BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perumahan adalah suatu kawasan yang terdiri dari banyak bangunan yang biasa
digunakan sebagai tempat tinggal. Dalam proyek pembangunan perumahan ini,
owner bermaksud untuk menyewakan atau menjual tempat tinggal 1 lantai.
Karena saat ini banyak orang yang ingin memiliki rumah sendiri dan atau untuk
keperluan lainnya, karena rumah adalah kebutuhan primer manusia.
Perumahan tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan
semata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam
menciptakan ruang kehidupan memasyarakatkan dirinya serta menampakkan jati
diri.
Dengan melihat permasalahan diatas PT. Golden Platinum Residence
menyediakan rumah tinggal di Jl Ujung Pandang. Pemilik lahan memilih lokasi
proyek pembangunan ruko di Jl Uung Pandang karena merupakan tempat yang
masih hijau dan cocok untuk rumah tinggal yang tenang. Terbukti dengan begitu
banyaknya proyek pembangunan lain yang sedang direncanakan maupun yang
sudah berjalan pembangunannya.
EPI SUKMAWATI
3201807080 1
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2. Lokasi proyek Jl.Dr. Wahidin, Jl. Ujung Pandang, Pontianak, Kota Madya,
Kota Pntianak, Kalimantan barat, Indonesia
3. Luas Bangunan 70 m2
EPI SUKMAWATI
3201807080 2
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 3
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 4
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan tersebut adalah:
1.2.1 Tujuan umum
Dengan adanya mata kuliah Praktik Kerja Lapangan-1 (PKL01) ini dapat
memberi pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana melaksanakan kegiatan
proyek dalam pembangunan Kapasitas Logistik Perdagangan dan Sarana
Perdagangan, untuk dikembangkan selanjutnya dalam dunia kerja nanti.
1.2.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pengamatan proyek tersebut adalah:
a) dapat mengetahui dan memahami pengertian dinding
b) dapat mengetahui dan memahami proses pengerjaan dinding dari penelitian di
lapangan
c) dapat menganalisis masalah-masalah yang terjadi ketika pelaksanaan dengan
membedakan sesuai persyaratan SNI
d) dapat memecahkan masalah-masalah dari analisa-analisisa ketika waktu
pelaksanaan, atau dapat memahami langkah sesuai SNI
EPI SUKMAWATI
3201807080 5
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 6
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Pengawas atau mandor adalah orang yang ditunjuk oleh perusahaan untuk
mengawasi pekerjaan dilapangan. Mandor/pengawas juga bertanggung jawab
pada jalannya proyek.
1.4.4 Pekerja
Adalah orang yang melaksanakan pekerjaan dilapangan, mengikuti instruksi dari
pengawas/mandor.
1.5 Struktur Organisasi Proyek
Struktur Organisasi Proyek
Pembangunan Perumahan Golden Platinum Resedence
Owner
Wendy
Konsultan
Kontraktor
pengawas
Hendri
Wendy
Mandor
Hendra
Gunawan
Pemasok Bahan
Pemasok Bahan Instalasi Listrik
Instalasi Listrik
Bangunan
Hasan
Hasan
Herman
Herman
Tukang Kernet
1. Romi
2. Eko
3. Mathori
4. Herman
Merangkai Besi
Maksuri
EPI SUKMAWATI
3201807080 7
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 8
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi
2.1.1 Dinding
EPI SUKMAWATI
3201807080 9
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
bertahan dengan kokoh hingga saat ini. Ini menunjukkan salah satu kelebihan
blok beton dibandingkan dengan material bangunan lainnya.
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/
cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang –
kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah,
penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat
tembok 50% – beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah
dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian
lagi untuk finishing.
EPI SUKMAWATI
3201807080 10
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran
1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap.
(panjang sirap ± 55 – 60 cm).
2.1.2.6 Dinding Papan
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka
kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan
sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup
pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter
(panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/
25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/
hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu
juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
2.1.2.7 Dinding Batu Alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu
cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar
vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan
(campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah,
dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah).
Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga
sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
2.2 Bahan
2.2.1 Semen Portland
Portland cement merupakan bahan penting dalam pembuatan beton,
karna semen merupakan bahan pengikat dari bahan dasar lainya, yaitu agregat
dan baja tulangan, sehingga menjadi satu kesatuan yang monolit dan kaku.
Bahan sement portland yang di gunakan adalah banan semen hidrolis, yaitu
suatu bahan pengikat yang akan mengeras apabila bereaksi dengan air.
Sementbyang di gunaka sebaiknya dengan baik agar mutunya tidak berubah
dan pengangkutannya juga terlindung dari hujan. Semen yang di gunakan
EPI SUKMAWATI
3201807080 11
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2.2.2 Agregat
Agregat adalah butiran-butiran material untuk campuran beton,
misalnya : pasir, kerikil, batu pecah, kerak tungku besi, yang di pakai
bersama- samaan dalam satu media pengikatuntuk membentuk suatu beton
semen hidrolis atau adukan. Bahan ini merupakan bagian terbesar dari bagian
campuran beton bertulang ( 70-75% dari massa beton ). Umumnya
EPI SUKMAWATI
3201807080 12
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
penggunaan bahan agregat dalam adukan beton mencapai jumlah antara 70%
hingga 75% dari seluruh volume masa beton.
b. Pasir buatan, yaitu pasir yang dihasilkan oleh alat pecah batu. Pemilihan
agregat harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan pengawasan dan
mutu agregat pada bagian mutu agregat pada berbagai mutu beton, antara
lain:
Butiran-butiran agregat halus harus bersifat kekel, artinya tidak mudah
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari maupun
hujan.
Tidak terlalu banyak mengandung bahan-bahan organik.
Tidak mengandung bahan kimia yang mampu merusaak mutu beton.
Kadar lumpur yang terkandung dalam agregat tidak boleh lebih dari 5%
terhadap barat kering dan
Mempunyai butiran yang tajam dan kasar
2. Agregat kasar
EPI SUKMAWATI
3201807080 13
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Agregat kasar dapat berupa kerikil, batu pecah atau pecahan genteng.
Kerikil yang baik didapat dari hasil penggalian , tetapi harus dicuci untuk
membersihkannya dari tanah. Menurut besarnya kerikil di bedakan
menjadi:
a) 5-10 mm = halus
b) 10-20 mm = sedang
c) 20-40 mm = kasar
d) 40-70 mm = kasar sekali
EPI SUKMAWATI
3201807080 14
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari campuran semen
dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang
membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar
batako dari campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan
EPI SUKMAWATI
3201807080 15
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran
tersebut dicetak, lalu dibakar. Tras merupakan jenis tanah berwarna
putih / putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu gunung
berapi.
Umumnya memiliki ukuran panjang 25–30 cm, tebal 8–10 cm, dan
tinggi 14–18 cm.
Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
o Batako tras = 25 buah
o Semen = 0,215 sak
o Pasir ayak (pasir pasang) = 0,025 m3
Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu.
Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang
menggunakan mesin. Perbedaannya bisa dilihat pada kepadatan
permukaan batakonya.
Umumnya memiliki ukuran panjang 36–40 cm, tebal 8–10 cm, dan
tinggi 18–20 cm untuk Batako besar. Sedangkan Batako kecil
berukuran panjang 30 cm dan tinggi 14-15 cm, tebal 10 cm.
Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
EPI SUKMAWATI
3201807080 16
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
b) Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda
posisi kolom praktis, ring balok, dan lubang kusen.
d) Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang
telah dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis
sampai setinggi 1 m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk
pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding trasram
(komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang
ditetapkan).
EPI SUKMAWATI
3201807080 17
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 18
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
d) Pengecoran beton
1. Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa
terlebih dahulu oleh pengawas lapangan sebelum pengecoran
dilakukan.
2. Beton yang tidak dapat dipakai atau mengeras, Kotoran-kotoran beton
itu harus disingkirkan.
3. Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang
telah terpasang harus di periksa oleh pengawas lapangan.
e) Cetakan Beton
1) Cetakan yang akan dipakai dibuat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan permukaan beton yang rata dan halus. Untuk itu
dipergunakan papan klas II dengan ketebalan tidak boleh kurang dari
2.5 cm.
2) Sebelum beton dituang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton
diperiksa untuk dapat memastikan telah benar peletakannya, kokoh,
EPI SUKMAWATI
3201807080 19
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
rapat serta bersih dari segala kotoran, permukaan cetakan harus diberi
minyak (form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada
cetakannya.
3) Permukaan cetakan harus dibasahi dengan persetujuan pengawas jika
beton telah melampaui umur/ waktu sebagai berikut :
a) Pada sisi balok = 48 jam
b) Balok tanpa beban = 7 hari
c) Balok dengan beban = 21 hari
d) Plat lantai/ atap = 21 hari
Dengan pertimbangan lain cetakan beton dapat dibongkar dengan
persetujuan pengawas lapangan.
f) Pembesian
- Bahan material ukuran dan ukuran batang semua baja tulangan harus
baru dengan mutu baja U 24 sesuai dengan SI untuk beton dan harus
disetujui oleh pengawas lapangan.
Diameter tulangan baja beton harus sesuai dengan gambar bila kemudian
karena keadaan lapangan harus diadakan penggantian / penyesuaian
diameter terlebih dahulu harus disetujui oleh pengawas lapangan.
- Pembongkaran/ pembentukan dan pembersihan.
Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dan diserpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau
mengurangi daya rekatnya.
- Baja tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar
tidak boleh dipakai semua batangan harus dibengkokan dalam keadaan
dingin, pemasangan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila
seluruh cara-cara pengerjaannya telah disetujui.
- Sistem pemasangan, pengunaan besi beton, ketetapan diameter dalam
pembesian agar tetap mengikuti gambar yang ada.
g) Pengecoran beton
EPI SUKMAWATI
3201807080 20
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
a) Kualitas beton yang digunakan adalah K.175 dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan lain sesuai dengan peraturan Beton Bertulang 1971 (PBI-1971) dan
SK.SNI.T-15.1991-03.
b) Pembesian
Pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan,
sambungan dan kait-kait dan pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai
dengan persyaratan yang tercantung pada PBI-1971 dan SK.SNI.T.T-15.1991-
03.
c) Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. Tulangan
beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai
EPI SUKMAWATI
3201807080 21
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan PBI-1971 dan
SK. SNI. T-15 1991-03. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis
dari Pimpinan Proyek / Consultant Construction Management.
d) Pengecoran beton.
e) Cara pengadukan menggunakan beton molen atau diaduk manual. Takaran untuk
semen, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.
f) Sebelum pengecoran, wajib membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai bersih jika perlu, kekentalan adukan diawasi, dalam memeriksa slump
pada setiap campuran baru.
g) Memeriksa kembali ukuran-ukuran dan peil / ketinggian, penulangan dan
penempatan penahan jarak.
h) Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggentar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti kropos dan sarang koral / kerikil yang dapat
memperlemah konstruksi.
i) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh pengawas lapangan.
j) Pekerjaan acuan / bekisting.
k) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
l) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran.
m)Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya, bebas dari kotoran-kotoran
seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
n) Tiang-tiang acuan harus diatas tiang papan untuk memudahkan memindahkan
perletakan, tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu, tiang-tiang dari
EPI SUKMAWATI
3201807080 22
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
dolken Æ 10 cm, tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan /
balok secara menyilang. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.
o) Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin dari pengawas
lapangan.
p) Contoh Bahan.
q) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, harus memberikan contoh-contoh material :
besi, koral / split, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
r) Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai standard / ped oman
untuk memeriksa atau menerima material yang akan dikirim.
s) Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan.
t) Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat.
u) Beberapa bahan tertentu harus masih dalam kotak / kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
v) Bahan harus disimpan ditempat terlindung dan tertutup kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
w) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
x) Syarat-syarat pengamanan pekerjaan.
y) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
z) Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
aa) Bila terjadi kerusakan, diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa
pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 minggu atau
lebih sesuai ketentuan dalam peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15
1991-03.
EPI SUKMAWATI
3201807080 23
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB III
PENGAMATAN
batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar.
Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan,
atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan
Alat untuk
mengangkut air
adukan semen
2 Ember
EPI SUKMAWATI
3201807080 25
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Alat untuk
mengangkut Pasir
3 Artco
Alat Untuk
meratakan susunan
batako
4 Tali Nilon
Untuk mengisis
semen kelobang atau
Sendok
5 rongga batako.
Semen
Bahan campuran
semen .
1 Pasir
EPI SUKMAWATI
3201807080 26
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Bahna untuk
campuran pasir
membuat adukan
2 semen semen
Bahan untuk
mencampur semen
dengan pasir agar
3 Air menjadi adukan
semen.
Alat Untuk
meratakan susunan
4 Tali Nilon batako
3. Pekerja Untuk pengerjaan persiapan atlat dan bahan ini dikerjakan 3 orang yaitu
dilakukan oleh pak Herman sebagai pemasok bahan bangunan, Pak Romi sebagai
kernet dan sekaligus tukang batu dan plester, dan Pak Hendra sebagai pengawas
lapangan.
4. Metode pengerjaan
a. Menyiapkan 1 alat yaitu atco untuk megangkut semua bahan yang akan
diperlukan
b. Mengangkut semua alta dan bahan kelokasi yang akan di dirikan dinding,
menggunakan artco.
EPI SUKMAWATI
3201807080 27
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Alat untuk
mengangkut air
adukan semen
2 Ember
EPI SUKMAWATI
3201807080 28
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Alat untuk
mengangkut Pasir
3 Artco
EPI SUKMAWATI
3201807080 29
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 30
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 31
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Alat untuk
meneyemen semen ke
batako dan untuk m
Sendok
1 embeleah batako
Semen
Alat untuk
mengangkut adukan
Untuk mengangkut
adukan semen.
3 Ember
4 Artco
Alat untuk
mengangkut Pasir
EPI SUKMAWATI
3201807080 32
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 33
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3 Ember
Untuk mengangkut
adukan semen.
EPI SUKMAWATI
3201807080 35
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EPI SUKMAWATI
3201807080 36
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB. IV
ANALISA DAN KESIMPULAN
4.1 Analisa Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah penulis amati selama
dilapangan penulis banyak mendapatkan pengalaman dari sebuah proyek pembangunan
rumah tinggal pada pekerjaan yang menjadi amatan penulis yaitu kolom . Semua
EPI SUKMAWATI
3201807080 37
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
amatan yang dilakukan oleh penulis secara langsung maupun bertanya kepada pihak-
pihak yang ada dilapangan.
Dalam pembuatan laporan ini penulis diberi kesempatan untuk mencari
kesamaan dan perbedaan antara teori yang dipelajari selama ini dengan pekerjaan yang
ada di lapangan, dari pengamatan tersebut penulis mendapatkan kesimpulan sebagai
pelajaran.
Amatan pekerjaan dinding :
1. Persiapan
2. Pengadukan semen
3. Pemasangan batako
4. Plester dinding
1. Batako
Batako di angkut dan ditumpukan di dalam bangunan tujuannya agar mudah
di jangkau dan mempercepat pengerjaan.
2. Semen
Semen diangkut dan di simpat di tempat yang tidak terkena hujan
4.1.2. Pekerjaan Pengadukan Semen
Pasir dan semen diaduk sampai tercampu rata, setelah itu buat lubang
membentuk kolam da nisi air ditengahnya sampai dirasa cukup aduk ketiga
campuran tersebut sampai benar-benar rata.
EPI SUKMAWATI
3201807080 38
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
4.2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil amatan Praktek Kerja Lapangan penulis tentang pekerjaan
dinding pada pembangunan rumah tinggal maka penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Pekerjaan persiapan alat dan bahan pada pekerjaan rumah tinggal ini sudah
mendekati dengan standar.
2. Tidak semua teori bangku kuliah dapat diterapkan dilapangan, karena pekerja di
lapangan bekerja sesuai pengalaman dan kondisi dilapangan.
3. Cepat atau lambatnya suatu pekerjaan di pengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
Keadaan cuaca
Keadaan cuaca di pengaruh terhadap suatu pekerjaan
Tenaga kerja
Manajemen proyek
Pengawasan dilapangan
4. Pada proses pekerjaan plester dinding tidak sesuai materi yang sudah
didapatkan, karena pada tahap ini ada satu proses yang tidak di dapatkan
dilangan seperti tahap pengacian.
EPI SUKMAWATI
3201807080 39
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 01 (PKL01)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
5. Ukuran batako dan ketebalan plesteran sudah memenuhi stadar, dan sesuai
dengan teori yang didapatkan dibangku kuliah.
DAFTAR PUSTAKA
https://dominique122.blogspot.com/2015/05/pengertian-dinding.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinding
https://id.scribd.com/document/291327278/Definisi-Rumah-Tinggal
https://fitricanthropus.wordpress.com/2014/01/05/macam-macam-dinding/
https://hansenkammer.wordpress.com/2009/12/11/macam-macam-tipe-semen/
EPI SUKMAWATI
3201807080 40