Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHALUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini di Indonesia telah banyak dibangun bendungan baik oleh
instansi pemerintah maupun swasta. Beberapa bendungan tersebut telah
dibangun cukup lama (zaman Belanda) dan hingga kini masih berfungsi
dengan baik. Walaupun demikian bendungan-bendungan yang telah dibangun
tersebut perlu mendapatkan perbaikan/rehabilitasi untuk mengembalikan
fungsi serta meningkatkan keamanan konstruksinya.
Air merupakan elemen yang sangat mempengaruhi kehidupan di alam
semua makhluk hidup sangat memerlukan air dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Air tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
domestik saja, yaitu untuk air minum atau keperluan memasak, mencucui,
mandi akan tetapi air juga digunakan sebagai sumber kehidupan lainya,
seperti mengairi tanaman pertanian, perikan dan juga sebagai pembangkit
tenaga listrik tenaga air.
Bendungan adalah semua jenis konstruksi penahan buatan, baik berupa
urugan atau jenis lainnya yang menampung air baik secara alamiah maupun
buatan, termasuk pondasi, tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan
peralatannya. Sebagian besar bendungan di Indonesia dimanfaatkan untuk
mendukung irigasi, penyediaan air baku, pengendalian banjir, serta
pembangkit tenaga listrik.
Kabupaten Belu adalah salah satu kabupaten dari lima kabupaten/ kota
di Propinsi NTT, yang terletak di daratan timor. Posisi geografis Kabupaten
Belu dalam dataran Timor Propinsi NTT adalah dibagian paling timur dan
berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Sedangkan dalam posisi
astronomis, wilayah Kabupaten Belu terletak antara Koordinat 124º 38’ 33”
BT– 125º 11’ 23” BT dan 08º 56’ 30” LS – 09º 47’ 30” LS.
Kondisi fisik Bendungan Rotiklot saat ini mengalami kerusakan pada
tebing depan gardu pandang dan bangunan lainya yang menyebabkan

1
penurunan fungsi Bendungan. Peningkatan bendungan Rotiklot dilaksanakan
secara secara optimal untuk menghasilkan kembali pengoperasian bendungan
secara optimal dan dapat berfungsi secara efektif dan efesien sehingga
pengoperasional bendungan lebih optimal. Sehubung dengan hal tersebut,
kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, Satker Nvt Pembangunan Bendungan I Bws Nusa
Tenggara II Pada Tahun Anggaran 2023 Melaksanakaan Kegiatan Perbaikan
Bendungan Rotiklot Di Kabupaten Belu. Proyek Perbaikan bendungan
Rotiklot Di Kabuapten Belu, dibaungun dari tanggal 03 Mei 2023 yang
terletak di Kelurahan Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu,
nilai kontrak pada proyek ini sebesar Rp. 50.340.380.000,00 (Lima Puluh
Miliar Tiga Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah), dengan sumber Dana
APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) T.A 2023 dengan Kontraktor
Pelaksana PT. Bumi Indah, Konsultan Pengawas PT. Innako Internasinal
Konsulindo Kso Kencana Layana Konsultan.
Perbaikan Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu menjawab kebutuhan
masyarakat setempat yang sebagian besarnya bermata pencarian Petani.
Berpedoman pada hal tersebut maka penulis mencoba untuk mengetahui dan
mendalami pembangunan Dinding Penahan Tanah (DPT) Depan Gardu
Pandang melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan dengan Judul
”Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Penahan Tanah (DPT) Depan Gardu
Pandang Pada Pekerjaan Proyek Bendungan Rotiklot Kecamatan,
Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur “
1.2 Rumusan Masalah
Masalah salah dirumuskan sesuai dengan tinjauan di lapangan oleh
penulis yaitu bagaimana Pelaksanan Pekerjaan Pembanguan Dinding Penahan
Tanah Depan Gardu Pandang Bendungan Rotiklot Di Desa Fatukety,
Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
2.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud

2
Maksud dari Kerja Praktek Ini adalah agar Mahasiswa dapat
membandingkan teori yang diperoleh diperkuliahan dengan pengalaman di
lapangan.
1.2.2 Tujuan
1. Meninjau, mengamati dan memahami proses kegiatan yang ada
dilapangan.
2. Menambah pengetahuan bagi Mahasiswa untuk lebih memahami
konsep – konsep peraturan moderen yang besifat teoritis serta mampu
mengaplikasihkan kedunia kerja.
3. Melatih dan mempersiapkan mahasiswa agar dapa menyesuaikan diri
dengan dunia kerja yang akan dihadapi kelak dikemudian hari.
4. Mempunyai pengalaman kegiatan fisik pembangunan, perencanaan
dan menejemen kontruksi.
5. Sebagai syarat tuntutan akademis pada Jurusan Teknik Sipil Program
Studi Teknik Perancangan Irigasi Dan Penaganan Pantai Politeknik
Negeri Kupang.
1.3 Metodologi
Metedologi yang digunakan dalam menyelasaikan Praktek Kerja Lapangan
ini adalah :
1. Pengamtan di lapangan
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengamati semua hal yang terjadi
dilapngan, mulai dari mengamati setiap pekerjaan yang dikerjakan,
langkah – langkah pekerjaan, metode pelaksanaan, mobilisai dan
penempatan alat dan bahan, alat dan bahan yang digunakan, sampai
permasalahan yang terjadi di lapangan.
2. Konsultasi dan asistensi
Konsultasi dilakukan di lokasi proyek dan Jurusan. Konsultasi yang
dilakukan dilokasi proyek dilakukan pada orang – orang yang terlibat
dalam proyek tersebut. Konsultasi ini mengenai metode pelaksanaan
pekerjaan dan menejemen proyek. Sedangkan konsultasi/asistensi
dilakukan dengan Dosen Pembimbing Kerja Praktek mengenai

3
penulisan laporan kerja praktek dan hal – hal lain yang dirasa perlu
untuk dikonsultasi.
3. Studi literatur
Kegiatan studi literatur dilakukan dengan mempelajari kembali ilmu
yang sudah didapat dibangku perkuliahan kemudian membandingkan
serta menerapkannya dengan kondisi nyata yang terjadi di lapangan.
Selain itu, kegiatan ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat
mengetahu permasalahan yang terjadi dilapangan dan solusi yang
dilakukan, sebab hal ini tidak serta merta didapat di bangku
perkuliahan.
4. Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan
Penyusunan laporan kerja praktek dilakukan mahasiswa setelah
melakukan kerja praktek, penyusunan dibuat berdasarkan hasil
pengamatan terhadap pekerjaan stuktur yang berlangsung selama
mahasiswa berada di proyek. Laporan ini kemudian dikonsultasikan
kepada pembimbingan lapangan maupun Dosen Pembimbingan di
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negari Kupang.
1.4 Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas penulis memberikan
Batasan dalam laporan ini yang berkaitan dengan praktek kerja
lapangan pekerjaan bendungan Rotiklot Desa Fatukety, Kecamatan
Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, maka penulis
hanya meninjau praktek kerja lapangan bagaimna proses/tahapan
pelaksanaan pekerjaan Perbaikan Bendungan Rotiklot khususnya
kegiatan pekerjaan Dinding Penahan Tanah Di Depan Gardu Pandang.
1.5 Sistematika Pelaporan
1. BAB I PENDAHALUAN
Menguraikan tentang latar belakang, maksut dan tujuan penulisan
metodologi, dan sistematika penulisan.
2. BAB II DESKRIPSI KEGIATAN

4
Menjelaskan secara umum lokasi kegiatan dan data – data umum
pelaksanaan kegiatan.
3. BAB III LANDASAN TEORI
Meliputi teori – teori dan konsep dasar yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan
4. BAB IV TINJAUN PELAKSANAAN
Meliputi analisis dan pembahasan mengenai pelaksanaan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan.
5. BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran dari hasil analisis pembahasan.

5
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Lokasi Proyek


Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlokasi di Bendungan Rotiklot di
Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara
Timur dengan titik koordinat 124º 38’ 33” BT– 125º 11’ 23” BT dan 08º 56’
30” LS – 09º 47’ 30” LS, sebagaimana disajikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek


(Sumber : Pribadi)

2.2 Data Administrasi Kegiatan

Gambar 2.2 Papan Proyek


(sumber : proyek 2023)

6
Nama kegiatan : Kegiatan Bendungan I
Paket pekerjaan : Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kabupaten Belu
Nomor kontrak : HK. 02.01/SNVT.PB.l/KB.1/95/V/2023
Tanggal kontrak : 03 Mei 2023
Nilai kontrak : Rp. 50.340.384.000,00 ( Lima puluh miliar tiga
Ratus empat Puluh juta tiga ratus delapan puluh
Empat ribuh Rupiah ),-
Waktu pelaksanaan : 225 hari kelender
Sumber dana : APBN rupiah murni
Tahun anggaran : 2023
Kontraktor pelaksana : PT. Bumi Indah
Konsultan Pengawas : PT. Innako Internasinal Konsulindo KSO Kencana
Layana Konsultan
2.3 Data Teknik Kegiatan
Tipek Pekerjaan : Dinding Penahan Tanah
Panjang DPT : 120 meter
Tinggi DPT : 5 meter
Lebar DPT : 7 meter
Tipe DPT : Kantilelever beton bertulang
Mutu Lantai Kerja (LC) : K-125, fc 8,30 Mpa (Mobile Baching Plan)
Mutu DPT : K-300. Fc 24,90 Mpa(Mobile Baching
Plan)
Tulangan yang digunakan : D25, D13, dan D16
Pipa perforasi : ϕ 7,5 mm, 76 buah
ϕ 250 mm, 29 buah
Watterstop : Panjang 5 meter, 9 buah
Panjang 6 meter, 14 buah
Panjang 12 meter, 4 buah
2.4 Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar, pelaksanaan proyek pekerjaan dinding penahan
tanah depan gardu pandang di bendungan Rotiklot Fatukety, Kecamatan

7
Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, terdiri dari beberapa item pekerjaan
adalah :
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Galian
3) Pekerjaan Pasangan Dinding Penahan Tanah (DPT)
4) Pekerjaan Akhir
Adapun jenis pekerjaan dan volume pekerjaan terdiri dari
1. Pekerjaan Pesiapan
a. Mobilisasi
b. Pengukuran kembali
c. Papan nama proyek
d. Dokumentasi dan Administrasi lainya
2. Pekerjaan Galian
a. Galian pondasi Dinding Penahan Tanah (DPT)
3. Pekerjaan pasangan Dinding Penahan Tanah (DPT)
a. Pekerjaan lantai kerja
b. Pekerjaan pembesian Dinding Penahan Tanah (DPT)
c. Pekerjaan pengecoran
d. Pekerjaan Waterstop
e. Pekerjaan Pasangan Pipa Ferporasi
f. Timbunan
4. Pekerjaan Akhir
a. Pekerjaan pembersihan kembali lokasi pekerjaan
b. Pekerjaan pelapor dan dokumentasi
2.5 Proses Pelelangan Dan Penentuan Pemenang
Penyelesaian sebuah proyek kontruksi secara umum melalui dua
tahapan utama yaitu proses pra kontruksi dan kontruksi. Pada tahap pra
kontruksi, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pelelangan pekerjaan.
Pelelangan menjadi salah satu tahapan penting mengingat pada kegiatan ini
ditentukan pelaksanaan kegiatan yang terbaik. Untuk dapat terpilih menjadi
pemenang pelelangan, ada sejumlah faktor yang memberi pengaruh.

8
Dokumen untuk pengadaan reabilitas Bendungan Rotiklot di Provinsi
Nusa Tenggara Timur disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 tentang pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang terahir di ubah
dengan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 berdasarkan petunjuk
teknisnya, serta elektronik, dan dimodifikasi untuk perjanjian
pinjaman/kredit/hibah Proyek pada proyek proyek yang dibiayai oleh Bank
Dunia di Indonesia.
Tahap – tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Pengunguman pelelangan
Pekerja ULP mengumumkan pelaksanaan pelelangan ini melalui
website (Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi).
papan pengunguman resmi untuk masyarakat dan Portal Pengadaan
Nasional melalui LPSE.
2) Intruksi kepada peserta (IKP)
1. Umum
a. Lingkunagn Pekerjaan
Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk
menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan
kontruksi sebaimana tercantum dalam LDP.
b. Sumber Dana
Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan
sebagaimana tercantum dalam LDP.
c. Persyaratan (Eligibility)
d. Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta
Penipuan
e. Larangan Pertentangan Kepentingan
f. Satu Penawaran Tiap Peserta.
2. Dokumen Pengadaan
a. Isi Dokumen Pengadaan
b. Bahasa Dokumen Pengadaan

9
c. Klasifikasi Dokumen Pengadaan, Pemberian Penjelasan
dan Peninjauan Lapangan.
d. Perubahan Dokumen Pengadaan
e. Tambahan Waktu Pemasukan Dokumen Penawaran.
3. Penyiapan Dokumen Penawaran
a. Biaya dalam Penyiapan Penawaran
b. Bahasa Penawaran
c. Dokumen – dokumen yang termasuk dalam penawaran
d. Harga Penawaran
e. Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran
f. Masa Berlaku Penawaran dan Jangka Waktu
Pelaksanaan
g. Pengisian Form Kualifikasi
h. Pakta Integritas
4. Pemasukan Penawaran
a. Pemasukan Penawaran
b. Batas Ahir Waktu Pemasukan Penawaran Dan
Penawaran Terlambat
5. Pembukaan Dan Evaluasi Penawaran
a) Pembukaan Penawaran
Penawaran dibuka pada tanggal dan waktu yang
ditetapkan oleh Pokja ULP dalam Aplikasi SPSE.
b) Klasifikasi Penawaran
Untuk membantu pemeriksaan, evaluasi dan
pembandingan penawaran dan kualifikasi peserta maka
Pokja ULP atas kebijaksanaanya sendiri dapat meminta
klarifikasi dari peserta mengenai penawarannya.
c) Koreksi atas kesalahan aritmatik
a. Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi
aritmatik oleh Pokja ULP dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.

10
b. Berdasarkan hasil koreksi aritmatik, Pokja ULP
menyusun daftar penawaran dan peringkatnya mulai
dari penawaran harga terkoreksi terendah.
d) Evaluasi Penawaran
Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi:
a. Evaluasi adminitrasi
b. Evaluasi teknis
c. Evaluasi harga, dan
d. Evaluasi kualifikasi
e) Evaluasi Kualifikasi
Pokja ULP menentukan apakah peserta yang terpilih
adalah peserta dengan harga terkoreksi terendah dan
secara administratif dan teknis responsif secara
substansial dengan syarat – syarat yang ditentukan dalam
kualifikasi seperti yang tertera pada Lembar Data
Kualifikasi (LDK) pada dokumen pengadaan Bab V.
f) Hak Pokja ULP untuk Menerima dan Menolak
Penawaran.
Pokja ULP berhak menerima atau menolak setiap
penawaran dan membantalkan proses lelang serta
menolak semua penawaran setiap saat sebelum
penentapan pemenang, tanpa menimbulkan kewajiban
apapun bagi peserta.
6. Penetapan Pemenang
a. Penetapan Pemenang
Pokja ULP harus menentapakan pememnag yang
menawar dengan harga terkoreksi terendah dan
penawaranya dinyatakan responsif secara substansial
dalam evaluasi administrasi, teknis dan harga, serta

11
memenuhi ketentuan kualifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan.
b. Pengunguman Pemenang
Pokja ULP harus mengumumkan hasil proses lelang
melalui aplikasi SPSE di websait sebagaimna tercantum
dalam LDP dan melaui papan pengunguman resmi.
c. Sanggahan
Peserta yang memasuhkan penawaran dapat
menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui
aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja
ULP dalam waktu yang telah ditetapkan dengan diserati
bukti bukti terjadinya penyimpangan dan harus
ditembuskan secara offline ( diluar aplikasi SPSE )
Kepada PPK, PA/KPA dan APIP sebagaimana
tercantum dalam LDP.
7. Penunjang Pemenang
a. Penunjang Penyedia
b. BAHP, Berita Acara lainnya, dan kerahasiaan proses
8. Jaminan Pelaksanaan
Pemenang akan menyerahkan jaminan pelaksanaan dengan
nilai yang ditetapkan dalam IKP 35.1 dalam waktu 14 hari
sejak tanggal diterbitkannya SPPBJ.
9. Penandatangan Kontrak
Penandatangan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah
peserta menyerahkan jaminan pelaksanaan.
2.6 Menejemen, K3, dan Organisasi Kegiatan
2.6.1 Pengertian Menejemen Proyek
Menurut Soeharto (1997), pengertian proyek adalah merupakan
rangkaian kegiatan yang mempunyai dimensi waktu, biaya, dan mutu,

12
guna mewujutkan gagasan yang timbul dari naluri manusia untuk
berkembang.
Mewujudkan gagasan menjadi proyek, maka perlu dibuat studi
kelayakan atau tidaknya proses itu dilaksanakaan. Suatu proyek dapat
diselanggarakan oeleh instasi pemerintah, badan – badan swasta, atau
organisasi – organisasi oleh perorangan.
Menurut soeharto (1997), unsur – unsur utama yang ada dalam
proyek yaitu :
1. Biaya pendanaan dan investasi.
2. Mutu sesuai standar yang diinginkan dan persyaratan yang jelas.
3. Jumlah atau kuantitas yang menyatakan besar atau jumlah
dimensi.
4. Waktu yang menyatakan kapan dan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan proyek.
Manfaat suatu proyek dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1. Manfaat langsung, dapat berupa kenaikan dalam nilai
hasil/outpot dan penurunan biaya.
2. Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang timbul atau
dirasakan diluar proyek karena adanya realisasi suatu proyek.
3. Manfaat yang tidak dapat dinyatakan kapan dan berapa lama
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan proyek.
Menajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin
dan mengendalikan sumber daya perubahan untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang ditentukan. Jadi pengertian manajemen proyek adalah
sebagai penentuan serta pengorganisasian atau faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan manajemen proyek.
2.6.2 Pihak – Pihak yang Terlibat Dalam Proyek
Soemanto (1990), mengatakan bawah pihak – pihak yang terlibat
dalam suatu proyek meliputi beberapa hubungan kerja organisasi proyek
seperti tergambar pada gambar

13
Gambar 2.3 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek
(sumber : Google)

Keterangan : Hubungan Kontak


Hubungan Kerja ------------------
Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan dan
kontraktor antara lain :
1. Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.
Konsultan memberikan layanan konsultasi dimana proyek yang di
hasilkan berupa gambar – gambar kerja, laporan dan peraturan
serta syarat – syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya
jasa atas konsultasi yang diberikan konsultan
2. Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasrkan kontrak.
Kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya berupa
bangunan sebagai realisasinya dari keinginan proyek yang telah di
tuangkan kedalam gambar rencana dan peraturan serta syarat –
syarat dari konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya
jasa profesionalnya kontraktor.
3. Syarat dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan serta syarat
– syarat, kemudian kontraktor harus merealiasikan menjadi sebuah
bangunan.
1) Pemilik Proyek (Owner)
Menurut Soemanto (1990), pemilik atau pengguna jasa adalah orang
atau badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau
menyuruh memberikan pekerjaan kepada semua pihak penyedia jasa dan

14
yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Penggunaan jasa dapat berupa
perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.
Hak dan kewajiban pengguna jasa adalah :
a. Menunjuk penyediaan jasa (konsultan dan kontraktor)
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyadia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang dipeerlukan untuk mewujudkan
sebuah banguna.
f. Ikut mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menenpatakan atau menunjuk suatu badan/ orang
untuk bertindak atas nama pemilik.
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi )
h. Menerima dan mengehsahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki.
Wewenang pemberi tugas adalah :
a. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing – masing
kontraktor.
b. Dapat mengambil ahli pekerjaan secara pihak dengan cara
memberihtahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah
terjadi hal – hal di luar kontak yang ditetapkan.
2) Konsultan
Menurut Istimawan (1996), mengatakan bawah konsultan adalah
seseoarang atau lembaga yang secara profesional memberikan nasehat –
nasehat atau pelatihan, tentang hal – hal yang berhubungan dengan
bidangan pengetahuan tertentu yang dikuasainya. Konsultan dapat di
bedakan menjadi 2 yaitu :

15
1. Konsultan Perencana
Menurut Istimawan (1996), konsultan perencana adalah ahli
yang berkompoten dan profesional dalam tugas perencanaan.
Konsultan perencana dapat berupa perseorangan atau badan hukum
yang bergerak dalam bidangan perencanaan pekerjaan bangunan.
Hak dan Kewajiban konsultan Perencanaan adalah :
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat – syarat hitungan stuktur,
rencana anggaran biaya.
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa
dan pihak kontraktor tentang pelaksana pekerjaan.
c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal – hal yang kurang jelas dalam gambaran rencana, rencana
kerja, dan syarat – syarat.
d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
e. Mengahadiri rapat Koordinasi pengelolah proyek.
2. Konsultan Pengawasan
Menurut Istimawan (1996), konsultan pengawas adalah orang
yang mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas,
kuantitas serta laju pertumbuhan volume. Termasuk di dalamnya
adalah mengawasi metode pelaksanaan, mengkoordinasi perubahan –
perubahan pekerjaan yang diperlukan, melakukan monitoring dan
pengukuran hasil lapangan.
Menurut Isimawan (1996), hak dan kewajiban konsultan
pengawas adalah :
a. Menyelasaikan pelaksanaan pekerjaan pada waktu yang telah
diselesaikan.
b. Membimbing dan mengadakana pengawsan secara periodik
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Melakukan perhitungan presentasi pekerjaan.

16
d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan kontruksi serta
aliran informasi dalam berbagai badan agar pelaksanaan
pekerjaan berjalan lancar.
e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin
serta menghindari pembengkakan biaya.
f. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor.
g. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.
h. Menyusun laporan kemajuan (hari, mingguan, bulanan)
3. Kontraktor
Menurut Istimawan (1996), kontraktor adalah orang atau badan
yang menerima pekerjaan dan yang menyelanggrakan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan
gambaran rencana dan syarat – syarat yang telah ditetapkan.
Kontraktor dapat berupa perusahan perseorangan yang berbadan
hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan.
Hak dan Kewajiaban kontraktor adalah :
a. Malaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana,
peraturan dan syarat – syarat, penjelasan pekerjaan dan syarat –
syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa
b. Membuat gambaran – gambaran pelaksanaan yang telah
disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna
jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan
masyarakat.
d. Membuatan laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan, dan bulanan.

17
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
2.7 Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan kerja (K3)
Keselamatan kerja adalaha segalah sesuatu yang berhungan dengan
sistem yang berpengaruh terhadap proses pekerjaan yang sangat
berhubungan dengan sumber daya manusia.
Proyek kontruksi memiliki sifat khas, antara lain tepat kerja diruang
terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas dan
menggunakan alat berat yang membahayakan keselamatan dan Kesehatan
kerja sehingga sangat dibutuhkan K3 pada tiap pekerjaan.
Upaya dalam mencapai tujuan dari K3 berbagai unsur dan sumber
digunakan dalam penerapan K3 perlu di tata dan diatur kedalam menejemn
untuk mencegah tingkat kecalakan yang lebih rendah bagi pekerja.
1. Kegiatan K3 di Lapangan
Kegiatan K3 di lapangan merupakan pelaksanaan Safety Plan yang
harus dilaksanakan dalam setiap proyek yang menyangkut beberapa
kegiatan antara lain :
a. Kerja sama dengan istansi yang terkait dengan K3
Kerja sama dengan istansi yang terkait dengan K3 sangat
penting. Instansi tersebut adalah : Depnaker, Polisi dan Rumah
Sakit. Hubungan awal yang dimulai dengan pendaftaran
proyek ke Depnaker dan pemberitahuan ke istansi pemerintah/
Muspida setempat, perlu dijaga dengan hubungan informal
yang lain agar jika ada masalah K3 akan cepat ditangani.

b. Pengawasan Pelaksanaan K3
a. Safety Patrol
Suatu Tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli selama kira – kira 1 atau 2 jam
(tergantung dari lingkungan proyek). Dalam patroli
masing – masing anggota safety patrol mecatat hal –

18
hal yang tidak sesuai ketentuan atau yang memiliki
resiko kecelakaan.
b. Safety supervisor
Petugas yang ditunjuk manager proyek yang secara
terus – menerus mengadakan pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerja dilihat dari segi K3. Safety
supervisor berwenang menegur dan memberikan
instuksi langsung kepada superintendent (Kepala
Pelaksana) bila ada pelaksana) bila ada pelaksana yang
mengandung bahaya terhadap keselamatan kerja.
c. Safety Meeting
Rapat/metting dalam proyek yang membahas
hasil/laporan dari Safety Patrol maupun hasil laporan
dari Safety Supervisor
d. Pelaporan serta penanganan kecelakaan
Terdiri atas: Pelaporan penanganan kecelakaan ringan,
Pelaporan penanganan kecalakaan berat, Pelaporan dan
penanganan kecalakaan dengan korban meninggal,
Pelaporan dan penanganan kecalakan peralatan berat.
Ada bebrapa identifikasi bahaya yang dapat terjadi pada saat pekerjan,
anatara lain :
1) Tertimbun longsor
2) Terjatuh kedalam galian lubang galian
3) Terkena benturan alat berat
4) Kaki tertimpa batu dan juga terkena kawat bronjong
Sehingga meliahat dari hal diatas, pihak penyedia jasa perlu
memberikan K3 yang tepat untuk pekerjan diantaranya :
1. Helem Safety
Digunakan sebagai pelindung kepala dari sinar mata hari dan
juga benturan atau hal lain yang membahayakan kepala.

19
Gambar 2.4 Helem Safety
(Sumber : Google)

2. Sepatu
Sepatu digunakan sebagai pelindung kaki dari benda tajam yang
yang membahayakan kaki seperti hamar, kayu, besi dan panas
akibat matahari

Gambar 2.5 Sepatu Lapangan


(sumber : Google)

3. Sarung Tangan
Digunakan sebagai pelindung tangan dari benda tajam

Gamabr 2.6 Sarung Tangan


(sumber : Google)

4. Baju Kerja

20
Digunakan sebagai pelindung tubuh kerja dari panas mata hari
dan juga sebagai seragam kerja.

Gambar 2.7 Baju Kerja


(sumber : Google)

5. Masker
Digunakan sebagai pelindung dari debu.

Gambar 2.8 Masker


(Sumber : Google)

2.8 Organisasi Kerja


Struktur organisasi merupakan hubungan antara tugas, wewenang
dan unit kerja bagi orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan pembagian pekerjaan
pimpinan dan bawahan, tipe pekerjaan yang dilaksanakan, pengelompokan
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan tingkatan-tingkatan dalam
manajemen.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya ada 4 (empat ) unsur yang
terlibat dalam suatu proyek/kegiatan yaitu : Pemilik Kegiatan/Proyek, Tim

21
Survey, Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (SPME), Tim Pengawasan
dan Penyedia Jasa / Kontraktor. Pada Kegiatan Perbaikan Bendungan
Rotiklot, yang bertindak sebagai pemilik kegiatan adalah Pengguna
Anggaran yakni Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, sedangkan yang
bertindak sebagai perencana dengan pengawas pekerjaan adalah Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) BENDUNGAN I SNVT PEMBANGUNAN
BENDUNGAN I BWS NUSA TENGGARA II dan yang bertindak
sebagai pelaksana Kegiatan adalah PT. BUMI INDAH.
Dalam sebuah organisasi, struktur organisasi merupakan hal yang
sangat penting karena menyangkut pembagian kerja dari masing-masing
unit. Demikian halnya dengan setiap perusahaan dalam hal ini penyedia
jasa/kontraktor ataupun pemilik proyek/kegiatan juga memiliki struktur
organisasi atau struktur proyek dalam pelaksanaan kegiatannya.
Hal ini merupakan salah satu syarat yang dimiliki oleh setiap
organisasi/ perusahaan baik pengguna jasa maupun penyedia barang/jasa
seperti yang tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2003.
Adapun Struktur organisasi pada Kegiatan Pembangunan
Bendungan Rotiklot di Desa Ainiba Kecamatan Kakuluk Mesak
Kabupaten Belu sebagai pihak Penyedia Jasa/Kontraktor adalah :
1) Penguna Jasa
1. Stuktur organisasi pengguna jasa

22
Gambar 2.9 Stuktur Organisasi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II
(Sumber : proyek 2023)

2. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Kepala Satuan Kerja
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Kepala Satuan
Kerja meliputi:
a. Memfasilitasi pegawai di tempat kerjanya untuk
menjadi Ahli K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan
Konstruksi;
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap
pengendalian penerapan SMKK pada paket Pekerjaan
Konstruksi yang dilaksanakan oleh PPK;
c. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada butir b kepada Atasan Langsung Kepala
Satuan Kerja dengan tembusan Pejabat Struktural
Eselon II dan PPK terkait;
d. Mengalokasikan biaya Penerapan SMKK untuk
organisasi Pengguna Jasa pada DIPA Satuan Kerja,
antara lain untuk:
1. penyediaan fasilitas, sarana, prasarana, dan alat
kesehatan;
2. program pembinaan penerapan SMKK.
e. Apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya,
maka dapat memberi peringatan atau meminta PPK

23
untuk memberhentikan pekerjaan sementara sampai
dengan adanya tindakan perbaikan.
f. Menetapkan risiko keselamatan konstruksi besar.
2. Pejabat Pembuat Komitmen
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Meliputi :
A. Tugas:
a. Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa;
b. Menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan
mengenai peningkatan penggunaan produksi dalam
negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi
usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta kelompok
masyarakat;
c. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri
(HPS), jadual, tata cara pelaksanaan dan lokasi
pengadaan yang disusun oleh panitia pengadaan/pejabat
pengadaan/unit layanan pengadaan;
d. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan
panitia/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai
kewenangannya;
e. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak
penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
f. Menyiapkan, menandatangani dan melaksanakan
perjanjian/ kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa;
g. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan
barang/jasa kepada Kepala Satuan Kerja;
h. Mengendalikan pelaksanakan perjanjian/kontrak;
i. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset
lainnya kepada Menteri dengan berita acara penyerahan
melalui Kepala Satuan Kerja;

24
j. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dimulai;
k. Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah
ditetapkan dalam DIPA sesuai kegiatannya masing-
masing.
l. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan
pengeluaran (gaji non PNS, lembur, honor, vakasi dan
perjalanan dinas);
m. Menyusun Dokumen Pengadaan Barang/Jasa untuk
kegiatan yang tercantum dalam DIPA dan dokumen
pendukungnya yang akan dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa maupun rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan secara swakelola;
n. Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk kegiatan
bernilai sampai dengan 50 milyar rupiah;
o. Menandatangani Surat Perintah Kerja /Kontrak;
p. Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan,
Berita Acara Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah
Terima Barang/Pekerjaan;
q. Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran
anggaran Satuan Kerja, baik dilakukan secara kontraktual
maupun secara swakelola;
r. Menyiapkan dan menandatangani Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) serta dokumen pendukungnya dan
menyampaikan kepada Pejabat Penguji/Penandatangan
SPM dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja/SKS;
s. Mengajukan tagihan/perintah pembayaran kepada
Bendahara Pengeluaran untuk pembayaran yg
membebani Uang Persediaan;

25
t. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya
sesuai DIPA dan menyampaikannya kepada Kepala
Satuan Kerja;
u. Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja
Tahunan yang merupakan bagian dari rencana kerja dan
anggaran Kementrian/Lembaga (RKA-KL) tahun
berikutnya.
B. Tanggung Jawab
1. Bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat
yang timbul dari kontrak/SPK atau keputusan dan surat
bukti lainnya yang ditandatanganinya.
2. Bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. II Prov. NTT atas realisasi
keuangan dan hasil/output kegiatan yang dilaksanakan
sesuai rencana kerja yang ditetapkan dalam DIPA, serta
mutu hasil/output sesuai yang direncanakan.
3. KOORDINATOR PENGAWAS LAPANGAN
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Koordinator Pengawas
Lapangan Meliputi :
A. Tugas
A. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada konsultan
dan kontraktor sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
B. Meninjau kembali dan menguji semua data perhitungan
teknis serta desain yang ada dengan kondisi lapangan
pada pelaksanaan.
C. Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan
dokumen kontrak dan melaksanakannya sesuai dengan
ketentuan yang ada
D. Menguji Program mobilisasi kontraktor mengenai
ketetapan waktu, pendatangan alat, personil kontraktor

26
serta pelaksanaan penyelesaian fasilitas lain yang
diperlukan.
E. Menguji Working / Progres Schedule dan Financial
Budgeting beserta realisasinya setiap saat.
F. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap
konsultan dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, serta mengusahakan terlaksananya kerja
sama yang baik antara Pengguna Jasa, Konsultan,
Penyedia Jasa dan Instasi terkait. Dengan pelaksanaan
pekerjaan sehingga dicapai hasil yang optimal
G. Menyelenggarakan pengawasan kuantitas dan kualitas
pekerjaan dilapangan.
H. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data,
pencatatan, pembukuan, pelaporan dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan.
I. Memeriksa kebenaran tagihan-tagihan dari Kontraktor
pada monthly Certificate beserta data pendukungnya.
J. Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran
pekerjaan dilapangan.
K. Mengetahui & memahami isi dokumen kontrak sebagai
pedoman kerja dilapangan.
L. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan dilapangan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B. Tangungg Jawab
Pengawas Lapangan Bertanggung Jawab kepada Pejabat
Pembuat Komitmen
4. Bendahara Pengeluaran Pembantu / Pemegang Uang Muka
(PUM)
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Bendahara Pengeluaran
Pembantu / Pemegang Uang Muka (PUM) Meliputi :
A. Tugas

27
A. Membantu Bendahara Pengeluaran untuk menerima,
menyimpan, membayar uang terkait dengan jenis kegiatan
yang dikelola oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
B. Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan
dengan bukti – bukti pengeluaran.
B. Tanggung Jawab
Pemegang Uang Muka Bertanggung jawab kepada Bendahara
Pengeluaran.
5. Urusan Tata Usaha
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Urusan Tata Usaha
Meliputi :
A. Tugas
A. Melakukan administrasi perkantoran, rumah tangga kantor,
pemeliharaan kantor dan peralatan administrasi
kepegawaian dan tata persuratan.
B. Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen sebagai
dasar pembayaran sebelum diajukan ke Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. II Prov. NTT/Satuan
Kerja Sementara
C. Membuat dan mengirim laporan IKMN kepada
SATUAN KERJA.
D. Membuat pertanggung jawaban atas uang muka yang
diterima.
E. Melakukan pembukuan/pencatatan, baik atas permintaan
uang muka, maupun pengeluaran definitif yang
membe`bani dana yang tersedia sesuai pelaksanaan
kegiatan masing-masing wilayah pada DIPA Tahun
Anggaran Tahun berjalan.
F. Mengikuti petunjuk/pengarahan lebih lanjut dari Pejabat
yang melakukan tindakn yang mengakibatkan

28
pengeluaran anggaran belanja/Pejabat Pembuat
Komitmen untuk wilayah yang bersangkutan
B. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Pejabat yang melakukan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat
Pembuat Komitmen.
6. PELAKSANA/PENGAWAS
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Pelaksana/Pengawas
Meliputi :
A. Tugas
a. Melakukan pengawasan secara langsung di lapangan atas
pelaksanaan pekerjaan dan memberikan laporan atas tiap
masalah yang timbul kepada Pejabat yang Melakukan
Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran
Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Melakukan koordinasi dengan Pejabat/Instansi daerah
setempat dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.
c. Membantu Pejabat yang Melakukan Tindakan yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat
Pembuat Komitmen dalam meyelesaikan pembuatan
Berita Acara kemajuan pekerjaan/MC, Serah Terima
pekerjaan di lapangan maupun laporan – laporan yang
telah ditentukan.
d. Mengikuti petunjuk/pengarahan lebih lanjut dari Pejabat
yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan
Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat
Komitmen untuk wilayah yang bersangkutan.
B. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Pejabat yang Melakukan Tindakan
yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat
Pembuat Komitmen.

29
2) Penyedia Jasa
1. Stuktur organisasi Peyedia Jasa

Gambar 2.10 Stuktur Organisasi Penyedia jasa PT. Bumi Indah


(Sumber : Proyek 2023)
2. Tugas dan Tanggung Jawab
Secara umum, Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
Penyedia jasa Pelaksana Kontruksi meliputi :
a. Berhak meminta penjelasan kepada UKPBJ tentang
Risiko Keselamatan Konstruksi termasuk kondisi dan
risiko keselamatan konstruksi yang dapat terjadi pada
saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada
waktu sebelum batas akhir pemasukan penawaran;
b. Menyampaikan RKK Penawaran sebagai lampiran
dokumen penawaran;
c. Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka:
1. Menyampaikan RKK yang memuat seluruh
kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan
pada saat rapat persiapan pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi atau disebut Preconstruction Meeting
(PCM);

30
2. Menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap
pekerjaan yang mempunyai Risiko Keselamatan
Konstruksi Besar dan Sedang atau Petugas
Keselamatan Konstruksi untuk pekerjaan dengan
Risiko Keselamatan Konstruksi Kecil.
d. Menghitung dan memasukkan biaya penerapan SMKK
dalam harga penawaran pada daftar kuantitas dan harga
sesuai kebutuhan;
e. Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMKK
sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan
pada akhir kegiatan;
f. Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan setempat tentang kejadian berbahaya,
kecelakaan konstruksi dan penyakit akibat kerja
konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;
g. Menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari
PPK;
h. Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan
konstruksi, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
apabila tidak menerapkan SMKK sesuai dengan RKK;
i. Mengikutsertakan pekerjanya dalam program
perlindungan tenaga kerja selama kegiatan Pekerjaan
Konstruksi;
j. Melakukan pengendalian Risiko Keselamatan
Konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
1. Tempat kerja;
2. Peralatan kerja;
3. Cara kerja;
4. Alat Pelindung Kerja;
5. Alat Pelindung Diri;
6. Rambu-rambu; dan

31
7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RKK.
Sesuai Struktur,Tugas, dan Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi meliputi:
1) Direktur
Nama Jabatan : Direktur
Tugas Umum Jabatan : Pemimpin Perusahaan
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab tertinggi secara umum atas
Semua kegiatan dan sebab akibat yang dilakukan
Sehubung dengan perusahaan yang dipimpin.
Uraian Tugas :
1. Membuat keputusan dan kebijaksanan atas semua masalah/persoalan
yang di hadapi oleh level yang dibawahnya.
2. Melaksankan menejemen perusahan
3. Pendatangan terhadap seluruh yang berhubungan dengan kontrakan
kerja.
2) Manager Pelaksanaan /Proyek
Nama Jabatan : General Superintendent
Tugas Umum jabatan : mengawasi dan mengendalikan mutu terhadap
Pelaksanaan proyek
Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab terhadap project maneger atas
seluruh mutu pekerjaan dan uraian tugas sesuai
spesifikasi Teknik.
Uraian Tugas :
1. Memimpin pelaksanaan kegiatan dilapangan dengan
mendayagunakan sumber daya secara optimal dan memunuhi
persyaratan biaya, mutu dan waktu.
2. Memimpin pelaksanaan kegiatan di lapangan dengan
mendayagunakan sumber daya secara optimal dan memenuhi
persyaratan biaya, mutu dan waktu.
3. Melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan pelaksanaan di
lapangan agar tercapai proses – proses dan produk usahayang
efisien dan produktif.

32
4. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dibandingkan
dengan rencana pelaksanaan proyek.
5. Menemui, kenali dan mencari penyelesaian dan permasalahan yang
terjadi selama proses kegiatan pelaksanaan di lapangan agar proyek
dapat diselesaikan untuk menjamin tercapainya laba usaha dan
citra perusahan.
6. Menghadiri rapat koordinasi proyek antara pemberi kerja,
pengawas proyek dan mitra usaha.
7. Melakukan koordinasi kegiatan fungsional dan pembinaan sumber
daya manusia.
8. Membuat laporan tentang kepegawaian, keuangan, peralatan dan
persediaan bahan bakar di proyek secara berkala.
9. Mendata perubahan – perubahan pelaksanaan terhadap kontrak.
10. Membuat instruksi kerja baru untuk item – item pekerjaan yang
Kefamenanum tersedia instruksi kerjanya.
11. Memelihara bukti – bukti kerja.
3) Manager Teknik
Nama Jabatan : Highway Engineer
Tugas Umum jabatan : Melaksankana seluruh kegiatan yang berhubungan
langsung dengan pekerjaan dilapangan
Tanggung Jawab dan uraian Tugas :
Bertanggung jawab terhadap GS terhadap bahan, alat serta seluruh
penyelesaian maupun kebutuhan perhari.
1. Membuat laporan periodik.
2. Memahami gambar kerja dan spesifikasi teknik sebagai pedoman
dalam memimpin pelaksanaan kerja di lapangan.
3. Memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
memperhatikan biaya, mutu dan waktu.
4. Membuat program kerja mingguan dan mengarahkan kegiatan
harian pada pelaksanaan laporan harian.
5. Melakukan koordinasi dengan mitra usaha di lapangan.

33
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
7. Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal pengadaan tenaga kerja dan
mengatur pelaksanaan tugas tenaga kerja tiap harinya.
8. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan di
lapangan.
9. Melakukan koordinasi dengan bagian administrasi dan keuangan.
10. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan pihak proyek.
11. Memelihara bukti – bukti kerja.
4) Tugas dan Tanggung Jawab Petugas K3.
Tugas Umum Jabatan : Sebagai pengaman, pengawas, pengontrol dan
pengingat kepada semua kegiatan personil di
lapangan untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja selama masa pelaksanaan
pekerjaan.
Tanggung Jawab Petugas K3 :
1. Bertanggung jawab terhadap GS yang berhubungan dengan
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Membuat laporan secara periodik kepada GS yang berkaitan dengan
K3.
3. Memahami metode kerja dan mengontrol keselamatan dalam kerja.
4. Memperhatikan APD yang digunakan oleh personil di lapangan
5. Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan dan keselamatan kerja
K3
6. Selalu memberikan peringatan dan penyuluhan kepada semua personil
agar tepat menggunakan APD.
5) Administrasi & Keuangan
Nama Jabatan : Administrasi dan Keuangan
Tugas Umum Jabatan : Untuk mengatur menejemen dalam pelaksanaan
bidang keuangan, logistic, dan administrasi
keuangan.

34
Tanggung Jawab dan Uraian Tugas :
Bertanggung jawab terhadap GS terhadap administrasi logistik dan keuangan.
1. Menyelenggarakan tata usaha surat menyurat dan tata usaha pimpinan.
2. Membuat laporan keuangan administrasi dan logistic proyek
mengikuti manajemen penggunaan uang dan logistic.
3. Menyelenggarakan tata usaha perjalanan dinas dan pemeliharaan
kendaraan bermotor.
4. Menyelenggarakan verifikasi buikti pembayaran dan melakukan
pembayaran kepada pihak yang terkait.
5. Melakukan koordinasi terhadap seluruh komponen proyek yang
terkait bidang keuangan dan logistic.
6. Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian di proyek.
7. Membuat Laporan Pertanggungjawaban keuangan (berkala).
8. Memelihara bukti - bukti kerja.
3) Pengawas Pekerjaan
1) Stuktur Organisasi Pengawas Pekerjaan

35
Gambar 2.11 Struktur Organisasi PT. Innako Internasinal Konsulindo Kso
Kencana Layana Konsultan
(Sumber : Proyek 2023)

2) Tugas dan Tanggung Jawab


Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Konsultasi Kontruksi
pengawasan adalah membuat RKK perancangan yang terdiri atas:
a. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerjaan dalam
Keselamatan Kontruksi.
- Lembar Pakta Komitmen Keselamatan Kontruksi
b. Perencanan Keselamatan Kontruksi
- Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
- Peraturan Perundangan – undangan dan Standar

36
- Sasaran dan Program Pengawasan
c. Dukungan Keselamatan Konstruksi
- Kompetensi
d. Operasi Keselamatan Kontruksi
- Stuktur Organisasi Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi
- Pengelolaan Keselamatan Kontruksi
e. Evaluasi Kinerja Keselamatan Kontruksi

37
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Dinding Penahan Tanah


3.2.1 Definisi Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu kontruksi yang berfungsi untuk
menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang
miring atau lereng yang kementapanya tidak dapat dijamin oleh lereng
tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif
pada stuktur dinding sehingga stuktur cenderung akan terguling atau akan
tergeser.
3.1.2 Fungsi Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyongkong tanah serta
mencegahnya dari bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat
tanah itu sendiri maupun akibat beban yang bekerja diatasnya
3.1.3 Kegunaan Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah sudah digunakan secara luas dalam dalam
hubunganya dengan jalan raya, jalan kereta api, jembatan, kanal, dan
lainya. Aplikasi yang umum menggunakan dinding penahan tanah antara
lainya sebagai berikut :
1. Jalan raya atau kereta api yang dibangun di daerah lereng
2. Jalan raya atau jalan kereta api yang ditinggikan untuk mendapatkan
perbedaan elevasi.
3. Dinding penahan tanah yang menjadi batas pinggir kanal.
4. Dinding khusu yang disebut flood walls, yang digunakan untuk
mengurangi/ menahan banjir dari sungai.
5. Dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tanah
pengisi dalam membentuk suatu jembatan. Tanah pengisi ini disebut
approach fill dan dinding penahan tanah disebut abutments.
6. Dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tanah di
sekitar bangunan atau gedung – gedung.

38
7. Dinding penahan tanah yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan material seperti pasir, biji besi, dan lain – lainya.

Gambar 3.1 Kegunaan Dinding Penahan Tanah


(sumber : https://www.arsitur.com/2019/04/dinding-penahan-tanah-retaining-wall.html)

3.2 Jenis – jenis Dinding Penahan Tanah


Berdasarkan cara untuk mencapai stabilitasnya, maka dinding penahan
tanah dapat digolongkan dengan beberapa jenis yaitu Dinding Gravitasi,
dinding penahan tanah Kantiliver, Dinding Kontravortt, Dinding Butters.
Beberapa jenis dinding penahan tanah antara lain :
3.2.1 Dinding Penahan Tanah Type Gravitasi (gravitasi wall)
Dinding ini dibuat dari beton tidak bertulang atau pasangan batu,
terkadang pada dinding jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding
untuk mencegah retakan permukaan akibat perubahan temperature (Tanjung
2016).

39
Gambar 3.2 Dinding Penahan Tanah Type Gravitasi (gravity wall)
(sumber : Hardiyatmo, 2014)

3.2.2 Dinding Penahan Tanah Type Kantilever (cantilever retaining wall)


Dinding ini terdiri dari kombinasi dinding dengan beton bertulang
yang berbentuk huruf T. ketebalan dari kedua bagian dan secara penuh
diberi tulangan untuk menahan momen dan gaya lintar yang bekerja pada
dinding tersebut. Stabilitas kontruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding
penahan dan berat tanah diatas tumit tampak (hell). Terdapat tiga bagian
stuktur yang berfungsi sebagai kantiliver, yaitu bagian dinding vertical
(steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak (toe). Biasanya ketinggian
didnding ini tidak lebih dari 6 – 7 meter.

Gambar 3.3 Dinding penahan tanah tipe kantilever (cantilever retaining wall).
(Sumber: Hardiyatmo, 2014)

40
3.2.3 Dinding Penahan Tanah Type Counterfort (counterfort wall)
Dinding ini terdiri dari dinding beton bertulang tipis yang dibagian
dalam dinding pada jarak tertentu didukung oleh pelat/dinding vertikal yang
disebut counterfort ( dinding penguat ). Ruang diatas pelat pondasi diisi
dengan tanah urug. Apabilah tekanan tanah aktif pada dinding vertikal
cukup besar, maka bagian dinding vertikal dan tumit perlu disatukan.
Counterfort berfungsi sebagai pengukat tarik dinding vertikal dan
ditetapkan pada bagian timbunan dengan interfal jarak tertentu. Dinding
counterfort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih
dari 7 meter (Tanjung, 2016).

Gambar 3.4 Dinding penahan tanah tipe counterfort.


(Sumber: Hardiyatmo, 2014)

3.2.4 Dinding Penahan Tanah Type Butterss (butters Wall)


Dinding Buttess hampir sama dengan dinding kontrafort, hanya beda
bagian kontrafort diletakan didepan dinding. Dalam hal ini, stuktur
kontrafort berfungsi memikul tengangan tekan. Pada dinding ini, bagian
tumit lebih pendek dari pada bagian kaki. Stabilitas kontruksinya di peroleh
dari beratnya sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak.
Dinding ini dibangun pada sisi dinding dibawah untuk memperkecil gaya
irisan yang bekerja pada dinding memanjang dan pelat lantai. Dinding ini
lebih ekonomis untuk ketenggian lebih dari 7 meter. Kelemahan dari
dinding ini adalah penahanya lebih sulit dari pada jenis lainya dan

41
pemadatan dengan cara roling pada tanah dibagian belakang adalah jauh
lebih sulit.

Gambar 3.5 Dinding Penaha Tanah Type Butteress Wall


(sumber : Willy Ridwal 2020)

3.2.4 Dinding Penahan Tanah Type Crib Retaining Wall


Dinding penahan tanah ini berbentuk seperti tumpukan kotak – kotak
kecil yang tersusun rapi dan posisinya cenderung miring. Tumpukan kotak –
kotak kecil nantinya akan dipenuhui oleh batu – batu kecil dan pasir hal ini
untuk merepatkan masa yang ada pada tumpukan kotak agar dapat
meninimalisir depresiasi yang diakibatkan oleh perbedaan gradiasi dan
butiran pada material. Dinding penahan tanah jenis ini cocok untuk lahan
miring yang akan ditanami tumbuhan atau dijadikan kebun, akan tetapi tidak
bisa digunakan sebagai tumpuan stuktur.

Gambar 3.6 Dinding Penahan Tanah Type Crip Retaining wall


(Sumber : Willy Ridwal 2020)

42
3.2.5 Gabion Retaining Wall
kontruksi dinding penahan tanah jenis ini berupa kumpulan bebatuan
yang diikat dengan kawat logam galvanis agar material tetap rapat dan tidak
berpencar. Penenmpatan dinding penahan tanah ini mirip seperti tangga,
dimana tiap ikatan logam yang berisi batuan/ agregat akan ditumpuk rapi
secara bertingkat secara bertingkat mirip seperti anak tangga. Dinding
penahan tanah jenis ini bagus untuk mengontrol erosi tanah dan juga ramah
lingkungan dan hemat biaya.

Gambar 3.7 Dinding Penahan Tanah Type Gabion Retaining Wall


(sumber : Willy Ridwal 2020)

3.2.6 Ancohored Retaining Wall


Kontruksi dinding penahan tanah ini sangat cocok digunakan pada
lahan yang terbatas hal ini dikarenakan kontruksi dinding penahan tanah
dimensinya cukup langsing sehingga tidak membuhtuhkan lahan yang luas
untuk pemasanganya. Kontruksi ini sangat direkomendasi untuk tanah yang
longsor dan diantara bebatuan. Dinding penahan tanah jenis ini memiliki
seperti kabel yang berfunsi menambah kekuatan dari dinding penahan tanah
itu sendiri.

43
Gambar 3.8 Dinding Penahan Tanah Type Anchored Wall
(sumber : Willy Ridwal 2020)
3.2.7 Pilid Retaining Wall
Kontruksi dinding penahan tanah yang satu ini bisa dibilang lebih
rumit, hal ini dikarenakan pada dinding penahan tanah akan diapncang
beberapa tiang sesuai perencanaan agar kekuatan dinding maksimal. Jenis
dinding penahan tanah ini merupakan salah satu yang paling kuat akan
tetapi disisi lain juga memakan biaya yang cukup besar apabilah kita
bandingkan dengan jenis dinding penahan tanah yang lain.

Gambar 3.9 Dinding Penahan Tanah Type Pilid Retaining Wall


(sumber : Willy Ridwal 2020)

3.2.8 Mechanically Stabilized Earth (MSE) Retaining Wall


Kontruksi dinding Penahan Tanah ini distabilkan secara mekanis yang
didukung oleh tanah granular dan bebatuan sehingga mendukung plat
menahan beban lateral dibelakangnya. Kontruksi tipe ini termasuk balok
beton, panel dan dinding penahan sementra yang bisa dibongkar jika sudah
tidak diperlukan.

44
Gambar 3.10 Dinding Penahan type mechanically stabilized earth Retaining Wall
(sumber : Willy Ridwal 2020)
3.3 Konsep Perencanaan Dinding Penahan Tanah
Berdasarkan survay lapangan yang telah dilakukan pada lokasi yang
dibangun dinding penahan tanah ini, serta dengan mempertimbangkan
tingkat kesulitan dalam pelaksanaan, disusun beberapa konsep
perencanaan antara lain :
1) Dinding Penahan tanah yang dibangun dapat menahan bangunan
fasiliatas Rumah Gardu Pandang pada Bendungan Rotiklot agat
tidak terjadi longsor akibat pergerakan tanah atau gaya lateral
yang terjdi di sekitar area tersebut.

45
BAB IV
TINJAUN PELAKSANAAN KONTRUKSI

4.1 Pekerjaan Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah merupakan stuktur yang dibangun untuk
menahan material seperti pasir, batu – batuan alam, dan tanah yang berah
dibelakangnya. Dinding penahan tanah juga dibangun untuk mecegah
material – material tersebut longsor akibat beban tambahan sepeerti
adanya perkerasan jalan, kendaraan, jembatan dan lain-lain. Setiap dinding
penahan tanah pada umunya mempunyai prinsip untuk mengganjal tanah.
Hal ini bertujuan untuk menghindari beban lateral yang besar dari material
yang ada dibelakangnya (aboutcivil.org,2019)
Dinding penahan tanah dapat dibangun menggunakan beberapa
diantaranya beton, batuan pecah, batuan dengan mortar, kayu dan lainnya.
Hal yang harus diperhatikan saat membangun dinding penahan tanah
adalah deaain bangunan harus mampu menahan beban lateral yang ada
dibelakang dinding penahan tanah dan juga dinding penahan tanah harus
bersifat rigid atau kaku sehingga dapat menahan beban lateral secara
maksimal sesuai yang telah direncanakan.
4.2 Tipe Dinding Penahan Tanah
Tipe didinding penahan tanah yang dipakai adalah tipe Kantilever
“Beton Bertulang”.

Gambar 4.1 Dinding Penahan Tipe Kantiliver Beton Bertulang

46
(sumber : Proyek 2023)
4.3 Metode Pelaksanaan Dinding Penahan Tanah
Tahap pelaksanaan dalam pekerjaan dinding penahan tanah yaitu :
1) Pekerjaan pembersihan, pembongkaran dan pengangkutan.
Lokasi dari tebing depan gardu pandang merupakan daerah yang
telah menjadi longsong. Maka pembersihan awal dengan cara
a. Pembongkaran beton/ material lama yang sudah longsor.
b. Pengangkutan dan pembuangan material ke disposal
2) Pekerjaan pengukuran (Alat Ukur Theodolite)
a. Pengukuran AS Bangunan
b. Pematokan Trase Bangunan
3) Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian pada proyek ini meliputi galian tanah yang akan
dipersiapkan untuk dasar perletakan perkuatan dinding penahan
tanah. Galian dilakukan dengan langakh – Langkah yang
sistematik dan cara mekanis, yaitu menggunakan alat berat untuk
pembuangan tanha ke disposal area. Peralatan yang digunakan
untuk pekerjaan galian adalah Exsafator. Metode kerja pekerjaan
galian dilaksankan secara open cut, galian yang telah selesai digali
dengan alat berat, dilakukan perapihan dengan alat berat. Pengalian
dilakukan dengan tujuan :
a. Galian pondasi bangunan (DPT)
b. Galian pondasi dikawal dengan alat ukur /Surveyor agar
sesuai dengan dimensi bangunan.

Gambar 4.2 Pekerjaan Galian

47
(sumber : Proyek 2023)
4) Pekerjaan pemasangan Angkor pada galian pondasi (DPT)

Gambar 4.3 Pekerjaan Pemasangan Angkor


(sumber : Proyek 2023)

5) Pekerjaan beton lantai kerja


Pekerjaan lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan
dalam kontruksi bangunan dengan lingkup dan kondisi lingkungan
yang cukup kompleks. Ketebalan lantai kerja biasanya setebal 10
cm. Pengecoran lantai kerja atau LC (Lean Concrete) dengan mutu
beton K. 125
Adapun fungsi dan pembuatan lantai kerja adalah sebagai berikut :
a) Memuhdahkan pekerjaan berdiri diatas lahan datar, lahan
menjadi tidak kotor
b) Merupakan dudukan pondasi besi lapisan bawah (untuk
pondasi rakit atau pile-cap)
c) Menahan gaya angkat tanah dibawanya
1. Alat dan Bahan
- Mobil mixser, meteran, raskam
- Semen PC (tiga roda), pasir, batu split, dan air
2. Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
- Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan
ketebalan sesuai dengan perencanaan
- Bersihkan lokasi lantai kerja dari sampah dan kotoran
lainya

48
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan
sebagai acuan untuk mementukan ketebalan
- Tuangkan adukan lantai kerja
- Adukan lantai kerja diratakan dengan cangkul maupun
sendok adukan/raskam sampai ketebalan yang
ditentukan .

Gambar 4.4 Pengecoran lantai kerja


(sumber : Proyek 2023)

6) Pekerjaan Beton (DPT)


a) Pekerjaan pembesian tulangan ulir dengan dengan jarak
tiap Sengkang pada pembesian plat adalah 25 x 25 cm.
1. Alat dan Bahan
- Alat pemotong besi
- Kunci penekuk
- Meter
- Gegep besi
- Kawat ikat
- Besi yang digunakan D13 dan D16
2. Fabrikasi Besi Tulangan
- Pemasangan fabrikasi besi tulangan memerlukan
tempat yang cukup luas untuk menaruh atau
memotong besi beton sehingga sesuai dengan
perencanaan yang telah ditentukan

49
- Besi yang digunakan untuk proyek ini mutu dan
diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar
kerja
- Potong besi dan dan bentuk besi sesuai dengan
gambar kerja
- Besi beton yang telah di fabrikasi diberi tanda
sesuai dengan penetapannya
3. Pemasangan Besi Tulangan
- Besi harus bersih (dari kotoran dan minyak)
- Pemebsian pada lantai kerja harus harus
berada diatas dudukan berupa beton
- Peletakan tulangan pembesian diatur sehingga
ada ruang tersedia untuk pemadatan beton
- Setelah selesai dirakit dilanjutkan pada
pekerjaan berikutnya

Gambar 4.5 Pembesian


(sumber : Proyek 2023)

b) Pekerjaan Bakesting exposi dan Bagesting non exposi


1. Alat dan Bahan
- Kawat ikat
- Gerinda potong (Besi dan Kayu)
- Bor (kayu dll)
- Multiplek 12 mm
2. Pabrikasi Bekisting

50
- Fabrikasi bakesting di kerjakan di lokasi
proyek untuk memuhdakan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaanya, karena angkutan
bekisting menjadi delat
- Pemotongan dan pembentuk bekisting sesuai
dengan ukuran dan gambar kerja
- Pasang dan dan rangkai porongan multiplek
3. Pemasangan Bekesting
Persiapan alat sebelum penyetelan dinding, pertama –
tamata dicek mengenaiukuran dinding dan
panjanganya (yang telah dibuat surveyor/main
kontraktor). Setelah cocok baru dipasang sepatu
dinding. Setalah itu dilanjutkan dengan pemasangan
bakesting yang telah dirakit terlebih dahulu. Didalam
pemasangan dinding perlu diperhatikan pertemuan
antara panel dinding agar harus benar – benar rapat.

Gambar 4.6 Bakesting


(sumber : Proyek 2023)

c) Pemasangan Watterstop
Pepasangan Watterstop dilakukan agar tekanan yang
terdadi pada dinding penahan tidaklah merata melainkan
akan terjadi pada setiap sisi dinding yang telah diapasang
watterstop sehingga jika terjadi kerusakan pada dinding

51
penahan pada sisi tertentu tidak akan menganggu sisi – sisi
dinding yang lain.

Gambar 4.7 Pemasangan Watterstop


(sumber : Proyek 2023)

d) Pemasangan Pipa Ferporasi


Pemasangan Pipi ferporasi pada dinding Bangunan pipa D
75 mm dan 250 mm
- Pasangan pipa ferporasi sesuai dengan Panjang yang
telah ditentukan.
- Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa
yang di pasang. Untuk terjadinya penyumbatan
material dalam pipa maka di belakang pipa dipasang
penyaring atau filter

Gambar 4.8 Pemasangan Pipa Ferporasi


(sumber : Proyek 2023)

52
e) Pengecoran bangunan (DPT) menggunakan truck mixser
dan dibatu dengan mobil pompa (CP) dengan mutu beton
K. 300
- Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dulu
kontraktor membuat Job Mix Formula untuk
menentukan komposisi campuran yang diperlukan
sehingga didaptkan mutu beton yang sesuai dengan
yang diharapkan.
- Pengecoran beton dimulai detelah konsultasi/direksi
menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja
- Periksa kekuatan acuan yang telah
dipasang/fabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh
konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
- Tuangkan beton readymix kedalam area pengecoran
pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan
dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat
padat dan tidak ada rongga.
- Pengecoran pada dinding penahan menggunakan
alat berat untuk menuangkan beton kedalam
bekesting dinding.

Gambar 4. 9 Pengecoran
(sumber : proyek 2023)

53
7) Pekerjaan pembongkaran
Pada tahap ini adalah pekerjaan pembongkaran bakesting Expose
dan non expose. Pada pembongkaran bekesting di proyek ini
dilakuakan kurang lebih 4 – 6 hari setelah pengecoran dinding,
setalah di bongkar akan dilanjutkan pemasangan untuk dinding
berikut untuk dilanjutkan pengecoran

Gambar 4.10 Pembongkaran Bagesting


(sumber : Proyek 2023)

8) Pekerjaan Timbunan
Pelaksanaan timbuna dan perapian dilakukan setelah selesai dari
pengecoran dan kegiatan pengukuran dan pemeriksaan terhadap
hasil dari pengecoran. Alat berat yang diguankan adalah exsavator
dan louder dan material yang diapaki adalah material tanah yang
diambil dari sekitar lokasi proyek. Pekerjaan timbunan dilakukan
layer – layer dan diratakan sesuai spesifikasi Teknik.

54
Gambar 4.11 Timbunan dan Ratakan
(sumber : Proyek 2023)

55
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan selama praktek kerja
lapangan yang berlangsung selama dua bulan (mulai dari 5
september – 28 oktober 2023) dengan tinjauan khusus Terhadap
Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Penahan Tanah (DPT) Depan
Gardu Pandang Pada Pekerjaan Proyek Bendungan Rotiklot Desa
Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa
Tenggara Timur, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Proses Pelaksanaan Untuk Pekerjaan Dinding Penahan
Tanah:
a) Pekerjaan Persiapan, Pembersihan, Pembongkaran dan
Pengangkutan.
b) Pekerjaan Pengukuran
c) Pekerjaan Galian Tanah
d) Pekerjan Pemasangan Angkur
e) Pekerjaan Beton Lantai Kerja
f) Pekerjaan Beton Dinding Penahan Tanah
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Bagesting
- Pasangan Watterstop
- Pasangan Pipa Perforasi
- Pengecoran Bangunan (DPT)
- Pekerjaan Timbunan
2. Metode pelaksanaan pekerjaan Dinding Penahan Tanah Pada
kegiatan Perbaikan Bendungan Rotiklot di Desa Fatukety,
Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, berjalan
dengan baik walaupun ada beberapa kendalasi seperti

56
rusaknya bagesting saat proses pengecoran sehingga material
pengecoran keluar dari tempat pengecoran namun dapat
berjalan diatasi dengan baik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka, penulis ingin menyarankan
bebrapa hal yaitu :
1. Kepada pihak Politeknik Negeri Kupang agar waktu
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan lebih diperpanjang
hingga pelaksanaan proyek selesai, sehingga mahasiswa
lebih memahami dan mendalami ilmu yang diperoleh di
dunia kerja.
2. Kepada mahasiswa Praktek Kerja Lapangan agar lebih
serius dalam menjalankan praktek, karena terkadang materi
pembelajaran yang didapatkan berbeda dilapangan, serta
memperhatikan dengan seksama dan teliti setiap item
pekerjaan yang dikerjakan dalam pekerjaan proyek
tersebut, serta aktif bertanya terkait hal – hal yang baru
ditemukan dilapangan, sehingga menjadi bekal di dunia
kerja nanti.

57
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.binadarma.ac.id/1570/1/TINJAUAN%20PELAKSANAAN
%20DINDING%20PENAHAN%20TANAH.pdf
Ridwal, Willy. 2020. Tinjauan Pelaksanaan Dinding Penahan Tanah Pada
Jembatan Pipa Bengkok Arah Palembang.

58

Anda mungkin juga menyukai