Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1. Data umum Proyek


Secara umum data-data proyek Pembangunan Transmart carrefour
Pekanbaru adalah sebagai berikut :
2.2.1

Lokasi dan situasi proyek

Proyek Pembangunan Transmart Pekanbaru memiliki luas lahan 180.000


m dan luas bangunan gedung seluas 35.000 m2. Yang berlokasi dijalan
Soekarno hatta kota pekanbaru. Lokasi proyek berlokasi di jalan Soekarno hatta
dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara

: Tanah kosong

Sebelah Timur

: Jl. Soekarno hatta

Sebelah Barat

: Rumah masyarakat

Sebelah Selatan

: Jl. Musyawarah

Gambar 2.1 adalah gambar yang menunjukan lokasi pembangunan gedung


Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek Transmart Pekanbaru


Sumber : Google Earth
2.2.2

Data umum proyek

Adapun data-data umum proyek Pembangunan Transmart Pekanbaru adalah


sebagai berikut :
1. Nama Paket
2. Nomor Kontrak
3. Tanggal Kontrak

: Pembangunan Transmart Carrefour Pekanbaru


: 008/IP-BTPTM/X/2016
: 20 Agustus 2016

4. Lokasi Pekerjaan : Jl. Soekarno Hatta, Kel.


Labuh Baru Timur Kec. Payung Sekaki
5. Pengguna Anggaran
: PT. Sumaraja Indah
6. Nilai Proyek
: Rp. 159.136.135.045,00
7. Sumber Dana
: PT. Trans Retail
8. Konsultan Perencana
:
PT.
Gratama
Consultant
9. Konsultan M&E : PT. Rickstar Indonesia
10. Kontraktor Pelaksana : PT. Sumaraja Indah
11. Konsultan Pengawas : PT. Sumaraja Indah
12. Waktu Pelaksanaan
: 300 hari kalender
13. Waktu Pemeliharaan
: 365 Hari kalender
setelah serah terima satu
14. Akhir Pelaksanaan
: 20 Juli 2017
15. Sistem Kontrak : Pelelangan
2.2.3

Data khusus proyek


Adapun data khusus yang ditinjau dari Proyek Pembangunan Transmart

Carrefour Pekanbaru ini adalah pekerjaan balok dengan data sebagai berikut :
1. Struktur Bangunan :
Bertulang
2. Mutu Beton

fc

fy

Beton

: 30 Mpa

3. Mutu Baja
: 390 Mpa
4. Diameter Tulangan Utama : 25 mm
5. Diameter Tulangan Sengkang
:

10

mm
6. Dimensi Balok Terbesar

: 400 mm x

850 mm
7. Dimensi Balok Terkecil

: 300 mm x

700 mm
8. Jumlah Tul Pokok Terbesar : 9 bh
9. Jumlah Tul Pokok terkecil : 8 bh
10. Selimut Beton
: 40 mm
2.2. Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan proyek meliputi tahap pelelangan dan tahap pelaksanaan di
lapangan.
2.2.1. Tahap pelelangan

Pelelangan dilakukan untuk mendapat biaya yang optimal bagi suatu proyek
dengan tidak mengabaikan mutu dan hasil pekerjaan konstruksi yang dilakukan,
sehingga setelah melalui proses evaluasi diperoleh pelaksana yang kompeten.
Ketentuan tender proyek swasta biasanya diatur sendiri oleh masing-masing
pemilik dengan tetap mengacu pada standar kontrak tertentu seperti misalnya
standar Internasional.
Pada umumnya, sistem pelelangan proyek swasta dilakukan dengan cara
tender terbatas dengan mengundang beberapa kontraktor BUMN. Perkembangan
saat ini, pemilik (owner) mengundang beberapa calon kontraktor untuk
melakukan presentasi kemampuan mereka dalam melaksanakan proyek yang
ditenderkan. Setelah itu owner menilai dan bagi yang lulus akan diundang untuk
mengikuti tender. Namun pada proyek Pembangunan Transmart Pekanbaru,
pelelangan dilaksanakan secara tertutup.
2.2.2. Tahap pelaksanaan dilapangan
Pada tahap pelaksanaan proyek di lapangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
2.2.2.1.
Organisasi dan personil
Unsur-unsur yang terlibat langsung di dalam proyek ini pada dasarnya
dibagi menjadi :
a. Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek (owner) yaitu suatu pihak perseorangan atau badan hukum
baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai keinginan untuk membuat
suatu proyek dan memberikannya

pada pihak lain yang mampu

melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk meralisasikan


proyek, Owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek.
b. Konsultan Perencana dan Konsultan Pelaksana
Konsultan pengawas dan Konsultan Pelaksana adalah suatu badan yang
bergerak dibidang jasa konsultansi yang diberi tugas oleh pemilik proyek
untuk membantu pemilik proyek dalam melakukan perencanaan

serta

pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan syarat


teknis dan perencanaan. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Transmart
Pekanbaru konsultan pengawas sekaligus pelaksana adalah PT. Sumaraja
Indah bertanggung jawab kepada Pemilik (Owner). Agar dalam pelaksanaan

pekerjaan dapat terorganisir dan terkoordinasi dengan baik sehingga dapat


menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, maka PT. Sumaraja Indah
membuat susunan organisasi sebagai berikut :
1) Direktur
Sebagai Pemilik Perusahaan yang bertanggung jawab kepada Pemilik
(Owner) dan kewenangan pengelolaan lokasi/lapangan atas pekerjaan
yang telah disetujui dalam surat perjanjian kontrak.
2) Project coordinator
Adalah wakil dari pemilik perusahaan dilapangan, bertanggung jawab
terhadap maju mundurnya kemajuan pekerjaan, saling berkonsultasi
dengan konsultan pengawas mengenai kuantitas dan kualitas pekerjaan
serta memperkirakan estimasi biaya pelaksanaan pekerjaan.
3) Project manager
Orang yang ditunjuk untuk menggerakkan organisasi proyek dan
bertanggung jawab yang besar terhadap kesuksesan proyek.
4) Site manager
Site manager bertanggung jawab pada pelaksanaan keseluruhan baik
biaya, waktu dan mutu.
5) Purchasing
Bertanggung jawab terhadap pembelian dan harga material. Serta harus
membandingkan harga satu barang dengan barang lainnya yang murah
dengan kualitas yang baik.
6) Drafter
Membantu Site managaer membuat gambar rencana pekerjaan (Shop
Drawing) dan gambar pelaksanaan pekerjaan (As Built Drawing).
7) Quality Control
Bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan, saling berkoordinasi
dengan Konsultan Pengawas dan Project Officer.
8) Surveyor
Seseorang yang melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan mengamati
suatu pekerjaan lainnya.
9) Logistik
Bertanggung jawab terhadap material, penyimpanan dan penyaluran
material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan.
Gambar 2.2 adalah bagan struktur organisasi proyek PT. Sumaraja Indah
selaku konsultan

pelaksana

dalam pembangunan

proyek Transmart

Pekanbaru.

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Proyek PT. Sumaraja Indah


Sumber : Data lapangan
c. Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang di tunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya atau dalam
definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diteima dan
telah siberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
proyek.
d. Hubungan Kerja
Ketiga unsur proyek diatas mempunyai hubungan kerja satu sama lainnya di
dalam menjalankan perannya masing-masing. Hubungan kerja yang ada dapat
bersifat ikatan kontrak, hubungan koordinasi ataupun perintah. Hubungan
antara pihak-pihak terkait dapat dilihat pada skema hubungan kerja pihakpihak yang terkait dalam proyek. Gambar 2.3 menggambarkan hubunga kerja
organisasi proyek pada pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.3 Bagan Hubungan Kerja Organisasi Proyek


Sumber : Data lapangan
Keterangan :
: Hubungan Komanda atau Perintah
: Hubungan Tanggung Jawab
2.2.2.2.
Peralatan dan Logistik
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
bahan bangunan dan alat kerja disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang
berlangsung. Penempatan material yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk
mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Disamping itu, penempatan material
yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan
kerja.
a) Peralatan Kerja
Dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Transmart Pekanbaru, alat yang
digunakan yaitu :
1. Excavartor
Alat ini digunakan untuk pekerjaan galian tanah dilapangan. Spesifikasi
untuk excavator yang digunakan dalam proyek ini adalah Hitachi
ZX200-5 / EX 100-5E dengan kapasitas bucket 0,3 m 3 - 0,5 m3. Gambar
2.4 merupakan Alat berat Excavator yang digunakan dalam pekerjaan
galian dalam pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.4 Excavator


Sumber : Dokumentasi lapangan
2. Dump truck
Dump truk berguna untuk pengangkutan material. Dump truck yang
digunakan adalah merk Fuso dengan spesifikasi FN 527 MS dan
kapasitas 35 TON / 23 m3. Gambar 2.5 merupakan Dump Truck yang
digunakan dalam pekerjaan pengangkutan material dalam pembangunan
gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.5 Dump Truck


Sumber : Dokumentasi lapangan
3. Hydraulic static pile driver
Hydraulic static pile driver (HSPD) adalah alat pancang jenis static
sesuai namanya dimana alat tersebut bekerja tanpa getar tanpa suara
kebisingan dan tanpa polusi ,saat ini alat jenis ini telah banyak di
gunakan di seluruh indonesia. Alat ini digunakan untuk pekerjaan
pemasangan tiang pancang, prinsip kerja menggunakan sistem jepit
kemudian menekan tiang tersebut. Gambar 2.6 merupakan Alat berat
HSPD yang digunakan dalam pekerjaan pondasi dalam pembangunan
gedung Transmart Pekanbaru.

10

Gambar 2.6 Diesel Hammer


Sumber : Dokumentasi lapangan
4. Truck Mixer
Truck Mixer adalah truk yang berfungsi membawa ready mixed concrete
dalam skala besar yaitu berkisar antara 5m3 7m3 per truk. Untuk
supplier ready mix bekerja sama dengan PT. Riau Beton Mandiri yang
beroperasi di Jl. Hasanuddin No. 40, Pekanbaru. Gambar 2.7 merupakan
mobil Truck Mixer yang digunakan untuk membawa beton segar dalam
pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.7 Truck Mixer


Sumber : Dokumentasi lapangan
5. Concrete Bucket
Concrete Bucket adalah alat bantu untuk pengecoran yang tidak dapat
dijangkau oleh kendaraan ready mix. Untuk pengecoran kolom atau
kolom menerus menggunakan pipa tremi (tremie pipe). Proses
pengangakatan bucket dibantu dengan alat tower crane (TC). Untuk
concrete bucket menggunakan buatan cina dengan kapasitas bucket 0,8
m3. Gambar 2.8 merupakan Concrete Bucket yang digunakan dalam
pekerjaan

pengecoran

dalam

pembangunan

gedung

Transmart

Pekanbaru.

11

Gambar 2.8 Concrete Bucket


Sumber : Dokumentasi lapangan
6. Tower Crane (TC)
Tower Crane adalah salah satu jenis alat berat yang sering digunakan
untuk membangun gedung bertingkat atau jembatan. Fungsi tower crane
adalah untuk mengangkat material atau bahan maupun konstruksi
bangunan dari bawah menuju menuju bagian yang ada di atas.
Dibandingkan dengan cara konvesional , penggunaan alat ini tentu
membuat pekerjaan pengangkatan material jadi jauh lebih mudah dan
hemat waktu. Tower crane juga bisa dipakai untuk mengangkat bahan
concrete bucket yang digunakan dalam proses pengecoran kolom
bangunan yang lokasinya berada pada tempat yang tinggi dan mampu
mengangkat aneka jenis alat bantu maupun bahan untuk membuat
bekisitng kolom, besi beton, struktur, dan lain sebagainya. Untuk
spesifikasi tower crane dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1 spesifikasi tower crane

Model

BYZ48
08

Rasi
us
(m)

48

Lifting
weight
(t)

0,8

Max
Lifting
weight
(t)

Lifting height (m)

Max
height

Indepen
dent
height

120

30

Lifting height
(m/min)

2
falls

4 falls

8/35/

4/17,5/

70

35

Trolleyi
ng speed
(m/min)

Slewin
g
speed
(r/min)

21/42

0,75

Sumber : Spesifikasi Crane

12

Gambar 2.9 merupakan Tower Crane yang digunakan untuk mengankat


material bangunan dari bawah ke lantai atas dalam pembangunan gedung
Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.9 Tower Crane (TC)


Sumber : Dokumentasi lapangan
7. Perancah
Konstruksi rangka pipa besi dan papan sementara untuk bekerja pada
ketinggian. Schafolding yang digunakan jenis Walk thru frame dengan
spesifikasi lebar 610 mm, tinggi 1700 mm, diameter 42.7 mm tebal besi
2.4 mm dan berat 12 kg.
Bagian Bagian dan ukuran perancah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Main Frame, yaitu bagian dari perancah yang menahan beban
bekisting,beton bertulang dan beban manusia saat dilakukan
perawatan setelah dilakukan pencoran.Bila Min rame kurang tingi
apat dilakukan penyambungan.
2. Joint Pin, bagian dari perancah yang berfungsi sebagai penyambung
antar batang perancah.
3. Cros Brace, yaitu again dari perancah yang berfungsi sebagai
pengaku bagi main frame.
4. U- Head, yaitu bagain dari perancah yang dipasang diatas main
frame berfungsi sebagai tempat penempatan balok balok kayu dari
bekisting balok dan plat lantai.
5. Jack Base, bagian dari perancah yang dipasang dibawah main
Frame.

13

Gambar 2.10 merupakan perancah yang digunakan untuk bekerja pada


ketinggian dalam pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.10 Perancah


Sumber : Dokumentasi lapangan
8. Alat Ukur
Alat ukur yang dipakai dalam proyek inia dalah Theodolite dan
Waterpass yang digunakan untuk menetukan titik titik tersebut pada
suatu ketinggian tertentu,kedua alat ini sangat menetukan keberhasilan
pengukuran secara teknis

terutama pada saat pekerjaan pemasangan

bowplang,karena alat ini sangat penting sekali untuk menetukan letak


dan ketinggian bouwplank tersebut akan dipasang. Total Station Topcon
GTS-102N dengan spesifikasi :
1. Ketelitian Sudut

: 2 .

2. Ketelitian Jarak

: ( 2mm+ 2ppmxD)

3.
4.
5.
6.
7.
8.

: 30x
: 1 / 5
: 24.000 Points
: Graphics LCD 160x64 dot, 2 sides
: 2.000 M
: 2.700 M

Pembesaran Lensa
Ketelitian sudut
Internal Memory
Display
Jarak ukur 1 Prisma
Jarak ukur 3 Prisma

Gambar 2.11 merupakan alat ukur Waterpass yang digunakan untuk


pengukuran dalam pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

14

Gambar 2.11 Alat Ukur


Sumber : Dokumentasi lapangan
9. Alat Pemotong Besi
Alat pemotongan besi digunakan untuk memotong besi tulangan dengan
panjang yang direncanakan.Untuk alat pemotong besi dipakai TOYO
dengan spesifikasinya yaitu TOYO Type C-33 (CUTTER) dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rated Voltage
Rated Power
Max Reba
Min Rebar
Dimension
Net Wieght

: 380 V
: 1.5 KW
: 32 mm
: 8 mm
: 555 x 615 x 920 Mm
: 485 Kg

Gambar 2.12 merupakan alat pemotong besi yang digunakan untuk


memotong besi dalam pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.12 Alat Pemotong Besi


Sumber : Dokumentasi lapangan
15

10. Alat Pembengkok Besi / Tulangan


Alat pembengkok besi digunakan untuk membengkokan besi tulangan
sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Gambar 2.13 merupakan alat
pembengkok besi yang digunakan dalam pembangunan gedung
Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.13 Alat Pembengkok Besi


Sumber : Dokumentasi lapangan
11. Alat Getar Beton
Alat getar beton (Vibrator Concrete)merupakan alat yang mnegubah
tenaga gerak gerak motor menjadi tenaga getar. Cara penggunaan adalah
dengan memasukan vibrator kedalama dukan beton dalam keadaan tegak
lurus atau dengan kemiringan 45, dan cara penarikannya harus dengan
perlahan lahan.Vibrator dimasukkan kedalam adukan beton secara
berpindah pindah dan merata agar tidak terjadi pemisahan agregat. Untuk
alat getar yang digunakan spesifikasi pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Spesifikasi Vibrator
Model
Vibrator Head Diameter x Length (mm)

TCV-32
32 x 480

Flexible Shaft (mm x m) Diameter x Length

10 x 6.0

Rubber Hose (mm x m) Diameter x Length

28 x 6.0

Amplitud (mm)
Vibration per Minute (v.p.m)
Overall Weight (kg)
Sumber : Spesifikasi Vibrator Concrete

1.2
9000-12500
17

16

Pada praktek lapangan,untuk pengunaan vibrator harus diperhatikan hal


hal sebagai berikut :
1. Ujung alat getar dimasukkan dalam arah vertical dengan membentuk
sudut 45 untuk meproleh hasil yang maksimal dengan berat sendiri.
2. Pada tempat tempat yang berdekatan penggeterannya dilakukan
dengan waktu getar yang pendek pula.
3. Ujung alat getar tidak boleh sampai menggetarkan konstruksi
tulangan dan bekisting.
4. Penggunaan

alat

tidak

boleh

terlalu

lama

karena

dapat

mengakibatkan terurainya adukan beton.


Gambar 2.14 merupakan Vibrator Concrete yang digunakan untuk
memadatkan beton dalam pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.14 Alat Getar Beton (Vibrator Concrete)


Sumber : Dokumentasi lapangan

12. Alat Finishing Beton (trowel finish)


Segera

setelah

beton

mulai

mengeras (Initial

setting)

lakukan

penghalusan dengan mesin trowel finish dengan putaran baling baling


logam yang lebih halus dengan posisi sudut rendah. Proses penghalusan
akhir yang diperlukan dapat dilakukan kemudian dengan mesin trowel
dengan putaran yang tinggi. Untuk spesifikasinya :
Tabel 2.3
Model

BPM80
17

Engine Type
Engine
Power
Weight
Diameter
Driving Speed
Blade Dimension

Air-cooled, single cylinder, 4-stroke


Petrol, GX160, Robin EY20, Lifan 168
GX160 (5.5HP/4.0Kw)
74KG
800MM
50-100R.P.M
265MM*150MM

Sumber : Spesifikasi Trowel Finish


Gambar 2.15 merupakan

trowel finish

yang digunakan untuk

penghalusan akhir beton dalam pembangunan gedung Transmart


Pekanbaru.

Gambar 2.15 Alat Finishing Beton (trowel finish)


Sumber : Dokumentasi lapangan
b) Bahan-bahan konstruksi
Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga akan
didapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu
perlu diperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar
tidak terjadi penurunan kualitas material baik disebabkan karena faktor cuaca
maupun lamanya waktu penumpukan di gudang. Berikut ini adalah beberapa
bahan yang di gunakan dalam pembangunan gedung Transmart :
1. Baja Tulangan
Besi yang digunakan adalah Produk PT. putra baja deli. Kondisi fisik besi
tulangan harus baru, berwarna abu-abu dan tidak berkarat. Untuk
mendapatkan jaminan akan kualitas besi tulangan yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga
harus dimintakan sertifikat contoh dari laboratorium pada saat
18

pendatangan secara periodik minimal dua percobaan tarik (stress train)


untuk setiap 10 ton baja tulangan. Gambar 2.16 merupakan besi ulir
produksi PT. Putra Baja Deli yang digunakan untuk penulangan baik
kolom, plat maupun balok dalam pembangunan gedung Transmart
Pekanbaru.

Gambar 2.16 Besi PT. Putra Baja Deli


Sumber : Dokumentasi lapangan
2. Semen
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,
antara lain digunakan untuk pasangan batu kali, lantai kerja dan
plesteran. Selain itu, semen jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan
finishing. Halhal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan
persediaan semen :
a. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan,

semen harus

dijaga agar tidak lembab.


b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
c. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal
10 zak. Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang
berada pada tumpukan yang paling bawah, akibat beban yang
berat dalam waktu yang cukup lama sebelum digunakan sebagai
bahan bangunan.
d. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan
penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen
lama harus dipergunakan terlebih dahulu.
e. Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukup ventilasinya.
19

Adapun jenis semen yang digunakan dalam proyek ini antara lain :
a. Semen portland Gresik jenis IP-U yang telah ber-SNI 150302-2004, merupakan semen untuk campuran mortar dan
acian plesteran dinding batu bata.
b. Semen putih ASTM C 150-00

merk

Tiga

Roda,

merupakan semen untuk finishing.


Gambar 2.17 merupakan semen yang digunakan untuk pengikat
pasangan pondasi batu kali, lantai kerja dan plasteran dalam
pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.17 Semen Putih dan Semen Portland


Sumber : Dokumentasi lapangan
3. Beton Ready Mix
Seluruh pekerjaan struktural dalam Proyek Pembangunan Transmart
Pekanbaru ini menggunakan beton ready mix produksi dari PT. Riau
Beton Mandiri. Adapun keuntungan penggunaan beton ready mix ini
adalah :
a. Jaminan keseragaman mutu beton
b. Efektifitas dan efisiensi kerja dalam pelaksanaan.
Gambar 2.18 merupakan Truck Mixer yang membawa beton segar untuk
pengecoran struktur kolom, pelat dan balok dalam pembangunan gedung
Transmart Pekanbaru.

20

Gambar 2.18 Beton Ready Mix


Sumber : Dokumentasi lapangan
4. Polywood
Plywood digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan
permukaan beton yang halus. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis
dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 1622 mm. Supplier untuk material ini adalah PT. Riau Beton mandiri yang
sekaligus merangkap sebagai subkontraktor untuk pekerjaan bekisting.
Gambar 2.19 merupakan Plywood yang digunakan untuk pembuatan
bekisting dalam pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.19 Polywood


Sumber : Dokumentasi lapangan
5. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang
digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga
lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja
tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat yang digunakan harus

21

mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah putus. Gambar 2.20
merupakan kawat yang digunakan untuk mengikat tulangan dalam
pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.20 Kawat Bendrat


Sumber : Dokumentasi lapangan
6. Air Kerja
Air kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 032847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung. Persyaratan mengenai air kerja tercantum di
halaman 15, yaitu :
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas
dari bahan- bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali,
garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan
terhadap beton atau tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada
beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air
bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung
ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali ketentuan berikut terpenuhi :
1) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada
campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang
sama.
2) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji
mortar yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat
diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya
sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat
dengan adukan air yang dapat diminum. Perbandingan uji
22

kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,


terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan Metode uji tekan untuk mortar semen hidrolis
(Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm).
7. Calbond
Calbond merupakan bahan pengikat beton lama dengan beton baru.
Calbond merupakan cairan perekat antara beton yang telah dicor
(yang telah mengeras) dengan adukan beton yang akan dicor kemudian.
Cairan perekat yang berwarna putih ini disebut juga dengan lem beton
seperti terlihat pada gambar di bawah. Calbond di proyek ini banyak
digunakan pada sambungan pengecoran beton. Gambar 2.21 merupakan
contoh cairan Calbond untuk merekatkan antara beton yang telah dicor
dengan adukan beton yang akan dicor kemudian.

Gambar 2.21 Cairan Calbond


Sumber : Dokumentasi lapangan
2.2.2.3.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana
yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang
sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang
baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Proses kegiatan konstruksi ini melibatkan beberapa unsur,

yaitu

perencanaan, tenaga kerja, peralatan, bahan dan pengawasan. Disamping beberapa


unsur diatas, praktik lapangan harus dilakukan secara tepat, efektif dan efisien.
Sangat penting untuk mempersiapkan segala sesuatau yang nantinya berhubungan

23

dengan pekerjaan tersebut, baik berupa pekerjaan diatas kertas maupun persiapa
dilapangan.
Pelaksanaan

pekerjaan

dalam

suatu

proyek

menuntut

koordinasi

kerja,pengetahuan, dan kemampuan yang baik untuk melaksanakan pekerjaan dan


mengatasin masalah masalah yang timbul dilapangan. Kepekaan dalam
menangkap dan memprediksi segala kemungkinan yang dapat terjadi besarkan
pengalaman

akan

sangat

menentukan

keberhasilan

kontraktor

dalam

menyelesaikan pekerjaan.
Pada suatu proyek agar tahap pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan
efektif dan efisien maka kontraktor haru membuat cara pelaksanaan, rencana kerja
dan rencana lapangan. Selain itu masih diperlukan adanya kerja sama yang baik
antar semua pihak yang terkait seperti pemberi tugas, perencana, konsultan,
manajemen kontsruksi dan kontraktor selaku pelaksana.
Metoda pelaksanaan dilakukan oleh kontraktor pelaksana untuk tiap
kegiatan yang didasarkan pada suatu aturan yaitu spesifikasi teknis dan rencana
kerja proyek yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Metode pelaksanaan
digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan, hingga pekerjaan
terarah dan mencapai tujuan yang optimal. Metode pelaksanaan ini meliputi :
1. Pekerjaan kolom
Pekerjaan ini dimulai dengan pabrikasi atau perakitan tulangan untuk kolom
sesuai dengan gambar kerja. Setelah pabrikasi tulangan kolom selesai,
tulangan kolom tersebut diangkat menggunkan tower cran (TC) ke
sambungan tulangan yang telah dicor bersamaan dengan balok sloof (dengan
sambungan 40D) dan dilakukan penyambungan tulangan kolom. Perakitan
bekisting untuk kolom juga dilakukan dilapangan sesuai dengan gambar
kerja, yang selanjut dilakukan pemasangan bekisting kolom sebagai pencetak
beton sesuai ukurannya. Setelah bekisting berdiri dilakukan pengecekan dan
pengukuran ulang dengan alat bantu thedolit dan unting-unting, hal ini
dilakukan agar tulangan kolom dan bekisting berdiri vertikal atau tegak lurus
90 derajat. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan kolom adalah
sebagai berikut :
a) Semua tulangan harus bersih agar daya lekat tulangan terhadap beton
tidak berkurang.
b) Tempat dan jenis penyamungan baja tulangan akan mempengaruhin
kekuatan struktur bangunan.
24

c) Baja tulangan yang telah selesai dirangkai tidak boleh menempel pada
bekisting (agar tidak menempel dengan dinding bekisting, tulangan kolom
diberi beton decking)
Gambar 2.22 dan 2.23 adalah proses pekerjaan pemasangan tulangan dan
beksiting dalam proyek gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.22 Tulangan untuk kolom


Sumber : Data lapangan

Gambar 2.23 Bekisting untuk kolom


Sumber : Data lapangan
2. Pekrjaan plat lantai
Sebelum dilakukan pengecoran, lokasi dibersihkan dari kotoran kotoran sisa
bendrat dan kotoran yang lainnya. Beton yang digunakan merupakan beton
ready mix mutu beton K-350 (Slump test 12) dengn tebal plat lantai 13 cm.
Beton bertulang dengan profil memanjang dan melintang menggunakan besi
ulir diameter 10 jarak 20 cm. Sebelum pengecoran dilaksanakan, elevasi
25

lantai harus dicek dengan menggukan alat waterpass agar didapatkan elevasi
lantai yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.Setelah itu, beton dituang
dari truck mixer dan diratakan. Setelah beton terisi, maka digunakan concrete
vibrator suapaya terjadi pemerataan,pemadatan dan terisinya ruangan atau
rongga oleh beton. Beton ditunggu sampai sedikit mengering untuk setelah
itu dihaluskan permukaannya menggunakan trowel finisher. Selama proses
perawatan, beton yang sudah kering dirawat dengan cara disiram ataupun
menggunkan metode karung basah. Untuk penuangan beton sebaiknya
diperhatikan hal hal sebagai berikut ini,yaitu :
1. Adukan beton diruangan terus menerus agar diperoleh beton yang
seragam
2. Permukan cetakan yang berhadapan cetakan dengan adukan beton harus
diolesi minyak bekisting agar beton yang terjadi tidak melekat pada
cetakan.
3. Selama penulangan dan pemadatan dijaga agar posisi cetakan maupun
tulangan.
4. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari 1 m agar
tidak terjadi pemisahan bahan bahan pencampurannya.
5. Pengecoran tidak boleh dilakukan saat hujan.
6. Dijaga agar beton yang masih segar tidak dinjak.
Gambar 2.24 adalah dokumentasi pada saat pengecoran pekerjaan pelat dan
balok dalam pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.24 Pengecoran plat lantai


Sumber : Dokumentasi lapangan
3. Pekerjaan balok

26

Balok adalah bagian konstruksi yng berfungsi sebagai pendukung struktur


yang mengalami momen lentur, gaya geser, torsi dan gaya aksial, baik berupa
tarik maupun tekan. Dalam pekerjaan balok, terdiri dari beberapa item
pekerjaan: penulangan balok, perakitan bekisting balok dan pengecoran
balok. Pengecoran balok dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran plat
lantai, hal ini dimaksudkan agar antara balok dan plat lantai saling mengikat.
Pada Tulangan dan bekisting, sebelum melakukan pengecoran, dipasang
spacer dari beton (beton decking) yang berfungsi untuk menjamin tulangan
berada ditengah tengah bekisting dan untuk menjamin terdapatnya selimut
beton yang cukup dan merata pada tulangan. Setelah semua pekerjaan
penulangan

dan

bekisting

selesai

dilakukan,

dilanjutkan

dengan

penuangan/pengecoran beton pada balok. Pengecoran ini dilakukan bertahap


tahap dengan menggunakan beton Ready Mix dengan mutu yang telah
ditentukan. Pengecoran yang menggunakan truk pengaduk semen dan bucket
concrete atau menggunakan truk pemompa semen. Setelah beton terisi pada
bekisting balok maka digunakan vibrator suapaya terjadi pemerataan,
pemadatan dan terisinya ruangan atau rongga oleh beton. Gambar 2.25 adalah
dokumentasi pada saat pengecoran pekerjaan pelat dan balok dalam
pembangunan gedung Transmart Pekanbaru.

Gambar 2.25 Penulangan balok dan plat lantai


Sumber : Dokumentasi lapangan
2.2.2.4.
Pengawasan dan pengendalian proyek
Pengawasan adalah suatu proses pelaksanaan dengan tujuan agar hasil
pekerjaan sesuai rencana dengan

berpedoman

pada perencanaan

serta

27

mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi


penyimpangan.
Pengendalian merupakan kegiatan bimbingan, pemberi instruksi, dorongan
dan mengadakan koordinasi atasan dengan bawahan dengan maksud agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Adapun pengawasan dan
pengendalian proyek yang di lakukan pada proyek Transmart Pekanbaru adalah
sebagai berikut :
1. Pengawasan dan pengendalian mutu pekerjaan
Pengawasan dan pengendalian mutu dalam sebuah proyek pembangunan
perlu di lakukan karena sebuah mutu yang di gunakan akan mempengaruhi
segi waktu serta biaya yang di butuhkan. Pengendalian mutu dapat di lakukan
langsung maupun tidak langsung. Pengendalian mutu langsung dapt di
lakukan melalui cek laboratorium. Beberapa pengendalian mutu yang di
lakukan pada proyek Transmart Pekanbaru adalah :
a) Pengendalian mutu material dan bahan bangunan
Bahan bangunan yang berkualitas dapat menjadi tolak ukur kualitas suatu
proyek pembangunan. Bahan bangunan yang di gunakan sebelum di
aplikasikan terhadap proyek perlu di lakukan pengecekan kualitas dan
mutu sebelumnya. Pengendalian mutu bahan bangunan meliputi beberapa
uji yaitu uji kuat tekan beton serta test slump.
1) Uji kuat tekan beton
Uji kuat tekan beton adalah pengujian kekeuatan dari beton yang di
gunakan dengan melihat kekuatan beton saat diberi sebuah tekanan
(beban). Ujin kuat tekan beton di laksanakan saat umur beton berada
pada hari ke-7, ke-14 dan ke-28, uji kuat tekan beton di lakukan di
laboratorium Universitas Negeri Riau Pekanbaru. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dari mutu beton yang
sudah direncanakan. Gambar 2.26 dan 2.27 merupakan alat uji kuat
tekan beton untuk mengetahui kuat tekan beton yang akan di pakai
dalam pengecoran sedangkan Gambar 2.28 dan 2.29 adalah benda
uji beserta proses uji kuat tekan beton.

28

Gambar 2.26 Mesin uji kuat tekan beton


Sumber : Dokumentasi lapangan

Gambar 2.27 Jarum penunjuk angka hasil uji kuat tekan


Sumber : Dokumentasi lapangan

Gambar 2.28 Benda uji yang akan di uji kuat tekan


Sumber : Dokumentasi lapangan

29

Gambar 2.29 Proses uji kuat tekan beton


Sumber : Dokumentasi lapangan
2) Uji test slump
Uji test slum adalah pengujian untuk mengetahui kadar air dalam
beton yang berhubungan dengan mutu beton. Pengujian test slump di
lakukan satu kali setiap kali mixer truck datang dan di harapkan nilai
slump yang di peroleh adalah 10 20 cm yang mengacu pada SNI
03- 1972-2000. Test slump bertujuan untuk kelancaran pelaksanaan
pengecoran. Jika terlalu kental maka akan merusak concrete pump
dan susah masuk ke celah-celah tulangan, jika terlalu encer maka
akan menurunkan kualitas mutu beton yang di hasilkan. Gambar
2.30 dan 2.31 merupakan alat dan proses pengujian Test Slump untuk
mengetahui kadar air dalam beton yang akan di pakai dalam
pengecoran.

Gambar 2.30 Alat untuk uji slump


Sumber : Dokumentasi lapangan

30

Gambar 2.31 Proses uji slump


Sumber : Dokumentasi lapangan
b) Pengendalian mutu pekerjaan
Pekerjaan yang baik dan sesuai dengan prosedur akan menghasilkan
sesuatu yang baik. Pengendalian mutu pekerjaan sesuai dengan rencana
dan dapat di pertanggung jawabkan. Pengawasan di lakukan oleh tim
pengawas yaitu MK. Dalam proses perijinan pelaksanaan tim, manajemen
konstruksi akan melakukan pengecekan pekerjaan dengan menggunakan
ceklist lembar sirkulasi. Jika memenuhi semua yang telah disyaratkan
maka tim manajemen konstruksi akan mengeluarkan lembar sirkulasi
perijinan pekerjaan dan jika tidak memenuhi persayaratan maka tim
manajemen konstruksi berhak menolak dan akan mengeluarkan sile
memo serta site instruction sehingga pelaksana dapat melengkapi
persyaratan.
2. Pengawasan dan pengendalian waktu
Maksud dan tujuan dari pengawasan dan pengendalian waktu adalah
memonitor schdule pelaksanaan proyek dari waktu ke waktu dan di
bandingkan dengan suatu acua yang biasa disebut sebagai master schedule.
Adapun cara memonitor waktu pelaksanaan proyek yang bisa di lakukan
adalah :
a) Laporan harian
Laporan yang memuat kemajuan pekerjaan yang akan dibuat setiap hari
oleh kontraktor.
b) Laporan mingguan
Merupakan laporan yang memuat gambaran kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai dalam satu minggu yang disusun berdasarkan rangkuman
dari laporan harian.
c) Laporan bulanan
31

Pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk mengetahui


kemajuan pekerjaan dalam tiap bulannya yang merupakan rangkuman
dari laporan mingguan. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek
dimasukkan dalam kurva S yang berisi tentang rencana kemajuan dan
prestasi pekerjaan, sehingga dapat di ketahui maju mundurnya
pelaksanaan proyek sehingga dapat diambil keputusan yang tepat.
Untuk mengkoordinasi seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan dan yang
akan dilaksanakan, masalah-masalah yang dihadapi dan cara pemecahan
masalah tersebut, maka diadakan rapat koordinasi lapangan dengan pejabat
pelaksana teknis kegiatan.
2.2.2.5.
Administrasi dan sistem pelaporan proyek
1. Sistem laporan
Laporan pekerjaan dibuat pada saat proyek sedang berjalan maupun setelah
proyek berakhir yang dijadikan sebagai bahan evaluasi hasil pekerjaan dan
untuk penyempurnaan proyek di masa mendatang. Pada

proyek

pembangunan Transmart Pekanbaru ini, sistem laporan terdiri dari laporan


harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
a) Lapotan harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana
proyek dalam melakukan tugasnya dan dalam mempertanggung jawabkan
terhadap apa yang telah dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil
kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan rencana atau tidak.
Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek
dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek.
Laporan harian berisikan data-data antara lain :
a. Waktu dan jam kerja
b. Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum
c. Keadaan cuaca
d. Bahan-bahan yang masuk ke lapangan
e. Jumlah tenaga kerja di lapangan
f. Halhal yang terjadi di lapangan
b) Laporan mingguan
Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah
dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisi tentang uraian pekerjaan
hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
selama satu minggu. Laporan ini dibuat oleh site manager. Sama halnya

32

seperti laporan harian, pembuatan laporan mingguan juga dimaksudkan


untuk mengetahui keadaan proyek, hanya saja dalam laporan mingguan
ini mencakup waktu setiap minggu dan permasalahan yang lebih
kompleks. Prosentase kemajuan dan atau keterlambatan proyek juga
dapat

diketahui

melalui

laporan

mingguan

ini

dengan

cara

membandingkan kurva S. Adapun gambaran mengenai laporan mingguan


seperti hal-hal berikut :
a. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang
berlalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan
material yang digunakan beserta volumenya.
b. Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan
perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya.
c. Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
d. Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
e. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan
dan peralatan serta cara menanganinya.
f. Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan
kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu.
g. Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor
untuk minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.
c) Laporan bulanan
Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor yaitu oleh site manager
dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu
bulan dapat dikontrol oleh pemilik proyek sesuai dengan kesepakatan
yang telah disepakati dalam tender proyek. Kemajuan proyek selama
satu bulan juga dapat diketahui melalui laporan bulanan ini. Laporan
bulanan ini merupakan akumulasi dari laporan mingguan, yang
dilengkapi dengan foto dokumentasi sebagai tolok ukur realisasi
kemajuan

pelaksanaan proyek dan evaluasi

kemajuan pekerjaan

terhadap rencana awal. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh


kegiatan

proyek,

baik

pelaksanaan

maupun

kegiatan-kegiatan

penunjangnya terdapat dalam hal-hal sebagai berikut :


a.
b.
c.
d.

Data umum proyek


Master schedule
Monthly progress report
Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya

33

e. Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap


f. Foto dokumentasi kemajuan proyek.
2. Administrasi proyek
Administrasi Proyek berisi tentang laporan keuangan yang dibuat oleh
bagian administrasi proyek, dan yang dituangkan dalam laporan ini
adalah sebagai berikut :
a. Daftar pembayaran biaya tidak langsung yang dibuat setiap hari dan
berisi tentang pengeluaran uang yang dipergunakan setiap hari.
b. Bukti kas yang telah dibuat setiap minggu antara lain berisi tentang
keadaan keuangan proyek per-minggu.
Laporan keuangan ini dibuat satu minggu sekali dan dikirim kepada
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Kantor Pusat serta pemilik
proyek. Administrasi keuangan bertanggung jawab dalam

kegiatan

pelaksanaan di proyek bidang administrasi keuangan dan dokumentasi


pembayaran, serta menyiapkan laporan-laporan keuangan dan SDM proyek.
Bertanggung jawab terhadap Site Manager, dengan uraian tugas yang lebih
spesifik yaitu :
a. Pencatatan keluar masuknya uang/ kas.
b. Mengurus perlengkapan dan kelancaran tagihan proyek.
c. Membuat dan menyajikan cashflow kepada Kepala Proyek
d. Membuat laporan berkala di bidang keuangan.
e. Menyusun Anggaran Pembelanjaan Mingguan proyek.
2.2.2.6.
Manajemen proyek
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen (pelaksanaan, penerapan dan pengawasan) dalam pekerjaan
konstruksi dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Tugas dari konsultan manajemen
konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Sebagai wakil dari pemilik di lapangan.
2. Sebagai quality control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan.
3. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan
mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan.
4. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dicapai
dengan opname (laporan)harian, mingguan dan bulanan.
5. Mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan.
Tanggung jawab dari konsultan manajemen konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab kepada pemilik proyek.
34

2. Bertanggung jawab atas tercapainya pelaksanaan proyek sesuai standar


kualitas yang diminta oleh pemilik.
3. Meninjau sistem struktur dan evaluasi metoda konstruksi tahap demi tahap
4. Memeriksa dan mengawasi pelaksanaan kontrol kualitas mulai dari
pengadaan material hingga aplikasinya di lapangan.
Hak-hak dari manajemen konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Menerima dan menolak material atau peralatan yang di datangkan pelaksana
jika tidak sesuai dengan yang di rencanakan.
2. Melakukan perubahan-perubahan pekerjaan dengan menertibkan berita acara
perubahan (site instruction) atas ijin owner.
3. Menerima imbalan jasa sesuai dengan yang telah di tetapkan.

35

Anda mungkin juga menyukai