Anda di halaman 1dari 18

M.

Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Kota Pekanbaru adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Provinsi Riau,
Indonesia, Kota ini merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di bagian
timur pulau Sumatera dan termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan,
migrasi, dan urbanisasi yang tinggi.
Proyek Gedung Menara BRI berlokasi di Jl.Sudirman, Tangkerang Tengah,
Mapoyan Damai, Pekanbaru dengan luas Site 4.418 m2 di mana lokasi tersebut
bersebelahan Gedung BPKP dan Bangunan Ruko Perkantoran Sudirman serta
berhadapan dengan Gedung PGRI dan Kantor Dinas Pertambangan, Area lahan
Bank Rakyat Indonesia tersebut masih berbentuk tanah kosong yang ditumbuhi
dengan ilalang dengan kondisi permukaan air tanah berada pada kedalaman ± 3
m. Oleh karena itu, Pembangunan Gedung Menara BRI ini diharapkan dapat
memberikan manfaat dan perkembangan ekonomi di Riau khusnya kota
Pekanbaru.

2.2 Maksud dan Tujuan Proyek


Maksud dari pembangunan proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru ini
adalah untuk digunakan sebagai Kantor Wilayah, Kantor Inspeksi BRI
Pekanbaru, dan Kantor Cabang BRI.
Tujuan dari pembangunan proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru adalah
sebagai berikut:

1. Menerapkan konsep gedung perkantoran yang ramah lingkungan (green


building)
2. Dengan dibangunnya Kantor Wilayah ini diharapkan memberi manfaat serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Riau khususnya kota Pekanbaru.

2.3 Lokasi dan Site Plan Proyek

Proyek Menara BRI Pekanbaru


5
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

Rencana tampak (site plan) adalah gambaran atau peta rencana perletakan
bangunan dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan
yang telah ditentukan. Pembangunan Proyek Gedung Menara BRI berlokasi di
Jl.Sudirman, Tangkerang Tengah, Mapoyan Damai, Pekanbaru, Riau.
1. Lokasi berdekatan dengan Bandara Internasional SSK II.
2. Jarak Bandara SSK II – Lokasi Proyek Menara BRI ± 2,70 Km.
3. Jarak Kantor PP Cab. IX – Lokasi Proyek Menara BRI ± 2,10 Km.
4. Jarak Proyek Pekanbaru Park (PT.PP) – Lokasi Proyek Menara BRI ± 1,30
Km.

Lokasi

Proyek

Gambar 2.1 Lokasi Proyek


(Sumber : data proyek)

Gambar 2.2 Site Plan Proyek

Proyek Menara BRI Pekanbaru


6
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

(Sumber : data proyek )

2.4 Data Proyek


2.4.1 Data Umum
Data - data umum dalam Proyek Pembangunan Gedung Menara BRI
Pekanbaru adalah sebagai berikut:
1. Nama proyek : Pembangunan Gedung Menara BRI
2. Lokasi proyek : Jl. Jend. Sudirman Pekanbaru - Riau
3. Luas Bangunan : 19.687 m2
4. Pemilik proyek : PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(Persero), Tbk
5. Konsultan
a. Konsultan Struktur : PT. Arkitek Team Empat
b. Konsultan MEP : PT. Arkitek Team Empat
c. Konsultan MK : PT. Artelier Enam PM
d. Konsultan Arsitek : PT. Arkitek Team Empat
6. Main Kontraktor : PT. PP (Persero), Tbk

2.4.2 Data Teknis


Data-data teknis dalam proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi bangunan : Perkantoran
2. Jenis struktur : Beton bertulang
3. Jumlah lantai : 9 Lantai dan 1 Lantai Atap
4. Jumlah basement : 2 Lantai
5. Tinggi bangunan
a. Bangunan bawah (basement) : 7.6 m
b. Bangunan atas (gedung) : 45.9 m
6. Supplier
a. Beton : PT. Farika Riau Perkasa
PT. Semangat Hasrat Jaya
PT. Lutvindo
b. Besi : PT. Cakra Steel
PT. Krakatau Steel
PT. Interworld Steel
PT. Delco Prima Pacific
7. Jenis pondasi : Raft Foundation, Soldier Pile, Spun Pile
8. Atap : Dak beton
9. Struktur tangga : Beton bertulang
10. Mutu beton : K-125, K-225, K-300, K-400
11. Mutu besi : BJTP 24 (Ø 8, Ø10, Ø12)
BJTD 40 (Ø 10, Ø 13, Ø 16, Ø 19, Ø 22, Ø
25)
12. Waktu pelaksanaan pekerjaan struktur
Start – Finish : 541 hari ( 7 Desember 2016 – 31 Mei 2018 )

Proyek Menara BRI Pekanbaru


7
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

2.4.3 Data Umum Kontrak


Data - data umum kontrak untuk pekerjaan struktur dalam proyek Gedung
Menara BRI Pekanbaru adalah sebagai berikut:
1. Nilai kontrak : Rp. 155.276.000.000,00 (Diluar PPN 10%)
2. Jenis kontrak : Lump sum Fixed Price
3. Jaminan pelaksanaan : 5% dari nilai pelaksanaan
4. Asuransi car/tpl : oleh PT. PP (Persero), Tbk
5. Uang muka : 10% - 20% dari nilai kontrak (Negosiasi)
6. Masa pemeliharaan : 180 hari kalender
7. Denda keterlambatan : 2% perhari atau maks 5% dari total pekerjaan
8. Prosedur pembayaran : Pembayaran 1 setelah progres terlaksana 2%
Pembayaran selanjutnya setiap progress 6%
9. Pemeriksaan sertifikat : 7 hari setelah data diterima lengkap
10. Periode pembayaran : 35 hari setelah data diterima lengkap
(termasuk 7 hari pemeriksaan sertifikat)

Sumber dana proyek ini berasal dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
yang telah dikalkulasi biaya proyeknya dalam bentuk Bill of Quantity (BoQ).

2.5 Proses Pengadaan Proyek


2.5.1 Tata Cara Pelelangan
Pelelangan dapat didefenisikan sebagai kegiatan yang menyediakan barang
atau jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia
barang atau jasa yang setara dan memenuhi syarat (Ervianto, 2005).

Sistem pelelangan pada prinsipnya memiliki beberapa metode yaitu:

1) Pelelangan umum adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang


atau jasa yang dilakukan secara umum atau terbuka, sehingga masyarakat
umum bisa mengikutinya.
2) Pelelangan terbatas adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang
atau jasa dimana jumlah penyedia barang atau jasa diyakini terbatas yaitu
untuk pekerjaan yang kompleks.
3) Pemilihan langsung adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang
atau jasa dengan melakukan perbandingan antara beberapa penyedia barang
atau jasa yang nantinya akan dipilih satu sebagai pemenang.
4) Penunjukan langsung adalah sebuah metode pemilihan penyedia barang atau
jasa dengan melakukan penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia
barang atau jasa sebagai pemenang.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


8
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

5) Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan


diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau upah
borongan tenaga.

Setelah pelelangan dilakukan maka ada tahapan berikutnya yaitu mengenai


perjanjian kontrak pembayaran. Beberapa jenis perjanjian kontrak
pembayaran pada pengerjaan suatu proyek adalah sebagai berikut:

1) Lump sum adalah kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap serta semua risiko
yang terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung
oleh penyedia jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.
2) Unit price adalah sebuah perhitungan yang dilakukan berdasarkan tiap harga
satuan volume pekerjaan.
3) Cost plus fee adalah sebuah perhitungan terhadap jumlah total biaya proyek
yang nantinya ditambahkan dengan jasa dari pelaksana proyek yang telah
disepakati.

Pelaksanaan pelelangan dilakukan oleh pemilik proyek (owner) yang mana


adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menggunakan sistem
pelelangan umum. Untuk pelelangan dimenangkan oleh PT. PP (Persero)
Tbk. setelah melalui proses pendaftaran peserta, tahapan pelaksanaan
pengadaan, pengumuman hasil prakualifikasi, dan pengambilan Surat
Undangan Aanwijzing serta dokumen lelang. Pada tahap Aanwijzing
diberikan penjelasan mengenai pasal – pasal dalam RKS (Rencana Kerja dan
Syarat – Syarat) Gambar Tender, RAB dan ToR (Term of Reference). Pada
Proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru ini kontrak penentuan harga
menggunakan sistem kontrak Lump Sum Fixed Price, penggunaan sistem
kontrak Lump Sum Fixed Price juga digunakan untuk pekerjaan pondasi
dengan kontraktor PT. Jaya Sentrikon Indonesia. Sedangkan untuk pekerjaan
struktural, pekerjaan MEP (Mekanikal Elektrikal dan Plumbing) dan
pekerjaan Arsitek dikerjakan oleh PT. Arkitek Team Empat.

2.6 Gambar Kerja ( Shop Drawing )

Proyek Menara BRI Pekanbaru


9
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

Gambar kerja ( Shop Drawing ) adalah gambar teknis lapangan yang


digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Shop Drawing ini dibuat oleh
kontraktor, yang diajukan approval terlebih dahulu ke MK atau Konsultan
Pengawas atau Owner sebelum mulai dikerjakan. Shop drawing merupakan
gambar yang telah di detailkan oleh kontraktor yang tetap mengacu pada for
contruction drawing (for con) yang dibuat oleh konsultan untuk pelaksanaan
pekerjaan.

Ketelitian dan kejelasan dalam gambar kerja sangat berpengaruh pada


pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Semakin jelas dan lengkap sebuah informasi
dalam gambar kerja maka akan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan proyek dilapangan. Gambar kerja dapat
dilihat pada Lampiran A-1 dan Lampiran A-2

2.7 Struktur Organisasi Proyek


Proyek merupakan sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya dengan adanya batasan
waktu dan dana yang terbatas. Struktur organisasi proyek adalah sekumpulan
orang yang teroganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda
untuk melaksanakan tugas pelaksanaan proyek yang telah direncanakan.
Organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
selesai dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan.
Dengan adanya struktur organisasi diharapkan pekerjaan dapat dilaksanakan
secara matang, pekerjaan yang tumpang tindih dapat terhindari dengan
dilaksanakannya pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian,
meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia
secara maksimal sehingga akan didapat pekerjaan yang sesuai dengan sasaran.
Oleh karena itu organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat
diperlukan untuk memperoleh keuntungan pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
dengan keahlian dan tanggung jawab masing – masing anggota proyek.

Pembangunan proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru memliki struktur


organisasi dimana ownernya adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


10
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

Itu sendiri, Proyek pembangunan Menara BRI Pekanbaru ini merupakan proyek
BUMN dimana konsultan perencana struktur, MEP, dan arsitek dikerjakan oleh
PT. Arkitek Team Empat, konsultan pengawas oleh PT. Atelier Enam PM dan
kontraktor utama oleh PT. PP (Persero), Tbk..

2.7.1 Struktur Organisasi Manajemen Proyek


Struktur organisasi manajemen proyek pada Pembangunan Gedung
Menara BRI Pekanbaru ini dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Struktur organisasi proyek Gedung Menara BRI


(Sumber: Data Proyek)

2.7.2 Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi (MK)


Struktur organisasi Manajemen Konstruksi (MK) yaitu PT. Atelier Enam
PM pada proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru dapat dilihat pada gambar
2.4.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


11
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

Gambar 2.4 Struktur organisasi MK proyek Gedung Menara BRI


(Sumber: Data Proyek)

2.7.3 Struktur Organisasi Kontraktor


Struktur organisasi kontraktor yaitu PT. PP (Persero), Tbk pada proyek
Pembangunan Gedung Menara BRI Pekanbaru dapat dilihat pada gambar
2.5.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


12
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

Gambar 2.5 Struktur organisasi kontraktor Gedung Menara BRI


(Sumber: Data Proyek)

Proyek Menara BRI Pekanbaru 14


M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

2.7.4 Tugas dan Kewajiban Unsur-unsur terkait dalam Proyek


Setiap pihak yang bekerja di proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru
mempunyai tugas dan kewajiban serta wewenangnya masing-masing, yaitu
sebagai berikut:
1. Owner atau developer (Pemilik Proyek)
Owner atau developer (pemilik proyek) merupakan suatu instansi atau
perseorangan yang menjadi pemilik sebuah proyek baik itu pemerintah
maupun swasta yang memberikan pekerjaan dan membayar biaya
perkerjaan tersebut.
Pada proyek ini owner atau developer mempunyai hak dan kewajiban
sebagai berikut:
a. Memilih konsultan pengawas (MK), konsultan perencana baik
struktur, arsitek, mekanikal dan elektrikal, serta pelaksana atau
kontraktor.
b. Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.
c. Membuat surat perintah kerja.
d. Memberikan tugas kepada MK yang menjadi pemenang tender untuk
mengawasi proyek tersebut.
e. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan proyek
tersebut.
f. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
g. Menerima hasil pekerjaan dari kontraktor dan MK.
h. Meminta pertanggungjawaban kepada pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.

2. Manajemen Konstruksi (MK)


Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen (pelaksana, penerapan, dan pengawasan) dalam pekerjaan
konstruksi dengan menggunakan sumber daya yang ada secera efektif
dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari Manajemen Konstruksi (MK)
adalah sebagai berikut:
a. Perwakilan dari pemilik proyek (owner) dilapangan.
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek dari awal sampai akhir
pekerjaan.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


15
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

c. Membuat laporan berkala mengenai kegiatan pelaksanaan proyek


kepada pemilik proyek (owner).
d. Meminta kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap bahan dan
peralatan yang digunakan.
e. Membatalkan contoh bahan apabila tidak sesuai dengan spek yang
diminta.
f. Memberikan persetujuan, pembatalan atau penolakan terhadap
perubahan rencana kerja yang dibuat oleh kontraktor.

3. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah badan yang menyusun program
kerja,rencana kegiatan dan pelaporan serta ketatalaksanaan berjalannya
suatu proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:

a. Membuat pra-rencana.
b. Membuat rencana pelaksanaan.
c. Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana
Kerja dan Syarat (RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan
Rencana Anggaran Biaya (RAB).
d. Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait
sesuai dengan bidangnya.
e. Melaksanakan pembinaan, pengawas dan pengendalian dibidang
bina program.

4. Pelaksana proyek (Kontraktor)


Kontaktor pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan
keahliannya. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada owner
(pemilik proyek) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim
pengawas (MK) dari owner seta dapat berkonsultasi secara langsung
dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan.
Tugas dan kewajiban kontraktor adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


16
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

b. Menyelesaikan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara


keseluruhan dan dapat diserahakan perbagian pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Memberikan laporan-laporan kemajuan proyek (progress) yang
meliputi laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik
proyek.
Adapun hak kontraktor adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan kepastian pekerjaan yaitu tidak adanya pembatalan
kontrak secara sepihak
b. Mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan jika
selesai tepat waktu

2.7.5 Hubungan Kerja Pihak yang Terkait dalam Proyek


Hubungan kerja antar pihak terkait pada proyek Pembangunan Gedung
Menara BRI Pekanbaru dapat dilihat pada gambar 2.6. Karena dalam
melaksanakan pekerjaan proyek, semua unsur yang terlibat langsung
mempunyai suatu hubungan yang mengikat antara satu dengan yang lainnya,
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hubungan kerja yang
terjadi ini sesuai dengan kontrak yang berlaku yang sudah ditetapkan diawal
saat instansi terkait menang dalam tender.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


17
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

Gambar 2.6 Bagan Hubungan Keterkaitan dalam Proyek


Gedung Menara BRI Pekanbaru
(Sumber: Data Proyek)

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan hubungan kerja antara instansi yang
terkait, yaitu sebagai berikut:

2.7.5.1 Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana


Ikatan berdasarkan kontrak dan hubungan fungsional, konsultan
memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan
berupa gambar-gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,
sedangkan pemilik proyek (owner) berhak memberikan perintah dan
harus ada koordinasi, dan memberikan biaya jasa atas konsultasi yang
diberikan oleh konsultan.

2.7.5.2 Pemilik Proyek dan Manajemen Konstruksi (MK)


Pada proyek ini Owner dengan pihak Manajemen Konstruksi
terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Pihak Manajemen
Konstruksi diberikan tanggung jawab oleh Owner untuk mengawasi
jalannya pekerjaan pihak kontraktor, dan disini pihak Manajemen

Proyek Menara BRI Pekanbaru


18
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

Konstruksi bertindak sebagai wakil owner. Pengawas juga


menyampaikan perubahan-perubahan yang terjadi, yang berkaitan
dengan pelaksanaan dilapangan, owner membayar atau mengurangi
biaya perubahan.

2.7.5.3 Manajemen Konstruksi dan Kontraktor


Terikat hubungan fungsional. Konsultan pengawas menyampaikan
hasil perencanaan dari konsultan kepada kontraktor serta melakukan
pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah disepakati dimana konsultan pengawas
ini berpedoman kepada shop drawing yang ada. Kontraktor
melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan kendala-
kendala secara teknis kepada pengawas. Untuk melanjutkan pekerjaan
selanjutnya kontraktor harus mendapat persetujuan (cheklist) terlebih
dahulu dari konsultan pengawas yang ada.

Dari kedua bagan diatas dapat dilihat perbedaan hubungan kerja antara
yang umum digunakan dilapangan dengan yang digunakan pada proyek
Gedung Menara BRI Pekanbaru. Pada proyek ini konsultan perencana tidak
ada keterkaitan hubungan kerja dengan Manajemen Konstruksi (Konsultan
Pengawas), karena konsultan perencana berkoordinasi langsung dengan
owner. Manajemen Konstruksi mempunyai keterkaitan untuk hubungan
perintah dan berkoordinasi langsung dengan owner dan kontraktor.

2.8 Sistem Pelaporan Proyek dan Rapat Proyek


2.8.1. Sistem Laporan
Dalam Proyek Pembangunan Gedung Menara BRI Pekanbaru ini tentu
harus ada pertanggung jawaban dari pelaksana di lapangan tentang apa saja
yang telah dikerjakan sehingga MK dapat memantau pekerjaan dari pelaksana
dan owner dapat mengetahui progres yang telah berjalan di lapangan sudah
sampai mana. Untuk itu diperlukan pelaporan dalam bentuk laporan harian,
mingguan dan bulanan. Laporan pekerjaan proyek ini dibuat mulai dari awal
proyek sedang berjalan sampai proyek berakhir yang akan dijadikan sebagai
bahan evaluasi hasil pekerjaan dan untuk penyempurnaan proyek masa

Proyek Menara BRI Pekanbaru


19
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

mendatang. Pada proyek Gedung Menara BRI Pekanbaru ini sistem


pelaporan terdiri dari:
2.8.1.1 Laporan Mingguan (Weekly Report)
Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah
disusun dan direkap, yang berisi tentang uraian pekerjaan hari-hari
sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Yang
mana laporan ini dibuat oleh site manager. Sama halnya dengan
laporan harian, pembuatan laporan mingguan juga dimaksudkan untuk
mengetahui keadaan proyek dan progress pekerjaan selama satu
minggu atau tujuh hari kerja (Senin-Minggu). Selain mencakup
pelaporan setiap minggunya, laporan mingguan ini juga membahas
tentang permasalahan yang lebih kompleks. Persentase kemajuan atau
keterlambatan proyek juga dapat diketahui melalui laporan mingguan
ini dengan cara membandingkan kurva S. Adapun laporan mingguan
berisikan tentang hal-hal berikut :
a) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang
berlalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja,
dan material yang digunakan beserta volumenya.
b) Besar bobot pekerjaan yang telah didapat selama satu minggu.
c) Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu
pelaksanaan.
d) Jumlah pemasukan dan pemakaian material.
e) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan
dan peralatan serta solusinya.

f) Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor


untuk minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.

2.8.1.2 Laporan Bulanan (Monthly Report)


Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor ini merupakan
akumulasi dari laporan mingguan selama satu bulan yang dilengkapi
dengan foto dokumentasi sebagai gambaran realisasi kemajuan
pelaksanaan proyek, serta evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap
rencana awal.
Laporan bulanan ini dibuat agar MK dapat mengontrol prestasi kerja
selama satu bulan sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati

Proyek Menara BRI Pekanbaru


20
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

dalam tender proyek, serta mengetahui kemajuan proyek selama satu


bulan.
Dalam laporan bulanan berisikan seluruh kegiatan proyek, baik
pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatn penunjangnya terdapat dalam
hal-hal berikut:
a) Data umum proyek
b) Master schedule dan S-Curve tracking
c) Laporan progres bulanan (Mounthly progress report)
d) Foto dokumentasi kemajuan proyek
e) Permasalahan yang terjadi beserta solusinya
f) Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap

2.8.2 Risalah-risalah Rapat


Rapat organisasi atau yang biasa disebut dengan rapat lapangan (site
meeting) adalah pertemuan yang diadakan dan dihadiri oleh Pemilik Proyek
(owner), konsultan pengawas (MK), Konsultan Perencana, Kontraktor
Utama, untuk mengadakan koordinasi lebih lanjut pada penanganan proyek.
Rapat ini merupakan media untuk membahas masalah-masalah yang terjadi
dan rencana penyelesaiannya. Pada kondisi tertentu rapat organisasi ini dapat
diadakan di luar waktu biasanya, bila salah satu pihak memerlukan.
Masalah-masalah yang biasa dibahas dalam rapat ini adalah:

a. Kesulitan yang dihadapi oleh pihak kontraktor dalam pelaksanaan di


lapangan.
b. Alternatif-alternatif dari pelaksanaan proyek dan masalah-masalah lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek secara teknis dalam
detail yang lebih terperinci dan jelas.
c. Pencapaian fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang telah
dibuat.
d. Permasalahan atau kesulitan yang menjadi faktor penghambat dan
alternatif-alternatif penanggulangannya.

Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam rapat organisasi (site meeting) pada


proyek ini antara lain:

a. Rapat diadakan setiap minggunya di ruangan meeting yang telah


disediakan di lokasi proyek, yang dipimpin oleh owner.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


21
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

b. Laporan kemajuan pekerjaan (progress report) dan hal-hal lain yang


tercantum dalam laporan mingguan.
c. Permasalahan teknis (penjelasan gambar dan instruksi perencana dan
pemilik proyek).
d. Permasalahan administrasi.
e. Koordinasi pekerjaan.
f. Dari setiap site meeting ini MK akan menyusun risalah risalah rapat
(notulen) yang akan ditanda tangani oleh pihak-pihak yang hadir.

Risalah rapat (notulen) merupakan salah satu bahan pembahasan dalam


site meeting minggu yang akan datang. Risalah rapat ini bertujuan meninjau
pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung, mengetahui prestasi pekerjaan,
permasalahan dan cara pemecahannya. Isi dari risalah rapat ini mencakup
semua pembahasan disaat rapat baik rapat mingguan maupun rapat
koordinasi. Risalah rapat pada proyek ini dapat dilihat pada.

2.8.2.1 Rapat Koordinasi Mingguan


Pada proyek ini rapat yang diadakan adalah rapat koordinasi
mingguan. Rapat koordinasi mingguan ini dihadiri oleh Owner,
konsultan pengawas, konsultan perencana dan kontraktor utama.
Dalam hal ini dibahas hal-hal yang berhubungan dangan pelaksanaan
serta masalah-masalah teknis yang timbul di lokasi proyek dan
perkembangan proyek selama satu minggu berjalan serta koordinasi
masing-masing unsur proyek yang terlibat langsung. Pada proyek ini
rapat diadakan setiap hari Selasa jam 10.00 sampai selesai.

2.9 Pelaksanaan Disiplin Kerja Proyek


Untuk menciptakan disiplin dilingkungan Proyek Gedung Menara BRI
Pekanbaru maka dikeluarkan tata tertib untuk pekerja, karyawan, dan staff
sebagai berikut:
a. Hari / jam kerja
Safety morning : Kamis, 08.00 WIB
Masuk kerja : 08.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
Pulang kerja : 18.00 WIB
b. Kerja lembur : 19.00 – 04.00 WIB

Pada proyek pembangunan Gedung Menara BRI Pekanbaru, lembur diberikan


apabila ada pekerjaan yang dikerjakan lewat dari pukul 19.00 WIB.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


22
M. Rizki Maulana Laporan Kerja Praktek

2.10 Perancangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Waktu pelaksanaan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu
proyek, oleh karena itu perlu adanya perencanaan waktu yang matang agar
proyek dapat berjalan efektif dan ekonomis. Agar tercapainya waktu
pelaksanaan tersebut maka diperlukan penjadwalan waktu (time schedule). Pada
proyek ini kontraktor menggunakan Time Schedule dan Kurva S sebagai
rencana kerja karena lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Time Schedule adalah suatu bentuk rencana kerja yang berupa tabel, berisi
jenis-jenis pekerjaan disertai waktu dimulainya sampai dengan berakhirnya
setiap jenis pekerjaan tersebut. Kurva S merupakan kurva yang menghubungkan
antara waktu dan kemajuan pekerjaan, yang mana waktu pelaksanaan proyek
dibuat dengan skala waktu tiap minggu. Pada proyek ini penjadwalan
menggunakan Time Schedule dan Kurva S yaitu dilaksanakan selama 77
Minggu atau 541 hari ( 7 Desember 2016 sampai dengan 31 Mei 2018).
Penjadwalan tersebut dibuat berdasarkan volume pekerjaan dan harga item
pekerjaan. Dari hasil kurva S nantinya akan digunakan sebagai panduan untuk
pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Kurva S Proyek Gedung
Menara BRI Pekanbaru dapat di lihat pada Lampiran A-10 .

Adapun tujuan dari pembuatan Time Schedule adalah:


1. Menentukan urutan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
yang ada, agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan efisien serta mencapai
efektibilitas sumber daya yang optimal.
2. Meminimalisir terjadinya keterlambatan, dengan adanya Time Schedule
kemungkinan keterlambatan dapat terdeteksi sedini mungkin sehingga
dilakukan pencegahan atau diambil kebijakan lain yang sesuai.
3. Memperkecil sumber daya yang harus disediakan untuk kelancaran
pekerjaan.

Proyek Menara BRI Pekanbaru


23

Anda mungkin juga menyukai