Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang


Jalan Pattimura Semarang

BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Uraian Umum

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik


pemerintah yang terbesar di Indonesia dan sudah memiliki banyak kantor
cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Sebagai bank komersial tertua,
BRI konsisten memberikan pelayanan dan terus berusaha menambah
kompetensi, berinovasi, dan mengembangkan layanan institusional bagi
masyarakat perkotaan. Tersebarnya kantor cabang ke berbagai daerah di
Indonesia semakin memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan secara merata.

Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang ini


merupakan salah satu proyek yang dikerjakan untuk menunjang
kemudahan dan pemerataan pelayanan perbankan di wilayah semarang
khususnya di Jalan Pattimura. Diharapkan dengan dibangunnya Kantor
Cabang BRI Pattimura Semarang lebih memberikan kenyamanan dan
akses yang mudah bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan pelayanan
perbankan yang lebih baik. Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura
Semarang adalah pembangunan gedung dengan struktur 4 lantai dengan
menggunakan beton bertulang sebagai penunjang strukturnya yang
dilengkapi dengan sarana prasarana bangunan. Bangunan ini berdiri diatas
tanah seluas 3.569,19 m2 (Sumber: Laporan Bulanan Manajemen
Konstruksi Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura
Semarang).

Sarana pendukung kelancaran pekerjaan Pembangunan Kantor


Cabang BRI Pattimura Semarang ini menggunakan alat berat maupun
ringan, antara lain Concrete Pump, Vibrator, Scafolding, Bar Bender, dan
alat pendukung lainnya. Proyek ini dilaksanakan oleh PT. Global
Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 8
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Rancang Selaras sebagai konsultan perencana, PT. Ingcipta Multiyasa


sebagai konsultan manajemen, dan PT. Inti Indah sebagai Kontraktor
pelaksana.

2.2 Lokasi dan Batas-Batas Proyek

Lokasi Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang


terletak di Jalan Pattimura No. 2-4, Rejomulyo, Kec. Semarang Timur,
Kota Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 dengan batas-batas
lokasi proyek sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Lahan milik PT. KAI (Persero)
b. Sebelah Timur : Ruko Pertokoan Pattimura
c. Sebelah Selatan : Jalan raya Pattimura
d. Sebelah Barat : Bundaran Museum Kota Lama

Lokasi Proyek

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 9
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Gambar 2.2 Site Plan Lokasi proyek


(Sumber: Presentasi Teknis BRI Pattimura Semarang)

2.3 Dasar Pemilihan Proyek

Dasar dari penulis memilih Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI


Pattimura Semarang adalah sebagai berikut :
a. Proyek terletak di Kota Semarang.
b. Kondisi proyek saat praktik sedang tahap pembangunan.
c. Proyek tersebut memenuhi syarat yang telah diberikan oleh Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang yaitu progres pembangunan
antara 30-70 % dengan bangunan lebih dari tiga lantai.

2.4 Data Umum Proyek

Dalam Laporan Bulanan Manajemen Konstruksi Proyek


Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang dapat diketahui
rincian data umum proyek sebagai berikut.
- Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor Cabang BRI
Pattimura Semarang.
- Lokasi Proyek : Jalan Pattimura Semarang
- Luas Bangunan : 2945,92 m2
- Luas Tanah : 3569,19 m2

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 10
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

- Pemilik Proyek : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk


- Konsultan Perencana : PT. Global Rancang Selaras
- Konsultan Manajemen : PT. Ingcipta Multiyasa
- Kontraktor Pelaksana : PT. Inti Indah
- Tanggal SPL Kontraktor : 1 Mei 2020
- Nilai Kontrak : Rp 34.430.000.000,-
(Tiga Puluh Empat Miliyar Empat Ratus
Tiga Puluh Juta Rupiah)
- Waktu Pelaksanaan : 420 Hari Kalender
- Masa Pemeliharaan : 90 Hari Kalender

2.5 Data Teknis Pekerjaan

Dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Pekerjaan Struktur


Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang didapatkan
data teknis pekerjaan sebagai berikut.
a. Pekerjaan Beton
- Pekerjaan Pondasi pancang beton segi empat ukuran 40 cm x 40
cm (P axial ijin 70 ton) dengan mutu material K-500 (fc’ = 42
Mpa). Tiang pancang beton dengan ukuran 40 cm x 40 cm
dipancang sampai kedalaman 20 m dihitung dari muka tanah asli.
Kedalaman pemancangan juga harus memperhatikan daya dukung
tiang telah mencapai kapasitas yang telah ditentukan.
- Pekerjaan struktur atas meliputi pile cap, sloof, kolom, balok, pelat
lantai basement, pelat lantai, pelat atap, tangga, dan pelat ramp
dengan mutu beton K-300 (fc’ = 24,9 Mpa).
b. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian untuk struktur menggunakan baja mutu
BJTD U-40. Bentuk profil, pelat, dan kisi-kisi untuk tujuan semua
konstruksi dibaut atau dilas menggunakan baja karbonyang memenuhi
persyaratan ASTM A36. Semua material untuk konstruksi baja
menggunakan baja baru dan merupakan “Hot Rolled Structural Steel”

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 11
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-83) atau ASTM A36 atau


SS41 (JIS.U 3101-1970) dengan tegangan leleh minimum 2.400
kg/cm2.
c. Pekerjaan Pengukuran
Untuk pekerjaan pengukuran elevasi menggunakan waterpass
dan rambu ukur sedangkan untuk pekerjaan penentuan as kolom,
balok, dan bouwplank menggunakan alat theodolit.

2.6 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah suatu proses dari perencanaan,


pengaturan, pelaksanaan, dan pengendalian dalam mengelola suatu
pekerjaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

Manajemen proyek dapat direalisasikan dengan baik jika koordinasi


dan kerjasama dapat berjalan secara efektif. Apabila fungsi – fungsi akhir
dari sebuah proyek dapat terwujud, yaitu tepat waktu, tepat kualitas
(mutu), tepat sesuai biaya rencana, tidak adanya masalah sosial dengan
masyarakat dan tercapainya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut mekanisme yang mendukung
yaitu :

1. Perencanaan
Yaitu tindakan berupa pengambilan keputusan yang mengandung
data atau informasi, opini maupun fakta kegiatan yang dipilih dan
dilakukan pada proyek untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Organisasi
Yaitu suatu kelompok yang mempunyai pemikiran dan tujuan yang
sama, dimana terdapat pengelompokan menurut keahlian atau bidang
kerja sehingga dapat bekerjasama dengan baik dalam mencapai tujuan.
3. Pelaksanaan

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 12
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Yaitu tindakan menyelaraskan antara rencana dalam lapangan


dengan melibatkan seluruh anggota organisasi untuk dicapainya tujuan
bersama.
4. Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan pengukuran kualitas penampilan
mutu, serta koreksi terhadap tindakan penyimpangan yang terjadi. Hal
ini sebagai kontrol dan perbandingan antara rencana dengan yang ada di
lapangan.

2.7 Struktur Organisasi Lapangan Proyek Pembangunan Kantor Cabang


BRI Pattimura Semarang
Dalam melaksanakan suatu proyek perlu adanya organisasi.
Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dalam
suatu ruang lingkup pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
sudah direncanakan. Adapun struktur organisasi proyek Pembangunan
Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.3
dan 2.4.

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi Proyek

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 13
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Proyek


(Sumber: STO Pengadaan Jasa Kontraktor Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Kanca BRI Pattimura-Kanwil Semarang)

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 14
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

2.7.1 Unsur – Unsur Pengelolaan Proyek Pembangunan Kantor Cabang


BRI Pattimura Semarang

Unsur pengelola proyek adalah seorang atau badan hokum yang


berperan dalam pelaksanaan pengembangan proyek. Dalam Buku
Pedoman Rincian Tugas Pengelolaan Proyek Pembangunan Kantor
Cabang BRI Pattimura Semarang dijelaskan mengenai Unsur-Unsur
Pengelola Proyek, yaitu sebagai berikut :
a. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum baik pemerintah


ataupun swasta yang memilki proyek atau pekerjaan dan
memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya
sesuai dengan perjanjian kontrak kerja

Tugas dan kewajiban pemilik proyek yaitu :

1. Membuat TOR (Term of Reference) yang di dalamnya berisi :


tujuan proyek, persyaratan proyek yang bersifat teknis dan
administrasi, tata ruang, biaya, dan persil yang disediakan.
2. Menentukan pilihan dan mengambil keputusan atas rencana dan
konstruksi – konstruksi yang diusulkan oleh para konsultan.
3. Memberikan inormasi – informasi yang diperlukan oleh seorang
konsultan se hubungan dengan perencanaan proyek tersebut.
4. Menyediakan dan membayar sejumlah biaya yang diperlukan
untuk terwujudnya suatu pekerjaan.
5. Menerima dan menyetujui pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
kontraktor.

Adapun wewenang yang dimiliki pemilik proyek adalah sebagai


berikut :
1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-
masing kontraktor.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 15
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara


memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi
hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.

Hak pemilik proyek antara lain :


1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik berupa sara dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan
sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu
badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki.

b. Konsultan Perencana

Konsultan perencana yaitu suatu badan hukum atau perorangan


yang ditunjuk oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana untuk
melakukan perencanaan.

Adapun wewenang konsultan perencana yaitu :

1. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak


pelaksanaan bangunan yang dalam pelaksanaannya tidak sesuai
dengan rencana.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 16
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

2. Menentukan jenis material yang akan digunakan dalam


pembangunan.

c. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana yaitu badan hukum atau perseorangan yang


ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan
keahliannya, atau dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang
penawarannya telah diterima dan telah diberi surat penunjukan serta
telah menandatangani surat perijinan pemborongan kerja dengan
pemilik proyek sehubungan dengan pekerjaan proyek.

Kewajiban dan tanggung jawab kontraktor pelaksana adalah :

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak, berdasarkan


gambar kerja, RKS, risalah penjelasan pekerjaan, dan peraturan
yang telah ditetapkan.
2. Membuat rencana kerja.
3. Membuat jadwal pengadaan bahan serta pengirimannya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
4. Membuat jadwal pengadaan peralatan dan sarana pembantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Bersama dengan konsultan pengawas, melakukan pengujian atau
pemeriksaan pekerjaan yang telah diselesaikan.
6. Jika diperlukan, sebelum melakukan setiap bagian pekerjaan, perlu
dibuatkan atau membuat gambar detail pelaksanaannya (shop
drawing)
7. Menjamin keamanan di lapangan kerja, serta keselamatan terhadap
semua orang, baik pekerja maupun pengunjungyang
berkepentingan dalam proyek.
8. Bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan yang dikerjakan
oleh sub kontraktor.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 17
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

9. Melakukan pembayaran pajak, asuransi, dan izin bangunan sesuai


dengan kontrak.
10. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara
keseluruhan atau dapat pula diserahkan perbagian pekerjaan sesuai
dengan ketentuan yang disepakati.

d. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah badan hukum atau perorangan yang


ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan. Perlu adanya sumber daya manusia yang ahli dalam
bidangnya sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik
dalam waktu yang efisien.

Adapun ruang lingkup kerja konsultan pengawas yaitu :


Tahap Perencanaan
1. Memberi masukan, pandangan, pertimbangan atas perencanaan
yang dibuat.
2. Membantu owner / pemilik proyek untuk memberi masukan
terhadap desain yang telah ada hingga ke detail desain.
3. Membantu owner / pemilik proyek untuk me-review kesesuaian
Bill Of Quantity dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.
4. Membantu owner / pemilik proyek dalam mempersiapkan dan
menyusun program pelaksanaan pelelangan konstruki interior,
furniture, dan ME.
5. Mendampingi owner / pemilik proyek dalam proses rapat
penjelasan dan kunjungan lapangan.

Tahap Pelelangan
1. Melakukan evaluasi harga atas penawaran kontraktor dan
memberikan hasil evaluasi kepada pemilik proyek.
2. Membantu pemilik proyek melakukan klarifikasi atas penawaran
kontraktor dan melaporkan hasilnya kepada pemilik proyek.
Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 18
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Tahap Pelaksanaan
1. Melakukan kegiatan pengawasan.
2. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan pembangunan fisik
yang disusun oleh kontraktor.
3. Mengendalikan program pelaksanaan pembangunan fisik, yang
meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan
kualitas) hasil pembangunan, pengendalian perubahan pekerjaan,
pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan
keselamatan kerja.
4. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis jika terjadi penyimpangan.
5. Melakukan koordinasi antara para pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pembangunan fisik.
6. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan
di lapangan.
7. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
8. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
9. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
10. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan, dan
bulanan pekerjaan kontruksi.
11. Memeriksa dan menyetujui kemajuan pekerjaan di
lapangan dan menerbitkan berita acara kemajuan pekerjaan,

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 19
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

pemeliharaan pekerjaan dan serah terima pertama dan kedua


pekerjaan konstruksi.
12. Menyiapkan dan mengajukan kepada Owner/pemberi tugas
untuk mendapatkan persetujuan jika terjadi perubahan pekerjaan
baik tambah atau kurang, menampung keinginan Owner/pemberi
tugas jika ada keinginan perubahan dan menyampaikan kepada
Kontraktor.
13. Membantu Owner / pemberi tugas dalam hal terjadi perselisihan
dengan kontraktor dengan memberikan pandangan-pandangan atau
saran-saran.
14. Mewakili pengelola proyek sementara waktu apabila terjadi
kejadian khusus yang melibatkan pihak luar terutama dari pihak
pers.
15. Memberikan peringatan tertulis kepada kontraktor pelaksana
apabila pekerjaan kontraktor pelaksana tidak sesuai dengan jadwal
dan mutu yang telah ditetapkan oleh Owner / pemberi tugas.

Tahap Penyelesaian Pekerjaan


1. Memonitor dan mengontrol Berita Acara yang diperlukan yang
terdiri masing-masing tidak terbatas pada :
- Berita Acara Uji Terima dan dokumen pendukungnya.
- Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
- Berita Acara Serah Terima I Pekerjaan.
- Berita Acara Perhitungan Waktu Pekerjaan (BAPWP).
- Berita Acara Serah Terima II Pekerjaan.
2. Menyiapkan defect list setelah penyerahan pertama dari
pekerjaan dan mengawasi implementasi dari defect list.
3. Membuat laporan perbaikan rehabilitasi cacat, kekurangan yang
telah dilaksanakan.
4. Membuat Laporan Akhir Proyek yang berisi kronologis
pelaksanaan selama proyek berlangsung.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 20
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

PEMILIK

Jasa Kontrak Biaya Jasa Kontrak Biaya

Persyaratan Teknis
KONSULTAN KONTRAKTOR
Realisasi

PERATURAN PELAKSANAAN

Gambar 2.5 Skema Hubungan Kerja Unsur Pengelola Proyek

2.7.2 Hubungan Kerja Unsur Pengelola Proyek

Pada Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura


Semarang ada beberapa unsur atau pihak yang telibat di dalam proyek
tersebut. Unsur-unsur tersebut memiliki hubungan kerja satu sama lain di
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing, dapat dilihat
pada Gambar 2.5 untuk mengetahui skema hubungan kerja unsur
pengelola proyek. Berikut ini penjelasan dari skema tersebut.

a. Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dan Konsultan


1. Terjadi ikatan kontrak.
2. Konsultan menyerahkan hasil perencanaan dan atau pengawas
proyek.
3. Pemilik proyek memberikan imbalan jasa kepada konsultan.

b. Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dan Kontraktor


1. Terjadi ikatan kontak.
2. Kontraktor melaksanakan pekerjaan, kemudian menyerahkan
kepada pemilik proyek setelah selesai seluruhnya.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 21
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

3. Pemilik proyek menanggung biaya pelaksanaan dan imbalan jasa


konstruksi.

c. Hubungan Kerja antara Kontraktor dan Konsultan


1. Terjadinya hubungan koordinasi.
2. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan perencana.
3. Konsultan mengawasi, mengontrol dan mengendalikan teknis
pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan kontraktor.

Adapun faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk


organisasi dalam suatu proyek konstruksi yaitu :

1. Jenis proyek, misalnya konstruksi rekayasa berat, konstruksi industri,


dan konstruksi bangunan pemukiman.
2. Keadaan anggaran belanja (derajat ketetapan yang diijinkan dan
kecepatan pengambilan investasi).
3. Keadaan dan kemampuan pemberi tugas (pemilik proyek) yang
berkaitan dengan teknis.

2.8 Tugas dan Wewenang Masing – Masing Jabatan

Dalam Proposal Manajemen Konstruksi Proyek Kantor Cabang


BRI terdapat jabatan – jabatan yang mempunyai wewenang dan kewajiban
masing – masing, sebagai berikut.

a. Team Leader / Project koordinator

Team Leader bertanggungjawab secara penuh terhadap pengelolaan


pengawasan lapangan. Tugas-tugasnya meliputi :
1. Merencanakan, mengelola, dan mengkoordinasikan semua fungsi-
fungsi Manajemen Konstruksi.
2. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.
3. Menetapkan kebijakan dan penuntutan.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 22
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

4. Merekomendasikan hal-hal yang berhubungan dengan


pelaksanaan proyek.
5. Menyiapkan laporan kemajuan proyek.
6. Berkoordinasi langsung dengan Konsultan Perencana.
7. Membantu dalam penyelesaian permasalahan di lapangan yang
sifatnya tidak umum / tidak biasa.

b. Tenaga Ahli

1. Melakukan pemeriksaan atas perhitungan perencanaan dan detail


perencanaan.
2. Memberikan masukan dan pertimbangan dalam perencanaan yang
sudah dibuat oleh Konsultan Perencana.
3. Melakukan pemeriksaan pekerjaan di lapangan yang berhubungan
dengan teknis.

c. Supervisor / Pengawas

1. Bertanggungjawab terhadap pengawasan pekerjaan kontraktor di


lapangan.
2. Menyiapkan data-data untuk keperluan laporan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan dukungan data dan rekomendasi sehubungan dengan
keadaan di lapangan.
4. Bertanggungjawab terhadap administrasi dari pelaksanaan
pekerjaan pengawasan.
5. Melaporkan penjadwalan dan administrasi kepada Team Leader.
6. Membuat reporting harian, mingguan dan bulanan.
7. Membuat risalah meeting.

d. Administrasi

1. Mengakomodir seluruh laporan pekerjaan di lapangan.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 23
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

2. Mengumpulkan seluruh dokumen yang berkaitan dengan


kepentingan proyek.

e. Estimator

1. Bersama-sama supervisor dan team leader menghitung progress


pekerjaan setiap minggu.
2. Menghitung Value Engineering pekerjaan.

f. Site Manager
Site Manager adalah orang yang bertanggungjawab pada
pelaksanaan pekerjaan keseluruhan baik biaya, waktu, tenaga kerja,
dan mutu bahan.

Tugas dari site manager adalah :

1. Tugas perencanaan : merencanakan time schedule pelaksanaan


proyek beserta pemakaian alat, bahan, dan tenaga kerja.
2. Kontrol dan pengarahan : memberikan instruksi dan pengarahan
kepada pelaksana.
3. Tugas laporan : membuat laporan untuk project manager yang
mencakup kegiatan proyek, kesulitan, dan lain-lain.

g. Pelaksana
Tugas dari pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh pelaksanaan proyek di
lapangan.
2. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal
sampai proyek selesai.

h. Drafter
Tugas seorang drafter pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 24
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di


lapangan.
3. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
4. Membuat gambar akhir pekerjaan/asbuilt drawing.

i. Logistik
Logistik adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap
administrasi, pengadaan alat, dan bahan serta keluar masuknya
material.

Tugas dan wewenang logistik sebagai berikut :

1. Melaksanakan pembelian terhadap barang dan alat.


2. Memelihara dan menyiapkan tempat penyimpangan alat dan
material.
3. Bertanggung jawab mencatat keluar masuknya bahan dan alat.
4. Membuat berita acara penerimaan atau penolakan bahan setelah
dilaksanakan pengetesan.

j. Surveyor
Seorang surveyor mempunyai tugas dan peran sebagai berikut :
1. Menentukan titik – titik batas area proyek, ini diperlukan untuk
pembuatan alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.
2. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan
untuk diaplikasikan di lapangan.
3. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik bore pile dan
pile cap.
4. Melakukan pengecekan elevasi agar sesuai dengan gambar yang
sudah ditentukan sebelumnya.
5. Melakukan pengecekan terhadap ketegakan dan kelurusan dari
struktur-struktur bangunan.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 25
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

2.9 Tenaga Kerja


Tenaga Kerja merupakan aspek penting dalam suatu proyek
pembangunan. Dengan adanya tenaga kerja yang berpengalaman dan
terampil suatu proyek akan efisien waktu, kualitas pekerjaan yang
dihasilkan akan lebih baik serta penghematan biaya pelaksanaan.

2.9.1 Macam dan Status Tenaga Kerja

1. Macam Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan proyek dibagi menjadi :


1. Tenaga Ahli
Tenaga kerja ahli merupakan tenaga kerja yang mengelola
pekerjaan menurut keahlian masing-masing, seperti : arsitek,
manajemen konstruksi.
2. Tenaga Menengah
Tenaga menengah adalah tenaga kerja yang mempunyai
pendidikan setingkat SMA atau sederajat. Biasanya menangani
pekerjaan logistic umum, pembantu pelaksana dafter dan lain-lain.
3. Tenaga Pekerja
Tenaga kerja lepas yang dikoordinir dan dipimpin oleh mandor.
Tenaga kerja ini meliputi tukang kayu, tukang batu, pekerja
pemasangan bekisting dan tenaga kasar lainnya. Sistem
pembayaran tenaga pekerja dihitung berdasarkan jumlah pekerjaan
yang telah dilaksanakan.

2. Status Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses konstruksi adalah :

1. Tenaga Kerja Tetap


Tenaga kerja atau karyawan yang diangkat langsung oleh bagian
persnalia perusahaan, serta mendapatkan gaji tetap dari kantor

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 26
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

setiap bulannya. Yang termasuk tenaga kerja tetap adalah project


manager, pelaksana, logistic, dan lain-lain.
2. Tenaga Kerja Harian
Tenaga kerja yang sistem pembayaran gajinya dihitung
berdasarkan jumlah hari bekerja. Pekerja dan tukang merupakan
bagian dalam tenaga kerja harian. Sistem pembayaran gaji dikelola
oleh mandor.
3. Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga kerja yang diberikan upah berdasarkan kebutuhan tenaga
kerja dalam pekerjaan tertentu. Bekerja dibawah koordinator
pelaksana proyek sampai dengan masa kontrak berakhir.

2.9.2 Prosedur Pembayaran Tenaga Kerja

Upah yang diterima setiap tenaga kerja berbeda-beda berdasarkan


tanggung jawab yang diemban. Untuk pekerja tetap pembayaran gaji
dikelola langsung oleh perusahaan. Sedangkan untuk pekerja dan tukang,
pembayaran upah dikelola oleh mandor.

2.9.3 Waktu Kerja


Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI
Pattimura Semarang diatur waktu kerja yang disesuaikan dengan PP No.
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi.
1. Hari Kerja Biasa
- Hari Senin sampai Minggu pukul 08.00 s.d. 17.00 WIB
- Peringatan hari besar libur
2. Waktu Istirahat Kerja
- Hari Senin sampai Minggu pukul 12.00 s.d. 13.00 WIB
- Peringatan hari besar libur
3. Waktu Lembur
- Waktu lembur dimulai pukul 17.00 s.d. 22.00 WIB
Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 27
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

- Waktu lembur juga dihitung saat ada pengecoran di malam hari


sampai dini hari.

2.10 Pengadaan Bahan Material

Pengadaan bahan bangunan dilakukan oleh kontraktor dan harus


memenuhi persetujuan Konsultan Pengawas. Bahan bangunan yang
digunakan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
serta gambar bestek yang telah ditentukan.
Berikut bahan material yang digunakan dalam Proyek Pembangunan
Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang yang tercantum dalam Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) proyek.
1. Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara
dengan Semen Tiga Roda yang sesuai dengan syarat – syarat :
- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8 – 1972).
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971).
- Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate).
- Mendapat Persetujuan Perencana / Managemen Konstruksi.
b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam - macam
jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama),
dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong – kantong
semen yang masih disegel dan tidak pecah.
c. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus
diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup
ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakan pada tempat
yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak – sak semen
tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m
atau maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 28
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan


menurut urutan pengirimannya.
d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan – kerusakan
akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat
ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah
ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2 x 24 jam.

2. Agregat
a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan
pasir beton, harus memenuhi syarat – syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3 – 1956).
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971).
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan
tanah/tanah liat atau kotoran – kotoran lainnya.
b. Semua agregat harus bersih, keras dan mempunyai sifat
kekekalan (tahan lama) seperti disyaratkan. Mencuci, memproses,
memisahkan, mencampur dan sebagainya harus dilaksanakan
seperlunya untuk mendapatkan gradasi dan syarat – syarat
mekanik yang disyaratkan.
c. Agregat boleh berasal dari sumber/tambang atau sumber alam lain
dan harus diproses seperlunya untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Semua sumber harus disetujui oleh "Managemen
Konstruksi yang ditunjuk" seperti dinyatakan dalam kondisi
umum dari kontrak.

3. Air
a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan – pekerjaan
di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung
bahan – bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organisme

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 29
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.


Memenuhi syarat – syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2 –
1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang
berwajib dengan biaya ditanggung oleh pihak Kontraktor.
b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk
dipakai.
c. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m dan kombinasi
sulfat (SO3) tidak melebihi 1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu
Konsultan Managemen Konstruksi dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

4. Besi Beton
a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971).
- Bebas dari kotoran – kotoran, lapisan minyak – minyak, karat
dan tidak cacat (retak – retak, mengelupas, luka dan
sebagainya).
- Dari jenis baja mutu U – 24 untuk D < 10 mm, U – 40 untuk ≥
10 (ulir) dan U – 50 untuk wiremesh.
- Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan –
ketentuan SNI – 03 – 2847 – 2002 dan PBI 1971.
- Mempunyai penampang yang sama rata. - Ukuran disesuaikan
dengan gambar – gambar.
b. Besi beton yang tidak memenuhi syarat – syarat karena
kualitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS.) diatas, harus
segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis
dari Managemen Konstruksi, dalam waktu 2 x 24 jam.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 30
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

5. Batu Bata
Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata local/ Pabrikan
yang berkualitas baik yaitu dengan hasil pembakaran yang matang
berukuran sama kira-kira 5 x 11 x 22 cm tidak boleh terdapat pecah-
pecah (melebihi 20%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang
pernah dipakai. Material bata dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Pasangan tembok dipasang seluas 12,00 m2, bila lebih harus
dipasang beton praktis ukuran penampang 10 x 10 cm dengan
tulangan 4 Ø 10, beugel Ø 6 – 150. Pasangan batu bata untuk dinding
½ bata harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk
dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

Gambar 2.6 Material Batu Bata

6. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir – butir yang bersih dan bebas dari
bahan – bahan organis, Lumpur dan sebagainya (dapat dilihat pada
Gambar 2.7) dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan
yang dicantumkan dalam PBI 1971.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 31
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Gambar 2.7 Pasir

7. Kawat Bendrat
Kawat pengikat harus dibuat dari besi lunak yang terlebih
dahulu dipijarkan dan tidak disepuh dengan seng. Kawat pengikat
tidak boleh berkarat. Karena kawat pengikat yang berkarat mudah
putus dan tidak boleh digunakan untuk mengikat tulangan.

8. Koral Beton atau Split


Digunakan koral yang bersih,bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat – syarat PBI 1971.
Penyimpanan atau penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan
satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut
tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang
tepat.

9. Beton Ready Mix


Beton ready mixed haruslah berasal dari perusahaan ready
mixed yang disetujui, pengukuran, pencampuran dan pengiriman
sesuai dengan ACI 301 – 74, ACI committee 304 dan ASTM C 94 –
92a. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh
melampaui 35 derajat (C). Pengujian beton ready mix dapat dilihat
pada Gambar 2.8.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 32
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Gambar 2.8 Uji Slump Beton Ready Mix

10. Baja Tulangan


- Material konstruksi baja menggunakan mutu BJ 37 (PPBBI-83)
atau ASTM A36 atau SS41 (JIS.U 3101-1970) dengan tegangan
leleh minimum 2.400 kg/cm2. (dapat dilihat pada Gambar 2.9)
- Bahan – bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American
Welding Society” (AWS D1.0 – 69 : Code for Welding in Building
Construction)
1. Baut angkur dan sekrup – sekrup atau mur – mur harus
memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325.
2. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM
A123. Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus
memenuhi ASTM A153.
3. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi
ASTM A307 dan harus biasanya type segi enam (hexagon –
bolt type).

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 33
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Gambar 2.9 Baja Tulangan

11. Beton Decking


Beton decking sering disebut tahu beton, merupakan suatu
beton ganjal berbentuk persegi yang terbuat dari campuran semen dan
pasir dengan perbandingan 1 : 3 yang disisipkan pada acuan beton
dengan tebal sesuai kebutuhan. Beton decking berguna untuk
mendapatkan selimut tulangan yang berguna untuk mendukung
tulangan sehingga diperoleh tebal lindung sesuai dengan spesifikasi.
Proses pembuatan beton deking dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Beton Decking

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 34
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

12. Tiang Pancang


Tiang pancang adalah suatu pondasi yang memanfaatkan tiang
yang dipancangkan ke dalam tanah sebagai penyangga beban
utamanya. Pembuatan pondasi tiang pancang dikerjakan dengan
menyatukan pangkal yang terletak di bawah konstruksi dan tumpuan
pondasi (dapat dilihat pada Gambar 2.11). Pada proyek ini
menggunakan tiang pancang beton segi empat ukuran 40 cm x 40 cm
(P axial ijin 70 ton) dengan mutu material K-500 (fc’ = 42 Mpa).

Gambar 2.11 Tiang Pancang

2.11 Peralatan Kerja

Keberadaan peralatan kerja sangatlah penting, karena tanpa alat


dan material dalam suatu proyek tidak dapat dikerjakan. Ada beberapa hal
yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan peralatan dalam
pelaksanaan pembangunan, yaitu macam pekerjaan, volume pekerjaan,
keadaan lapangan, biaya yang tersedia, dan waktu yang tersedia.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 35
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Beberapa peralatan proyek yang digunakan untuk pelaksanaan


pembangunan proyek, yaitu :

2.11.1 Bar Bender

Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan


besi tulangan yang akan digunakan pada pembesian beton. Cara kerja bar
bender yaitu baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros
tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan
sudut bengkok yang diinginkan dan panjang pembengkoknya dan dapat
dilihat pada Gambar 2.12 mengenai penggunaanya di lapangan. Ujung
tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok.
Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai
dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan.

Gambar 2.12 Penggunaan Bar Bender

2.11.2 Circular Saw


Circular Saw adalah alat yang digunakan untuk memotong besi
tulangan yang akan digunakan pada pembesian beton. Cara kerjanya yaitu
tekan tombol on, kemudian baja yang akan dipotong ditata ke piringan gigi
circular saw sampai baja tulangan terpotong. Contoh penggunaan
Circular Saw di lapangan dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 36
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

Gambar 2.13 Circular Saw

2.11.3 Concrete Mixer Truck

Concrete Mixer Truck merupakan alat pengaduk beton dalam


jumlah besar dengan kapasitas muat adukan 3-5 m3 (dapat dilihat pada
Gambar 2.14). Truk ini digunakan untuk mengirimkan beton ready mix ke
lokasi proyek. Selama pengangkutan, tabung truk selalu berputar agar
tidak terjadi pengerasan atau pemisahan agregat, sehingga mutu beton
yang dibawa tidaklah berubah.

Gambar 2.14 Concrete Mixer Truck

2.11.4 Concrete Pump

Concrete Pump digunakan menyalurkan bahan cor beton melalui


sebuah saluran tertutup ke tempat pengecoran (dapat dilihat pada Gambar
2.15). Metode yang digunakan yaitu metode pemompaan yang merupakan
metode yang fleksibel untuk memindahkan campuran beton ke sembarang

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 37
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Kantor Cabang BRI Pattimura Semarang
Jalan Pattimura Semarang

tempat pada bidang pengecoran. Cara kerjanya yaitu menggerakkan


material melalui suatu pipa atau selang.

Gambar 2.15 Concrete Pump

Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang 38

Anda mungkin juga menyukai