Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran
sangat besar dalam penelitian adalah teori. Suatu landasan teori dari suatu
penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi
literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting
adalah tulisan itu berdasarkan riset.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep
dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teoritis untuk pelaksanaan. Landasan teori ini perlu ditegakkan
agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini
merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilimiah untuk
mendapatkan data.
Dalam makalah ini disajikan bagian dari materi Metode penelitian
tersebut, yakni tentang landasan teori, kerangka pikir dan hipotesis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimalsud Landasan Teori?
2. Apa Yang Dimaksud Kerangka Berfikir ?
3. Apa Yang Dimaksud Hipotesis ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep
dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990).
Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar
yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Kerlinger (1978)
mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat
berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
William Wiersma (1986) menyatakan bahwa teori adalah
generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Selanjutnya Sitirahayu
Haditono (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan
meramalkan gejala yang ada.1
Mark (1963) dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya
tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan
data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain :
1. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan
diterangkan.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung:Alfabeta, 2015), hlm 79-80

2
2. Teori yang induktif : adalah cara menerangkan dari data ke arah teori.
Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada
kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional : di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara
data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan
teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori
dapat dipandang sebagai berikut.
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara
logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis
mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris
dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang
diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep
yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan
yang menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang
fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.

Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik


kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang
umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh
melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji
kebenarannya, bila tidak maka dia bukan teori.
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara
sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan
pengendalian (control) suatu gejala.2

2
Ibid, hlm 81

3
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua
peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori
yang digunakan harus jelas, karena teori di sini akan berfungsi
untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun
instrumen penelitian. Oleh karena itu, landasan teori dalam
proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang
akan dipakai.3

B. Kerangka berfikir
Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah
dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang
telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan
pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel
berdasarkan pembahasan teoritis.
Uma Sekaran (Dalam Sugiyono, 2008) mengatakan bahwa
Kerangka Berpikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah yang penting.
Penyusunan kerangka berfikir, yaitu argumentasi yang
menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang
saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka
berfikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah
yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor
empiris yang relevan dengan permasalahan
Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2008) menengarahi bahwa kerangka
berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.

3
Ibid, hlm 85

4
2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan
menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti, dan teori yang
mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah
hubungan antar variabel itu positif atau negatip, berbentuk simetris,
kausal atau interaktif (timbal balik).
4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami
kerangka berpikir yang dikemukakan.4

C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yyang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hipotesis penelitian perlu dibedakan dengan hipotesis statistik.
Hipotesis statistic itu ada bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian, yaitu hipotesis kerja dan
hipotesis nol. Hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja dinyatakan
dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif.5
1. Bentuk-bentuk hipotesis

4
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/landasan-teori-kerangka-pikir-dan-hipotesis/
5
Sugiyono, hal 96

5
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan
masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka
bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu :
a. Hipotesis deskriptif
b. Hipotesis komparatif
c. Hipotesis asosiatif
2. Paradigma penelitian, rumusan masalah, dan hipotesis
Dengan paradigma penelitian, peneliti dapat menggunakannya sebagai
panduan untuk merumuskan masalah dan hipotesis penelitiannya, yang
selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data
dan analisis.
Dalam setiap paradigma penelitian, minimal terdapat satu rumusan
masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif.
3. Karakteristik hipotesis yang baik
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri,
perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan
merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih
(pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan).
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan
berbagai penafsiran.
c. Dapat diuiji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-
metode ilmiah.6

6
Sugiyono, hal 100-106

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran
sangat besar dalam penelitian adalah teori. Teori adalah alur logika atau
penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi
yang disusun secara sistematis. Teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk
menjelaskan, meramalkan, dan pengendalian suatu gejala.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori
yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua
adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian,
karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat
prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga digunakan mencandra dan
membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk
memberikan saran dan upaya pemecahan masalah. Dalam landasan teori
perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga
selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (bandung : alfabeta, 2015).

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/landasan-teori-kerangka-pikir-
dan-hipotesis/

Anda mungkin juga menyukai