Anda di halaman 1dari 7

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

SAP 5

Oleh:

Kelompok 1

1. Putu Hendra Putra Wahyudi (1515351116) / 1


2. Ni Wayan Yantiari (1607532029) / 2
3. Ade Surya Indrawan (1607532031) / 3
4. Ni Putu Ayu Ista Satiari (1607532034) / 4
5. Clara Yunneke Tanadi (1607532037) / 5

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018

5.1. REVIEW LITERATUR (BUKU TEKS DAN HASIL PENELITIAN)

0
Review literatur merupakan uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam
review literatur ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang
pemecahan masalah pada perumusan masalah. Sekaran (2010) mendefinisikan review
literatur sebagai tahapan proses yang didalamnya terdiri dari identifikasi terhadap hasil kerja
baik yang dipublikasikan maupun tidak dari berbagai sumber data sekunder, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja tersebut dalam kaitannya dengan masalah, dan yang terakhir
mendokumentasikan hasil.
Review literatur dapat dilakukan terhadap beberapa sumber, diantaranya:
1. Buku teks
Buku teks biasanya memuat teori-teori yang relevan terhadap suatu topik atau area
tertentu. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari landasan teori yang relevan terhadap
penelitian. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar
penelitian memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and
error). Landasan teori menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data-data yang akan digunakan. Keunggulan buku teks adalah biasanya
hal dibahas lebih luas cakupannya daripada jurnal. Kelemahannya biasanya kurang up to date
jika dibandingkan dengan jurnal.
2. Jurnal
Penting bagi peneliti untuk memilih jurnal yang digunakan sebagai sumber literatur
ilmiah. Pada jurnal peneliti dapat memperoleh informasi penelitian terdahulu yang relevan,
baik tujuan, metode, maupun hasil, yang dapat membantu mahasiswa dalam melakukan
penelitian.
3. Tesis
Tesis atau skripsi atau hasil karya tulis ilmiah mahasiswa dapat dijadikan sebagai sumber
literatur selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Peneliti bisa memilih hasil karya
ilmiah peneliti lain yang memang layak dijadikan sumber literatur penulisan ilmiah.
5.2. DESKRIPSI TEORI
Teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui proses sistematis, dan harus dapat diuji
kebenarannya. Teori semacam ini mempunyai dasar empiris, dimana harus melalui proses
eksperimen, penelitian atau observasi, sehingga teori dapat dikatakan berhasil.
Menurut Mark (1963) dalam (Sugiyono,2012) membedakan adanya tiga macam teori.
Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris, teori ini antara lain:
1. Teori deduktif yang memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan, atau
pikiran spekulatis tertentu kearah data akan diterangkan.
2. Teori induktif yang cara menerangkannya adalah dari data ke arah teori.

1
3. Teori fungsional, disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.
Deskripsi teori adalah suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu fenomena
atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan, pandangan, sikap dan
atau cara-cara yang pada dasarnya menguraikan nilai-nilai serta maksud dan tujuan tertentu
yang teraktualisasi dalam proses hubungan situasional, hubungan kondisional, atau hubungan
fungsional di antara hal-hal yang terekam dari fenomena atau realitas tertentu. Dalam suatu
penelitian, deskripsi teori merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah teori yang perlu
dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan jumlah
variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel
yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
5.3. LANGKAH-LANGKAH MENDESKRIPSIKAN TEORI
Beberapa langkah dalam pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti.
2. Mencari sumber-sumber bacaan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Memilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti.
4. Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
membandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan memilih definisi
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Membaca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
melakukan analisis, dan membuat rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber bacaan yang dibaca.
6. Mendeskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
5.4. KERANGKA BERFIKIR
Menurut sekaran (1996) kerangka berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka berfikir diperlukan apabila penelitian tersebut berkenaan dengan dua atau
lebih variabel. Untuk penelitian kategori ini biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk
hubungan atau komparasi. Penelitian yang berkenaan dengan satu atau lebih variabel mandiri,
maka peneliti, disamping mengemukakan deskripsi teoristis untuk masing-masing variabel
juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang teliti
2
Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala
yang menjadi obyek permasalahan. Agar dapat meyakinkan sesama ilmuan, maka kerangka
berfikir memuat kriteria utama yaitu alur-alur pikirn yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
5.5. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUN KERANGKA BERFIKIR
Proses kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis memerlukan 6 langkah sebagai
berikut (Sugiyono 2000)
1. Menetapkan variabel yang di teliti
2. Membaca buku dan hasil penelitian
3. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
6. Sintesis atau kesimpulan
Sekaran (1996) menyebutkan, suatu kerangka berfikir yang baik memuat ahal-hal
sebagai berikut.
1. Variabel-variabel yang akan di teliti harus dijelaskan
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan
atau hubungan antarvariabel yang di teliti dan atau teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu negatif, berbentuk simetris, kausal atau timbal balik.
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka yang di
kemukakandalam penelitian.
5.6. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
Bentuk –bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya maka bentuk hipotesis enelitian ada tiga yaitu:

1. Hipotesis Deskriptif (variabel mandiri) adalah jawaban sementara terhadap rumusan


masalah deskriptif.
A. Rumusan masalah
a. Berapa daya tahan lampu pijar merek X?
B. Hipotesis Deskriptif

Daya tahan lampu pijar merek X=600 jam (Ho). Ini merupaakan hipotesis nol
karena daya tahan lampu pijar yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda
secara sigifikan dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi. Hipotesis
alternatifnya adalah daya tahan lampu pijar merek X = 600jam tidak sama dengan
ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.

2. Hipotesis Komparatif (variabel perbandingan) merupakan jawaban sementara


terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi

3
populasi atau sampelnya yng berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda.
A. Rumusan Masalah
Bagaimana Produktivitas kerja karyawan PT. X dibandingkan dengan PT. Y?
B. Hipotesis Komparatif
Terdapat tiga model hipotesis nol dan alternatif yaitu:
a. Ho : tidak terdapat perbedaan antara karyawan di PT X dan karyawan di PT Y
atau persamaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan karyawan di
PT Y

Ha: Produktivitas karyawan di PT X lebih besar (atau lebih kecil) daripada


karyawan PT. Y

b. Ho: Produktivitas karyawan di PT X lebih besar atau sama dengan karyawan di


PT Y (lebih besar atau sama dengan =paling sedikit)
Ha: Produktivitas karyawan di PT X lebih kecil daripada PT Y
c. Ho : Produktivitas karyawan di PT X lebih kecil atau sama dengan PT Y (lebih
kecil atau sama dengan =paling besar )
3. Hipotesis Asosiatif (merupakan jawaban sementara terhadap rumausan masalah
asosiatif yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
A. Rumusan masalah
Adakah hubungan yang signifikan antara tinggi pelayan toko dengan barang yang
terjual?
B. Hipotesis Assosiatif
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko
dengan barang yang terjual.

Jenis-jenis Hipotesis

a. Hipotesis Alternatif
Cresswell (2012:127) menjelaskan dalam kontras ke hipotesis nol, anda dapat
menulis sebuah hipotesis alternatif. Dalamsebuah hipotesis alternative yang terarah
peneliti memprediksi arah perubahan, perbedaan atau hubungan untuk variabel dalam
total populasi orang. Variasi pada hipotesis arah adalah hipotesis terarah.
Menurut Suharsimi (2010:112) menjelaskan hipotetis kerja atau alternatif disingkat
Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau
adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
1. Jika…maka…
2. Ada perbedaan antara …dan… dalam…
3. Ada pengaruh …terhadap…
b. Hipotesis Nol

4
Cresswell (2012:126) menjelaskan hipotesis nol adalah bentuk paling tradisional
menulis sebush hipotesis. Hipotesiss nol membuat prediksi bahwa dari semua
kemungkinan oarng-orang yang meneliti mungkin belajar (populasi umum) ada
hubungan antara variabel dependen dan independen atau ada perbedaan antara
kelompok variabel antara kelompok variabel dependen atau independen.
Menurut Suharsimi (2010:113) menjelaskan hipotesis nol (null hypothesis) disingkat
Ho menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh
variable X terhadap variabel Y. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik,
karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat satistik yaitu diuji dengan
perhitungan statistik .

Rumusan Hipotesis nol:


1. Tidak ada perbedaan antara … dengan … dalam
2. Tidak ada pengaruh …terhadap…

5.7. MERUMUSKAN HIPOTESIS

Menurut Borg dan Gall (1979:61) mengajukan ada persayaratan untuk hipotesis yaitu:

1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas


2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua variable atau
lebih
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.

Menurut Suharsimi (2010:111) terdapat hipotesis yang sudah dirumuskan dapat bersifat dua
hal yaitu:

a. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada
akhir penelitian)
b. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada say penelitian berlangsung)

Menurut suharsimi mengemukakan untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:

1. Perlu uji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyeban dan
akibat.
2. Adakah data yang menunjukan bahwa akibat yang ada memang ditimbulkan oleh
penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukan bahwa tidaj ada penyeban lain yang bisa menimbulkan
akibat tersebut.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.


Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Rahyuda, Ketut. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Tindakan Komprehensif. Yogyakarta: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai