Anda di halaman 1dari 70

METODA PELAKSANAAN

PRESERVASI JALAN SOREANG – RANCABALI – CIDAUN

PT. KARYA MULTI ANUGERAH


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

INFORMASI PROYEK
Informasi Pekerjaan
Pokja : Kelompok Kerja (POKJA) Pemilihan Bidang Konstruksi Satuan Kerja Pelaksanaan
Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Jawa Barat
Alamat Pokja ULP : Jalan A.H. Nasution No. 308 A Ujungberung, Bandung
Nama Paket : Preservasi Jalan Soreang – Rancabali – Cidaun
Masa/ Jangka Waktu Pelaksanaan : 270 (Dua Ratus Tujuh Puluh) Hari Kalender
Preservasi Rekontruksi/Rehabilitasi Jalan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan : 270 (Dua Ratus Tujuh Puluh) Hari Kalender
Preservasi Rutin Jembatan : 270 (Dua Ratus Tujuh Puluh) Hari Kalender
Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2019
Total HPS : Rp. 32.323.887.000,00
Preservasi Rekontruksi/Rehabilitasi Jalan : Rp. 28.846.256.000,00
Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan : Rp. 3.344.631.000,00
Preservasi Rutin Jembatan : Rp. 133.000.000,00

Nama Penawar : PT. KARYA MULTI ANUGERAH


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi penanganan ruas jalan Soreang – Rancabali – Cidaun Propinsi Jawa Barat dengan total panjang 84,48 Km
Jalan = 84,35 Km
Jembatan = 133 m’

Lokasi Pekerjaan
Ruas Jalan Soreang – Rancabali - Cidaun

Sumber Dana
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran 2019.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

DAFTAR ITEM PEKERJAAN


DIVISI 1.UMUM
1. Mobilisasi
2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
3. Jembatan Sementara
4. Pengujian pH
5. Pengujian Okseigen terlarut (DO)
6. Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS)
7. Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS)
8. Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD)
9. Pengujian Chemical Oxygen Demand (COD)
10. Pengujian Coliform
11. Pengujian E Coli
12. Pengujian Destruksi Cu, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn
13. Pengujian Temperatir (Suhu)
14. Pengujian Parameter Kualitas Air Lainnya
15. Pengujian Vibrasi Lingkungan untuk kenyamanan dan kesehatan
16. Pengujian Tingkat Getaran Kendaraan bermptor
17. Pengujian Parameter kebisingan dan atau getaran lainnya
18. Pengujian Nox
19. Pengujian Sulfurdioksida (SO2)
20. Pengujian Karbondioksida (CO2)
21. Pengujian Hidro Carbon (HC)-CH4
22. Pengujian Total Partikulat (TSP)-Debu
23. Pengujian Timah Hitam (Pb)
24. Pengujian Parameter Udara Emisi dan Ambien Lainnya
25. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
26. Manajemen Mutu

DIVISI 2. DRAINASE
1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2. Pasangan Batu dengan Mortar
3. Gorong-gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter dalam 20 cm
4. Gorong-gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter dalam 30 cm
5. Saluran Berbentuk U tipe DS 2
6. Saluran berbentuk U tipe DS 2a (dengan tutup)
7. Beton fc’20 untuk struktur saluran beton minor
8. Baja Tulangan untuk Struktur saluran beton minor
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
1. Galian Biasa
2. Galian Batu Lunak
3. Galian perkerasan beraspal dengan cold milling machine
4. Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
5. Galian Perkerasan Berbutit
6. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
7. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
8. Selimur atau Matras Pengendali Erosi

DIVISI 4. PEKERJAAN PREVENTIF


1. Penghamparan lapis penutup bubur aspal emulsi, tipe 2, CQS-1h/qs-1h

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON EMEN


1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
2. Lapis Pondasi Agregat Kelas S

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


1. Lapis Perekat – Aspal Cair/Emulsi
2. Laston Lapis Aus (AC-WC)
3. Laston Lapis Antara (AC-BC)
4. Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
5. Bahan Anti Pengelupasan
DIVISI 7. STRUKTUR
1. Beton Struktur Fc’20 Mpa
2. Pasangan Batu
3. Bronjong dengan Kawat yg dilapisi Galvanis

DIVISI 8. PRESERVASI JEMBATAN


1. Pengecatan decoratif pada elemen struktur beton, tebal 100 pm

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Mandor
2. Pekerja Biasa
3. Dump Truck Kapasitas 3 – 4 m³
4. Truk Tangki 3000-4500 Liter
5. Loader Roda Karet 1.0 – 1.6 M3
6. Alat Penggali (Excavator)80-140 PK
7. Marka Jalan Thermoplastik (Kuning)
8. Rel Pengaman
9. Stabilisasi Dengan Tanaman
DIVISI 10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN
1. Galian Tanah pada saluran air atau loneng untuk Pemeliharaan
2. Timbunan Pilihan pada lereng tepi saluran untuk Pemeliharaan
3. Perbaikan Pasangan Batu dengan mortar
4. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas S
6. Perbaikan Campuran Aspal Panas
7. Perbaikan Pasangan Batu
8. Pengecatan Kerb pada Trotoar atau Median
9. Perbaikan Rel Pengaman
10. Pembersihan patok
11. Pembersihan Rambu
12. Pembersihan Drainase
13. Pengendalian Tanaman
14. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cisndari Bentang 29,8 m
15. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Pasir Jambu Bentang 8,6 m
16. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Ciwidey Bentang 10,3 m
17. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Rengganis Bentang 19,3 m
18. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cibadak Bentang 10,4 m
19. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cicadas Bentang 6,2 m
20. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cigede Bentang 6,2 m
21. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cipendak IV Bentang 10 m
22. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cikondang Bentang 6,2 m
23. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cipandak Bentang 26 m
DAFTAR PERALATAN MINIMAL UTAMA
No. Jenis Kapasitas Jumlah
A. PEKERJAAN REKONSTRUKSI/REHABILITASI JALAN
1 Asphalt Mixing Plant 60 T/Jam 1 Unit
2 Asphalt Finisher 10 Ton 1 Unit
3 Asphalt Sprayer 850 Liter 1 Unit
4 Whell Loader 1.0 – 1.6 M3 2 Unit
5 Tandem Roller 6 – 8 Ton 1 Unit
6 Vibratory Roller 5 – 8 Ton 2 Unit
7 Tire Roler 8-10 Ton 1 Unit
8 Truck Mixer 5 M3 5 Unit
9 Concrete Mixer 0.3 – 0.6 m3 2 Unit
10 Water Tanker 3000-4500 Ltr 1 Unit
11 Concrete Vibrator ¾ HP Ton 2 Unit
12 Jack Hammer 1.100 bpm 2 Unit
13 Compresor 4000-6500 L/M 1 Unit
14 Dump Truck 10 Ton 10 Unit
15 Flat Bed Truck with Crane 3-4 m3 1 Unit
16 Motor Grader 100 HP 1 Unit
17 Excavator 80 - 140 HP 2 Unit
18 Pick Up 2.500 cc 2 Unit
19 Asphalt Cutter 16 Inchi 1 Unit
20 Generator Set 135 KVA 1 Unit
21 Cold Milling 1.020 KVa 1 Unit
22 Water Pump 70-100 ml 1 Unit
B Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan
1 Grass Cutter 30 cc 10 Unit
2 Slurry Paver 2850 kg/mnt 1 Unit
3 Tandem Roller 2 - 4 Ton 1 Unit
4 Tamper 5.5 HP 2 Unit
5 Water Tangker 3000-4500 Ltr 1 Unit
6 Jack Hammer 1100 bpm 2 Unit
7 Compressor 4000-6500 L/M 2 Unit
8 Dump Truck 3,5 Ton 5 Unit
9 Flat Bed Truck With Crane 3 - 4 M3 1 Unit
10 Motor Grader 100 HP 1 Unit
11 Mini Excavator 0.08 M3 1 Unit
12 Pick Up 2500 cc 1 Unit
13 Generator Set 135 KVA 1 Unit
14 Asphalt Sprayer 1000 Liter 1 Unit
C. Preservasi Rutin Jembatan
1 Water Jetting 25000 psi 1 Unit
2 Jack Hammer 1100bpm 1 Unit
3 Compressor 4000-6500 L/M 1 Unit
4 Dump Truck 3,5 Ton 1 Unit
5 Tandem Roller 2 – 4 T 3 - 4 M3 1 Unit
6 Pick Up 1 – 1.5 Ton 1 Unit
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGENDALIAN TEKNIS LAPANGAN

Dalam melaksanakan pengendalian Teknis, Sebelum – Selama – Sesudah pelaksanaan pekerjaan mengacu pada :

a. Dokumen Kontrak Pekerjaan , terdiri atas :


Surat Perjanjian Pekerjaan pemborongan antara Penyedia Jasa dan Kontraktor Pelaksana yang memuat didalamnya daftar kuantitas dan harga,
gambar kontrak, spesifikasi teknis, tata cara pembayaran dan pengukuran, addendum kontrak (jika ada) dan rujukannya yaitu peraturan teknis
konstruksi dan pengadaan barang konstruksi.

b. Field Engineering (FE)/ Rekayasa Lapangan :


Field Engineering merupakan kegiatan rekayasa lapangan dengan melakukan pengukuran dan perhitungan bersama, pengecekan kesiapan
lahan, proses pengesahan Justifikasi Teknis, Shop Drawing, Proses usulan dan persetujuan material konstruksi, Quality Control Plan, Time
Schedule (Kurva-S), Test Inspection. Proses persetetujuan barang / bahan, peraturan dan perijinan yang berlaku.

c. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan


Manajemen pelaksanaan pekerjaan ini dikelola oleh tim manajemen proyek yang terdiri dari personil inti. Tim Manajemen proyek membuat
rancangan urutan pekerjaan mengacu pada denah pertahapan yang ada di dalam dokumen kontrak. Untuk selanjutnya berdasar pada urutan
pelaksanaan pekerjaan tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan item pembayaran pada daftar kuantitas dan harga. Dimaksudkan untuk
mendapatkan suatu cara pelaksanaan yang efektif dan efisien berdasarkan kondisi yang ada dengan tetap mengendalikan resiko selama
pelaksanaan pekerjaan hingga selesai.

i. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan, bahan dan tenaga yang disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode
kerja yang diterapkan.

ii. Urutan Pekerjaan


Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan dan sangat penting dan sebagai dasar untuk
memobilisasi / demobilisasi tenaga, alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan.

iii. Metode Kerja


Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan
persyaratan lain yang dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk menentukan keperluan alat,
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

material dan tenaga untuk mencapai suatu target produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian mutu
dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitmen kontrak.

iv. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)


Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu
pekerjaan yaitu Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan shop drawing, proses
pengadaan dan mobilisasi material, alat dan proses pemilihan tenaga pelaksana terampil.

v. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)


Keamanan dan keselamatan baik tenaga kerja proyek maupun pihak lain harus dijamin yaitu dengan mengadakan team K-3 proyek.

d. Pengendalian Waktu
Berdasarkan metode kerja yang telah dipilih maka baik keteraturan, produktivitas dan keperluan alat, bahan dan tenaga dapat dikendalikan
sehingga waktu yang telah dirancang juga secara otomatis dapat dikendalikan dengan benar.

e. Pemeliharaan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO)


Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen kontrak maka pekerjaan dapat diserahterimakan jika telah selesai dan
sesuai dengan persyaratan teknisnya.
Tahapan serah terima pekerjaan :
Dengan telah diterbitkannya Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor
pelaksana dibebaskan dari segala macam tuntutan.

f. Sosialisasi dan Koordinasi


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor bersama – sama konsultan pengawas dan pemilik pekerjaan beserta instansi terkait
melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat agar masyarakat bisa memahami kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga dapat
meminimalisir timbulnya konflik atau persepsi – persepsi negatif dari masyarakat.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode Sosialisasi dan Koordinasi


i. Masyarakat di Sekitar Lokasi Pekerjaan
1.1. Sosialisasi melalui media surat kabar khususnya local, selain daripada itu dapat dilakukan melalui tatap muka langsung di lokasi proyek
dengan melibatkan tokoh masyarakat setempat, perangkat desa atau kecamatan.

1.2. Hari pertemuan dipilih pada hari dimana masyarakat kurang melakukan aktivitas sehari – hari dan diinformasikan 7 (tujuh) hari
sebelum acara sosialisasi dimulai, tempatnya di balai pertemuan di tingkat Kecamatan atau di Balai Desa, dengan kata lain tempat acara
sosialisasi harus mudah dicapai tanpa menggunakan kendaraan, sehingga masyarakat dapat hadir untuk mendengarkan penjelasan.

1.3. Sosialisasi mengenai pengadaan Material Pekerjaan, Alat Kerja, dan lokasi pekerjaan

1.4. Dukungan masyarakat akan diminta secara tertulis pada saaat itu juga, yang ditandatangani oleh Kepala Desa atas nama masyarakat.

1.5. Masyarakat akan diberi kesempatan seluas – luasnya untuk menyampaikan pendapat atau pandangannya pada acara sosialisasi
tersebut.

1.6. Apabila terjadi pertentangan/perbedaan pendapat akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat dengan melibatkan berbagai unsur
terkait, termasuk tokoh masyarakat.

ii. Pada Saat Pelaksanaan / Pengaturan Lalu Lintas/ Manajemen Lalu Lintas
Secara umum, pekerjaan dilaksanakan pada lokasi dimana aktivitas lalu lintas masih berjalan keluar masuk akses ke lokasi pekerjaan.Dalam
pelaksanaan pekerjaan, lalu lintas existing tidak terganggu.
Untuk itu diperlukan langkah – langkah sebagai berikut :

2.1. Pengaturan Lalu Lintas


2.1.1. Koordinasi dengan pihak yang berwenang
Pengaturan lalu lintas dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pihak DLLAJR dan kepolisian sektor setempat,
sehingga diharapkan kelancaran lalu lintas tetap terjaga, demikian pula halnya pada saat mobilisasi / demobilisasi peralatan.

2.1.2. Petugas Bendera

19
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Petugas bendera ditempatkan di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada keluar masuk jalan
akses kerja.

2.1.3. Rambu Rambu Lalu Lintas


Rambu lalu lintas dengan material, bentuk dan dimensi mengacu pada speksifikasi teknis dan gambar kerja dibuat dengan jumlah dan
jenis sesuai dengan dokumen pelelangan dan kebutuhan di lapangan.Dalam pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan
alat pendukung lainnya seperti palu, gergaji, dll. Rambu – rambu lalu lintas ini dipasang pada lokasi pekerjaan yang bersinggungan
dengan lokasi existing / kepentingan publik / pengguna jalan.

20
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

penguasaan Lapangan
Umum
Pekerjaan secara umum akan diuraikan pada Bagan Alir Pekerjaan Secara Garis Besar Adalah memungkinkan selama tahapan pelaksanaan terjadi
perubahan terhadap hal – hal sebagai berikut :
Metode Pelaksanaan yang akan diterapkan
Sumber daya
Estimasi waktu pelaksanaan sampai selesai
Faktor yang dapat mengubah jadwal pelaksanaan konstruksi (Per item pekerjaan tidak merubah masa pelaksanaan terkontrak) antara lain :
Tambahan detail metode pelaksanaan yang dilakukan setelah design gambar kerja selesai seluruhnya
Umpan balik dari pemberi kerja dan konsultan pengawas
Kondisi aktual lapangan
Cuaca

LOKASI PEKERJAAN

21
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

DAFTAR PEKERJAAN UTAMA


PRESERVASI JALAN SOREANG – RANCABALI - CIDAUN

No. Jenis Pekerjaan Utama


A. PEKERJAAN PRESERVASI REKONSTRUKSI/REHABILITASI JALAN
1 Saluran Berbentuk U tipe DS 2
2 Lapis Pondasi Agregat Kelas S
3 Laston Lapis Aus (AC-WC)
2 Laston Lapis Antara (AC-BC)
4

B. PEKERJAAN PRESERVASI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN


1 Laston Lapis Aus (AC-WC)
2 Marka Jalan Thermoplastik (Kuning)
3 Perbaikan Campuran Aspal Panas
4 Pengendalian Tanaman

B. PEKERJAAN PRESERVASI JEMBATAN


1 Pengecatan Decoratif pada Elemen Struktur Beton, tebal 100 mp
2 Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cisondari Bentang 29,8 m
3 Pemeliharaan Kinerja Jembatan Ciwidey Bentang 10,3 m
4 Pemeliharaan Kinerja Jembatan Rengganis Bentang 19,3 m
5 Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cibadak Bentang 10,4 m
6 Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cipandak IV Bentang 10 m
7 Pemeliharaan Kinerja Jembatan Cipandak Bentang 26 m

22
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

DIVISI 1. UMUM
MOBILISASI
Pekerjaan mobilisasi ini akan segera dilakukan setelah mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari direksi pekerjaan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun item yang akan dimobilisasi diantaranya adalah :
• Peralatan Pelaksanaan Proyek
• Tenaga Kerja
• Pembuatan Direksi Kit
• Barak/Tempat Tinggal
• Gudang
• Dll

Pada pekerjaan mobilisasi ini juga dilakukan :


Pekerjaan Survey Lapangan
Pekerjaan survey lapangan ini dilaksanakan untuk mengetahui tentang kemungkinan adanya kendala-kendala di proyek yang
akan dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pekerjaan Pengukuran dan Site Planning
Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik, perlu dilakukan pengukuran ulang bersama antara Kontraktor, Direksi Lapangan dan
Konsultan, dengan menggunakan alat ukur (Theodolite dan/atau Waterpass). Dimana pada pengukuran tersebut akan
ditentukan titik Bench Mark (BM) untuk dijadikan patokan dalam menentukan titik, terutama yang berhubungan dengan
ketinggian permukaa . Pekerjaan ini juga dilaksanakan untuk mengetahui : Batas Pekerjaan, Layout dan Kondisi Lapangan
Pengecekan Perhitun an Kuantitas Pekerjaan (Field Engineering/Rekayasa Lapangan)
Pengecekan Kuantitas (Rekayasa Lapangan) akan dilaksanakan sejak awal pelaksanaan pekerjaan dengan melaksanakan kegiatan engineering, yaitu mulai
dari survey bersama dengan pihak Direksi Lapangan dan Konsultan. Dari survey tersebut akan dapat diketahui quantity/volume pekerjaan yang tepat.
Apabila terdapat perbedaan quantity yang dihitung dengan quantity yang tercantum dikontrak, maka GS akan menyampaikan kepada Direksi lapangan dan

23
mengajukan usulan perubahan quantity dimaksud untuk mendapat tanggapan dan atau persetujuan dari Direksi Lapangan. Pengecekan perhitungan
quantity dimaksud tetap akan dilakukan selama berlangsungnya proyek agar quantity pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan.
Pengecekan ketersedian fasilitas untuk menunjang pekerjaan (Air, Listrik, dll)
Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan pengecekan maupun pemasangan fasilitas saraana dan prasarana yang akan digunakan selama proses
pekerjaan berlangsung

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

Pengendalian lalu lintas atau kegiatan pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan suatu proyek, dimaksudkan untuk mengatur dan mengupayakan
pengamanan lalu lintas kendaraan di Jalan pada area yang sedang dikerjakan atau sekitar area tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Hal ini dilakukan dengan cara merencanakan, mempersiapkan, menyusun tata pemasangan sarana pengamanan lalu lintas dengan
segala perlengkapan untuk dipakai sepanjang berlangsungnya pekerjaan/proyek. Berdasarkan kondisi lapan an dan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, berikut ini disampaikan rencana pengaturan lalu lintas yang akan diterapkan.
Pengendalian lalu lintas menjadi tanggung jawab Tim Koordinator K3 yang dipimpin oleh Petugas Ahli K-3 yang bukan hanya menguasai
masalah lalu lintas saja tapi juga masalah tek ik serta langsung bertanggung jawab pada General Superinte dent. Bagian ini juga melakukan
koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak pemberi tugas tentang waktu, perubahan jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala
kemungkinan buruk yang akan terjadi. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :
a. Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas;
b. Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area;
c. Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi.

Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja, alat-alat pengatur lalu lintas akan dipasang, yaitu pada titik-titik
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peralatan/fasilitas pengatur lalu-lintas yang diperlukan antara lain sebagai berikut : Rambu perhatian
petunjuk, larangan dan sebagainya, Papan pemberitahuan, Rubber cone, Lampu – lampu, Pagar pemisah, Bendera, Baju rompi pengaman
lalulintas, Genset, Handy talky untuk komunikasi, dll.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP


1. General
Rencana pelakasanaan pekerjaan Preservasi Rehabilitasi Jalan Nasional Mertopolitan I Surabaya ini akan menimbulkan dampak Negatif
terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan penataan ruas jalan tersebut.
2. Dampak yang Akan Terjadi
Dampak yang terjadi dalam aspek lingkungan ini diperkirakan dalam tahapan sebelum pekerjaandimulai (Pra pelaksanaan) dan tahapan saat
berjalannya pekerjaan.
Pra Pelaksanaan
Bahagian dari lingkungan pekerjaan yang diperkirakan terkena dampak pembangunan jalansaat Pra Pelaksaan adalah : Pengguna Jalan.

Pelaksanaan
Bahagian dari ligkungan pekerjaan yang mengakibatkan terkena dampak lingkungan pada tahap Pelaksanaan adalah :
Akibat Utilitas, akan mengganggu aktifitas masyarakat.
Kegiatan Alat-alat berat yang sedang beroperasi.
Kegiatan pengangkutan material untuk pelaksanaan pekerjaan.
Suara alat-alat berat yang beroperasi menimbulkan kebisingan di sekitar lokasi pekerjaan.
Meningkatnya volume lalu lintas alat pengangkutan dan alat berat mengakibatkan polusidebu di sekitar lokasi pekerjaan.
Meningkatnya volume lalu lintas alat pengangkutan dan alat berat yang beroperasi di lokasipekerjaan akibat buangan asap/gas
dari alat angkut tersebut mengakibatkan polusi udara.

Selain yang tersebut di atas dampak positif yang timbul pada sekitar daerah lokasi pekerjaan antaralain :
Terbukanya lapangan kerja
Terbukanya kesempatan usaha baru untuk berjualan disekitar lokasi PelaksanaanPekerjaan. Kedua hal tersebut di atas dapat
meningkatkan pendapatan ekonomimasyarakat sekitar proyek.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

MANAGEMEN MUTU

Pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baik SDM, material, peralatan, sarana kerja, proses dan
subkontraktor dengan rincian sebagai berikut :
a. SDM (Sumber Daya Manusia)
− Memilih SDM yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman dalam bidangnya
− Melakukan kegiatan pelatihan, pelaporan secara berkala
b. Material
− Memilih Supplier dengan kualitas material yang baik
− Melakukan Kegiatan Pengujian
− Menyusun SOP terkait cara penyimpanan, perawatan maupun penggunan material
− Memeliki sistem jadwal yang baik dalam evaluasi dan pelaporan.
c. Peralatan
− Melakukan Inventaris terhadap peralatan yang akan digunakan
− Melakukan pengetesan dan pengujian peralatan yang akan digunakan
− Memliki Operator Alat yang berpengalaman
− Adanya SOP terkait penyediaan bahan bakar, suku cadang, servis rutin
− Adanya Monitoring dan Pelaporan

d. Proses Pekerjaan
− Melakukan Pekerjaan sesuai dengan metodologi atau SOP yang telah ditentukan
− Bahan Material yang akan digunakan yang didapat dari supplier (pihak ketiga) harus selalu dilengkapi dengan JOB MIX sesuai
dengan komposisi yang dipersyaratkan
− Untuk Pekerjaan Aspal maka dilakukan pengetesan awal (Trial Mix) pada lokasi pekerjaan sesuai dengan arahan direksi
pekerjaan.
− Setiap pelaksanaan pekerjaan dilengkapi dengan Request For Work, Request For Check dan Uji Kualitas Mutu Pekerjaan
Adanya Proses Monitoring dan Pelaporan secara berkala.

24
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

DIVISI 2. DRAINASE
GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR
Uraian
Pekerjaan ini termasuk pekerjaan galian tanah untuk membuat saluran/selokan air , baik itu untuk pembukaan saluran baru pada area pekerjaan atau untuk
pembentukan kembali saluran drainase yang telah rusak pada lokasi pekerjaan
Peralatan yang digunakan
• Excavator
• Dump Truck
• Alat bantu

Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
- Tukang
Tahapan Pekerjaan
• Lokasi / Titik Pekerjaan yang akan digali harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan
• Pada area disekeliling galian dipasang rambu-rambu lalu lintas peringatan dan pagar pembatas sehingga area pekerjaan yang akan digali steril
• Penggalian dilakukan dengan Alat berat (Excavator) dengan dimensi panjang dan lebar sesuai yang dipersyaratkan oleh direksi pekerjaan.
• Material tanah hasil galian diangkut kedalam Dump Truck kemudian dibuang/disimpan pada tempat yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan.
• Hasil galian dirapihkan dengan alat bantu menggunakan tenaga manusia

25
PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Alat yang digunakan :

Concrete mixer
Water tank truck
Alat bantu lainnya

Tahapan kegiatan dalam pekerjaan ini meliputi :


Pekerja membuat campuran mortar dari semen, pasir dan air dengan menggunakan alat concrete mixer.
Batu belah yang akan dipasang, dibersihkan dari kotoran kemudian disusun sedemikian rupa, untuk melekatkan batu belah satu dengan yang
lainnya digunakan campuran mortar yang telah disiapkan.
Dilakukan pembersihan dan perapihan serta pengukuran (opname) hasil pekerjaan.

SALURAN BERBENTUK U TIPE DS 2

Bahan :
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat kasar
- Form works
- Paku
- Besi Beton
- Kawat Beton
-

Peralatan :
- Beton Mixer
- Water Tanker
- Concrete Vibrator
- Alat Bantu
Tenaga Kerja :
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

Uraian Pekerjaan :
Pekerjaan saluran berbentuk U Type Ds-2 dimulai dengan penggalian dan persiapan lokasi saluran sesuai dengan elevasi dan dimensi. Penggalian
dapat menggunakan alat berat (Excavator) dibantu dengan alat bantu.

BETON K250 (FC’20) UNTUK STRUKTUR DRAINASE BETON MINOR


Mengerjakan beton bertulang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui garis elevasi, kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar tempat yang akan di cor beton
siap saat akan dilaksanakan.
Bahan yang di gunakan : Tenaga Kerja :
Semen - Mandor
Pasir Beton - Pekerja
Agregat Kasar - Tukang
Kayu Perancah
Paku

Uraian Pekerjaan :

a. Komposisi / Campuran Beton

Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air seperti sesuai dengan spesifikasi
Untuk mutu campuran yang direncanakan, diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang
diisyaratkan, banyaknya semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix formula.
b. Mengaduk

Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan perbandingan volume yang didapat dari hasil Mix Design dan harus mencapai
kuat desak minimum sesuai yang diisyaratkan.
Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk air
dalam jumlah yang penuh ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi tertentu mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan
direksi.

c. Cetakan (Kayu Perancah / Bekisting)

Kayu yang digunakan sebagai bahan cetakan adalah kayu Kelas III yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mendapatkan kekuatan yang
maksimum dan untuk acuan menggunakan kayu papan.
Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan ukuran beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti yang
ditetapkan direksi.
Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Semua cetakan yang dibangun harus kuat, alat dan usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan tanpa merusak permukaan dari
permukaan beton yang telah selesai harus tersedia.
Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton
Penyangga beton harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan
pengecoran.

d. Pengecoran

Beton dicor setelah semua cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekatnya dan pengikatan selesai dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian, sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang dapat menyebabkan perubahan nilai Slump.
Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.

30
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang mudah diangkat/ diletakan dengan alat-alat lainnya.
Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup rapat pada
semua permukaan beton dari cetakan dan material yang digunakan.
Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat penggetar tipe immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran
permenit.

e. Pengujian Beton

Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai dengan prosedur yang diisyaratkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia jasa harus melakukan Slump Test pada waktu menuangkan beton. Slump test harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100
mm.
Percobaan beton dari bahan batu dankandungan air harus dilakukan sesuai prosedur standar, khusus untuk beton kubus dibentuk cetakan 150
mm kubus.
Kontraktor harus membuat catatan – catatan pengujian untuk tiap pengujian.

f. Pemelihaan beton

Beton dipelihara dengan menyiram dengan air secukupnya sampai benton mencapai kuat tekan yg disyaratkan.
Pembongkaran Bekisting setelah beton mencapai kuat tekan minimal 75%.

31
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAJA TULANGAN UNTUK STRUKTUR DAN DRAINASE BETON MINOR


Merupakan baja tulangan bentuk dengan baja mutu sedang. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada acuan
cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Bahan :
Baja Tulangan
Kawat Beton

Uraian Pekerjaan
• Pengajuan Kesiapan Kerja
1. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan harus disediakan oleh kontraktor untuk mendapat
persetujuan dari direksi lapangan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan tersebut dan diagram pembengkokan disetujui.
2. Persetujuan atas Daftar Pesanan dan Diagram Pembengkokan dalam segala hal tidak membebaskan kontraktor atas tanggung
jawabnya dari daftar dan diagram tersebut.
Kondisi Tempat Kerja & Perlindungan Bahan
1. Tulangan disimpan di tempat kerja dalam ikatan, diberi label dan ditandai dengan label logam yang menunjukan ukuran batang,
panjang dan informasilainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukan pada diagram tulangan.
2. Baja tulangan di tempatkan ditempat yang baik sedemikian untuk mencagah distorsi, kontaminasi, korosi atau kerusakan.

• Pembengkokan Baja Tulangan


1. Baja Tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai ukuran dan gambar rencana, dengan menggunakan alat bantu.
2. Bilamana terjadi kesalahan membengkokan baja tulangan, batang tulangan tidak boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa
persetujuan direksi pekerjaan atau yang sedemikian akan merusak atau melemahkan bahan.
3. Sambungan dan persilangan diikat dengan menggunakan kawat ikat baja.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

32
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap
pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


GALIAN PERKERASAN BERASPAL DENGAN COLD MILLING MACHINE
Peralatan yang digunakan :
- Cold Milling Machine
- Dump Truck
- Alat Bantu
Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
- Tukang
Tahapan Pekerjaan :
Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan menggunakan Cold
MillingMachine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).
Proses Penggalian :
- Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.

- Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian
- Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau
a lunak atau kotor atau
tidakmemenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dibuang dandiganti dengan timbunan yang memenuhi syarat.
- Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpaipada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah
dasaruntuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa ataupondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm
lebih dalamsampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batuyang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dansemua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harusdibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh
dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang memenuhi syarat dandipadatkan.
- Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakanjika tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
suatupenggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Peledakan dilarang danpenggalian batu dilakukan dengan cara lain, jika, peledakan
tersebutberbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya.
- Kontraktor harus menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavymesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan dan
pekerjaanselama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasiwaktunya.
Penggalian batu harus dilakukansedemikian, apakah denganpeledakan atau cara lainnya, sehinggatepi-tepi potongan harus dibiarkanpada kondisi
yang aman dan seratamungkin. Batu yang lepas ataubergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahayaterhadap pekerjaan atau
orang, harus dibuang, baik terjadi padapemotongan batu yang baru maupun yang lama.

GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE


Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal tanpa menggunakan Cold Milling Machine
(mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).
Peralatan yang digunakan : Tenaga Kerja :
Jack Hammer
Compressor - Mandor
Dump Truck - Pekerja
Alat Bantu

Tahapan Pekerjaan :
• Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan sementara dari papan sebagai pedoman pelaksanaan
dilapangan yang telah disetujui oleh Direksi dan konsultan Pekerjaan dipandu oleh patok- Patok yang benar.
• Perkerasan yang dibongkar umumnya adalah pekerjaan jalan dilakukan dengan menggunakan jack hammer dan di muat ke dalam
truck secara manual.
• Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi yang telah di tentukan.
• Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat
yang telah disetujui, dan Lokasi yang digali tidak melebihi dan yang di instruksikan oleh Direksi Pekerjaan

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


1. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS S
Bahan : Peralatan:
Agregat Kelas S Wheel Loader
Dump Truck
Motor Grader
Tandem Roller
Water Tank Truck
Alat Bantu
Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
- Tukang

Uraian Pekerjaan:
a) Memproduksi material sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi yaitu mengenai ukuran, gradasinya dan persyaratan teknis lainnya.
b) Campuran terdiri dari agregat kasar dan agregat halus produksi mesin pemecah batu dengan perbandingan sesuai spesifikasi.
c) Material dipersiapkan dan ditampung diBaseCamp kemudian dimuat ke dalam Dump Truck dan diangkut kelokasi pekerjaan untuk dihampar.
d) Penyiapan lokasi pekerjaan yang akan dihampar agregat.
e) Material yang datang kelokasi pekerjaan dihampar dan dibentuk menggunakan Motor Grader sesuai ketebalan yang disyaratkan. f)
Dipadatkan menggunakan Vibratory Roller hingga dicapai kepadatan yang disyaratkansesuaispesifikasi.
g) Selama pemadatan berlangsung, dilakukan penyiraman air menggunakanWater Tank Truck.
h) Selama pemadatan sekelompok pekerjaakan merapikan tepi hamparan dan level permukaan menggunakan alat bantu. i)
Dilakukan pengujian untuk mengetahui kepadatan hasil hamparan material.
j) Perapian dan perawatan hasil pekerjaan
DIVISI 5. PEKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
DIVISI 6. PEKERASAN ASPAL
LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL EMULSI DAN LAPIS PEREKAT – ASPAL EMULSI
Sebelum Laston Lapis Aus (AC-WC) dihampar, untuk merekatkan antara existing dengan hotmix baru, digunakan bahan lapis perekat yang disemprotkan
dengan menggunakan aspal sprayer. Bahan lapis perekat juga digunakan untuk merekatkan antara Laston Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Aus (AC-
WC)

Tenaga Kerja :

- Mandor
- Pekerja

Bahan yang digunakan

Aspal
Kerosene

Peralatan yang digunakan :


- Asphalt Distributor
- Compressor

Uraian Pekerjaan :
- Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
- Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan air Compressor.
- Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dengan komposisi sesuai spesifikasi dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
- Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Spayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.
- Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test di lokasi pekerjaan
39
LASTON LAPIS AUS (AC-WC)(T = 4 CM)
Bahan :
Agregat Lolos screen2 ukuran ( 9.5 - 19,0)
Agregat Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5)
Aspal

Peralatan :
Wheel Loader
AMP
Genset
Dump Truck
Asphalt Finisher
Tandem Roller
P. Tyre Roller
Alat Bantu

Pekerjaan ini mencakup pencampuran material hotmix Laston Lapis Aus (AC-WC) di unit pencampuran Aspal (AMP), transportasi,
penghamparan dan pemadatan, baik diatas pondasi maupun diatas permukaan jalan lama yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi.

Tahapan Pekerjaan :

Pekerjaan persiapan
Pengukuran dan pematokan
Mengajukan contoh material yang akan digunakan berikut sumber material serta hasil test material tersebut.
Membuat Rumus Rancangan Campuran (DMF)
Pembutan Trial Mix di AMP dan dilapangan
Pengadaan Material
Mobilisasi alat dan tenaga kerja
Pembaruan & pengaturan Lalu Lintas

Setelah Rumus Rancangan Campuran (DMF) dibuat maka dilanjutkan dengan membuat Rumus Perbandingan Campuran (JMF)
di laboratorium / unit AMP dan Trial lapangan sampai dengan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
Mixing dan Pemeriksaan Hotmix
Pencampuran aspal dilaksanakan di Unit AMP. Komposisi pencampuran sesuai dengan hasil Job Mix Formula (JMF) yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.Suhu sewaktu pencampuran di Unit AMP antara 150 - 160º C atau sesuai instruksi Direksi
Lapangan.Sebelum diangkut ke lapangan menggunakan Dump Truck, Hotmix diperiksa dan ditimbang dahulu, dari setiap Truck
diambil contoh benda uji untuk di ekstraksi diLaboratorium.
Pembersihan Lokasi
Pekerjaan persiapan alat dan
tenaga
Lapisan kotoran yang tidak bisa hilang dengan kompressor dibersihkan dengan
manual.
Pembersihan lahan dilakukan sebelum pelapisan Lapis Perekat, hal ini dilakukan untuk membersihkan lahan dari kotoran dan
material lepas yang ada diatas lahan yang akan dikerjakan.
Setelah dilakukan pembersihan lahan, dilakukan pemberian tanda pada existing sebagai batas tahapan pelapisan Lapis
Perekat.
Tahap pertama dilakukan dari sisi dalam dan kedua dilakukan pada sisi luar.
dst

Penyemprotan Prime Coat / Tack Coat


Setelah pembersihan lahan dilakukan penyemprotan Prime Coat yang langsung diatas agregat dan Tack Coat diatas Aspal Lama
atau
Baru, pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan Asphalt Sprayer.
Selama pelaksanaan pekerjaan pelapisan Prime Coat dan Tack Coat dilakukan pengetesan ketebalan Prime Coat atau Tack
Coat dengan menggunakan Paper Test yang dilakukan setiap jarak 35 m.

Hauling/Angkutan
Setelah Dump Truck selesai ditimbang, material Campuran Aspal harus ditutup dengan terpal. Penutupan dengan terpal tersebut
untuk
menjaga suhu agar dapat dipertahankan dan untuk menghindari terkena air apabila
hujan.
Jumlah kendaraan Dump Truck untuk mengangkut Campuran Aspal disesuaikan dengan kapasitas produksi AMP, jarak angkut serta
kondisi diperjalanan, kondisi di lapangan dan schedule pelaksanaan. Suhu pemasokan dari Dump Truck ke Aspal Finisher antara 110º C
s/d 150º C.

Paving/Penghamparan
Penghamparan dilaksanakan setelah pekerjaan persiapan seperti : Rambu– rambu, pengaturan lalu lintas, peralatan, tenaga kerja dan
patok batas penghamparan telah siap di lapangan dan lokasi telah dihampar lapis perekat coating, suhu antara 125º C - 145º C
Penghamparan dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju ke lajur yang lebih tinggi, apabila pekerjaan tersebut lebih dari satu lajur.
Perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan lajur yang bersebelahan pada setiap hari penghamparan dibuat
seminimal mungkin.
Penghamparan dilaksanakan pada siang hari pada kondisi cuaca terang / baik dan apabila dilaksanakan pada malam hari maka
disediakan lampu penerangan secukupnya.
Ketebalan hamparan diatur pada alat Asphalt Finisher sesuai dengan ketebalan yang ditentukan. Apabila tebal hamparan lebih dari
satu lapis maka toleransi ketebalan harus memenuhi persyaratan dalam Spesifikasi.
Untuk mengetahui kerataan permukaan hasil hamparan, maka permukaan diukur dengan mistar lurus panjang ± 3.00 m¹ yang
diletakan diatas sumbu jalan, perbedaan setiap dua titik pada penampang melintang tidak lebih dari 5 mm atau yang disyaratkan
dalam Spesifikasi.

Pemadatan
Setelah Campuran Aspal dihampar dan seluruh permukaan dinyatakan rata dan tidak segregasi atau cacat maka selanjutnya dilakukan
pemadatan.

Tahapan pemadatan :
Pemadatan awal (Break Down) :
Dengan Roda Baja / Tandem Roller, jumlah lintasan setiap titik perkerasan adalah 2 lintasan, suhu antara 125º C - 145º C
Pemadatan ke dua :
Dengan alat pemadat roda karet, jumlah lintasan disesuaikan dengan hasil percobaan / trial dilapangan, suhu pada pemadatan kedua
antara 100ºC - 125ºC.
Pemadatan ke tiga (akhir) :
Dengan alat pemadat Roda Baja tanpa penggetar / Vibrator.Pemadatan pada sambungan melintang antara campuran aspal lama
dengan yang baru menggunakan alat pemadat Roda Baja/Tandem Roller atau alat pemadat lain yang disetujui Direksi
Pekerjaan.Untuk menghindari penggeseran sewaktu pemadatan, maka setiap akhir melintang dan tepi hamparan diberi kaso dengan
ketebalan disesuaikan.
dengan tebal rencana.Sewaktu pemadatan, alat pemadat selalu dibasahi dengan air secukupnya. Pemadatan dimulai dari tempat
sambungan memanjang kemudian dari tepi luar selanjutnya pemadatan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke
arah sumbu jalan. Untuk super elevasi di tikungan dimulai dari tempat terendah menuju ke arah yang lebih tinggi.
Kecepatan alat pemadat :
- Untuk roda baja maximum 4 km/jam
- Untuk roda karet maximum 10 km/jam
Pengendalian Mutu
Pengambilan benda uji dilakukan di unit pencampuran aspal (AMP) dan di lokasipekerjaan. Proses pengujian sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Pengambilan benda uji dilapangan dengan cara di Core dengan memakai mesin Bor Ø 4'' atau sesuai
kebutuhan, dengan maksud untuk mengetahui ketebalan lapisan dibandingkan dengan tebal rencana dan benda uji tersebut selanjutnya
diekstraksi lebih lanjut di laboratorium.Pengambilan benda uji inti (core) minimal dua titik pengujian setiap penampang melintang per
lajur atau sesuai instruksi Direksi Pekerjaan. Toleransi elevasi permukaan untuk penampang melintang dari setiap lajur lalulintas,
dilaksanakan minimum tiga titik yang diukur melintang setiap 12,50 meter memanjang. Hasil pengujian pengendalian mutu dilaporkan
secara tertulis setiap hari produksi kepada Direksi Pekerjaan

LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC)

Pekerjaan ini mencakup pencampuran material hotmix Laston Lapis Antara (AC-BC ) di unit pencampuran Aspal (AMP), transportasi, penghamparan
dan pemadatan, baik diatas pondasi maupun diatas permukaan jalan lama yang telahdisiapkan sesuai dengan Spesifikasi.
Tahapan Pekerjaan :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pengukuran dan pematokan
3. Mengajukan contoh material yang akan digunakan berikut sumber material serta hasil test material tersebut.
4. Membuat Rumus Rancangan Campuran (DMF)
5. Pembutan Trial Mix di AMP dan dilapangan
6. Pengadaan Material
7. Mobilisasi alat dan tenaga kerja
8. Pembaruan & pengaturan Lalu Lintas

Setelah Rumus Rancangan Campuran (DMF) dibuat maka dilanjutkan denganmembuat Rumus Perbandingan Campuran (JMF) di laboratorium / unit AMP
danTrial lapangan sampai dengan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

1. Mixing dan Pemeriksaan Hotmix


Pencampuran aspal dilaksanakan di Unit AMP. Komposisi pencampuransesuai dengan hasil Job Mix Formula (JMF) yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.Suhu sewaktu pencampuran di Unit AMP antara 150 - 160º C atausesuai instruksi Direksi Lapangan.Sebelum diangkut ke
lapangan menggunakan Dump Truck, Hotmix diperiksa dan ditimbang dahulu, dari
setiap Truck diambil contoh benda uji untuk di ekstraksi diLaboratorium.

2. Pembersihan Lokasi
- Pekerjaan persiapan alat dan tenaga
- Lapisan kotoran yang tidak bisa hilang dengan kompressor dibersihkan dengan manual.
- Pembersihan lahan dilakukan sebelum pelapisan Lapis Perekat, hal ini dilakukan untuk membersihkan lahan dari kotoran dan material lepasyang
ada diatas lahan yang akan dikerjakan.
- Setelah dilakukan pembersihan lahan, dilakukan pemberian tanda padaexisting sebagai batas tahapan pelapisan Lapis Perekat.
- Tahap pertama dilakukan dari sisi dalam dan kedua dilakukan pada sisiluar. dst

3. Penyemprotan Prime Coat / Tack Coat


- Setelah pembersihan lahan dilakukan penyemprotan Prime Coat yanglangsung diatas agregat dan Tack Coat diatas Aspal Lama atau
Baru,pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan Asphalt Sprayer.
- Selama pelaksanaan pekerjaan pelapisan Prime Coat dan Tack Coatdilakukan pengetesan ketebalan Prime Coat atau Tack Coat
denganmenggunakan
Paper Test yang dilakukan setiap jarak 35 m.
4. Hauling/Angkutan
Setelah Dump Truck selesai ditimbang, material Campuran Aspal harus ditutup dengan terpal. Penutupan dengan terpal tersebut untuk menjagasuhu
agar dapat dipertahankan dan untuk menghindari terkena air apabilahujan. Jumlah kendaraan Dump Truck untuk mengangkut Campuran
Aspaldisesuaikandengan kapasitas produksi AMP, jarak angkut serta kondisidiperjalanan, kondisi di lapangan dan schedule pelaksanaan. Suhupemasokan
dari Dump Truck ke Aspal
5.
Paving/Penghamparan
- Penghamparan dilaksanakan setelah pekerjaan persiapan seperti : Rambu– rambu, pengaturan lalu lintas, peralatan, tenaga kerja danpatok
batas penghamparan telah siap di lapangan dan lokasi telahdihampar lapis perekat coating.
- Penghamparan dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju ke lajuryang lebih tinggi, apabila pekerjaan tersebut lebih dari satu lajur.
- Perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satudengan lajur yang bersebelahan pada setiap hari penghamparandibuat
seminimal mungkin.
- Penghamparan dilaksanakan pada siang hari pada kondisi cuacaterang / baik dan apabila dilaksanakan pada malam hari makadisediakan lampu
penerangan secukupnya.
- Ketebalan hamparan diatur pada alat Asphalt Finisher sesuai denganketebalan yang ditentukan. Apabila tebal hamparan lebih dari satulapis
maka toleransi ketebalan harus memenuhi persyaratan dalamSpesifikasi.
- Untuk mengetahui kerataan permukaan hasil hamparan, makapermukaan diukur dengan mistar lurus panjang ± 3.00 m¹ yangdiletakan diatas
sumbu jalan, perbedaan setiap dua titik pada penampang melintang tidak lebih dari 5 mm atau yang disyaratkandalam Spesifikasi.

1. `Pemadatan
Setelah Campuran Aspal dihampar dan seluruh permukaan dinyatakan ratadan tidak segregasi atau cacat maka selanjutnya dilakukan
pemadatan. Tahapan pemadatan :
- Pemadatan awal (Break Down) :
Dengan Roda Baja / Tandem Roller, jumlah lintasan setiap titik perkerasanadalah 2 lintasan, suhu antara 125º C - 145º C
- Pemadatan ke dua :
Dengan alat pemadat roda karet, jumlah lintasan disesuaikan dengan hasilpercobaan / trial dilapangan, suhu pada pemadatan kedua antara 100ºC -
125ºC.
- Pemadatan ke tiga (akhir) :
Dengan alat pemadat Roda Baja tanpa penggetar / Vibrator.Pemadatan padasambungan melintang antara campuran aspal lama dengan yang
barumenggunakan alat pemadat Roda Baja/Tandem Roller atau alat pemadat lainyang disetujui Direksi Pekerjaan.Untuk menghindari
penggeseran sewaktupemadatan, maka setiap akhir melintang dan tepi hamparan diberi kasodengan ketebalan disesuaikan.dengan tebal
rencana.Sewaktu
pemadatan, alat pemadat selalu dibasahidengan air secukupnya. Pemadatan dimulai dari tempat sambunganmemanjang kemudian dari tepi luar

selanjutnya pemadatan dilakukan sejajardengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan. Untuk superelevasi di tikungan dimulai dari
tempat terendah menuju ke arah yang lebihtinggi.

- Kecepatan alat pemadat :


o Untuk roda baja maximum 4 km/jam
o Untuk roda karet maximum 10 km/jam

- Pengendalian Mutu
Pengambilan benda uji dilakukan di unit pencampuran aspal (AMP) dan dilokasipekerjaan. Proses pengujian sesuai dengan yang disyaratkan
dalamSpesifikasi. Pengambilan benda uji dilapangan dengan cara di Core denganmemakai mesin Bor Ø 4'' atau sesuai kebutuhan, dengan maksud
untukmengetahui ketebalan lapisan dibandingkan dengan tebal rencana dan bendauji tersebut selanjutnya diekstraksi lebih lanjut di
laboratorium.Pengambilanbenda uji inti (core) minimal dua titik pengujian setiap penampang melintangper lajur atau sesuai instruksi Direksi
Pekerjaan. Toleransi elevasi permukaanuntuk penampang melintang dari setiap lajur lalulintas, dilaksanakan minimumtiga titik yang diukur
melintang setiap 12,50 meter memanjang. Hasil pengujianpengendalian mutu dilaporkan secara tertulis setiap hari produksi kepadaDireksi Pekerjaan.
LASTON LAPIS PONDASI (AC-BASE)

Bahan :
Agregat Lolos screen2 ukuran ( 9.5 - 19,0)
Agregat Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5)
Aspal

Peralatan :
Wheel Loader
AMP
Genset
Dump Truck
Asphalt Finisher
Tandem Roller
P. Tyre Roller
Alat Bantu

Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Uraian:
Laston Lapis Pondasi (AC-BASE) digunakan sebagai lapis penutup aspal yang berfungsi sebagai Sub Base, campuran aspal, sehingga efektif
pada suhu panas.
Pekerjaan ini mencakup pencampuran material hotmix di unit pencampuran Aspal (AMP), transportasi, penghamparan dan
pemadatan, baik diatas pondasi maupun diatas permukaan jalan lama yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi.

Tahapan Pekerjaan :
Pekerjaan Persiapan
Pengukuran dan pematokan
Mengajukan contoh material yang akan digunakan berikut sumber material serta hasil test material tersebut.
Membuat Rumus Rancangan Campuran (DMF)

Pembuatan Trial Mix di AMP dan dilapangan


Pengadaan material
Mobilisasi alat dan tenaga kerja
Perambuan & pengaturan lalu lintas

Setelah Rumus Rancangan Campuran (DMF) dibuat maka dilanjutkan dengan membuat Rumus Perbandingan Campuran (JMF) di
laboratorium / unit AMP dan Trial lapangan sampai dengan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

Mixing dan Pemeriksaan Hotmix


Pencampuran aspal dilaksanakan di Unit AMP. Aspal Modifikasi disimpan dalam tank khusus dengan waktu tidak lebih dari 3 hari untuk
selanjutna di campur (Spesifikasi Rev 3 Thn. 2010) Komposisi pencampuran sesuai dengan hasil Job Mix Formula (JMF) yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.Suhu sewaktu pencampuran di Unit AM sesuai instruksi Direksi Lapangan.Sebelum diangkut ke lapangan
menggunakan Dump Truck, Hotmix diperiksa dan ditimbang dahulu, dari setiap Truck diambil contoh benda uji untuk di ekstraksi
diLaboratorium.
Pembersihan lokasi
Urutan Pekerjaan :
Pekerjaan persiapan alat dan tenaga
Lapisan kotoran yang tidak bisa hilang dengan kompressor dibersihkan dengan manual
Pembersihan lahan dilakukan sebelum pelapisan Lapis Perekat, hal ini dilakukan
untuk membersihkan lahan dari kotoran dan material lepas yang ada diatas
52
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
lahan yang akan dikerjakan.
Setelah dilakukan pembersihan lahan, dilakukan pemberian tanda pada existing
sebagai batas tahapan pelapisan Lapis Perekat.
Tahap pertama dilakukan dari sisi dalam dan kedua dilakukan pada sisi luar. dst.

Penyemprotan Prime Coat / Tack Coat


Urutan Pekerjaan :
Setelah pembersihan lahan dilakukan penyemprotan Prime Coat yang langsung diatas agregat dan Tack Coat diatas Aspal Lama atau
Baru, pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan Asphalt Sprayer.
Selama pelaksanaan pekerjaan pelapisan Prime Coat dan Tack Coat dilakukan pengetesan ketebalan Prime Coat atau Tack Coat dengan
menggunakan Paper Test yang dilakukan setiap jarak 35 m.

Hauling/Angkutan
Setelah Dump Truck selesai ditimbang, material Campuran Aspal harus ditutup dengan terpal. Penutupan dengan terpal tersebut untuk
menjaga suhu agar dapat dipertahankan dan untuk menghindari terkena air apabila hujan.
Jumlah kendaraan Dump Truck untuk mengangkut Campuran Aspal disesuaikan dengan kapasitas produksi AMP, jarak angkut serta
kondisi diperjalanan, kondisi di lapangan dan schedule pelaksanaan. Suhu pemasokan dari Dump Truck ke Aspal Finisher antara 130º C
s/d 150º C.

Paving/Penghamparan

Penghamparan dilaksanakan setelah pekerjaan persiapan seperti : Rambu– rambu, pengaturan lalu lintas, peralatan, tenaga kerja dan
patok batas penghamparan telah siap di lapangan dan lokasi telah dihampar lapis perekat coating , suhu antara 125º C - 145º C
Penghamparan dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju ke lajur yang lebih tinggi, apabila pekerjaan tersebut lebih dari satu lajur.
Perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan lajur yang bersebelahan pada setiap hari penghamparan dibuat
seminimal mungkin.
Penghamparan dilaksanakan pada siang hari pada kondisi cuaca terang / baik dan apabila dilaksanakan pada malam hari maka
disediakan lampu penerangan secukupnya.
Ketebalan hamparan diatur pada alat Asphalt Finisher sesuai dengan ketebalan yang ditentukan. Apabila tebal hamparan lebih dari satu
lapis maka toleransi ketebalan harus memenuhi persyaratan dalam Spesifikasi.
Untuk mengetahui kerataan permukaan hasil hamparan, maka permukaan diukur dengan mistar lurus panjang ± 3.00 m¹ yang diletakan
diatas sumbu jalan, perbedaan setiap dua titik pada penampang melintang tidak lebih dari 5 mm atau yang disyaratkan dalam
Spesifikasi.
Pemadatan
Setelah Campuran Aspal dihampar dan seluruh permukaan dinyatakan rata dan tidak segregasi atau cacat maka selanjutnya dilakukan
Pemadatan.

53
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tahapan pemadatan :

Pemadatan awal (Break Down) :


Dengan Roda Baja / Tandem Roller, jumlah lintasan setiap titik perkerasan adalah 2 lintasan, suhu antara 125º C - 145º C

Pemadatan ke dua :
Dengan alat pemadat roda karet, jumlah lintasan disesuaikan dengan hasilpercobaan / trial dilapangan, suhu pada pemadatan kedua antara
100ºC - 125ºC.

Pemadatan ke tiga (akhir) :


Dengan alat pemadat Roda Baja tanpa penggetar / Vibrator.Pemadatan pada sambungan melintang antara campuran aspal lama
denganyang baru menggunakan alat pemadat Roda Baja/Tandem Roller atau alatpemadat lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.Untuk
menghindari penggeseran sewaktu pemadatan, maka setiap akhirmelintang dan tepi hamparan diberi kaso dengan ketebalan disesuaikan
dengan tebal rencana.Sewaktu pemadatan, alat pemadat selalu dibasahi dengan air secukupnya. Pemadatan dimulai dari tempat sambungan
memanjang kemudian dari tepi luar selanjutnya pemadatan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan.
Untuk super elevasi di tikungan dimulai dari tempat terendah menuju ke arah yang lebih tinggi.
Kecepatan alat pemadat :
Untuk roda baja maximum 4 km/jam
Untuk roda karet maximum 10 km/jam
Pengendalian Mutu

Pengambilan benda uji dilakukan di unit pencampuran aspal (AMP) dan di lokasipekerjaan. Proses pengujian sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Pengambilan benda uji dilapangan dengan cara di Core dengan memakai mesin Bor Ø 4'' atau sesuai
kebutuhan, dengan maksud untuk mengetahui ketebalanlapisan dibandingkan dengan tebal rencana dan benda uji tersebut selanjutnya
diekstraksi lebih lanjut di laboratorium.Pengambilan benda uji inti (core) minimal dua titik pengujian setiap penampangmelintang per lajur
atau sesuai instruksi Direksi Pekerjaan. Toleransi elevasi permukaanuntuk penampang melintang dari setiap lajur lalulintas, dilaksanakan
minimum tiga titik yang diukur melintang setiap 12,50 metermemanjang. Hasil pengujian pengendalian mutu dilaporkan secara tertulis
setiaphari produksi kepada Direksi Pekerjaan

SLURRY SEAL

Pembersihanlapisanpermukaanyangakan diaplikasikanSlurrySealtermasukpenambalanbagian yangberlubang


PembuatanGarisbatasawaldanakhirpelaksanaan aplikasiSlurrySeal
Pelaksanaanaplikasiaspalemulsipadapermukaan perkerasan

54
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PelaksanaanAplikasibuburaspal(slurry)
Pelaksanaanpemadatan(rolling)
Bahan yang di gunakan : Tenaga Kerja :
Chips atau agregat
Bahan Pengisi/Filler - Mandor
Latex Modifier - Pekerja
Aspal Emulsi - Tukang
Bahan Tambah
• Aplikasiaspalpengikat(aspalemulsi,
aspalkaret,aspalpanas)
• Aplikasipenyebaranagregat,pemadatan

Max.9,5mm
LHRrendah,sedang,dantinggi
Perbedaanadapadausialayanan

55
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

DIVISI 7. STRUKTUR
BETON MUTU SEDANG FC’ 20 MPA
Mengerjakan beton bertulang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui garis elevasi, kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini
mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar tempat
yang akan di cor beton siap saat akan dilaksanakan.

Bahan yang di gunakan :


Semen
Pasir Beton
Agregat Kasar
Kayu Perancah
Paku

uraian Pekerjaan :

a. Komposisi / Campuran Beton

Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air seperti sesuai dengan spesifikasi
Untuk mutu campuran yang direncanakan, diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik
yang diisyaratkan, banyaknya semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix formula.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketentuan yang cukup untuk menetapkan danmengawasi
jumlah dari masing-masing pembentuk beton.

b. Mengaduk

Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan perbandingan volume yang didapat dari hasil Mix Design dan harus
mencapai kuat desak minimum sesuai yang diisyaratkan.
Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali
untuk air dalam jumlah yang penuh ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar.
Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi tertentu mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut
pandangan direksi.

c. Cetakan (Kayu Perancah / Bekisting)

Kayu yang digunakan sebagai bahan cetakan adalah kayu Kelas III yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mendapatkan kekuatan
yang maksimum dan untuk acuan menggunakan kayu papan.
Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan ukuran beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau
seperti yang ditetapkan direksi.
Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Semua cetakan yang dibangun harus kuat, alat dan usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan tanpa merusak permukaan
dari permukaan beton yang telah selesai harus tersedia.
Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah pengembangan atau gerakan lain selama
penuangan beton Penyangga beton harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan pengecoran.

d. Pengecoran
Beton dicor setelah semua cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekatnya dan pengikatan
selesai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus se demikian, sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang dapat menyebabkan perubahan
nilai Slump.
Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.
Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang mudah diangkat/ diletakan dengan alat-alat lainnya.
Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup
rapat pada semua permukaan beton dari cetakan dan material yang digunakan.
Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat penggetar tipe immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000
putaran permenit.

e. Pengujian Beton

Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai dengan prosedur yang diisyaratkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia jasa harus melakukan Slump Test pada waktu menuangkan beton. Slump test harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh
lebih dari 100 mm.
Percobaan beton dari bahan batu dankandungan air harus dilakukan sesuai prosedur standar, khusus untuk beton kubus dibentuk
cetakan 150 mm kubus.
Kontraktor harus membuat catatan – catatan pengujian untuk tiap pengujian.

f. Pemelihaan beton

Beton dipelihara dengan menyiram dengan air secukupnya sampai benton mencapai kuat tekan yg disyaratkan.
Pembongkaran Bekisting setelah beton mencapai kuat tekan minimal 75%.

BETON MUTU SEDANG FC’10 MPa


Mengerjakan beton bertulang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui garis elevasi, kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar tempat yang akan di cor beton
siap saat akan dilaksanakan.

Bahan yang di gunakan :


Semen
Pasir Beton
Agregat Kasar
Kayu Perancah
Paku

Uraian Pekerjaan :

a. Komposisi / Campuran Beton

Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air seperti sesuai dengan spesifikasi
Untuk mutu campuran yang direncanakan, diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang
diisyaratkan, banyaknya semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix formula.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketentuan yang cukup untuk menetapkan danmengawasi jumlah dari
masing-masing pembentuk beton.

b. Mengaduk
Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan perbandingan volume yang didapat dari hasil Mix Design dan harus mencapai
kuat desak minimum sesuai yang diisyaratkan.
Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk air
dalam jumlah yang penuh ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar.
Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi tertentu mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan
direksi.

c. Cetakan (Kayu Perancah / Bekisting)

Kayu yang digunakan sebagai bahan cetakan adalah kayu Kelas III yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mendapatkan kekuatan yang
maksimum dan untuk acuan menggunakan kayu papan.
Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan ukuran beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti yang
ditetapkan direksi.
Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Semua cetakan yang dibangun harus kuat, alat dan usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan tanpa merusak permukaan dari
permukaan beton yang telah selesai harus tersedia.
Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton
Penyangga beton harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan
pengecoran.

d. Pengecoran

Beton dicor setelah semua cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekatnya dan pengikatan selesai dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus se demikian, sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang dapat menyebabkan perubahan nilai Slump.
Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.
Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang mudah diangkat/ diletakan dengan alat-alat lainnya.
Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup rapat pada
semua permukaan beton dari cetakan dan material yang digunakan.
Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat penggetar tipe immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran
permenit.

e. Pengujian Beton

Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai dengan prosedur yang diisyaratkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia jasa harus melakukan Slump Test pada waktu menuangkan beton. Slump test harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100
mm.
Percobaan beton dari bahan batu dankandungan air harus dilakukan sesuai prosedur standar, khusus untuk beton kubus dibentuk cetakan 150
mm kubus.
Kontraktor harus membuat catatan – catatan pengujian untuk tiap pengujian.

f. Pemelihaan beton

Beton dipelihara dengan menyiram dengan air secukupnya sampai benton mencapai kuat tekan yg disyaratkan. Pembongkaran Bekisting
setelah beton mencapai kuat tekan minimal 75%.

PASANGAN BATU
Pekerjaan ini merupakan pasangan batu sebagai dinding penahan tanah yang dikerjakan sesuai dalam gambar dan spesifikasi yang telah
ditentukan sesuai dengan instruksi dari konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan.

Tenaga Kerja :

- Mandor
- Pekerja
- Tukang
Bahan :
Batu Belah
Semen
Pasir

Uraian Pekerjaan :
• Pengajuan request dengan disertai gambar kerja kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan
• Setelah mendapatkan ijin dari konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan, Tim Survey melakukan staking out dan pemasangan bowplank
di lokasi pekerjaan
• Kemudian dilakukan penggalian dengan menggunakan alat atau tenaga orang, selanjutnya tanah bekas galian dibuang pada area
pembuangan

• Setelah penggalian dilakukan sesuai dengan elevasi yang dibutuhkan, tahap selanjutnya adalah pemasangan batu dan melakukan
pembentukan profil untuk pasangan
• Menentukan komposisi campuran bahan semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer
sesuai dengan kuat tekan yang disyaratkan.
• Setelah penghamparan adukan dilakukan pemasangan batu.
• Batu sebelum dipasang terlebih dahulu di bersihkan dan di basahi seluruh permukaannya.
• Pekerjaan pengisian rongga rongga
• Pekerjaan pemasangan tali air
• Pekerjaan plesteran dan acian untuk kepala pasangan batu.
BRONJONG DENGAN KAWAT YANG DI LAPISI GALVANIS
Bronjong adalah suatu bentuk atau wadah yang terbuat dari kawat galvanis atau kawat pvc yang dianyam menyerupai sebuah kotak yang
mempunyai volume. Fungsi bronjong sebagai penahan area tanah yang labil atau rawan longsor, penahan pinggiran sungai sebagai pengganti
Bahan :
Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis
Batu

Peralatan yang digunakan : Alat Bantu


Tang
Pemotong Kawat
Palu Pemecah batu
Tenaga Kerja :

- Mandor
- Pekerja
- Tukang

Uraian Pekerjaan :
Keranjang kawat bronjong direntangkan dan dibentuk sesuai dengan konstruksi dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis
Batu di tempatkan beton supaya pinggiran tanah sungai tidak mudah terkikis atau erosi satu demi satu sehingga rongga sesedikit mungkin
(rapat) Anyaman kawat ditutup dan diikat.
PEMBONGKARAN PASANGAN BATU
Peralatan :

Jack hammer
Wheel Loader
Dump truck
Alat bantu
Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja

Uraian Pekerjaan :
Bidang Beton yang akan di bongkar ditandai dengan cat/ kapur
Pembongkaran dilakukan dengan meng dengan menggunakan Wheel Loader dan menggunakan Jack Hammer dan Compressor dan sisa
hasil bonglaran dimuat kedalam Dump Truck
Dump Truck membuang material hasil bongkaran pada tempat yang telah disetujui oleh direksi.
PEMBONGKARAN BETON
Peralatan : Tenaga Kerja :
- Mandor
Jack hammer - Pekerja
Wheel Loader
Dump truck
Alat bantu

Uraian Pekerjaan :

Bidang Beton yang akan di bongkar ditandai dengan cat/ kapur


Pembongkaran dilakukan dengan meng dengan menggunakan Wheel Loader dan menggunakan Jack Hammer dan Compressor dan sisa hasil
bonglaran dimuat kedalam Dump Truck
Dump Truck membuang material hasil bongkaran pada tempat yang telah disetujui oleh direksi
.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A UNTUK PEKERJAAN MINOR

Bahan : Peralatan:
Agregat Kelas A Wheel Loader
Dump Truck
Tenaga Kerja :
Motor Grader
- Mandor
- Pekerja Tandem Roller
Water Tank Truck
Alat Bantu
Uraian :
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan lapis pondasi. Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material (Qualitycontrol) Agregat kelas A yang akan
digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Material Agregat Kelas A dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai Quality control yang
telah disetujui kemudian material Agregat A dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
Material Agregat kelas A dihampar dengan Motor Grader dan alat bantu, dan dengan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water TankTruck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan
menggunakan Tandem Roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test Sand Cone untuk mengetahui kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis.
CAMPURAN ASPAL PANAS UNTUK PEKERJAAN MINOR
Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka Lapisan Pondasi ditutup dengan menggunakan hotmix campuran
aspal panas.

Bahan :
Agregat Kasar
Agregat Halus
Filler
Aspal

Peralatan :

Wheel Loader
Dump Truck
Pedestrian Roll
Genset
AMP
Alat Bantu

Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
- Tukang

Uraian Pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Material campuran aspal panas dihampar dengan manual (tenaga manusia) dan dipadatkan dengan Pedestrian Roll. Selama
pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN
MANDOR
Tugasseorangmandoradalahmelakukanpengawasananterhadapkaryawan–karyawan yang menjadi bawahanya. Dengan demikian, mandor haruslah
mempunyai ilmu dan
pengetahuanyangmemadaigunamelakukanpembenarandilapanganjikaadakesalahan dalampemasangandi lapangan.

PEKERJA BIASA
Pekerjayangadabiasanyadiambildarikotadimanalokasipekerjaandilaksanakan.Pekerja
yangdipekerjakandiharapkanbiasmengerjakanpekerjaanyangdiberikanolehMandor
denganbenardenganmeminimalisirkesalahan.ParapekerjadilengkapipuladenganAlat
Pelindung Kesehatan [sepatu, helm, sarung tangan, dll] agar kegiatan pekerjaan bisa terlaksana tepatwaktu

DUMP TRUCK, KAPASITAS3-4 M³


AlatDumpTruckdipakaiadalahDumpTruckdenganKapasitas3–4M3.Inidimaksudkanagar untukmemindahkanmaterialbekasgaliandarilahanyang
digaliagartidakmenghalangi pekerjaan disekitar area lokasipekerjaan.

TRUCK TANGKI, KAPASITAS 3000 – 4500 LITER


AlatTruck TangkidipakaiadalahTruck AirdenganKapasitas3000–4500Liter.Inidimaksudkanagar untukmembawa air pekerjaan disekitar area lokasipekerjaan.

MOTOR GRADER MIN 100 PK


Motor Grader alat pemuat material hasil galian /gusuran alat lain yang tidak dapat langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader dll. Pada prinsipnya
Loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke kendaraan angkut atau alat-alat lain. Loader Roda Karet memiliki roda ban dengan jenis karet.

LOADER RODA KARET 1,0-1,6 M3


Loader adalah alat pemuat material hasil galian /gusuran alat lain yang tidak dapat langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader dll. Pada
prinsipnya Loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke kendaraan angkut atau alat-alat lain. Loader Roda Karet memiliki roda ban
dengan jenis karet.
ALATPENGGALI(EXCAVATOR) 80-140 PK
Alatexcavator yang dipakai adalah Excavator dengan kemampuan 80-140 PK.. Alat ini berfungsi untuk membersihkan lahan dari sampah maupun pepohonan.
Kemudian diratakan.
Excavator bekerja dengan cara menggali maupun mengurug tanah.
Alat ini dimaksudkan agar pengerukan maksimal dan tidak membuang waktu.

DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN
Pekerjaan pemeliharaan jembatan terdiri dari beberapa pekerjaan penunjang agar kinerja jalan terpelihara dan fungsinya dapat maksimal sesuai yang
direncanakan, terdiri dari :
Pembersihan jembatan

Pekerjaan pemeliharaan rutin pembersihan jembatan harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur dan pelapor semua kondisi komponen
utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainese, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan dan
komponen logam lain yang peka terhadap karat dan pembuangan akumulasi sampah atau endapan tanah yang di akibatkan banjir pada saluran air.
Perbaikan, pengembalian kondisi dan penggantian beton, komponen baja atau kayu yang rusak pada struktur jembatan, pengecatan kembali baja
struktur, struktur kayu, penggantian bahan pada lantai struktur tidak boleh dimasukan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan.

Uraian Pekerjaan:
1. Survey bersama pihak direksi pekerjaan untuk menentukan lokasi atau perlengkapan yang harus diperbaiki
2. Mengajukan jadwal yang akan digunakan untuk kegiatan pemeliharaan
3. Mobilisasi, alat, bahan dan tenaga
4. Pekerjaan dilakukan sesuai arahan direksi pekerjaan
5. Dokumentasi dan pelaporan

73
PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN
PEMBERSIHAN JEMBATAN

START PERSIAPAN PEMBERSIHAN FINISH

Pekerjaan pembersihan Jembatan harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur dan pelapor semua kondisi komponen utama dari struktur
maupun pembersihan saluran dan lubang drainese, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan perletakan dan akumulasi sampah atau endapan tanah
yang di akibatkan banjir pada saluran air.
Perbaikan, pengembalian kondisi saluran, komponen drainase.
Peralatan :
Alat Bantu
Tenaga Kerja :
Mandor
Pekerja
Tukang

Uraian Pekerjaan:
a) Survey bersama pihak direksi pekerjaan untuk menentukan lokasi atau perlengkapan yang harus diperbaiki
b) Mengajukan jadwal yang akan digunakan untuk kegiatan pemeliharaan
c) Mobilisasi, alat, bahan dan tenaga
d) Pekerjaan dilakukan sesuai arahan direksi pekerjaan
e) Dokumentasi dan pelaporan

80
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERBAIKAN RETAK BETON (tidak termasuk cairan perekat, bahan penutup dan tabun penyuntik)
Persiapan
1) Chipping bagian-bagian yang akan diperbaiki dan yang akan di recovering sampai kedalaman dimana beton dalam kondisi padat
2) Untuk bagian-bagian dimana baja tulangan terlihat, maka lakukan chipping sampai 2 cm – 3 cm di belakang baja tulangan.
3) Bagi baja tulangan yang terlihat dan masih mempunyai diameter> 80% dari semula tidak perlu diganti, tetapi baja tulangan yang berkarat
danmempunyai diameter 80% dari semula harus dilakukan penggantiandengan diameter yang sesuai.
4) Bersihkan permukaan chipping dan juga baja tulangan.

Pelaksanaan
Segera setelah selesai pekerjaan persiapan sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini, maka dapat dilakukan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

1) Bersihkan permukaan beton yang akan di recovering sampai tidak mengandung lapisan oli, debu, bahan lepas atau bahan asing lainnya.
2) Basahi permukaan beton yang akan di recovering dengan air sampai lembab.
3) Yakinkan bahwa jarak antar tulangan yang terlihat dengan beton dibelakangnya mempunyai jarak 2 cm sampai 3 cm, dan dalam keadaan bersih serta
bebas dari oli, debu atau bahan lepas lainnya.
4) Acuan yang dipasang harus cukup kuat dan kaku sehingga dapat menahan beban dan bentuk yang diharapkan. Acuan harus terbuat dari bahan
yangkedap air dan mempunyai permukaan yang halus. Dianjurkan bahan acuanterbuat dari multiplex dengan tebal minimal 9 mm yang sudah diberi
lapisanfilm untuk mencegah menempelnya bahan grouting pada acuan
5) Acuan harus lengkap termasuk lubang untuk memasukkan bahan grouting dan lubang udara.
6) Acuan harus kuat menahan tekanan bahan grout selama prosespelaksanaan.
7) Bahan grout yang akan dipompakan harus tercampur dengan sempurna dengan komposisi sesuai dengan aturan dan rekomendasi pabrik pembuat.
8) Bahan grout tersebut harus segera diaplikasikan dan ditempatkan setelahpengadukan.
9) Masukkan bahan grout ke dalam pompa dan ubungkan pipa ujung pompa dengan lubang untuk memasukkan bahan ke dalam acuan sampai
bahantersebut keluar dari lubang udara/keluar yang disiapkan untuk menjamin bahwa semua bagian yang akan diperbaiki dimensinya sudah terisi
dengan bahan grout tersebut.
10) Tutup lubang keluar tadi, dan biarkan selama 30 detik untuk memastikan bahwa bahan akan masuk ke dalam beton lama dan memenuhi semua ruang
yang ada. Tutup lubang masuk setelah selesai pemompaan.
11) Buka acuan setelah 3 hari dan lakukan perawatan selama proses pengerasan dan pengeringan bahan.

81
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

CAIRAN PEREKAT(EPOXY RESIN) RETAK BETON

Cairan perekat yang digunakan untuk perbaikan retak pada jembatan dengan maksud mengembalikan kondisi struktur beton yang retak dan berfungsi
sebagai mestinya. Bahan perekat(epoxy)
a. Bahan perekat yang digunakan harus mempunyai daya rekat yang sangat baik, dan dapat merekatkan dengan sempurna struktur beton yang retak.
b. Bahan perekat harus dapat berpenetrasi sampai kedalaman retak yang paling kecil yang terjadi pada struktur dengan sempurna tanpa adanya
penutupan lalulintas diatas struktur jembatan,dan untuk itu harus mempunyai suatu kekentalan tertentu seperti disyaratkan pada spesifikasi ini
c. Mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi yang mungkin terjadi didalam retakan
d. Tidak boleh mengalami susut pada waktu mengering.
e. Tahan terhadap air hujan, CO2, asam, bahan kimia lainnya dan lain sebagainya
f. Persyaratan bahan adalah sebagai berikut

Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
- Tukang

82
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAHAN PEMUTUP (SEALENT)

Bahan :
- Sealent (aspal karet)

Peralatan yang digunakan :
- Alat Bantu

Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
- Tukang

Uraian Pekerjaan :
Bahan Penutup sealent merupakan bahan yang digunakan untuk menutup keretakan / celah permukaan perkerasan jalan. Hal ini bertujuan agar meminimalisir
kerusakan yang ditimbulkan akibat adanya celah/retak pada perkerasan jalan yang dapat merusak struktur bagian bawah perkerasan jalan.

Penutup retak yang paling efektif dilakukan dalah pada saat perkerasan mengalami kerusakan minimum serta pada saat retak masih relatif kecil dengan
gompal minimum. Penutupan retak dapat dilakukan terhadap retak garis yang mempunyai tingkat keparahan rendah atau sedang dengan lebar retak lebih kecil
dari 13 mm.

83
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

TABUNG PENYUNTIK

1. Isi tabung suntik dengan material injeksi dengan dosis sesuai prosedur/brosur
2. Tempatkan lubang tabung suntik pada lubang nepel 1
3. Gunakan tali karet untuk mendesak secara perlahan bahan epoxy yang ada di tabung suntik.
4. Setelah isi dalam tabung di nepel 1 habis, segera tempatkan lubang tabung suntik pada lubang nepel 2.
5. Biarkan material mengeras selama 24 jam untuk nepel–nepel plastik kemudian bisa dilepas.
6. Bersihkan bagian bekas injeksi dengan amplas

Tenaga Kerja :
- Mandor
- Pekerja
- Tukang

PEKERJAAN PATCHING

Bahan patching yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi kerusakan dan ketebalan bahan perbaikan struktur beton yang diperlukan pada
kerusakan seperti keropos pada permukaanstruktur, pengelupasan permukaan struktur, dengan ketebalan permukaan yang akan diperbaiki tidak lebih dari
80 mm.

Bahan yang digunakan menggunakan bahan dasar monomer atau polymer mortar atau polymer modified cementitious
Sifat bahan perbaikan beton harus mempunyai kuat tekan lebih dari 40Mpa, dan disesuaikan dengan jenis masing-masing produk serta fungsi dan
manfaatnya.
Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan jenis kerusakan dan fungsistruktur beton yang akan diperbaiki serta disesuaikan
dengan spesifikasi produk dari masing-masing pabrik pembuat yang dilengkapi dengan sertifikat asli produk.
Spesifikasi bahan patching yang digunakan adalah sebagai berikut, atau setara dengan:
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan
1) Sebelum struktur beton akan diperbaiki, harus dilakukan pembersihan dan pengupasan lapisan beton yang lemah atau yang tidak melekat dengan
baik.
2) Pengupasan struktur beton tersebut, apabila hanya dapat dilaksanakan tidak sampai pada kedalaman dimana baja tulangan berada, maka pengupasan
diberhentikan dan diukur ketebalan struktur beton yang memerlukan perbaikan dimensi, perbaiki dimensi menggunakan bahan perbaikan yang
sesuai dengan spesifikasi yang menyatakan ketebalan lapisan yang harus dipasang pada struktur tersebut.
3) Struktur beton yang telah dikupas, kemudian harus dibersihkan dan tidak ada bahan-bahan lepas yang masih melekat dengan menggunakan
alat penyemprot tekanan tinggi yang menggunakan bahan air atau udara.
4) Apabila pada pekerjaan pengupasan, ternyata beton yang lemah melebihi tebal selimut beton, dan baja tulangan terlihat, maka harus
dilakukan pelaksanaan pelapisan lapis pelindung pada baja tulangan dengan bahan sesuai dengan spesifikasi teknis.
5) Setelah semua pekerjaan persiapan dilaksanakan dan permukaan beton siap untuk ditambal (patching), maka mulai dengan persiapan
pencampuran bahan sesuai dengan spesifikasi dari pabrik pembuat.

Penambalan (Patching)
a. Pekerjaan penambalan ini terdiri dari 2 tahap yaitu pekerjaan persiapan dan pelaksanaan penambalan.
b. Pekerjaan persiapan, dilakukan dengan mulai memberi tanda bagian-bagian yang memerlukan perbaikan dengan penambalan.
c. Lakukan chipping pada daerah tersebut dengan menggunakan demolition jackhammer sampai permukaan beton yang padat. Kemudian
bersihkan permukaan yang telah selesai dichipping, dan pastikan bahwa permukaan tersebut tidak mengandung lapisan oli, debu dan bahan asing
lainnya.
d. Jika terlihat baja tulangan yang berkarat, lakukan pekerjaan sesuai spesifikasi dan apabila diketahui bahwa dia meter baja tulangan kurang dari
80% dari diameter awalnya, harus segera dilakukan perbaikan dengan memotong dan mengganti dengan baja tulangan yang baru dengan
diameter yang sesuai dengan asalnya.
e. Segera setelah selesai pekerjaan pelapisan anti korosi kering dan sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini, akan dapat dilakukan
tahapan pelaksaan selanjutnya sebagai berikut:
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Basahi permukaan beton yangakan dipatching sampai kondisi lembab.


Lapisi permukaan beton tersebut dengan bahan coating / priming bonding agent, dengan merata. Biarkan lapisan bonding agent
tersebut megering dalam waktu sekitar 20 menit sampai30 menit setelah pelapisan.
Aplikasikan adukan material tersebut dengan merata dan tekan dengan tangan yang menggunakan sarung tangan karet sampai semua
permukaan yang akan ditambal tertambal.
Ratakan permukaan patching tersebut dengan menggunakan kape (spatula) atau alat lain yang sesuai sampai permukaan patching
tersebut kelihatan bawah.
Lakukan perawatan pada permukaan patching tersebut selama proses pengeringan dan pengerasan.

Tahap
Persiapan
Penyediaan alat verifikasi gaya
tarik
Alat verifikasi gaya tarik adalah alat yang menunjukkan gaya tarik yang timbul akibat torsi pada saat baut dikencangkan. Pengencangan
baut pada sambungan pratarik (pretension joints) dan sambungan slip kritis harus menggunakan alat verifikasi gaya tarik. Alat verifikasi harus
dikalibrasi setiap tahun untuk menjamin keakuratan.
Alat verifikasi gaya tarik digunakan
untuk:
Verifikasi sebelum pemasangan baut untuk memastikan kesesuaian kekuatan tarik baut dengan susunan baut yang lengkap (termasuk
penggunaan pelumas) sehingga dapat menentukan gaya tarik minimum;
Memastikan prosedur pemasangan telah benar
Verifikasi terhadap kecukupan dan kelayakanmetode pratarik yang digunakan;
Menentukan nilai torsi apabila menggunakanmetode pengencangan dengan kunci torsi;
Sebagai penengah dalam menentukan nilai torsi jika diperlukan untuk menyelesaikan perselisihan. Alat verifikasi gaya tarik harus
memiliki kekuatan 5% lebih besar dari gaya tarik baut yang direncanakan

Pengujian kekencangan
baut
Sebelum pemasangan baut, pengujian di lapangan harus dilakukan dengan menggunakan alat verifikasi gaya tarik pada minimum tiga buah
baut dengan susunan lengkap untuk setiap kombinasi diameter, panjang, mutu, dan jumlah lot. Pengujian dilakukan untuk memverifikasi gaya
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

tarik baut sehingga memiliki nilai yang sama atau lebih besar dari rencana. Apabila gaya tarik baut memiliki nilai lebih kecil dari rencana,
maka harus diketahui penyebabnya dan diselesaikan sebelum pemasangan. Gaya tarik baut dapat ditingkatkan dengan membersihkan atau
memberi pelumas pada mur.

PENGECATAN SEDERHANA/ELEMEN BETON

Pemeriksaan secara teratur dan pelapor semua kondisi bangunan atas jembatan seperti ;
a. Pengecatan Ralling
b. Pengecatan Trotoar dan Kerb c.
Pengecatan Loneng

Bahan :
Cat
Thinner

Peralatan yang digunakan:


Alat Bantu

Uraian Pekerjaan :
Mobilisasi, alat, bahan dan tenaga
Lahan yang akan di cat di lakukan pembersihan terlebih dahulu dengan menggunakan alat bantu
Pekerjaan dilakukan sesuai arahan direksi pekerjaan
Dokumentasi dan pelaporan

Prosedur Pemasangan
baut
Pemasangan baut harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk menghindari terjadinya longgar pada baut yang telah dikencangkan.
Urutan pemasangan baut mutu tinggi yang benar dilakukan dari bagian tengah menuju tepi secara menyilang. Urutan pemasangan baut
dapat dilihat pada Gambar 2.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode Pengencangan
baut
Pemasangan baut memiliki beberapa metode pengencangan. Setiap metode memiliki tingkat akurasi gaya pratarik pada baut yang berbeda
sesuai nomor urut dimulai dengan tingkat akurasi yang rendah.
Metode putaran mur(turn of nut)
Ring diletakkan pada bagian yang berputar atau yang dikencangkan untuk menghindari kerusakan pada pelat yang akan disambung.
Apabila kondisi pelat yang akan disambung memiliki kemiringan lebih dari 3° atau lebih dari 1:20, maka harusmenggunakan ring runcing
(taper washer) se sedapat mungkin diletakkan pada bagian arti ditunjukkan pada Gambar 3, dan yang tidak berputar. Seluruh mur
dikencangkan dengan usaha penuh tenaga manusia dengan menggunakan kunci pas secara manual. Kondisi ini disebut kondisi
kekencangan sedang (snug tight condition). Setiap mur diberi tanda hingga mengenai pelat yang akan disambung untuk mengontrol
putaran baut yang terakhir. Tanda pada mur dan pelat sebaiknya permanen untuk kepentingan pemeriksaan. Putaran terakhir pada mur harus
dapat dipastikan telah mencapai kekencangan tertentu sehingga tercapai gaya tarik tertentu pada baut. Putaran mur untuk mencapai gaya tarik
minimum dapat dilihat pada Tabel
1. Putaran terakhir dapat diamati dengan akurat apabila menggunakan kunci yang
telah diberi tanda. Apabila baut telah mencapai gaya tarik yang telah ditentukan, maka baut tidak akan berputar.

PERBAIKAN PASANGAN BATU

Uraian :
Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, pembuatan lantai golak (appron), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil
lainnya yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian, dan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang disetujui Direksi.
Urutan Kerja
a. Penyiapan Alat dan Bahan Material yang akan digunakan
b. Batu yang akan digunakan dibersihkan dari partikel yang akan mempengaruhi kualitas batu sehingga mengurangi kelekatan dengan adukan
c. Batu yang akan digunakan diberi air (dibasahi) dan selanjutnya dikeringkan sehingga air terserap dengan sempurna
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

d. Penyiapan Pondasi / Profil sesuai dengan spesifikasi dan elevasi hasil pengukuran
e. Campuran Mortar; Semen, Air dan Pasir dilakukan secara proporsional sesuai dengan spesifikasi
f. Pelapisan pondasi / profil dengan mortar dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit
g. Pasangan batu harus tertanam didalam campuran semen, sehingga saling berdekatan dan mendapatkan ketebalan sesuai dengan spesifikasi
h. Sebelum melanjutkan pemasangan berikutnya , maka sisi dalam dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada
saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus diberi adukan yang sama.
i. Setela pipa terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut
adukan di sekeliling sambungan.
j. Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan diatas pipa harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi sehingga tidak merusak saluran yang telah
terpasang

PERBAIKAN PIPA CUCURAN DAN DRAINASE

Perbaikan pipa cucuran dan drainase pada lantai jembatan meliputi pekerjaan penggantian atau perbaikan pipa cucuran yang rusak serta perbaikan drainase
lantai secara keseluruhan jembatan

Tenaga Kerja :

Mandor
Pekerja
Tukang

Uraian Pelaksanaan :
a) Perbaikan pipa cucuran yang terbuat dari bahan PVC, lakukan pemotongan sampai pada bagian pipa cucuran yang masih dalam kondisi baik tanpa
kerusakan.

b) Sambungkan Pipa PVC baru dengan pipa PVC baru dengan cara klem dan menggunakan lem plastik untuk merekatkan bagian yang ada (existing)
dengan bagian yang baru. Panjang pipa PVC terbangun harus 20 cm dibawah struktur bangunan atas.

c) Perbaikan pipa cucuran yang terbuat dari pipa baja, potong bagian pipa baja yang rusak dan disambung dengan cara pengelasan antara baja yang
ada (existing) dengan pipa baja yang baru. Panjang pipa cucuran harus sampai 20 cm di bawah dan yang lama harus di cat dengan cat sesuai
dengan spesifikasi teknis
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERBAIKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI

Perbaikan sambungan siar muai meliputi pekerjaan perbaikan sambungan siar muai jenis asphaltic plug dengan volume kerusakan maksimum 5% terhadap
panjang sambungan siar muai arah melintang jembatan. Pada jenis sambungan siar muai jenis lain seperti sambungan jenis penutup baja, karet (strip seal),
modular, baja siku, maka pemeliharaan rutin sambungan siar muai jenis ini hanya berupa pembersihan bagian yang tertahan dimana sambungan siar muai
tidak dapat bergerak akibat adanya kerikil, kotoran.
Tenaga Kerja :
Mandor
Pekerja
Tukang

Uraian Pelaksanaan:
a) Pelaksanaan perbaikan sambungan siar muai jenis asphaltic plug yang menggunakan bahan dan cara yang sesuai dengan bahan sambungan siar
muai yang ada (existing).

b) Sambungan siar muai yang rusak harus dipotong tegak lurus sampai didapat permukaan beton lantai sehingga bentuk lubang sambungan siar muai
berbentuk segi empat.

c) Untuk sambungan siar muai selain jenis asphaltic plug harus disesuaikan dengan jenis kerusakannya seperti ikatan baut

PERBAIKAN SANDARAN

Pekerjaan sandaran merupakanpengecoran beton untuk tembok sandaran terdiri dari penyediaan, fabrikasi dan pemasangan sandaran baja untuk jembatan
dan pekerjaan lainnya seperti galvanisasi, pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar, baut pemegang dan sebagainya. Pekerjaan sandaran (railing) meliputi
pekerjaan bekisting, penulangan, pemasangan pipa pegangan, dan pengecoran. Semua pekerjaan pada pekerjaan sandaran (railling) harus dikerjakan sesuai
dengan yang direncanakan dan syarat-syarat yang telah ada.
Tenaga Kerja :
Mandor
Pekerja
Bahan :
Baja rol degan tegangan leleh 2800 kg/cm2 SNI 03-6764-2002
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Baut ng (Holding Down Bolt)


Pemega Beton
Tahapan Pelaksanaan :
a) Survey bersama pihak direksi pekerjaan untuk menentukan lokasi atau perlengkapan yang harus diperbaiki
b) Mengajukan bahan dan jadwal yang akan digunakan untuk kegiatan pemasangan sandaran (Railing)
c) Mobilisasi, alat, bahan dan tenaga
d) Pekerjaan dilakukan sesuai arahan direksi pekerjaan
e) Dokumentasi dan pelaporan
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PROGRAM PADAT KARYAPRO


GRAMPADAT KARYA
Padat Karyaa dalah kegiatan yang melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat/lokal (penganggur, setengah penganggur dan miskin, jika ada) dalam
kegiatan pemeliharaan jalan dan atau pemeliharaan jembatan, guna menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Jeni sitem pekerjaan yang dapat mendukung program padat karyaantara lain:

1. Pemotongan rumput pada bahu jalan dan rumija. PengendalianTanaman)

Asumsi Jumlah Pekerja Peralatan Kapasitas Produksi


Setiap group terdiri dari 1 pekerja Alat potong rumput (grass cutter). 1Group tenaga kerja sepanjang
Mobilpickup
Pemotong rumput dan 3 pekerja pengumpul 250-300 meter dengan lebar 2 meter per hari
Alatbantusapulidi,parangdan karung plastik kerja,dengan 1 hari kerja(7 jam).
(mengangkut hasil potongan)

2. Pembersihan saluran (drainase) . Pembersihan Drainase

Asumsi Jumlah Pekerja Peralatan Kapasitas Produksi


Setiap group terdiri dari 2 pekerja Mobil pickup 1 Group tenaga kerja sepanjang
pembersih saluran dan 3 pekerja pengumpul Alat bantu cangkul, sekop
hasil pembersihan dan mengangkut hasil 200-250 meter perhari kerja untuk saluran
Parang dan karung plastik terbuka, dengan1 hari kerja(7 jam)
Pembersihan drainase
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

3. Pengecatan kerb dan median

Asumsi Jumlah Pekerja Peralatan Kapasitas Produksi


Setiap group terdiridari 1 Alat bantu kuas, sikat kawat dan sapu lidi. 1 Group tenaga kerja
Tukang cat dan 2 pekerja yang Dengan kapasitas15-20
membersihkan kotoran
M2 dengan 1 hari kerja

4. PembersihandanpengecatanjembatanPembersihanJembatan.
Pengecatan Sederhana)

Asumsi Jumlah Pekerja Peralatan Kapasitas Produksi


Setiap group terdiri dari 2 Alat bantu sikat kawat, amplas dan sapu 1 Group tenaga kerja
lidi.
Tukang cat dan 6 pekerja Dengan kapasitas 4050M2 dengan 1hari
kerja

PrinsipKegiatan :
1. Menyerap tenaga kerja,baik penganggur, setengah pengangguran atau miskin
2. Peralatan yang digunakan merupakan peralatan sederhana
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan secara berkelompok,dengan seorang pengawas didalam setiap kelompok
4. Pembayaran upah tenaga kerja tidak kurang dari UMR dan dibayarkan langsung kepada pekerjasecara mingguan
5. Per 10 Km itu 1 mandor 10 pekerja
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENUTUP
Demikan uraian metode kerja dan metode pelaksanaan ini kami buat. Uraian ini akan menjadi acuan bagi para personil kami dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Setelah keseluruhan pekerjaan selesai dan dapat diterima oleh direksi pekerjaan, maka dapat mengajukan
permohonan PHO. Jika keseluruhan pekerjaan telah dapat diterima maka PHO dapat dilaksanakan dan pekerjaan selesai.

Cirebon, 26 Pebruari 2019


PT. KARYA MULIA ANUGERAH

SYARIP NURDIN ZAIN, S.HI


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai