Anda di halaman 1dari 6

1.

Fungsi Landasan Teori

Menurut Kerlinger dalam Nazir (2005:19) menyatakan, bahwa “Landasan

teori adalah sebuah set konsep atau konstruk yang berhubungan satu dengan yang

lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dan

fenomena.” Landasan teori digunakan dalam setiap penelitian. Penelitian

kuantitatif menggunakan teori yang jelas. Landasan teori berfungsi untuk

memperjelas masalah yang akan diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan

hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian.

Kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi landasan teori yang

pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau

konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk

merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya

hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi

teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga

selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah.

Sugiyono (2010:11) menyebutkan tiga fungsi landasan teori tersebut sebagai

berikut.

a. Digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk

variabel yang akan diteliti.

b. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada

dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.


c. Digunakan untuk mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga

selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya penelitian

pemecahan masalah.

Telah dikemukakan oleh Sugiyono, bahwa landasan teori dalam penilitian

itu memiliki tiga fungsi. Ketiga fungsi ini bergantung pada bagaimana teori itu

berperan dalam menyikapi variabel-variabel dalam penelitian. Berikut penjelasan

fungsi-fungsi dari landasan teori.

1) Menjelaskan (explanation)

Teori yang berfungsi menjelaskan ini adalah untuk menjelaskan tentang

variabel yang akan diteliti. Pertanyaan apa dan mengapa dapat menghasilkan

jawaban yang berupa teori penjelasan dari variabel-variabel dalam suatu

penelitian. Contohnya seperti pertanyaan mengapa filsafat menjadi induk ilmu

pengetahuan. Dapat dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan.

2) Meramalkan (prediction)

Teori yang berfungsi meramalkan ini dapat digunakan untuk meramalkan

suatu variabel dalam penelitian untuk mengetahui apa yang akan terjadi jika suatu

hal dilakukan terhadap variabel tersebut. Biasanya pertanyaan atau masalah yang

muncul mengenai teori ini adalah bagaimana jika dan apa yang akan terjadi, dari

pertanyaan ini akan muncul jawaban berupa teori yang berfungsi meramalkan.

3) Pengendalian (control)

Teori yang berfungsi mengendalikan ini adalah berfungsi untuk

memberikan solusi atau jalan keluar dari suatu masalah yang ada atau memberi
petunjuk tentang apa yang perlu dilakukan agar suatu hal dapat berjalan harmonis

seperti yang diharapkan.

Pengertian landasan teori juga dikemukakan oleh Sukmadinata (1999: 20)

menyatakan, bahwa “Minimal ada tiga fungsi landasan teori yang sudah

disepakati oleh para ilmuwan, yaitu: (1) mendeskripsikan; (2) menjelaskan; dan

(3) memprediksi. Landasan teori berguna untuk meringkas dan menyusun

pengetahuan yang ada dalam suatu bidang tertentu. Kegunaan landasan teori

dalam penelitian kuantitatif ialah sebagai landasan dari kerangka berpikir yang

membingkai kegiatan penelitian itu sendiri agar tidak meluas dan keluar dari

tujuan-tujuan yang telah dirumuskan sesuai dengan kaidah teoritik yang telah

dibangun.

2. Proses Landasan Teori hingga Sampai pada Kerangka Berpikir

Landasan teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi

yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi

hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52). Sedangkan kerangka

berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Landasan teori memiliki hubungan yang sangat erat dengan kerangka berpikir.

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi

argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.

Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala

yang menjadi obyek permasalahan.


Proses landasan teori sampai pada kerangka berpikir dimulai dari konsep

hubungan pertautan antara variabel yang diteliti, jika ada dua variabel dalam

penelitian misalnya variabel dependen dan independen, maka kerangka berfikir

menjelaskan bagaimana hubungan keduanya. Kemudian konsep tersebut disertai

oleh teori-teori yang mendukungnya. Prioses tersebut dapat dilihat dari contoh

penggunaan media audiovisual dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi

siswa kelas VIII. Pada contoh tersebut terdapat variabel dependen dan

independen. Variabel dependenya ialah penggunaan media audiovisual sedangkan

variabel independennya ialah kemampuan menulis puisi. Kemudian dari variabel

tersebut diikuti oleh landasan-landasan teori, misalnya pengertian dari media

pembelajaran, audiovisual, menulis puisi, dan teori-teori pendukung lainnya. Dari

konsep tersebut munculah suatu kerangka berpikir. Kerangka berpikir tersebut

disajikan melalui gambar berikut.

Gambar Kerangka Berpikir

Penggunaan Media
Pembelajaran
Audivisual

Pengaruh Kendala

Kemampuan
Menulis Puisi
3. Proses Landasan Teori hingga Menjadi Rumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah setelah peneliti

mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah

penelitian yang dimaksudkan dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono,

2010).

Pengertian hipotesis juga dijelaskan oleh Arikunto (2010:110) yang

menyatakan, bahwa “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpu.” Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Nazir (2005:151) menyatakan, bahwa

“Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,

yang kebenarannya harus diuji secara empiris.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa

hipotesis adalah pernyataan sementara yang diterima kebenarannya sebagaimana

adanya.

 Landasan teori merupakan tahapan penelitian yang penting untuk

membangun atau merumuskan suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih

haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan

menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan
suatu hipotesis penelitian. Proses landasan teori hingga menjadi hipotesis dimulai

dari menguji hipotesis yang diturunkan dari teori, agar teori yang digunakan

sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur dalam kenyataan

sebenarnya. Teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang

dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui

proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi

tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam

bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat

diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel.

Anda mungkin juga menyukai