(RKS)
1. Sejauh tidak ada ketentuan lain didalam Rencana dan Syarat – Syarat (RKS) ini maka berlaku
Peraturan Umum tentang Pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwarden
Voor de Uitvoening bij Aaneming van openbare Werken (AV) yang disahkan oleh pemerintah
tanggal 28 Mei 1941 No. 9 Lembaran Negara Nomor 14571 dan terjemahan kedalam Bahasa
Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Juni 1978 (SU-41).
2. Pihak Kontraktor Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan, harus pula mentaati Peraturan –
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah setempat yang berlaku dan yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, antara lain :
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah sebagai pengganti Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun
2010 dan perubahan – perubahannya.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018
Tentang Pembangunan Gedung Negara sebagai pengganti Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan sebagai pengganti
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985, tentang Penanggulangan
Bahaya Kebakaran.
e. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982) diterbitkan oleh DPMB.
f. Standar Nasional Indonesia.
g. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang keselamatan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
3. Selain ketentuan - ketentuan tersebut diatas, berlaku pula dalam hal ini adalah :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
b. Rencana Kerja dan Syarat – Syarat.
c. Berita Acara penjelasan pekerjaan/Aanwijzing.
d. Surat Perjanjian Melaksanakan Pekerjaan/Kontrak.
e. Rencana Kerja Pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana dan
disetujui oleh Pemberi Tugas.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah yang terdiri dari :
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Anggaran
Biaya (daftar kuantitas dan harga).
1
PASAL 2
BOUWHEER, PERENCANA DAN SUMBER DANA
2.2. Perencana dari kegiatan ini adalah Konsultan CV. Tri Mulya Utama.
2.3. Sumber dana kegiatan ini berasal dari APBD Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran
2023.
PASAL 3
SITUASI
3.2. Lahan atau bangunan yang akan dilaksanakan diserahkan kepada kontraktor pelaksana
sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu calon kontraktor pelaksana
wajib meneliti situasi medan, terutama kondisi bangunan, sifat dan lingkup pekerjaan dan hal
lain yang berpengaruh terhadap harga yang akan anda tawarkan.
3.3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari.
3.4. Dalam rapat penjelasan (aanwijzing) akan ditunjukkan dimana pembangunan akan
dilaksanakan dan akan dilanjutkan dengan tinjauan dilapangan.
PASAL 4.
PEKERJAAN PERSIAPAN
4.2. Pengukuran
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus melakukan pengukuran guna mendapatkan
ukuran yang tepat di lapangan.
2
Proyek dimulai tanggal, bulan dan tahun.
Jangka waktu pelaksanaan proyek.
4.4. Mobilisasi.
Dalam hal pengadaan tenaga kerja, peralatan dan keperluan lainnya, kontraktor harus
mengadakan sendiri kebutuhan-kebutuhan tersebut, sehingga dapat memperlancar lajunya
pekerjaan di proyek. Segala kekurangan mengenai peralatan maupun tenaga kerja menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 5
UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK
5.1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam meter (m), centimeter
(cm) dan milimeter (mm), kecuali ukuran pipa/baja/besi yang dinyatakan dalam inc.
5.2. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja dokumen tanpa sepengetahuan konsultan pengawas. segala akibat yang
terjadi adalah tanggung jawab kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.
PASAL 6
PEKERJAAN EPOXY
6.2. Bahan/Material.
Adapun bahan-bahan atau material yang akan dipergunakan diantaranya yaitu :
1. Epoxy floor dalam hal ini mengacu pada sebuah sistem yeng terdiri dari dua komponen
utama yaitu resin dan pengeras. Resin dan pengeras dicampur bersama-sama dimana
kedua bahan tersebut bereaksi kimiawi untuk membentuk bahan plastik kaku yang kuat,
tahan terhadap degradasi dan oblogasi sangat baik untuk subtratnya.
2. ketebalan epoxy yang digunakan dengan ketebalan 500 micron
3
6. Gunakan air dan sabun untuk memcuci bersih kotoran cair berupa minyak, oli atau
pasta.
7. Setelah itu lantai harus dikeringkan minimal 2 x 24 jam sebelum dilanjutkan pemasangan
cat epoxy. Gunakan kipas angin berskala besar (blower) dapat membantu proses
pengeringan kondisi lantai yang basah atau lembab
8. Pastikan beton bersih dari debu, bersihkan dengan alat penyedot debu (vacuum cleaner)
9. Lantai beton yang telah memenuhi syarat di atas, dilapisi terlebih dahulu dengan epoxy
primer dapat diaplikasikan denganroller ataupun disemprot dengan tekanan udara.
10. Tunggu lapisan primer kering untuk paling tidak dibiarkan selama 12 jam.
11. Kemudian lakukan tahapan base epoxy coat, body coat dan top coat. Tiap tahapan di
sending dan cleaning
12. Gunakan roller yang berkualitas baik, dimana bulu-bulunya tidak akan rontok saat
digunakan.
13. Pelapisan dilakukan 2 kali, dimana arah pelapisan sebaiknya saling bersilangan.
14. Selama proses pelapisan, perhatikan kebersihan lantai dari debu, serangga terbang
seperti lalat, laron, nyamuk dan lainnya. Jika didapati kotoranatau hewan yang jatuh
harus segera dibuang dan dilapisi kembali.
15. Selama proses pengerjaan bukalah semua jendela dan pintu karena ruangan tertutup
membahayakan keselamatan pekerja.
16. Setiap kali selesai pelapisan, lantai tidak boleh dilewati orang, gerobak dan lain-lain
hingga minimal 12 jam.
PASAL 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PLAFOND
7.2. Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela dan Pekerjaan Daun Pintu / Jendela.
1. Kusen jendela dipasang pada tempat yang berada di dalam ruang seperti yang
dinyatakan dalam gambar kerja.
2. Penyambungan pada sudut kusen, daun jendela / list kaca dengan tiang kusen harus
betul-betul rapih tegak lurus dan tidak terdapat celah - celah.
3. Pekerjaan aluminium yang tidak rapih, kasar, bengkok, retak dan tidak menggunakan
bahan yang ditentukan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor Pelaksana.
4
Hal – hal tersebut di atas kita sesuaikan dengan Gambar Rencana dan Rencana
Anggaran Biaya.
PASAL 8
LAIN - LAIN
Adapun maksud lain-lain disini yaitu bilamana adanya suatu perubahan yang signifikan dan
datangnya/sumber dari pihak pinlak atau bouwheer maka dapat diklarifikasi dengan pengawas
lapangan dengan berpedoman pada harga satuan yang ada pada kontrak.
8.1. Sebelum penyerahan pertama kontraktor pelaksana wajib menelliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari kegiatan.
8.2. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, kontraktor pelaksana diwajibkan pula
mengadakan pengurusan - pengurusan antara lain :
- Membuat papan nama proyek.
- Mempersiapkan semua ijin – ijin yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
- Pekerjaan persiapan dengan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK).
8.3. Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur - unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
8.4. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan
pekerjaan benar - benar telah sempurna.
8.5. Apabila terdapat perbedaan ukuran – ukuran atau ketentuan dalam peraturan ini, maka
sebelum pekerjaan dilaksanakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan direksi untuk
kemuadian diambil langkah - langkah yang paling memungkinkan terselenggaranya pekerjaan
tersebut yang tidak merugikan negara.
8.6. Dalam kontrak ini besarnya kandungan lokal ditetapkan adalah 100% (seratus persen).
8.8. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan dalam rapat penje-
lasan (aanwijzing).
5
DAFTAR ISI
HALAMAN