Anda di halaman 1dari 148

Spesifikasiteknis

REHAB pagarlpksabh
Taman harapan
Kota langsa

TAHUN 2022
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehab Pagar LPKS ABH Taman
Harapan Kota Langsa

1.URAIAN

1.1. Keterangan Umum.


a. Pekerjaan : Rehap pagar lpks ABH taman harapan
b. Lokasi Pekerjaan : Langsa Kota
1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang terlampir
1.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan dari
Segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta
gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.
1.4. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-
bahanbangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN

2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :


a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
b. Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling)
d. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada).
Yang telah disyahkan oleh Pembuat Komitmen dan instansi yang berwenang/ terkait.
e. Waktu Pelaksanaa Paling Lambat Tujuh hari semejak penanndatannganan kontrak.

3. PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN

3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menunjuk seorang kuasa Penyedia Jasa
Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana Kepala lapangan untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedi Jasa.
3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa Pelaksana.
3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam memimpin
jalannyapelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Tim
Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
3.4.Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yangantara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang
maupun jiwa).
3.5. Peralatan yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :

No Jenis Alat Jumlah Status Kepemilikan Ket

1 Dum Truck 1 Unit Bukti milik sendiri/ sewa Volume Bak 3 - 4 M³


2 Concrete Mixer 1 Unit Bukti milik sendiri/ sewa Volume 0,3 – 0,6 M³
3 Water Tangker 1 Unit Bukti milik sendiri/ sewa Volume Tanki 1100 L

Sub Item Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Gapura

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan di mengerti bersama –
sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana .

Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Sub Item Kegiatan
Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Gapura 1 Unit dalam PaketPekerjaan Rehab LPKS ABH
Taman Harapan Kota Langsa dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara efisien,
disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan merujuk pada petunjuk-petunjuk Direksi.

A. Pekerjaan Persiapan

1. Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan Lapangan.

1.1. Pekerjaan Pembongkaran Pagar Lama (Beton) / Setengah Besi.

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan bongkaran ini. Pelaksanaan Mengikuti Dimana ditunjukkan pada
gambar terutama titik-titikBangunan Pagar yang harus dibongkar, Kontraktor
di pastikan harus membongkar bangunan tersebut.

Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan


persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pimpro.Tanpa persetujuan tersebut,
walaupun gambar rencana menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran
tidak boleh dilaksanakan.Segala perijinan yang diperlukan untuk
pembongkaran tersebut pengurusannya merupakan kewajiban Kontraktor.
Pembongkaran harus dilaksanakan hingga ke pondasi bangunan bawah dan
sisa bongkaran harus dikeluarkan dari tapak kecuali Pimpro/Pemberi Tugas
menentukan lain.

1.2. Pekerjaan Pembongkaran Pagar Lama (Full Dinding).

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan bongkaran ini. Pelaksanaan Mengikuti Dimana ditunjukkan pada
gambar terutama titik-titikBangunan Pagar yang harus dibongkar, Kontraktor
di pastikan harus membongkar bangunan tersebut.

Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan


persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pimpro.Tanpa persetujuan tersebut,
walaupun gambar rencana menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran
tidak boleh dilaksanakan.Segala perijinan yang diperlukan untuk
pembongkaran tersebut pengurusannya merupakan kewajiban Kontraktor.
Pembongkaran harus dilaksanakan hingga ke pondasi bangunan bawah dan
sisa bongkaran harus dikeluarkan dari tapak kecuali Pimpro/Pemberi Tugas
menentukan lain.

1.3. Pekerjaan Papan Nama Proyek

Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam
tanah dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x
120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih,
tulisan warna biru, besar huruf disesuaikan. Letak pemasangan Papan Nama
pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar dibuat sebagai berikut :
Kop PemkoLangsa pada bagian paling kiri atas, Judul Kegiatan, Nilai
Kegiatan, No. Kontrak, Masa Kontrak, Sumber Biaya Pelaksana, Konsultan
Pengawas, dan Konsultan Perencana.

1.4. Pekerjaan Administrasi, Laporan Sertifikat Bulanan, Back Up Data


Lengkap, Dokumentasi Proyek, dan Data Teknis Lainnya

Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain


: Request, Gambar Shop Drawing, Sertifikat Bulanan, Laporan Harian
Pelaksanaan, Laporan Mingguan, Prestasi Fisik Pekerjaan, Time Schedule
Pekerjaan dan Foto-Foto Kemajuan Pekerjaan yang dibuat sesuai dengan
laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan opname
kemajuan pekerjaan perhari nya.
1.5. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

Pengadaan Bahan K3 ;
1. Topi / Helmet
Material : HDPE atau setara Dimensi produk : 28 x 22 x 16 cm (Setara),
Helm Keselamatan Kerja HDPE (Setara)harus telah melalui uji SNI.
2. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
FiturPerlindungan Tinggi
Masker polusi ini membantu memberikan perlindungan terhadap
partikular berbahaya yang kemungkinan besar terhirup pada saat anda
berada di lingkungan kerja ataupun lingkungan yang memiliki udara
rawan kontaminasi.
Desain Wajah 360 Derajat
Memiliki desain menutupi mulut dan hidung secara menyeluruh,
melindungi seluruh bagian mulut dan hidung agar terhindar dari efek
kontaminasi yang mungkin terjadi pada saat bekerja.
Katup Pernapasan Dingin
Filter penyaring udara memberikan sirkulasi udara yang bersih untuk
anda hirup dan membuang udara yang dikeluarkan dengan baik.
Tali yang Bisa Disesuaikan
Strap yang elastis dan dapat disesuaikan dengan kenyamanan
pemakainya.
3. Sarung Tangan (Safety Gloves);
Bahan 100% Cotton + bintik karet / pvc dotting glovesBahan tebal.
4. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) untuk Staf;
- Dapat menahan benturan hingga 200 joules (setara dengan berat beban
20KG dari ketinggian 1M),
- Memiliki standard SNI.
5. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Chap) Untuk Pekerja.
- Dapat menahan benturan hingga 200 joules (setara dengan berat beban
20 KG dari ketinggian 1M),
- Memiliki standard SNI.
6. Rompi Keselamatan (Safety Vest);
- Memiliki standard SNI.
7. Peralatan P3K berupa Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka,
Perban dll.

Tenaga Ahli Untuk Pekerjaan ini cukup Petugas K 3 dengan Sertifikait K 3


karena nilai tingkat resiko nya kecil.
B. Pekerjaan Gapura = 1 Unit

B.1. Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah Biasa Pondasi Tapak dan Sloof.

LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi :


Semua panggalian penimbunan kembali, pengurugan dibawah lantai, pekerjaan tanah
kasar dan alur pipa-pipa sub drainage serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan itu, sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis. Penggalian dan
penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk dalam bab ini.

SYARAT-SYARAT PENGGALIAN
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di persyaratkan atau
diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan cara sedemikianrupa
sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.

Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di jumpai
dalam pekerjaan.

Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.

Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada
galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.

Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun ditempat
yang ditunjuk dan atas persetujuan Pengawas untuk digunakan dalam pekerjaan
lanscaping.

Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka-akar.bahan tersebut harus diangkat dan di urug kembali
dengan pasir selanjutnya dilembabkan dan dipadatkan.

Galian pondasi dipadatkan hingga mencapai 90% dari kepadatan tanah asal. Pengetesan
tanah galian dilakukan Pengawas dengan menggunakan alat yang memadahi.
2. Urugan Tanah Kembali Hasil Galian

Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah
urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainya).

Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30cmsetiap
lapisan kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukanpemadatan.

Pemadatan lapisan menggunakan alat stamper minimal Mikasa MTR 80 sampai dengan
level yang diperlukan.

Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk pengurugan ini harus memenuhi spesifikasi ini.

Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site atau atas
petunjuk Kontraktor.

B.2. Pekerjaan Beton

Pada Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton ini menerangkan Spesifikasi Pekerjaan Beton
Siklop K175, Beton K175, Beton K 200,Bekisting dan Besi Beton pada Sub Item
Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang pada Pekerjaan Gapura, sebagai berikut ;

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannyadengan hal tersebut dengan lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

PERATURAN-PERATURAN

Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :

- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.

- ACI 1983 (Association Concrete International)

- SII (Standar Industri Indonesia)

- SKBI-2.3.53.1987.

- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972

- PPKI 1961 (NI-5)

- Petunjuk Perencanaan Beton 1987


- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987

- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84

- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

- Dan Peraturan- Peraturan Beton Lain nya.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut.

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing


untukmendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya
3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design
untuk mutu beton K 175, dan K 200, atau mutu Beton lain nya yang di sebutkan di dalam
RAB dari Laboratorium dan menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan.
Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan
pada waktu pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1
: 3 : 5.untuk Semua pekerjaan yang dihasilkan dan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang
perlu, Kontraktor dapat meminta nasehat- nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.

JENIS KETEGUHAN BETON

Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton
dalam RAB.

Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulangkecuali disebut lain.

BAHAN-BAHAN

Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan
dengan pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

1. Portland Cement

Digunakan Portland Cement type II (Andalas)

Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau
setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.

PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.

Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari
tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

2. Agregat

Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa
koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 40% berat.

Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yangterkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.

2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah


mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai
dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini
Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading
analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah
disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.
3. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.

Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasiltes
tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.

4. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk besi
berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai U39 (ulir).

Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat/
terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut.Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas.

Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.

Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm
dan tidak disepuh seng

Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengaturjarak
tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu
yang tercantum dalam PBI 1971.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanyasertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh
percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan
dilakukan untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.

Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjangsampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam
gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5. Admixture

Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi
mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,
nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-
resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor


harusmemberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing
test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakan
bahan-bahan admixture itu.

6. Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaannya.

Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras,
bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan
jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan
catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama,
maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk
dipergunakan.

Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

ADUKAN

Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus


mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus
sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/
kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder sesuai
standar SNI dan percobaan uji tekan nya harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas
kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data
pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang
dibuatdengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai setiap karakteristiknya. Laporan harus
disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton
diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-


blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah
setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan
harus dapat berfungsi dengan tepat.

Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana


maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut :

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton


(bekisting).Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk -
tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat
(seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam
satu lapisan yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur dalam PBI 1971.

Perawatan silinder percobaan tersebut adalah di dalam pasir basah tapi tidak tergenang
air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Jika dianggap perlu,
maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur 7 haridengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada28 hari. Jika
hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka
harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan
dalam peraturan beton yang berlaku.

PERAWATAN BETON

Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu
yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.
Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harusberlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak
melebihi 30 derajat C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus
tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai
masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengancaralainyang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari
berturut-turut setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.

PENGECORAN BETON

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagianpekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton,
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran
beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar
beton yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik atas biaya Kontraktor sendiri.

Sebelumpengecoran dimulai, makasemuatempat – tempatyangakan dicor terlebih dahulu


harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah,
dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton
lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan
air semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh
dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.

PEMADATAN BETON

Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran
berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang
siap pakai.

Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada
beton setelah kontak dengan beton.

Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan


pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.
LAIN-LAIN

Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas
tulangan yang dipotong.

Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt
dengantanpa penambahan biaya.

Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas


lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubung- selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.

Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam


gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar- gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
ukuran sesungguhnya.

BEKISTING

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan


cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya.

Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran


dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.
Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya
yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap
air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton
tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm,
balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk


menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.

Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi
bentang- bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar
kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :

Kecepatan dan cara pengecoran.


Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut.
Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik.

Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak
boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.

Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5)
dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa
hasil- hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila
untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila
tidak ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3
minggu. Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 x 24 jam.

PEKERJAAN PERANCAH

1. Definisi

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah.

2. Pelaksanaan

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh
terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan
membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah
akib.

CACAT-CACAT PEKERJAAN

Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang
berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau
keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut
harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah,
retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan
demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul
akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan


lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut
harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan
dimulai.Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.

PENGGANTIAN BESI

Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar.

Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya


terdapatkekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan
pembesian yang ada, maka :

Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk
sekedar informasi.

Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapatdijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul
dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dan lebih besar, dengan catatan :

Harus ada persetujuan dari DireksiJumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di
tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan
keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa yang
digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial-
mixed di laboratorium yang ditunjuk.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan


yangdisebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang
sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton.Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi Pelaksana.

PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.

b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan


yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.

c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada
gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.

PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN


TERTANAM DI DALAM BETON

Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi


kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7

Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu
dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor
harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.

Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan

tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut
tanpa izin tertulis dari Direksi.
BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait


dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah
dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan


diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.

Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasiKontraktor Utama harus
memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang
bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

PEMBERSIHAN

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan


secara baik dan teratur.

CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral,


split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang


telah disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.

Besi Beton

Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2
(PBI 1971).Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besibeton
ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai

- Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03

- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat

- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)No.


9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikanPemberi Tugas/Konsultan

- Standard Normalisasi Jerman (DIN)

- American Society for Testing and Material (ASTM)

- American Concrete Institute (ACI)

B.3. Pekerjaan Pasangan Bata

UMUM

Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : Penyediaan bahan untuk pasangan bata.
Penyiapan tempat yang akan didirikan dinding.

Melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau lainnya,


sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan gambar potongan.

PERSYARATAN

1. Pasangan kedap air

Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan
perbandingan 1 semen : 2 pasir (1 sm : 2 ps) dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas
lantai.

Untuk dinding-dinding pantry, lavatory, dll pasangan kedap air minimum setinggi 1.6
mdari lantai dan sesuai dengan gambar denah dan potongan.

Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir, berada di atas pasangan kedap air
tersebut.

Untuk pasangan setengah batu, tebal tembok jadi adalah 14 cm ( termasuk dinding
keramik, mozaik dan lain-lain ), satu dan lain hal sesuai dengan gambar denah dan
potongan.

2. Adukan untuk tembok

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat, Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.

Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu meter, dari pengakhiran pasangan
pada satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retak dikemudian hari.

Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dengan
menutupnya memakai karung basah.
Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan menyumbat
memakai batang pisang diameter besar atau bambu untuk diameter lebih kecil.

MATERIAL

Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :

1. Bata

Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar. Oleh
karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya.

Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi


teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib
mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.

2. Semen/Portland Cement ( P.C )

Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton type II

Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam
gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah / lantai
sekitarnya.

Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu,


makasemen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pembangunan dan tidak boleh
dipergunakan. Supplier / pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan, hendaknya
dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau
menunjukan gejala membantu akan ditolak.

Semua semen yang ditolak, selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan


untukmenghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pasir Pasang

Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus
bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan
lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.

Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas,


KonsultanPengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
mencuci pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan.

Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.
PELAKSANAAN

Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai
dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran
satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.

Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya.


Padasemua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna.

Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu
dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan
satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan sesuai dengan
peraturan seharusnya.

Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna, kecuali
ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat.

Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di dalam
air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnyasiar bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus benar-
benar padat adukannya.

Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan kontraktor
berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan untuk menutup
pasangan termaksud.

Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm
sehinggaadukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.

Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka ini diganti yang baik, atas biaya Kontraktor.

Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang tepat.
Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan
pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan adukan sekurang-
kurangnya tebal 1 cm ( adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan tambahan plasticiser
) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa :

Dimana diperlukan pasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam dalam
dinding,maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata ( sebelum diplester ).

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa / alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan plesteran seluruh yang
dilaksakan bersama - sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.

Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam danluar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan

Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)

Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

Penggunaan adukan plesteran :

Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran rapat air

Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya

Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC

Syarat-Syarat Pelaksanaan

Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
petunjuk dan persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan.

Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan sesuai uraian dan syarat
pekerjaan yang tertulis dalam buku ini

Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam


gambararsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.

Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungandengan udara luar dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi. WC, Toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 pasir.
Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1bagian
PC : 1 bagian Daily Bond

Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasirPlesteran halus


‘Acian’ dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen,
acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan additive plemix dengan dosis 200-250 gram
plamix untuk setiap 40 Kg semen.

Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehinggaselalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu percampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasanganinstalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan

Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa


bekisting dan kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengkat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.

Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinishdengan
cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya)

Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap
air.

Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (serath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.

Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M dipasang tegak dan


menggunakankeping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.

Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang


dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.

Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Pemberi Tugas / KonsultanUntuk setiap permukaan bahan
yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satubidang datar, harus diberi naat (tali air)
dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.

Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembungbidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor. Kelembaban plesteran
harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
cepat.

Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harusdibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas / Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai Konraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-
kurangnya 2 kali setiap hari.

Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran


berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

B.4. Pekerjaan Arsitektural

PERSYARATAN BAHAN
1. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merek atas persetujuan Pemberi Tugas
dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.

2. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organisir/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas dapat meminta
kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan merelief pagar sesuai desain yang ada pada Gambar
Rencana dengan mata pembayaran Taksir seperti tercantum pada RAB.
B.5. Pekerjaan Pengecatan.

1. Pekerjaan Pengecatan Gapura (Menggunakan Siller + Cat Jotun)

A.Referensi

Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :


a.Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b.NI-3 1970
c.NI-4

Persyaratan Material

1.Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2.Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
3.Cat yang dipakai adalah Jotun atau merk lain yang setara dengannya baik dari segi
harga dan kualitas.
4.Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat untuk disetujui oleh
PPK.
5.Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam masa pelaksanaan.

B.6. Pekerjaan Pemasangan Granit Hitam dan Batu Alam.(GARUDA/ INDOGRES)

1. Pekerjaan Pemasangan Batu Alam

Bilamana dikehendaki coating anti jamur dalam RAB maka akan ditambakan coating anti
jamur yang sesuai. Sebagai semen dan pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Yang dibutuhkan adalah paku (biasanya paku beton) dan tali untuk acuan atau
istilahnya tarik benang, agar mudah dalam pemasangan batu alamnya nanti sehingga
hasilnya rapi serta siku. Semen dan pasir sebagai perekat, pelapis/coating untuk menjaga
penampilan permukaan batu alam agar tidak berlumut dan kusam.Dan tidak lupa, batu
alamnya itu sendiri. Keramik disamping adalah acuannya ; Setelah diberi tanda, baru
dipotong sisinya. Hasilnya batu alam dengan sisi yang siku Karena batu alam bukan
buatan pabrik maka pada persiapannya harus dibuat siku terlebih dahulu sisi-sisinya.Bisa
memakai keramik yang siku sebagai acuannya.

2. Untuk tembok yang masih baru atau belum diaci, bisa langsung tarik benang dan lanjut
ke pemasangan. Tetapi untuk tembok yang sudah jadi dan dicat seperti ini maka
temboknya harus dibobok terlebih dahulu atau dirusak/dibuat cacat. Tembok yang akan
dipasang batu alam Maksudnya agar adukan semen untuk untuk batu alam nanti bisa
menempel / menyatu dengan baik dengan lapisan semen sebelumnya. Karena sebenarnya
sifat cat dan semen tidak senyawa atau menempel dengan baik.

3. Paku acuan bagian atas. Paku acuan bagian bawah. Ambil salah satu sisi yang siku
untuk awal pemasangan, jadi batu alam yang utuh mulai dipasang dari sana. Jangan lupa
basahi dahulu tembok sebelumnya, agar lapisan semennya agak lembab dan lunak
sehingga bisa menyatu dengan lapisan semen yang baru.

4. Awal pemasangan batu alam. Diberi pengganjal Untuk pemasangan maju mundur
maka pemasangan dimulai dari bawah ke atas, agar si batu alam tidak merosot ke bawah
maka dibutuhkan pengganjal.

5. Batu alam diberi adukan semen pasir. Disesuaikan tinggi permukaannya, seberapa
maju yang diinginkan.Diketuk-ketuk dengan palu agar sesuai tinggi permukaannya. Cara
1pemasangannya kurang lebih sama dengan cara pasang keramik. Setelah diberi lapisan
semen pada bagian belakang, batu alam lalu diletakkan pada posisinya dan diketuk-ketuk
dengan palu agar lapisan semennya menyebar dan menjadi padat/mengisi ruang kosong
di belakang batu alam tersebut.

6. Bersihkan sisa semen yang keluar. Agar cepat kering, diberi bubuk semen untuk
menyerap kadar air pada adukan.

7. Bersihkan permukaannya dari sisa semen. Jangan lupa bagian sisinya juga. Pada proses
ini biasanya ada semen yang berlebih dan keluar melalui sisi samping keramik,cukup
bersihkan kelebihan semen ini dengan menggunakan kuas dan air. Batu alam lebih rentan
daripada keramik karena pori-porinya lebih besar.

Syarat Kualitas Pekerjaan

Kondisi batu andesit bakar tertempel rapi tidak mudah terlepas.Seluruh batu andesit bakar
bebas noda air semen.

2. Pekerjaan Pemasangan Granit Ukuran 60 x 60 cm.


Umum
1) Uraian
Pekerjaan Pasang Granit meliputi semua pekerjaan pasang Granit pada lantai, dinding dan
bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja dan petunjuk
Direksi Pekerjaan.

2) Toleransi Dimensi
a) Dimensi Granit rata-rata sama dengan toleransi pebedaan dimensi tidak lebih dari 2
mm setiap Tegel Keramik.
b) Toleransi kemiringan horizontal dan vertikal plesteran adalah 1 mm per 1m’ baik
Tinggi atau Panjang per seribu.
c) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Granit adalah0,25 mm, sedang
kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-rata 1 % ke arah pembuangan.
d) Alur naad Granit sesuai rekomendasi pabrik dengan toleransi0,25 mm per 1 m’

3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat


a) Kontraktor harus menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan peralatan
secukupnya sebelum memulai pekerjaan pemasangan Granit.
b) Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit contoh bidang
pasangan Granit untuksetiapjenis penggunaan ruang atau bidang pasangan dalam rangka
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan pasanganGranit tidakbolehdimulaisebelum Direksi Pekerjaan menyetujui
formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk setiap bagian pekerjaan sesuai
Gambar, namun kontraktor tetap bertanggung jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
d) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana Gambar dan
ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

4) Jadwal Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasang Granit yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah
dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatanpekerjaan pasang Granit untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan pasang Granit hanya digunakan adukan mortar baru.
b) Luas bidang pasang Granit minimal setiap tahap pasangan harus mengacu kepada luas
ruang atau bidang yang akan dipasang Granit untuksetiaptahapkerjayang dibatasi dengan
membuat pasangan kepala/acuan secara vertikal maupun horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Granit tidak boleh terganggu/diinjak sebelum mortar
pelekat kering untuk selanjutnya dipasang semen naad sesuai warna Granit.

Bahan

1) Adukan/mortar Pasang Granit adalah 1 : 2


2) Bahan dan Standar
a) Granit :
Produksi Granit harus lulus uji SNI
b) Semen, sesuai SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07
c) Pasir, sesuai SNI 03-4428-1997
d) Air, sesuai NI – 3 pasal 10

Pelaksanaan

1) Membuat Campuran
1) Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir diayak sesuai
dengan kebutuhan campuran.
2) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis (beton
molen) dengan pemakaian air secukupnya.
3) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan biarkan adukan
membeku lebih dari satu jam.
2) Contoh Bidang Granit.
Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Granit terlebih dahulu, kemudian
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang Granit harus dilanjutkan sesuai
dengan contoh.

3) Persiapan pada Bidang yang akan Dipasang Granit.


a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel dan
debu, dibersihkan dengan dikerok atau semprotan kompresor kemudian dibasahi hingga
jenuh.
b) Semua dinding beton atau bata dan kolom beton yang akan dipasang Granit harus
dikerik dan kemudian disawut dengan 1 pc : 3 ps ayakan halus agar mortar pasangan
dapat melekat dengan baik.
c) Bilamana kebutuhan mortar perekat Granit lebih dari 25 mm untuk dinding dan 50
mm untuk lantai, harus diplester terlebih dahulu dengan campuran mortar sesuai yang
disyaratkan dalam pekerjaan plesteran kemudian digaris-garis silang sebelum plesteran
tersebut mengering.

4) Pemasangan Granit

Granit sebelum dipasang harus Direndam hingga jenuh, bidang lekat tegel sebelum
dipasang harus dilepa dengan semen campur air (pasta semen) secara merata
keseluruh bidang tegel. Selanjutnya Granit dipasang di atas hamparan Mortar perekat
yang berpedoman kepada elevasi akhir yang diharapkan dengan cara memukul-mukul
dengan palu karet sedemikian rupa sehingga didapat permukaan yang rata dan air semen
tidak turun.

Pengukuran dan Pembayaran

1) Volume pekerjaan granit yang dapat dibayar adalah jumlah volume dalam meter
persegi sebagai volume nominal yang selesai terpasang, memenuhi persyaratan-
persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan, dan diterima Direksi Pekerjaan.

2) Kuantitas pekerjaanseperti yang disyaratkan di atas akan dibayar atas dasar Harga
Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga tersebut merupakan
kompensasipenuhuntukpemasokan dan harga bahan, ongkos kerja, peralatan,
pengujian dan pekerjaan lain yang dierlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

B.7. Pekerjaan Huruf Akrilik

- Bahan akrilik ketebalan 2 mm.


- Warna asli dari akrilknya
- Lebar dan tebal huruf mengikuti tinggi huruf yang di tunjukkan oleh Gambar.
- Model huruf Sesuai dengan Gambar Rencana.
- Huruf Akrilik Mirror.
- Lengkap Terpasang dengan instalasi nya.

B.8. Personil yang dibutuhkan

No Jabatan Pengalaman Sertifikat Ket


Pendidikan kerja Kompentesi
1 Pelaksana Lapangan SMA/ SMK 2 Tahun SKT TS 051
Sederajat pelaksanaan
bangunan
Gedung
2 Ahli K 3 S 1. Teknik 0 Tahun SKA Ahli K3 603
Sipil Kontruksi
3

B.9 Rencanan Keselamatan Konntruksi

No Uraian Pekerjan Indentifikasi Bahaya


Pekerjaa Beton Bertulang Tertusuk Besi
Terhirup Uap Semen

F. Pekerjaan Pavink Block = 239,33 m2

1. Bongkar Batu Kali Kolam Existing dan Menimbun nya Kembali

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran
ini.

2. Pemadatan Tanah Sub Grade Menggunakan Stamper

LINGKUP PEKERJAAN

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi.

Pekerjaan ini meliputi antara lain :

Pekerjaan pemadatan Tanah Sub Grade menggunakan Stamper hingga Sub Grade padat
dan rata.
3. Beton K 100 (Perkuatan Bawah Pavink Block), Tebal 5 cm

Pada Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton ini menerangkan Spesifikasi Pekerjaan Beton K
100 Bekisting dan Besi Beton pada Sub Item Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang
pada Pekerjaan Gapura, sebagai berikut ;

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannyadengan hal tersebut dengan lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

PERATURAN-PERATURAN

Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :

- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.

- ACI 1983 (Association Concrete International)

- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972

- PPKI 1961 (NI-5)

- Petunjuk Perencanaan Beton 1987

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut.

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing


untukmendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya
3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design
untuk mutu beton K 175, dan K 200, atau mutu Beton lain nya yang di sebutkan di dalam
RAB dari Laboratorium dan menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan.
Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan
pada waktu pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1
: 3 : 5.untuk Semua pekerjaan yang dihasilkan dan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang
perlu, Kontraktor dapat meminta nasehat- nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehab LPKS ABH Taman Harapan
Kota Langsa

2. Sub Item Pekerjaan Pagar Type A = 35,03 m1

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan di mengerti bersama –
sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana .

Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Sub Item Kegiatan
Pekerjaan Pagar Type A = 35,03 m1 dalam PaketPekerjaan Rehab LPKS ABH Taman
Harapan Kota Langsa dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien,
disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan merujuk pada petunjuk-petunjuk Direksi.

C. Pekerjaan Gapura = 1 Unit

C.1. Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah Biasa Pondasi Tapak dan Menerus.

LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi :


Semua panggalian penimbunan kembali, pengurugan dibawah lantai, pekerjaan tanah
kasar dan alur pipa-pipa sub drainage serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan itu, sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis. Penggalian dan
penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk dalam bab ini.

SYARAT-SYARAT PENGGALIAN
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di persyaratkan atau
diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan cara sedemikianrupa
sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.
Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di jumpai
dalam pekerjaan.

Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.

Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada
galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.

Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun ditempat
yang ditunjuk dan atas persetujuan Pengawas untuk digunakan dalam pekerjaan
lanscaping.

Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka-akar.bahan tersebut harus diangkat dan di urug kembali
dengan pasir selanjutnya dilembabkan dan dipadatkan.

Galian pondasi dipadatkan hingga mencapai 90% dari kepadatan tanah asal. Pengetesan
tanah galian dilakukan Pengawas dengan menggunakan alat yang memadahi.

2. Urugan Tanah Kembali Hasil Galian

Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah
urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainya).

Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30cmsetiap
lapisan kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukanpemadatan.

Pemadatan lapisan menggunakan alat stamper minimal Mikasa MTR 80 sampai dengan
level yang diperlukan.

Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk pengurugan ini harus memenuhi spesifikasi ini.

Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site atau atas
petunjuk Kontraktor.

C.2. Pekerjaan Beton

Pada Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton ini menerangkan Spesifikasi Pekerjaan Beton
Siklop K175, Beton K175, Beton K 200,Bekisting dan Besi Beton pada Sub Item
Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang pada Pekerjaan Gapura, sebagai berikut ;
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannyadengan hal tersebut dengan lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

PERATURAN-PERATURAN

Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :

- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.

- ACI 1983 (Association Concrete International)

- SII (Standar Industri Indonesia)

- SKBI-2.3.53.1987.

- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972

- PPKI 1961 (NI-5)

- Petunjuk Perencanaan Beton 1987

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987

- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84

- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

- Dan Peraturan- Peraturan Beton Lain nya.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut.

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing


untukmendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya
3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design
untuk mutu beton K 175, dan K 200, atau mutu Beton lain nya yang di sebutkan di dalam
RAB dari Laboratorium dan menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan.
Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan
pada waktu pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1
: 3 : 5.untuk Semua pekerjaan yang dihasilkan dan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang
perlu, Kontraktor dapat meminta nasehat- nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.

JENIS KETEGUHAN BETON

Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton
dalam RAB.

Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulangkecuali disebut lain.

BAHAN-BAHAN

Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan
dengan pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

1. Portland Cement

Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.

Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :

Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atasKontraktor


wajibmemberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.

Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas


semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian
tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak
ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau
setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.

PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.

Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari
tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

2. Agregat

Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa
koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 40% berat.

Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yangterkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.

2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah


mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai
dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini
Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading
analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah
disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.

3. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.

Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasiltes
tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.

4. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk besi
berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat/
terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut.Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas.

Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.

Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm
dan tidak disepuh seng

Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengaturjarak
tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu
yang tercantum dalam PBI 1971.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanyasertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh
percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan
dilakukan untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.

Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjangsampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam
gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5. Admixture

Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi
mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama

perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,


nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-
resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor


harusmemberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing
test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakan
bahan-bahan admixture itu.

6. Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaannya.

Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras,
bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan
jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan
catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama,
maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk
dipergunakan.

Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

ADUKAN

Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus


mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus
sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/
kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder sesuai
standar SNI dan percobaan uji tekan nya harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas
kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data
pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang
dibuatdengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai setiap karakteristiknya. Laporan harus
disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton
diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-


blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah
setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan
harus dapat berfungsi dengan tepat.
Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana
maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut :

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton


(bekisting).Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk -
tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat
(seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam
satu lapisan yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur dalam PBI 1971.

Perawatan silinder percobaan tersebut adalah di dalam pasir basah tapi tidak tergenang
air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Jika dianggap perlu,
maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur 7 haridengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada28 hari. Jika
hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka
harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan
dalam peraturan beton yang berlaku.

PERAWATAN BETON

Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu
yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.

Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harusberlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak
melebihi 30 derajat C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus
tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai
masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengancaralainyang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari
berturut-turut setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.

PENGECORAN BETON

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagianpekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton,
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran
beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar
beton yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik atas biaya Kontraktor sendiri.

Sebelumpengecoran dimulai, makasemuatempat – tempatyangakan dicor terlebih dahulu


harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah,
dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton
lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan
air semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh
dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.

PEMADATAN BETON

Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran
berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang
siap pakai.

Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada
beton setelah kontak dengan beton.

Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan


pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

LAIN-LAIN

Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas
tulangan yang dipotong.

Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt
dengantanpa penambahan biaya.

Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas


lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubung- selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.

Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam


gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar- gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
ukuran sesungguhnya.

BEKISTING

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan


cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya.

Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran


dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.
Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya
yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap
air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton
tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm,
balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk


menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.

Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi
bentang- bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar
kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :

Kecepatan dan cara pengecoran.

Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut.


Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik.

Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak
boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.

Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5)
dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa
hasil- hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila
untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila
tidak ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3
minggu. Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 x 24 jam.

PEKERJAAN PERANCAH

1. Definisi

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah.

2. Pelaksanaan

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh
terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan
membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah
akib.

CACAT-CACAT PEKERJAAN

Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang
berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau
keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut
harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah,
retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan
demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul
akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan


lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut
harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan
dimulai.Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.

PENGGANTIAN BESI

Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapatkekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan
pembesian yang ada, maka :

Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk
sekedar informasi.

Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapatdijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul
dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dan lebih besar, dengan catatan :

Harus ada persetujuan dari DireksiJumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di
tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan
keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa yang
digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial-
mixed di laboratorium yang ditunjuk.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan


yangdisebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang
sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton.Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi Pelaksana.
PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.

b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan


yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.

c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada
gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.

PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN


TERTANAM DI DALAM BETON

Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi


kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7

Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu
dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor
harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.

Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan

tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut
tanpa izin tertulis dari Direksi.

BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait


dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah
dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan


diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.

Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasiKontraktor Utama harus
memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang
bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
PEMBERSIHAN

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan


secara baik dan teratur.

CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral,


split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang


telah disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.

Besi Beton

Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2
(PBI 1971).Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besibeton
ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai

- Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03

- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat

- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)No.


9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.

- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang


diberikanPemberi Tugas/Konsultan

- Standard Normalisasi Jerman (DIN)

- American Society for Testing and Material (ASTM)

- American Concrete Institute (ACI)

C.3. Pekerjaan Pasangan Bata

UMUM

Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : Penyediaan bahan untuk pasangan bata.
Penyiapan tempat yang akan didirikan dinding.
Melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau lainnya,
sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan gambar potongan.

PERSYARATAN

1. Pasangan kedap air

Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan
perbandingan 1 semen : 2 pasir (1 sm : 2 ps) dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas
lantai.

Untuk dinding-dinding pantry, lavatory, dll pasangan kedap air minimum setinggi 1.6
mdari lantai dan sesuai dengan gambar denah dan potongan.

Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir, berada di atas pasangan kedap air
tersebut.

Untuk pasangan setengah batu, tebal tembok jadi adalah 14 cm ( termasuk dinding
keramik, mozaik dan lain-lain ), satu dan lain hal sesuai dengan gambar denah dan
potongan.

2. Adukan untuk tembok

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat, Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.

Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu meter, dari pengakhiran pasangan
pada satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retak dikemudian hari.

Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dengan
menutupnya memakai karung basah.

Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan menyumbat
memakai batang pisang diameter besar atau bambu untuk diameter lebih kecil.

MATERIAL

Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :

1. Bata

Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar. Oleh
karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya.

Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi


teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib
mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.

2. Semen/Portland Cement ( P.C )

Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton type I.

Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam
gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah / lantai
sekitarnya.

Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu,


makasemen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pembangunan dan tidak boleh
dipergunakan. Supplier / pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan, hendaknya
dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau
menunjukan gejala membantu akan ditolak.

Semua semen yang ditolak, selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan


untukmenghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pasir Pasang

Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus
bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan
lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.

Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas,


KonsultanPengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
mencuci pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan.

Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.

PELAKSANAAN

Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai
dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran
satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.

Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya.


Padasemua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna.

Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu
dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan
satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan sesuai dengan
peraturan seharusnya.
Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna, kecuali
ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat.

Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di dalam
air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnyasiar bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus benar-
benar padat adukannya.

Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan kontraktor
berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan untuk menutup
pasangan termaksud.

Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm
sehinggaadukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.

Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka ini diganti yang baik, atas biaya Kontraktor.

Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang tepat.
Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan
pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan adukan sekurang-
kurangnya tebal 1 cm ( adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan tambahan plasticiser
) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa :

Dimana diperlukan pasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam dalam
dinding,maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata ( sebelum diplester ).

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa / alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan plesteran seluruh yang
dilaksakan bersama - sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

PEKERJAAN PELAPIS DINDING

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.

Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam danluar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan

Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)
Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

Penggunaan adukan plesteran :

Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran rapat air

Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya

Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC

Syarat-Syarat Pelaksanaan

Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
petunjuk dan persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan.

Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan sesuai uraian dan syarat
pekerjaan yang tertulis dalam buku ini

Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam


gambararsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.

Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungandengan udara luar dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi. WC, Toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 pasir.

Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1bagian
PC : 1 bagian Daily Bond

Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasirPlesteran halus


‘Acian’ dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen,
acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan additive plemix dengan dosis 200-250 gram
plamix untuk setiap 40 Kg semen.

Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehinggaselalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu percampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasanganinstalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan
Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengkat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.

Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinishdengan
cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya)

Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap
air.

Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (serath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.

Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M dipasang tegak dan


menggunakankeping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.

Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang


dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.

Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Pemberi Tugas / KonsultanUntuk setiap permukaan bahan
yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satubidang datar, harus diberi naat (tali air)
dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.

Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembungbidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor. Kelembaban plesteran
harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
cepat.

Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harusdibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas / Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai Konraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-
kurangnya 2 kali setiap hari.

Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran


berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
C.4. Pekerjaan Arsitektural

PERSYARATAN BAHAN
1. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merek atas persetujuan Pemberi Tugas
dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.

2. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organisir/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas dapat meminta
kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan merelief pagar sesuai desain yang ada pada Gambar
Rencana dengan mata pembayaran Taksir seperti tercantum pada RAB.

C.5. Pekerjaan Pengecatan.

A.Referensi

Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :


a.Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b.NI-3 1970
c.NI-4

Persyaratan Material

1.Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2.Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
3.Cat yang dipakai adalah Jotun atau merk lain yang setara dengannya baik dari segi
harga dan kualitas.
4.Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat untuk disetujui oleh
PPK.
5.Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam masa pelaksanaan.
C.6. Pekerjaan Pemasangan Granit Hitam dan Batu Alam.

1. Pekerjaan Pemasangan Batu Alam

Bilamana dikehendaki coating anti jamur dalam RAB maka akan ditambakan coating anti
jamur yang sesuai. Sebagai semen dan pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Yang dibutuhkan adalah paku (biasanya paku beton) dan tali untuk acuan atau
istilahnya tarik benang, agar mudah dalam pemasangan batu alamnya nanti sehingga
hasilnya rapi serta siku. Semen dan pasir sebagai perekat, pelapis/coating untuk menjaga
penampilan permukaan batu alam agar tidak berlumut dan kusam.Dan tidak lupa, batu
alamnya itu sendiri. Keramik disamping adalah acuannya ; Setelah diberi tanda, baru
dipotong sisinya. Hasilnya batu alam dengan sisi yang siku Karena batu alam bukan
buatan pabrik maka pada persiapannya harus dibuat siku terlebih dahulu sisi-sisinya.Bisa
memakai keramik yang siku sebagai acuannya.

2. Untuk tembok yang masih baru atau belum diaci, bisa langsung tarik benang dan lanjut
ke pemasangan. Tetapi untuk tembok yang sudah jadi dan dicat seperti ini maka
temboknya harus dibobok terlebih dahulu atau dirusak/dibuat cacat. Tembok yang akan
dipasang batu alam Maksudnya agar adukan semen untuk untuk batu alam nanti bisa
menempel / menyatu dengan baik dengan lapisan semen sebelumnya. Karena sebenarnya
sifat cat dan semen tidak senyawa atau menempel dengan baik.

3. Paku acuan bagian atas. Paku acuan bagian bawah. Ambil salah satu sisi yang siku
untuk awal pemasangan, jadi batu alam yang utuh mulai dipasang dari sana. Jangan lupa
basahi dahulu tembok sebelumnya, agar lapisan semennya agak lembab dan lunak
sehingga bisa menyatu dengan lapisan semen yang baru.

4. Awal pemasangan batu alam. Diberi pengganjal Untuk pemasangan maju mundur
maka pemasangan dimulai dari bawah ke atas, agar si batu alam tidak merosot ke bawah
maka dibutuhkan pengganjal.

5. Batu alam diberi adukan semen pasir. Disesuaikan tinggi permukaannya, seberapa
maju yang diinginkan.Diketuk-ketuk dengan palu agar sesuai tinggi permukaannya. Cara
1pemasangannya kurang lebih sama dengan cara pasang keramik. Setelah diberi lapisan
semen pada bagian belakang, batu alam lalu diletakkan pada posisinya dan diketuk-ketuk
dengan palu agar lapisan semennya menyebar dan menjadi padat/mengisi ruang kosong
di belakang batu alam tersebut.

6. Bersihkan sisa semen yang keluar. Agar cepat kering, diberi bubuk semen untuk
menyerap kadar air pada adukan.
7. Bersihkan permukaannya dari sisa semen. Jangan lupa bagian sisinya juga. Pada proses
ini biasanya ada semen yang berlebih dan keluar melalui sisi samping keramik,cukup
bersihkan kelebihan semen ini dengan menggunakan kuas dan air. Batu alam lebih rentan
daripada keramik karena pori-porinya lebih besar.

Syarat Kualitas Pekerjaan

Kondisi batu andesit bakar tertempel rapi tidak mudah terlepas.Seluruh batu andesit bakar
bebas noda air semen.

1. Pekerjaan Pemasangan Granit Ukuran 60 x 60 cm.


Umum
1) Uraian
Pekerjaan Pasang Granit meliputi semua pekerjaan pasang Granit pada lantai, dinding dan
bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja dan petunjuk
Direksi Pekerjaan.

2) Toleransi Dimensi
a) Dimensi Granit rata-rata sama dengan toleransi pebedaan dimensi tidak lebih dari 2
mm setiap Tegel Keramik.
b) Toleransi kemiringan horizontal dan vertikal plesteran adalah 1 mm per 1m’ baik
Tinggi atau Panjang per seribu.
c) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Granit adalah0,25 mm, sedang
kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-rata 1 % ke arah pembuangan.
d) Alur naad Granit sesuai rekomendasi pabrik dengan toleransi0,25 mm per 1 m’

3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat


a) Kontraktor harus menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan peralatan
secukupnya sebelum memulai pekerjaan pemasangan Granit.
b) Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit contoh bidang
pasangan Granit untuksetiapjenis penggunaan ruang atau bidang pasangan dalam rangka
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan pasanganGranit tidakbolehdimulaisebelum Direksi Pekerjaan menyetujui
formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk setiap bagian pekerjaan sesuai
Gambar, namun kontraktor tetap bertanggung jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
d) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana Gambar dan
ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

4) Jadwal Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasang Granit yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah
dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatanpekerjaan pasang Granit untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan pasang Granit hanya digunakan adukan mortar baru.
b) Luas bidang pasang Granit minimal setiap tahap pasangan harus mengacu kepada luas
ruang atau bidang yang akan dipasang Granit untuksetiaptahapkerjayang dibatasi dengan
membuat pasangan kepala/acuan secara vertikal maupun horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Granit tidak boleh terganggu/diinjak sebelum mortar
pelekat kering untuk selanjutnya dipasang semen naad sesuai warna Granit.

Bahan

1) Adukan/mortar Pasang Granit adalah 1 : 2


2) Bahan dan Standar
a) Granit :
Produksi Granit harus lulus uji SNI
b) Semen, sesuai SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07
c) Pasir, sesuai SNI 03-4428-1997
d) Air, sesuai NI – 3 pasal 10

Pelaksanaan

1) Membuat Campuran
1) Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir diayak sesuai
dengan kebutuhan campuran.
2) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis (beton
molen) dengan pemakaian air secukupnya.
3) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan biarkan adukan
membeku lebih dari satu jam.

2) Contoh Bidang Granit.


Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Granit terlebih dahulu, kemudian
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang Granit harus dilanjutkan sesuai
dengan contoh.

3) Persiapan pada Bidang yang akan Dipasang Granit.


a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel dan
debu, dibersihkan dengan dikerok atau semprotan kompresor kemudian dibasahi hingga
jenuh.
b) Semua dinding beton atau bata dan kolom beton yang akan dipasang Granit harus
dikerik dan kemudian disawut dengan 1 pc : 3 ps ayakan halus agar mortar pasangan
dapat melekat dengan baik.
c) Bilamana kebutuhan mortar perekat Granit lebih dari 25 mm untuk dinding dan 50
mm untuk lantai, harus diplester terlebih dahulu dengan campuran mortar sesuai yang
disyaratkan dalam pekerjaan plesteran kemudian digaris-garis silang sebelum plesteran
tersebut mengering.

4) Pemasangan Granit
Granit sebelum dipasang harus Direndam hingga jenuh, bidang lekat tegel sebelum
dipasang harus dilepa dengan semen campur air (pasta semen) secara merata
keseluruh bidang tegel. Selanjutnya Granit dipasang di atas hamparan Mortar perekat
yang berpedoman kepada elevasi akhir yang diharapkan dengan cara memukul-mukul
dengan palu karet sedemikian rupa sehingga didapat permukaan yang rata dan air semen
tidak turun.

Pengukuran dan Pembayaran

1) Volume pekerjaan granit yang dapat dibayar adalah jumlah volume dalam meter
persegi sebagai volume nominal yang selesai terpasang, memenuhi persyaratan-
persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan, dan diterima Direksi Pekerjaan.

2) Kuantitas pekerjaanseperti yang disyaratkan di atas akan dibayar atas dasar Harga
Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga tersebut merupakan
kompensasipenuhuntukpemasokan dan harga bahan, ongkos kerja, peralatan,
pengujian dan pekerjaan lain yang dierlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

C.7. Pekerjaan Besi Hollow Lubang Angin

UMUM
LINGKUP PEKERJAAN

a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan


yangdiperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.

b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan


tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

a. Pekerjaan Besi Hollow Ukuran 40 x 60 x 3 mm (Lubang Angin)


b. Pekerjaan Besi Hollow Ukuran 20 x 40 x 2 mm (Lubang Angin)
c. Pekerjaan Pengecatan Besi Hollow.

STANDAR
BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi


"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.

PENGIKAT-PENGIKAT :
Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvanis.

Untuk sambungan baja ke baja :


Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan
atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.

Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari
baja tahan korosi.

Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

BAHAN-BAHAN LAS :
Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"
(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).

Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36


atau A325.

Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).

Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus
disertai sertifikat dari pabrik.

PERATURAN-PERATURAN DAN STANDAR ATAU PUBLIKASI YANG


DIPAKAI :

Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai
harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.

Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.


Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.

American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel Construction-7th


Edition".

American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".

American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :

"A 36 - 70a Structural Steel"


"A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
"A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
"A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
"A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including Sutiable Nuts
and Palin Hardener Washers".
A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel
Joints.

CONTOH BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, baja profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan MK.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar/pedoman


untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material


yang telah disetujui di bengkel MK.

PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat.Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlebel pabriknya.

Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.

Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai jenisnya.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan


penyimpanan.
Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.
PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

a. Gambar kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut
serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.

b. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

c. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

d. Pemeriksaan dan lain-lain.


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK
mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui MK.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan
segera.

PELAKSANAAN
1. Pengelasan

Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.

Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki


persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.

Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik


serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.

Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa


hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk konstruksi itu.
Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus
dibuang sama sekali.

Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan dan angin kencang.

2. Lubang-lubang baut

Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.

Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat
bor.

3. Sambungan

Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :

a. Hanya diperkenankan satu sambungan.


b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butt weld.

4. Pemasangan percobaan/Trial erection


Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak
cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK
dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.

5. Pengecatan

Semua bahan konstruksi baja harus di cat.


Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh di cat.

Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak boleh di
cat.

Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaint atau setara dan pengecatan dilakukan
2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.

Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di
grout dengan bahan setara "Master Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2,5 cm.
Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.

6. Pemasangan akhir/final erection


Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.

Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.

Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
"Waterproofing" yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang
berupa "piatfrom" atau jaringan ("net").

Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian


rupa sehingga memudahkan pemasangan.

Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan
beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.

Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar
detail.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).

Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat
harus diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK.

Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertikal kolom.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan


Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.

Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.

Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :


Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan
standar AWS D 1.0.

Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus dilakukan test
ultrasonic atau radiographic.

(1) Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B dari AWS
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti
ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.

Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
"Radiographic" termasuk sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya tambahan
biaya pada Pemberi Tugas.

Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada "AWS D 1.0" dinyatakan oleh "Radiographic" harus
diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan "Radiographic" dari daerah yang
diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.
(2) Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las dan teknik serta standar yang
dipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWA D 1.0 atau - 75 : Ultrasonic
contact Examination or Weldments : E273-68: Ultrasonic Inspection of
Langitudinal and Spiral Welds or welded Pipe and Tubing (1974)

(3) Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM

(4) Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E109.

(5) Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.

Jumlah pengujian : jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor


harus seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK.

Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.

Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-


pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan,
potongan bawah, lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang
rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS D 1.0.

Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan diserahkan pada MK secepatnya.

Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya,


menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan

Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.

Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang


diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan


tidak mengurangi mutu pekerjaan.

Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.


Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehab Pagar LPKS ABH Taman
Harapan Kota Langsa

3. Sub Item Pekerjaan Pintu Pagar Ukuran 6,5 x 2,8 meter

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan di mengerti bersama –
sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana .

Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Sub Item Kegiatan
Pekerjaan Pintu Pagar Ukuran 6,5 x 2,8 meter dalam PaketPekerjaan Rehab Pagar LPKS
ABH Taman Harapan Kota Langsa dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati
dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan merujuk pada petunjuk-
petunjuk Direksi.

D. Pekerjaan Pintu Pagar Ukuran 6,5 x 2,8 meter

D.1. Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah Biasa Pondasi Tapak dan Menerus.

LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi :


Semua panggalian penimbunan kembali, pengurugan dibawah lantai, pekerjaan tanah
kasar dan alur pipa-pipa sub drainage serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan itu, sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis. Penggalian dan
penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk dalam bab ini.

SYARAT-SYARAT PENGGALIAN
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di persyaratkan atau
diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan cara sedemikianrupa
sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.
Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di jumpai
dalam pekerjaan.

Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.

Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada
galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.

Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun ditempat
yang ditunjuk dan atas persetujuan Pengawas untuk digunakan dalam pekerjaan
lanscaping.

Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka-akar.bahan tersebut harus diangkat dan di urug kembali
dengan pasir selanjutnya dilembabkan dan dipadatkan.

Galian pondasi dipadatkan hingga mencapai 90% dari kepadatan tanah asal. Pengetesan
tanah galian dilakukan Pengawas dengan menggunakan alat yang memadahi.

2. Urugan Tanah Kembali Hasil Galian

Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah
urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainya).

Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30cmsetiap
lapisan kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukanpemadatan.

Pemadatan lapisan menggunakan alat stamper minimal Mikasa MTR 80 sampai dengan
level yang diperlukan.

Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk pengurugan ini harus memenuhi spesifikasi ini.

Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site atau atas
petunjuk Kontraktor.

D.2. Pekerjaan Beton

Pada Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton ini menerangkan Spesifikasi Pekerjaan Beton
Siklop K175, Beton K175, Beton K 200, K 100,Bekisting dan Besi Beton pada Sub Item
Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang pada Pekerjaan Gapura, sebagai berikut ;
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannyadengan hal tersebut dengan lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

PERATURAN-PERATURAN

Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :

- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.

- ACI 1983 (Association Concrete International)

- SII (Standar Industri Indonesia)

- SKBI-2.3.53.1987.

- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972

- PPKI 1961 (NI-5)

- Petunjuk Perencanaan Beton 1987

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987

- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84

- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

- Dan Peraturan- Peraturan Beton Lain nya.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut.

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing


untukmendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya
3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design
untuk mutu beton K 175, dan K 200, atau mutu Beton lain nya yang di sebutkan di dalam
RAB dari Laboratorium dan menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan.
Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan
pada waktu pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1
: 3 : 5.untuk Semua pekerjaan yang dihasilkan dan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang
perlu, Kontraktor dapat meminta nasehat- nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.

JENIS KETEGUHAN BETON

Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton
dalam RAB.

Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulangkecuali disebut lain.

BAHAN-BAHAN

Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan
dengan pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

1. Portland Cement

Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.

Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :

Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atasKontraktor


wajibmemberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.

Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas


semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian
tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak
ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau
setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.

PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.

Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari
tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

2. Agregat

Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa
koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 40% berat.

Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yangterkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.

2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah


mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai
dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini
Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading
analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah
disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.

3. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.

Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasiltes
tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.

4. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk besi
berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat/
terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut.Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas.

Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.

Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm
dan tidak disepuh seng

Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengaturjarak
tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu
yang tercantum dalam PBI 1971.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanyasertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh
percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan
dilakukan untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.

Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjangsampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam
gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5. Admixture

Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi
mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama

perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,


nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-
resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor


harusmemberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing
test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakan
bahan-bahan admixture itu.

6. Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaannya.

Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras,
bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan
jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan
catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama,
maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk
dipergunakan.

Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

ADUKAN

Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus


mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus
sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/
kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder sesuai
standar SNI dan percobaan uji tekan nya harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas
kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data
pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang
dibuatdengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai setiap karakteristiknya. Laporan harus
disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton
diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-


blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah
setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan
harus dapat berfungsi dengan tepat.
Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana
maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut :

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton


(bekisting).Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk -
tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat
(seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam
satu lapisan yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur dalam PBI 1971.

Perawatan silinder percobaan tersebut adalah di dalam pasir basah tapi tidak tergenang
air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Jika dianggap perlu,
maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur 7 haridengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada28 hari. Jika
hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka
harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan
dalam peraturan beton yang berlaku.

PERAWATAN BETON

Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu
yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.

Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harusberlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak
melebihi 30 derajat C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus
tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai
masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengancaralainyang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari
berturut-turut setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.

PENGECORAN BETON

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagianpekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton,
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran
beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar
beton yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik atas biaya Kontraktor sendiri.

Sebelumpengecoran dimulai, makasemuatempat – tempatyangakan dicor terlebih dahulu


harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah,
dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton
lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan
air semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh
dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.

PEMADATAN BETON

Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran
berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang
siap pakai.

Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada
beton setelah kontak dengan beton.

Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan


pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

LAIN-LAIN

Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas
tulangan yang dipotong.

Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt
dengantanpa penambahan biaya.

Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas


lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubung- selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.

Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam


gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar- gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
ukuran sesungguhnya.

BEKISTING

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan


cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya.

Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran


dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.
Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya
yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap
air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton
tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm,
balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk


menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.

Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi
bentang- bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar
kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :

Kecepatan dan cara pengecoran.

Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut.


Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik.

Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak
boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.

Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5)
dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa
hasil- hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila
untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila
tidak ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3
minggu. Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 x 24 jam.

PEKERJAAN PERANCAH

1. Definisi

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah.

2. Pelaksanaan

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh
terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan
membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah
akib.

CACAT-CACAT PEKERJAAN

Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang
berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau
keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut
harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah,
retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan
demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul
akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan


lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut
harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan
dimulai.Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.
PENGGANTIAN BESI

Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar.

Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya


terdapatkekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan
pembesian yang ada, maka :

Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk
sekedar informasi.

Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapatdijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul
dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dan lebih besar, dengan catatan :

Harus ada persetujuan dari DireksiJumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di
tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan
keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa yang
digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial-
mixed di laboratorium yang ditunjuk.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan


yangdisebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang
sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton.Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi Pelaksana.

PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.

b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan


yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.

c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada
gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.

PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN


TERTANAM DI DALAM BETON

Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi


kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7

Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu
dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor
harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.

Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan

tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut
tanpa izin tertulis dari Direksi.

BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait


dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah
dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan


diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.

Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasiKontraktor Utama harus
memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang
bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
PEMBERSIHAN

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan


secara baik dan teratur.

CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral,


split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang


telah disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.

Besi Beton

Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2
(PBI 1971).Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besibeton
ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai

- Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03

- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat

- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)No.


9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.

- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang


diberikanPemberi Tugas/Konsultan

- Standard Normalisasi Jerman (DIN)

- American Society for Testing and Material (ASTM)

- American Concrete Institute (ACI)

D.3. Pekerjaan Pasangan Bata

UMUM

Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : Penyediaan bahan untuk pasangan bata.
Penyiapan tempat yang akan didirikan dinding.
Melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau lainnya,
sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan gambar potongan.

PERSYARATAN

1. Pasangan kedap air

Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan
perbandingan 1 semen : 2 pasir (1 sm : 2 ps) dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas
lantai.

Untuk dinding-dinding pantry, lavatory, dll pasangan kedap air minimum setinggi 1.6
mdari lantai dan sesuai dengan gambar denah dan potongan.

Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir, berada di atas pasangan kedap air
tersebut.

Untuk pasangan setengah batu, tebal tembok jadi adalah 14 cm ( termasuk dinding
keramik, mozaik dan lain-lain ), satu dan lain hal sesuai dengan gambar denah dan
potongan.

2. Adukan untuk tembok

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat, Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.

Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu meter, dari pengakhiran pasangan
pada satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retak dikemudian hari.

Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dengan
menutupnya memakai karung basah.

Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan menyumbat
memakai batang pisang diameter besar atau bambu untuk diameter lebih kecil.

MATERIAL

Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :

1. Bata

Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar. Oleh
karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya.

Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi


teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib
mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.

2. Semen/Portland Cement ( P.C )

Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton type I.

Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam
gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah / lantai
sekitarnya.

Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu,


makasemen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pembangunan dan tidak boleh
dipergunakan. Supplier / pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan, hendaknya
dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau
menunjukan gejala membantu akan ditolak.

Semua semen yang ditolak, selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan


untukmenghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pasir Pasang

Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus
bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan
lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.

Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas,


KonsultanPengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
mencuci pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan.

Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.

PELAKSANAAN

Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai
dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran
satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.

Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya.


Padasemua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna.

Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu
dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan
satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan sesuai dengan
peraturan seharusnya.
Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna, kecuali
ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat.

Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di dalam
air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnyasiar bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus benar-
benar padat adukannya.

Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan kontraktor
berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan untuk menutup
pasangan termaksud.

Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm
sehinggaadukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.

Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka ini diganti yang baik, atas biaya Kontraktor.

Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang tepat.
Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan
pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan adukan sekurang-
kurangnya tebal 1 cm ( adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan tambahan plasticiser
) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa :

Dimana diperlukan pasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam dalam
dinding,maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata ( sebelum diplester ).

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa / alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan plesteran seluruh yang
dilaksakan bersama - sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

PEKERJAAN PELAPIS DINDING

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.

Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam danluar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan

Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)
Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

Penggunaan adukan plesteran :

Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran rapat air

Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya

Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC

Syarat-Syarat Pelaksanaan

Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
petunjuk dan persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan.

Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan sesuai uraian dan syarat
pekerjaan yang tertulis dalam buku ini

Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam


gambararsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.

Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungandengan udara luar dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi. WC, Toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 pasir.

Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1bagian
PC : 1 bagian Daily Bond

Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasirPlesteran halus


‘Acian’ dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen,
acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan additive plemix dengan dosis 200-250 gram
plamix untuk setiap 40 Kg semen.

Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehinggaselalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu percampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasanganinstalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan
Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengkat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.

Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinishdengan
cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya)

Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap
air.

Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (serath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.

Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M dipasang tegak dan


menggunakankeping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.

Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang


dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.

Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Pemberi Tugas / KonsultanUntuk setiap permukaan bahan
yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satubidang datar, harus diberi naat (tali air)
dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.

Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembungbidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor. Kelembaban plesteran
harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
cepat.

Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harusdibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas / Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai Konraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-
kurangnya 2 kali setiap hari.

Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran


berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
D.4. Pekerjaan Arsitektural

PERSYARATAN BAHAN
1. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merek atas persetujuan Pemberi Tugas
dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.

2. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organisir/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas dapat meminta
kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan merelief pagar sesuai desain yang ada pada Gambar
Rencana dengan mata pembayaran Taksir seperti tercantum pada RAB.

D.5. Pekerjaan Pengecatan.

A.Referensi

Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :


a.Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b.NI-3 1970
c.NI-4

Persyaratan Material

1.Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2.Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
3.Cat yang dipakai adalah Jotun atau merk lain yang setara dengannya baik dari segi
harga dan kualitas.
4.Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat untuk disetujui oleh
PPK.
5.Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam masa pelaksanaan.
D.6. Pekerjaan Besi Hollow

UMUM
LINGKUP PEKERJAAN

a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan


yangdiperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.

b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan


tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

a. Pekerjaan Besi Hollow Ukuran 40 x 60 x 3 mm


b. Pekerjaan Besi Hollow Ukuran 20 x 40 x 2 mm
c. Pekerjaan Roda + Dudukan nya ( Di Las Lengkap Terpasang)
d. Pekerjaan Rel Roda Panjang 11 meter (Lengkap Terpasang)
e. Pekerjaan Rol Roda (Lengkap Terpasang)
f. Pekerjaan Sablon Motif Pemko + Pelat Tebal 1 mm

STANDAR
BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi


"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.

PENGIKAT-PENGIKAT :
Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvanis.

Untuk sambungan baja ke baja :


Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan
atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.
Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari
baja tahan korosi.

Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

BAHAN-BAHAN LAS :
Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"
(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).

Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36


atau A325.

Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).

Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus
disertai sertifikat dari pabrik.

PERATURAN-PERATURAN DAN STANDAR ATAU PUBLIKASI YANG


DIPAKAI :

Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai
harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.

Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.

American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel Construction-7th


Edition".

American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".

American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :

"A 36 - 70a Structural Steel"


"A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
"A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
"A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
"A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including Sutiable Nuts
and Palin Hardener Washers".
A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel
Joints.
CONTOH BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, baja profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan MK.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar/pedoman


untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material


yang telah disetujui di bengkel MK.

PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat.Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlebel pabriknya.

Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.

Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai jenisnya.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan


penyimpanan.
Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

a. Gambar kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut
serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.

b. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

c. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

d. Pemeriksaan dan lain-lain.


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK
mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui MK.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan
segera.

PELAKSANAAN
1. Pengelasan

Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.

Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki


persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.

Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik


serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.

Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa


hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk konstruksi itu.

Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus
dibuang sama sekali.

Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan dan angin kencang.

2. Lubang-lubang baut

Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat
bor.

3. Sambungan

Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :

a. Hanya diperkenankan satu sambungan.


b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butt weld.

4. Pemasangan percobaan/Trial erection


Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak
cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK
dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.

5. Pengecatan

Semua bahan konstruksi baja harus di cat.


Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh di cat.

Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak boleh di
cat.

Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaint atau setara dan pengecatan dilakukan
2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.

Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di
grout dengan bahan setara "Master Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2,5 cm.
Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.

6. Pemasangan akhir/final erection


Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.
Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.

Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
"Waterproofing" yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang
berupa "piatfrom" atau jaringan ("net").

Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian


rupa sehingga memudahkan pemasangan.

Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan
beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.

Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar
detail.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).

Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat
harus diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK.

Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertikal kolom.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan


Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.

Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.

Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :


Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan
standar AWS D 1.0.

Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus dilakukan test
ultrasonic atau radiographic.

(1) Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B dari AWS
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti
ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.

Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
"Radiographic" termasuk sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya tambahan
biaya pada Pemberi Tugas.

Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada "AWS D 1.0" dinyatakan oleh "Radiographic" harus
diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan "Radiographic" dari daerah yang
diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.

(2) Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las dan teknik serta standar yang
dipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWA D 1.0 atau - 75 : Ultrasonic
contact Examination or Weldments : E273-68: Ultrasonic Inspection of
Langitudinal and Spiral Welds or welded Pipe and Tubing (1974)

(3) Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM

(4) Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E109.

(5) Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.

Jumlah pengujian : jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor


harus seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK.

Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.

Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-


pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan,
potongan bawah, lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang
rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS D 1.0.

Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan diserahkan pada MK secepatnya.


Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan

Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.

Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang


diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan


tidak mengurangi mutu pekerjaan.

Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.


Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehab Pagar LPKS ABH Taman
Harapan Kota Langsa

4. Sub Item Pekerjaan Pagar Type B = 9,65 m1

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan di mengerti bersama –
sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana .

Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Sub Item Kegiatan
Pekerjaan Pagar Type B = 9,65 m1 dalam PaketPekerjaan Rehab Pagar LPKS ABH Taman
Harapan Kota Langsa dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien,
disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan merujuk pada petunjuk-petunjuk Direksi.

D. Pekerjaan Pagar Type B = 9,65 m1

D.1. Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah Biasa Pondasi Tapak dan Menerus.

LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi :


Semua panggalian penimbunan kembali, pengurugan dibawah lantai, pekerjaan tanah
kasar dan alur pipa-pipa sub drainage serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan itu, sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis. Penggalian dan
penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk dalam bab ini.

SYARAT-SYARAT PENGGALIAN
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di persyaratkan atau
diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan cara sedemikianrupa
sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.
Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di jumpai
dalam pekerjaan.

Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.

Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada
galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.

Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun ditempat
yang ditunjuk dan atas persetujuan Pengawas untuk digunakan dalam pekerjaan
lanscaping.

Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka-akar.bahan tersebut harus diangkat dan di urug kembali
dengan pasir selanjutnya dilembabkan dan dipadatkan.

Galian pondasi dipadatkan hingga mencapai 90% dari kepadatan tanah asal. Pengetesan
tanah galian dilakukan Pengawas dengan menggunakan alat yang memadahi.

2. Urugan Tanah Kembali Hasil Galian

Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah
urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainya).

Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30cmsetiap
lapisan kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukanpemadatan.

Pemadatan lapisan menggunakan alat stamper minimal Mikasa MTR 80 sampai dengan
level yang diperlukan.

Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk pengurugan ini harus memenuhi spesifikasi ini.

Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site atau atas
petunjuk Kontraktor.

C.2. Pekerjaan Beton

Pada Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton ini menerangkan Spesifikasi Pekerjaan Beton
Siklop K175, Beton K175, Beton K 200, Beton K 100 Bekisting dan Besi Beton pada
Sub Item Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang pada Pekerjaan Gapura, sebagai berikut
;
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannyadengan hal tersebut dengan lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

PERATURAN-PERATURAN

Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :

- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.

- ACI 1983 (Association Concrete International)

- SII (Standar Industri Indonesia)

- SKBI-2.3.53.1987.

- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972

- PPKI 1961 (NI-5)

- Petunjuk Perencanaan Beton 1987

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987

- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84

- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

- Dan Peraturan- Peraturan Beton Lain nya.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut.

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing


untukmendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya
3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design
untuk mutu beton K 175, dan K 200, atau mutu Beton lain nya yang di sebutkan di dalam
RAB dari Laboratorium dan menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan.
Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan
pada waktu pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1
: 3 : 5.untuk Semua pekerjaan yang dihasilkan dan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang
perlu, Kontraktor dapat meminta nasehat- nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.

JENIS KETEGUHAN BETON

Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton
dalam RAB.

Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulangkecuali disebut lain.

BAHAN-BAHAN

Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan
dengan pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

1. Portland Cement

Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.

Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :

Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atasKontraktor


wajibmemberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.

Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas


semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian
tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak
ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau
setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.

PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.

Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari
tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

2. Agregat

Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa
koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 40% berat.

Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yangterkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.

2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah


mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai
dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini
Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading
analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah
disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.

3. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.

Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasiltes
tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.

4. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk besi
berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat/
terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut.Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas.

Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.

Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm
dan tidak disepuh seng

Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengaturjarak
tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu
yang tercantum dalam PBI 1971.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanyasertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh
percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan
dilakukan untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.

Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjangsampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam
gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5. Admixture

Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi
mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama

perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,


nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-
resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor


harusmemberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing
test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakan
bahan-bahan admixture itu.

6. Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaannya.

Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras,
bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan
jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan
catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama,
maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk
dipergunakan.

Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

ADUKAN

Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus


mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus
sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/
kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder sesuai
standar SNI dan percobaan uji tekan nya harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas
kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data
pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang
dibuatdengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai setiap karakteristiknya. Laporan harus
disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton
diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-


blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah
setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan
harus dapat berfungsi dengan tepat.
Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana
maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut :

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton


(bekisting).Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk -
tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat
(seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam
satu lapisan yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur dalam PBI 1971.

Perawatan silinder percobaan tersebut adalah di dalam pasir basah tapi tidak tergenang
air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Jika dianggap perlu,
maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur 7 haridengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada28 hari. Jika
hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka
harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan
dalam peraturan beton yang berlaku.

PERAWATAN BETON

Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu
yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.

Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harusberlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak
melebihi 30 derajat C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus
tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai
masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengancaralainyang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari
berturut-turut setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.

PENGECORAN BETON

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagianpekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton,
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran
beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar
beton yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik atas biaya Kontraktor sendiri.

Sebelumpengecoran dimulai, makasemuatempat – tempatyangakan dicor terlebih dahulu


harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah,
dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton
lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan
air semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh
dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.

PEMADATAN BETON

Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran
berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang
siap pakai.

Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada
beton setelah kontak dengan beton.

Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan


pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

LAIN-LAIN

Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas
tulangan yang dipotong.

Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt
dengantanpa penambahan biaya.

Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas


lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubung- selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.

Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam


gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar- gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
ukuran sesungguhnya.

BEKISTING

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan


cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya.

Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran


dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.
Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya
yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap
air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton
tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm,
balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk


menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.

Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi
bentang- bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar
kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :

Kecepatan dan cara pengecoran.

Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut.


Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik.

Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak
boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.

Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5)
dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa
hasil- hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila
untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila
tidak ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3
minggu. Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 x 24 jam.

PEKERJAAN PERANCAH

1. Definisi

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah.

2. Pelaksanaan

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh
terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan
membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah
akib.

CACAT-CACAT PEKERJAAN

Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang
berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau
keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut
harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah,
retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan
demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul
akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan


lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut
harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan
dimulai.Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.

PENGGANTIAN BESI

Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapatkekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan
pembesian yang ada, maka :

Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk
sekedar informasi.

Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapatdijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul
dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dan lebih besar, dengan catatan :

Harus ada persetujuan dari DireksiJumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di
tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan
keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa yang
digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial-
mixed di laboratorium yang ditunjuk.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan


yangdisebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang
sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton.Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi Pelaksana.

PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.

b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan


yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.

c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada
gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.

PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN


TERTANAM DI DALAM BETON

Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi


kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7

Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu
dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor
harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.

Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan

tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut
tanpa izin tertulis dari Direksi.

BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait


dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah
dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan


diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.

Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasiKontraktor Utama harus
memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang
bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

PEMBERSIHAN

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan


secara baik dan teratur.
CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral,


split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang


telah disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.

Besi Beton

Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2
(PBI 1971).Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besibeton
ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai

- Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03

- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat

- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)No.


9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.

- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang


diberikanPemberi Tugas/Konsultan

- Standard Normalisasi Jerman (DIN)

- American Society for Testing and Material (ASTM)

- American Concrete Institute (ACI)

D.3. Pekerjaan Pasangan Bata

UMUM

Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : Penyediaan bahan untuk pasangan bata.
Penyiapan tempat yang akan didirikan dinding.

Melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau lainnya,


sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan gambar potongan.

PERSYARATAN
1. Pasangan kedap air

Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan
perbandingan 1 semen : 2 pasir (1 sm : 2 ps) dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas
lantai.

Untuk dinding-dinding pantry, lavatory, dll pasangan kedap air minimum setinggi 1.6
mdari lantai dan sesuai dengan gambar denah dan potongan.

Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir, berada di atas pasangan kedap air
tersebut.

Untuk pasangan setengah batu, tebal tembok jadi adalah 14 cm ( termasuk dinding
keramik, mozaik dan lain-lain ), satu dan lain hal sesuai dengan gambar denah dan
potongan.

2. Adukan untuk tembok

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat, Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.

Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu meter, dari pengakhiran pasangan
pada satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retak dikemudian hari.

Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dengan
menutupnya memakai karung basah.

Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan menyumbat
memakai batang pisang diameter besar atau bambu untuk diameter lebih kecil.

MATERIAL

Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :

1. Bata

Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar. Oleh
karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya.

Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi


teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib
mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.

2. Semen/Portland Cement ( P.C )


Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton type I.

Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam
gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah / lantai
sekitarnya.

Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu,


makasemen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pembangunan dan tidak boleh
dipergunakan. Supplier / pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan, hendaknya
dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau
menunjukan gejala membantu akan ditolak.

Semua semen yang ditolak, selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan


untukmenghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pasir Pasang

Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus
bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan
lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.

Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas,


KonsultanPengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
mencuci pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan.

Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.

PELAKSANAAN

Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai
dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran
satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.

Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya.


Padasemua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna.

Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu
dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan
satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan sesuai dengan
peraturan seharusnya.

Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna, kecuali
ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat.

Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di dalam
air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnyasiar bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus benar-
benar padat adukannya.

Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan kontraktor
berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan untuk menutup
pasangan termaksud.

Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm
sehinggaadukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.

Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka ini diganti yang baik, atas biaya Kontraktor.

Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang tepat.
Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan
pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan adukan sekurang-
kurangnya tebal 1 cm ( adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan tambahan plasticiser
) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa :

Dimana diperlukan pasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam dalam
dinding,maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata ( sebelum diplester ).

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa / alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan plesteran seluruh yang
dilaksakan bersama - sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

PEKERJAAN PELAPIS DINDING

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.

Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam danluar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan

Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)

Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

Penggunaan adukan plesteran :


Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran rapat air

Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya

Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC

Syarat-Syarat Pelaksanaan

Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
petunjuk dan persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan.

Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan sesuai uraian dan syarat
pekerjaan yang tertulis dalam buku ini

Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam


gambararsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.

Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungandengan udara luar dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi. WC, Toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 pasir.

Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1bagian
PC : 1 bagian Daily Bond

Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasirPlesteran halus


‘Acian’ dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen,
acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan additive plemix dengan dosis 200-250 gram
plamix untuk setiap 40 Kg semen.

Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehinggaselalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu percampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasanganinstalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan

Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa


bekisting dan kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengkat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinishdengan
cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya)

Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap
air.

Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (serath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.

Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M dipasang tegak dan


menggunakankeping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.

Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang


dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.

Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Pemberi Tugas / KonsultanUntuk setiap permukaan bahan
yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satubidang datar, harus diberi naat (tali air)
dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.

Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembungbidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor. Kelembaban plesteran
harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
cepat.

Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harusdibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas / Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai Konraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-
kurangnya 2 kali setiap hari.

Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran


berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

D.4. Pekerjaan Pengecatan.

A.Referensi

Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :


a.Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b.NI-3 1970
c.NI-4

Persyaratan Material

1.Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2.Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
3.Cat yang dipakai adalah No Drop atau merk lain yang setara dengannya baik dari segi
harga dan kualitas.
4.Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat untuk disetujui oleh
PPK.
5.Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam masa pelaksanaan.

D.5. Pekerjaan Pemasangan Granit Hitam dan Batu Alam.

1. Pekerjaan Pemasangan Batu Alam

Bilamana dikehendaki coating anti jamur dalam RAB maka akan ditambakan coating anti
jamur yang sesuai. Sebagai semen dan pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Yang dibutuhkan adalah paku (biasanya paku beton) dan tali untuk acuan atau
istilahnya tarik benang, agar mudah dalam pemasangan batu alamnya nanti sehingga
hasilnya rapi serta siku. Semen dan pasir sebagai perekat, pelapis/coating untuk menjaga
penampilan permukaan batu alam agar tidak berlumut dan kusam.Dan tidak lupa, batu
alamnya itu sendiri. Keramik disamping adalah acuannya ; Setelah diberi tanda, baru
dipotong sisinya. Hasilnya batu alam dengan sisi yang siku Karena batu alam bukan
buatan pabrik maka pada persiapannya harus dibuat siku terlebih dahulu sisi-sisinya.Bisa
memakai keramik yang siku sebagai acuannya.

2. Untuk tembok yang masih baru atau belum diaci, bisa langsung tarik benang dan lanjut
ke pemasangan. Tetapi untuk tembok yang sudah jadi dan dicat seperti ini maka
temboknya harus dibobok terlebih dahulu atau dirusak/dibuat cacat. Tembok yang akan
dipasang batu alam Maksudnya agar adukan semen untuk untuk batu alam nanti bisa
menempel / menyatu dengan baik dengan lapisan semen sebelumnya. Karena sebenarnya
sifat cat dan semen tidak senyawa atau menempel dengan baik.

3. Paku acuan bagian atas. Paku acuan bagian bawah. Ambil salah satu sisi yang siku
untuk awal pemasangan, jadi batu alam yang utuh mulai dipasang dari sana. Jangan lupa
basahi dahulu tembok sebelumnya, agar lapisan semennya agak lembab dan lunak
sehingga bisa menyatu dengan lapisan semen yang baru.
4. Awal pemasangan batu alam. Diberi pengganjal Untuk pemasangan maju mundur
maka pemasangan dimulai dari bawah ke atas, agar si batu alam tidak merosot ke bawah
maka dibutuhkan pengganjal.

5. Batu alam diberi adukan semen pasir. Disesuaikan tinggi permukaannya, seberapa
maju yang diinginkan.Diketuk-ketuk dengan palu agar sesuai tinggi permukaannya. Cara
1pemasangannya kurang lebih sama dengan cara pasang keramik. Setelah diberi lapisan
semen pada bagian belakang, batu alam lalu diletakkan pada posisinya dan diketuk-ketuk
dengan palu agar lapisan semennya menyebar dan menjadi padat/mengisi ruang kosong
di belakang batu alam tersebut.

6. Bersihkan sisa semen yang keluar. Agar cepat kering, diberi bubuk semen untuk
menyerap kadar air pada adukan.

7. Bersihkan permukaannya dari sisa semen. Jangan lupa bagian sisinya juga. Pada proses
ini biasanya ada semen yang berlebih dan keluar melalui sisi samping keramik,cukup
bersihkan kelebihan semen ini dengan menggunakan kuas dan air. Batu alam lebih rentan
daripada keramik karena pori-porinya lebih besar.

Syarat Kualitas Pekerjaan

Kondisi batu andesit bakar tertempel rapi tidak mudah terlepas.Seluruh batu andesit bakar
bebas noda air semen.

1. Pekerjaan Pemasangan Granit Ukuran 60 x 60 cm.


Umum
1) Uraian
Pekerjaan Pasang Granit meliputi semua pekerjaan pasang Granit pada lantai, dinding dan
bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja dan petunjuk
Direksi Pekerjaan.

2) Toleransi Dimensi
a) Dimensi Granit rata-rata sama dengan toleransi pebedaan dimensi tidak lebih dari 2
mm setiap Tegel Keramik.
b) Toleransi kemiringan horizontal dan vertikal plesteran adalah 1 mm per 1m’ baik
Tinggi atau Panjang per seribu.
c) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Granit adalah0,25 mm, sedang
kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-rata 1 % ke arah pembuangan.
d) Alur naad Granit sesuai rekomendasi pabrik dengan toleransi0,25 mm per 1 m’

3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat


a) Kontraktor harus menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan peralatan
secukupnya sebelum memulai pekerjaan pemasangan Granit.
b) Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit contoh bidang
pasangan Granit untuksetiapjenis penggunaan ruang atau bidang pasangan dalam rangka
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan pasanganGranit tidakbolehdimulaisebelum Direksi Pekerjaan menyetujui
formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk setiap bagian pekerjaan sesuai
Gambar, namun kontraktor tetap bertanggung jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
d) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana Gambar dan
ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

4) Jadwal Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasang Granit yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah
dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatanpekerjaan pasang Granit untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan pasang Granit hanya digunakan adukan mortar baru.
b) Luas bidang pasang Granit minimal setiap tahap pasangan harus mengacu kepada luas
ruang atau bidang yang akan dipasang Granit untuksetiaptahapkerjayang dibatasi dengan
membuat pasangan kepala/acuan secara vertikal maupun horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Granit tidak boleh terganggu/diinjak sebelum mortar
pelekat kering untuk selanjutnya dipasang semen naad sesuai warna Granit.

Bahan

1) Adukan/mortar Pasang Granit adalah 1 : 2


2) Bahan dan Standar
a) Granit :
Produksi Granit harus lulus uji SNI
b) Semen, sesuai SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07
c) Pasir, sesuai SNI 03-4428-1997
d) Air, sesuai NI – 3 pasal 10

Pelaksanaan

1) Membuat Campuran
1) Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir diayak sesuai
dengan kebutuhan campuran.
2) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis (beton
molen) dengan pemakaian air secukupnya.
3) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan biarkan adukan
membeku lebih dari satu jam.

2) Contoh Bidang Granit.


Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Granit terlebih dahulu, kemudian
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang Granit harus dilanjutkan sesuai
dengan contoh.

3) Persiapan pada Bidang yang akan Dipasang Granit.


a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel dan
debu, dibersihkan dengan dikerok atau semprotan kompresor kemudian dibasahi hingga
jenuh.
b) Semua dinding beton atau bata dan kolom beton yang akan dipasang Granit harus
dikerik dan kemudian disawut dengan 1 pc : 3 ps ayakan halus agar mortar pasangan
dapat melekat dengan baik.
c) Bilamana kebutuhan mortar perekat Granit lebih dari 25 mm untuk dinding dan 50
mm untuk lantai, harus diplester terlebih dahulu dengan campuran mortar sesuai yang
disyaratkan dalam pekerjaan plesteran kemudian digaris-garis silang sebelum plesteran
tersebut mengering.

4) Pemasangan Granit

Granit sebelum dipasang harus Direndam hingga jenuh, bidang lekat tegel sebelum
dipasang harus dilepa dengan semen campur air (pasta semen) secara merata
keseluruh bidang tegel. Selanjutnya Granit dipasang di atas hamparan Mortar perekat
yang berpedoman kepada elevasi akhir yang diharapkan dengan cara memukul-mukul
dengan palu karet sedemikian rupa sehingga didapat permukaan yang rata dan air semen
tidak turun.

Pengukuran dan Pembayaran

1) Volume pekerjaan granit yang dapat dibayar adalah jumlah volume dalam meter
persegi sebagai volume nominal yang selesai terpasang, memenuhi persyaratan-
persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan, dan diterima Direksi Pekerjaan.

2) Kuantitas pekerjaanseperti yang disyaratkan di atas akan dibayar atas dasar Harga
Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga tersebut merupakan
kompensasipenuhuntukpemasokan dan harga bahan, ongkos kerja, peralatan,
pengujian dan pekerjaan lain yang dierlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

D.6. Pekerjaan Besi Hollow Lubang Angin

UMUM
LINGKUP PEKERJAAN

a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan


yangdiperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.

b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan


tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

a. Pekerjaan Besi Hollow Ukuran 40 x 60 x 3 mm (Lubang Angin)


b. Pekerjaan Besi Hollow Ukuran 20 x 40 x 2 mm (Lubang Angin)
c. Pekerjaan Pengecatan Besi Hollow.

STANDAR
BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi


"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.

PENGIKAT-PENGIKAT :
Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvanis.

Untuk sambungan baja ke baja :


Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan
atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.

Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari
baja tahan korosi.

Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

BAHAN-BAHAN LAS :
Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"
(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).

Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36


atau A325.

Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).

Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus
disertai sertifikat dari pabrik.
PERATURAN-PERATURAN DAN STANDAR ATAU PUBLIKASI YANG
DIPAKAI :

Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai
harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.

Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.

American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel Construction-7th


Edition".

American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".

American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :

"A 36 - 70a Structural Steel"


"A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
"A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
"A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
"A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including Sutiable Nuts
and Palin Hardener Washers".
A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel
Joints.

CONTOH BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, baja profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan MK.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar/pedoman


untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material


yang telah disetujui di bengkel MK.

PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat.Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlebel pabriknya.

Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai jenisnya.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan


penyimpanan.
Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

a. Gambar kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut
serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.

b. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

c. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

d. Pemeriksaan dan lain-lain.


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK
mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui MK.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan
segera.

PELAKSANAAN
1. Pengelasan

Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.

Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki


persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.

Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik


serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa


hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk konstruksi itu.

Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus
dibuang sama sekali.

Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan dan angin kencang.

2. Lubang-lubang baut

Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.

Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat
bor.

3. Sambungan

Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :

a. Hanya diperkenankan satu sambungan.


b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butt weld.

4. Pemasangan percobaan/Trial erection


Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak
cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK
dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.

5. Pengecatan
Semua bahan konstruksi baja harus di cat.
Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh di cat.

Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak boleh di
cat.

Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaint atau setara dan pengecatan dilakukan
2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.

Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di
grout dengan bahan setara "Master Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2,5 cm.
Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.

6. Pemasangan akhir/final erection


Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.

Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.

Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
"Waterproofing" yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang
berupa "piatfrom" atau jaringan ("net").

Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian


rupa sehingga memudahkan pemasangan.

Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan
beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar
detail.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).

Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat
harus diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK.

Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertikal kolom.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan


Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.

Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.

Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :


Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan
standar AWS D 1.0.

Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus dilakukan test
ultrasonic atau radiographic.

(1) Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B dari AWS
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti
ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.

Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
"Radiographic" termasuk sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya tambahan
biaya pada Pemberi Tugas.
Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada "AWS D 1.0" dinyatakan oleh "Radiographic" harus
diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan "Radiographic" dari daerah yang
diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.

(2) Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las dan teknik serta standar yang
dipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWA D 1.0 atau - 75 : Ultrasonic
contact Examination or Weldments : E273-68: Ultrasonic Inspection of
Langitudinal and Spiral Welds or welded Pipe and Tubing (1974)

(3) Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM

(4) Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E109.

(5) Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.

Jumlah pengujian : jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor


harus seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK.

Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.

Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-


pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan,
potongan bawah, lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang
rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS D 1.0.

Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan diserahkan pada MK secepatnya.

Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya,


menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan

Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.

Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang


diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan


tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehab Pagar LPKS ABH Taman
Harapan Kota Langsa

5. Pekerjaan Rehab Gedung Asrama Ukuran 16,20 x 5 meter

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan di mengerti bersama –
sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat pekerjaan
dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana .

Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Sub Item
KegiatanPekerjaan Rehab Gedung Asrama Ukuran 16,20 x 5 meter dalam Paket Pekerjaan
Rehab Pagar LPKS ABH Taman Harapan Kota Langsa dan pengerjaannya akan
diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan
merujuk pada petunjuk-petunjuk Direksi.

E. Pekerjaan Rehab Gedung Asrama Ukuran 16,20 x 5 meter

E.1. Pekerjaan Kunci Dan Penggantung

1. Kunci Tanam Biasa (Pintu P1)


- Material handle: Stainless steel, tahan karat dan korosi.
- Material mortise lock: Stainless steel, tahan karat dan korosi.
- Material cylinder: Brass (kuningan), nickel plated.
- Ukuran backset 40 mm.
- Ukuran C-C (lubang as handle ke lubang as cylinder) 85 mm.
- Merek Palom / Setara

2. Pacok Pintu (Pintu P 1)


- Ukuran 2" (5cm).
- Bahan Full Stainless
- Kuat dan anti karat.
E.2. Pekerjaan Pengecatan.

- A.Referensi
Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :
- a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
- b. NI-3 1970
- c. NI-4

- Persyaratan Material

- 1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas
terbaik.
- 2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
- 3. Cat yang dipakai adalah No Drop atau merk lain yang setara dengannya baik
dari segi harga dan kualitas.
- 4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat untuk
disetujui oleh PPK.
- 5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan
kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam masa pelaksanaan.

E.3. Pekerjaan Langit-Langit

1. Pekerjaan Bongkar Plafon Lama Secara Hati-Hati

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran
ini. Pelaksanaan Mengikuti Dimana ditunjukkan pada gambar terutama titik-titikPlafon
Existing yang harus dibongkar, Kontraktor di pastikan harus membongkar Plafon
tersebut.

Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis


dari Pemberi Tugas/Pimpro.Tanpa persetujuan tersebut, walaupun gambar rencana
menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.Segala
perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran tersebut pengurusannya merupakan
kewajiban Kontraktor.

2. Pekerjaan Rangka kayu 2 x 2 inch (Kayu Klas III)

LINGKUP PEKERJAAN

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :

Rangka Kayu Untuk Plafon

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

a. Pekerjaan Kayu Kasar

b. Pekerjaan Pengecatan

STANDARD

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.

B. BAHAN

Bahan yang digunakan untuk rangka plafond, kecuali ditentukan lain adalah Kayu Klas III
yang digunakan adalah Kayu Sembarang Keras, dengan muka berkualitas baik untuk
bidang tampak.

Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus digalvanisasikan
sesuai dengan NI-5.

Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di satu


tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.

C. PELAKSANAAN

Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan
siap di-finish).

Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi untuk bagian detail
tertentu pada Konsultan Management Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.

Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa
kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat pemasangan.

Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku tetapi harus
disekrup atau cara lainnya yang disetujui Konsultan Management Konstruksi.

Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap
menerima finish.

Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenis, kecuali disyaratkan lain oleh Konsultan Pengawas/perencana.
Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik
kualitas maupun jenisnya kepada Konsultan Management Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan.

Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Management Konstruksi. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
mengganti atas tanggung jawabnya.

Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai dengan
NI - 5.

Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan


benda lain dan keruskan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang
timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

3. Pekerjaan Plafond Gipsum

UMUM
Persyaratan

1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang


terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.

2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui


oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.

3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum


dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.

4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-
langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar
arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.

Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan penutup
langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas.

2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang


langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung.

3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu


pemasangan harus diganti.

4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka langit-langit.

Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).

Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga


langit-langit menjadi bergelombang karenanya.

Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-


langit di luar bangunan.

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD INCLUDE DENGAN LIST


NYA

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit
gypsum board dengan rangka kayu 2 x 2 inch yang dipasang pada ruang-ruang yang
disebutkan di dalam gambar.

Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 – 1961

Bahan-bahan
Gypsum Board
List Gypsum
Gypsum board dan List yang dipakai adalah merk Jayaboard/setara dengan ukuran 120
x 240 cm, tebal 9 mm. Finishing Gypsum Board dicat sesuai dengan Pasal
PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran
minimal 60 menit.

Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan kayu 2 x 2 inch dengan finishing cat zincromate.
Rangka hollow di pasang dengan modular 60x60 cm untuk plafond datar sedangkan
untuk drop ceilling mengikuti pola gambar atau sesuai ketentuan pabrik gypsum.

Contoh-contoh

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan


untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi


Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
lapangan.
Pelaksanaan

1. Rangka langit-langit gypsum menggunakan rangka kayu 2 xx 2 inch dengan


bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus sesuai tata cara
dan teknis pemasangan dari pabriknya.

2. Rangka langit-langit dipasang rata sesuai ukuran yang telah ditentukan. Batang
hollow yang dipasang di pasangan bata harus di fiser masuk dalam tembok sedalam 5
cm. Pada sambungan antar modul dilas dan di sekru dan sebagainya yang telah
diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung,
atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.

3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap dengan
menggunakan penggantung dari kayu yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat
sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada
pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.

4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus


rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.

5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang


terletak di plafon.

Pekerjaan langit-langit Gypsum Board


1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum board dengan ukuran
sesuai dengan gambar.

2. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau
cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.

3. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu
dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus,
waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit gypsum board harus
tidak kelihatan.

4. Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan ditentukan kemudian.

5. Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan tertentu sesuai
tatacara dan teknis dari pabrik. Sambungan gyspum harus didempul dan compound
sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.
E.4. Pekerjaan Atap

1. Pekerjaan Bongkar List Plank Lama Secara Hati-Hati

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran
ini. Pelaksanaan Mengikuti Dimana ditunjukkan pada gambar terutama titik-titikList
Plank yang harus dibongkar, Kontraktor di pastikan harus membongkar List Plank
tersebut.

Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis


dari Pemberi Tugas/Pimpro.Tanpa persetujuan tersebut, walaupun gambar rencana
menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.Segala
perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran tersebut pengurusannya merupakan
kewajiban Kontraktor.

2. Pekerjaan Bongkar Seng BJLS Lama secara hati-hati

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran
ini. Pelaksanaan Mengikuti Dimana ditunjukkan pada gambar terutama titik-titikSeng
BJLS yang harus dibongkar, Kontraktor di pastikan harus membongkar Seng BJLS
tersebut.

Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis


dari Pemberi Tugas/Pimpro.Tanpa persetujuan tersebut, walaupun gambar rencana
menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.Segala
perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran tersebut pengurusannya merupakan
kewajiban Kontraktor.

3. Pekerjaan List Plank

- Tebal List Plank mengacu kepada Gambar Rencana


- Kayu yang di gunakan adalah Kayu Klas I yang sudah terketam rapid an telah di
router.

4. Pekerjaan List Profil Gypsum

- List terbuat dari bahan gipsum


- Ukuran dan model dari list mengacu pada gambar rencana.

5. Pekerjaan Pemasangan Seng Atap BJLS dan Rabung Seng BJLS

Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap, bubungan, jurai pada tempat-
tempat sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
• Material

- Untuk bahan penutup atap digunakan atap Senk Gelombang BJLS 0.25. dengan ukuran
sesuai standart yang ada, produksi dalam negeri.

- Untuk penutup bumbungan dipergunakan Senk plat bjls 0.25 .

• Pelaksanaan

- Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, kap/ kuda - kuda, gording harus diresidu terlebih
dahulu.

- Pemasangan atap harus rapi dan mengait antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak
terjadi kebocoran.

E.5. Pekerjaan Lantai

1. Bongkar Lantai Selasar Ruangan Asrama Existing.

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran
ini. Pelaksanaan Mengikuti Dimana ditunjukkan pada gambar terutama titik-titikLantai
yang harus dibongkar, Kontraktor di pastikan harus membongkar Lantai tersebut.

Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis


dari Pemberi Tugas/Pimpro.Tanpa persetujuan tersebut, walaupun gambar rencana
menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.Segala
perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran tersebut pengurusannya merupakan
kewajiban Kontraktor.

2. Pekerjaan Beton

Pada Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton ini menerangkan Spesifikasi Pekerjaan Beton
Siklop K175, Beton K175, Beton K 200, Beton K 100 Bekisting dan Besi Beton pada Sub
Item Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang pada Pekerjaan Gapura, sebagai berikut ;

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannyadengan hal tersebut dengan lengkap sebagaimana diperlihatkan,
dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

PERATURAN-PERATURAN

Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :

- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.

- ACI 1983 (Association Concrete International)


- SII (Standar Industri Indonesia)

- SKBI-2.3.53.1987.

- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972

- PPKI 1961 (NI-5)

- Petunjuk Perencanaan Beton 1987

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987

- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84

- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

- Dan Peraturan- Peraturan Beton Lain nya.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor kepada
Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian
pekerjaan tersebut.

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing


untukmendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3
hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design untuk
mutu beton K 175, dan K 200, atau mutu Beton lain nya yang di sebutkan di dalam RAB
dari Laboratorium dan menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan. Sebagian
contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu
pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai
dengan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1
: 3 : 5.untuk Semua pekerjaan yang dihasilkan dan harus mempunyai mutu yang sebanding
dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang perlu,
Kontraktor dapat meminta nasehat- nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas atas beban Kontraktor.

JENIS KETEGUHAN BETON

Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton
dalam RAB.

Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulangkecuali disebut lain.
BAHAN-BAHAN

Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan
pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan,
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat
lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.

1. Portland Cement

Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.

Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan
tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam keadaan :

Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atasKontraktor


wajibmemberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen penggantinya
setara dengan mutu semen tersebut di atas.

Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas


semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian
tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak ada
penambahan biaya.

Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau
setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.

PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.

Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari
tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

2. Agregat

Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa koral
atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 40% berat.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yangterkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan, tekanan
hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.

2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah


mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai dengan
percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini Kontraktor
mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading analisisnya.
Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman sebanyak 50
(lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan. Kontraktor
harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah disetujui oleh
Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading
selama masa pelaksanaan.

3. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.

Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasiltes
tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium menjadi
tanggungan Kontraktor.

4. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk besi
berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai U39 (ulir).

Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat/
terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut.Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas.

Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.

Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm dan
tidak disepuh seng

Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengaturjarak
tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu
yang tercantum dalam PBI 1971.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanyasertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium apabila
tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan
(stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan untuk
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.

Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjangsampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam gambar,
kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5. Admixture

Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi
mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama

perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,


nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-
resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor


harusmemberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing
test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakan
bahan-bahan admixture itu.

6. Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan
urutan pelaksanaannya.

Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras,
bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan
jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan
bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi
tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa
kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-
lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama,
maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk dipergunakan.

Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
ADUKAN

Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus


mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus
sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/
kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder sesuai
standar SNI dan percobaan uji tekan nya harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat
atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang
dibuatdengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai setiap karakteristiknya. Laporan harus
disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton
diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-


blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah
setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan
harus dapat berfungsi dengan tepat.

Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana


maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut :

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton


(bekisting).Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk -
tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat
(seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan
yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-
lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur dalam PBI 1971.
Perawatan silinder percobaan tersebut adalah di dalam pasir basah tapi tidak tergenang
air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Jika dianggap perlu,
maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur 7 haridengan ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada28 hari. Jika hasil
kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus
dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan dalam
peraturan beton yang berlaku.

PERAWATAN BETON

Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu
yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.

Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harusberlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak
melebihi 30 derajat C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus
tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai
masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengancaralainyang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari
berturut-turut setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.

PENGECORAN BETON

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh


perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor kepada
Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan
sebagianpekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, Kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran beton baru dapat
dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang dicor tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atas biaya
Kontraktor sendiri.

Sebelumpengecoran dimulai, makasemuatempat – tempatyangakan dicor terlebih dahulu


harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah,
dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama
dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air
semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh dari
beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.

PEMADATAN BETON

Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran
berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang
siap pakai.

Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada
beton setelah kontak dengan beton.

Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan


pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

LAIN-LAIN

Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas
tulangan yang dipotong.

Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt
dengantanpa penambahan biaya.

Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas


lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.

Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam


gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar.
Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-
gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara
kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.

BEKISTING

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan


cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya.

Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.
Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya
yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap
air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa
menyebabkan kerusakan pada beton.

Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm,
balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk


menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.

Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi bentang-
bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar kerja khusus.
Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :

Kecepatan dan cara pengecoran.

Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut.


Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik.

Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak boleh
mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak
boleh digunakan sebagai tiang bekisting.

Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5)
dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa hasil-
hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila untuk
menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.
Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton berumur 3
x 24 jam.

PEKERJAAN PERANCAH

1. Definisi

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk
disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan
perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga
satuan perancah.

2. Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh terhadap
pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat
langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akib.

CACAT-CACAT PEKERJAAN

Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang berisikan
kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian
dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan
sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah, retak, ada gelembung
udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan
diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang
digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya
menjadi beban Kontraktor.

SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan


lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut harus
dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai.Letak
siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.

PENGGANTIAN BESI

Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar.

Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya


terdapatkekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan
pembesian yang ada, maka :

Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar
informasi.

Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapatdijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul
dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang
terdekat dan lebih besar, dengan catatan :

Harus ada persetujuan dari DireksiJumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di
tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan
keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa yang
digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial-
mixed di laboratorium yang ditunjuk.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan


yangdisebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang
sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton.Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi Pelaksana.

PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.

b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan


yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan diganti
dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.

c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada
gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.

PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN


TERTANAM DI DALAM BETON
Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7

Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang
selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor
harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.

Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan

tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut
tanpa izin tertulis dari Direksi.

BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan
pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah dipasang
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan


diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.

Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasiKontraktor Utama harus
memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang
bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

PEMBERSIHAN

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan


secara baik dan teratur.

CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral,


split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah


disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.

Besi Beton

Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2
(PBI 1971).Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besibeton
ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai

- Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03

- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat

- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)No.


9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.

- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang


diberikanPemberi Tugas/Konsultan

- Standard Normalisasi Jerman (DIN)

- American Society for Testing and Material (ASTM)

- American Concrete Institute (ACI)

3. Pekerjaan Pemasangan Batu Alam

Bilamana dikehendaki coating anti jamur dalam RAB maka akan ditambakan coating anti
jamur yang sesuai. Sebagai semen dan pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Yang dibutuhkan adalah paku (biasanya paku beton) dan tali untuk acuan atau istilahnya
tarik benang, agar mudah dalam pemasangan batu alamnya nanti sehingga hasilnya rapi
serta siku. Semen dan pasir sebagai perekat, pelapis/coating untuk menjaga penampilan
permukaan batu alam agar tidak berlumut dan kusam.Dan tidak lupa, batu alamnya itu
sendiri. Keramik disamping adalah acuannya ; Setelah diberi tanda, baru dipotong sisinya.
Hasilnya batu alam dengan sisi yang siku Karena batu alam bukan buatan pabrik maka
pada persiapannya harus dibuat siku terlebih dahulu sisi-sisinya.Bisa memakai keramik
yang siku sebagai acuannya.

2. Untuk tembok yang masih baru atau belum diaci, bisa langsung tarik benang dan lanjut
ke pemasangan. Tetapi untuk tembok yang sudah jadi dan dicat seperti ini maka temboknya
harus dibobok terlebih dahulu atau dirusak/dibuat cacat. Tembok yang akandipasang batu
alam Maksudnya agar adukan semen untuk untuk batu alam nanti bisa menempel / menyatu
dengan baik dengan lapisan semen sebelumnya. Karena sebenarnya sifat cat dan semen
tidak senyawa atau menempel dengan baik.

3. Paku acuan bagian atas. Paku acuan bagian bawah. Ambil salah satu sisi yang siku untuk
awal pemasangan, jadi batu alam yang utuh mulai dipasang dari sana. Jangan lupa basahi
dahulu tembok sebelumnya, agar lapisan semennya agak lembab dan lunak sehingga bisa
menyatu dengan lapisan semen yang baru.

4. Awal pemasangan batu alam. Diberi pengganjal Untuk pemasangan maju mundur maka
pemasangan dimulai dari bawah ke atas, agar si batu alam tidak merosot ke bawah maka
dibutuhkan pengganjal.

5. Batu alam diberi adukan semen pasir. Disesuaikan tinggi permukaannya, seberapa maju
yang diinginkan.Diketuk-ketuk dengan palu agar sesuai tinggi permukaannya. Cara
1pemasangannya kurang lebih sama dengan cara pasang keramik. Setelah diberi lapisan
semen pada bagian belakang, batu alam lalu diletakkan pada posisinya dan diketuk-ketuk
dengan palu agar lapisan semennya menyebar dan menjadi padat/mengisi ruang kosong di
belakang batu alam tersebut.

6. Bersihkan sisa semen yang keluar. Agar cepat kering, diberi bubuk semen untuk
menyerap kadar air pada adukan.

7. Bersihkan permukaannya dari sisa semen. Jangan lupa bagian sisinya juga. Pada proses
ini biasanya ada semen yang berlebih dan keluar melalui sisi samping keramik,cukup
bersihkan kelebihan semen ini dengan menggunakan kuas dan air. Batu alam lebih rentan
daripada keramik karena pori-porinya lebih besar.

Syarat Kualitas Pekerjaan

Kondisi batu andesit bakar tertempel rapi tidak mudah terlepas.Seluruh batu andesit bakar
bebas noda air semen.

3. Pemasangan Kembali Keramik Ukuran 40 x 40 cm Polished


Umum
1) Uraian
Pekerjaan Pasang Keramik meliputi semua pekerjaan pasang Keramik pada lantai, dinding
dan bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja dan
petunjuk Direksi Pekerjaan.

2) Toleransi Dimensi
a) Dimensi Granit rata-rata sama dengan toleransi pebedaan dimensi tidak lebih dari 2
mm setiap Tegel Keramik.
b) Toleransi kemiringan horizontal dan vertikal plesteran adalah 1 mm per 1m’ baik Tinggi
atau Panjang per seribu.
c) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Keramik adalah0,25 mm, sedang
kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-rata 1 % ke arah pembuangan.
d) Alur naad Keramik sesuai rekomendasi pabrik dengan toleransi0,25 mm per 1 m’

3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat


a) Kontraktor harus menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan peralatan
secukupnya sebelum memulai pekerjaan pemasanganKeramik.
b) Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit contoh bidang
pasangan Keramik untuksetiapjenis penggunaan ruang atau bidang pasangan dalam rangka
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan pasanganKeramik tidakbolehdimulaisebelum Direksi Pekerjaan menyetujui
formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk setiap bagian pekerjaan sesuai
Gambar, namun kontraktor tetap bertanggung jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
d) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana Gambar dan
ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

4) Jadwal Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasang Keramik yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah
dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatanpekerjaan pasang Keramik untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan pasang Keramik hanya digunakan adukan mortar baru.
b) Luas bidang pasang Keramik minimal setiap tahap pasangan harus mengacu kepada
luas ruang atau bidang yang akan dipasang Keramik untuksetiaptahapkerjayang dibatasi
dengan membuat pasangan kepala/acuan secara vertikal maupun horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan keramik tidak boleh terganggu/diinjak sebelum mortar
pelekat kering untuk selanjutnya dipasang semen naad sesuai warna keramik.

Bahan

1) Adukan/mortar PasangKeramik adalah 1 : 2


2) Bahan dan Standar
a) Keramik :
Produksi Keramik harus lulus uji SNI
b) Semen, sesuai SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07
c) Pasir, sesuai SNI 03-4428-1997
d) Air, sesuai NI – 3 pasal 10

Pelaksanaan

1) Membuat Campuran
1) Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir diayak sesuai
dengan kebutuhan campuran.
2) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis (beton
molen) dengan pemakaian air secukupnya.
3) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan biarkan adukan membeku
lebih dari satu jam.

2) Contoh Bidang Keramik.


Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang keramik terlebih dahulu, kemudian
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang keramik harus dilanjutkan sesuai
dengan contoh.

3) Persiapan pada Bidang yang akan Dipasang Keramik.


a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel dan
debu, dibersihkan dengan dikerok atau semprotan kompresor kemudian dibasahi hingga
jenuh.
b) Semua dinding beton atau bata dan kolom beton yang akan dipasang Keramik harus
dikerik dan kemudian disawut dengan 1 pc : 3 ps ayakan halus agar mortar pasangan dapat
melekat dengan baik.
c) Bilamana kebutuhan mortar perekat Keramik lebih dari 25 mm untuk dinding dan 50
mm untuk lantai, harus diplester terlebih dahulu dengan campuran mortar sesuai yang
disyaratkan dalam pekerjaan plesteran kemudian digaris-garis silang sebelum plesteran
tersebut mengering.

4) Pemasangan Keramik

Keramik sebelum dipasang harus Direndam hingga jenuh, bidang lekat keramik sebelum
dipasang harus di lapisdengan semen campur air (pasta semen) secara merata keseluruh
bidang tegel. Selanjutnya Keramik dipasang di atas hamparan Mortar perekat yang
berpedoman kepada elevasi akhir yang diharapkan dengan cara memukul-mukul dengan
palu karet sedemikian rupa sehingga didapat permukaan yang rata dan air semen tidak
turun.

Pengukuran dan Pembayaran

1) Volume pekerjaankeramik yang dapat dibayar adalah jumlah volume dalam meter
persegi sebagai volume nominal yang selesai terpasang, memenuhi persyaratan-
persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan, dan diterima Direksi Pekerjaan.

2) Kuantitas pekerjaanseperti yang disyaratkan di atas akan dibayar atas dasar Harga
Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan.Hargatersebutmerupakan
kompensasipenuhuntukpemasokan dan harga bahan, ongkos kerja, peralatan,
pengujian dan pekerjaan lain yang dierlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

E.6. Pekerjaan Instalasi Listrik

Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dantenaga kerja,
pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dantraining bagi calon
operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasidengan baik dan benar.

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :

a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendahdengan


kabel fitting lainnya.

b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabeltegangan


rendah sesuai dengan gambar rencana.

c. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi :


- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampusesuai
gambar rencana.
- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan stopkontak khusus.
- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklartukar.
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabelserta
berbagai accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stopkontak, junction box,
fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangandan stop
kontak.

d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkapdengan box


kontrol, elektroda pentanahan dan accessories lainnya.

e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkapdengan


accessories lainnya.

f. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agardapat


beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, supportequipment dan
accessories lainnya).

3. Koordinasi

a.Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana untuk


menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan, dan
sambungan-sambungannya. Pemborong harus melengkapi dan memasang seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.

b. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum tentang posisi


dariperalatan-peralatan, pemipaan, dan lain-lain. Pemborong harus
mengadakanperubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan
kondisikondisi bangunan tanpa tambahan-tambahan biaya.
c. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan padagambar
atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

4. Standard-standard

Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku :


a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.
b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan InstalasiListrik
(PIL) dan tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
c) Standard Industri Indonesia (SII).
d) Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e) Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan.

5. Gambar-gambar kerja dan petunjuk instalasi


a. Pemborong harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sebagaiberikut :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara detail tentangpemasangan
(instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannyadengan pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelanserta
detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau padaruangannya.
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan(mesin-mesin)
berat, cara- cara pemasangan dan persyaratannya, sertawiring diagram dari peralatan-
peralatan utama.
b. Pemborong juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-bagiantertentu yang
dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.

6. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi


a. Pemborong diharuskan membuat dan menyerahkan gambar- gambar
instalasiterpasang (As Built Drawing) yang telah disetujui Konsultan pengawas,
kepadaPemberi tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparant dan 2 set
cetakbiru. Bila pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelahserah
terima pertama.
b. Pemborong juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasidan
perawatan dari seluruh instalasi, dan peralatan kepada Pemberi tugaspaling lambat 30
hari kalender setelah serah terima pertama.
c. Pemborong bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjukPemberi tugas,
sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/mengoperasikan seluruh
sistem dengan baik.

7. Persyaratan Bahan/Material
a) Umum
Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru danmaterial
tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dan dari produksiyang
terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini, maka Pemilikharus
menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalanmenunjukkan surat
order pengiriman dari dealer/agen/pabrik .
- Peralatan panel : Switch , circuit breaker, meter dan kontaktor serta relay protection.
- Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast , dan kapasitor.
- Peralatan instalasi : Stop kontak, saklar, junction box, dan lain- lain.
- Kabel.

b) Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisidaftar material
yang menyebutkan : merk, type, kelas lengkap denganbrosur/katalog yang dilampirkan
pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yangberupa barang-


barang produksi.

c) Penyebutan Merk/Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merktertentu
atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponentertentu terutama
untuk material-material Listrik utama, maka pemborongwajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam tarafmutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkanpada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkanoleh sesuatu alasan
yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangandan Perencana, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/type dengan suatusanksi tertentu kepada Pemborong.

d) Daftar Merk/Produk Material – (Terlampir).

8. Masa Pemeliharaan dan Garansi

Setelah serah terima kedua Pemborong/Supplier harus memberikan garansiterhadap


peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan service /pemeliharaan selama
masa yang ditentukan yaitu :

Ÿ Garansi selama 1 tahun


Ÿ Pemeliharaan selama 6 bulan.

Selama masa pemeliharaan Pemborong diwajibkan :


a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.
b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuaidengan
persyaratan pabrik.
c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas, sehingga petugastersebut
mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yangdipasang.
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

MUHAMMAD IQBAL, S.STP


NIP. 19800617 200504 1 001

Anda mungkin juga menyukai