Anda di halaman 1dari 46

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Program
Lokasi
Volume
Sumber Dana

:
:
:
:

REVITALISASI GEDUNG POLRES BONTANG


Jl. BHAYANGKARA NO.1 KOTA BONTANG
1 ( SATU ) PAKET
APBD KOTA BONTANG TA 2015

PEKERJAAN PENDAHULUAN
Adapun Pekerjaan Pendahuluan yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan proyek Revitalisasi
Gedung Polres Bontang ini meliputi :

Pekerjaan Persiapan + Papan Nama Proyek

Pengadaan Peralatan P3K

Shop Drawing

Pekerjaan Pembongkaran Atap

Pekerjaan Pembongkaran Kuda-Kuda dan Gording

Pekerjaan Pembongkaran Plafond dan Rangka Plafond

Pekerjaan Pembongkaran Dinding

Pekerjaan Pagar Sementara

Pembuatan Kantor Direksi Keet

Pembuatan Gudang Semen dan Peralatan

Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pekerjaan persiapan dan perencanaan site plan adalah perencanaan tata letak atau lay out dari
fasilitas-fasilitas yang di perlukan selama masa pelaksanaan berlangsung, fasilitas-fasilitas yang di
perlukan selama masa pembangunan meliputi:

Direksi Keet
Kantor proyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staff baik staff dari kontraktor,
pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan Direksi Keet tidak di bangun
secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan
kenyamanan yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan yakni Direksi keet
dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak

Gudang Material dan Peralatan


Pembuatan Gudang Material dan Peralatan bertujuan untuk melindung material maupun alat
dari pengaruh cuaca

Los kerja Besi dan Kayu


Los kerja besi merupakan tempat untuk memotong maupun membengkokkam besi beton
sesuai gambar kerja. Los kerja kayu digunakan sebagai tempat pembuatan begesting

Pagar proyek
Konstruksi pagar proyek dibuat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat dengan
menggunakan tiang tiang besi atau kayu dan diikat dengan paku/baut pengikat pada jarak
tertentu, sehingga konstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsi yakni untuk menjamin
keamanan pekerja dalam lingkungan proyek
Jalan kerja
Jalan kerja berfungsi untuk jalur lalulintas kendaraan proyek, dan diperhitungkan sehingga
stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja dibuat dengan menggunakan
perkerasan sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas tanah di lingkungan
proyek

Papan pengenal proyek


Papan pengenal proyek dibuat dari rangka kayu yang baik dan papan/triplek dicat dengan
cat minyak warna dasar putih dan tulisan warna hitam. Papan pengenal proyek dipasang

pada tempat strategis dilokasi pekerjaaan agar masyarakat dapat melihatnya dan dipasang
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai

Perhitungan listrik kerja


Listrik yang dimaksud adalah jumlah daya yang di perlukan untuk pengoprasian alat-alat
yang di butuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan :
Mesin potong kramik
Bor listrik
Pompa air
Penerangan
Dan alat-alat yang membutuhkan tenaga listrik di lapangan

Kebutuhan air kerja


Kebutuhan air kerja yang dibutuhkan untuk keperluan proyek dan bisa diperoleh dari sumur
atau PDAM. Air kerja diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ;
Batchting Plan untuk pembuatan Mortar (Beton Molen)
Perawatan Pelesteran Dinding Tembok
Perawatan Beton

Mobilisasi Peralatan
Peralatan yang dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang di butuhkan untuk
membangun fasilitas-fasilitas proyek, seperti : Direksi Keet, Gudang, Pagar proyek. Peralatan
yang digunakan masih terbatas pada peralatan ringan seperti alat-alat untuk pengukuran

Pengadaan Peralatan P3K


P3K sangat diperlukan dalam sebuah kegiatan. Hal ini mengingat sering terjadinya
kecelakaan kerja dilokasi kerja akibat dari fasilitas yang mendukung suatu pekerjaan tersebut
yang mungkin tidak terpenuhi dan sumber daya manusianya yang mungkin kurang ahli
dibidangnya sehingga dalam melaksanakan pekerjaan tersebut mengalami kecelakaan kerja.
Fasilitas P3K disediakan digunakan untuk kecelakaan-kecelakaan kecil saja, apabila
mengalami kecelakaan fatal maka segera dilakukan tindakan medis di rumah sakit terdekat

Shop Drawing
Shop Drawing / Gambar Kerja harus ada dan harus disepakati bersama antara pemilik
proyek, konsultan pengawas, dan kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Agar apabila ada kesalahan gambar bisa dapat segera diketahui dan diatasi bersama

Pekerjaan Pembongkaran
-

Pembongkaran Atap
Pembongkaran atap dimulai dari bubungan atap secara keseluruhan, kemudian
dilanjutkan dengan pembongkaran penutupnya. Material yang terbuat dari seng agar
dibongkar secara hati hati agar tidak sobek. Pekerja diwajibkan menggunakan sarung
tangan

Pembongkaran kuda kuda dan gording


Apabila pembongkaran penutup atap sudah selesai secara keseluruhan dan material
ditempatkan diposisi aman, maka pembongkaran rangka atap bisa segera dilaksanakan.
Dimulai dari pembongkaran reng dan kasau. Alat yang digunakan adalah linggis kecil,
gergaji, dan palu. Kemudian pembongkaran gording dan kuda kuda pada tahap akhir.
Diusahakan
pembongkaran
ini
memperhatikan
keutuhan
material
setelah
pembongkaran, sehingga material tersebut bisa digunakan untuk alat bantu yang lain
seperti scaffolding kayu dan lain-lain

Pembongkaran plafond dan rangka plafond


Pekerja diwajibkan menggunakan helm dan sarung tangan dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan dimulai dari pembongkaran plafond. Material yang terbuat dari plywood dan
terlihat masih bagus agar dibongkar secara hati hati sehingga bisa digunakan sebagai

bekesting pada pekerjaan yang lain. Kemudian dilanjutkan dengan pembongkaran rangka
plafond

Pembongkaran dinding
Pekerjaan ini bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia
maupun mekanis dengan menggunakan alat berat seperti excavator mini. Pastikan
lingkungan pembongkaran aman dari orang lewat atau orang yang sedang bekerja
sehingga apabila dinding roboh tidak menimpa orang orang disekitarnya. Pisahkan
kusen kusen yang sudah terbongkar dari bongkaran dinding

Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Dimulai dengan melakukan pengukuran dan pembuatan patok ukur tetap yang akan menjadi
pedoman bagi pengukuran-pengukuran selanjutnya. Patok tetap ini dibuat diluar garis
bangunan yang akan dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan

PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI


PEKERJAAN GALIAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pile cap,
balok pondasi dan struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti
tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan Kontraktor agar
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman

2.

Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon


Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk
dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada
seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan
khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar tanaman dan sisa akar pohon
harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat

3.

Pohon-pohon pada lahan proyek


Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari
hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi
dengan Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas. Pohon yang terletak pada
bangunan yangakan dibangun dapat ditebang

Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Level galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam
gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level
bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus
segera mendiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas sebelum galian
dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor
2.

Jaringan utilitas

Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain,
maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas
segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini.
Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi
pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas atas tanggungan Kontraktor

3.

Galian yang tidak sesuai


Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor
harus mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang
memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat. Atau
galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton atau material
lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas

4.

Urugan kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan
pada bab mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan pengisian
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas

5.

Pemadatan dasar galian


Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahanbahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku

6.

Air pada galian


Muka air tanah letaknya lebih kurang 1.00 meter di bawah muka tanah asli.
Kontraktor harus mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk
menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus
merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus dialirkan, sehingga
tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi galian
harus dibuat drainasi yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan
berlangsung

7.

Struktur pengaman galian dan pelindung galian


Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada
tepi galian. Galian terbuka hanya diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari
1 : 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton yang
diperkuat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan. Sebelum adukan
beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air
seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari
hujan maupun sinar matahari. Kelongsoran yang terjadi akibat galian tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor

8.

Perlindungan benda yang dijumpai


Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai
selama pekerjaan galian berlangsung. Selanjutnya Kontraktor harus melaporkan hal
tersebut kepada Konsultan Pengawas. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, bendabenda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat
kelalaian Kontraktor harus diperbaiki/diganti oleh Kontraktor

9.

Urutan galian pada level berbeda


Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai pada
bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya

PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan
lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan
tanah seperti pilecap, balok pondasi dan pekerjaan beton lain yang berhubungan
langsung dengan tanah
3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut
harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat
Persyaratan Bahan
1. Bahan urugan pasir padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
2.

Air kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak
memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat

Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Tebal pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi
lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat
menerima beban yang bekerja
2. Cara pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai
tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum laboratorium. Pemadatan harus
dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat diperoleh hasil kepadatan
yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan
selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas
tidak terpenuhi dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor
3. Air pada lokasi pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan.
Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering hingga pengecoran beton selesai
dilakukan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat
dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat
sump pit pada tempat tertentu

4. Tanah di sekitar pasir urug


Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir
urug. Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib
mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya yang bersih
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
-

PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana, dengan
elevasi seperti tertera di dalam peta kontur yang disampaikan pada Berita Acara
Rapat Penjelasan

3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian


Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan
material urugan yang memenuhi syarat
Persyaratan Bahan
1. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat
untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya
2.

Bahan urugan dari luar lokasi proyek


Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik
mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung
kurang dari 10 % partikel gravel
mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai
PI lebih dari
30 persen akan sulit dipadatkan
gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan

3.

Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat


Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
diganti dengan bahan yang memenuhi syarat

Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Cara pengurugan dan pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan maksimum
20cm lepas dan pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada
Kadar Air Optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan
dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan
sampai mencapai derajat kepadatan 98%
2. Pemasangan patok

Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula
3. Sistem drainase
Kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga seluruh
lokasi dapat terus dalam kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan dilakukan
dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga selama
pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara effektif untuk menanggulangi air
yang ada
4. Kotoran dan lumpur dan bahan organis
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material
sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan
5. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium
Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO. Hasil
uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. Uji yang dilakukan
antara lain :
"Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191
"Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204
"Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205

6. Kepadatan lapisan dan uji lapangan


Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di
lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistem "Field
Density Test". Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan rencana,
maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 95%
dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan Standard Proctor
Test
Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana, kepadatannya harus minimal
98% dari Standard Proctor Test
7. Toleransi kerataan
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah
50mm terhadap kerataan yang ditentukan
8. Level akhir
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua
hasilhasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut
9. Perlindungan hasil pemadatan
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan
dengan menutupi permukaan dengan plastik
10. Pemadatan kembali
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan
lapisan berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang

dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti,


dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan
yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas.
-

PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG


Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana, dengan
elevasi seperti tertera di dalam gambar yang disampaikan pada Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan, pasangan Pondasi Batu Kali meliputi semua pekerjaan pondasi
dinding bata bangunan, bak-bak bunga, dan lain-lain sesuai dengan gambar.
Persyaratan Bahan
i.
Bahan Batu Gunung
Bahan batu gunung yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, berat, tidak porous dan berwarna
kehitam-hitaman
b. Batu harus bersih dari tanah/lumpur dan kotoran-kotoran lainnya
c. Bahan asal adalah batu besar kemudian dibelah menjadi batu belah (berukuran
lebih kecil) dengan sudut-sudut tajam dan bersegi banyak (setelah dibelah ukuran
batu menjadi o < 20 cm)
ii.

Bahan Material
Bahan/material yang digunakan, yaitu pasir/agregat halus, semen dan air. Air yang
digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Bisa digunakan untuk konsumsi (diminum)
- Mempunyai kadar keasaman dan basa netral (Ph + 7)
- Dapat diperoleh dengan mudah disekitar lokasi Proyek

iii.

Pemasangan Pondasi Batu Gunung


Pemasangan Pondasi Batu Kali harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut
:
o Adukan/spesi yang digunakan minimal 1 Pc : 4 Ps
o Sebelum pemasangan, dibuat profil yang ukurannya sesuai dengan gambar
gambar yang dimaksud
o sebelum pemasangan batu, dasar galian pondasi diberi lapisan pasir pasang
dan batu kosong yang ketebalannya masing-masing sesuai dengan gambar
o Pemasangan dilakukan lapis demi lapis. Antara batu dengan batu harus
diberi spesi (antara batu dengan batu tidak boleh bersentuhan langsung
tanpa spesi), dan rongga-rongga diisi dengan batu yang sesuai dengan
besarnya serta diberi spesi secukupnya
o Permukaan bagian atas Pondasi Batu Kali harus rata (Water pass), diberi
spesi dan dikasarkan (digaris-garis silang). Pada tempat-tempat yang akan
dipasang kolom praktis harus diberi stick besi beton
o Pelaksanaan Pemasangan Pondasi Batu Kali tersebut harus dilakukan sesuai
dengan ukuran ukuran dalam gambar serta petunjuk-petunjuk dari
direksi/pengawas lapangan

PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta pengangkutan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,
serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti acuan, besi beton dan admixtures.
Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun
fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman
Peraturan Peraturan
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
o Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SK.SNI 03-28472002
o Pedoman Beton 1989 (SKBI 1.4.53.1988)
o Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung SNI 03-1727-2002
o Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983
o Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3
o Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8
o Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
o Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80)
o ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregates
o Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
o Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
o American Society for Testing and Material (ASTM)
o Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
o Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC : 699.81 : 624.04)
Keahlian dan Pertukangan
Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuanketentuan yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan pengamanannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
selama pekerjaan tersebut berlangsung, termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekisting,
sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Kontraktor wajib
menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang
sedang dilaksanakan, terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua
tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan
beton selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai
Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Jika dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli di luar
yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor, dan
semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor

Persyaratan Bahan
Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang
ditentukan dalam SII 0013-81 atau Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan
harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standar tersebut, untuk
pelaksanan struktur pada konstruksi bangunan ini dipakai semen Type I. Semua semen yang
akan dipakai harus dari satu merek yang sama dan dalam keadaan baru. Jika semen yang
dikirim adalah dalam kantong semen, maka selama pengangkutan, semen harus terlindung
dari hujan. Semen harus terbungkus dalam zak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam
keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak
lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga tidak menyentuh lantai dan aman
dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
zak. Sistem penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut
tidak tersimpan terlalu lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah

penyimpanan, seperti membatu, tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya
Kontraktor
-

Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat kasar/batu
pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat ini disyaratkan berikut ini.
1. Agregat kasar
Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak
terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau jarak
bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan
atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan
yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan
ketentuan sebagai berikut :
sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm 90 - 98
sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm 90 - 98
2.

Ayakan 31.50 mm 0
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 10
Ayakan 31.50 mm 0
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 10

Agregat halus
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahanbahan organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 %
berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi syarat sbb. :

sisa di atas ( % berat )


Ayakan 1.00 mm 10
sisa di atas ( % berat )
Ayakan 1.00 mm 10

Ayakan
Ayakan
Ayakan
Ayakan

4.00
0.25
4.00
0.25

mm
mm
mm
mm

02
80 95
02
80 95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi


ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka Kontraktor wajib untuk
memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan PENGAWAS. Agregat harus disimpan di
tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi
pencampuran dengan tanah

Air untuk campuran beton


Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau besi
beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus
diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Jika air pada lokasi
pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencari air
yang memadai untuk itu

Besi beton
Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk tulangan utama
dan sengkang kecuali ditentukan lain di dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang
baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat :
o Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat
o Mutu sesuai dengan yang ditentukan
o Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi
Diameter besi beton ulir ditentukan sesuai dengan Pedoman Beton 1989 yaitu :

Mutu fy = 3200 Kg/cm2 untuk besi ulir untuk diameter > 12 mm


Mutu fy = 2400 Kg/cm2 untuk besi polos untuk diamterer < 12 mm
Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan PENGAWAS. Besi beton harus berasal dari satu pabrik
(manufacture). Tidak dibenarkan untuk menggunakan merek besi beton yang berlainan
untuk pekerjaan ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate/ sertifikat pabrik yang
memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut
-

Admixtures/ material tambahan


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki sifat
suatu campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan
tambahan tersebut harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Manfaat dari bahan tambahan
harus dapat dibuktikan melalui hasil uji dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang
akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi
jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat pengikatan dan/atau pengerasan
beton harus memenuhi Specification for Chemical Admixtures for Concrete (ASTM C494)
atau memenuhi Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia

Kualitas Beton

Kualitas beton yang dipakai untuk pada bangunan ini adalah beton dengan mutu K250,
untuk pekerjaan stuktur Pondasi Tapak, Sloof Beton, Tiang Kolom, Balok Lantai, Plat
Lantai Atap Daag, Talang Beton, Tangga, Dan Ring Balk

Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor harus
melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku.
Untuk itu harus diadakan trial-mix di laboratorium

Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom praktis, Balok
Praktis, lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton mutu K175

Disain Adukan Beton


Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan
memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton mudah
dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat
dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton harus dirancang sesuai
dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di bawah ini :

MUTU BETON

K225
158

K250
175

K300
210

K350
245

K400
280

Jumlah semen minimum


(kg/m3)

300

300

325

350

350
375

Jumlah semen maksimum


(kg/m3)

550

550

550

550

550

0.55

0.55

0.55

0.50

0.50

Kuat tekan minimum, 7 hari


(kg/cm2)

W/C faktor, maksimum

Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus dipenuhi
syarat pada Table 4.5.1 Pedoman Beton Indonesia.
Tabel 4.5.1. Ketentuan minimum untuk beton kedap air.
Kondisi lingkungan
Jenis Struktur
berhubungan
dengan
Beton Bertulang
Air tawar/ payau
Air laut
Beton Pratekan
Air tawar/ payau
Air laut

Faktor air
semen
maksimum
0.50
0.45
0.50
0.45

Jumlah semen
minimum
(kg/m3)
290
360
300
360

Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan PENGAWAS


untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen
minimum harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok waterproofing

Pengujian Bahan
Umum

Ketentuan dan syarat yang tertulis di bawah ini merupakan ringkasan dari Pedoman
Beton 1989, sehingga jika terjadi perbedaan interpretasi atau hal lain yang
bertentangan harus dikembalikan kepada ketentuan dari Pedoman Beton

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian termasuk


mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang disyaratkan. Kontraktor
harus menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan
oleh Konsultan PENGAWAS

Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya
mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan

Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan


pengarahan Konsultan PENGAWAS

Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus
mendapatkan hasil pengujian laboratorium yang dapat dipertanggung jawabkan,
dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan
spesifikasi ini

Laboratorium Penguji

Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu laboratorium


penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada proyek ini.
Laboratorium ini bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian sesuai dengan
spesifikasi ini

Jika menggunakan beton readymix, maka peralatan yang dipakai harus disiapkan di
pabrik beton readymix.

Pengujian Agregat

Pengujian Pendahuluan Agregat


a. Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut :
o Sieve analysis
o Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain
o Pengujian unsur organis
o Pengujian kadar chlorida dan sulfat
b. Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk
mendapatkan persetujuan

c.

Pengujian a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus
dilakukan terhadap setiap contoh untuk setiap trial mix

Benda Uji Agregat

Kontraktor harus menyediakan Mix Design untuk campuran beton sebelum pengecoran
sehingga dapat menghasilkan beton seperti yang disyaratkan

Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan, maka
Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya
Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang
diperoleh ternyata memuaskan

Pengujian Beton

Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran, lokasi
pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan

Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton readymix,
maka benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran, sesuai
dengan yang disyaratkan oleh Konsultan PENGAWAS

Jumlah benda uji beton

Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1.50 m3 beton hingga
dengan cepat dapat diperoleh 3 benda uji yang pertama. Benda uji harus berbentuk
kubus berukuran 15cm X 15cm X 15cm. Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan jika
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Selanjutnya pengambilan benda uji sebanyak 2
(dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton. Benda uji tersebut ditentukan secara acak
oleh Konsultan PENGAWAS dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan

Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang dituang pada
satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap kali pengambilan contoh beton
harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil ratarata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur beton yang ditentukan, yaitu
umur 7 hari dan 28 hari

Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan PENGAWAS dapat meminta
jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan beban biaya
ditanggung oleh Kontraktor

Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah

Jenis Struktur

Jumlah minimum
benda uji

Waktu perawatan (hari)


3
-

Beton Bertulang

Beton Pratekan

28

Laporan hasil uji beton


Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas hasil uji beton dari laboratorium penguji
untuk disahkan oleh Konsultan PENGAWAS. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan
perhitungan tekanan beton karakteristiknya

Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton


Deviasi Standar - S Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah
hasil test kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah
harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

s=

( fcfcr)
N1
Jumlah Benda Uji (N)- buah
15
20
25
30

Faktor Pengali S
1.16
1.08
1.03
1.00

Kuat tekan rata-rata - fcr Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan
proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula berikut ini :
fcr = fc + 1.64 S atau fcr = fc + 2.64 S - 40 kg/cm2

Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan
memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :

Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 4 hasil uji
kuat tekan tidak kurang dari (fc + 0.82 S)

Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai nilai dibawah
0.85 fc

Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah
untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi KP

Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests)


Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi,
maka jika diminta oleh Konsultan PENGAWAS, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
yang tidak merusak yang dapat terdiri dari hammer test, pengujian beban dan lain lain.
Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya
pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus per kasus

Pengujian Besi Beton


Benda uji besi beton :

Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton masing
- masing

buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan
digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh
Konsultan PENGAWAS sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing-masing
diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur

Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh Konsultan PENGAWAS. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa
disaksikan Konsultan PENGAWAS tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah.
Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor

Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman,
lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu
dicatat

Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan
PENGAWAS berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang
ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor

Laporan hasil uji besi beton


Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji
untuk diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS dan laporan tersebut harus dilengkapi
dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
Syarat syarat Pelaksanaan

Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, Cara uji slump sebagai berikut. Beton
diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan
dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi beton diameter 16
mm, panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk
dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk
sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya

Persetujuan Konsultan Pengawas


Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Laporan harus diberikan kepada Konsultan
Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal hal khusus akan
didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua
tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga mudah untuk
ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan

Persiapan dan Pemeriksaan


Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis dari
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang
kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus disampaikan paling
lambat 3 hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk
memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran
dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun
fasilitas lain yang dibutuhkan agar Konsultan Pengawas dapat memeriksa pekerjaan secara
aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan
pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki
dalam waktu 1X24 jam dan selanjutnya Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat
melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi
yang timbul, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Persetujuan
untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ke tidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran
dilakukan harus dipastikan dan dikoordinasikan dengan Konsultan PPengawas bahwa semua
peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya, dan semua
kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan
sudah harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
BETON PADA SLOOF, BALOK DAN PELAT LANTAI
Bekesting :
1. Harus ada shop drawing sebelum pekerjaan bekisting balok/pelat lantai dimulai
2. Material panel-panel bekisting yang telah difabrikasi diperiksa dan dipasang sesuai
dengan kode-kode yang ada di dalam shop drawing
3. Material dari bekisting balok/pelat harus dilapisi oli bekas (non-expose) atau mold-oil
& form-oil (expose). Untuk bekisting bekas harus telah di treatment (dirawat) secara
memadai hingga layak dipakai kembali
4. Jarak scaffolding, jarak horibeam, stood-stood harus sesuai dengan shop drawing
5. Periksa jarak formties dan bracing pada balok yang cukup tinggi (tergantung
dimensi)
6. Periksa posisi sparing kebutuhan M&E sesuai dengan shop drawing
7. Pastikan ukuran dimensi bekisting balok dengan meteran
8. Periksa elevasi pelat lantai dan balok dengan alat ukur, apakah telah sesuai dengan
gambar kerja dan apakah ada perbedaan elevasi antara pelat satu dengan lainnya
9. Periksa ketegakan sisinya dengan siku logam/unting-unting
10. Periksa kelurusan bekisting dengan tarikan benang pada balok, terutama pada balok
tepi, sisi bekisting harus sejajar tarikan benang
11. Pada balok dan pelat, periksa kerapatan sambungan/pertemuan ditutup dengan
sealtape/busa atau sejenisnya

Pembesian :
1. Periksa Bar Bending Schedule (BBS) dan gambar kerja pemasangan besi
2. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang mau di-cor diperiksa
dan diidentifikasikan
3. Periksa selimut beton/beton decking, ukur jarak bersih besi terhadap bekisting dengan
meteran
4. Periksa kaki ayam (KA), perhatikan jumlah dan jaraknya
5. Periksa pengikatan besi (bendrat) tidak bergeser jika diketok, direkomendasikan agar
pemotongan bendrat dilakukan difabrikasi
6. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah
pembesian yang seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya
pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan
7. Besi harus bebas dari karat, beton kering, oli/gemuk dan material lain yang dapat
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dengan beton
8. Periksa sambungan besi pada balok harus zigzag dengan ketentuan sebagai berikut :
besi atas sambungannya di daerah lapangan (midspan)
besi bawah sambungannya di daerah tumpuan
9. Periksa jarak/ruang antar beton yang cukup untuk dilewati oleh agregat beton dan
vibrator
10. Periksa pembengkokan besi (bending slope) diukur dengan meteran perbandingan
tinggi dan lebar maksimum 1:6
11. Pada balok, posisi sleeve/conduit harus diletakkan pada midspan (lapangan) dengan
syarat diameter maksimum 1/5 h (tinggi balok) dan diberi tulangan silang 2 sisi dengan
panjang 50 d (diameter tulangan balok)
Pengecoran :
1. Peralatan harus sudah disiapkan :
peralatan survey harus sudah dikalibrasi
relaad siku harus sudah level
penerangan di lokasi cor harus sudah siap
vibrator baik engine atau elektrik harus siap
2. Lahan cor harus disiapkan, bersih dari potongan kaso, multiplex, kawat besi beton,
puntung rokok, dll
3. Stop cor harus dicek kesiapannya
4. Sparing-sparing M&E sudah terpasang dengan benar & tepat
5. Siapkan cetakan kubus/silinder uji beton, tentukan jumlah sample yang harus diambil
(sesuai spesifikasi)
6. Siapkan alat pengujian slump beton beserta teknisinya
7. Tuangkan beton pada pengecoran balok & lantai dengan menggunakan alat transportasi
yang telah disiapkan dan tidak dibenarkan penambahan air ke dalam adukan beton
readymix
8. Ketebalan & level horisontal haruslah sesuai dengan gambar yang disetujui
9. Pengecoran harus memperhatikan level slab yang akan dibuat terutama pada daerah
kamar mandi dan harus ditentukan level slab untuk material finishing yang berbeda
10. Sesudah pengecoran, harus dilakukan perawatan beton dengan penyiraman air atau
penyemprotan Curing compound

BETON PADA KOLOM DAN DINDING


Bekesting :
1. Buat garis sipatan batas beton kolom pada lantai beton tempat bekisting kolom akan
didirikan
2. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis sipatan dan memiliki selimut beton,
sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang beton decking yang memadai

3. Untuk dinding yang cukup panjang dan kolom yang besar (60X60 cm keatas) perlu
dipasang sepatu dinding/kolom di setiap sudut dengan bahan siku besi. Beton dengan
mutu dinding/kolom ini berfungsi untuk menjaga agar tumpuan bekisting di lantai beton
tidak bergeser dari sipatan batas, pada saat disetel
4. Pemilihan sistem modul bekisting dinding/kolom disesuaikan menurut masing-masing
PQP (sistem konvensional, sistem steel wale & girder PERI, sistem modifikasi PERI, dll)
5. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak
bekisting/mould oil sebelum didirikan
6. Pemeriksaan kembali instalasi M&E yang tertanam pada dinding/kolom seperti Conduit,
sparing, T dus sebelum bekisting ditutup
7. Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, Form
Tie, Steel wale dan Adjustad support dipasang
8. Pastikan kelurusan bidang bekisting dinding/kolom dengan bantuan unting-unting,
waterpas dan alat ukur
9. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level
pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom
Pembesian :
1. Siapkan besi beton sesuai spesifikasi dalam shop-drawing. Besi beton bersih dari karat,
kotoran, oli atau material lain yang dapat mengganggu daya rekat beton
2. Siapkan alat transportasi material dari area fabrikasi ke lokasi pemasangan (misalnya :
tc)
3. Gambar konstruksi pembesian harus disiapkan sebelum pelaksanaan proyek. Untuk
detail tertentu yang dianggap penting untuk fabrikasi dan instalasi, dapat dilampirkan
pada lembar BBS (Bar Bending Schedule)
4. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan
panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule)
5. Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan tekuk/ roller
sesuai kelompok/ jenis diameter besi
6. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar)
Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan
7. Pembuatan marking formwork sudah harus ada terlebih dulu sebelum instalasi besi
8. Pemasangan besi sesuai gambar/BBS dan selimut beton, pengikatan besi dengan kawat
beton dan beton decking harus aman terhadap getaran vibrator saat pengecoran
9. Periksa posisi hook/sling pengangkatan besi balok/kolom dengan tower crane. (jika
menggunakan metode sangkar)
10. Angkat sampai ujung bawah besi kolom tergantung + 1m dan pastikan material tidak
tersangkut. (jika menggunakan metode sangkar)
11. Sebelum pemasangan, periksa panjang penyaluran besi di atas lantai minimal 40D
12. Posisikan besi kolom tegak lurus di atas titik pemasangan, perlahan-lahan turunkan dan
satukan dengan besi kolom di atas lantai. (jika menggunakan metode sangkar)
13. Posisi tulangan pokok konstruksi kolom harus terikat dengan baik & tidak boleh keluar
dari marking sebelum pengecoran balok & lantai
14. Jika sparing pipa di dalam konstruksi kolom harus diberi extra, pengaku sesuai yang
diisyaratkan
Pengecoran :
1. Bersihkan lokasi yang akan dilaksanakan pengecoran kolom
2. Siapkan peralatan, vibrator, palu karet, lampu penerangan, alat transportasi beton
3. Koordinasi dengan pihak supplier beton
4. Batas top pengecoran harus ada
5. Beton dipesan sesuai dengan kebutuhan
6. Beton dituangkan pada area yang akan di-cor
7. Vibrator dimasukkan ke dalam beton yang sedang dituangkan sambil memukul dinding
kolom dengan palu karet agar beton tidak keropos
8. Selama beton dituangkan, vertikality agar dimonitor
9. Penuangan beton selesai apabila beton telah mencapai ketinggian yang telah
ditentukan

10. Setelah selesai pengecoran, harus di check kembali vertikality-nya

PEKERJAAN PEMBESIAN
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan
penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam
kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari
tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
Penyimpanan besi beton
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan :
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal
dengan balok beton
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan :
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
Pemotongan dan pembengkokan besi beton
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi kekuatan rendah, 3d
untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan
engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
Pemasangan besi beton
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak)
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses
pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan
atau spesifikasi teknis
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian
meletakan sesuai posisinya
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan
efisien
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada dowel :
Pembesian dilaksanakan diluar areal pekerjaan / peletakan besi dowel
Ketinggian bantalan dowel tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi dowel sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian
tersebut kuat bila diangkat

Perletakan rakita besi dowel dilaksanakan dengan jarak 5 m antara dowel yang satu
dengan yang lainnya

PEKERJAAN DINDING BATU BATA


Batu bata yang dipergunakan dalam pekerjaan ini, biasanya batu bata lokal dari Kulim yang
memenuhi ketentuan. Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta
ukurannya sama besar. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai
gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali
untuk sambungan atau penutup sudut. Pekerjaan meredam bata memang pada saat ini
jarang dilakukan dengan alasan kesulitan kerja, yang sering dilakukan hanya sekedar
menyiram batu-bata tersebut

Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan
lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 2 pasir. Demikian juga untuk dinding yang
selalu berhubungan dengan air seperti kamar mandi & WC mulai permukaan sloof sampai
setinggi 1,5 m diatas permukaan lantai digunakan adukan 1 pc : 2 pasir. Adukan untuk
pasangan lain 1 pc : 4 pasir

Pengerjaan pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan sesuai gambar setelah dinding
dipasang. Dalam satu hari pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter
dan pengakhiran pemasangan pada satu hari harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retaknya dinding dikemudian hari, semua pemasangan
harus rata (horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan menggunakan benang
tidak boleh lebih dari 30 cm diatas pasangan dibawahnya

Pada semua pasangan batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna,
tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-lasan dibawah
sudut/tepi. Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun
sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus
terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada
tiang-tiang beton merupakan bingkai

Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya, diikuti dengan pengecoran
kolom praktis. Bidang dinding bata batu yang luasnya lebih dari 10 m harus ditambahkan
kolom dan balok penguat

Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan Anda harus
menyediakan karung-karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya
harus basah, selain karung goni juga dapat digunakan karung bagir atau lainnya untuk
menutup pasangan tersebut

Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom,
balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek-stek besi beton diameter 8 mm, jarak
50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik/dicor bersamaan pengecoran beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 20 cm kecuali ditentukan
lain

PEKERJAAN KUDA KUDA, ATAP BAJA RINGAN DAN PENUTUPNYA


PEKERJAAN KUDA - KUDA
Ukuran Kuda-kuda Baja yang dipakai adalah C75. 100 mm
Untuk Gording yang dipakai adalaha C75.75 mm
Bentuk kuda-kuda baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar
Bestek
Kuda-kuda dirakit/dipasang menurut bentuknya
Pemasangan Baja Ringan sebagai rangka kuda-kuda harus mengikuti spesifikasi pabrik
Sudut kemiringan kuda-kuda minimal 28 atau sesuai dengan Gambar Bestek
Hasil pemasangan rangka kuda-kuda harus disetujui oleh Konsultan Supervisi
PEKERJAAN RANGKA ATAP
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan, perangkaian (assembling) dan ereksi
(erection) seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja
meliputi :
1. Pekerjaan rangka atap (Roof truss)
2. Pekerjaan reng (Batten)
3. Pekerjaan Jurai (Valley gutter)
Lingkup pekerjaan tidak meliputi:
1. Pemasangan atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain talang jurai dalam
4. Assesoris atap
PERSYARATAN BAHAN
Material struktur rangka atap
1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties):

Baja Mutu Tinggi G550


Tegangan Leleh minimum (Minimum Yield Strength): 550 Mpa
Modulus Elastisitas
: 2.1 x 105 Mpa
Modulus Geser
: 8 x 104 Mpa
2.

Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :


Lapisan pelindung seng dan alumunium (Zincalume) dengan komposisi sebagai berikut

3.

55 % Alumunium (al)
43.5 % Seng (Zinc)
1.5 % Silicon (Si)
Ketebalan pelapisan : 50 gr/m2 150 gr/m2 (AZ 50 AZ 150)

Profil Material :
Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil top hat (U terbalik).
Reng (Batten)
Profil yang digunakan reng adalah profil top hat (U terbalik)
o TS.41.055 (tinggi profil 41 ,, dan tebal dasar baja 0.55 mm), berat 0.66
kg/m
o TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1,54
kg/m
o TS. 1.75 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 0.75 mm), berat 1.16
kg/m
Talang jurai dalam (Valley Gutter)
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar
baja 0.45 mm dan telah dibentuk menjadi talang lembah

PERSYARATAN DESAIN

Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit state Cold Formed Steel Structure Desain)

Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang
akan digunakan serta dokumen data-data produk

PERSYARATAN PRA KONSTRUKSI


Wajib meneliti kebenaran dan bertanggun jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah
ukuran jadi finish.
PERSYARATAN KONSTRUKSI

Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk pabrikasi dan
instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spessifikasi sebagai
berikut :
Kelas Ketahanan Minimum (Minimum Corrosion Rating) : Class 2
Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalag type 12-14 x 20
dengan ketentuan sebagai berikut :
o Diamater ulir
: 12 Gauge (5.5 mm)
o Jumlah ulir per inchi (Threads per insh/TPI) : 14 TPI
o Panjang
: 5/16 (8 mm hex socket)
o Material
: AISI 1022 Heat Treated Carbon
Steel
o Kuat Geser Rata-rata (shear, average)
: 8.8 kN
o Kuat tarik minimum (tensile, min)
: 15.3 kN
o Kuat Torsi minimum (torque,min)
: 13.2 kN

Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16 x 16, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Diamater ulir
: 10 Gauge (4.87 mm)
Jumlah ulir per inchi (Threads per insh/TPI)
: 16 TPI
Panjang
: 5/16 (8 mm hex socket)
Material
: AISI 1022 Heat Treated Carbon
Steel
Kuat Geser Rata-rata (shear, average) : 6.8 kN
Kuat tarik minimum (tensile, min)
: 11.9 kN
Kuat Torsi minimum (torque,min)
: 8.4 kN

Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja

Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan
alat minimal 200o rpm

Penyambungan/Perakitan

Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yangs


esuai, alat potong listrik dan gunting dan telah ditentukan oleh pabrik

Alat potong harus dalam kondisi baik

Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja

Bagian bekas irisan harua benar-benar datar, lurus dan bersih


PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Yaitu bahan material yang berfungsi sebagai finishing akhir dari rangkaian konstruksi atap,
bahan-bahan yang digunakan juga beraneka ragam, misal : Tanah, kaca beton, keramik, fiber
semen, plastic/fiber, seng, almunium , baja.
Pada pekerjaan ini bahan yang digunakan adalah genteng metal gelombang
besar / kecil. Untuk ukuran dapat dipesan dengan panjang maximum 14,00 m' (keterbatasan angkutan). Tebal dan bentuk gelombang juga dapat dipesan, toleransi ketebalan
adalah 0,05 mm.
Produksi yang ada dipasaran :

Cahaya Deck
King Deck
Utomo Deck
BRC

- Fumira
- Alspan
- Union
- dan lain-lain

Sifat tidak berkarat, ringan, kuat, tahan api, tahan cuaca, dapat dipasang pada konstruksi
kayu atau konstruksi baja, kemiringan 0 - 90.
Bahan pembantu yang digunakan :
No
1
2
3

Konstruksi Kayu
Skrup + ring karet
Paku paying + ring karet
Baut kait

Konstruksi Baja
Baut + ring karet
Taping screw
Baut kait

Semua lubang pada lembaran atap seng, almunium, galvalum harus dibuat
dengan menggunakan boor listrik bermata tajam dengan diameter yang tepat. Jangan
menggunakan pahat atau alat lain yang dipukul untuk membuat lubang sebab lubang yang
dibuat dengan dengan cara demikian bentuknya tidak akan sempurna dan akan
menyebabkan kebocoran

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


Langkah kerja :
1. Pekerjaan persiapan
Membersihkan area/lokasi pekerjaan dari kotoran dan bebas dari segala rintangan
Kupas dari sisa sisa adukan yang menonjol pada dinding pasangan batu bata
Periksa pemasangan instalasi mekanikal elektrikal yang akan tertanam dalam
dinding dan yakinkan bahwa instalasi tersebut sudah selesai dikerjakan dengan
benar dan telah dilakukan pengetesan
Kesiapan dan kecukupan kebutuhan bahan dan sarana penunjang
2.

Menarik benang lot untuk kerataan berjarak 20 cm dari kedua sisi ujung dindingdengan
jarak 5 cm untuk menentukan ketegakan secara vertical. Kemudian dibuat kepala
plesteran dengan permukaan dari pecahan keramik memakai adukan berukuran 10 cm x
10 cm pada bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah benang lot dengan
memperhatikan ketebalan kepala plesteran antara 1 cm - 2 cm

3.

Pasang tarikan benang arah horizontal pada kepala plesteran atas, tengah, dan bawah,
benang dipasang ditempel pada permukaan kepala plesteran untuk menjadi patokan
kelurusan yang sama dari bidang plesteran berikut memeriksa sikuan terhadap dinding
sampingnya. Kemudian pasang tambahan kepala plesteran pada jarak antara 100 cm
150 cm dengan patokan rata tarikan benang horizontal tadi

4.

Menghubungkan kepala tiang plesteran kea rah vertical memakai adukan dan diratakan
dengan menggunakan jidar panjang serta melepas pecahan keramik pada kepala
plesteran sebagai patokan kerataan bidang permukaan plesteran

5.

Setelah kepala plesteran cukup keras, maka pekerjaan plesteran dinding ini dengan
menggunakan spesi yang cukup kental dan homogen, dapat dilanjutkan jalur demi jalur
dimulai dari bagian bawah ke atas dengan menggunakan cethok / sendok adukan bulat
besar

6.

Setelah pe-lepok-kan adukan plesteran pada dinding mencapai ketinggian 100 cm,
maka disusul dengan melakukan perataan permukaan plesteran memakai jidar panjang
yang ditempelkan pada dua permukaan kelabangan sambil menggosok-gosokkan kea
rah bagian atas, kemudian dipadatkan dengan cara gosokkan arah memutar
menggunakan roskam besar

7.

Setelah plesteran selesai dan pengeringan sudah cukup, dilanjutkan dengan acian
dengan cara membuat campuran semen dan air lalu diaduk sampai menjadi bubur kental
dan dibuat seperlunya agar tak cepat mongering. Lalu permukaan plesteran dibasahi
dengan air sebelum melepokkan tipis tipis acian dan selanjutnya digosok- gosok arah
memutar memakai roskam serat diolesi air dengan kuas agar merata

8.

Melakukan pemeriksaan dan check list

PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA ALUMINIUM


KUSEN
Bahan dan Alat untuk memasang kusen aluminium
1. Sealent , semen atau mortar
2. Rangkaian pintu atau jendela yang sudah siap pasang, misalnya terdiri dari kusen,
daun pintu serta kaca
3. Fischer
4. Skrup
5. Isolasi plastik atau kertas.
6. Kusen alumunium yang mau dipasang
Setelah bahan bangunan sudah tersedia maka bisa kita lanjutkan dengan menyiapkan
peralatan pemasangan yaitu
1. Obeng
2. Bor tembok
3. Baji kayu atau karet
Metode pemasangan kusen aluminium
1. Pada saat pemasangan dinding entah itu batu bata atau gypsum maka harus kita
persiapkan lobang kusen agar tidak perlu melakukan pembongkaran, ukuran lobang
disesuaikan dengan ukuran kusen ditambah 1 cm untuk tempat sealent

2.

3.

4.
5.
6.

7.

Lalu kita masukan kusen kedalam lobang, mengatur agar posisinya pas dengan
menggunakan alat beji, setelah posisi pas maka kita stel kelurusan kusen dengan
dinding, ketegakan dan kedataran sampai benar-benar bagus
Kita buat lobang untuk tempat skrup pada dinding melalui lobang kusen dengan
menggunakan alat bor, kemudian kita masukkan fischer kedalam lobang bor yang
telah kita buat lalu kita ambil obeng untuk mengencangkan fischer
Kita siapkan daun pintu atau jendela yang sudah dirangkai penuh, misalnya sudah
terpasang kaca dengan sempurna
Daun pintu atau jendela tersebut kita masukan ke lobang kusen, kemudian kita pasang
semua aksesorisnya seperti engsel, roda, rel, hendle, door closer dan yang lainnya
Kemudian kita lakukan finishing tembok dengan menggunakan bahan mortar/ semen
dan sealent. Pengisian dilakukan sampai tertutup semua celah antara dinding dan
kusen
Selama proses pelaksanaan pembangunan berlangsung maka rawan terjadi goresan
atau benturan sehingga terjadi kerusakan kusen, oleh karena itu kita buat pelindung
dengan bahan isolasi plastik atau kertas

PINTU DAN JENDELA


LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN
o Pekerjaan Kaca dan Cermin
o Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
o Pekerjaan Sealant
STANDAR
ANSI (American National Standard Institute, USA)
A 134.1 - Specification for Aluminium Window
ASTM :
E 330
SII
:
Standard Industri Indonesia
PENYIMPANAN
Penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban
PERSETUJUAN
o Shop drawing
Harus memperhatikan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubunganhubungan antar komponen, cara peng-angkuran dan lokasinya, penempatan
hardware, dan detail-detail pemasangan. Harus memperhatikan kesesuaiannya
dengan gambar rencana dan spesifikasi. Shop drawing harus dikoordinasikan
dengan Ironmongery guna ketepatan perkuatan-perkuatan yang diperlukan serta
lokasi dari hadware tersebut. Shop drawing harus memperlihatkan juga detaildetail pemasangan kaca, gasket, serta sealant
o

Contoh bahan
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan
tekstur, finishing dan warna. Sampul profil-profl extruded panjangnya minimum
300 mm. Untuk aluminium sheet, ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan sesuai dengan
yang akan dipakai. Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan
ketebalan, jenis alloy, warna dn pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai

BAHAN/PRODUK

BAHAN RANGKA
Dari bahan aluminium framing system, dari produk, dalam negeri yang ex. YKK, Alcan
setara disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi. Bentuk dan ukuran profil
disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui Perencana/Konsultan Management
Konstruksi. Pewarnaan Natural aluminum anodize sesuaikan dengan ketentuan pabrik, atau
kalau diperlukan warna harus dikoordinasikan dengan Perencana dan MK . Nilai batas
deformasi yang diijinkan 2 mm. Bahan yang diproses di pabrik harus diseleksi terlebih
dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan oleh Perencana/Konsultan Management
Konstruksi. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya
PENJEPIT KACA
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan serta
harus kedap air
BAHAN KACA
Semua bahan untuk pintu kaca interior Frame less menggunakan Tempered Glass tebal 12
mm. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida
maupun bercak-bercak lainnya. Kaca Reflektif warna biru tebal 8 mm digunakan semua
pemakaian kaca pintu dan jendela bagian luar. Kaca Bening tebal 5 mm digunakan untuk
pemakaian kaca pintu dan jendela bagian dalam. Kaca Buram tebal 5 mm digunakan untuk
kaca pintu Kamar Mandi dan Pintu Shap

PELAKSANAAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang bukaan), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, caraa pemasangan, mekanisme dan detaildetail sesuai gambar
Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutamaa untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat berkas penyetelan
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi
DAUN PINTU
Jika
diperlukan,
harus
menggunakan
sekrup
galvanized
atas
persetujuan
Perencana/Konsultan Management Konstruksi tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak
Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang dan
tidak melintir

PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG / ENGSEL


Sebelum dipasang, mengajukan seluruh contoh bahan beserta brosurnya, dan diajukan
kepada Arsitek/Perencana untuk disetujui
Accessories seperti engsel pintu, handle / kunci, engsel daun jendela jungkit, pengunci
daun jendela, tarikan daun jendela dan sebagainya, dan cara pemasangannya dibuatkan
mock up terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan direksi
Lebar engsel pintu lebih kecil, minimal 5 mm dari lebar daun pintu/daun jendela, agar
engsel tertanam dengan baik
Posisi engsel pintu, engsel jendela jungkit, handle/kunci, tarikan daun jendela di
ACC dahulu oleh Arsitek
-

Posisi engsel jungkit untuk daun jendela tertanam baik, dan tidak boleh terlihat pada
saat daun jendela dalam keadaan tertutup, baik dari dalam maupun dari luar
Pemasangan dilakukan oleh pekerja yang benar-benar ahli dalam pemasangan daun
pintu/jendela/-accesoriesnya, sehingga hasil pekerjaannya benar-benar rapih, baik dan
halus
Bila menurut pengamatan Manajemen Konstruksi /Arsitek, hasil pemasangannya tidak baik
dan rapih, maka daun pintu / daun jendela yang sudah dipasang diganti dengan yang baru,
dan pekerjaannya harus diganti dengan pekerja yang benar-benar terampil dan ahli
Setelah daun pintu / daun jendela beserta accesoriesnya sudah selesai dipasang, maka
daun pintu dan daun jendela tersebut dilindungi, agar tidak rusak/cacat akibat benturan

PEKERJAAN RANGKA PLAFOND DAN PLAFOND


SETTING DAN MARKING
Untuk penentuan / marking garis tengah (as) plafond harus disesuaikan dengan garis
tengah kolom yang ada pada tiap ruangan
Garis tengah ruangan ditentukan kontraktor
Marking plafond ditentukan kontraktor
PENENTUAN LEVEL PLAFOND
Penentuan level + 1.000 mm sesuai gambar rencana
Penentuan level plafond sesuai gambar rencana
PEMASANGAN BRACKET DAN HANGER
Besi bracket / Angle clip dipasang pada dak beton menggunakanpaku ramset dengan
jarak 1.200 x 1.200 mm
Ujung atas rod digantungkan pada angle clip
Sedangkan U clamp dipasang pada ujung bawah rod hanger
PEMASANGAN RANGKA
Rangka ceiling dipasang sesuai level yang diinginkan pada gambar kerja
Sebelum pekerjaan rangka ceiling dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjaan
Mechanical & Electrikal di atas ceiling harus sudah diselesaikan
Rangka ceiling bisa dipasang setelah mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan
Memasang wall angle pada tembok yang sudah dilevel sesuai dengan peil ceiling
Metal C channel digantung pada rod menggunakan U clamp pada tiap jarak 1200 mm
Metal furring terhadap metal C channel dengan mengaitkan keduanya menggunakan
channel clamp
Meratakan kembali (re-levelling ) rangka ceiling sebelum gypsum dipasang
PEMASANGAN PAPAN GYPSUM
Papan gypsum harus dipasang berlawanan arah dengan rangka penunjang (metal
furring)
Pertemuan antara dua gypsum diatur secara menyilang
Sebelum pemasangan sekrup, pastikan sekrup disesuaikan dengan benar sehingga
kepala sekrup hanya masuk sedikit ke dalam permukaan papan gypsum
Tekan ujung sekrup perlahan kedalam permukaan papan gypsum sebelum menjalankan
mesin bor untuk memasukkan sekrup
Jarak awal sekrup 15 mm dari tepi panel selanjutnya jarak 300 mm
Posisikan sekrup pada tepi panel yang berdampingan berlawanan satu dengan yang
lainnya
Papan gypsum dipasang dengan menggunakan sekrup ukuran 25 mm dengan type
sekrup S
Sekrup ditempatkan untuk pertemuan ujung dengan jarak 200 mm
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimum 300 mm
FINISHING PAPAN GYPSUM

Lapisan pertama
Lakukan pengisian secara merata pada bagian pertemuan penyambungan tepi miring
papan gypsum dengan bahan penyambungan UB 888 dengan menggunakan kapi
berukuran 150 mm
Tempatkan bagian tengah dari pita tape pada sepanjang penyambungan dengan
menggunakan kapi, tekan piata tape sehingga masuk dan melekat pada bahan
penyambungan UB 888
Pegang kapi dengan posisi kemiringan 45 pada permukaan sepanjang permukaan
penyambungan dengan tekanan yang cukup dan sama untuk menghilangkan gelembung
udara dari dalam pita tape agar melekat dengan baik
Biarkan bahan penyambungan UB 888 secukupnya dibawah pita tape untuk
mendapatkan pengikatan yang bagus
Lapisan kedua
Setelah lapisan tahap pertama telah mengering aplikasikan bahan penyambungan
lapisan tahap kedua UB 888 dengan menggunakan kapi yang lebih lebar
Pergunakan kapi untuk menutup kepala sekrup dengan bahan penyambungan UB 888
lapisan tahap kedua dengan lebih lebar dari tahap pertama sekitar 25 40 cm (toleransi
kerataan 1 1,5 mm)
Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap kedua mengering
Lapisan ketiga
Ketika lapisan tahap kedua telah mongering, pastikan penutupan sambungan gypsum
dengan UB 888 sudah rata
Aplikasikan tahap ketiga dengan menggunakan kapi dengan lebar 275 mm untuk
menghasilkan permukaan rata dan halus
Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap ketiga mengering dengan sempurna
SANDING (PENGHALUSAN)
Pergunakan kertas gosok dengan tingkat kekerasan 120/150 untuk menggosok
penyelesaian akhir pada penyambungan UB 888 agar mendapatkan hasil yang halus

PEKERJAAN CAT
Lingkup pekerjaan
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan
pengecatan sesuai spesifikasi yang ditentukan
Semua permukaan kayu dinding, plafond dan lain-lain dicat kecuali kalau ditentukan lain
dalam gambar
Pengecatan terdiri dari :
a. Dinding ; plamur, cat dasar 1 kali dan warna tembok 2 kali minimum
b. Kayu ; meni kayu, plamuur, cat dasar 1 kali dan warna kayu 2 minimal
c. Plafond ; cat dasar 1 kali dan warna tembok 2 kali minimum
Syarat-syarat
Pemborong harus memberikan jaminan kepada pemilik bahwa semua pekerjaan cat
sesuai dengan spesifikasi tidak menggelembung, mengelupas dan cacat-cacat lain
selama 2 tahun sesudah penyerahan terakhir dari pekerjaan
Bahan-bahan
a. Vinil acrylic emulsion untuk dinding dan langit-langit. Kualitas cat tembok dipakai
merk sesuai dengan rencana
b. Cat harus dalam bungkus asli dan utuh. Pada label tersebut ada keterangan tentang
nama pabrik, warna, susunan kimia dan aturan pakai. Kualitas cat kayu dipakai
merek sesuai dengan rencana
c. Pengujian
Contoh cat diambil secara periodik dari kaleng yang dibuka di Lapangan dan diuji di
Laboratorium. Bila dari hasil pengujian tersebut hasilnya tidak sama dengan
spesifikasi, maka biaya perbaikan/pengecatan kembali dibebankan kepada
pemborong

Tata kerja
a. Pemborong bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan. Pemborong
harus mengerjakan pengecatan sedemikian rupa sehingga hasilnya baik dan
sempurna. Walaupun pemborong harus mengecat lebih dari 2 kali lapisan semuanya
atas biaya pemborong tanpa adanya biaya tambahan. Jangan mulai mengecat bila
keadaan masih kotor dan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan belum selesai
b. Periksa semua pekerjaan yang mendahului pengecatan apakah sudah selesai semua
c. Semua cara-cara pengecatan harus sesuai dengan petunjuk pabrik, terutama
mengenai urutan pengecatan

PEKERJAAN LANTAI RABAT BETON


Pekerjaan Lantai Beton Cor 1 : 3 : 5
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, penyiapan lantai yang akan
diselesaikan dengan bahan ini, serta pemasangannya pada lantai-lantai dalam ruangruang yang tertera dalam gambar dan daftar bahan penyelesaian (finish material
schedule)
Bahan untuk penyelesaian ini berupa adukan beton yang terdiri dari campuran semen
pasir dan kerikil beton dengan perbandingan 1 : 3 : 5 diaduk dengan air secukupnya
(plastis)
Semen Portland yang dipakai seperti spesifikasi yang sesuai dengan apa yang telah
ditentukan dalam penjelasan. Pada umumnya semen termaksud adalah semen biasa
yang memenuhi syarat yang tercantum dalam NI-8
Pasir yang dimaksud harus bersih, asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahanbahan kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2
Kerikil beton yang dimaksud harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran tanah,
satu dan lain hal sesuai dengan NI-2
Lantai yang akan diselesaikan dengan beton tumbuk ini harus dipersiapkan dulu dengan
baik, ditumbuk (di stam) hingga cukup padat kemudian diurug dengan pasir urug setebal
minimal 10 cm atau sesuai dengan gambar kerja dan dipadatkan lagi dengan menyiram
dengan air
Pengecoran lantai dengan adukan tersebut di atas dilakukan dengan hati-hati dan empat
yang akan dicor sudah bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin ada
Pengecoran harus rata dan harus diusahakan tidak terjadi gelembung-gelembung udara
terperangkap yang kelak dapat menjadikan lantai menjadi keropok. Ketebalan sesuai
dengan gambar atau yang sudah diinstruksikan dalam penjelasan pekerjaan
Pengecoran dilakukan pias per pias (Blok demi blok)

PEKERJAAN KERAMIK dan BATU CANDI ALUR


Persiapan pekerjaan keramik :
1. Menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup
2. Bahan bahan di letakan di dekat lokasi pekerjaan pemasangan
3. Membersihkan lokasi pekerjaan
4. Memilih keramik yang akan dipasang, sehingga dapat dibedakan ukurannya yang sama
dan tidak ada yang cacat
5. Merendam keramik yang akan dipasang sehingga jenuh air
6. Mempersiapkan saluran / instalasi yang tertanam didalam lantai dan dinding keramik
7. Mengayak pasir yang akan dipakai untuk spesi
8. Menyiapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan
Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik Toilet :
1. Pengukuran dinding yang akan dipasang kermik :
Membuat garis garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m untuk
menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik
Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta garis
pertengahan untuk pembagian tegel keramik

Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian bagian
yang terpasang pada ruangan tersebut
Berdasarkan data data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk
pembagian pemasangan keramik dinding tersebut

2.

Pelaksanaan pemasangan keramik dinding/batu candi :


Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya
sebagai acuan kerja
Pada pelaksanaan keramik dinding sebaiknya, keramik lantai belum terpasang,
sehingga nantinya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai
Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi
kosong
Membuat kepalaan keramik baik secara horizontal maupun vertikal mengikuti garis
sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya
Sebelum keramik dipasang, sebelumnya dinding dibasahi dahulu dengan air

3.

Syarat pemasangan keramik yang baik adalah :


Nut garis keramik sejajar
Perempatan nut keramik rapi
Nut keramik dinding dan lantai menyambung
Keramik tidak keropos
Pemasangan instalasi sanitair berada di antara nut keramik
Warna keramik seragam karena meskipan satu merek jika waktu pembakaran
keramiknya berbeda maka akan membuat warnanya kadang tidak sama

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Pengertian dan Fungsi
Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi
tegangan. Material penghantar listrik adalah kabel (NYM, NYY, NYF, NYA) serta pipa baik PVC
atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam. Kabel penghantar yang biasa
dipergunakan adalah merek KABELINDO, SUPREME, TRANKA, dll. Merek dapat dikenali pada
pembungkus (isolasi) sepanjang kabel beserta jenis dan jumlah kawat atau diameter kawat
tembaganya.

Peralatan dan Bahan Listrik :


a.

Panel dan kotak pembagi

b.

Saklar dan zekering-zekering

c.

Alat-alat ukur (voltmeter & Ampre meter)

d.

MCB

e.

Stop kontak / stop kontak daya

f.

Lampu penerangan

g.

Grounding atau pentanahan

Metode pelaksanaan
1.

Semua hantaran/kabel yang ditarik dalam pipa/cabelduct harus diusahakan tidak tampak
dari luar/tertanam

2.

Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran

3.

Pemasangan sparing sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton, harus
dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan
dengan pemasangan sparing

4.

Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian
dikerjakan

5.

Penempatan sambungan / percabangan harus ditempatkan didaerah yang mudah dicapai


untuk perbaikan / perawatan

6.

Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel listrik supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada T dos

7.

Lekukan / belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata untuk
memudahkan penarikan kabel

8.

Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir, dan ;

9.

Tidak boleh ada sambungan

Dihubungkan dengan elektroda pentanahan

Ditanam sampai minimal mencapai air tanah

Pada hantaran diatas langit langit, harus di-klem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit langit

10. Untuk hantaran / tarikan kabel yang menyusur dinding bata / beton pada shaft harus diklem atau dengan papan dan kabel trey bila jaringan terlalu rumit / banyak
11. Stop kontak dan saklar
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm
dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan saklar
harus rata dengan dinding
12. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus

Koordinasi dengan direksi dan pihak owner sangat diperlukan. Jangan sampai akhirnya listrik
tidak bisa mensupport peralatan yang digunakan sehingga fatal dalam fungsi. Koordinasi
dengan pihak terkait diperlukan menyangkut system dan mekanisme yang berlaku antar
instansi baik PLN sebagai distribusi listrik ataupun Pemda sebagai pemakai. Shop drawing /

wiring diagram dan titik instalasi khusus bila diperlukan harus mendapat persetujuan oleh
owner dan direksi, maka kontraktor baru bisa mengerjakannya

Panel Listrik
Box Panel Listrik
Box Panel listrik banyak dibuat orang untuk pengamanan dan kerapihan suatu instalasi Listrik. Tapi
sedikit orang yang memahami dari fungsi box panel listrik . Ini terlihat dari pengamatan pada
waktu pemasangan/ instalasi UPS. Box terlihat rumit dan tidak kelihatan jalurnya.Dengan
perencanaan yang matang dan ketelitian yang tinggi diharapkan box listrik menjadi sederhana dan
mudah
dimengerti.Kalau
perlu
ada
gambar
denah
sederhana.
Bila sewaktu-waktu ada penambahan instalasi listrik , seperti instalasi UPS dengan daya besar.
Akan dengan mudah membuat jalur dari box panel yang telah ada. UPS dengan kapasitas yang
besar biasanya yang lebih dari 6 KVA ,memerlukan suatu cara pengamanan yakni dengan cara
membuat jalur bypass dengan memanfaatkan MCB atau MCCB. Apabila terdapat kerusakan UPS
atau instalasi listrik yang lain mudah dibenahi / diperbaiki. Dengan cara bypass ini dengan mudah
mencopot
UPS
atau
lainya,
sementara
listrik
masih
jalan.
Bagaimana gambar instalasi untuk bypass yang banyak dipakai dan aman ?Untuk itu ikuti ulasan
selanjutnya.
Sebelum mengetahui inti permasalahan, harus mengerti fungsi dari bagian-bagaian listrik.
Bagian-bagian listrik tersebut adalah:

MCB

MCCB

GFCI/RCCB/ELCB

Grounding

Warna kabel

CT

Surge Arrest

MCB
MCB( Miniature Circuit Board) adalah switch pembatas arus akibat dari kenaikan daya /tegangan
yang melebihi batas dan atau hubung singkat. Part ini biasanya terbatas pada arus nominal kecil
sampai dengan kurang dari 100 Ampere.Bentuknya ada yang satu pole (satu input dan satu
output), ada yang dua pole, tiga pole hingga empat pole.Jumlah dari tipe satu pole, dua pole, tiga
pole, empat pole menunjukkan bahwa pemakaian tersebut adalah tergantung pada kebutuhan dari
jalur
kabel
yang
dipakai.Disamping
ini
adalah
gambar
MCB
yang
dibuka.
Keterangannya :
1. Tuas langkah on-off
2. Actuator mekanik

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Terminal
sekrup konektor kabel
Bimetal
skrup pengatur presisi
solenoid
sundut pembagi

Type MCB berikut ini menunjukkan kemampuan manangani arus menurut IEC 60898-1 :
Type B bisa 3 In sampai dengan 5 In
Type C bisa 5 In sampai dengan 10 In
Type D bisa 10 In sampai dengan 20 In
Type K bisa 8 In sampai dengan 12 In proteksi beban untuk waktu short 400ms - 2 ms arus
puncak
Type Z bisa 2 In sampai dengan 3 In untuk periode 10 detik. Untuk proteksi dari peralatan
semikonduktor dan pengukuran menggunakan transformer

MCCB
MCCB singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker.Circuit Breaker pembatas arus apabila
terdapat arus beban yang melebihi batas-batasnya. MCCB ini digunakan hampir sama dengan
MCB tetapi dengan batas arus beban yang lebih besar dari 100 Ampere sampai dengan 1600
Ampere.
GFCI/RCCB/ELCB
Ground Foult Circuit Interruption adalah semacam Circuit Breaker yang bereaksi lebih cepat
dari MCB. Alat ini akan memonitor listrik sewaktu-waktu apabila terdapat short atau kabel
terkelupas dan mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian. Peralatan ini biasanya
banyak dipakai pada perumahan dan bahkan industri kecil sampai sedang.Batas arus yang
melintasi
manusia
tidak
boleh
melebihi
dari
standard
IEC.
Cara kerja dari peralatan ini adalah apabila arus yang melalui dari ring transformer tidak
sebanding dengan output ring transformer (ada arus bocor melebihi batas yang ditentukan),
secara otomatis akan menghentikan jalur listrik .

Grounding
Groundingpada instalasi listrik berfungsi sebagai pengaman listrik.Pengaman listrik akibat dari
kabel -kabel yang terkelupas dan mengenai body part peralatan elektonik atau peralatan listrik
yang selanjutnya mengenai orang. Dengan adanya grounding ini aliran arus listrik yang liar
atau yang tak berfungsi akan dibumikan. Dengan demikian manusia akan terhindar dari
sengatan listrik yang berlebihan. Contoh barang-barang listrik dengan casing metal seperti :
Komputer, Mesin Cuci, mesin pemanas, hair dryer dan lain-lain.

Warna Kabel
Warna kabel instalasi listrik sudah ditetapkan diberbagai negara. Untuk Indonesia, warna kabel
listrik ditentukan menurut standard SNI atau standatd IEC :
1. warna merah, kuning, hitam.....................untuk fase
2. warna biru muda (biru laut).....................untuk netral
3. warna kuning -hijau.................................. untuk ground

CT ( Current Tranformer )
adalah suatu peralatan listrik dari bahan baja / metal dalam bentuk lingkaran (ring) atau
gelang persegi dan tengahnya berlubang. Fungsi dari CT ini yaitu sebagai penurun arus dan
atau tegangan pada box panel .Fungsi ini dimanfaatkan sebagai indikator lampu atau indikator
meteran.
Surge Arrest
adalah peralatan pengaman listrik dari kejutan listrik yang berlebihan. Contohnya apabila ada
kejadian tiba-tiba aliran listrik menjadi lebih tinggi akibat dari penambahan energi
potensial.Penambahan energi ini kemungkinan sebagaian besar di daerah Industri, karena
berhubungan dengan peratalan mesin yang besar otomatis membutuhkan energi yang besar
pula. Atau suplai dari PLNnya sendiri yang kadang-kadang tidak stabil .Untuk itu bangunan
perumahan atau gedung-gedung membutuhkan Surge Arrestor.Fungsi alat ini adalah
membuang energi yang berlebihan dengan komponen tertentu. Dari referensi disebutkan
bahan-bahannya yaitu dari Metal Oxide Varistor (MOV),sekeringdan Lilitan Choke Toroid. MOV

terhubung dengan jaringan tanah/ grounding untuk membuang energi.Sedangkan selanjutnya


arus normal diteruskan melalui sekering dan Toroidal Choke Coil.

Lampu Down Light 18 W


Downlight atau Recessed Light adalah Light Fixture atau Rumah Lampu yang dipasang masuk
kedalam plafon atau langit-langit pada rumah. Sinar lampu yang dihasilkan keluar dari
downlight akan terfokus menyinari area di bawahnya dalam bentuk spot light.
Dalam hal ini khususnya pencahayaan pada rumah,kita menginginkan setiap sudut rumah kita
terang dan ingin mengganti varian lampu yang lebih modern dari sekedar lampu Tube
Lamp.Penggunaan fitting yang berada diluar kini sudah mulai ditinggalkan dan diganti dengan
lampu-lampu Downlight.Lampu Downlight membuat kesan dan aksen yang lebih dramatis
serta memberikan efek pencahayaan yang optimal pada ruangan sehingga menimbulkan
keindahan dari setiap benda yang terkena cahayanya secara lebih mendetail. Bagi ruangan
yang dipasang Downlight ini jika diaplikasikan dengan desain interior yang memiliki vocal point
( ingin menunjukan satu sudut ruangan yang ditonjolkan). Namun untuk mendapatkan fungsi
tersebut diperlukan pemilihan jenis lampu yang benar. Misalnya saja, pemilihan lampu plafon
downlight yang tepat akan menimbulkan suasana yang berbeda pada ruangan yang dipasangi
lampu tersebut.
Untuk memperoleh pencahayaan optimal, Gunakan lampu Downlight dengan sorot yang
memiliki reflektor. Gunakan lampu dengan ukuran (size) yang sesuai dengan reflektor/armature
lampu yang digunakan,sesuaikan juga dengan ukuran space dalam plafon/ceilingnya. Saat ini
sangat banyak model dan jenis lampu Downlight dipasaran.Dua jenis lampu Downlight yang
paling banyak dipasaran adalah lampu downlight Halogen dan PLC.
Untuk memilih jenis desain lampu Downlight yang sesuai dengan ruangan merupakan suatu
hal yang penting untuk dilakukan. Pada pembahasan ini akan disajikan beberapa teknik atau
cara yang terkait tentang bagaimana cara memilih desain lampu plafon downlight yang tepat
agar sesuai dengan design arsitektur beserta tekniknya.
Berikut penjelasannya:

Jenis model plafon


Ini adalah hal pertama yang harus Anda cek dan perhatikan dalam memilih desain lampu
downlight yang tepat , karena pada setiap desain plafon mempunyai kebutuhan akan
pencahayaan yang berbeda-beda sehingga akan menentukan letak lampu Downlight dan
berapa banyak lampu yang akan dipasang pada area tersebut. Dengan itu Anda
akanmendapatkan hasil yang maksimal
2. Jenis model lampu downlight
Dengan mengetahui jenis dan model desain lampu Downlight yang akan dipasang maka
nantinya akan berpengaruh pada pencahayaan yang akan didapatkan untuk sebuah
ruangan sehingga akan memunculkan sisi keindahan ruangan pada siang maupun malam
hari. Dengan itu setiap sisi keindahan pada sebuah ruangan akan tereksplorasi dengan
baik melalui pencahayaan yang dihasilkan oleh lampu Downlight yang terkesan dramatis.
Untuk pemasangan lampu downlight sangat penting mengutamakan keselamatan pada
pemasangan. Untuk keselamatan, gunakanlah isolasi untuk pembungkus kabel dengan label
SNI (Standard Nasional Indonesia), agar aman dalam pemakaiannya, sehingga tidak mudah
terbakar atau terbuka. Ini penting karena ternyata instalasi listrik yang tidak bagus sangat
mempengaruhi umur lampu. Berikut teknik langkah-langkah cara pemasangannnya:
1. Sediakan terlebih dahulu Downlight dan Lampu yang akan di pasang, isolasi, kabel, baut,
obeng, cutter, gunting, dan lainnya.
2. Menyiapkan gambar layout penerangan untuk instalasi seperti jumlah lampu yang akan di
pasang, jarak antar titik lampu yang satu dengan yang lainnya, jarak titik lampu dengan
dinding, jenis saklar (saklar ganda atau tunggal), posisi saklar,dan group penerangan.

3.

4.
5.

6.
7.

8.
9.

Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kita kurang merasa aman gunakan tes-pen
(kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding = tespen menyala lemah => periksa
instalasi untuk memastikan)
Lubangi plafon rumah anda seukuran Downlight yang Anda punya, paskan pada Downlight
jangan sampai longgar ataupun kekecilan untuk lubang pada plafon.
Pastikan Downlight sudah terinstal dengan kabel lampu saklar, jangan lupa isolasi pada
kabel yang terhubung antara kabel saklar dengan kabel Downlight bawaan, pastikan kabel
terisolasi rapat, bila perlu lapisi kabel dengan pipa paralon kecil mencegah kabel di
gerogoti binatang pengerat.
Tata rapih kabel di atas plafon mencegah terjadinya konsleting listrik dan agar tidak
berantakan apabila salah satu kabel rusak, mudah untuk diperbaiki.
Pasang Downlight pada plafon yang berlubang, jangan lupa mengkaitkan kait bawaan
Downlight agar pas dan tidak goyah, jangan lupa untuk mengunci bagian-bagian dengan
baut.
Setelah Downlight terpasang pasang lampu sesuai selera mode yang Anda inginkan untuk
pencahayaannya.
Apabila lampu sudah terpasang kini Anda test dengan menyalakan lampu lewat saklar.

Lampu TL 2 x 40 W
Rangkaian lampu TL 2 lampu 1 ballast maksudnya adalah menyalakan 2 buah lampu TL
dengan 1 buah transformer ballast. Untuk dapat menyalakan 2 buah lampu TL dengan 1 buah
transformer ballast dengan tingkat cahaya optimal adalah dengan menggunakan transformer
ballast yang memiliki daya output minimal 2 kali lebih besar dari daya masing-masing lampu
TL yang akan dinyalakan. Untuk membuat atau merangkai lampu TL dengan 2 lampu yang
dinyalakan oleh 1 buah transformer ballast dapat dibuat seperti pada gambar dibawah.

Rangkaian Lampu TL 2 Lampu 1 Ballast Untuk membuat atau merangkai 2 buah lampu TL yang
dinyalakan dengan 1 buah trafo ballast dapat dilakukan dengan menghubungkan 2 buah lampu
TL secara seri kemudian menghubungkannya ke trafo ballas, setiap lampu TL harus dipasang
starter karena menggunakan ballas jenis transformer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar rangkaian lampu TL 2 lampu 1 ballast diatas. Untuk dapat merangkaian 2 lampu TL
dengan daya 36 watt dan dinyalakan oleh 1 buah transformer ballast, maka daya transformer
ballas minimal adalah 75 watt. Aplikasi dari rangkaian lampu TL 2 lampu 1 ballast ini dapat
ditemui pada lampu penerangan pada lapangan bulu tangkis. Penggunaan 2 lampu TL
ditujukan untuk menghemat tempat dan mengurangi panjang dan beban tiang penyangga
lampu penerangan. Untuk merangkaian lampu TL dengan 2 lampu 1 ballas dengan nilai daya
lampu yang berbeda dapat menggunakan rangkaian seperti pada gambar diatas, dimana
rumusan nilai daya transformer ballast harus 2 kali lebih besar dari daya masing-masing lampu
TL yang digunakan dan dipasang starter pada tiap lampu TL tersebut.

Stop Kontak
Salah satu alat listrik di rumah yang sering digunakan adalah stop kontak, yakni sebuah lubang
colokan untuk meneruskan listrik ke beban listrik seperti kulkas, DVD player, Komputer, dan

lain-lain.Aliran listrik sebuah stopkontak berasal dari jalur kabel utama instalasi listrik di rumah.
Kabel yang seharusnya dipakai adalah kabel yang beraliran listrik positip, negatip dan
ground.Meski demikian pada beberapa rumah, stopkontak ini dapat juga dipasang tanpa kabel
arde. Untuk lebih jelasnya silahkan diikuti langkah-langkahnya di bawah ini:

Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan:


Stopkontak satu buah
kabel NYYyang memiliki 3 kabel
Isolasi listrik
Tang kombinasi
Obeng minus dan plus
Cara merangkai:

Pastikan anda mematikan aliran listrik, yakni


dengan merubah posisi MCB ke posisi OFF.
Sambungkan kabel NYY yang telah disiapkan
ke
jalur
utama
instalasi
listrik,
bila
menggunakan 3 kabel maka kabel hitam
disambungkan
dengan
jalur
listrik
fasa/positif/setrum,
kabel
biru
untuk
negatif/netral, kabel kuning setrip hijau/hanya
kuning untuk arde/grounding.
Siapkan stop kontak lalu tarik kabel yang
sudah
terpasang
pada
jalur
utama.
Sambungkan ujung kabel tersebut ke
setiap baud pengencang yang ada pada
stopkontak, kabel hitam dan biru dipasang
pada baud yang berhubungan dengan penjepit
(penjepit ini berfungsi sebagai menjepit
jari steker yang masuk), sedangkan kabel strip
kuning/kuning dipasang pada baud yang
berhubungan dengan rangka/sasis stopkontak.
Setelah semua terpasang dengan benar tutuplah semua sambungan kabel yang terbuka
dengan isolasi.
Pasang stopkontak pada tempatnya, kemudian nyalakan listrik MCB, lalu cobalah memasukkan
steker alat elektronik anda seperti DVD player, charger atau yang lainnya, bila peralatan
tersebut dapat menyala berarti pemasangan kabel pada stopkontak berhasil, blia tidak
berhasil, periksalah kembali setiap sambungan mungkin ada yang terlepas.

Saklar Ganda
Saklar Double / saklar ganda atau ada juga yang menyebutnya dengan "saklar seri" adalah
sejenis saklar listrik yang berguna untuk mengonttrol dua buah lampu, contohnya bila kita
ingin mengontrol lampu yang ada di ruang tamu dan lampu yang ada di luar, maka kita hanya
perlu memaqsang saklar ini di ruang tamu saja, jadi utnuk mematikan dan menghidupkannya
hanya menggunakan saklar ini.Untuk lebih jelasnya mengenai cara pasang saklar double ini
mari kita ikuti langkah-langkahnya di bawah ini:
Peralatan:
-

1buah Saklar double


2buah fitting lampu
kabel NYY
tang kombinasi
isolasi
klaem kabel

Cara merangkai:
sebelum kabel utama(line ini) disambung ke saklar maka sebaiknya kita jumper/satukan
salah satu dari masing-masing terminal saklar untuk dijadikan induk
kemudian induk tersebut dapat disambungkan dengan kabel positif/hitam dari jalur utama
(line in)
kabel negatif/biru dari jalur utama (line in) disambungkan ke kedua terminal salah satu
fitting lampu
Sedangkan dua buah terminal saklar yang di atas, masing-masing dihubungkan ke salah
satu terminal dari masing-masing fitting lampu
PEKERJAAN PEMASANGAN AC

Cara pemasangan ac split dapat anda lakukan bila tool/alat-alat kerja sudah anda miliki, seperti:
kunci-kunci perkakas contoh obeng kembang, palu, kunci inggris dsb
flare nut yaitu sebuah alat untuk mengembangkan ujung pipa ac
pemotong pipa, yg berfungsi untuk memotong pipa ac
bor listrik
manifold
tabung freon.

Pertama-tama yg dilakukan dalam pemasangan ac adalah melihat posisi dimana ac split akan
dipasang. setelah menentukan posisi ac split yg cocok, buka dus yg berisi indoor unit yg
didalamnya terdapat indoor unit, bracket indoor, kabel power supply untuk ke outdoor unit
dan remote control. Dibelakang indoor unit terdapat bracket yg harus dilepaskan, lalu pasang
pada dinding dengan posisi yg diinginkan. Memasang bracket indoor dapat dilakukan dengan
memakunya dengan paku beton atau mengebornya bila ingin menggunakan fisher, posisikan
bracket indoor dengan waterpas agar tidak miring kekanan dan kekiri
Setelah bracket indoor terpasang, pada bagian mana drat nepel/pipa ac yg keluar pada indoor
akan diposisikan, bila pada bagian kanan bawah dari bracket indoor, anda harus membuat
lubang atau membobok temboknya yg diameter bobokannya sesuai dengan selang
pembuangan air dan pipa ac yg keluar dari indoor unit
Bila tidak ingin membobok tembok anda dapat mengeluarkan drat nepel/pipa ac yg keluar
dari indoor melalui sisi kanan atau kiri dari indoor yg sudah disediakan
Setelah bracket indoor terpasang dan bobokannya sudah siap, pasang indoor unit pada
bracket dan posisikan drat nepel/pipa ac yg keluar dari indoor unit pada lubang bobokan
tembok

Setelah indoor terpasang pada bracket, dorong keatas dan tarik kebawah agar indoor terkunci
dengan bracket
Setelah pemasangan indoor telah selesai dilakukan, beralih ketahap pemasangan pipa
instalasi ac.pipa instalasi ac ini terbuat dari tembaga yg lentur dan mudah dibentuk dalam
pelaksanaan pemasangannya, hati-hati jangan sampai ada instalasi pipa ac yg
tertekuk/penyok karena dapat menghambat sirkulasi freon yg dapat menyebabkan ac tidak
mau dingin/bekerja dengan normal
Instalasi pipa ac harus disesuaikan dengan kapasitas ac/pk nya, bila ac anda 1 pk 0,75 pk
atau 0,50 pk berarti harus menggunakan pipa instalasi ac yg berukuran 1/4 dan 3/8. Semakin
besar kapasitas ac, semakin besar pula ukuran instalasi pipa ac yg digunakan.
Buka 2 buah mur nepel yg berada pada pipa di indoor unit dengan menggunakan 2 buah
kunci inggris.masukan nepel 3/8 pada pipa instalasi ac yg berukuran 3/8 lalu lihat pada ujung
pipa instalasi ac, apakah pada diameter pipanya terpotong dengan rata, bila tidak rata
lakukan pemotongan dengan pemotong pipa.
Setelah pipa ac terpotong dengan rata masukan pipa instalasi ac pada lubang penjepit flare
nut yg berukuran sama dengan pipa ac yg akan di flareng, ketinggian pipa yg keluar pada
ujung bibir flareng kira-kira 0.2 cm.
Setelah pipa instalasi ac berada tepat pada lubang penjepit flareng, pasang pemutar flareng
dengan mata flareng yg berbentuk kerucut pada penjepit flareng, lalu putar sampai mengenai
pipa instalasi ac agar bisa mengembang, lakukan hal yg sama pada pipa instalasi ac yg
berukuran
Setelah selesai melakukan pengembangan pada pipa instalasi ac dengan flareng, pasang pipa
instalasi ac yg sudah dipasang nepel ke drat nepel pipa ac yg keluar dari indoor unit dan
sesuaikan, ukuran pipa instalasi ac 3/8 ke 3/8 pada drat nepel indoor unit dan ukuran pipa
instalasi
ac
1/4
ke
1/4
pada
drat
nepel
indoor
unit.
kencangkan mur nepel kedua-duanya dengan menggunakan 2 buah kunci inggris agar tidak
terjadi ruang kebocoran Freon
Setelah dikencangkan mur nepelnya tutup dengan pembungkus pipa/hamaflex, kemudian
lilitkan solasi untuk merapatkan pembungkus pipa agar tidak terjadi kondensasi
Setelah selesai melakukan pemasangan nepel pipa instalasi ac pada drat nepel indoor unit,
atur posisi instalasi pipa ac agar kelihatan rapih
Selanjutnya pemasangan kabel power untuk supply listrik kebagian outdoor unit.
Buka tutup indoor unit, kemudian lihat pada bagian komponen pcb yg terdapat terminal untuk
pemasangan kabel power ke bagian outdoor unit biasanya disitu tertulis 1 dan 2 dan N L.
untuk kabelnya pergunakan sesuai ukuran pk ac nya biasanya standart dari pabrik adalah
ukuran 3 X 2.5 untuk ukuran ac 1 pk
Masukan kabel untuk power outdoor unit melalui lubang bobokan pipa ac dan pasang kabel
pada terminal yg berada dibagian bawah komponen pcb, kabel warna hitam pada terminal no
1, kabel warna biru pada terminal no 2, dan kabel warna kuning pada ground, kencangkan
dengan menggunakan obeng kembang
Setelah selesai melakukan pemasangan kabel power untuk outdoor unit, kita ketahap
pemasangan
instalasi
pipa
ac
pada
outdoor
unit.
yg harus dilakukan pada tahap ini sama dengan apa yg dilakukan pada tahap pemasangan
instalasi pipa ac pada indoor unit
Untuk pemasangan kabel power outdoor unit, buka tutup power suplly outdoor unit yg berada
diatas kran valve.setelah selesai melakukan pemasangan instalasi pipa ac dan pemasangan
kabel power supply untuk outdoor unit, tahap berikutnya adalah pengecekan kebocoran
diantara 4 buah kembang nepel, yaitu 2 kembang nepel pada indoor dan 2 kembang nepel
pada outdoor.
Caranya adalah sebagai berikut:
Pasang selang manifold berwarna biru pada pentil pengisian freon, lalu pasang selang
berwarna kuning pada mesin vakum.lalu lakukan pemvakuman agar tidak terdapat
udara didalam evaporator dan pipa instalasi ac
Vakum yg baik harus mencapai 30, bila telah selesai divakum jarum pada manifold
bergerak keatas, berarti ada ruang kebocoran freon.lakukan pemeriksaan kebocoran
dengan kuas yg diberi air sabun pada kembang nepel yg berada pada indoor unit dan
outdoor unit

a.
b.
c.

I.

Biasanya ruang kebocoran terjadi karena kembang nepel pecah dan mur nepel
kendor/tidak dikencangkan, lakukan flereng ulang pada kembang nepel yg pecah atau
kencangkan kembali mur nepel yg kendor
Bila jarum pada manifold tidak bergerak atau tetap pada angka 30 berarti tidak
terdapat ruang kebocoran, lalu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan yg 3/8 dengan
menggunakan kunci L , buka sampai kedua kran nepel terbuka penuh
Bila sudah membuka kran nepel tahap selanjutnya adalah menyambungkan aliran
listrik pada kabel power supply yg berada pada indoor unit
Ingatkabel power yg berwarna coklat harus diposisi + , agar sewaktu ac tidak
dioperasikan, dibagian outdoor tidak tersambung langsung dengan aliran listrik
+setelah penyambungan power suplly selesai, ac siap dioperasikan
Bila tidak ada mesin vakum, pasang selang manifold berwarna biru pada pentil
pengisian freon dan pasang selang yg berwarna kuning pada tabung Freon
Buka mur nepel ukuran 1/4 pada outdoor unit lalu masukan tekanan freon agar freon
dpat mendorong udara keluar melalui mur nepel 1/4 pada outdoor unit.pada saat
freon keluar, kencangkan kembali mur nepel 1/4 dan masukan tekanan freon kembali
sampai mencapai 100 psi

Lihat dan perhatikan, bila jarum manifold turun dan tidak lagi menunjukan angka 100
psi, berarti ada ruang kebocoran pada 4 buah kembang nepel yg anda buat.
cari ruang kebocoran dengan menggunakan kuas yg diberi air sabun bila sudah
menemukan ruang kebocoran segera diperbaiki. Tetapi bila jarum pada manifold tetap
menunjukan angka 100 psi, berarti instalasi pipa ac tidak terdapat ruang kebocoran.
Segera buang sisa tekanan freon yg berada pada instalasi pipa ac, tapi jangan buang
semuanya sisakan sampai 5-10 psi
Setelah itu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan 3/8 lalu buka kedua kran valve
dengan menggunakan kunci L sampai terbuka penuh dan pasang kembali mur
penutup kran valve dengan kencang
Bila sudah membuka kran nepel, tahap selanjutnya adalah penyambungan aliran
listrik pada kabel power supply yg berada di indoor unit dan bila sudah melakukan
penyambungan listrik pada kabel power supply yg berada pada indoor unit barulah ac
bias dioperasikan.

PEKERJAAN SANITASI
Pekerjaan sanitasi adalah menentukan fungsi sebuah bangunan. Pekerjaan Sanitasi terbagi
menjadi :
1. Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan
2. Instalasi air kotor dan air bersih luar bangunan
3. Pemasangan sanitairi fixture
Pipa yang digunakan adalah berbahan PVC dengan kekenyalan yang di tentukan PVC AW.
Sebelum pelaksanaan kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan brand / merk yang akan
digunakan dalam proyek ini, serta shop drawing isometric dari system pemipaan. Instalasi air
kotor dan air bersih dalam bangunan terdiri dari :
Pipa , untuk air bersih
Pipa 3 untuk air buangan
Pipa 4 untuk air berat.
Pipa-pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik. Semua
pembuangan air kotor dan air berat menggunakan system gravitasi maka perlu diperhatikan
baik kemiringan dan arah buangan. semakin jauh air tersebut mengalir maka akan semakin
banyak endapan dalam air buangan tersebut.
Sistem air bersih memang menggunakan tekanan elevasi pemasangan pipa air bersih
minimal 1 m di atas lantai. Sistem air bersih dan air kotor semua diarahkan ke dalam shaft
pembuang sebagai akses dalam bangunan dan memudahkan pengontrolan serta
maintenance.
Instalasi air kotor dan air bersih diluar bangunan terdiri dari :
a. Pipa , 1 untuk air bersih
b. Pipa 3 untuk air buangan

c.
d.

Pipa 4 untuk air berat.


Septic tank + Resapan

Pemasangan instalasi di luar khususnya air bersih adalah konekting untuk sumber yang akan
masuk ke dalam bangunan. Pemasangan air kotor adalah konekting dari dalam bangunan
yang akan dibuang ke pembuangan ahir berupa spertick tank atau resapan.
Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan perlu diperhatikan, jangan sampai ada
bagian pipa yang tidak tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai. Sebelum
eksekusi perlu pengukuran kedalaman septic Tank sehingga dicapai optimal kemiringan dari
pipa pembuang tersebut.
II.

Sanitary fixture
Sanitari fixture adalah pemasangan peralatan KM/WC seperti pembuatan bak mandi
pemasangan kran air dinding, meja wastafel dan Closet duduk. Pemasangan mengikuti
standar dari pabrikasi. Sebelum PO kontraktor mengajukan spesifikasi dan produk yang akan
digunakan kepada direksi lapangan. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga yang
terampil dan pernah mengerjakannya serta diawasi oleh supervisor dalam presisi
pemasangan dan konekting dengan saluran saluran yang ada, sehingga tercapai optimal dari
peralatan sanitari tersebut.

Instalasi Air bersih


Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri
dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan
Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding.
(Untuk instalasi dalam bangunan)
Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah
pekerjaan plesteran diselesaikan
Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau
pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran
Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah
lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan)
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran
Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik
Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa
Untuk pipa Gip maximum 10 Baru
Untuk pipa PVC maximum 6 Baru
Instalasi air Kotor
Hal yang perlu diketahui :
Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan
Hindari /jangan terlalu banyak percabangan
Sambungan harus betul-betul rapat
Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu
Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan
Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton ( diatas plat = 25 cm,
dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan
cara dipanaskan
Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan)
Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out
Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana
letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet fungsinya
adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan

Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa
pada saat closet di gelontor dengan air
Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak

Saluran Air Hujan


Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang
Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunaklem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2
Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang
Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
harus benar-benar kuat
Saluran Pipa Wc ke Septictank
Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %
Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D
Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena
bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft)
harus dibuat clean out dan fan out
Penyambungan pia
Alat :
o Gergaji
o Amplas
o Lem PVC
o Shell tape
o Kunci Pipa
Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih
dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung)
segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat
Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat
Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat

PEKERJAAN PENANGKAL PETIR


Penangkal petir adalah serangkaian komponen yang memiliki fungsi sebagai penyalur bagi
sambaran petir menuju ke permukaan tanah sehingga tidak merusak dan berbahaya bagi benda
yang dilewatinya, sehingga menjamin keamanan bagi manusia dan peralatan / instrument
industri.
Pemasangan penangkal petir baik pemasangan konvensional maupun elektrostatis dengan
radius proteksi tertentu sesuai spesifikasi air terminal dari penangkal petir. Menggunakan teknik
pemasangan penangkal petir secara langsung pada atap gedung maupun menggunakan tiang
tunggal sebagai instalasi pendukung dengan ketinggian tiang yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi pada area dan luasan area yang akan dipasang instalasi penangkal petir
Terdapat tiga macam sistem pemasangan penangkal petir yang ada pada saat ini seperti di
bawah ini :
1. Penangkal Petir Sistem Franklin Rod
Merupakan sistem pemasangan penangkal petir yang paling sederhana dari beberapa
sistem pemasangan yang ada.Sistem franklin rod meupakan sistem pemasangan pertama

yang ditemukan, dan sampai sekarang sistem pemasangan ini masih sering digunakan
karena kehandalannya. Tetapi seiring berkembangnya teknologi dan waktu, sistem ini
memiliki beberapa kelemahan mendasar yang nantinya akan disempurnakan oleh sistem
sesudahnya yang lebih baru dan modern.

Penangkal Petir Franklin Rod


2. Penangkal Petir Sistem Sangkar Farady
Merupakan penyempurnaan dari sistem pemasangan franklin rod yang dibuat untuk
mengatasi kelemahan yang ada pada sistem tersebut.Pada sistem penangkal petir ini
menjadi lebih efektif untuk menjangkau titik yang tidak dapat dijangkau dari sistem franklin
rod yang memang memiliki keterbatasan.

Penangkal Petir Sangkar Farady

3. Penangkal Petir Sistem Elektrostatis


Merupakan sistem baru yang dikembangkan untuk menarik petir dengan jangkauan yang
luas, sehingga radius perlindungan akan menjadi lebih luas. Sistem penangkal petir
elektostatis ini lebih ramah lingkungan karena menggunakan teknologi early streamer
emisions.Sangat dianjurkan untuk memberikan perlindungan area dengan jangkauan yang
lebih luas, sehingga dapat menjangkau bagian - bagian terjauh dari area atau bangunan
yang ada.

Penangkal Petir Elektrostatis

Beberapa sistem pemasangan yang telah diuraikan di atas dapat dikondisikan sesuai dengan
kebutuhan dan perencanaannya. Jadi sistem mana yang akan dipilih merupakan keputusan
yang diambil berdasarkan perhitungan dua faktor penting yaitu faktor teknik dan faktor
biaya, sehingga diperoleh produk penyalur petir yang sesuai untuk tempat dan lingkungan
yang menjadi sasaran.
METODE PELAKSANAAN
Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan bagian grounding system terlebih
dahulu, dengan pertimbangan keamanan dan kemudahan.Kemudian dilakukan pengukuran
resistansi/tahanan tanah menggunakan Earth Testermeter, apabila hasil pengukuran tersebut
menunjukan < 5 Ohm maka tahapan kerja berikutnya dapat dilakukan.Seandainya hasil
resistansi/tahanan tanah menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan pembuatan atau
penambahan grounding lagi di sebelahnya dan di pararelkan dengan grounding pertama
agar resistansi/tahanan tanahnya menurun sesuai dengan standarnya < 5 Ohm.
Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah memasang kabel penyalur
(Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas bangunan, tentunya dengan
mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari banyak belokan/tekukkan
90derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi dapat efektif dan efisien. Kabel
penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain BC (Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk
tempat tempat tertentu sebaiknya di beri pipa pelindung (Conduite) dengan maksud
kerapihan dan keamanan.
Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya pemasangan
head terminal petir tentunya harus terhubung dengan kabel penyalur tersebut sampai ke
grounding system.
Lay Out instalasi penangkal petir harus sesuai dengan daerah dimana peralatan akan
dipasang, meletakkan di posisi di tengah areal sangatlah di harapkan agar mendapat
perlindungan yang optimal.

PEKERJAAN LUAR BANGUNAN DAN LAIN-LAIN


Pembuatan Jalan Masuk
Sebelum pelaksanaan dilakukan pembersihan lokasi terhadap tanaman-tanaman liar,
kemudian penimbunan menggunakan tanah urug pada lokasi pekerjaan. Setelah semua rata
dan padat maka kemudian pelaksanaan pekerjaan cor beton 1:2:3 pada pengecoran untuk
jalan masuk.
Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan
Pada pekerjaan Penggalian dilakukan dengan menggunakan Pekerja trampil dan hasil galian
dituangkan kedalam Dump Truck, material hasil galian tersebut dibuang keluar lokasi jalan
sejauh mungkin, sekelompok pekerja merapikan sebelum melakukan pekerjaan
pembentukan saluran. Pemasangan Mal untuk saluran harus menyesuakan dengan elevasi
dan lot dengan waterpass, setelah semua mal diperiksa oleh konsultan pengawas baru
kemudian dilakukan tahap pengecoran. Pada pekerjaan ini terlebih dahulu semen, pasir dan
air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul
dan sekop, kemudian Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum
dipasang agar pada saat pemasangan kotoran yang lengket di batu bercampur dengan
adukan semen, penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan


UMUM
Macam-macam selokan / saluran dan bak kontrol yang dibuat meliputi pekerjaan
sebagaimana diterangkan dalam penjelasan pekerjaan.
Pekerjaan saluran ini yang menyangkut :
Pekerjaan persiapan.
Pekerjaan pengurukan/ bouwplank.
Pekerjaan tanah dan lapisan pasir.
Pekerjaan saluran batu bata
Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak
(unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan
Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detail yang ditunjukkan pada
Gambar. Selokan yang dilapisi dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang
seperti ditunjukkan dalam Gambar
Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal
irigasi atau saluran air lainnya yang tidak terganggu baik yang bersifat sementara
maupun tetap, dan dalam penyelesaian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan dalam
Kontrak
Pekerjaan pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan "apron"
(lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan
menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang
telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pembuatan lubang sulingan (weep holes), termasuk penyediaan dan pemasangan
cetakan lubang sulingan atau pipa.
Dalam beberapa hal, bilamana mutu batu dan bentuknya cocok serta mutu kerjanya
tinggi, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan penggunaan pasangan batu dengan
mortar sebagai pekerjaan pasangan batu untuk struktur dengan daya dukung yang lebih
besar seperti gorong-gorong pelat, tembok kepala gorong-gorong dan tembok penahan
tanah.
URUTAN PEKERJAAN
Pekerjaan Persiapan.
Penyedia Jasa harus memberitahu pada Direksi setiap kali akan memulai pekerjaan untuk
dicek terlebih dahulu ukuran-ukuran dan peilnya. Penyedia Jasa diwajibkan senantiasa
mencocokan ukuran-ukuran dan peil satu sama lain dalam setiap pekerjaan dan
melaporkan kepada Direksi jika terdapat selisih/perbedaan, Direksi akan memberikan
keputusan tentang koreksi pembetulannya. Penyedia Jasa tidak dibenarkan membetulkan
sendiri kesalahan tersebut. Kelalaian Penyedia Jasa dalam hal ini tidak akan ditolerir dan
Direksi berhak untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa
ijin/memberitahu Penyedia Jasa biaya yang timbul sepenuhnya menjadi beban Penyedia
Jasa.
-

Pekerjaan Pengukuran Bouwplank.


Sebelum pengukuran dimulai, Penyedia Jasa harus memasang patok-patok ukur dari
kayu ukuran 5 x 7 cm, patok-patok tersebut harus dipasang menonjol di permukaan
tanah 30 cm dan dipasang tiap 20 m di atas saluran dan dipasang kokoh. Bouwplank
harus dipasang tiap 25 m diatas saluran dan dibuat dari kayu ukuran 5 x 7 x 100 cm
dipasang kokoh.Selama pekerjaan saluran masih berlangsung patok-patok ukur dan
Bouwplank harus tetap kedudukannya dan tidak berubah sampai pelaksanaan pekerjaan
selesai.Selama pekerjaan saluran masih berlangsung patok-patok ukur dan bouwplank
harus tetap kedudukannya dan tidak berubah sampai pelaksanaan pekerjaan selesai.

Pekerjaan Galian dan Urugan


Pekerjaan galian untuk drainase dan saluran air.Pekerjaan galian tanah dilaksanakan
setelah mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat dan pasti dari hasil pengukuran dan
pemasangan bouwplank, tanah hasil galian ditimbun tidak terlalu dekat dengan lubang

galian supaya tanah galian tidak longsor kembali ke lubang galian. Galian tanah pondasi
digunakan tenaga manual dan peralatan konvensional seperti cangkul
-

Pekerjaan Urugan Pasir


Pelaksanaan pekerjaan urug pasir dilaksanakan apabila pekerjaan pengukuran selasai
dilakukan. Pekerjaan urugan pasir berfungsi sebagai alas sebelum dilakukan pekerjaan
rabat beton

Pekerjaan Rabat Beton


Pelaksanaan pekerjaan rabat beton dilaksanakan sesuai spesifikasi yang tertera di RKS,
dimana campuran rabat beton 1 semen : 3 pasir dan ketebalannya 5 cm

Pekerjaan saluran batu bata ini dilaksanakan dengan camp 1 : 4 dengan bentuk,
kemiringan dan ukuran ukuran seperti tertera pada Gambar Rencana

Batu bata yang dipakai adalah batu bata yang berbentuk siku dengan ukuran standar 5
cm x10 cm x20 cm, keras, bersih dan memiliki pembakaran yang sempurna. Batu bata
harus cukup kuat pada saat dijatuhkan dari ketinggian 1m dan apabila diketuk akan
mengeluarkan suara nyaring

Semen, pasir (agregat halus) dan air harus memenuhi ketentuan dalam pekerjaan beton
menurut SNI 03-1750-1990

Pasir untuk pekerjaan ini dipakai pasir yang baik, pasir tidak boleh mengandung bahan
yang dapat merusak pondasi dan ketahanannya. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan
contoh-contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan)
antara lain tidak boleh menggunakan pasir laut. Pasir disimpan ditempat yang saling
terpisah dalam tumpukan yang tidak lebih dari 1 m berpermukaan yang bersih, padat
serta kering dan harus dicegah terhadap pengkotoran

Septick Tank
Septic tank adalah putaran tertutup atau wadah persegi panjang atau bulat yang digunakan
untuk
memecah kotoran sehingga
menjadi limbah melalui
aksi bakteri
yang
hidup pada masalah sampah. Sebuah tangki septik rumah tangga biasanya terdiri dari dua
tangki beton bulat dengan tutupditempatkan dekat satu sama lain. Mereka dihubungkan
dengan pipa. Karena itu perlu di pelajari tentang langkah-langkah dalam pembuatan atau
desain septic tank ini agar Septic tank bisa tahan lebih lama dan tidak mudah tersumbat,
istilahnya
Septic
tank
idaman.
Langkah pertama yaitu:
Tentukan jarak antara Septic tank yang benar ke bangunan minimal 1,5m, sedangkan jarak
dari septic tank ke sumur pompa air bersih minimal 10m, dan untuk jarak septic tank ke
sumur resapan air hujan setidaknya 5m. Dan juga jangan terlalu di bawah permukaan tanah
supaya kotak Septic tank mudah di ketahui, jangan sampai tidak diketahui di mana letak
Septic tanknya.
Langkah kedua :
Pembuatan Septic tank harus memenuhi standar yang sudah di tentukan. Sudah ada Standar
Nasional Indonesia (SNI) mengenai hal ini. Standar ini mencakup sistem, ukuran, dan
prosedur pembuatannya. Dalam SNI, ukuran dimensi septic tank ditetapkan berdasar jumlah
penghuni rumah. Untuk rumah dengan lima penghuni, dibutuhkan paling septic tank dengan

volume ruang basah 1,2m3, ruang lumpur 0,45m3, dan ruang ambang batas bebas 0,4m3.
Kalau dibuat ukuran panjang, lebar, tingginya: 1,6m, 0,8m, dan 1,6m. Dengan volumen
seperti ini, septic tank bisa bertahan 3 tahun tanpa pengurasan.
Langkah ketiga:
Ketahui struktur tanah di lokasi yang akan dibangun septick tank tersebut, karena bisa-bisa
walaupun tehniknya sudah benar tapi salah penerapan di kondisi tanah yang ada, maka
Septic
tank
tak
bisa
bertahan
lama.
bila struktur tanah unsur kadar airnya tinggi atau area bekas rawa-rawa dan dataran rendah,
harus membuat bak penampung antara bak utama dan resapan di desain jadi satu dan
dengan sistem fisik yang kuat serta tertutup rapat agar air di sekitar tidak dapat masuk ke
Septic tank. lalu buatlah saluran atau pipa menuju filter untuk mengalirkan air yang meluap
dari Septictank. Filter di sini fungsinya yaitu menyaring air dari kotoran sehingga nantinya air
yang di keluarkan jadi lebih bening.
Langkah keempat :
Ini sangat berpengaruh pada saluran WC Anda, usahakan dalam pemasangan clouset lebih
tinggi dari permukaan air dalam Septic tank, hal ini bertujuan supaya saluran atau pipanya
tidak rawan buntu karena jika di siram akan mampu mendorong kotoran sampai ke bak
penampung.

Anda mungkin juga menyukai