PENDAHULUAN
1
2
Bab IV Pembahasan
Bab ini membahas mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan aspal
AC- Wearing Course.
4
5
3. Surveyor
a. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
b. Membuat gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.
c. Memberikan dan bertanggung jawab atas semua data-data pengukuran
lapangan.
4. Pelaksana Jalan
a. Melaksanakan pekerjaan harian di lapangan.
b. Mengkoordinasikan pekerjaan agar bekerja efektif dan efisien.
c. Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.
8
6. Mekanik
a. Mengelola peralatan Proyek dan kendaraan sehingga bisa menyediakan
alat-alat / kendaraan dalam jumlah yang cukup / memadai pada waktu
yang diperlukan dengan biaya murah.
b. Melakukan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan peralatan
terhadap alat-alat berat dan ringan dan pembuatan laporannya.
c. Membuat data pemakaian alat.
d. Mengoperasikan alat yang ada di proyek untuk menunjang pelaksanaan
proyek.
e. Melaksanakan kegiatan kerja di bidang peralatan / kendaraan sesuai
dengan rencana yang disyahkan.
7. Logistik
a. Mengontrol perincian bahan dan peralatan sebagaimana yang telah
direncanakan.
b. menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap bahan dan
peralatan yang ada di proyek.
9
10
11
1. Lapis Permukaan
Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Fungsi lapis permukaan meliputi:
a. Struktural :
Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang
diterima oleh perkerasan, baik beban vertikan maupun beban horizontal
(gaya geser). Untuk hal ini persyaratan yang dituntut adalah
kuat,kokoh, dan stabil.
b. Non Struktural :
1. Lapis Kedap Air, Mencegah masuknya air ke dalam lapisan
perkerasan yang ada di bawahnya.
2. Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat
berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup
3. Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia
koefisien gerak (skid resistance)yang cukup untuk menjamin
tersedianya keamanan lalu lintas.
4. Sebagai Lapisan aus, yaitu yang dapat aus selanjutnya dapat
diganti lagi dengan yang baru.
Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan,
yaitu:
1. Lapis Aus (Wearing Course)
Lapis aus (Wearing Course) merupakan bagian dari lapis
permukaan yang terletak di atas lapis antara (binder course).
2. Lapis Antara ( Binder Course)
Lapis antara (Binder Couse) merupakan bagian dari lapis
permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (base
course) dengan lapis aus (wearing course).
12
tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapisan
pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
2. Durabilitas
Aspal beton yang dimaksud agar perkerasan mempunyai daya tahan
terhadap cuaca dan beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang
mendukung durabilitas meliputi kadar aspal yang tinggi, gradasi yang
rapat, dan tingkat kepadatan yang sempurna.
15
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas yang dimaksud adalah kemampuan yang mampu
menanggulangi lendutan akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang
tanpa mengalami perubahan bentuk. Fleksibilitas perkerasan dapat dicapai
dengan menggunakan gradasi yang relatif terbuka dan penambahan kadar
aspal tertentu sehingga dapat menambah ketahanan terhadap pembebanan.
m. Jangka waktu dari proses pemadatan sampai jalan dibuka untuk lalu lintas
umum terlalu cepat.
4. Lapisan Perata
Lapisan perata adalah aspal beton yang digunakan sebagai lapisan
perata dan pembentuk penampang melintang pada permukaan jalan
lama. Semua jenis campuran aspal beton dapat digunakan, tetapi untuk
membedakan dengan campuran untuk lapisan perkerasan jalan baru.
Maka, setiap jenis campuran aspal beton tersebut ditambah huruf L
yang artinya leveling seperti AC-WC(L), AC-BC(L), AC-Base(L),
HRS-WC(L)
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan jalan terbagi
atas dua jenis yaitu:
Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Aspal Buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan
baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang
banyak mengandung aspal. Jenis dari aspal buatan antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Aspal Keras
Aspal keras bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan berupa
aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan.
Jenis aspal keras :
(a) Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan
dengan volume lalu lintas tinggi.
(b) Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan
dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan
cuaca iklim panas.
(c) Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan
dengan volume lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan
cuaca iklim dingin.
(d) Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan
dengan volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim
dingin.
2) Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime
coat) digunakan aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal
emulsi jenis CMS, MS. Untuk lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal
cair jenis RC – 70, RC – 250.
3) Aspal emulsi
21
b. Aspal Alam
Aspal alam ditemukan di Pulau Buton (Sulawesi Tenggara
Indonesia), Perancis, Swiss, dan Amerika Latin. Menurut sifat
kekerasannya aspal tersebut di atas dapat diperingkat sebagai berikut:
1) Batuan (rock asphalt)/aspal gunung ontoh aspal buton (butas) sebagai
bahan lapis keras.
2) Plastis ( Trinidad Lake Aspalt-TLA) / aspal danau.
3) Cair ( Bermuda Lake Ashalt-BLA).
3.5 Peralatan
pencampuran ini berkisar antara 160oC. Jenis AMP yang ada di lokasi
merupakan jenis AMP pencampuran drum (drum mix).
b. Motor Grader
Motor Grader merupakan sebuah alat perata yang mempunyai
bermacam-macam kegunaan. Pada umumnya grader digunakan dalam
24
b. Tandem Roller
Tandem Roller (kapasitas 8-10 ton) termasuk sebagai alat pemadatan.
Biasanya di pakai untuk penggilas akhir yang artinya fungsi alat ini adalah
untuk meratakan permukaan, tandem roller tidak digunakan untuk
permukaan keras dan tajam karena dapat merusak roda.
c. Asphalt Finisher
Alat ini berfungsi untuk menghamparkan proses material (material
yang telah diproses) dari mixing plant, dan untuk mendapatkan lapisan
yang merata. Paver dengan dengan roda ban sebaiknya digunakan jika
pengaspalan jalan alat tersebut sering di pindahkan. Sedangkan paver
dengan roda crawler akan lebih menguntungkan jika kondisi jalan yang
akan dibangun menanjak atau menurun hal ini karena crawler lebih stabil.
29
31
Sehingga memberikan suatu sifat yang kedap air dari permukaan pondasi
atas agar tidak dapat masuk yang dapat mengakibatkan hancurnya lapisan
tanah dasar pada saat lapisan permukaan belum dilapisi. Aspal panas prime
coat dihasilkan dengan memanaskan aspal penetrasi 60/70 sebanyak 30% dari
keseluruhan campuran.
Permukaan pondasi yang telah dilalui lapisan prime coat secara merat
sebenarnya tidak boleh dilalui oleh kendaraan ataupun pejalan kaki selama 24
jam karena akan menyebabkan prime coat tersebut diabaikan.
4.2.2 Pengangkutan
Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari
logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air
sabun, minyak bakar yang tipis, minyak parafin, atau larutan kapur untuk
32
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil tinjauan dan pengamatan selama kerja praktek dalam Pelaksanaan
Peningkatan Jalan Evakuasi (HRS Ke ACWC Dan Pekerjaan Trotoar), maka
penulis mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk Mendapatkan lapisan aspal yang baik maka pada saat dilapangan perlu
dilakukan pengawasan yang ketat sehingga pekerjaan yang dilakukan bisa
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Pada saat pengerjaan campuran di AMP haruslah diawasi dengan ketat, ukuran
agregat dan campuran aspal yang digunakan harus sesuai dengan pekerjaan
pengaspalan AC
39
42
Pekerjaan Pelaksanaan
AC-Base Course 0%
Lapisan Agregat A
Pekerjaan AC-BC 0%
Lapisan AC-Base
Pekerjaan AC-WC 0%
Lapisan AC-BC
DAFTAR PUSTAKA
Nabar, Darmansyah, Drs. 1998. Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat.
Palembang : Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Kartu Asistensi
2. Surat Pengajuan Judul
3. Surat Balasan KP
4. Foto Pelaksanaan
5. Jadwal Pelaksanaan