, Terjemahan
Jembatan.,2010. Pengendalian Mutu Oleh Stephanus Hindarko, Penerbit
Pekerjaan Beton, Kementrian Erlangga, Jakarta.
Pekerjaan Umum, Bandung
Nawy, E.G., 1990. Beton Bertulang., PT.
Anonim, Bidang Pengujian dan Eresco., Bandung
Pengembangan Teknologi., 2010.
Nugraha, P. , dan Antoni, 2007 ,
Persyaratan SNI, Buku I, Dinas
Teknologi Beton dari Material
Bina Marga Provinsi Sulawesi
Pembuatan, Kebeton Kinerja Tinggi.
Selatan, Makassar
Wang, Chu-Kia., Charles G. Salmon.,
Anonim, Bidang Pengujian dan
1990., Disain Beton Bertulang.,
Pengembangan Teknologi., 2010.
Jilid I,. Erlangga , Jakarta
Persyaratan SNI, Buku II, Dinas
Wang, Chu-Kia., Charles G. Salmon.,
Bina Marga Provinsi Sulawesi
1990., Disain Beton Bertulang.,
Selatan, Makassar
Jilid II,.Erlangga , Jakarta
Dipohusodo, Istimawan., 1996., Struktur
Beton Bertulang., PT. Gramedia
Pustaka Utama., Jakarta

101

Anda mungkin juga menyukai