Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat ilmu sebagai suatu bidang keilmuan yang sudah lama dipelajari

manusia masih relevan untuk dikaji, hubungannya dengan penjelasan-penjelasan

lanjut untuk memperdalam sebuah teori dasar keilmuan di era modern sekarang

ini. Filsafat digunakan para ahli teori untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

tentang hakikat ilmu, yang mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi

dari sebuah keilmuan. Memperdalam sebuah keilmuan di era modern sekarang ini

tidak lepas dari sebuah teori filsafat yang sudah dikembangkan sejak jaman

Yunani kuno. Masa Yunani kuno para ahli ternama filsafat seperti Plato dan

Aristoteles telah mendefinisikan filsafat sebagai sebuah cabang keilmuan sendiri

dengan definisinya masing-masing dan turun temurun kepada para ahli filsafat

pada generasi selanjutnya.

Filsafat merupakan ilmu dasar dalam pengembangan keilmuan dimulai

dari era Yunani kuno, abad pertengahan maupun di era modern sekarang ini.

Filsafat ilmu menjadi kajian menarik dalam merumuskan sebuah perkembangan

ilmu di era modern sekarang ini, sehingga dalam ilmu filsafat dapat dikategorikan

dalam berberapa tahapan perkembangan. Mulai dari zaman pra Yunani kuno yaitu

abad 15-7 SM, zaman Yunani kuno abad abad 7-2 SM, zaman pertengahan abad

2-14 SM, zaman Renaissance abad 14-17 M, zaman modern, dan zaman

kontemporer. Pada masing-masing zaman, filsafat ilmu memiliki tokoh dan


2

ahlinya masing-masing yang menjadi dasar pengembangan ilmu filsafat sekarang

ini.

Masing-masing zaman muncul teori-teori baru tentang ilmu filsafat oleh

para tokohnya, satu diantaranya zaman Renaissance yang hidup pada abad 14-17

Masehi. Zaman Renaissance dipelopori oleh tokoh-tokoh terkenal, seperti Roger

Bacon, Copernicus, Tycho Brahe, Johanes Kepler, dan Galileo-Galilei. Tokoh-

tokoh tersebut memaparkan teori-teori tentang filsafat yang kemudian menjadi

jembatan dari kajian filsafat zaman pertengahan dan kajian filsafat zaman modern.

Menarik bagi disiplin ilmu modern sekarang ini mendalami kajian zaman

Renaissance.

Zaman Renaissance merupakan era sejarah perkembangan dan kemajuan

memulai perjalanannya, dan menghantarkannya sampai pada era modern seperti

sekarang ini. Pentingnya peran filsafat ilmu zaman Renaissance sampai para ahli

era modern kesulitan menentukan batas-batas antara zaman Renaissance dan

zaman modern. Walaupun demikian perkembangan antar zaman dalam dunia

filsafat harus tetap ditentukan sebagai tanda perkembangan di masing-masing

zaman. Oleh karena itu, penulis dalam makalah ini membahas filsafat ilmu zaman

Renaissance dengan spesifik.


3

B. Rumusan Masalah

Mendalami dan menganalisis perkembangan filsafat ilmu seperti yang

sudah diungkapkan pada latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

dalam makalah yang membahas zaman Renaissance ini sebagai berikut.

1. Bagaimana perkembangan ilmu zaman Renaissance?

2. Apa saja pemikiran-pemikiran yang dihasilkan oleh para filsuf zaman

Renaissance?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembahasan perkembangan filsafat ilmu zaman Renaissance

dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Memaparkan perkembangan filsafat ilmu zaman Renaissance.

2. Memaparkan pemikiran-pemikiran yang dihasilkan oleh para filsuf zaman

Renaissance.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari pembahasan perkembangan filsafat ilmu zaman

Renaissance dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Mengetahui perkembangan filsafat ilmu zaman Renaissance.

2. Mengetahui pemikiran-pemikiran yang dihasilkan oleh para filsuf zaman

Renaissance.
4

BAB II

PEMBAHASAN

1. Perkembangan Ilmu Zaman Renaissance

Surajiyo (2017:86) menyatakan, bahwa “Renaissance ialah zaman peralihan

ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan

modern.” Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran

yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak

didasarkan atas campur tangan siapapun. Pernyataan tersebut juga didukung oleh

Endraswara (2017:47) menyatakan, bahwa “Zaman Renaissance ialah zaman

peralihan ketika lebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan

modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran

yang bebas.”

Renaissance merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan

perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang

menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap keesaan dan

supremasi Gereja Katolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya humanisme.

Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu

pengetahuan. Zaman Renaissance manusia mulai berpikir secara baru dan secara

berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja serta

mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu.

Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman

Renaissance. Wiramihardja (2006:59) menyatakan, bahwa “Renaissance


5

melahirkan kembali kebudayaan klasik, yaitu kebudayaan Yunani dan Romawi.”

Pusat perhatian pemikiran pada zaman ini tidak lagi tentang alam atau pun Tuhan

seperti abad pertengahan, melainkan manusia. Oleh karena itu, manusia yang

dianggap sebagai titik fokus kenyataan (Surajiyo, 2014:157).

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Huijbers (1982:50) menyatakan, bahwa

“Zaman Renaissance manusia lebih-lebih dihargai sebagai pribadi individual,

entah dalam bidang kesenian entah dalam bidang hidup lain.” Pernyataan ini

didukung oleh Sudarsono (2001:60) menyatakan, bahwa “Secara historis

Renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi zaman di mana orang merasa

sebagai telah dilahirkan kembali dalam keadaan suci.”

Zaman Renaissance dilatarbelakngi oleh beberapa faktor. Pertama, pudarnya

kekuasaan politik dan spiritual sehingga mengakibatkan lahirnya semangat

pembaruan dan pembebasan. Kedua, berkembangnya jiwa dan semangat

individualisme. Ketiga, pertentangan antara universalia dan individualia berakhir

dengan kemenangan individualia. Keempat, timbulnya kebanggaan terhadap harta

dan derajat manusia.

Achmadi (2008:83) menyatakan, bahwa “Renaissance atau kelahiran

kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran

yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis, Spanyol, dan selanjutnya menyebar

ke seluruh Eropa.” Perkembangan pertama Renaissance terjadi di kota Firenze.

Kota ini dipengaruhi secara bersama oleh bangsawan dan pedagang. Kebebasan

besar membuat seniman dapat berkumpul dan mendirikan gilda-gilda seni yang
6

mengangkat seniman-seniman terkenal seperti Leonardo Da Vinci, Michelangelo,

Machiavelli, dan Giordano Bruno.

Bidang teknologi yakni Johannes Gensfleisch, seorang yang pandai dan

pencipta berkebangsaan Jerman. Karyanya adalah cetakan untuk mencetak huruf

secara tepat. Bidang astronomi yakni Copernicus seorang astronom,

matematikawan, dan ekonom yang berkebangsaan Polandia. Ia mengembangkan

teori heliosentrisme (berpusat di matahari).

Zaman Renaissance memberikan pengaruh terhadap perkembangan dalam

berbagai bidang. Hal ini dapat dilihat dari bidang astronomi, politik, dan ilmu

pengetahuan. Zaman Renaissance memiliki filsuf-filsuf yang berpengaruh pada

ilmu astronomi, misalnya Copernicus dan Keppler. Karya filsuf Copernicus dan

Keppler memberikan sumbangan yang besar bagi bidang astronomi.

Copernicus menciptakan sebuah model untuk perhitungan hukum-hukum

alam. Keppler menunjukkan bahwa astronomi menjadi penentuan gerakan benda-

benda angkasa dalam suatu lintasan yang tertutup. Ranah politik, budaya

renaissance berkontribusi dalam pengembangan konvensi diplomasi. Berkaitan

dengan situasi politik, Kartodirdjo (1990:38) menyatakan, bahwa “Situasi politik

pada masa Renaissance menguntungkan perkembangan individu, oleh karenanya

kesenian dan illmu pengetahuan maju dengan sangat pesatnya.” Ranah ilmu

pengetahuan, gerakan renaissance membantu meningkatkan kebutuhan atas hasil

pengamatan atau observasi.


7

2. Pemikiran-pemikiran oleh Para Filsuf Zaman Renaissance

Filsuf yang lahir pada zaman renaissance antara lain Roger Bacon,

Copernicus, Tycho Brahe, Johannes Kepler, dan Galileo Galilei. Lubis (2016:114)

menyatakan, bahwa “Roger Bacon dianggap salah seorang tokoh besar yang

membangunkan Eropa dari masa kegelapan dan melahirkan Renaissance.”

Mustansyir (dalam Surajiyo, 2017:86 – 87) memaparkan pemikiran-pemikiran

yang dikemukakan oleh para filsuf dari Zaman Renaissance sebagai berikut.

a. Roger Bacon, berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan


utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika
merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan.
b. Copernicus, mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi
matahari, sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisisme). Pendapat ini
berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan
Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta
(geosentrisme).
c. Johannes Keppler, menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penye-
lidikan Brahe sebelumnya, yaitu
1) Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti
lintasan circle, namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit
semua planet berbentuk elips.
2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan
matahan selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
3) Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata
dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan
untuk melewati orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2: Q2
= X3: Y3.
d. Galileo Galilei, membuat bintang teropong terbesar pada sa itu dan
membelakangi sebagian besar permasalahan langsung. Ia menceritakan
beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi. Ia melihat planet
Venus dan Mercurius yang menunjukkan perubahan-perubahan seperti
bulan lalu, sehingga ia memutuskan planet-planet yang memancarkan
cahaya itu sendiri, hanya dapat memantulkan cahaya dari matahari.
8

Selain empat filsuf di atas, filsuf yang berpengaruh di zaman Renaissance

yaitu Tycho Brahe (1546 – 1601). Ia adalah seorang bangsawan yang tertarik pada

sistem astronomi baru. Ia membuat alat yang ukurannya besar untuk mengamati

bintang-bintang dengan teliti. Perhatian Tycho Brahe dimulai pada bulan

November tahun1572 dengan munculnya bintang baru di gugusan Cossiaopeia,

yaitu bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum bintang tersebut padam

lagi. Bintang yang singkat menjadi cemerlang dalam bahasa modern disebut nova

atau supernova.

Timbulnya bintang baru itu menggugurkan pendapat yang dianut sampai

pada saat itu, yaitu angkasa diciptakan Tuhan, maka angkasa tidak dapat berubah

sepanjang masa dan bentuknya tetap. Beberapa tahun kemudian, Tycho Brahe

berhasil menyusun sebuah observatorium yang lengkap dengan alat, kepustakaan,

dan tenaga pembantu. Tycho Brahe berpendapat bahwa benda-benda angkasa

terapung bebas dalam ruang angkasa. Maksum (2015: 114 – 126) juga

menyatakan, bahwa “Ada empat filsuf penting yang hidup di masa Renaissance

ini, yaitu Nicolo Machiavelli, Francis Bacon, Blaise Pascal dan Thomas Hobbes.”

Pemikiran-pemikiran keempat filsuf tersebut dipaparkan sebagai berikut.

a. Nicolo Machiavelli

Nicolo Maciavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia. Ia merupakan satu di

antara filsuf zaman Renaissance bidang politik. Pada zaman renaissance Nicolo

Maciavelli melahirkan dua filsafat yakni filsafat politik baru dan tujuan

menghalalkan segala cara. Ia dikecam sebagai guru penipuan dan penghianatan

politik. Di lain pihak, ia dipuja sebagai pahlawan Italia yang bersemangat dan
9

mengabdikan dirinya bagi kebaikan warga negaranya, sebagai demokrat besar,

dan sebagai pemikir yang memberi sumbangsih besar pada kebebasan manusia

dan nasib manusia.

Nicolo Maciavelli mengungkapkan pemikiran-pemikiran pada filsafat

politik baru dan tujuan menghalakan segala cara. Dalam filsafat politik baru ia

mengungkapkan bahwa manusia dalam berpolitik mengabaikan pertimbangan-

pertimbang moral. Pernyataan ini didukung oleh Maksum (2016:100)

menyatakan, bahwa “Bukan bagaimana rakyat harus bertingkah laku; bukannya

siapa yang mesti berkuasa, tetapi bagaimana sesungguhnya orang bisa

memperoleh kekuasaan.” Teori politik ini, diperbincangkan dalam cara yang lebih

realistis daripada sebelumnya tanpa mengecilkan arti penting pengaruh

Machiavelli.

Filsafat tujuan menghalalkan segala cara oleh Nicolo Maciavelli

memberikan arti bahwa dalam mencapai suatu tujuan bisa melakukan segala cara.

Maksum (2016:100) menyatakan, bahwa “Seorang penguasa tidak wajib

membahas apakah tindakannya secara moral benar atau etis. Tidak terdapat

kejahatan dalm politik, hanya kesalahan kecil, terbebas dari pertimbangan moral,

penguasa bisa mengerahkan seluruh energinya untuk keputusan empiris.”

Pemikiran filsafat politik Nicolo Machiavelli memberi imajinasi bagi para

pelaku manipulasi dan penyalahgunaan kekuasaan. Sesungguhnya Nicolo

Maciavelli adalah orang yang tulus dan jujur, bahkan kehidupan pribadinya

secara moral tanpa cacat. Namun, dengan menceraikan etika dari politik, ia secara

teoretis membuka jalan bagi negara absolut mengabaikan hak manusia.


10

b. Francis Bacon

Francis Bacon lahir di London, Inggris dan belajar di Cambridge. Ia dikenal

sebagai penemu praktik metode ilmiah. Ia adalah filsuf yang meninggalkan ilmu

pengetahuan lama dan mengusahakan yang baru. Baginya ilmu pengetahuan lama

tidak memberi memberi hasil yang bermanfaat bagi hidup. Seluruh filsafatnya

bersifat praktis, yaitu untuk menjadikan manusia menguasai kekuatan-kekuatan

alam dengan perantaraan penemuan-penemuan ilmiah. Chrishtoph (2005:34),

menyatakan, bahwa “His main concerns were the place of experience and the

practical applications of philosophy.”

Menurut Bacon dalam (Maksum, 2016: 102) menyatakan, bahwa “Tujuan

ilmu adalah penguasaan manusia terhadap alam.” Ia berpendapat bahwa ilmu

harus mempunyai kegunaan praktis dan menambah superioritas manusia terhadap

alam semesta. Semboyan Bacon yang terkenal adalah knowledge is power.

Baginya dengan ilmu, manusia dapat menundukkan alam. Contoh penelitian

ilmiahnya adalah dengan menemukan hakikat panas. Mulai dari panas yang

diperoleh dari tangan yang digosokk-gosokan hingga dengan panas matahari.

c. Blaise Pascal

Blaise pascal berasal dari Prancis. Ia sangat berminat terhadap filsafat dan

agama. Matematika dan geometri proyektif adlah hal yang disenanginya. Pascal

dikenal sebagai orang genius yang religius dan filosofis. Filsuf ini menghasilkan

karya yang terkenal yakni Pensees artinya sejarah filsafat. Inti bukuny adalah

berusaha menyingkap pemikiran personalnya mengenai religiusitasnya yang amat


11

mendalam dan penolakan terhadap rasionalisme filosofis yang mendefinisikan

zamannya.

d. Thomas Hobbes

Thomas Hobbes lahir di Inggris pada 1588 M. Ia adalah orang yang

membangkang dan suka berdebat. Namun, ia sosok yang cerdas. Hobbes menulis

karya politik terbesarnya Leviathan. Isi buku ini disebutkan bahwa manusia selalu

berusaha mementingkan diri sendiri telah menjadi prinsip dominan. Keadilan

tidak dikenal.

Seiring teori ini berkembang, tumbuh suatu kesepakatan antara lelaki dan

perempuan yang bernama kontrak sosial. Tujuan dari kontrak sosial yang

dikemukakan oleh Hobbes adalah untuk keselamatan dan keuntungan masing-

masing. Sebagai catatan akhir, teori Hobbes menunjukkan konsekunsi logis dari

pandangan anti-tradisional bahwa manusia tidak mempunyai urusan untuk

menempatkan keinginan dan dorongan di bawah prinsip rasional.


12

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Para filsuf memberikan batasan ilmu filsafat sesuai dengan zamannya.

Batasan ilmu filsafat sebelum zaman Renaisance, zaman Filsafat Pertengahan,

ilmu filsafat berorientasi pada unsur agama, dan keyakinan. Namun, batasan ilmu

filsafat zaman renaissance mulai bergeser pada objek faktual. Apa saja yang objek

yang dilihat, dirasa, didengar, menjadi objek kajian filsafat. Sudut pandang kajian

filsafat zaman Renaisance ini juga mengkaji dari hubungan sebab-akibat melalui

tahapan-tahapan ilmiah yang berlaku tetap.

Perubahan sudut pandang ilmu filsafat tentunya mustahil untuk dihindarkan.

Perbedaan sosial, ketersedian sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia

menjadi penentu dari adanya perubahan dalam kehidupan kelompok masyarakat.

Para filsuf telah memberikan sumbangsih besar dalam menyiasati perubahan

tersebut.Namun, setiap kelompok masyarakat mempunyai tingkat kesulitan yang

berbeda-beda.

Mempelajari sejarah kehidupan manusia, khususnya ilmu filsafat zaman

Renaisance ini ada beberapa sisi pendapat filsuf yang dapat diambil sisi

positifnya, misalnya pendapat tentang pengamatan objek, kepastian validitas

sumber informasi, dan ketegasan seorang pemimpin. Perubahan batasan ilmu

filsafat ini tentunya menjadi keharusan karena hakikat kehidupan adalah


13

perubahan. Adanya perubahan semua dimensi kehidupan menyebabkan manusia

akan berusaha menyesuaikan pola kehidupan untuk bertahan dan mengatasinya

dengan baik. Manusia telah dipersiapkan oleh pencipta-Nya, Tuhan Yang Maha

Esa, dengan akal pikiran dalam menghadapi perubahan kehidupannya.

B. Saran

Makalah ini mengkaji sejarah singkat perkembangan ilmu zaman

Renaissance. Penulis berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa

mengetahui dan mempelajari pemikiran-pemikiran para filsuf untuk menambah

pengetahuan tentang ilmu filsafat. Makalah ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai