PENDAHULUAN
Kabupaten Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang
merupakan pemekaran dari kabupaten musi banyuasin terbentuk berdasarkan UU No.6
tahun 2002. Pada tahun 2018 kabupaten banyuasin memiliki total penduduk sejumlah
884.180 jiwa dari 21 kecematan.
Pembangunan merupakan tolak ukur perkembangan suatu daerah. Otonomi daerah yang
digencar pemerintah telah Sebagian besar daerah di seluruh Indonesia telah melakukan
pembangunan disegala sector baik informal maupun formal. Salah satunya adalah
peningkatan pelayanan transportasi darat berupa pembangunan jalan raya.
Proyek Peningkatan Jalan Talang Dabuk Desa Sungai Rengit Kec. Talang kelapa Kab.
Musi banyuasin merupakan proyek Peningkatan Jalan yang bertujuan untuk memperlancar
transportasi Khususnya di daerah Kab. Banyuasin sehingga transportasi menjadi lancar dan
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di daerah Kota
banyuasin. Proyek ini dilaksanakan menggunakan Dana APBD Provinsi Sumatera Selatan
Tahun Anggaran 2021. Dalam Pelaksanaan Pekerjaan, akan bersinggungan dengan
kuantitas yang ada seperti PLN, Telkom dan PDAM. Dan diharapkan nantinya Instansi
terkait dapat bekerja sama demi terlaksananya pelaksanaan pekerjaan
Sesuai dengan referensi data yang ada, kami melaksanakan pekerjaan Lapisan Laburan
Aspal (BURAS) dengan mengambil judul ”Teknis pelaksanaan perkerasan jalan
menggunakan lapisan laburan aspal (BURAS) Jalan Talang Dabuk Desa sungai
Rengit (Banyuasin)”
1.1 Permasalahan Dan Batas masalah
Proyek peningkatan jalan Talang Dabuk Desa Sungai Rengit Kec. Talang Kelapa
Kab. Banyuasin Bertujuan Untuk Peningkatan Infrastruktur Jalan Yang Aman dan
nyaman dan juga mempelancar mobilitas dan sarana transportasi darat, selain
meningkatkan perekonomian juga diharapkan meningkatkan perkembangan daerah
yang dilewati jalan tersebut serta dapat memenuhi pelayanan jalan terhadap lalu lintas
kendaraan antar desa.
Pelaksanaan Kerja Praktek ini berlangsung selama kurang lebih 1 setengah bulan
dimulai pada tanggal 26 juli 2021 – 26 september 2021 bertempat di jalan dabuk desa
sungai rengit kec talang kelapa Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan pada Proyek
peningkatan jalan.
a. Metode Observasi
Dalam metode observasi ini, penulis melibatkan diri secara langsung di lapangan
dan ikut serta sebagai pelaksana atau pengawas lapangan pada saat proyek berlangsung
dan mengamati bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Metode Wawancara
Dalam metode ini, penulis memperoleh data dari sesi tanya jawab dengan pihak pihak
yang terlibat di dalam proyek tersebut.
Data-data diperoleh dari buku, literatur, jurnal, ataupun diktat yang terdapat di
perpustakaan dan referensi lainnya yang diperoleh dari internet yang berhubungan
dengan penulisan laporan ini.
Sistematika penulisan ini disusun secara per bab, yang dimana setiap babnya dibagi
menjadi beberapa bagian yang akan dijabarkan lagi. Hal ini bertujuan agar setiap
permasalahan yang akan dibahas dapat diketahui lebih mudah dan detail.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang, pembatasan masalah yang dibahas, tujuan
penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan yang akan menjadi acuan
dalam penulisan isi laporan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan dalam bab ini adalah mengenai pelaksanaan teknis pekerjaan (flexible
Pavement) Jalan Poros Kabupaten Banyuasin sungai rengit
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil akhir laporan kerja praktek
yang telah dilaksanakan yang mungkin berguna serta memberikan manfaat bagi para
pembaca.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Data umum proyek
Pelaksanaan peningkatan Jalan talang dabuk desa sungai rengit Kec.Talang kelapa
merupakan paket yang dilakukan di provinsi Sumatera Selatan. Dalam hal ini, peningkatan
jalan talang dabuk desa sungai rengit Kec.Talang kelapa menetapkan CV. Nyiur Pratama
Mandiri sebagai penyedia jasa berdasarkan surat perjanjian yang tertera pada kontrak
nomor : 620/09/JTD-SR/PPK/KONTRAK/APBD/PUTR/2021 02 Agustus 2021 dengan
nilai kontrak Rp. 2.457.290.000,00 ( Dua milyar empat ratus lima puluh tujuh juta dua
ratus Sembilan puluh ribu rupiah ).
2.1.1 Data Teknis Proyek
Adapun data teknik proyek adalah sebagai berikut :
Agregat B
Struktur organisasi formal itu sendiri akan menunjukan yang pertama adalah macam
pokok-pokok organisasi, pembagian menjadi kelompok atau sub sistem, dan hirarki
wewenang serta tanggung jawab bagi kelompok dan pimpinan.
dalam berbagai pekerjaan, struktur organisasi merupakan suatu kelengkapan yang sangat
penting. Demikian juga suatu pekerjaan yang berkaitan dengan pembangunan. Struktur
organisasi ini mutlak diperlukan untuk menjamin kelancaran dan kesuksesan suatu proyek.
Owner
Pemilik proyek adalah pihak yang memiliki inisiatif awal dalam merencanakan proyek.
Umumnya inisiatif awal ini masih berupa draft kasar.pemilik proyek biasanya merupakan
badan pemerintah / swasta yang akan mendirikan suatu bangunan sesuai dengan
kemampuan dana yang dimilikinya baik yang melaksanakan sendiri maupun
dikarenakansuatu alasan tertentu sehingga pekerjaan tersebut harus dikerjakan oleh orang /
pihak lain yang berkompeten dibidangnya. Pemilik proyek biasanya merupakan badan
pemerintah / swasta yang akan mendirikan suatu bangunan dengan kemampuan dana yang
dimilikinya baik yang melaksanakan sendiri maupun dikarenakan suatu alasan tertentu
sehingga pekerjaan tersebut harus dikerjakan oleh orang / pihak lain yang berkompeten
dibidangnya. Prosedur standarnya, unit produksi dari pemilik proyek ingin meningkatkan
kapasitas produksi.pilihannya bisa berupa menambah unit produksi baru ataupun
meningkatkan kapasitas dari unit produksi yang lama. Pilihan ini akan dibicarakan ditingkat
manajemen yang melibatkan unit maupun engineering. Ditahap ini, bisa jadi konsultan
perencana sudah mulai terlibat.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah orang atau badan hukum yang memborong pekerjaan
spesialis tertentu pada kontraktor utama, Membuat laporan kemajuan pelaksanaan proyek
atau biasanya disebut dengan progress yang isinya antara lain laporan harian, mingguan ,
dan laporan bulanan kepada pemilik proyek, biasanya terdiri dari laporan Pelaksanaan
pekerjaan, Kemajuan kerja yang sudah dicapai, Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan,
Pengaruh alam seperti cuaca dan Laporan Perubahan pekerjaan.
Pelaksanaan perencana pekerjaan pada suatu proyek adalah sebagai berikut :
4. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu perusahaan yang melakukan kontrak kerja dengan orang
atau perusahaan lain untuk memasok barang atau menyelesaikan jasa. Kontraktor biasanya
mendapatkan pekerjaan dari tender atau penunjukan langsung oleh pemilik proyek.
Awalnya, sifat pekerjaan kontraktor mengarah pada pekerjaan konstruksi. Artinya,
membangun berdasarkan rancangan dan material yang telah disediakan oleh pemilik
proyek. Akan tetapi proyek yang bersifat turn keysudah semakin banyak sehingga banyak
kontraktor yang meningkatkan statusnya ke EPC ( Engineering, Procurement,
Construction). Dengan status EPC, sebuah perusahaan kontraktor akan mengerjakan detail
perancangan proyek, member material yang dibutuhkan, terakhir memasangnya dan
memastikan siap digunakan oleh pemilik proyek. Tahap memastikan bahwa proyek yang
dikerjakan telah siap dipergunakan disebut Commissioning.
PENGGUNA ANGGRAN ( PA )
KEPALA DINAS PU DAN TATA RUANG
H. ARDI ARFANI, S.T., M.M.
BENDAHARA
PENGELUARAN
PENGAWAS LAPANGAN
1. ANDI WIJAYA,S.T.,M.Si
2. SUTRISNO,S.T
3. M.DONA SYAPUTRA,S.T.
4.BADIANSYAH,S.T.
1. Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran (PA) adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
Tugas Pengguna Anggaran (PA) antara lain :
a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA-SKPD).
b. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA SKPD).
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja.
d. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
f. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah.
g. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan.
h. Menandatangani SPM.
i. Mengelola Utang dan Piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yang dipimpinnya.
j. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang
dipimpinnya.
k. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
l. Menetapkan PPTK dan PPK SKPD.
m. Menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka
Pengelolaan Keuangan Daerah.
n. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran adalah Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Kerja
yang telah mempunyai Sertifikat Bendahara yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
uang atau barang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan
DIPA Satuan Kerja.
5. Pengawas Lapangan
Pengawas lapangan adalah orang yang melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati
agar dapat memberikan laporan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
mengenai kualitas dan peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana atau
belum.
M. Sharul Apriyadi, ST
Site Engineer – Quantity Engineer
Dwi cahyani
Adm/ sekertaris
B. Quality Engineer
Tugas dan kewajiban Quantity Engineer :
Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor
berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam Dokumen
KontrakQuality Engineer harus memahami benar metode test laboratorium dan
lapangan yangdisyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer, serta berupa agar Site
Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat informasi yang
diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu.
Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil dan peralatan
laboratorium kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan selalu didukung tersedianya
tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai dengan dalam Dokumen Kontrak.
Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan Stone
Crusher dan Aspalt Mixing Plant atau peralatan lain yang diperlukan.
Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan
pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada Site Engineer setiap
permasalahan yang timbul sehubungan dengan pengendalian mutu bahan dan
pekerjaan.
Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran (JobMix
Formula), baik untuk pekerjaan aspal, soil cement, agregat dan beton,
sertamemberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas persetujuan dan penolakan
usulan tersebut.
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan coring perkerasan jalan yang dilakukanoleh
kontraktor sehingga baik jumlah serta lokasi coring dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan.
Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu paling
lambat tanggal 14 bulan berikutnya.
Himpunan data harus mencakup semua datatest laboratorium dan lapangan secara
jelas dan terperinci.
Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi laboratorium danstaf
pengendali mutu mengenal dan memahami semua prosedur dan data cara pelaksanaan
test sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi.
C. Adm / sekretaris
Tugas dan kewajiban Adm / Sekretaris :
Tugasnya adalah untuk melaksanakan administrasi proyek dari awal hingga akhir
agar setiap dokumen yang terkait dengan proyek tersebut dapat terdokumentasi secara rapi
dan mudah untuk di cari. Selain itu membantu manajer proyek dalam membuat dokumen
manajemen proyek yang berhubungan dengan proyek maupun secara umum sehingga dapat
memudahkan kerja dari manajer.
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengujian Kuat tekan Beton yang dilakukan
oleh kontraktor, sehingga jumlah sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang
berlaku.
Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu paling
lambat tanggal 2 bulan berikutnya.
Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi laboratorium dan staf
pengendali mutu mengenal dan memahami semua prosedur dan tata cara pelaksanaan
test sesuai dengan yang tercantum dalam specifikasi teknik.
F. Inspector
Tugas dan kewajiban Inspector :
Bertanggung jawab kepada Site Engineer/Chief Inspector untuk mengawasi kualitas
konstruksi dan memastikan berdasarkan basis harian bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan dokumen kontrak, spesifikasi, gambar-gambar kerja yang sudah
disyahkan oleh Site Engineer.
Mengawasi semua pengambilan contoh material dan pengadaan transportasi ke
laboratorium untuk di tes, setelah pengetesan Inspector harus menginformasikan
kepada kontraktor tentang hasil pengujian dan setiap perbaikan yang dibutuhkan.
Membuat catatan harian tentang aktivitas kontraktor dan engineer dengan format
laporan standard dan memberitahukan kontraktor secara tertulis terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya.
Menggambar kemajuan harian yang dicapai kontraktor pada grafik (chart) yang telah
disetujui.
Membantu Site Engineer dalam membuat laporan dan serah terima sementara serta
pemeriksaan kualitas dilapangan.
Memonitor dan melaporkan setiap kejadian (kecelakaan, kebakaran, dan lain-lain)
serta ketidak beresan di lapangan kepada Site Engineer.
G. Surveyor
Tugas dan kewajiban Surveyor :
Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer / Chief Inspector, serta
mengusahakan agar Site Engineer dan Pejabat Pembuat Komitmen selalu mendapat
informasi yang diperlukan dengan pengendalian volume pekerjaan.
Melaksanakan pengawasan harian, agar pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor sesuai dengan desain dan volume yang
ditentukan.
Melaksanakan dan mengawasi proses pengukuran dan pemetaan, baik itu untuk
alinyemen Horizontal dan Vertikal ataupun Cross Section.
Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
Mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang dihasilkan
oleh kontraktor, untuk dipakai sebagai dasar pembuatan pembayaran bulanan
(Monthly Certificate).
Membantu Site Engineer dalam membuat laporan dan serah terima sementara serta
pemeriksaan kualitas dilapangan.
M. Sharul Apriyadi, ST
Site Engineer – Quantity Engineer
Novia agustina
Operator komputer
C. Supporting Staff
Supporting staff ini terdiri antara lain sekretaris, operator komputer, cad
operator,penjaga kantor, supporting staff disini ditempatkan di masing–masing bidangnya
dengan orang–orang yang juga berkompeten dibidangnya masing–masing. Supporting staff
sangat dibutuhkan untuk membantu dan melaksanakan proyek secara tidak langsung
meskipun bukan dilapangan. Supporting staff bertugas membantu membuat laporan
persiapan supervisi engineer, membantu membuat gambar proyek, membantu
membersihkan kantor dan menjaga keamanan lingkungan kantor. Secara tidak langsung
supporting staff bertanggung jawab langsung terhadap supervisi engineer.
STRUKTUR ORGANISASI
CV NYIUR PRATAMA MANDIRI
Irwansyah, SKM
Direktur
Ichan Yuliana, SE
Wakil Direktur
1. Direktur
Tugas Direktur antara lain :
a. Menetapkan strategi perusahaan, kebijakan dasar keuangan, organisasi dan
SDM, serta sistem teknologi informasi dan komunikasi perusahaan.
b. Mengajukan saran pengelolaan perusahaan yang memerlukan persetujuan
komisaris dan/atau memerlukan tanggapan tertulis
c. komisaris dan persetujuan RUPS serta melaksanakannya sesuai ketentuan
yang diatur dalam anggaran dasar, persetujuan komisaris serta
keputusan RUPS.
d. Mengupayakan tercapainya target-target perusahaan dalam aspek
keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi yang telah disetujui
dan ditetapkan dalam RUPS, menetapkan sasaran kinerja serta evaluasi
kinerja perusahaan melalui mekanisme organisasi termasuk rencana
strategis perusahaan.
e. Menetapkan persetujuan proyek, memantau dan melakukan koreksi
terhadap pelaksanaannya.
Menetapkan strukstur organisasi dan penetapan pejabat perusahaan sampai jenjang tertentu
2. Wakil Direktur
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
kemajuan perusahaan.
4. Pelaksana kegiatan
a. Melaksanakan Swakelola
b. Menyusun dokumen Lelang
c. Mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk Pengadaan
d. melalui Penyedia
e. Memilih dan menetapkan Penyedia
f. Memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada Kasi/Kaur; dan.
g. Mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kerusakan jalan disebabkan antara lain karena beban lalu lintas berulang yang
berlebihan (overloaded), panas/suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan
yang jelek. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara
dengan baik agar dapat melayani pertumbuhan lalulintas selama umur
rencana.Pemeliharaan jalan rutin maupun berkala perlu dilakukan untuk mempertahankan
keamanan dan kenyamanan jalan bagi pengguna dan menjaga daya tahan / keawetan
sampai umur rencana (Suwardo & Sugiharto, 2004).
Survey kondisi perkerasan perlu dilakukan secara periodik baik struktural maupun
nonstruktural untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang ada. Pemeriksaan
nonstruktural (fungsional) antara lain bertujuan untuk memeriksa kerataan (roughness),
kekasaran (texture), dan kekesatan (skid resistance).
Pengukuran sifat kerataan lapis permukaan jalan akan bermanfaat di dalam usaha
menentukan program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan.
Di Indonesia pengukuran dan evaluasi tingkat kerataan jalan belum banyak dilakukan salah
satunya dikarenakan keterbatasan peralatan.Karena kerataan jalan berpengaruh pada
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan maka perlu dilakukan pemeriksaan kerataan
secara rutin sehingga dapat diketahui kerusakan yang harus diperbaiki (Suwardo &
Sugiharto, 2004).
Penilaian tipe dan kondisi permukaan jalan yang ada merupakan aspek yang paling
penting dalam penentuan sebuah proyek, sebab karakteristik inilah yangakan menentukan
satuan nilai manfaat ekonomis yang ditimbulkan oleh adanya perbaikan jalan.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi
dimana diharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti.
A. Jalan arteri
Jalan arteri adalah jalan umum dengan fungsi untuk melayani angkutan utama yang
menempuh perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-ratanya tinggi, serta jalan masuk
atau aksesnya dibatasi jumlahnya secara berdaya guna. Dari peran dan fungsinya
ini, jalan arteri harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Kecepatan rencana atau kendaraan diatasnya lebih dari 60 km/jam.
Lebar badan jalan melebihi 8 meter.
Kapasitas jalan harus lebih besar dibandingkan volume lalu lintas rata-rata.
Kecepatan rencana dan kapasitas jalan dicapai dengan membatasi jalan masuk
secara efisien.
Lalu lintas dan kegiatan lokal tidak boleh mengganggu lalu lintas jalan.
Jalan arteri meskipun memasuki kota tidak boleh terputus.
B. Jalan kolektor
Jalan kolektor adalah jalan umum dengan fungsi untuk melayani angkutan pengumpul
atau pembagi. Jalan kolektor mempunyai ciri yaitu kendaraan yang melintas menempuh
jarak sedang, kecepatannya sedang dengan jumlah jalan masuk yang dibatasi. Melihat
dari fungsi dan perannya maka jalan kolektor harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Kecepatan rencana atau kendaraan diatasnya lebih dari 40 km/jam.
Lebar badan jalan harus lebih dari 7 meter.
Volume lalu lintas rata-rata tidak boleh lebih besar dari kapaitas jalan, maksimal
harus sama.
Kecepatan rencana dan kapasitas jalan tidak boleh terganggu dengan cara
membatasi jalan masuk secara efisien.
Kegiatan dan lalu litas tidak boleh mengganggu lalu lintas jalan.
Meskipun memasuki kota, jalan kolekor tidak boleh terputus.
C. Jalan local
Jalan lokal adalah jalan umum dengan fungsi untuk melayani angkutan lokal atau
setempat. Ciri jalan lokal adalah kendaraan yang melintas menempuh jarak dekat,
kecepatannya rendah, dengan jumlah jalan masuk yang tidak dibatasi. Dari segi
peran dan fungsinya, jalan lokal harus memenuhi syarat seperti :
Tidak terputus, apabila memasuki wilayah desa.
Lebar badan jalan lokal lebih dari 6 meter.
Kecepatan rencana atau kendaraan diatas 20 km/jam.
D. jalan lingkungan
Jalan lingkungan adalah jalan umum dengan fungsi untuk melayani angkutan
setempat atau lingkungan dengan perjalanan jarak dekat serta kecepatannya yang
rendah.
2. Klasifikasi jalan menurut wewenang
Tujuan pengklasifikasian menurut wewenang adalah untuk memastikan kepastian
hukum penyelenggara jalan apakah dibawah wewenang pemerintah daerah atau pemerintah
pusat. Berdasarkan wewenangnya, jalan raya diklasifikasikan menjadi :
a. Jalan Nasional
Jalan nasional adalah jalan kolektor dan jalan arteri yang tergabung dalam sistem
jaringan jalan primer. Fungsi jalan nasional ini adalah untuk menghubungkan antar ibukota
provinsi, jalan tol maupun jalan strategis berskala nasional.
b. Jalan Provinsi
Jalan provinsi adalah jalan kolektor yang ada dalam sistem jalan primer. Jalan
provinsi mempunyai fungsi sebagai penghubung ibukota provinsi dengan ibukota
kota/kabupaten, antar ibukota kabupaten/kota, hingga jalan strategis tingkat provinsi.
c. Jalan Kabupaten
Jalan kabupaten adalah jalan lokal yang tergabung dalam sistem jaringan jalan
primer. Jalan kabupaten berfungsi sebagai penghubung ibukota kabupaten dengan
kecamatan, antar kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat
kegiatan daerah / lokal, hingga jalan umum dan jalan strategis tingkat kabupaten.
d. Jalan Kota
Jalan kota adalah jalan umum yang terdapat dalam sistem jaringan jalan sekunder.
Jalan kota berfungsi sebagai penghubung antar pusat pelayanan dalam kota, pusat
pelayanan dengan persil, antar persil, hingga antar pusat pemukiman dalam kota.
e. Jalan Desa
Jalan desa adalah jalan umum dengan fungsi sebagai penghubung kawasan dan antar
pemukiman yang ada di desa, hingga jalan lingkungan.
a. Jalan Kelas I
Jalan kelas I adalah jalan arteri yang bisa untuk dilewati oleh kendaraan bermotor
maupun kendaraan bermuatan yang lebarnya tidak lebih dari 2,5 meter. Sedangkan
panjangsendiri tidak lebih dari 18 meter, muatan sumbu maksimal yang diizinkan pada
jalan ini adalah tidak lebih dari 10 ton. Di Indonesia jenis jalan ini masih belum digunakan,
namun di berbagai negara maju telah banyak dikembangkan bahkan hingga mencapai
muatan sumbu sebesar 13 ton.
b. Jalan Kelas II
Jalan kelas II adalah jalan arteri yang bisa untuk dilewati oleh kendaraan bermotor
termasuk kendaraan bermuatan.Denganukuranlebar tidak lebih dari 2,5 meter dengan
panjangtidak lebih dari 18 meter, dan muatan sumbu maksimalnya mencapai 10 ton. Jenis
jalan ini cocok diaplikasikan untuk lalu lintas angkutan peti kemas.
adalah suatu area atau ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan terdiri atas
badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu
lintas, dengan (median) atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan, termasuk jalurpejalan kaki.
Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar, dari ruang manfaat jalan, dan
dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.
adalah sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan (RUMAJA) yang masih
menjadi bagian dari ruang milik jalan yang dibatasi oleh tanda batas ruang milik jalan
yang dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan
jalan antara lain untuk keperluan pelebaran ruang manfaat jalan pada masa yang akan
datang.
adalah ruang tertentu yang terletak di luar ruang milik jalan yang
penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak mengganggu pandangan
pengemudi, konstruksi bangunan jalan apabila ruang milik jalan tidak cukup luas, dan
tidak mengganggu fungsi jalan. Terganggunya fungsi jalan disebabkan oleh
pemanfaatan ruang pengawasan jalan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Daerah ini merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi,
dan kedalaman ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh Pembina Jalan. Daerah
manfaat jalan hanya digunakan untuk perkerasan jalan, bahu jalan, saluran samping,
tereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan,
dan bangunan pelengkap lainnya.
Daerah ini merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi
tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku. Daerah milik jalan digunakan untuk Daerah
Manfaat Jalan, pelebaran jalan dan penambahan jalur lalu lintas dikemudian hari serta
kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan
pondasi bawah dan lapisan permukaan yang berfungsi sebagai penahan gaya lintang dari
beban roda, lapisan peresapan dan bantalan terhadap lapisan permukaan.Lapisan ini
harus mampu menahan beban serta pengaruh-pengaruhnya dan membagi atau
meneruskan beban tadi kepada lapisan di bawahnya.
Jenis – jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia, adalah
sebagai berikut :
1. Pondasi Macadam
2. Pondasi Telford
3. Penetrasi Macadam (Lapen)
4. Aspal Buton Pondasi (Asphalt Concrete Base atau Asphalt Treated Base)
3.5.1.4 Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang terletak paling atas yang berfungsi
sebagai lapis perkerasan penahan beban roda, lapis kedap air, lapis aus dan lapisan yang
menyebarkan beban kelapisan bawah.Jenis lapisan permukaan yang umum dipergunakan
di Indonesia adalah lapisan bersifat nonstructural dan bersifat structural.
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis
pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar
lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan
tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu
lintas.Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur
rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari
biaya yang dikeluarkan.
Prinsip kerjanya yaitu beban yang mengenai lapisan permukaan bakal diteruskan ke bawah
melalui lapisan pelat beton, kemudian ke lapisan pondasi bawah, hingga menuju ke lapisan
tanah yang keras perkerasan Kaku (Rigid Pavement) adalah Perkerasan yang memakai
semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa
tulangandiletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah sehingga
beban lalulintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku (Rigid Pavement), terdiri dari plat
beton, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar yang di lapisi bahan
berbutir seperti batu kerikil berupa agregat dan lapisan Lean Concrete (LC) yang
merupakan bagian dari lapisan dasar.
Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis
pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.
3.5.2.1 Syarat umum dalam merencanakan Perkerasan Kaku
Beberapa persyaratan umum yang wajib untuk diperhatikan dalam merencanakan
perkerasan kaku, di antaranya :
1. Tanah Dasar
Kapasitas daya dukung tanah ditentukan oleh CBR insitu sesuai SNI 03-1731-1989
atau CBR laboratorium sesuai SNI 03-1744-1989. Masing-masing dari standar tersebut
mengatur tentang perencanaan tebal perkerasan lama perkerasan ja
lan baru. Jika tanah dasar mempunyai nilai CBR di bawah 2%, maka perlu
digunakan pondasi bawah yang terbuat dari beton setebal 15 cm sehingga nilai CBR tanah
tersebut meningkat dan dianggap lebih dari 5%. Adapun campuran bahan-bahan yang
dipakai untuk membuat pondasi bawah beton ini yaitu material berbutir, stabilisasi dengan
beton giling padat, dan campuran beton kurus.
2. Beton Semen
Kekuatan beton semen dinyatakan dalam nilai kuat tarik uji lentur saat usianya
mencapai 28 hari setelah pembuatan. Nilai ini didapatkan dari hasil pengujian balok dengan
pembebanan tiga titik sesuai ASTM C-78 yang besarnya secara tipikal berkisar antara 3-5
Mpa atau 30-50 kg/cm2. Pembangunan beton semen ini juga bisa diperkuat menggunakan
serat baja untuk menaikkan nilai kuat tarik lenturnya dan mengendalikan risiko keretakan
pada plat.
3. Lalu Lintas
Penentuan terhadap beban lalu lintas dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan
sesuai dengan konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama usia perencanaan. Sedangkan
analisis terhadap lalu lintas dilakukan menurut hasil perhitungan volume lalu lintas dan
konfigurasi sumbu berdasarkan data terbaru minimal 2 tahun terakhir. Kendaraan-
kendaraan yang ditinjau dan dimasukkan ke dalam data ialah kendaraan yang mempunyai
bobot total paling sedikit seberat 5 ton.
4. Bahu
Bagian bahu perkerasan kaku bisa dibuat dari material lapisan pondasi bawah
dengan atau tanpa lapisan penutup beraspal atau lapisan beton semen. Bahu beton semen
ialah bahu yang dikunci dan diikat pada lajur lalu lintas yang memiliki ukuran lebar
minimal 1,5 m atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu lintas selebar 0,6 m termasuk
saluran dna kereb.
.
BAB IV
PEMBAHASAN
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul
beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi
oleh jenis batuannya. Yang menentukan kualitas agregat sebagai material perkerasan jalan
adalah sebagai berikut :
Gradasi
Kebersihan
Kekerasan
Ketahanan Agregat
Bentuk Butir
Tekstur Permukaan
Porositas
a) Volume udara, udara yang terdapat dalam campuran beton akan mempengaruhi
proses pembuatan terutama setelah terbentuknya pasta semen.
b) Volume padat, kepadatan volume agregat akan mempengaruhi berat isi dari beton
jadi
c) Berat jenis agregat, akan mempengaruhi proporsi campuran dalam berat sebagai
kontrol.
d) Penyerapan, berpengaruh pada berat jenis
e) Kadar air permukaan agregat, berpengaruh pada penggunaan air saat pencampuran.
a) Pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya mudah lapuk
oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
b) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian-bagian yang bisa
melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka harus dicuci.
Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.
c) Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan
percobaan warna dari Abraham-Harder . agregat yang tidak memenuhi syarat
percobaa ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur
7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat
yang sama tapi dicuci dalam larutan NaOH yang kemudian dicuci dengan air
hingga bersih pada umur yang sama.
a) Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel alami atau batu
pecah halus dan partikel halus lainnya.
b) Fraksi bahan yang lolos ayakan No. 200 tidak boleh melampaui dua per tiga feraksi
bahan yang lolos ayakan No. 40
Agregat Kasar
Gambar 4.3. Agregat Kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm.
Agregat dalam penggunaannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Butir- butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah
karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
b) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% apabila maka harus di cuci lebih
dahulu sebelum menggunakannya
c) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat-zat yang reaktif
terhadap alkali
d) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak
melebihi 20% dari berat keseluruhan
a) Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau
pecahan batu kerikil yang keras dan awet
b) Bahan yang pecah bila berulang-ulag dibasahi dan dikeringan tidak boleh
digunakan.
c) Bilamana agregat kasar bersala dari kerikil maka untuk lapis pondasi agregat kelas
A mempunyai 100% berat agregat kasar dengan angularitas 96/90% dan uuntuk
Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60% berat
agregat kasar dengan angularitas 95/90%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 95%
agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dari 90% agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah dua.
Agregat kasar Agregat Halus
4.1.2.Air
N Macam CaraPenguji
o Pengujia an
Nilai Ijin
n
1 pH 4,5-8,5 AASHTOT
26-79
Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat berwarna hitam sampai
coklat gelap, bersifat perekat (cementious) yang akan melembek dan meleleh bila dipanasi.
Aspal tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang kesemuanya terdapat dalam
bentuk padat atau setengah padat dari alam atau hasil pemurnian minyak bumi, atau
merupakan campuran dari bahan bitumen dengan minyak bumi atau derivatnya (ASTM,
1994).
A.Fungsi Aspal
Aspal memiliki banyak fungsi khususnya sebagai bahan konstruksi jalan, antara lain yaitu:
1. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water
proofing, protect terhadap erosi).
2. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
3. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas
lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
4. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakkan di atas jalan yang
telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara
keduanya.
5. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
B. Sifat dan Bahan Penyusun Aspal
Aspal banyak digunakan dalam konstruksi perkerasan jalan karena memiliki sifat sebagai
pengikat dan pengisi rongga udara antara agregat. Adapun sifat-sifat aspal adalah sebagai
berikut (Sukirman, 1993):
d) Kekerasan Aspal
Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga
agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan ke permukaan agregat yang telah
disiapkan pada proses peleburan. Pada waktu proses pelaksanaan, terjadi oksidasi yang
menyebabkan aspal menjadi getas (viskositas bertambah tinggi).
e) Viskoelastisitas Aspal
Viskoelastisitas aspal adalah suatu material yang bersifat viskoelastis yang sifatnya
akan berubah tergantung pada temperatur atau waktu pembebanan. Sifat viskoelastis aspal
adalah untuk menentukan pada temperatur beberapa pencampuran aspal dengan agregat
harus dilakukan agar mendapatkan campuran yang homogen dimana semua permukaan
agregat dapat terselimuti oleh aspal secara merata dan aspal mampu masuk ke dalam pori-
pori agregat untuk membentuk ikatan kohesi yang kuat dan untuk mengetahui pada
temperatur berapa pemadatan dapat dilakukan dan kapan harus dihentikan.
F. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah suatu bahan baik zat kimia maupun zat lainnya yang
ditambahkan kedalam aspal pada perencanaan campuran aspal. Tujuan diberikan bahan
tambah agar menambah daya lekat aspal terhadap agregat.
4.1.5. Semen
Semen berasal dari kata caementum (bahasa latin) yang artinya memotong
menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Sedangkan dalam pengertiannya
semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu bata, batako maupun
bahan bangunan lainnya. (Wikipedia.com/Semen).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia semen adalah serbuk atau tepung
yang terbuat dari kapur dan material lainnya yang dipakai untuk membuat beton,
merekatkan batu bata ataupun membuat tembok.
Semen adalah perekat hidraulik yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terdiri dari bahan utama silikat-silikat kalsium
dan bahan tambahan batu gypsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat
bereaksi dengan air dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan.
Semen dalam pengertian umum adalah bahan yang mempunyai sifat
adhesive dan cohesive, digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material),
yang dipakai bersama-sama dengan batu kerikil dan pasir.
Semen dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
a. Semen non hidraulis adalah semen yang tidak dapat mengeras dalam air atau
tidak stabil dalam air. Contoh semen non hidraulis (hydraulic binder) adalah
lime dimana lime ini merupakan perekat klasik dalam bangunan yang dibuat
dengan memanaskan limestone pada suhu 850oC. CaCO3 dari limestone
akan melepaskan CO2 dan menghasilakn burn lime atau quick lime (CaO).
CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2
Produk ini bereaksi cepat dengan air menghasilkan Ca(OH)2 dalam butiran
yang halus dan Ca(OH)2 ini tidak dapat mengeras dalam air tetapi dapat
mengeras bila bereaksi dengan CO2 dari udara membentuk CaCO3 kembali.
b. Semen hidraulis adalah semen yang dapat mengeras dalam air menghasilkan
padatan yang stabil dalam air. Oleh karena mempunyai sifat hidraulis, maka
semen tersebut bersifat:
- Dapat mengeras bila dicampur air
c. Semen Portland
Semen portland ialah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara
menghasilkan klinker terutama dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolisis
(dapat mengeras jika bereaksi dengan air) dengan gips sebagai bahan tambahan.
Semen merupakan bahan pengikat yang paling terkenal dan paling banyak
digunakan dalam proses konstruksi beton. Semen yang umum dipakai adalah
semen tipe I dan ketergantungan kepada pemakaian semen jenis ini masih sangat
besar. Semen portland jika dilihat dari sisi fungsi masih memiliki kekurangan dan
keterbatasan yang pada akhirnya akan mempengaruhi mutu mortar.
Pada dasarnya semen portland terdiri dari 4 unsur yang paling penting,
yaitu:
a. Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2
Sifatnya hampir sama dengan sifat semen yaitu jika ditambahkan air akan
menjadi kaku dan dalam beberapa jam saja pasta akan mengeras. C 3S menunjang
kekuatan awal semen dan menimbulkan panas hidrasi kurang lebih 58
kalori/gram setelah 3 hari.
Reaksi membentuk media perekat ini disebut dengan hidrasi. Reaksi kimia
semen bersifat exothermic dengan panas yang dihasilkan mencapai 110
kalori/gram. Akibatnya dari reaksi eksotermis terjadi perbedaan temperatur yang
sangat tajam sehingga mengakibatkan retak-retak kecil (microcrack) pada mortar.
Proses reaksi kimia semen dengan air sehingga membentuk masa padat ini
juga masih belum bisa diketahui secara rinci karena sifatnya yang sangat
kompleks. Rumus kimia yang dipergunakan juga masih bersifat perkiraan untuk
reaksi kimia dari unsur C2S dan C3S dapat ditulis sebagai berikut:
2C3S + 6H2O → (C3S2H3) + 3Ca(OH)2
a. Tipe I
Adalah perekat hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker
yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersama-sama dengan
bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat.
Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah 49% (C3S), 25%
(C2S), 12% (C3A), 8% (C4AF), 2,8% (MgO), 2,9% (SO3). Semen Portland
tipe I dipergunakan untuk pengerasan jalan, gedung, jembatan, dan lain-lain
jenis konstruksi yang tidak ada kemungkinan mendapat serangan sulfat dari
tanah dan timbulnya panas hidrasi yang tinggi.
b. Tipe II
Semen jenis ini dalam penggunaannya memerlukan ketahanan sulfat dan
panas hidrasi sedang. Komposisinya: 46% (C3S), 29% (C2S), 6% (C3A),
11% (C4AF), 2,9% (MgO), 2,5% (SO3). Semen Portland tipe II dipergunakan
untuk bangunan tepi laut, bendungan, dan irigasi, atau beton masa yang
membutuhkan panas hidrasi rendah.
c. Tipe III
Semen jenis ini dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi
pada fase permulaan setelah terjadi pengikatan. Kadar C3S-nya sangat tinggi
dan butirannya sangat halus. Semen Potland tipe III dipergunakan untuk
bangunan yang memerlukan kekuatan tekan yang tinggi (sangat kuat) seperti,
jembatan-jembatan dan pondasi-pondasi berat.
d. Tipe IV
Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi
rendah, sehingga kadar C3S dan C3A rendah. Semen Portland tipe IV
dipergunakan untuk kebutuhan pengecoran yang tidak menimbulkan panas,
pengecoran dengan penyemprotan (setting time lama).
e. Tipe V
Semen portland yang dalam penggunaannya hanya memerlukan ketahanan
yang tinggi terhadap sulfat. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini
adalah: 43% (C3S), 36% (C2S), 4% (C3A), 12% (C4AF), 1,9% (MgO), 1,8%
(SO3). Semen Portland tipe V dipergunakan untuk instalasi pengolaha
Semen berfungsi untuk membuat beton dan juga merekatkan batu bata saat membuat
tembok. Perlu Anda ketahui, tidak semua semen dapat digunakan untuk semua
kebutuhan.
Sifat fisik semen meliputi kehalusan butir, waktu pengikatan, kekuatan tekan, panas
hidrasi, soundness, konsistensi, dan ketahanan terhadap sulfat.
Penjelasan:
1. kehalusan butir
Luas permukaan spesifik partikel semen., Nilai ini diperoleh dengan metode
permeabilitas udara (Blaine). Semen semakin tinggi Blaine, semakin tinggi
kehalusan
Residu pada saringan mesh 200 dan 325 mesh . Partikel> 45 memiliki reaktivitas
rendah dan tidak memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan
kekuatan semen. Partikel> 75 mungkin tidak bereaksi sama sekali.
2. waktu pengikatan
Campuran semen dengan air akan membentuk adonan yang bersifat kenyal dan
dapat dibentuk (workable). Beberapa saat, pasta tidak berubah. Periode ini dikenal dengan
periode tidak aktif (dormant periode). Pada tahap selanjutnya, pasta yang terbentuk menjadi
semakin kaku hingga mencapai tingkat dimana pasta tetap lunak , tetapi sudah tidak dapat
dibentuk lagi.
Periode ini disebut initial set, Sedang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkatan ini
disebut initial setting time (waktu pengikatan awal). Selanjutnya pasta menjadi semakin
kaku menjadi padatan yang keras dan getas (rigid). Tahap ini disebut final set dan waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai tingkatan ini disebut final setting time (waktu pengikatan
akhir).
Proses ini berlanjut terus hingga pasta semen menjadi semakin keras dan kuat yang disebut
dengan pengerasan atau hardening.
3. kekuatan tekanan
Kuat tekan semen salah satunya ditentukan oleh komponen penyusun semen,
terutama oleh kalsium silikat. Pada pengembangan kuat tekan awal (misalnya sampai umur
28 hari), didominasi oleh hidrasi C3S yang didukung oleh C3A. Untuk C2S dan C4AF akan
memberikan kontribusi terhadap kuat tekan untuk umur yang lebih lama. Selain itu yang
mempengaruhi pengembangan kuat tekan adalah kehalusan semen (fineness) dan
kandungan gypsum dalam semen.
4. panas hidrasi
Panas hidrasi dari komponen semen bersifat eksotermis, sehingga pada saat proses
hidrasi berlangsung, akan melepaskan sejumlah panas.
5. soundness
6. konsistensi
Alat berat dalam bidang Ilmu Teknik Sipil mempunyai makna yaitu suatu alat yang
digunakan untuk membantu dan memberikan kemudahan bagi pekerja dalam melakukan
atau mengerjakan suatu pekerjaan tersebut.Alat berat merupakan faktor penting di dalam
proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya
dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat ( Rochmanhadi,
1985 ).
4.2.1 Klasifikasi Jenis Alat Berat dan Fungsi Alat Berat
Klasifikasi fungsional dan opeasionl alat merupakan peembagian alat
berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Didunia Teknik Sipil khususnya pada konsentrasi
Transportasi, alat berat yang digunakan relatif cukup banyak. Ada beberapa macam jenis
alat berat berdasarkan fungsional dan operasional adalah sebagai berikut :
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Klasifikasi fungsional alat berat merupakan pembagian alat berat berdasarkan fungsi-fungsi
utama alat berat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dump Truck
2. Motor Grader HP
3. Vibratory Roller
Gambar 4.8. Vibratory Roller
Vibro roller atau yang juga dinamakan vibratory roller adalah alat berat yang
digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pemadatan tanah. Alat berat yang satu
ini banyak digunakan untuk menggilas dan juga memadatkan hasil timbunan. Sesuai
dengan namanya, alat ini dilengkapi dengan vibrator untuk menjalankan tugasnya tersebut.
Ketika kamu menggunakan vibro roller, maka tanah yan dipadatkan mejnadi lebih
sempurna dan juga permukaan tanah menjadi lebih dinamis.
Alat ini bermanfaat untuk membuat permukaan tanah menjadi lebih solid dan optimal
dimana butiran-butiran tanah akan saling mengisi bagian yang kosong. Berbagai pekerjaan
yang memerlukan pemadatan biasanya akan menggunakan vibro roller. Maka dari itu, alat
berat ini bisa digunakan baik untuk konstruksi bersakal besar maupun kecil.
berikut ini beberapa fungsi dari vibro roller yang harus kamu ketahui:
Digunakan untuk memadatkan dan juga meratakan struktur permukaan tanah agar
lebih kuat menyangga beban yang ada di atasnya.
Digunakan sebagai pencegah terhadap berbagai tumpukan kotoran yang berasal dari
kerikil maupun debu yang ada di permukaan tanah.
Alat ini juga digunakan sebagai pembasah terhadap medan agar debu-debu tidak
berterbangan. Alat ini juga sudah dilengkapi dengan tangki air yang kapasitasnya
mencapai 25 liter.
Vibro roller juga berfungsi sebagai media penggilas aspal beton untuk pembangunan jalan
raya. Dengan begitu, jalan rata tersebut permukaannya akan lebih rata dan juga kuat
sehingga mampu dilewati berbagai jenis kendaraan, terutama kendaraan besar.
Berkaitan dengan kapasitas yang dimiliki vibro roller, maka kita akan membahas
seperti apa kondisi dari vibro roller ketika digunakan untuk berbagai pekerjaan pemadatan
yang berbeda. Sebenarnya, perbedaan setiap kondisi ditentukan oleh faktor ketebalan tanah
yang akan dipadatkan. Kapasitas vibro roller dapat memberikan produktivitas terbaiknya
dimulai dari ketebalan 20 cm sampai dengan 122 cm. Berbeda halnya ketika vibro roller
digunakan untuk memadatkan lapisan yang terbuat dari material bebatuan.
Pada bagian ini, kapasitas mesin bisa efektif sampai ketebalan mencapai 210 cm.
Berdasarkan kemampuan untuk memdatkan dua material yang berbeda inilah membuat
kapasitas dari vibro roller tergantung dari jenis material penyusun lapisannya. Selain dua
faktor tersebut, sebenarnya masih ada faktor lainnya yaitu bobot dari vibro roller juga
berpengaruh terhadap kapasitasnya.
4. Concrete Vibratory
Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran di mana
fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam bekisting. Hal ini
ditujukan agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran beton dapat keluar.
Getaran yang dihasilkan oleh vibrator akan mengeluarkan gelembung udara dari beton
sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan menghindari
tejadinya keropos atau “sarang lebah” pada beton.
6. Concrete Mixer
1. .Biaya proyek yang digunakan sesuai dengan hasil bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan ( lebih besar atau lebih kecil dari rencana biaya
), dimana hal itu terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan apa saja yang akan
dikerjakan.
2. Memperkirakan biaya yang akan datang sesuai rencana atau melebihi rencana.
Adalah sangat penting menyadari kecenderungan yang akan terjadi sedini mungkin
sendiri, tahap atau hal yang akan mempengaruhi biaya. Ketika biaya dengan pasti
berbeda, biasa sangat terlambat disadari. Rahasia dari suatu pengendalian yang
nyata adalah dapat menentukan kecenderungan-kecenderungan yang akan dapat
mengatasinya dengan demikian manajemen proyek perlu dapat meramalkan biaya
akhir dari bagian proyek atau keseluruhan proyek.
3. Hal ini perlu di perhatikan tentang biaya adalah hubungannya dengan waktu
pelaksanaan. Umumnya percepatan pekerjaan dalam penyediaan bahan mengurangi
biaya pelaksanaan, apakah diperlukan pelaksanaan yang lebih cepat dan beberapa
besar pengaruhnya terhadap biaya.
Mulai
Pengukuran
Mobilisasi alat
Papan nama
proyek
Jadwal
konstruksi
finish
A.Persiapan Material
a) persiapan Agregat, dimana agregat yang dipakai harus memenuhi syarat yang
ditetapkan.
- Sifat – sifat Agregat Halus:
Bebas dari gumpalan lempung, kotoran organik, dan lainnya.Agregat halus terdiri
dari pasir atau pengayakan batu pecah yang memenuhi spesifikasi sebagai bahan
campuran ASPAL LABUR
b) Persiapan Material aspal harus memenuhi sifat – sifat yang telah di tentukan.
Sebelum distributor mengirim aspal ke base camp, aspal harus di uji terlebih dahulu
sifatnya dengan melakukan pembuatan benda uji.
B. Persiapan Lapangan
C. Pengangkutan
1) isi truk jungkit dengan agregat (halus) sesuai dengan keperluan dari ke
lapangan dan ditutup terpal.
D. Penyiraman Aspal
1) panaskan aspal yang digunakan sesuai dengan jenis aspal dan jumlah
pengencer, dengan tujuan untuk memperoleh suatu distribusi aspal yang
seragam kecuali bila menggunakan aspal emulsi
2) Siram kan aspal yang sudah panas menggunakan kaleng besi dengan gangan
kayu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil tinjauan dan pengamatan selama kerja praktek dalam Pelaksanaan
Pekerjaan Proyek Peningkatan Jalan Talang Dabuk Desa Sungai Rengit Kec. Banyuasin
dari STA 0+000 sampai STA 0+920, maka penulis mencoba mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dengan adanya Proyek Peningkatan Jalan Talang Dabuk Desa Sungai Rengit Kec.
Banyuasin, diharapkan memperlancar mobilitas dan sarana transportasi darat,
selain meningkatkan ekonomi juga diharapkan meningkatkan perkembangan
daerah yang dilewati jalan tersebut.
2. Pada Proyek Peningkatan Jalan Talang Dabuk Desa Sungai Rengit Kec. Banyuasin
ini mempunyai panjang 920 m, lebar 5,5 m, lebar ASPAL LABUR 5,5 cm, tebal
ASPAL LABUR 0,8 cm dengan waktu pelaksanaan 90 hari dan waktu
pemeliharaan 120 hari.
3. Pelaksanaan pekerjaan ASPAL LABUR dilakukan sesuai dengan kebutuhan
material dilapangan yang direncanakan berdasarkan spesifikasi umum pekerjaan.
4. Pekerjaan peningkatan jalan Talang Dabuk Desa Sungai Rengit Kec. Banyuasin,
Kota Palembang. Dilakukan dari STA 0+000 – STA 0+920.
5. Material lapis pondasi bawah menggunakan Agregat B.
5.2 Saran
Setelah mengikuti dan memperhatikan pekerjaan pada Proyek Peningakatan Jalan
Talang Dabuk Desa Sungai Rengit Kec. Banyuasin, maka penulis akan memberikan saran
sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini hendaknya menggunakan tenaga ahli
dibidangnya masing-masing dan tidak melibatkan orang yang bukan
berkompetensi dibidangnya.
2. Untuk menghindari kecelakaan dalam bekerja, disiplin kerja sangat penting untuk
diperhatikan karena menyangkut aspek keselamatan dan kesehatan kerja harus
menggunakan APD yang sesuai dengan standar.
3. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan layak operasi setelah di cek oleh
teknisi, sehingga tidak menghambat dan mempengaruhi pekerjaan.
4. Untuk memperlancar pekerjaan, sebaiknyas alat berat yang digunakan harus benar-
benar berada di lokasi, sehingga tidak mengganggu pada pelaksanaan pekerjaan.
5. Saat jalan masih dalam pengerjaan sebaiknya di beri rambu perinagatan dan
penjaga, sehingga tidak melewati jalan tersebut agar terwujud keamanan dan
keselamatan kerja di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C-78
Bina Marga tertuang dalam undang-undang nomer 38 tahun 2004 mengenai jalan.
CBR insitu sesuai SNI 03-1731-1989 atau CBR laboratorium sesuai SNI 03-1744-1989
Shanin 1994. Jenis-jens kerusakan perkerasan lentur dan konstruksi perkerasan.jakarta
Sukirman, Silvia. 1999. Perencanaan Lentur Jalan Raya. Jakarta.
Suwardo, Sugiharto. 2004. Perencanaan Lentur Jalan Raya. Jakarta.
Sylaksono, W.M.SC, Ir. Sony, Rekayasa Jalan.Bandung: ITB