PENDAHULUAN
2. Studi Lapangan
- Pengamatan langsung di lapangan (observasi).
- Penjelasan lisan maupun tertulis dari pelaksana proyek.
- Tanya jawab langsung dengan pelaksana proyek.
Bab II Umum
Bab ini terdiri dari uraian proyek, data kegiatan proyek (baik data umum maupun data
teknis proyek), uraian struktur organisasi proyek.
Bab III Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan uraian singkat mengenai jalan, aspal serta menjelaskan juga
bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek di lapangan.
Bab IV Pembahasan
Bab ini membahas mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan aspal HRS-Base,HRS-
Binder Course dan HRS- Wearing Course. Campuran Aspal, Karakteristik
Material,Berapa ketebalan Aspal,Setiap Lapisan menggunakan Perekat apa,Berapa
kali truk mengisi saat dihamparnya aspal, menentukan tebal jalan.
Panjang Fungsional : 10 km
No SPMK : PUPR.600/002/PPK.BM/SP/FISIK/2021
Panjang Jalan : 10 km
3. Surveyor
a. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
b. Membuat gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.
c. Memberikan dan bertanggung jawab atas semua data-data
pengukuranlapangan.
4. Pelaksana Jalan
a. Melaksanakan pekerjaan harian di lapangan
b. Mengkoordinasikan pekerjaan agar bekerja efektif dan efisien.
c. Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.
6. Mekanik
a. Mengelola peralatan Proyek dan kendaraan sehingga bias menyediakan alat-
alat / kendaraan dalam jumlah yang cukup /memadai pada waktu yang
diperlukan dengan biaya murah.
b. Melakukan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan peralatanterhadap alat-
alat berat dan ringan dan pembuatan laporannya.
c. Membuat data pemakaian alat.
d. Mengoperasikan alat yang ada di proyek untuk menunjang pelaksanaan
proyek.
e. Melaksanakan kegiatan kerja di bidang peralatan / kendaraan sesuai dengan
rencana yang disyahkan.
7. Logistik
a. Mengontrol perincian bahan dan peralatan sebagaimana yang
telahdirencanakan.
b. menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap bahan dan peralatan
yang ada di proyek.
c. memonitor dan melaporkan penggunaan sisa bahan dan peralatan yang ada
di proyek.
d. membuat daftar permintaan bahan dan alat sesuai kebutuhan lapangan.
e. melakukan pendataan secara rinci atas kebutuhan bahan dan peralatan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Lapis Permukaan
Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Fungsi lapis permukaan meliputi:
a. Struktural :
Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh
perkerasan, baik beban vertikan maupun beban horizontal (gaya geser). Untuk
hal ini persyaratan yang di tuntut adalah kuat, kokoh, dan stabil.
b. Non Struktural :
1. Lapis Kedap Air, Mencegah masuknya air kedalam lapisan perkerasan
yang ada di bawahnya.
2. Menyediakan permukaan yang tetap rata agar kendaraan dapat berjalan
dam memperoleh kenyamanan yang cukup.
3. Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien gerak
(skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya keamanan lalu
lintas.
4. Sebagai Lapisan aus, yaitu yang dapat aus selanjutnya dapat diganti lagi
dengan yang baru.
Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan, yaitu:
1. Stabilitas
Stabilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampumendukung beban lalu
lintas tanpa mengalami perubahan bentu.Stabilitas campuran diperoleh dari gaya
gesekan antar partikel (internalfriction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya
adhesi yang baikantara batuan dan aspal. Gaya gaya tersebut dipengaruhi oleh
kekerasan permukaan batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran, kadar aspal, dantingkat
kepadatan campuran.
2. Durabilitas
Aspal beton yang dimaksud agar perkerasan mempunyai dayatahan terhadap cuaca
dan beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktoryang mendukung durabilitas meliputi
kadar aspal yang tinggi, gradasiyang rapat, dan tingkat kepadatan yang sempurna.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas yang dimaksud adalah kemampuan yang mampumenanggulangi
lendutan akibat beban lalu lintas yang berulang-ulangtanpa mengalami perubahan
bentuk. Fleksibilitas perkerasan dapatdicapai dengan menggunakan gradasi yang
relatif terbuka dan penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapat menambah
ketahananterhadap pembebanan.
4. Lapisan Perata
Lapisan perata adalah aspal beton yang digunakan sebagai lapisan perata dan
pembentuk penampang melintang pada permukaan jalanlama. Semua jenis
campuran aspal beton dapat digunakan, tetapi untuk membedakan dengan
campuran untuk lapisan perkerasan jalan baru. Maka, setiap jenis campuran aspal
beton tersebut ditambah huruf L yang artinya leveling seperti HRS-WC(L), HRS-
BC(L), HRS-Base(L).