SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SUB KEGIATAN
PEMBANGUNAN RUANG GURU/KEPALA SEKOLAH/TU
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN RUANG GURU
SD NEGERI 05 SUNGAI PINANG
0
SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN RUANG GURU SD NEGERI 05 SUNGAI PINANG
BAGIAN I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
PASAL 1
1. Jenis Pekerjaan
Nama Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar
Sub Kegiatan : Pembangunan Ruang Guru/Kepala Sekolah/TU
Pekerjaan : Pembangunan Ruang Guru SD Negeri 05 Sungai Pinang
Lokasi : SD Negeri 05 Sungai Pinang - Kecamatan Mempura
2. Uraian Pekerjaan
A. PEKERJAAN RUANG GURU SEKOLAH
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan lapangan dan perataan
2. Pengukuran dan pemasangan Bouwplank
3. Pembuatan papan nama proyek
2. SISTEM MENAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI ( SMKK )
1. Penyiapan RKK
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
4. Asuransi dan Perizinan
5. Personel Keselamatan Konstruksi
6. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
7. Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang diperlukan atau Manajemen Lalu Lintas
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi
9. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
3. PEKERJAAN STRUKTUR
3.1. Pekerjaan Tanah
1. Penggalian Tanah Pondasi Tapak
2. Penggalian Tanah Pondasi Menerus Batu Bata
3. Pengurugan Pasir Bawah Pondasi Tapak
4. Pengurugan Pasir Bawah Pondasi Menerus
5. Pengurugan Tanah Kembali bekas galian
3.2. Pekerjaan Pondasi
1. Pemancangan Cerucuk Kayu f 12 - 15 cm
2. Pembuatan Lantai Kerja Beton f'c 7,4 Mpa ( K-100 ) , camp 1 : 3 : 5
3. Pasangan Pondasi 1 Bata Camp. 1 : 2
4. Plesteran Pondasi Camp. 1 : 2
3.3. Pondasi P1 Uk. 60 x 60 cm
1. Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
2. Pembesian dengan besi polos
3.4. Kolom Pedestal Uk. 20 x 20 cm
1. Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
1
2. Pembesian dengan besi polos
3. Pemasangan Bekisting Kolom
3.5. Pekerjaan Sloof
1. Sloof Type S1 , Uk. 20 x 20 cm
1.1. Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
1.2. Pembesian dengan besi polos
1.3. Pemasangan Bekisting Sloof
3.6. Pekerjaan Kolom
1. Kolom Uk. 15 x 20 cm
1.1. Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
1.2. Pembesian dengan besi polos
1.3. Pemasangan Bekisting Kolom
2. Kolom Praktis 10cm X 10cm
3.7. Pekerjaan Ring Balok ( RB 1 )
1. Ring Balok RB Uk. 12 x 20 cm
1.1. Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
1.2. Pembesian dengan besi polos
1.3. Pemasangan Bekisting Balok
3.8. Pekerjaan Ring Balok ( RB 2 )
1. Ring Balok RB Uk. 12 x 25 cm
1.1. Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
1.2. Pembesian dengan besi polos
1.3. Pemasangan Bekisting Balok
4. PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING
4.1. Pekerjaan Dinding
1. Pemasangan Dinding 1/2 Bata Camp. 1 : 4
2. Pemasangan Plesteran Camp. 1 : 4
4.2. Pekerjaan Lantai
1. Pengurugan Tanah Peninggian Elevasi Lantai
2. Cor Lantai Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
3. Pemasangan Wiremesh Lantai M6
4. Pengurugan Pasir Bawah Lantai
5. Pemasangan Lantai Granit Homogenius Tile Uk. 60 x 60 cm
6. Pemasangan Lantai Granit Homogeneous Tile Uk. 60cm x 60cm ( Unpolished )
7. Pemasangan Ubin Jalur Pemandu dan Jalur Peringatan Uk. 30 x30 cm
4.3. Pekerjaan Plafon
1. Pemasangan Rangka Plafon Ruang Uk. 61 x 122 cm
2. Pemasangan Plafon Ruang Triplek 6 mm
3. Pemasangan Rangka Plafon Teras
4. Pemasangan Plafon Teras Triplek 6 mm
5. Pemasangan Rangka Piri-piri
6. Pemasangan Piri-piri Playwood 6 mm
7. Pemasangan List Profil Plafond
4.4. Pekerjaan Atap
1. Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan C.75.75
2. Pemasangan 1 m2 atap Spandek Uk. 0.3 mm
3. Pemasangan Perabung
4. Pemasangan Nok Pinggir
5. Pemasangan Listplank GRC 9 mm Pas Dobel ( 25 cm + 10 cm )
4.5. Pekerjaan Kusen, Pintu & Jendela
1. Pembuatan dan Pemasangan Kusen Kelas II
2
2. Pembuatan dan Pemasangan Daun Pintu Panel kelas II
3. Pembuatan dan Pemasangan Pasangan Jendela Bingkai Kaca
4. Pembuatan dan Pemasangan Jalusi Papan
5. Pemasangan Engsel Pintu 4"
6. Pemasangan Engsel Jendela 3"
7. Pemasangan Kunci Tanam 2 Slaag
8. Pemasangan Grendel Jendela
9. Pemasangan Grendel Pintu
10. Pemasangan Kait Angin
11. Pemasangan Tarikan Jendela/Handle Jendela
4.6. Pekerjaan Pengecatan
1. Pengecatan Dinding Ekterior ( Weathershield)
2. Pengecatan Dinding Interior
3. Pengecatan Plafond
4. Pengecatan Cat Minyak
5. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
5.1. Panel
1. Pemasangan Box + MCB 2 Group
5.2. Instalasi
1. Instalasi Lampu
2. Instalasi Stop Kontak
3. Instalasi Saklar Ganda
4. Instalasi Saklar Tunggal
5.3. Armature
1. Pemasangan Lampu LED 18 Watt
6. PEKERJAAN LAIN - LAIN ( LUAR BANGUNAN )
1. Batu Prasasti
2. Pembuatan Saluran Keliling
3. Pembuatan Rabat Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
4. Pembuatan RAMP Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
5. Pemasangan Handrailling stainless steel 2"
6. Pembuatan Tempat Cuci Tangan
7. Rambu- rambu Penunjuk Arah ( Akrilic )
8. Pembersihan Akhir
PASAL 2
SYARAT-SYARAT UMUM
1. Umum
Persyaratan teknis ini merupakan aturan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Secara umum persyaratan ini bisa ditetapkan dan merupakan kesatuan dengan
Persyaratan Teknis Khusus serta bersama-sama dengan dokumen lainnya merupakan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan. Pekerjaan yang dicakup dalam spesifikasi teknis ini berupa pekerjaan pada uraian
pekerjaan. Spesifikasi ini juga mengharuskan penyedia jasa untuk melakukan pematokan dan survei
lapangan yang cukup detail berdasarkan gambar selama periode mobilisasi. Penyedia jasa harus
menyiapkan gambar kerja (shop drawings) untuk diperiksa dan disetujui oleh pengawas pekerjaan. Penyedia
jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam kontrak dan memperbaiki cacat mutu
sebelum masa kontrak berakhir. Analisa Harga Satuan Pekerjaan penawaran yang diajukan Penyedia
harus mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2023 tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
3
Persyaratan-Persyaratan Umum :
a. Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, seperti terlihat atau terperinci harus sesuai
dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak dokumen.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out (penentuan titik posisi tiang dilapangan sesuai dengan
gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat, penggalian setempat.
3. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja, Kontraktor juga wajib memasukan identifikasi dari tempat
kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisir peralatan
yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan
bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat menggangu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi
dapat tercapai.
4. Gambar-Gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar – gambar yang ada (Struktur
dan Arsitektur) dalam Uraian Spesifikasi Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat
keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/pengawas
secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Pengawas berunding
terlebih dahulu dengan Perencana, Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi dalam keadaan selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti
terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana
yang akan dipakai dan dijadikan pegangan Kontraktor wajib berkonsultasi terlebih dahulu dengan
Perencana.
d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam
gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan pengawas. Bila hal tersebut terjadi segala akibat yang akan
ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar-gambar
spesifikasi teknis. agenda, berita acara perubahan dan gambar – gambar pelaksanaan yang telah
disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan
4
Direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu, Setelah serah terima kesatu, dokumen –
dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi tugas.
6. Bahan Baru
Semua bahan yang dipergunakan dalam / untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru,
penggunaan bahan bekas tidak diperkenankan .
7. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan dengan sangat agar sebelum sesuatu
bahan/ produk akan dibeli / dipesan/ diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas atas kesesuaiakan dari bahan / produk tersebut pada persyaratan
teknis, akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan contoh / brosur dari bahan / produk
yang bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas di Lapangan.
b. Penolakan bahan dialapngan karena diabaikan procedure diatas sepenuhnya merupakan tanggung
jawab Penyedia Jasa / Supplier, atas nama tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
5
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti tersebut diatas tidak melepaskan
tanggung jawab Penyedia Jasa / Supplyer dari kewajibannya dalam perjanjian kerja ini untuk
mengadakan bahan / produk yang sesuai dengan persyaratan, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan
bahwa seluruh bahan / produk tersebut adalah sesuai dengan contoh / brosur yang telah disetujui.
8. Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas sesuatu bahan/ produk harus dimengerti sebagai perizinan untuk memasukkan
bahan/ produk tersebut kedalam lapangan dan penggunaan bahan / produk tersebut dalam
pekerjaan sejauh bahwa keadaannya tidak berubah dari kondisi waktu persetujuan diberikan.
b. Bahan/ produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus segera disimpan :
▪ Ditempat.
▪ Dengan cara / peralatan.
▪ Dalam susunan / tumpukan dan dengan pengkondisian lingkungan.
▪ Dan dengan accessibilities yang baik, sesuai dengan ketentuan untuk masing-masing
bahan/produk dalam persyaratan yang ditetapkan atau dalam hal dimana persyaratan ini tidak
jelas, sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
c. Untuk bahan/produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu, penyimpanannya harus
dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut, yang mana harus dinyatakan dengan tanda
pengenal dengan ketentuan sebagai berikut :
▪ Tanda pengenal terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaannya.
▪ Ukuran minimal 40 cm dan 60 cm.
▪ Huruf berukuran minimal setinggi 10 cm dengan warna merah.
▪ Diletakan ditempat yang mudah terlihat.
d. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa, sehingga bahan yang
terlebih dahulu masuk akan pula terlebih dahulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan seperti :
▪ Semen
Semen harus ditempatkan dalam gudang tertutup, kering, tidak mudah rusak dan tidak
bercampur dengan bahan-bahan lain.
▪ Agregat
Tempat Agregat kasar dan agregat halus harus dipisah. Jika tempat dasar selalu basah, maka
penempatan agregat halus dialas atau ditinggikan dari permukaan tanah.
▪ Baja Tulangan
Baja Tulangan tidak boleh ditumpuk langsung ditanah, tapi harus ditinggikan dengan
menggunakan balok atau ganjalan. Penumpukan ditempat terbuka untuk dalam jangka waktu
yang lama tidak diperbolehkan.
▪ Bahan-bahan Lain
Untuk menyiapkan bahan-bahan lain yang tidak tahan cuaca atau mudah pecah ditempatkan
dalam gudang tertutup.
14. Penyerahan
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut
kepada Engineer.
a. Data Pabrik :
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh
Engineer.
b. Sertification :
Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik.
c. Gambar kerja.
d. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja, metoda konstruksi, jadwal kerja dan
daftar perlengkapan kepada Engineer untuk mendapat persetujuan.
7
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan – jalan, saluran – saluran pembuangan dan sebagainya
ditempat pekerjaan, dan kerusakan – kerusakan sejenis yang disebabkan operasi – operasi
Kontraktor dalam arti kata yang luas itu semua harus diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat
diterima Pemberi Tugas.
d. Penjagaan dan Perlindungan pekerjaan
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan
yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, Siang dan malam. Pemberi tugas tidak
bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan
atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan Tindakan pengamanan
yang layak untuk melindungi para pekerjan dan tamu yang akan datang ke lokasi. Fasilitas dan
tindakan pengamanan seperti ini diisyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan Juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Dilokasi Pekerjaan
Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah
dicapai.
f. Gangguan pada tetangga :
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada
penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagainya Pemberi Tugas
akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggantian uang yang akan diberikan kepada
Kontraktor sebagai tambahan yang mungkin ia keluarkan.
PASAL 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN
TIME SCHEDULE PEKERJAAN
10
11
PASAL 4
LAYOUT DAN GAMBAR LOKASI PEKERJAAN
PASAL 5
SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
Sumber Dana untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Ruang Guru SD Negeri 05 Sungai Pinang ini
menggunakan DAK Fisik - Bidang Pendidikan - Reguler SD Tahun Anggaran 2023. Dengan Nilai HPS
sebesar Rp. 326.518.263,78,- ( Tiga Ratus Dua Puluh Enam Juta Lima Ratus Delapan Belas Ribu
Dua Ratus Enam Puluh Tiga Koma Tujuh Puluh Delapan Rupiah )
12
PASAL 6
PERSYARATAN PERSONIL, PERALATAN,
PENETAPAN TINGKAT RESIKO DAN MATA PEMBAYARAN UTAMA
3. Concrete Mixer ……… 1 Unit 0.3 - 0.6 M3 ……… ……… Invoice ………
Waterpass
5. (Automatic ……… 2 Unit ……… ……… ……… Invoice ………
Level)
13
3. Tabel Penetapan Tingkat Resiko Kerja
14
Tabel Penetapan Tingkat Resiko Kerja
Tingkat Risiko pada paket pekerjaan ini ditetapkan sebagai tingkat risiko Sedang.
Pekerjaan yang paling beresiko adalah pada Pekerjaan Atap
Deskripsi Resiko
No. Identifikasi Bahaya
Uraian Pekerjaan
(Skenario Bahaya)
1 2 3
Penerapan SMK3
Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMK3 pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini, antara lain :
a. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada
PPK, paling lambat 1x24 jam.
b. Dokumentasi hasil pelaksanaan K3 dibuat oleh Penyedia Jasa dan dilaporkan kepada PPK secara
berkala, yang menjadi bagian dari pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi K3, dalam
rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan K3.
d. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, apabila
tidak menyelenggarakan K3 sesuai dengan K3.
Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan seperti safety line terhadap bahaya yang
timbul akibat pekerjaan tertentu
15
BAGIAN II
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN
PASAL 1
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Pelaksanaan pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi meliputi semua pekerjaan mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja yang dibutuhkan dan semua fasilitas pendukung selama masa pelaksanaan pekerjaan berlangsung,
pekerjaan ini dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan di lokasi untuk menunjang lancarnya suatu
pekerjaan. Mobilisasi dilakukan sebelum pekerjaan dimulai sedangkan Demobilisasi dilakukan setelah semua
pekerjaan selesai. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan schedul yang telah ditetapkan oleh
pelaksana proyek pekerjaan yang telah disetujui oleh pengawas pekerjaan. Mobilisasi dan demobilisasi adalah
kegiatan mendatangkan alat-alat dan para pekerja yang dibtuhkan ke lokasi pekerjaan (apabila diperlukan)
seperti sebagai berikut :
1. Mendatangkan alat berat dan mengembalikanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2. Sebelum dilakukan Mobilisasi dan Demobilisasi kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis/kapasitas peralatan yang akan digunakan kepada konsultan pengawas.
3. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobiliasi dan demobilisasi ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
16
3. Pekerjaan Galian Tanah
a. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah, maka tempat masing-masing tapak bangunan diratakan
sesuai dengan ukuran seperti dalam gambar.
b. Lebar, dalam dan bentuk galian tanah harus dikerjakan menurut ukuran yang tercantum dalam
gambar rencana dan gambar detail.
c. Bila galian tanah cukup dalam, maka harus diperhatikan kemiringan galian sehingga tidak terjadi
keruntuhan yang akan mengganggu pekerjaan tersebut.
d. Pekerjaan galian ini dilakukan untuk pekerjaan pondasi, saluran, septictank, peresapan dan lain-lain.
e. Tanah sisa galian dapat digunakan atas persetujuan pengawas, selebihnya harus dibuang pada
tempat yang telah ditentukan.
17
BAGIAN III
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN
PASAL 1
PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan-persyaratan dan semua ketentuan yang
tercantum dalam Standart Konstruksi Beton (SKB-92) dan PBI 1971.
a. Umum.
▪ Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyediakan semua bahan untuk pekerjaan beton dan harus membuat
bekisting, mengaduk beton, mengecor beton, memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan
mengerjakan semua pekerjaan tambahan dari seluruh pekerjaan beton.
▪ Standar Pekerjaan
Semua bahan dan kontruksi, jika tidak ditentukan secara khusus, harus memenuhi standart
yang umum dipakai di Indonesia. Jika persyaratan tersebut diatas tidak dapat dipenuhi, maka
konstruksi harus disesuaikan dengan standar yang disetujui oleh Direksi Proyek. Mutu beton
tersebut dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda-benda uji berupa kubus
beton/silinder beton yang pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Proyek dan diperiksa
di Laboratorium Konstruksi Beton yang disetujui oleh Direksi Proyek. Jumlah benda uji sesuai
dengan ketentuan PBI 1971.
b. Bahan-bahan pembuatan beton.
▪ Semen untuk konstruksi beton bertulang dipaki jenis-jenis semen yang memnuhi standar
Konstruksi Beton 1992 dan PBI 1971.
▪ Pasir untuk konstruksi beton terdiri dari butiran keras dan tajam, dengan kadar Lumpur
maksimum 5% dan tidak boleh terlalu banyak mengandung bahan-bahan organic dan gradasi
antara 1mm-4 mm.
▪ Kerikil beton terdiri dari butiran keras dan tidak berpori dengan kadar Lumpur maksimum
10% dimana bila kadar Lumpur ternyata > 10% maka kerikil harus dicuci. Gradasi kerikil
antara 1cm-4cm. Kerikil tidak boleh mengandung zat-zat yang merusak beton seperti zat
reaktif alkali.
▪ Besi tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran dan karatan serta bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat adukan beton.
▪ Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung Lumpur, minyak dan kotoran lain. Air
sumur atau air permukaan yang diapakai harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
18
3. Beton Kelas II mutu K175 dst.
▪ Digunakan untuk pekerjaan beton struktur.
▪ Pelaksanaan dibawah pimpinan tenaga ahli.
▪ Pengawasan ketat terhadap mutu bahan.
▪ Pemeriksaan kontinu terhadap kekuatan beton.
Campuran Beton
1. Untuk campuran beton B0 dipakai campuran yang biasa digunakan untuk pekerjaan
non struktur dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
2. Untuk beton B1 dan K175 menggunakan campuran dengan perbandingan isi semen,
pasir dan kerikil 1 : 2 : 3 atau 1 : 1,5 : 2,5.
3. Untuk mut beton K175 keatas dipakai campuran beton dengan ukuran berat.
4. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan >2,5%.
Perbandingan Adukan
1. Umum
Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembantu (admixture), pasir, koral dan
air. Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan
campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus ditentukan oleh
kontraktor berdasarkan hasil pekerjaan kubus beton dan diperlihatkan kepada Direksi
Proyek maka beton tersebut dapat dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud.
Secara umum adukan beton harus direncanakan untuk menghasilkan beton
sedemikian rupa, sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan penyusutan minimum.
Jika diperlukan, Perbandingan adukan dapat diubah sesuai dengan pendapat Direksi
Proyek.
Didalam membuat campuran beton, Jumlah semen dan agregat akan diukur menurut
berat, kecuali dalam hal khusus dan atas berat bagi beton yang akan dipakai untuk
bangunan-bangunan struktur yang kecil. Semua volume dan berat agregat, semen dan
air harus ditakar dengan seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang diisyaratkan tidak
dilaksanakan kontraktor, maka konstruksi beton yang sudah dicor akan diperintahkan
untuk disingkirkan.
2. Perbandingan air dan semen serta kekuatan tekanan.
Kekuatan tekanan minimum dan banyaknya PC yang terdapat dalam beton tidak
kurang dari daftar yang tertera pada table kebutuhan PC. Perbandingan maksimum air
dan semen (PC) adalah 55 liter air per 100Kg semen.
Jika memang dianggap perlu untuk mencapai kekuatan yang dikehendaki, Direksi
Proyek berhak memerintahkan untuk menambahkan jumlah PC yang melebihi daftar
PC pada setiap pekerjaan beton. Penambahan semen (Jika diinstruksikan) harus
disediakan oleh kontraktor dan tanpa adanya biaya tambahan.
Bahan
Mutu Bahan
1. Portland Cement (PC)
Semua merek PC yang digunakan harus Portland Cement type standart yang telah
disetujui oleh Badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement
(PC) kelas 1-2475 (PBI1971,NI.2). Seluruh pekerjaan harus menggunakan 1 merek PC.
19
2. Koral dan Pasir (Agregat)
Koral dan Pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan
dalam bentuk apapun dengan jumlah yang cukup banyak yang dapat merusak dan
memperlemah kekuatan beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap
karat dari baja tulangan
3. Air yang dipakai untuk pekerjaan pembetonan tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton/baja tulangan dan tidak mempengaruhi daya lekat semen.
4. Bahan Pembantu (Admixture)
Untuk meningkatan mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai dengan menambahkan
bahan-bahan pembantu. Biaya yang timbul atas penambahan Bahan Pembantu
tersebut ditanggung oleh kontraktor.
Bahan Pembantu yang dapat digunakan dapat berupa jenis asam “hydroxylated
carbonxylic” atau sejenis “ligninsulfonate” tetapi tidak boleh mengandung calsium
chlorida. Bahan Pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan disetujui oleh
Direksi Proyek dan Penggunaannya harus sesuai dengan “BAHAN PEMBANTU”
(Pasal 3 PBI 1971-NI).
Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau
tidaknya Penggunaan Bahan Pembantu, Rencana pencampurannya harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik
a. Penyimpanan dan Pengangkutan Bahan
▪ Portland Cement
Dalam pengangkutan, PC harus dilindungi dari hujan dan harus terbungkus
dalam zak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat.
PC harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air dan
diletakkan pada tempat yang ditinggikan minimal 30cm dari permukaan
lantai/tanah.
Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai ketinggian 2meter,
dan setiap adanya pengiriman baru agar dipisahkan dan ditandai dengan
maksud untuk pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Setiap semen yang rusak kena air atau yang tidak memenuhi syarat dan
pembungkus-pembungkus semen yang rusak akan ditolak dan harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Semen yang telah disimpan selama satu
bulan dimusim hujan atau semen yang disimpan selama tiga bulan lebih
walaupun dimusim kering tidak boleh dipakai.
▪ Agregat
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencmpuran antara satu dengan yang lainnya.
▪ Cetakan dan Acuan
- Cetakan dan acuan harus kokoh, rapat dan tidak bocor.
- Cetakan diberi skor dan ikatan-ikatan secukupnya sehingga dijamin tidak
mengalami perubahan bentuk dan kedudukan bila adukan dituang
kedalamnya.
- Cetakan dibuat dari bahan yang baik dan tidak mudah meresap air.
Cetakan dipasang sedemikian rupa sehingga saat pembongkaran beton
tidak terjadi kerusakan pada beton.
b. Penulangan
▪ Penulangan harus sesuai dengan gambar, dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak berubah pada saat pengecoran.
20
▪ Untuk menjamin tulangan berada didalam beton, maka pada bagian tertentu
diberi penahan antara tulangan dengan papan mal. Penahan tulangan ini
dibuat dari campuran pasir dan semen dan diikat kuat sehingga letaknya
tidak berubah saat pengecoran.
c. Pengadukan Beton
▪ Pengadukan Beton K175 dan K225 keatas harus menggunakan mesin
pengaduk.
▪ Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan harus diawasi.
▪ Bila karena suatu hal adukan yang tidak memenuhi syarat kekentalan sudah
mengeras sebagian atau bercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan
tidak dapat dipakai dan harus dibongkar dan disingkirkan dari lapangan.
d. Pengecoran, Pemadatan dan pengambilan sample beton untuk pengujian
▪ Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil,
selama pengecoran adukan beton harus dipadatkan dengan cara menumbuk
atau memukul-mukul cetakan atau menggunakan pemadat
mekanis/penggetar
▪ Pemadatan mekanis harus mengacu pada SKB 1992 dan PBI 1971.
e. Penutup Beton
Tebal penutup beton minimum (tidak termasuk plesteran) sebagai berikut :
▪ 5 cm untuk konstruksi yang berhubungan langsung dengan air.
▪ 2,5 cm untuk konstruksi yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.
f. Perawatan Beton
Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton harus
disiram 1 x sehari selama dua minggu secara kontiniu.
g. Pembongkaran Cetakan Beton
▪ Cetakan tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat dan beban lain yang bertumpu kepadanya.
▪ Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bertumpunya beban yang lebih
tinggi dari beban rencana atau akan terjadi keadaan yang membahayakan,
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.
h. Pelaksanaan Pekerjaan Beton
▪ Pekerjaan pondasi dan sloof
- Ukuran harus seuai gambar dan detail.
- Diameter besi tulangan harus sesuai dengan gambar detail.
▪ Pekerjaan Kolom konstruksi dan Kolom praktis
- Ukuran harus sesuai dengan gambar dan detail.
- Untuk Kolom praktis sesuai dengan ketebalan bata.
- Untuk kolom-kolom yang berhubungan dengan bata harus diberi stek-
stek besi.
- Diameter dan tulangan sesuai gambar detail.
▪ Pekerjaan Beton Ring Balok
- Ukuran harus sesuai dengan gambar detail.
- Tinggi dan letaknya sesuai dengan gambar rencana.
- Diameter besi dan penulangan sesuai gambar detail.
i. Persiapan Pengecoran Beton
▪ Umum
Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelumnya kontraktor
harus membuat laporan tertulis kepada Direksi Proyek tentang :
- Jumlah volume beton yang akan dicor.
- Jumlah alat-alat pengecoran yang ada dilapangan antara lain : mixer,
vibrator.
21
- Jumlah Portland Cement yang ada dilapangan.
- Jumlah Kerikil/Split yang tersedia.
- Jumlah cetakan-cetakan kubus yang ada.
- Jumlah Tenaga Kerja yang tersedia.
- Sumber air yang didatangkan untuk pengecoran.
- Perbandingan campuran beton sesuai dengan hasil test laboratorium.
- Time schedule pelaksanaan pengecoran.
- Skema jalannya pengecoran sampai selsai.
- Pengawas ahli dari kontraktor yang ditugaskan dilapangan.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut diatas terpenuhi
dan disetujui oleh Direksi Proyek
▪ Pencegahan korosi
Pipa, pipa listrik, angker dan bahan-bahan lain yang terbuat dari besi yang
akan ditanam dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan
pengecoran beton, kecuali jika ada perintah lain dari Direksi Proyek. Jarak
antara bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurang-kurangnya
5cm.
Cara yang dibenarkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukannya adalah
dengan menggunakan kawat ikat atau dengan mengelaskannya pada besi
beton
▪ Mempersiapkan permukaan yang akan dicor beton
Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua ruang yang akan diisi dengan
beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan
dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh.
Permukaan tanah atau lantai kerja harus dibasahi dengan siraman air
sebelum pengecoran, permukaan tersebut harus tetap basah dan permukaan
tersebut harus bersih dari Lumpur serta kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi daya/kekuatan beton yang dihasilkan.
▪ Sambungan beton.
Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan erat dengan beton baru
harus dikasarkan permukaannya terlebih dahulu kemudian bidang-bidang
tersebut dibersihkan dari kotoran-kotoran dan disiram air hingga basah dan
meresap kedalam permukaan bidang tersebut.
Permukaan sambungan beton yang horizontal harus diratakan dengan kayu
untuk memperoleh permukaan yang rata. Permukaan yang berisi koral dalam
jumlah yang besar harus dihindarkan.
Setelah permukaan yang dinyatakan siap dan atas persetujuan Direksi
Proyek, maka sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua permukaan
sambungan beton yang horizontal harus dilapis dengan adukan setebal
25mm atau dengan cairan calbond atau sejenisnya.
Lapisan adukan tersebut mempunyai campuran semen dan pasir yang sama
dengan campuran beton biasa kecuali bilamana diperintahkan lain oleh
Direksi Proyek.
Perbandingan air semen pada lapisan adukan tersebut tidak boleh melebihi
beton baru yang akan dicor diatasnya dan kekentalan dari lapisan adukan
tersebut harus cukup untuk pengecoran sesuai dengan syarat yang
ditetapkan.
Lapisan adukan tersebut harus dihamparkan secara merata dan harus
dikerjakan dengan benar sampai mengisi kedalaman seluruh liku-liku
permukaan beton lama yang tidak rata, sedapat mungkin harus
22
menggunakan sapu kawat untuk menyisipkan lapisan adukan tersebut
kedalam celah permukaan beton lama. Beton baru segera dicor diatas lapisan
adukan yang baru ditempatkan diatas beton yang lama.
Mutu Material
1. Mutu baja Tulangan
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai
dengan yang berlaku dinegara yang bersangkutan. Namun demikian pada umumnya
baja tulangan yang terdapat dipasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang
tecantum dibawah ini :
Tegangan lelah karakteristik (σ *au) atau
Mutu Sebutan tegangan karakteristik yang memberikan
regangan 0,2% (σ0,2) (Kg/cm2)
U-22 Baja Lunak 2.200
U-24 Baja Lunak 2.400
U-32 Baja Sedang 3.200
U-39 Baja Keras 3.900
U-48 Baja Keras 4.800
2. Pekerjaan Campuran
a. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut mortar (adukan) dilaksanakan sesuai
ketentuan. Perbandingan campuran yang digunakan sesuai dengan keperluan sebagai berikut :
▪ Adukan 1 : 2 dipakai untuk bagian yang memerlukan kedap air.
menggunakan 1 bagian semen : 2 bagian pasir
▪ Adukan 1 : 3 dipakai untuk raben pondasi dan afwerking beton
menggunakan 1 bagian semen : 3 bagian pasir
▪ Adukan 1 : 4 dipakai untuk pasangan bata, plasteran dinding, lantai granit/plasteran lantai.
menggunakan 1 bagian semen : 4 bagian pasir
▪ Adukan 1 : 3 : 5 dipakai untuk lantai kerja.
menggunakan 1 bagian semen : 3 bagian pasir beton : bagian 5 kerikil
▪ Adukan 1 : 2 : 3 dipakai untuk cor beton bertulang.
menggunakan 1 bagian semen : 2 bagian pasir beton : bagian 3 kerikil
b. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut beton ditentukan dengan cara sebagai
berikut:
▪ Untuk mutu beton B0, B1 dan K125 dilaksanakan dengan ukuran isi, pencampuran sedapat
mungkin dan diusahakan dengan Mesin Pengaduk Beton (Mollen).
▪ Untuk mutu beton K175 keatas ditentukan dengan suatu ukuran berat yang dibuktikan dengan
percobaab labor (mix design), pencampuran adukan harus menggunakan mesin pengaduk
beton (Mollen).
c. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan hasil pekerjaan ditolak dan harus
dibongkar. Segala biaya yang ditimbulkan sepenuhnya menjadi beban Kontraktor.
23
PASAL 2
PONDASI
PASAL 3
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN
1. Pekerjaan Dinding
a. Kelengkapan Peralatan
▪ Perlengakapan dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar
material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
▪ Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk pembuatan
garis pandu dan pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.
▪ Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan
scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu
jauh dengan dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan
langsung dengan dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan
akan roboh / jatuh.
b. Pelaksanaan Pemasangan
▪ Pekerjaan dinding batu bata dibuat dengan pasangan 1/2 bata dimulai dengan permukaan
balok sloof.
▪ Pasangan bata pada dinding dengan spesi adukan 1PC : 2PP (transram) dimulai dari balok
sloof hingga 30 cm diatas dinding.
▪ Pasangan bata selain yang tersebut diatas dipasang dengan adukan spesi 1PC : 4PP.
▪ Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan
dinding apakah sudah kondisi baik.
▪ Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan
bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya pengikatan
dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan
tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara 15-20 cm).
▪ Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada
bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan
pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan
dengan penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak
lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical
dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang
akan dipasangkan.
▪ Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang
bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai
satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan
pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan
bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan
demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
▪ Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan
dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan
dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar
sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
25
▪ Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang
berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan
berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap
rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan
kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
▪ Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah
terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng dipasangkan, anda kemudian harus
menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan
ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm. Pastikan
anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang dipasangkan
sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai
posisi atas.
2. Pekerjaan Plasteran
a. Persiapan
▪ Sebelum memulai pekerjaan plesteran, semua pipa-pipa untuk instalasi listrik atau instalasi air
sudah tertanam cukup kuat didalam dinding dengan rapi.
▪ Sebelum memulai pekerjaan plesteran, permukaan dinding batu bata yang akan diplester harus
disiram dengan air sampai benar-benar basah.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
▪ Pastikan tembok yang akan diplester dalam posisi tegak.
▪ Bersihkan permukaan dinding sebelum diplester dengan menggunakan sikat plester. Kemudian
basahi permukaan dinding menggunakana air supaya spesi dapat menempel dengan baik.
▪ Tentukan ketebalan plesteran dan pasang paku pada setiap pojok dinding, hubungkan benang
antar paku satu sama lain sesuaindengan ketebalan yang diinginkan. Apabila dinding menempel
pada benang, maka tembok harus dipahat agar sama rata.
▪ Dinding batu bata hingga ketinggian lebih kurang 30 cm diplaster dengan menggunakan
adukan 1 : 2.
▪ Dinding batu bata diatas ketinggian 30 cm diplester dengan menggunakan adukan 1 : 4.
▪ Buatlah adukan spesi plesteran dengan perbandingan 1pc:2kp:4ps dan air secukupnya.
▪ Hamparkan spesi ke permukaan dinding dan ratakan dengan roskam sambil diputar dan
ditekan supaya lapisan spesi melekat pada dinding.
▪ Hamparkan spesi ke permukaan hingga dirasa sudah cukup lebar, selanjutnya ratakan
menggunakan papan/balok perata dari atas tarik ke bawah.
PASAL 4
PEKERJAAN ATAP
2. Pekerjaan Atap
a. Bahan
▪ Bahan dasar Atap Longspan (Spandek) adalah Zincalume Clear Colorbond dengan ukuran
ketebalan 0.35mm TCT (Total Coating Thickness).
▪ Perpaduan baja lapis zinc dan kayu dengan daya tahan yang cukup kuat terhadap karat, tidak
mudah bocor dan sobek juga tahan terhadap perubahan cuaca yang ekstrim sekalipun.
b. Pelaksanaan
▪ Pemasangan Atap Longspan (Spandek) yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah
genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan
lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap.
▪ Pemasangan Atap Longspan (Spandek) dengan cara di bor dan kemudian dipasangkan mur
dengan jarak di sesuaikan pada setiap lembarnya, sehingga genteng metal tersebut lebih rapat
dan menempel dengan permukaan atap dengan kuat.
▪ Setelah pengeboran selesai dilakukan, berilah sealent pada setiap lubang yang telah dipasangkan
mur tersebut sehingga mencegah kebocoran pada saat hujan. Pemotongan Atap Longspan
(Spandek) lebih terlihat rapih jika dilakukan pada bagian atas.
▪ Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa
dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording terpasang nantinya.
4. Pekerjaan Perabung
a. Bahan
▪ Perabung yang dipakai adalah perabung Atap Longspan (Spandek), spesifikasi bahan sama
dengan atap Atap Longspan (Spandek).
b. Pelaksanaan
▪ Perabung dipasang setelah selesai pemasangan atap genteng metal.
▪ Pemasangan perabung harus benar-benar lurus, sehingga menghasilkan bidang yang rata dan
tidak begelombang.
27
b. Pelaksanaan
▪ Nok Pinggir dipasang setelah selesai pemasangan Atap Longspan (Spandek). .
▪ Pemasangan Nok Pinggir harus benar-benar lurus, sehingga menghasilkan bidang yang rata
dan tidak begelombang.
PASAL 5
PEKERJAAN PLAFOND / LANGIT-LANGIT
28
3. Pekerjaan List Profil
a. Bahan
▪ Untuk list profil bagian dalam menggunakan List Profil dari bahan Kayu 5 cm.
▪ Untuk list profil bagian luar menggunakan List Profil dari bahan Kayu 5cm.
b. Pelaksanaan
▪ Ukur pada posisi yang akan dipasang list Profil.
▪ Tentukan posisisi motif pada profil list Profil . Misalkan pada motif polos lazimnya terdapat
garis - garis kecil lurus dan terdapat juga lengkungan. Jadi sekiranya garis - garis lurus ini ingin
di komponen atas, karenanya pemotongannya nanti wajib di observasi.
▪ Kalau telah persiapkan list Profil atas dan bawah atau kiri dan kanan.
PASAL 6
PEKERJAAN LANTAI
1. Wiremesh M6
Pekerjaan Pengecoran Semenisasi
a. Ukuran dimensi jalan berpedoman pada gambar rencana.
b. Ukuran dimensi pembesian mempedomani gambar rencana, pembesian memakai Wiremesh type M6
c. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai dapat dipastikan bahwa bekisting/mal sudah terpasang.
e. Hasil pengecoran harus sempurna dan dirapikan sesuai dengan petunjuk direksi.
29
PASAL 7
PEKERJAAN PINTU JENDELA DAN VENTILASI
30
▪ Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
▪ Angkur-angkur untuk rangka/kosen kayu terbuat dari paku baja 4 -
5 cm dan ditempatkan pada interval 500 mm.
▪ Disyaratkan bahwa kosen kayu dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
- Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
- Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
- Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
- Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara
penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
▪ Toleransi pemasangan kosen kayu disatu sisi dinding adalah 10 - 25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
▪ Khusus untuk pekerjaan jendela geser kayu agar diperhatikan sebelum rangka kosen
terpasang.
▪ Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada ambang bawah
dan atas harus waterpass.
▪ Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic cat
atau bahan dari synthetic resin.
▪ Penggunaan ini pada swing door dan double door.
▪ Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi lapis cat supaya
kedap air .
▪ Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air .
2. Pekerjaan Penggantung,Pengunci
Pemasangan Engsel Pintu 4"
Pemasangan Engsel Jendela 3"
Pemasangan Kunci Tanam 2 Slaag
Pemasangan Grendel Jendela
Pemasangan Grendel Pintu
Pemasangan Kait Angin
Pemasangan Tarikan Jendela/Handle Jendela
1) Lingkup pekerjaan penggantung dan pengunci ini meliputi pengadaan pemasangan engsel, hendel,
kunci, grendel dan kait angin untuk daun pintu termasuk pengadaan tenaga kerja dan peralatan yang
dibutuhkan.
2) Untuk semua pintu dipakai engsel.
3) Kunci tanam untuk semua pintu kecuali pintu KM/WC (kecuali pintu besi).
4) Semua material tersebut diatas menggunakan produksi dalam negeri kualitas baik.
5) Semua bahan penggantung dan pengunci termasuk diatas harus lepas dan dibungkus aslinya setelah
dilakukan penyetelan. Pemasangan terakhir dilakukan setelah semua pekerjaan finishing kusen dan
daun pintu jendela selesai.
6) Sekrup-sekrup untuk pemasangan alat-alat penggantung dan pengunci harus dari bahan yang
sesuai/cocok dengan yang bersangkutan. Tidak diperkenankan memasang mati sekrup-sekrup
tersebut, cukup member lubang untuk sekrup.
7) Semua pemasangan alat-alat penggantung dan pengunci dalam keadaan kokoh, sekrup-sekrup dalam
keadaan kencang.
31
8) Pemasangan alat-alat penggantung dan pengunci tersebut tidak mengakibatkan perubahan posisi
daun pintu/jendela terhadap kusen.
9) Semua kunci dan alat – alat penggantung dapat berfungsi dengan baik.
PASAL 8
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Instalasi Listrik
a. Perlengkapan
Adapun perlengkapan dari instalasi listrik yang harus dipenuhi dalam pemasangannya. Misalnya
panel hubung bagi (PHB), alat-alat ukur, pengaman jaringan, pentanahan, sakelar dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa perlengkapan yang mesti dipenuhi dalam pemasangan atau instalasi
listrik untuk sebuah bangunan :
▪ APP (Alat Pembatas dan Pengukur)
APP singkatan dari alat pembatas dan penguku. Perlengkapan instalasi listirk ini memilikifungsi
untuk membatasi besarnya arus yang akan mengalir ke konsumen sehingga daya terpasang
yang telah ditentukan tidak bisa terlewati. Jika daya terpasang ini terlewati, maka pemutus akan
secara otomatis memutuskan arus listrik pada bangunan. Selain itu alat ini juga diperlengkapi
dengan alat-alat ukur untuk mengukur besaran-besaran listrik. Misalnya seperti tegangan listrik,
arus, faktor kerja, energi listrik dan sebagainya disesuaikan dengan kebutuhannya.
▪ Sistem TM (Sistem Tegangan Menengah)
Sistem tegangan menengah itu sendiri terdiri dari hantaran masuk, cubicle dan hantaran keluar.
Hantaran yang digunakan merupakan kabel tegangan menengah dan biasanya dengan kabel
XLPE atau N2XSBY. Sementara cubicle terdiri dari tiga bagian yaitu cadangan, incoming dan
cubicle outgoing. Pengaman arus listriknya terdiri dari sekering dan LBS (Load Break Switch).
▪ Sistem TR (Sistem Tegangan Rendah)
Sistem tegangan rendah ini sendiri meliputi berbagai perlengkapan listrik tegangan rendah, baik
itu untuk pembagian tenaga listrik, penyaluran, pengamanan maupun pengendaliannya.
Pembagian tenaga listrik dilakukan dalam panel listrik.
Di dalam panel listrik untuk kebutuhan daya yang besar atau yang disebut Main Distribution
Panel. Biasanya, busbar atau rel ini dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan
dengan saklar pemisah. Yang satu mendapat saluran masuk dari APP, dan satunya lagi dari
sumber listrik sendiri (bisa dari genset).
Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP.
Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati akibat
gangguan ataupun karena pemeliharaan. Maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan
adanya sumber listrik sendiri, yaitu genset dapat digunakan sebagai cadangan.
Untuk hantaran utamanya dapat menggunakan kabel feeder dan biasanya menggunakan
NYFGBY. Semenatar itu, untuk hantaran cabang biasanya digunakan NYM.
Dengan demikian, perlengkapan instalasi yang disebutkan tadi itu diharapkan
dapat mempermudah dalam :
- Penentuan serta pembagian energi listrik yang merata dan tepat bagi bangunan.
- Membarikan pengamanan instalasi dan pemakaian listrik untuk bangunan.
- Melakukan pemeriksaan, perbaikan, atau pemeliharaan pada listrik untuk bangunan.
▪ PBH
PHB yang dipasang perlu diperhatikan agar dapat melakukan fungsi-fungsinya di antaranya
adalah sebagai berikut :
- Supaya mudah dilayani dan aman penggunaannya.
- Dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
32
- Jika dipasnag di depan panel, maka ruanganya harus bebas.
- Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab supaya penggunaannya aman.
▪ Panel Distribusi Listrik
Dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik, maka di bawah ini adalah beberapa hal yang
harus diperhatikan supaya dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan PUIL, di antaranya :
- Semua penghantar listrik atau kabel harus disusun secara rapi.
- Semua komponen harus dipasang rapi.
- Semua bagian yang bertegangan harus terlindung.
- Semua komponen harus terpasang dengan kuat supaya memberi keamanan.
- Apabila tejadi gangguan tidak akan meluas.
- Mudah diperluas atau juga dikembangkan jika diperlukan.
- Mempunyai keandalan yang tinggi.
b. Bahan
Komponen Listrik Gedung Pembangunan Ruang Guru SD NEGERI 05 SUNGAI PINANG
▪ Panel Box : 1 Bh
▪ Lampu LED 18 watt : 5 Bh
▪ Saklar Ganda : 1 Bh
▪ Stop Kontak : 3 Bh
c. Pelaksanaan/Pemasangan
Membuat Gambar Instalansi Listrik Gedung/ Pedoman untuk perancangan instalansi listrik untuk
bangunan atau gedung :
▪ Gambarlah denah bangunan yang akan dipasangkan listrik (gambar sesuai gambar rencana).
▪ Penggunaan tiap-tiap ruangan dalam gambar yang akan dipasangi listrik.
▪ Menentukan letak perlengkapan hubung pembagian listrik. Perlengkapan hubung bagi (PHB)
harus dipasang di tempat yang mudah dicapai dari jalan masuk gedung atau bangunan.
▪ Gambar penempatan titik-titik lampu dan sakelar-sakelarnya serta hubungan antara sakelar
dengan lampu yang dilayaninya. Sakelar untuk penerangan umum biasanya selalu ditempatkan
di dekat pintu sehingga kalau pintunya dibuka sakelarnya dapat langsung dan mudah untuk
dijangkau (gambar sesuai gambar rencana).
▪ Gambar penempatan kotak-kotak kontak dindingnya. Secara umum, kotak kontak dinding
sebaiknya dipasang tidak jauh dari sudut-sudut ruangan. Kotak kontak dinding yang dipasang
di tengah-tengah dinding, besar kemungkinannya akan tertutup atau terhalang oleh suatu
perabot sehingga kurang berfungsi (gambar sesuai gambar rencana).
PASAL 9
PEKERJAAN INSTALASI SANITARY
1. Instalasi Sanitary
a. Bahan
▪ Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor ini adalah pipa PVC kelas AW,
dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 10 kg/cm2.
▪ Semua fiting pipa seperti tee, knee, reducer, union, elbow, plug, socket terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan pipanya (galvanized Iron Pipe).
▪ Pipa yang digunakan Pipa PVC 3/4" (Saluran Air Bersih)
▪ Kran Air Wastafel dan Karan Air Kitchen yang digunakan dari bahan stainless steel
b. Perlengkapan
Komponen Sanitary
▪ Wastafel : 1 Bh
33
▪ Kran Wastafel : 1 Bh
▪ Pipa PVC 3/4" (Saluran Air Bersih) : 2,5 M1
c. Pelaksanaan
▪ Instalasi plumbing air bersih
- Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
- Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
- Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup,
minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
- Pipa yang akan disambung, bab ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya
sambungan dapat lengket dengan kuat.
- Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan
seal tape gres disambungkan ke alat sanitair.
▪ Instalasi plumbing air kotor
- Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10
bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang berpengaruh sehingga tidak mudah
bocor.
- Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
- Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
- Pasangan clean out dan accessories lainnya.
- Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
- Pipa yang akan disambung, bab ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya
sambungan dapat lengket dengan kuat.
- Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi ganjal yang cukup berpengaruh supaya sambungan
tidak kendor akhir beban air hujan yang dapat menimbulkan kebocoran.
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Pengecatan
a. Persiapan
▪ Lingkup Pekerjaan Pengecatan meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang
diperlukan untuk pekerjaan pengecatan (sesuai dengan gambar kerja dan RAB).
▪ Pekerjaan pengecetan harus dilaksanakan sebaik-baiknya, dengan hasil yang tidak
menggelombang, mengelupas atau cacat lainnya.
▪ Apabila terjadi hal-hal seperti pada diatas maka Kontraktor harus mengadakan
perbaika/pengecatan ulang hingga disetujui Konsultan Pengawas, dan biaya perbaikan
tersebut diatas menjadi beban Kontraktor.
▪ Kaleng cat yang digunakan harus masih disegel, tidak pecah atau bocor dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
▪ Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan
bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya dan Kontraktor bertanggung jawab, bahwa
bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
▪ Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor harus
mengajukan daftar bahan cat kepada Konsultan Pengawas, kemudian atas
persetujuan/diketahui oleh Pemberi Tugas. Maka Kontraktor harus menyiapkan bahan cat
dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh wama yang akan disetujui/digunakan atas
biaya Kontraktor
34
b. Bahan
▪ Bahan-bahan yang digunakan adalah Cat Setara ICI Dulux, Indopaint terbuat atas dasar
Resin Acetate Emulsion. Dengan Sifat Umum :
- tahan terhadap pengaruh cuaca.
- tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan.
- mengurangi pori-pori dan tembus uap air.
- tidak berbau.
- daya tutup tinggi.
c. Pelaksanaan
▪ Sebelum diadakan pengecatan dasar maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Dinding dan bagian yang akan dicat harus bebas dari retak-retak, pecah atau kotoran
yang menempel harus dibersihkan.
- Permukaan dinding sudah rata/kering dan halus serta rapih, dianggap wajar oleh
Konsultan Pengawas untuk dilapisi dengan cat.
- Semua proses pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
▪ Untuk Pengecatan Tembok Dalam, Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup
waktu untuk mengering, setelah permukaan tembok kering/setelah diaci rapih, maka
persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok dan pengapuran/pengkristalan
yang biasa terjadi pada tembok-tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih. Kemudian dilapis tipis dengan plamur. Pada bagian dimana
banyak terjadi reaksi alkali dan rembesan air harus diberi lapisan Wall Sealant Setelah
kering permukaan tersebut, diamplas lagi sampai halus. Kemudian dicat dengan lapisan
pertama. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus
sampai kering. Kemudian dicat dengan lapisan kedua dan seterusnya.
▪ Untuk Pengecatan Tembok Luar, sama halnya dengan proses cat tembok Dalam, pada
pengecetan akhir tembok luar ini diberi cat khusus tembok luar (highly weather
resistant exterior wall paint).
▪ Khusus tembok luar tembok harus di aci dasar dan halus, dan tidak diperkenankan
memakai plamur.
▪ Pelaksanaan Pengecatan Langit-langit, Pada dasamya sama dengan pelaksanaan
pengecatan tembok yaitu :
- Dibersihkan satu kali dicat dengan cat dasar (diplamur), Diamplas, Sekali lagi dicat dasar
- Dicat lagi sampai rata semua tebalnya dan merata wamanya.
PASAL 11
PEKERJAAN LAIN - LAIN ( LUAR BANGUNAN )
Batu Prasasti
Pembuatan Saluran Keliling
Pembuatan Rabat Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
Pembuatan RAMP Beton f'c 14,5 Mpa , camp 1 : 2 : 3
Pemasangan Handrailling stainless steel 2"
Pembuatan Tempat Cuci Tangan
Rambu- rambu Penunjuk Arah ( Akrilic )
35
1. Batu Prasasti
Bahan Batu prasasti terbuat dari bahan keramik dengan ukuran 20 x 30 Cm dipasang di bagian
dinding bangunan dengan presisi dan estetik.
PASAL 12
PEKERJAAN AKHIR DAN PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Halaman harus dibersihkan dari semua kotoran, bekas-bekas bahan bangunan dan tanah sekitar 3 meter
disekeliling bangunan diratakan
2. Pekerjaan bangunan dan halaman harus sudah dalam keadaan siap untuk digunakan, baru penyerahan
pertama dapat dilaksanakan
a. Seluruh bagian dari gedung sudah lengkap sesuai spesifikasi gambar-gambar rencana dan
memenuhi syarat-syarat teknis.
b. Lantai, kaca, cat-cat, pekerjaan atap, parit, perataan tanah/halaman dan seluruh kotoran telah
dibersihkan.
c. Instalasi air bersih/kotor sudah dapat bkerja lancar.
d. Instalasi listrik sudah siap disambung.
e. Setiap pintu dan jendela sudah dapat dibuka dengan baik.
f. Pekerjaan cat sudah selesai dalam garis besarnya, yang tinggal hanya penyempurnaannya saja.
3. Serah terima dari pekerjaan merupakan penyerahan pekerjaan, dapat dilaksanakan dengan syarat :
a. Semua Pekerjaan pembetulan/penyempurnaan, pembersihan, kerapian, telah selesai baik dan
sempurna.
b. Semua Pekerjaan telah disiapkan/diserahkan pakai Surat Tanda Terima.
c. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
PASAL 13
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
Spesifikasi teknis ini telah menggunakan barang/jasa yang memiliki Tingkat komponen Dalam Negeri
(TKDN) yang mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri, memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI), produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri, dan
produk ramah lingkungan hidup. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
36
PASAL 14
PENUTUP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini tidak menguraikan selengkapnya mengenai uraian pekerjaan,
bahan, kualitas, cara pengerjaan, dan apa yang harus dilakukan oleh pemborong, sejauh tidak menyimpang
dari aturan dan standart. Bangunan ini harus siap dikerjakan sesuai dengan penawaran pemborong, serah
terima pekerjaan pertama adalah saat pekerjaan bangunan dapat dimanfaatkan, serah terimanya dibuatkan
berita acaranya.
Setelah pekerjaan diserah terimakan kedua kalinya atau setelah masa pemeliharaan pemborong harus
membersihkan lagi bagian luar bangunan dari bekas bangunan sementara. Meskipun dalam bestek ini pada
uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong
tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada
dan dimuat dalam bestek ini. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini,
tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam bestek ini, tetapi diselengarakan dan diselesaikan oleh kontraktor,
harus dianggap seakan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam bestek ini, untuk menuju penyerahan selesai
yang lengkap dan sempurna, sesuai menurut pertimbangan. Hal-hal lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan
ini dan belum disebut/tercantum dalam bestek ini dapat dinegosiasikan kemudian oleh Penyedia Jasa dengan
Pengguna Jasa.
SUPRIYADI, S.Pd
NIP. 19671205 200012 1 001
37
Mata Pembayaran Utama (MPU)
38
Mata Pembayaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
39