Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

“RESERVASI JALAN PALANGKA RAYA-BAGUGUS-BUKIT BATU

KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023-2024”

DISUSUN OLEH:

NURHIDAYATIKA CLEOPATRA

20.51.022673

DOSEN PEMBIMBING:

NIRWANA PUSPASARI, S.T., M.T.

NIDN. 1102057301

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
1.4. Batasan Masalah
1.5. Tempat Pelaksanaan Pekerjaan

BAB II DESKRIPSI KEGIATAN

2.1. Data Umum Kegiatan


2.2. Organisasi Kegiatan
2.3. Hubungan Kerja Organisasi Kegiatan

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Metode Pelaksanaan Kegiatan


3.2. Data Pelaksanaan Pekerjaan

BAB IV TINJAUAN PRAKTEK LAPANGAN

4.1. Tinjauan Umum


4.2. Tinjauan Khusus

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Volume Pekerjaan

Tabel 4.1 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-1 PKL

Tabel 4.2 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-2 PKL

Tabel 4.3 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-3 PKL

Tabel 4.4 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-4 PKL

Tabel 4.5 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-5 PKL

Tabel 4.6 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-6 PKL

Tabel 4.7 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-7 PKL

Tabel 4.8 Progres Kemajuan Pada Minggu ke-8 PKL

Tabel 4.9 Analisa Pekerjaan

Tabel 4.10 Analisa

Tabel
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Lokasi Praktik Kerja Lapangan

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi Owner

Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi Pelaksana (Kontraktor)

Gambar 2.3. Bagan Struktur Organisasi Konsultan MK

Gambar
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Undang-undang Nomor 38 tahun 2022 memberikan pengertian
tentang jalan, yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Kegiatan proyek yang kami lakukan saat PKL yang berada di
pahandut seberang ialah Preservasi Jalan Palangka Raya-Bagugus-Bukit
Batu yang dilaksanakan oleh PT. BINTANG MAS PERTIWI selaku
Kontraktor pekerjaan tersebut. Untuk pengaspalannya tidak melakukan
timbunan tetapi langsung melakukan penghamparan LPA dikarenakan
menyesuaikan kondisi jalan dilapangan, setelah penghamparan selesai
dilanjutkan pengaspalan.
Pengaspalan menggunakan alat finisher dilakukan 2 kali
pengerjaan pelapisan untuk mendapatkan tebal 1 lapis, karena alatnya
hanya mampu untuk dibawah 6 cm saja untuk sekali pengerjaan pelapisan
aspal. Adapun panjang rencana aspal yaitu Dengan Panjang ruas jalan
yang dikerjakan sepanjang – dan untuk tinjauan khusus yang diambil
adalah LPA dan Perkerasan Aspal yang pengujiannya nanti akan dibahas
di laporan ini.

1.2. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan di Proyek Reservasi
Jalan Palangka Raya- Bagugus- Bukit Batu Kalimantan Tengah mengingat
akses jalan tersebut digunakan untuk keluar masuk antar kota. Ialah untuk:
1. Memperoleh data pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan pada proyek
Reservasi Jalan Palangka Raya-Bagugus-Bukit Batu Kalimantan
Tengah.
2. Mengetahui tahapan tiap item pekerjaan atau kegiatan yang
dilaksanakan pada proyek Reservasi Jalan Palangka Raya-Bagugus-
Bukit Batu Kalimantan Tengah.
3. Mendapatkan informasi kemajuan atau progress pelaksanaan proyek
Reservasi Jalan Palangka Raya-Bagugus-Bukit Batu Kalimantan
Tengah.

1.3. MANFAAT
1. Mendapat pengalaman selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan ke
lapangan.

1.4. BATASAN MASALAH


Batasan masalah dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah
sebagai berikut:
1. Masa Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah selama 2 bulan
terhitung dari 24 Agustus 2023 sampai dengan 24 Oktober 2023.
2. Peninjauan hanya pada proyek Reservasi Jalan pada ruas bawah
tepatnya di pahandut seberang.
3. Item tinjauan teknis adalah LPA dan Perkerasan Jalan.
1.5. TEMPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tempat dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini yaitu di
pahandut seberang dengan proyek Reservasi Jalan Palangka Raya-
Bagugus-Bukit Batu Kalimantan Tengah..

LOKASI PKL

Gambar 1.1. Lokasi Praktik Kerja Lapangan


BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN

2.1. DATA UMUM KEGIATAN

Nama Pekerjaan : Reservasi Jalan Palangka Raya-Bagugus-


Bukit Batu
Lokasi : Pahandut Seberang
Tahun : 2023
Nomor Kontrak : HK 0201-Bb29.8.5/66
Tanggal Kontrak : 2 Maret 2023
Jangka Waktu : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari
Kalender
Nilai Kontrak : Rp.20.026.355.000,00 (Dua Puluh Milyar
Dua Puluh Enam Juta Tiga Ratus Lima
Puluh Lima Ribu Rupiah)
Kontraktor Pelaksana : PT. Bintang Mas Pertiwi

2.2. ORGANISASI KEGIATAN


2.2.1. PEMILIK PEKERJAAN/OWNER
1. Tugas dan Wewenang
Tugas dari pemilik pekerjaan (Owner)
a) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek.
b) Mengadakan kegiatan administrasi.
c) Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan
pekerjaan proyek.
d) Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas
atau manajemen kontruksi (MK).
e) Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh
kontraktor.
Adapun wewenang dari Pemilik Pekerjaan (Owner) yaitu:
a) Membuat surat perintah kerja (SPK).
b) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang
telah direncanakan.
c) Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana
proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.
d) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana
proyek yang tidak dapat melaksanakann pekerjaannya
sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
2. Bagan Sturktur Organisasi

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi Owner


2.2.2. PELAKSANA PEKERJAAN/KONTRAKTOR
1. Tugas dan Kewajiban
Tugas dari Pelaksana (Kontraktor) yaitu :
a) Memperisapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran
pekerjaan.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang bermutu baik dan
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam
kontrak.
c) Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.
d) Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada
waktunya sesua dengan surat perjanjian kontrak.
e) Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih
dalam tanggung jawab pelaksana.
f) Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta
peralatan yang diperlukan pada saat pelaksana pekerjaan.
g) Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa
pemeliharaan.
Adapun wewenang dari Pelaksana (Kontraktor) yaitu :
a) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana,
peraturan, syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, yang
ditetapkan oleh pemilik proyek.
b) Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan manajemen kontruksi.
2. Bagan Struktur Organisasi

Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi Pelaksana (Kontraktor)


2.2.3. KONSULTAN SUPERVISI/PENGAWAS
1. Tugas dan Kewajiban
Hak Konsultan Pengawas adalah:
a) Menerima pembayaran untuk pengawasan pekerjaan
sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam
kontrak.
b) Menolak detail pekerjaan pelaksanaan yang tidak
memenuhi syarat.
c) Menolak bahan atau peralatan Kontaktor yang tidak
memenuhi syarat.
d) Menolak personil Kontraktor yang dinilai menghambat
dalam pelaksanaan pekerjaan.
e) Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian
pekerjaan yang meragukan kwalitasnya dengan biaya
kontraktor.
f) Menghentikan sementara pekerjaan kontraktor bila
terdapat penyimpangan-penyimpangan dari kontrak,
spesifkasi dan peraturan yang berlaku.
g) Memperingatkan Kontraktor Pelaksana secara lisan dan
tertulis mengenai kelalaiannya dalam memenuhi
persyaratan sesuai dengan dokumen konrak.
h) Mengkoordinasi mengarahkan serta mengontrol
pelaksanaan proyek yang menyangkut aspek mutu,
waktu dan biaya selaku penasehat pemberi tugas.
Kewajiban Konsultan Pengawas adalah:
a) Melakukan pengawasan secara periodik untuk melihat
kemajuan-kemajuan dan kualitas pekerjaan di
lapangan.
b) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan
tentang prestasi kerja yang telah dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana kepada Pemilik Proyek, yang
nantinya menjadi dasar pembuatan berita acara
pemeriksaan kemajuan pekerjaan untuk dilakukan
pembayaran.
c) Apabila terdapat permasalahan di lapangan maka
Konsultan Pengawas dapat mencarikan solusi atau
pemecahan masalah di lapangan.
2. Bagan Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Baga Struktur Organisasi Supervisi Konsultan


2.3. HUBUNGAN KERJA ORGANISASI KEGIATAN
Struktur Organisasi Proyek adalah skema atau gambaran alur
kerjasama yang melibatkan banyak dalam sebuah proyek. Struktur
Organisasi ini dibuat untuk menjabarkan fungsi dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian.
Pada proyek reservasi ini ada bberapa unsur dan pihak yang
terlibatnya didalam proyek tersebut. Unsur-unsur tersebut memiliki
hubungan kerjasama satu sama lain didalam menjalankan tugas dan
kewajiban masing-masing.

Garis Perintah

Garis Koordinasi

Gambar 2.4. Hubungan Kerja Organisasi Kegiatan

1. Hubungan Antara Konsultan MK dengan Pemilik Proyek (Owner)


Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Konsultan MK
menyampaikan perubahan-perubahan yang terjadi berkaitan dengan
pelaksanaan di lapangan. Owner membayar atau mengurangi biaya
perubahan.
2. Hubungan Antara Kontraktor Dengan Pemilik Proyek (Owner)
Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan
pemilik proyek yang telah dituangkan ke dalam gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
3. Hubungan Antara Konsultan Dengan Kontraktor
Terikat hubungan fungsional. Konsultan MK melakukan pengawasan
selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati. Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan dan kendala-kendala secara teknis kepada Konsultan
MK.
BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


3.1.1. Lingkup Kegiatan dan Persyaratan
A. Lingkup Kegiatan
Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan
Reservasi jalan Palangka Raya-Bagugus-Bukit Batu
Kalimantan Tengah Beserta Sarana dan Prasarana terdiri dari:
1) Pekerjaan Tanah
a) Timbunan/Urugan
2) Perkerasan Berbutir
3) Prime Coat dan Take Coat
4) Perkerasan Aspal
a) Penyiapan Lapangan
b) Penghamparan
c) Pemadatan
B. Persyaratan dan Peraturan
Berikut ini adalah persyaratan dan peraturan yang menjadi
pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan pada proyek
Reeservasi Jalan Palangka Raya-Bagugus-Bukit Batu
1) isiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

3.1.2. Uraian Kegiatan


A. Pekerjaan Tanah
1. Timbunan/Urugan
Pekerjaan timbunan/urugan merupakan pekerjaan
menimbun tanah sesuai dengan ketinggian yang telah
ditentukan oleh gambar kerja dan membentuk suatu
permukaan yang diinginkan.
Pelaksanaan
a) Persiapan bahan/material timbunan dibawa dengan
dump truck dan di letakkan di atas penampang jalan.
b) Bahan/material tersebut dihampar dengan motor
grader kemudian diratakan dan diatur menurut tinggi
timbunan yang ditentukan.
c) Setelah diratakan, timbunan tersebut dipadatkan dengan
Vibrator Roller mulai dari tepi luar hingga ke arah
sumbu jalan.

B. Perkerasan Berbutir
Perkerasan berbutir terdiri dari bahan agregat yang telah
dipilih dan disesuaikan dengan spesifikasi teknik. Pada proyek
ini, perkerasan berbutir terdiri dari :
1. Lapis pondasi agregat kelas A
2. Lapis pondasi agregat kelas B

Lapis pondasi agregat kelas A digunakan sebagai lapis


pondasi atas (Base Course) yaitu bagian lapis perkerasan
yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis
pondasi bawah.

a) Fungsi lapis pondasi atas adalah :


 Bahan perkerasan yang menahan gaya
lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban ke lapisan di bawahnnya.
 Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
 Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Lapis pondasi agregat kelas B digunakan sebagai lapis
pondasi bawah (Subbase Course) yaitu lapis perkerasan
yang terletak antara lapis pondasi atas dengan tanah dasar.
b) Fungsi lapis pondasi bawah :
 Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
 Lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul di
pondasi.
 Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar
naik ke lapisan pondasi atas.
c) Peralatan :
1. Dump Truck, digunakan untuk mengangkut agregat.
2. Motor Grader, motor grader digunakan untuk
meratakan lapis pondasi.
3. Vibratory Roller, digunakan untuk memadatkan
lapis pondasi.
d) Pelaksanaan :
Setelah permukaan tanah dasar diratakan menurut yang
telah ditentukan atau disyaratkan kemudian
dipadatkan, maka lapis pondasi dihamparkan oleh
dump truck kemudian diratakan oleh motor grader, dan
dipadatkan oleh vibratory roller.

C. Prime Coat dan Take Coat


Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) adalah peleburan aspal
cair yang berviskositas rendah di atas lapisan pondasi yang
belum beraspal. Lapis pondasi harus benar memenuhi syarat
yang ditentukan, baik ketinggian maupun kepadatannya.
Setelah jalan dilapis oleh Prime Coat dan telah kering,
kotoran-kotoran dan debu harus dibersihkan.
a) Fungsi Prime Coat adalah :
1. Memperkuat lapisan pondasi dan melindungi
degradasi dalam lapisan perkerasan tersebut.
2. Memberikan ikatan antara lapisan pondasi dengan lapis
permukaan.
3. Memberikan lapis kedap air pada permukaan pondasi.
b) Pelaksanaan :
1. Permukaan lapis pondasi dibersihkan.
2. Siram Prime Coat dengan alat asphalt distributor.
Lapis Perekat (Take Coat) adalah lapisan aspal cair di atas
lapis permukaan jalan yang masih beraspal sebelum lapis
permukaan perkerasan yang baru (dalam rangka
perkuatan/Overlay) dihampar di atasnya. Fungsi Take Coat
adalah Pengikat antara aspal lama dengan aspal baru.
c) Pelaksanaan :
1. Permukaan aspal lama dibersihkan.
2. Siram Take Coat dengan asphalt distributor.
D. Perkerasan Aspal
Yang dimaksud dengan campuran beraspal panas adalah
campuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur
dengan aspal. Pencampuran dilakukan di unit produksi
campuran beraspal (AMP) sedemikian rupa sehingga
permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam. Untuk
mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan aspal yang
mencukupi dalam mencampur dan mengerjakannya, maka
kedua-duanya dipanaskan masing-masing pada temperatur
tertentu.
Pencampuran campuran diperlukan untuk mendapatkan
campuran yang memenuhi spesifikasi. Proyek ini merupakan
perkerasan lentur dimana perkerasan yang dipakai yaitu Laston
Lapis Permukaan Antara (AC-BC). Berdasarkan Job Mix
Formula (IMF), komposisi yang dipakai pada proyek ini
adalah:
Tabel komposisi campuran agregat
COLD BIN (DMF) HOT BIN (JMF)

Agg. Kasar : 24,60 % Hot Bin I : 20,81 %

Medium Agregat : 28,38 % Hot Bin II : 32,16 %

Abu Batu : 25,54 % Hot Bin III : 39,73%


Pasir : 14,19 % Hot Bin IV : %

Filler (Semen) : 1,89 % Filler (Semen) : 1,89 %

Aspal : 5,40 % Aspal : 5,40 %

Jumlah : 100% Jumlah : 100 %

Setelah dihasilkan campuran aspal tersebut, dump truck


disemprot dengan sedikit air sabun dan minyak yang telah
diencerkan kemudian campuran aspal tersebut diangkut oleh
dump truck. Dump truck diberi air sabun dan minyak agar
campuran tidak melekat ke bak dump truck.
1. Penyiapan Lapangan
a) Pemasangan di atas lapisan pondasi atas
 Jika memasang aspal di atas pondasi atas, maka
pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus sama
benar dengan yang diperlukan untuk penampang
melintang dan dipadatkan sepenuhnya sampai
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
 Sebelum memasang aspal hotmix, pondasi
lapangan tersebut harus dilapisi dengan Prime
Coat pada tingkat pemakaian ± 1,21/m2.
b) Pemasangan di atas satu permukaan aspal yang ada
 Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu
lapis ulang terhadap satu permukaan aspal yang
ada setiap kerusakan pada permukaan perkerasan
yang ada, termasuk lubang-lubang, bagian amblas,
pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya
harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui
Pengawas Lapangan.
 Sebelum pemasangan aspal hotmix, permukaan
yang ada harus kering dan dibersihkan dari semua
batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang dan
akan dilabur dengan Take Coat yang di
semprotkan pada tingkat pemakaian
±0,35L/m2.
2. Penghamparan
a) Sebelum operasi pengerasan dimulai, asphalt finisher
harus dipanaskan dan campuran aspal harus
dimasukkan/dituang ke dalam hopper.
b) Selama pengoperasian asphalt finisher, campuran
aspal tersebut harus disebarkan dan diturunkan sampai
ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang
yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan
yang sepantasnya. Pada proyek ini tebal penghamparan
aspal yaitu isiiiiiii cm.
c) Asphalt finisher tersebut harus beroperasi pada satu
kecepatan yang tidak menimbulkan retak-retak pada
permukaan, atau ketidakteraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana
yang disetujui oleh Pengawas Lapangan memenuhi
tebal rencana.
d) Campuran aspal tersebut dibantu disebarkan dengan
sekop untuk merapikan permukaan secara final.
3. Pemadatan
Pemadatan tahap pertama (break down rolling)
dapat dilakukan setelah agregat aspal yang telah
dihamparkan temperaturnya turun antara 125ºC-145ºC.
Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang
tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat
ditambah dengan menggunakan sekrop. Pemadatan tahap
pertama dilakukan dengan tandem roller sebanyak isiiii
passing dengan kecepatan tidak boleh melebihi 4km/jam.
Pemadatan tahap kedua (secondary rolling)
dilaksanakan setelah pemadatan tahap pertama selesai.
Pemadatan tahap kedua dimulai pada temperatur hamparan
yang sudah digilas pada tahap pertama telah menurun
antara 95ºC-125ºC. Penggilasan tahap kedua dengan
PTR, dengan kecepatan tidak boleh melebihi 10km/jam,
sebanyak 16 passing. Untuk pemadatan pertama dan tujuan
dilakukan searah dengan sumbu memanjang jalan, dimulai
pada bagian tepi dan akhirnya ke bagian tengah.
Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan AC-BC ini ada
beberapa hal yang perlu di kontrol yaitu :
a) Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan
isiiii cm. Pemeriksaan ketebalan pada saat dilakukan
dengan cara menusuk-nusuk aspal segera setelah
penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat
besi yang distel ujungnya isiiii cm.
b) Kemiringan tranversal (kemiringan Melintang Jalan),
kemiringan tranversal diatur melalui alat penyetel yang
berada pada bagian samping belakang asphalt finisher.

3.2. DATA PELAKANAAN PEKERJAAN


(ISIIIIII)
3.2.1 DATA VOLUME PEKERJAAN
(ISIIIII)
3.2.2 DATA JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN/TIME
SCHEDULE
BAB IV
TINJAUAN PRAKTEK LAPANGAN

4.1 TINJAUAN UMUM


4.4.1 KEMAJUAN PELAKSAAN PEKERJAAN
4.4.2 TIME SCHEDULE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.2 TINJAUAN KHUSUS
4.2.1 PENJELASAN UMUM/ DESKRIPSI UMUM
4.2.2 PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
4.2.3 ANALISIS PEKERJAAN
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. DOKUMENTASI KEGIATAN
2. DATA KEMAJUAN KEGIATAN MINGGUAN DARI PROYEK
(KALAU ADA)
3. TIME SCHEDULE KEGIATAN
4. GAMBAR DESAIN………..(MINIMAL DENAH DAN GAMBAR
POTONGAN YANG DITINJAU, TAPI JANGAN JUGA TERLALU
MINIMAL)……(KALAU ADA)
5. LAPORAN KEGIATAN HARIAN
6. ABSENSI LAPANGAN DIKETAHUI OLEH PROYEK (koorlap,
PPK. Konsultan, Kontraktor)
7. ADMINISTRASI KEGIATAN (SURAT IJIN PKL, SURAT
DITERIMA, SK DOSEN PEMBIMBING, SURAT KET. SELESAI
PKL, NILAI dll)
8. LEMBAR KONSULTASI DOSEN PEMBIMBING PKL

Anda mungkin juga menyukai