Anda di halaman 1dari 47

Bimbingan Teknis

Pengujian Laboratorium Bahan dan Struktur Bangunan Gedung

Pengujian Laboratorium Bahan


Y.M ADHI (2021) Pengendalian Mutu Bahan dan Struktur Bangunan Gedung (PPT Slide)

ditbtpp.bbsbg@pu.go.id pupr_bahan_struktur_bangunan pupr_bbsbg Kang Batur Bbsbg Djck 081111114310


Deskripsi Singkat
Bimbingan Teknis ini memberikan informasi mengenai pengujian laboratorium
khususnya untuk beton dan baja, mulai dari ketentuan sampel uji, pelaksanaan
pengujian hingga analisis hasil pengujian untuk material konstruksi bangunan
gedung berdasarkan ketentuan teknis yang berlaku.

2
Outline

PENDAHULUAN

PENGUJIAN BETON MENGERAS

PENGUJIAN LOGAM (baja tulangan, baja profil, baja ringan


untuk rangka)

3
PENDAHULUAN
Tujuan Pengujian

▪ Mengetahui karakteristik bahan baku, khususnya karakteristik fisik,


untuk digunakan dalam perencanaan
▪ Kontrol kualitas dan sertifikasi produk (dilakukan oleh produsen
bahan bangunan)
▪ Memenuhi persyaratan khusus (pemanfaatan limbah, persyaratan
B3, dan lain-lain)

▪ Kontrol kualitas pada saat pelaksanaan konstruksi


▪ Evaluasi penerimaan mutu pekerjaan

5
PP no. 16/2021

Pengujian meliputi:
1) Aspek bahan struktur → mengikuti ketentuan peraturan dan SNI
2) Aspek bahan bangunan dan peralatan:
a) Sertifikat uji produk
b) Sertifikat bebas B3 dan bahan yang dapat merusak ozon
3) Testing dan commissioning

6
PENGUJIAN BETON MENGERAS
Jenis pengujian

Pengujian beton
untuk kontrol kualitas

Pencampuran
Pemilihan Perancangan
dan Pengecoran Perawatan
Bahan Baku Campuran
Pengiriman

Pembuatan Perawatan
Benda Uji dan Pengujian

Pengujian beton
untuk evaluasi
penerimaan8
Jenis pengujian

No. Pengujian Kegunaan SNI Keterangan


1 Uji kuat tekan Memperoleh kuat tekan beton SNI 1974:2011 - Untuk beton dengan densitas > 800
(MPa) kg/m3
- SNI dilengkapi faktor koreksi untuk
berbagai diameter silinder dengan
rasio L/D = 2
2 Uji kuat tarik belah Memperoleh T (MPa) SNI 2491:2014 T = 2P / (p .l. D)
3 Uji kuat lentur dengan Memperoleh Modulus Runtuh SNI 4154:2014 R = 3 PL/ (2 . b . d2)
beban terpusat (R) (MPa)
4 Uji kuat lentur dengan 2 Memperoleh Modulus Runtuh SNI 4431:2011 Terdapat tiga kemungkinan kondisi
(dua) titik pembebanan (R) (MPa) keruntuhan
5 Uji Modulus Elastisitas Memperoleh E dan m SNI 03-4169-1996 Menggunakan kompresometer
Statis (MOE) dan rasio Mengukur tegangan dan regangan pada:
- 40% beban maksimum
Poisson
- Regangan 0,000050
6 Uji rangkak Memperoleh e SNI 4811:2016 - Untuk beton dengan ukuran agregat
kasar ≤ 50 mm
- Rangkak adalah proporsional
terhadap tegangan dari 0% sampai
40% kekuatan tekan beton.

9
Uji kuat tekan beton silinder
ACUAN: SNI 1974:2011 Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder

RUANG LINGKUP: pengujian kuat tekan beton benda uji berbentuk silinder yang dicetak baik di laboratorium
maupun di lapangan, serta benda uji beton inti. Cara uji ini dibatasi untuk beton yang memiliki berat isi
(unit weight) lebih besar dari 800 kg/m3.

WAKTU PENGUJIAN:

Umur uji Waktu yang diijinkan


12 jam ± 15 menit atau 2,1 %
24 jam ± 30 menit atau 2,1 %
3 hari ± 2 jam atau 2,8 %
7 hari ± 6 jam atau 3,6 %
28 hari ± 20 jam atau 3,0 %
90 hari ± 2 hari atau 2,2 %

10
Uji kuat tekan beton silinder
KETENTUAN ALAT UJI:
1) Alat uji tekan yang memiliki landasan kaku pada bagian bawah dan landasan yang dapat berputar pada
bagian atas. Ukuran landasan minimum 3% lebih besar dari penampang benda uji.
2) Landasan bawah memiliki tebal minimum 25 mm.

References
Y.M Adhi. (2021)
Adhi 11
Uji kuat tekan beton silinder
KETENTUAN BENDA UJI:
1. Berpenampang bundar. Perbedaan diameter pada bagian yang sama dari benda uji adalah ≤ 2%.
2. Permukaan rata dan dan tegak lurus sumbu (≤ 0,5%). Ketidakrataan ujung benda uji < 0,050 mm.
3. Benda uji standar memiliki rasio panjang terhadap diameter (L/D) antara 1,8 – 2,2. Apabila L/D < 1,8, maka
dikalikan dengan faktor koreksi.

D1
D2
D
≤ 0,5%

12
Uji kuat tekan beton silinder
PELAKSANAAN PENGUJIAN:
1. Lakukan pembebanan secara terus menerus dan tanpa kejutan. Kecepatan pembebanan adalah 1,3
mm/menit (untuk mesin tipe ulir) atau 0,15 – 0,35 MPa/detik. Kecepatan pembebanan adalah minimum
untuk setengah terakhir dari fase pembebanan.
2. Jangan membuat perubahan pada kecepatan gerak dari dasar mendatar kapanpun saat benda uji kehilangan
kekakuan secara cepat sesaat sebelum hancur.
3. Catat beban maksimum yang diterima benda uji selama pembebanan (saat benda uji hancur).
4. Catat tipe kehancuran dan kondisi visual benda uji beton.

Perkiraan durasi pengujian (detik)


fc' (MPa)
min. maks.
17 81 113
20 95 133
25 119 167
30 143 200
35 167 233
40 190 267

13
Uji kuat tekan beton silinder
PELAKSANAAN PENGUJIAN:

14
Uji kuat tekan beton silinder
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:
a) Nomor identifikasi;
b) Diameter (dan panjang, jika di luar rentang 1,8 D dan 2,2 D) dalam mm;
c) Luas penampang melintang, dalam mm2;
d) Beban maksimum, dalam kN;
e) Kuat tekan yang dihitung mendekati 0,1 MPa;
f) Bentuk kehancuran, jika berbeda dari kerucut biasa;
g) Cacat pada benda uji atau pada lapisan perata permukaan tekan;
h) Umur benda uji.

References
Y.M Adhi. (2021)
Adhi 15
Uji kuat tekan beton silinder
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:

16
Uji kuat tekan beton silinder
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:

Dimensi (mm) Luas


*)
Tanggal Tanggal Umur Densitas Beban maks. Kuat Tekan
No. Kode *) penampang 3
Cetak Uji (hari) diameter tinggi (kg/m ) (N) (N/mm 2)
(mm 2)
1 1A 21/05/2021 18/06/2021 28 150,36 301,19 17.756,4 2.312,4 596.448,0 33,59

2 1B 21/05/2021 18/06/2021 28 149,77 300,92 17.616,1 2.338,7 591.543,0 33,58

3 2A 20/05/2021 18/06/2021 29 149,46 302,83 17.543,3 2.341,3 711.225,0 40,54

4 2B 20/05/2021 18/06/2021 29 151,84 303,41 18.106,5 2.277,2 642.555,0 35,49

5 3A 20/05/2021 18/06/2021 29 150,05 301,22 17.683,2 2.255,3 728.883,0 41,22

6 3B 20/05/2021 18/06/2021 29 151,49 301,77 18.023,1 2.245,5 450.279,0 24,98

7 3C 20/05/2021 18/06/2021 29 151,77 300,82 18.089,8 2.233,8 685.719,0 37,91

17
Uji kuat tekan beton silinder
KESALAHAN saat PENGUJIAN:
1. Benda uji tidak rata atau miring
2. Pengujian terlalu cepat/ terlalu lambat
3. Lapisan kaping terlalu tebal
4. Benda uji cacat/ retak
5. Kesalahan saat preparasi (pada beton inti)

18
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan


Acuan SNI 4154:2014 Metode uji kekuatan lentur beton SNI 4431:2011 Cara uji kuat lentur beton normal
(menggunakan balok sederhana dengan beban terpusat di dengan dua titik pembebanan
tengah bentang) (ASTM C293/C293M-10, IDT)

Skema
pembebanan

Balok dengan penampang persegi, dengan lebar Balok dengan penampang persegi, dengan lebar 15
Dimensi benda L/3, tinggi L/3, dan jarak antar tumpuan L. Ujung cm, tinggi 15 cm dan panjang 53 cm
uji kantilever minimum 25 mm
19
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan

Diagram momen
dan gaya lintang

20
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan

Diagram momen
dan gaya lintang

21
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan


Kecepatan
0,9 – 1,2 MPa/menit 8 – 10 kg/cm2/menit
pembebanan

Kuat lentur (σl)


bidang patah terletak di daerah pusat (daerah 1/3
jarak titik perletakan bagian tengah):
𝑃∙𝐿
𝜎𝑙 =
𝑏 ∙ ℎ2
Modulus runtuh (R)
Perhitungan 3𝑃𝐿 Bidang patahnya ada diluar pusat (daerah 1/3 jarak titik
𝑅=
2𝑏𝑑 2 perletakan bagian tengah), dan jarak antara titik pusat
dan titik patah kurang dari 5% dari jarak antara titik
perletakan:
𝑃∙𝑎
𝜎𝑙 =
𝑏 ∙ ℎ2
dengan a: jarak rata-rata antara tampang lintang patah
dan tumpuan luar yang terdekat, diukur pada 4 tempat
pada sudut dari bentang (mm)
22
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan


1) Nomor identifikasi, 1) Tanggal pembuatan dan tanggal pengujian.
2) Lebar rata-rata di daerah runtuh, 2) Identifikasi benda uji.
3) Tinggi rata-rata di daerah runtuh, 3) Hasil uji:
4) Panjang bentang, a) Umur benda uji
5) Beban maksimum yang diterapkan, b) Panjang benda uji
6) Modulus runtuh (dalam MPa), c) Berat benda uji
7) Catat kondisi perawatan dan kelembapan d) Volume benda uji
spesimen pada waktu pengujian, e) Berat volume
Pelaporan 8) Jika spesimen menggunakan kaping, diratakan, f) Beban maksimum
atau jika bantalan (shim) kulit digunakan, g) Jarak bentang
9) Cacat pada spesimen, dan h) Lebar tampak lintang (b)
10) Umur spesimen. i) Tinggi tampak lintang (h)
j) Kuat lentur uji (MPa)
k) Kuat lentur rata-rata (MPa)
4) Nama petugas uji, pengawas dan penanggung
jawab pengujian dengan dibubuhkan tanda
tangan.

23
Uji kuat tarik belah beton
ACUAN: SNI 2491:2014 Metode uji kekuatan tarik belah spesimen beton silinder (ASTM C496/C496M-04, IDT)

RUANG LINGKUP: pengujian untuk menentukan kekuatan tarik belah spesimen beton silinder, seperti silinder
yang dicetak dan beton inti.

RINGKASAN: pemberian gaya tekan sepanjang diameter spesimen beton silinder pada kisaran laju yang
ditentukan sampai batas keruntuhan. Kekuatan tarik belah digunakan dalam mendesain elemen struktur
beton, untuk mengevaluasi ketahanan geser beton, dan untuk menentukan panjang penyaluran dari tulangan.

24
Uji kuat tarik belah beton

25
Hubungan hasil pengujian*)

Kuat lentur Kuat lentur


Kuat tarik Kuat tarik belah dengan 2 titik dengan 1 titik Kuat tekan
pembebanan pembebanan

~10% > 10 – 15% ~ 15% ~ 15 – 20% 100%

belum ada acuan


standar metode uji

*) Berdasarkan nilai perkiraan, untuk beton dengan agregat normal

26
PENGUJIAN BAJA untuk KONSTRUKSI
Jenis Pengujian untuk Baja Tulangan Beton

Dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa


Uji sifat tampak
adanya cacat

BjTP: diameter dan kebundaran


Uji ukuran, berat dan
BjTS: jarak sirip, tinggi sirip, lebar sirip membujur, sudut sirip
bentuk
melintang, berat

Uji sifat mekanis Uji tarik dan uji lengkung

28
Jenis Pengujian untuk Baja Ringan untuk Rangka

Dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa


Uji sifat tampak
keseragaman bentuk dan adanya cacat

Uji sifat mekanis Uji tarik

Mengetahui berat lapisan pada baja ringan, sesuai SNI 07-0311-


Uji berat lapisan
1989
Uji dimensi terhadap Pengukuran dimensi profil (tebal, lebar, dan tinggi), panjang
profil profil, uji twist, uji bow, dan uji camber

29
Uji Kuat Tarik Logam
ACUAN: SNI 8389:2017 Cara uji tarik logam

PRINSIP KERJA: Pemberian beban tarik pada spesimen logam hingga mencapai leleh, dan putus. Titik pada saat
spesimen mulai leleh dan pada saat putus dicatat sebagai kuat leleh/ luluh dan kuat tarik.

BENDA UJI:
1. BAJA TULANGAN BETON: berbentuk batang, dengan panjang ukur (gauge length) 200 mm dan jarak antar
grip minimal 225 mm.
2. BAJA STRUKTURAL dan BAJA RINGAN untuk RANGKA: sesuai jenis profil dan ketebalan. Bentuk benda uji
dipotong secara permesinan tanpa perlakuan panas (heat treatment).

30
Uji Kuat Tarik Logam
KETENTUAN DIMENSI BENDA UJI: baja tulangan beton

31
Uji Kuat Tarik Logam

KETENTUAN benda uji:

benda uji proporsional


benda uji dengan bentuk sama secara geometris dan menentukan
ukuran-ukuran yang penting sehingga proporsional dengan luas
penampang bagian paralel

benda uji tidak proporsional


benda uji yang memiliki bentuk tetap tidak tergantung dari luas
penampang bagian paralel

32
Uji Kuat Tarik Logam
KETENTUAN benda uji:

No. 1 No. 2 No. 4 No. 5

No. 8 No. 9 No. 10 No. 11

No. 12 No. 13 No. 14A dan 14B No. 14C


33
Uji Kuat Tarik Logam

Diagram tegangan – regangan untuk material logam daktail (baja tulangan beton, baja struktural)

Sumber: https://www.admet.com/effect-specimen-geometry-tensile-testing-results/
https://www.researchgate.net/publication/269981368_High-
Strength_Concrete_Columns_under_Eccentric_Load

34
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK BAJA TULANGAN

Keterangan:
LT : panjang total benda uji
L0 : panjang ukur awal, ditetapkan 200 mm
LC : jarak antar grip, ditetapkan 250 mm
d0 : diameter nominal (sesuai kode pada baja tulangan
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur

35
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK LOGAM (PELAT)

Keterangan:
L0 : panjang ukur awal, tergantung bentuk sampel
LC : panjang paralel
b0 : lebar bidang putus
a0 : tebal benda uji
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur

36
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK LOGAM (PELAT)

Keterangan:
L0 : panjang ukur awal, tergantung bentuk sampel
LC : panjang paralel
b0 : lebar bidang putus
a0 : tebal benda uji
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur

37
Uji Kuat Tarik Logam

Alat uji : UTM merek Hung Ta


Kapasitas : 1.000 kN
Benda uji : BJTS 16

kuat tarik

kuat leleh

regangan38saat putus
Uji Kuat Tarik Logam
Alat uji : UTM merek Tokyosokki
Kapasitas : 200 tf
Benda uji : BJTS 25

39
Uji Kuat Tarik Logam
Diagram tegangan – regangan untuk material logam non daktail
(baja ringan untuk rangka)

Kuat leleh dihitung dengan metode offset 0,2%

40
Uji Kuat Tarik Logam
KESALAHAN saat PENGUJIAN:
1. Kesalahan saat preparasi (cacat/ retak mikro pada benda uji dan penggunaan panas pada pembuatan benda
uji)
2. Benda uji tidak lurus/ sejajar arah pembebanan
3. Grip tidak menjepit dengan baik atau grip menjepit terlalu kuat

NOTE: Pengujian tarik logam adalah valid apabila bidang putus berada pada panjang ukur (gauge length). Apabila
bidang putus berada diluar panjang ukur, maka pengujian adalah valid jika persen elongasi setelah putus
adalah sama dengan atau lebih besar dari yang disyaratkan (JIS Z 2241:2011 20.1 and 20.2)

41
Mill Certificate: baja tulangan beton

jenis dan ukuran

hasil uji tarik hasil uji lengkung

42
Mill Certificate: baja tulangan beton

43
Mill Certificate: baja ringan untuk rangka
jenis bahan baku
dan tebal coating
(spesifikasi)

tebal logam dasar


(BMT)

tebal lapisan

.....
coating (BMT)

karakteristik
mekanis (hasil uji)

44
Uji Lengkung Logam
ACUAN: SNI 410:2021 Cara uji lengkung logam

PRINSIP: benda uji dilengkungkan tanpa mengubah arah beban sehingga terdeformasi plastis hingga mencapai
sudut lengkung tertentu tercapai. Kemudian ditentukan apakah ada retak atau cacat-cacat lain pada permukaan
luar lengkungan pada benda uji

JENIS BENDA UJI:


1) Baja tulangan beton
2) Baja lembaran/ pelat, batang, dan pipa
3) Sambungan las (dalam proses updating SNI)

Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=_Dl4mbtTCs0

45
Uji Lengkung Logam
CARA PENGUJIAN:
Cara tekan lengkung (press bending) Cara lengkung kontak rapat (close contact bending)

Cara lilit (winding) Cara V-Block


46
Terima Kasih
ditbtpp.bbsbg@pu.go.id Kang Batur

pupr_bahan_struktur_bangunan Bbsbg Djck

pupr_bbsbg 081111114310

ciptakarya.pu.go.id/satupintu/balaibsbg

Anda mungkin juga menyukai