Arsitek harus dilengkapi dengan pengetahuan tentang banyak cabang studi dan berbagai jenis
pembelajaran, karena menurut penilaiannya semua pekerjaan yang dilakukan oleh seni lain diuji.
Pengetahuan ini adalah anak dari praktik dan teori. Praktek adalah latihan ketenagakerjaan yang
berkesinambungan dan rutin di mana pekerjaan manual dilakukan dengan bahan yang diperlukan
sesuai dengan desain gambar. Teori, di sisi lain, adalah kemampuan untuk menunjukkan dan
menjelaskan produksi ketangkasan pada prinsip-prinsip proporsi.
Ilmu pengetahuan secara etimologi dapat diartikan sebagai suatu bidang kajian atau pengetahuan
yang sistematik yang dapat menerangkan sebuah fenomena dengan berdasarkan fisik atau materi,
tentunya melalui metode ilmiah. Selain itu dalam mengkaji fenomena, juga terdapat tuntutan
agar dia berlaku universal, tentunya selaras dengan teori ilmu. Keabsahan dari ilmu pengetahuan
parameternya terletak pada kadar “kebenaran”.
Arsitektur pada dasarnya terbentuk dari rangkaian teori dan pernyataan yang berada pada
lingkungan penalaran tersendiri. Dalam pengertian ini berarti bahwa nilai kebenaran teori dalam
arsitektur sifatnya tidaklah mutlak, misalnya jika dibandingkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam
dan Matematika. Meskipun demikian, konteks arsitektur dalam pandangan Ilmu Pengetahuan
dapat dibawa menjadi Paradigma. Yakni karena “teori arsitektur” dan “teori-teori tentang
arsitektur” merupakan rangkaian yang terkadang berhubungan ataupun dilandaskan pada bidang
keilmuan lain. Yang jelas bahwa arsitektur sendiri tersusun dari kesepakatan-kesepakatan
diantara para ilmuwannya atas teori-teori perangkainya.