Anda di halaman 1dari 42

PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1

PENGAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING 1 LANTAI PA

DA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN GREEN AMPERA RESID

ENCE DI JL. AMPERA, SUNGAI JAWI, KEC. PONTIANAK KOTA, KOT

A PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

OLEH

DIMAS CAHYO JATI

NIM : 3202207030

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

KOTA PONTIANAK

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan

karunianya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

yang telah dilaksanakan oleh PT. KAYRA PERMATA.

Kegiatan PKL ini di maksudkan sebagai salah satu bekal dalam memasuki

jenjang dunia kerja dan untuk memupuk sikap mental yang lebih baik dalam

melaksanakan kewajiban sebagai penerus bangsa sehingga mampu dan siap untuk

bekerja.

Sehubung dengan terlaksananya Praktek Kerja Lapangan ini tidak terlepas

dari bantuan dan dorongan dari semua pihak, oleh karena itu saya mengucapkan

terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya saya dapat melaksakan kegiatan

Praktek Kerja Lapangan.

2. Kepada dosen yang telah membimbing kami.

3. Kedua Orang Tua tercinta yang selalu memberikan motivasi selama kegiatan

Praktek Kerja Lapangan.

4. Kepada PT. KAYRA PERMATA selaku owner tempat saya Praktek Kerja

Lapangan.
5. Pembimbing Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Semua pihak yang t

elah membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari

bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengha

rapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi pembaca dan masyarakat u

mum, semoga laporan ini bermanfaat.

Pontianak, 23 Oktober 2023

Dimas Cahyo Jati


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PROYEK

Kebutuhan akan rumah tinggal di Kota Pontianak terus meningkat seir

ing dengan pertambahan penduduk Kota Pontinak, menyebabkan banyaknya

pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tem

pat tinggal yang layak, banyaknya penduduk yang dari daerah masuk dan m

enetap di Kota Pontianak karena paksaan dari profesi maupun dengan alasan

untuk menuntut ilmu di Kota Pontianak dan sekitarnya. Dengan tujuan men

dapatkan rumah yang murah dan memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Po

ntianak maka dibuatlah proyek perumahan GREEN AMPERA RESIDENCE,

JL. Ampera, Sungai Jawi, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimanta

n Barat 78114. Proyek ruko ini merupakan Pusat Pembelanjaan yang saya a

mati di Praktek Kerja Lapangan - 01, proyek yang dipilih yaitu: tahapan pen

gerjaan, cara kerja, serta jumlah pekerja yang dibutuhkan pada pembanguna

n.

1.2. Data Teknis Proyek Pembangunan perumahan GREEN AMPERA

RESIDENCE Pontianak

Data Teknis pada proyek perumahan GREEN AMPERA RESIDENCE ialah

sebagai berikut:
 Nama Proyek :GREEN AMPERA RESIDENCE

 Lokasi Proyek : JL. Ampera, Sungai Jawi, Kec. Pontianak Kota,

Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78114.

 Luas Tanah : 160 m2

 Luas Bangunan : 152 m2

 Anggaran Dana :

 Kepala tukang :

 Waktu Pelaksanaan : Juli 2023

1.2.1. Lokasi Proyek

Lokasi Site
(Sumber:Google Maps, 2023)

Proyek ini berada di pemukiman warga yang berlokasi di JL. Ampera,

Sungai Jawi, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak,Kalimantan Barat 78114.


Lokasi ini cukup strategis karena disekitarnya merupakan Pusat Pertokoan s

ehingga lokasi ini cukup strategis.

1.3. Batasan Amatan

1.3.1 Rincian Pekerjaan Keseluruhan

1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

Sebelum pembangunan, site di bersihkan terlebih dahulu agar bersi

h dan memudahkan pekerja bekerja.

2. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank

Pasang Bouwplank atau papan bangunan yang berfungsi sebagai ba

tas acuan bangunan yang akan di bangun.

3. Pengerjaan Pondasi

Pengerjaan pondasi dimulai dengan penggalian lubang untuk melet

akkan konstruksi pondasi. Sebelum meletakkan pondasi, pasang cerucuk

terlebih dahulu kemudian pengecoran. Proses selanjutnya adalah menung

gu adonan semen mengering.

4. Pekerjaan Sloof

Setelah pondasi mengering, maka dilanjutkan dengan pengerjaan sl

oof yang berfungsi sebagai pemikul beban dinding.

5. Pekerjaan Kolom

Kolom berfungsi sebagai tiang pengikat kontruksi dinding.

6. Pekerjaan Lantai
Proses pengerjaan lantai dimulai dengan memasukan urugkan pasir

ke bagian sloof, kemudian dipadatkan. Setelah itu pasang wiremesh lalu

dilanjutkan dengan mengecor.

7. Pekerjaan Dinding

Pekerjaan dinding dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, te

rgantung dari jenis konstruksi dinding yang digunakan.

Dinding berfungsi sebagai pemisah antara ruang dalam dan luar banguna

n dan juga menjadi objek pembatas/pemisah antara ruang satu dengan rua

ng lainnya di dalam bangunan.

8. Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela dan Ventilasi

Kusen berfungsi sebagai bingkai atau perangkat pintu, jendela dan

ventilasi. Dengan adanya kusen, barulah pintu, jendela dan ventilasi dapa

t terpasang setara dinding bangunan.

9. Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Pintu, jendela dan

ventilasi berfungsi sebagai bukaan bagi sirkulasi gerak manusia, ud

ara dan angin. Setiap bangunan hendaknya harus memilkinya.

10.Pekerjaan Konstruksi Atap

Pekerjaan konstruksi atap dimulai dengan pembuatan ring balok ya

ng berfungsi sebagai penopang dari komponen konstruksi atap, kemudian

memasang perangkat kuda – kuda yang dirakit di luar maupun di dalam b

angunan. Setelah kuda – kuda terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan

gording, kasau, nok, reng, dan penutup atap. Atap berfungsi sebagai penu

tup dan pelindung bangunan dari cuaca panas maupun hujan.


11. Pekerjaan Plafond

Agar ruang di dalam bangunan terlihat rapi dan nyaman (tidak pana

s) maka pada bagian atas atau diantara atap dan lantai ditempatkanlah pla

fond. Bahan material yang digunakan pada pekerjaan plafond biasanya a

ntara lain : GRC Board, Gypsum Board, Tripleks dan sebagainya.

12. Pekerjaan Finishing

Setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan, maka tahapan akhirnya

adalah pekerjaan finishing atau merapikan semua unit pekerjaan dimulai

dari pengamplasan, pendempulan sampai dengan pengecatan dan pemasa

ngan acian.

1.3.2. Pengerjaan Balok Lantai 2

Dengan adanya keterbatasan waktu dan ketentuan yang telah ditetapkan, ma

ka dengan ini penulis mengambil proses pengerjaan balok lantai 2 dimana p

ada saat pencarian data penulis turun ke lapangan untuk melihat langsung.

1.3.3. Waktu Pengerjaan

Waktu untuk pemasangan Dinding lantai 2 selama 3 minggu.

1.3.4. Waktu Pengamatan

Waktu pengamatan di mulai pada tanggal 7 November 2023.

1.3.5. Metode Pengerjaan

Dalam proses pengumpulan data untuk memenuhi kepentingan penyusun la

poran Praktek Kerja Lapangan digunakan beberapa metode, antara lain :


1. Metode Survey Lapangan

Dilakukan dengan cara mengambil data-data yang ada pada saat penga

matan di lapangan. Teknik yang digunakan dengan mengambil gambar

pelaksanaan pekerjaan yang diamati memakai alat bantu handphone.

2. Metode Wawancara

Di lakukan dengan kegiatan tanya jawab atau diskusi kepada pihak-pi

hak dilapangan untuk memperoleh penjelasan amatan, yaitu keteranga

n yang dapat di pakai sebagai pelengkap dari data-data yang telah dipe

roleh di lapangan. Teknik yang digunakan dengan menanyakan hal-hal

yang ingin di ketahui kepada narasumber baik dari tukang, kepala tuka

ng dan pengawas lapangan.

3. Studi Literatur

Dengan mencari data-data baik itu dari buku-buku ataupun dari pemb

uatan gambar kerja yang dapat di jadikan sebagai landasan teori dalam

analisa. Teknik yang digunakan dengan membaca buku-buku, mencari

di internet dan pembuatan gambar kerja yang berhubungan dengan pe

kerjaan yang diamati.

1.4. Tujuan Dan Sasaran

Tujuan dan sasaran Praktek Kerja Lapangan 1 sebagai berikut :

1.4.1. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pengamatan Praktek Kerja Lapangan 1 ini agar dap

at memahami dan melihat secara langsung bagaimana proses pengerjaan bal


ok secara langsung. Menjadi studi kasus antara teori dan praktek, serta dapat

membuat laporan hasil pengamatan selama Praktik Kerja Lapangan 1.

1.4.2. Sasaran

Mengetahui tentang teori-teori proses perencanaan, perancangan dan gamba

r kerja.

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun yang menjadi sistematika pembahasan di dalam penyusunan lapora

n Praktek Kerja Lapangan 1 ini adalah sebagai berikut.

BAB 1 : Berisikan tentang latar belakang penulisan, lokasi pelaksanaan proy

ek, batasan pengamatan, tujuan dan sasaran yang dicapai dalam menyusun r

encana gambar kerja, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan s

erta pembahasan laporan proyek.

BAB 2 : Berisikan tentang sebagai perusahaan yang menangani proyek dan t

entang Pembangunan Rumah sebagai proyek yang ditanganinya.

BAB 3 : Tinjauan kegiatan yang diamati mulai dari persiapan, pekerjaan dan

finishing.

BAB 4 : Kesimpulan analisis terhadap hasil amatan dan lampiran.

1.6. Tinjauan Perusahaan

PT. KAYRA PERMATA adalah perusahaan jasa pelaksana konstruksi

umum, Perusahaan ini mengerjakan proyek rumah hunian dan perumahan. P

erusahaan ini mempunyai tenaga kerja yang ahli dan professional dalam mel
akukan pekerjaan. Tujuan di bangunnya perusahaan ini adalah untuk ikut be

rpartisipasi dalam pembangunan profesi dan prestasi bagi para professional.

Dalam setiap perusahaan, di siplin kerja merupakan salah satu faktor p

enting menuju kemajuan setiap usaha dimana kerangka acuan kerja dan timi

ng of reference menjadi standar perusahaan. Di siplin kerja merupakan fakto

r yang sangat penting untuk menjaga kestabilan dan kualitas perusahaan. Sel

ain itu, Standart Of Procedure (SOP) menjadi pedoman utama perusahaan.

Di Dalam perusahaan yang bergerak di bidang perencana ini memiliki stand

ar kinerja. Maka dari itu, PT. KAYRA PERMATA menerapkan disiplin kerja

antara lain sebagai berikut.

1. Masuk kerja pukul 07.00 WIB, sudah berada di lokasi kerja

2. Waktu istirahat pukul 11.00 WIB s/d 12.00 WIB

3. Jika berhalangan hadir, pekerja wajib memberitahu kepada atasan

4. Menyelesaikan tugas atau pekerjaan tepat waktu

5. Masuk kerja aktif selama 6 hari yaitu hari senin s/d sabtu dari pukul

07.00 s/d 16.00 WIB

6. Hari-hari besar nasional libur

1.7. Lingkup Keseluruhan Proyek

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek memiliki beberapa tahapan sebag

ai berikut :

1. Survei Tujuannya adalah untuk mendata lokasi dan mengetahui keting

gian bidang tanah.


2. Gambar Eksisiting Tujuannya adalah pemilik proyek menjelaskan fung

si dari biaya proyek yang akan dikerjakan.

3. Gambar Pra-Desain Tujuannya adalah untuk memperlihatkan gambar r

ancangan terhadap klien.

4. Asistensi Tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang salah dan keku

rangan gambar rancangan yang diinginkan klien.

5. Gambar Kerja Tujuannya adalah untuk mempermudah pekerjaan dala

m membangun sesuai dengan gambar kerja yang dibuat.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Dinding

Dinding adalah elemen struktural yang menerima gaya-gaya yang bek

erja dalam arah transversal terhadap sumbunya yang mengakibatkan terjadin

ya momen lentur dan gaya geser sepanjang bentangnya (Dipohusodo, 1994).

2.2. Fungsi Dinding

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap

dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan c

uaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, s

erta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Be

rikut ini adalah beberapa fungsi balok bangunan :

1. Fungsi Dinding Secara Umum

Dinding memiliki beberapa fungsi secara umum yaitu:

 Pendefinisi ruangan, artinya mengelompokkan masing-masing ruangan sesuai

dengan fungsinya.

 Sebagai peredam suara, baik itu dari dalam maupun dari luar. Contoh: suara k

endaraan, hewan, suara dari alam maupun suara dalam dalam rumah itu sendi

ri.

 Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping, depan dan belakang.

 melindungi bagian dalam bangunan dari paparan sinar matahari, hujan, maup

un binatang.
 Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruan

g dapur dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing

ruangan memiliki fungsi yang berbeda.

 Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifita

s.

 Menambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seri

ngkali menampilkan dinding luar di ekspose sedemikian rupa untuk menamba

h daya tarik suatu bangunan tersebut.

 Sebagai pembatas ruang, memiliki sifat: privasi dan dalam skala, warna, tekst

ur.

 Sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhad

ap suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, dan gangguan dari luar l

ainnya).

 Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiolog

i, ruang operasi, laboratorium, dan lain-lain.

 Sebagai fungsi artistik tertentu.

 Sebagai pembentuk ruang, menambah keindahan ruang dan point of interest.

2. Fungsi Dinding Secara Struktur


Dinding memiliki beberapa fungsi struktural yaitu:

 Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (sh

ear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur

dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan dit

erima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya r

oboh.

 Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding,

lift, resovoar dan lain-lain).

 Membantu menahan sebagian atau keseluruhan beban dari super struktur pada

bangunan semi permanen.

 Meneruskan beban ke pondasi melalui kolom untuk disebarkan ke tanah dasar

pada bangunan permanen.

 Sebagai jalur penempatan jaringan instalasi yang diperlukan seperti Air bersih,

air kotor, listrik, AC maupun pekerjaan utilitas sanitasi dan ME lainnya.

2.3. Jenis-jenis Dinding

1. Dinding Batu Bata


batu bata merahDinding batu bata adalah dinding yang paling sering diguna
kan dalam pembangunan baik perumahan sederhana maupun pembangunan
gedung-gedung yang berukuran besar. Karena itu pasangan batu bata memili
ki nilai seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi bangu
nan atau dinding. Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum un
tuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu bata merah sebaga
i bahan bangunan NI-10.

Adapun kelebihan dari dinding batu bata yaitu:

kuat dan tahan lama.


Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang.
Keretakan relatif jarang terjadi.
Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.
Mudah untuk membentuk bidang kecil.
Murah harganya.
Mudah mendapatkannya.
Perekatnya tidak perlu yang khusus.
Tahan Panas, sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.
Namun, batu bata memiliki kekurangan tersendiri yaitu:
Biaya yang cukup tinggi.
Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako.
Membutuhkan bahan dinding lainnya.
Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi
Menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim dingi
n, sehingga suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak stabil.
Cenderung lebih boros dalam penggunaan material perekatnya.
Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat
waste-nya dapat lebih banyak.
Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka dibutuhkan pelst
eran yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
Berat, sehingga membebani struktur yang menopangnya.
Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.

2. Dinding Batako/ Batako Press

batakoBatako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu.

Jenis dinding ini ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada

juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang

dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus dengan panas ya
ng tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan

plesteran.

Kelebihan dari dinding batako pres yaitu:

Pemasangan batako lebih cepat,

Kedap air sehingga sangat kecil terjadinya rembesan air,

Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9–12 m2.

Tiap m2 pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandin

gkan dengan menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suat

u pengurangan.

Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama.

Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih hemat.

Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.

Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.

Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan poton

gan.

Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.


Namun dinding batako pres memiliki kekurangan. Kekurangan dinding bata

ko pres yaitu:

Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras,

Mudah terjadi retak rambut pada dinding,

Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian sisi

dalamnya.

Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.

3. Dinding Bata Kapur

batu kapurUkuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini ba

nyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar p

embatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari camp

uran tanah liat dengan kapur gunung.


Kelebihan menggunakan dinding batu kapur, yaitu:

Harga dinding batu kapur sangat murah,

Waktu pemasangan cepat dan memerlukan sedikit adukan semen-pasir,

Bila sudah diplester dinding ini tidak terlihat dari tanah atau kapur.

Kekurangan menggunakan dinding batu kapur, yaitu:

Dinding ini memerlukan kolom praktis setiap 2.5 m.

4. Dinding Bata Hebel Atau Celcon

hebel atau celconBata hebel dibuat dengan mesin pabrik. Dinding bata hebel
atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang r
elatif tinggi. Dinding jenis ini bisa tidak di plester, cukup di aci saja karena
permukaannya yang sudah rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja
ketebalan kusennya harus disesuaikan.
Selain itu, dalam praktik pemasangan sedikit bahan yang terbuang percuma.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa l
angsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan
semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen,
filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya dicampur den
gan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako.

Kelebihan dari dinding bata hebel atau celcon, yaitu:

Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air,


Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan men
ggunakan gergaji,
Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12,
Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan di
nding yang rapi.
Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat.
Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm s
aja.
Mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kuat tekan yang tinggi.
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
Kekurangan yang di miliki dinding bata hebel atau celcon, yaitu:

Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m
3.
Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cuku
p banyak.
Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah ters
edia di lapangan.
Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini, diperlukan keahlian kh
usus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat kelihatan.
Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu
yang lebih lama dari bata biasa.
Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
5. Dinding Partisi

dinding partisiSesuai dengan namanya, dinding partisi memang dikhususkan

untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu da

n yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ri

ngan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain.

Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya

dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabk

an sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan lu

ar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga ti

dak dirancang untuk memikul beban yang berat.


Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, teru

tama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran mu

ltiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari segi beban terha

dap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.

Kelebihan dari dinding partisi ini yaitu:

Dari segi biaya, walaupun relatif, tetapi kebanyakan lebih murah dibandingk

an dinding permanen.

Pemasangannya memerlukan waktu yang lebih singkat dari pada dinding pe

rmanen.

Mampu memaksimalkan luas ruang. Untuk yang terbuat dari teakwood, ply

wood, MDF, partikel wood, GRC, Kaca memliki ketebalan 50% yang lebih

ramping dari pada dinding permanen yang terbuat Bata Merah, Batako, Bata

Ringan. Kalupun yang lebih tebal semisal furniture yang digunakan sebagai

partisi, tetapi bisa mempunyai fungsi lain, seperti penyimpanan barang atau

hiasan.

Rata-rata mempunyai bobot yang ringan sehingga tidak menambah beban st

ruktur.
Jika ada pembongkaran atau pemindahan, tidak mempengaruhi struktur ban

gunan.

Lebih fleksibel. Untuk yang suka mengganti tata ruang interior, partisi dijam

in lebih praktis dari pada dinding permanen. Karena jika ada renovasi, biasa

nya 90% bahan partisi masih bisa digunakan untuk partisi berikutnya. Bahka

n untuk partisi yang removable bisa dikatakan 100% terpakai semua, karena

tidak adanya pembongkaran.

Mampu memberi kesan dekoratif yang lebih maksimal kepada sebuah ruang

an. Kita bisa membuat partisi dengan kreatif, seperti menggunakan kayu bek

as palet untuk kesan, panel-panel kaca untuk kesan yang futuristik, Kawat a

nyam untuk kesan indrustrialis, atau jajaran bambu untuk kesan natural.

Untuk partisi yang removable, memungkinkan kita membuat dua ruang men

jadi satu jika dibutuhkan, dan mengembalikan ruangan tersebut menjadi dua

ruangan kembali dalam waktu yang singkat dan instan, hal ini mustahil dila

kukan untuk dinding permanen.

Jika ada kerusakan, dalam perbaikan lebih mudah jika dibandingkan dengan

dinding permanen.

Sangat cocok untuk membentuk beberapa ruang, tetapi antara ruang tersebut

memerlukan akses yang tinggi.

Kekurangan dari dinding partisi ini yaitu:


Tidak mampu menahan beban berlebih, sehingga tidak membantu perkuatan

struktur bangunan.

Rata-rata tidak tahan terhadap benturan, sehingga lebih mudah terjadi kerusa

kan jika terjadi benturan.

Untuk ruangan yang berhubungan dengan privasi, partisi kurang baik jika di

bandingkan dengan dinding permanen.

Dibandingkan dinding permanen, kekedapan suara partisi kurang baik.

Membutuhkan perawatan ekstra dibandingkan dinding permanen. Terutama

partisi dengan banyak ornamen.

Dibandingkan dinding permanen, rata-rata dinding partisi tidak tahan terhad

ap api atau air, walaupun untuk yang berbahan kaca ketahannannya terhadap

air tinggi.

Tidak cocok untuk dinding eksterior.

6. Dinding Kayu
kayuKonstruksi dinding kayu umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional. T

erdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti i

ni tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan

dinding struktural.

Karena langka dan mahalnya kayu dewasa ini, jarang sekali rumah yang memakai

dinding jenis ini kecuali rumah-rumah pedesaan atau rumah-rumah yang sen

gaja didesain bergaya country. Dinding papan kayu juga bisa digunnakan pa

da bangunan konstruksi rangka kayu.

Kelebihan dinding kayu adalah dapat menciptakan suasana didalam rumah pun ak

an lebih sejuk. Namun, perawatan dinding kayu relatif sulit dibandingkan je

nis dinding lain karena kayu lebih mudah lapuk jika terkena panas dan hujan.

Apalagi jika tidak diperhatikan sama sekali, rayap siap melahap kayu yang

ada.
Kelebihan penggunaan dinding kayu yaitu:

Dinding kayu mudah untuk dikerjakan karena lebih banyak tukang kayu yang pah

am karakteristik pengerjaan dinding kayu.

Selain mudah diperoleh dipasaran, dinding kayu juga memiliki bobot yang ringan

serta mudah dibentuk.

Jika konsep hunian Anda berkonsep alami , verakuler, atau tradisional Anda akan

cocok memakai dinding kayu karena nuansa alami yang ditampilkannya.

Kekurangan penggunaan dinding kayu yaitu:

Dinding kayu tidak tahan terhadap api dan rayap.

Untuk jenis kayu tertentu tidak tahan terhadap air.

Pada sambungannya harus dikerjakan secara hati-hati karena sifat kayu yang mud

ah susut menyebabkan terjadinya renggangan.


7. Dinding Bambu

bambuTanaman yang satu ini mempunyai banyak kegunaan, bukan hanya sebagai

senjata perang melawan penjajah. Kegunaan bambu lainnya yang cukup

tersohor adalah sebagai bahan konstruksi bangunan. Contohnya rumah-

rumah yang berada di wilayah perdesaan Pulau Jawa masih banyak yang

memanfaatkannya. Biasanya penduduk desa menggunakan anyaman bambu

alias gedek untuk dinding rumah.

Anyaman bambu untuk dinding rumah ini bentuknya berupa kulit atau daging

bambu yang sudah diiris sedemikian rupa. Namun seiring dengan hadirnya

inovasi di dunia arsitektur dan desain, penggunaannya untuk dinding rumah

meluas. Anyaman bambu tidak hanya digunakan oleh rumah-rumah di

perdesaan, tetapi juga oleh rumah-rumah di perkotaan.


Kelebihan penggunaan dinding bambu yaitu:

Bahan bambu mudah ditemukan dimana saja.

Pembuatan dinding bambu lebih mudah dan waktu pengerjaannya lebih singkat

sehingga bisa hemat biaya tukang.

Tersedia berbagai macam motif.

Dari segi umur, bambu lebih kuat dari baja.

Bahan bambu lebih kuat dan ringan.

Kuat hingga puluhan tahun.

Kekurangan penggunaan dinding bambu yaitu:

Memiliki durabilitas (mudah terserang kumbang bubuk) rendah.

Kekuatan sambungannya sangat rendah.

Bahan bambu rentan terbakar.

2.4. Ketentuan Konstruksi Bangunan Gedung

2.4.1. Ketentuan Dinding

Untuk mencapai rumah yang aman, ada beberapa ketentuan atau detail

yang harus dipenuhi dalam membangun rumah tembok. Aturan tersebut


berlaku dimulai dari pondasi, sloof/plint beam, kolom, balok keliling, dan

rangka atap.

Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pengerjaan dinding:

PONDASI

Jenis pondasi yang digunakan dapat menggunakan pondasi menerus dari pasangan

batu kali atau menggunakan pondasi setempat.

BALOK SLOOF, KOLOM, DAN BALOK KELILING

Diameter tulangan 10 mm; Sengkang/begel 8mm

Jarak antar tulangan beton adalah 9-12 cm.

Sengkang harus ditekuk kedalam (45 derajat), dgn jarak antar sengkang maksimu

m 15 cm

Selimut beton mengikuti aturan (1-2 cm).

Campuran beton (semen: pasir: kerikil) = 1:2:3 dengan campuran air tidak berlebi

h (maksimal berbanding 0.6 bagian).

Pertemuan/sambungan antar tulangan (sloof dgn kolom; kolom dgn ring balok dan

dgn rangka sofi2) harus ada overlap minimum 40-d.

DINDING BATA
Luas dinding bata terkekang adalah 9 m2.

Dinding sofi-sofi tidak direkomendasikan menggunakan material yang berat.

Pada pertemuan dinding (sudut) harus dipasang kolom praktis dan ketinggian 1 ka

li pemasangan bata max. 1 m

RANGKA ATAP

Ikatan angin harus dipasang di antara kuda-kuda

Rangka Atap harus diangkur pada balok

2.4.2 Bahan

2.5. Ketentuan pelaksanaan konstruksi

2.5.1. Pekerjaam Dinding

A. BAB III
TINJAUAN KEGIATAN YANG DIAMATI

3.1 PEKERJAAN YANG DI AMATI

Jenis pekerjaan lapangan yang di amati adalah Balok lantai 2 pada proses

pembangunan ruko butik di jalan Wak Dalek, Sungai Bangkok, Kec. Pontianak K

ota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78116.

3.1.1 PEKERJAAN PONDASI

Pekerjaan yang di amati pada praktek kerja lapangan pada proyek pem

bangunan ruko yang terdapat di Wak Dalek. Pengamatan yang dilakukan yaitu pad

a pengerjaan balok. Adapun hal-hal yang di amati pada praktek kerja lapangan ada

lah :

a. Bahan dan alat yang di perlukan untuk setiap item pengerjaan balok.

b. Metode atau cara yang di gunakan pada setiap item pekerjaan balok.

c. Pelaku yang terlibat dalam proses pengerjaan balok.

3.2 LINGKUP PEKERJAAN BALOK LANTAI 2

Adapun lingkup pekerjaan yang di lakukan dalam pengerjaan balok yaitu :

a. Pekerjaan scaffolding

b. Pekerjaan dan pemasangan bekisting

c. Pekerjaan sengkang/begel

d. Pekerjaan perakitan penulangan balok

e. Pekerjaan pengecoran

3.2.1 PEKERJAAN SCAFFOLDING


Pada tahap persiapan pengerjaan perakitan besi di mulai terlebih dahulu dengan m

empersiapkan peralatan dan bahan yang akan di gunakan seperti

NO. ALAT & BAHAN FUNGSI GAMBAR

1. Palu Alat yang di gunakan

untuk memasang pak

u.

2. Paku Untuk menahan poto

ngan cerucuk dan pa

pan.

3. Meteran Untuk mengukur jara

k cerucuk.

4. Cerucuk Untuk menahan/men

opang bekisting pada

saat pengecoran.

5. Kayu papan Untuk menahan beki

sting pada saat penge

coran.

Tabel 3.2.4
Pekerjaan scaffolding
Sumber google dan dokumentasi pribadi

3.2.2 PEKERJAAN DAN PEMASANGAN BEKISTING


Pada tahap persiapan pengerjaan bekisting di mulai terlebih dahulu dengan

mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan di gunakan seperti

NO. ALAT & BAHAN FUNGSI GAMBAR

1. Penggaris siku Untuk membuat pena

nda garis yang akan

di potong.

2. Palu Alat yang di gunakan

untuk memasang pak

u.

3. Meteran Sebagai alat untuk m

engukur multiplek da

n kayu kasau.

4. Gergaji Untuk motong multip

lek dan kasau.

5. Multiplek Untuk penahan beton

sementara pada saat

pengecoran.

6. Kayu kasau Untuk menahan beki

sting agar tidak bocor

pada saat pengecoran

.
7. Paku Untuk menahan poto

ngan kayu kasau dan

multiplek.

Tabel 3.2.1
Pekerjaan dan Pemasangan Bekisting
Sumber google dan dokumentasi pribadi

3.2.3 PEKERJAAN SENGKANG/BEGEL

Pada tahap persiapan pekerjaan sengkang/begel di mulai terlebih dahulu de

ngan mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan di gunakan seperti

NO. ALAT & BAHAN FUNGSI GAMBAR

1. Gerinda Untuk memotong bes

i polos.

2. Pembengkok Besi Untuk meluruskan be

Manual si dan membuat seng

kang/begel.

4. Meteran Sebagai alat untuk m

engukur panjang besi

polos yang akan di g

unakan.

4. Besi Polos Bahan yang di gunak

an untuk membuat be

gel.

Tabel 3.2.2
Pekerjaan penulangan balok
Sumber google dan dokumentasi pribadi

3.2.4 PEKERJAAN PERAKITAN PENULANGAN BALOK

Pada tahap persiapan pengerjaan perakitan besi di mulai terlebih dahulu dengan m

empersiapkan peralatan dan bahan yang akan di gunakan seperti

NO. ALAT & BAHAN FUNGSI GAMBAR

1. Tang Gegep / Kak Untuk mengikat bege

ak tua l ke tulangan dengan

kawat beton

2. Gerinda Untuk memotong bes

i ulir.

3. Meteran Sebagai alat untuk m

engukur panjang besi

ulir yang akan di gun

akan.

4. Kawat Beton Untuk mengikat bege

l dan tulangan.

5. Besi Ulir Bahan yang di gunak

an untuk membuat tu

langan.

Tabel 3.2.3
Pekerjaan perakitan penulangan balok
Sumber dokumentasi pribadi
3.2.5 PEKERJAAN PENGECORAN

3.3 RINCIAN PEKERJAAN

A. Tahan Pekerjaan Dan Pemasangan Bekisting

Tahan pekerjaan bekisting adalah salah satu pekerjaan yang

sangat penting karena bila terjadi kesalahan dalam pekerjaan bekisting

akan berdampak buruk pada saat pengecoran misalnya terdapat lobang di

bagian sambungan multiplek yang akan membuat proses pengecoran tidak

optimal. Maka sangat penting bagi kita untuk lebih teliti dalam pemasanga

n bekisting yang baik dan benar.

Untuk balok lantai 2 menggunakan 2 jenis balok yang di gunakan

yaitu balok utama dan balok anak, pada balok utama berukuran 20cm x

40cm dan balok anak berukuran 15cm x 30cm. Multiplek yang di gunakan

untuk bekisting berukuran 40cm x 370cm dengan tebal 10 ml. Pada

pekerjaan dan pemasangan bekisting dapat memerlukan waktu ± 6 hari

dengan tenaga kerja 6 orang.

Langkah – langkah pekerjaan dan pemasangan bekisting :

a) Memotong multiplek dan kayu kasau sesuai dengan ukuran bekisti

ng yang ada di gambar kerja.

b) Menyatukan multiplek dan kayu kasau dengan paku dan palu sesua

i dengan ukuran bekisting yang akan di gunakan sehingga pada saa

t tahap pekerjaan pengecoran betonnya tidak akan keluar .


c) Mengangkat bekisting ke atas sesuai dengan ukuran yang ada di ga

mbar kerja.

gambar 3.3
Pekerjaan dan pemasangan bekisting
Dokumentasi Pribadi

B. Tahap Pekerjaan Sengkang/Begel

Sengkang atau juga dikenal dengan sebutan begel adalah besi yang

di lilitkan pada tulangan pokok dalam komponen struktur beton bertulang.

Pada proses pelaksanaan di lapangan sengkang atau begel yang di gunakan

untuk balok utama yaitu 20 cm x 40 cm dan balok anak 15 cm x 30 cm

dengan menggunakan besi polos 10 dan panjang 12 meter.

Pada pekerjaan sengkang/begel ini memerlukan waktu ± 3 hari

dengan tenaga kerja 2 orang.

Langkah – langkah pekerjaan sengkang atau begel :

a) Luruskan besi polos menggunakan alat pembengkok besi manual.

b) Potong besi polos dengan gerinda sesuai dengan ukuran sengkang/

begel yang ada di gambar kerja.

c) Bengkokan besi dengan menggunakan bar bending manual berdasa

rkan gambar kerja.


d) Bawa sengkang/begel ke atas untuk proses perakitan tulangan

gambar 3.3.1
Pekerjaan sengkang/begel
Dokumentasi Pribadi

C. Tahap Pekerjaan Perakitan Tulangan Balok

Pada tahap perakitan tulangan harus memerhatikan jarak sengkang

pada balok untuk memenuhi persyaratan lendutan pada balok. Penulangan

yang berlebihan dapat mengakibatkan baja tulangan belum mencapai

tegangan leleh sebelum beton mencapai regangan maksimum (0,003),

dalam hal ini dapat terjadi kegagalan mendadak.

Pada saat pelaksanaan di proyek terdapat 2 jenis balok yaitu balok

utama yang berukuran 20 cm x 40 cm, Sedangkan balok anak berukuran 1

5 cm x 30 cm dengan jarak sengkang/balok 15 cm antara sengkang yang sat

u dengan yang lain agar tidak terjadi lendutan.

Pada pekerjaan perakitan tulangan balok memerlukan waktu ± 6

hari dengan tenaga kerja 6 orang.

Langkah – langkah pekerjaan tulangan balok :


a) Proses perakitan balok utama terdapat 6 besi ulir dengan 13 yang

akan di ikat dengan begel dengan jarak sengkang/begel 15cm antar

a sengkang yang satu dengan yang lain.

b) Proses perakitan balok anak terdapat 4 besi ulir dengan 10 yang a

kan di ikat dengan begel dengan jarak sengkang/begel 15cm antara

sengkang yang satu dengan yang lain.

c) Proses perakitan tulangan balok dengan memasukan sengkang/beg

el ke dalam tulangan dan di ikat di setiap titik dengan menggunaka

n kawat beton yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan dan ki

nerja struktur.

d) Mengikat bagian ujung pertemuan antara tulangan balok dan kolo

m dengan kawat beton untuk memperkuat struktur balok dan kolo

m.

gambar 3.3.2
Pekerjaan tulangan utama
Dokumentasi Pribadi
gambar 3.3.3
Pekerjaan tulangan anak
Dokumentasi Pribadi

gambar 3.3.4
Pekerjaan tulangan antara kolom dan balok
Dokumentasi Pribadi

D. Tahap Pekerjaan Scaffolding

Scaffolding di gunakan untuk menopang beban pengecoran balok

lantai 2, bekisting, tulangan dan beban manusia. Dengan menggunakan

scaffolding, pekerja dapat bekerja dengan aman dan stabil dalam proses

pemasangan balok. Pada proses pelaksanaan di lapangan scaffolding yang

di gunakan yaitu cerucuk 8 cm dengan panjang ± 3 m dan kayu papan


yang di gunakan untuk menopang bekisting. Pada pekerjaan pemasangan

scaffolding ini memerlukan waktu ± 5 hari dengan tenaga kerja 8 orang.

Langkah – langkah pekerjaan scaffolding :

a) Di karenakan cerucuk yang tidak sampai 4m jadi pekerja ha

rus menambah cerucuk sekitar 50 cm

b)

Anda mungkin juga menyukai