A. PENGERTIAN TEORI
Teori adalah seperangkat konstruk ( konsep ), definisi, dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematik,melalui spesifikasi hubungan antar variabel,
sehingga dapat berguna untuk memjelaskan dab meramalkan fenomena.
Selanjutnya Sitirahayu Haditono ( 1999 ), menyatakan bahwa suatu teori akan
memperoleh arti yang penting , bila ia lebih banyak dapat melukiskan,menerangkan,dan
meramalkan gejala yang ada.
Mark 1963, dalam ( Sitirahayu Haditono 1999 ), membedakan adanya tiga macam teori.
Ketiga yang dimaksud ini berhubungan dengan data empriris.Dengan demikian dapat
dibedakan antara lain :
1. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu kerarah data akan diterangkan
2. Teori yang induktif adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Dalam
bentuk ekstrim titik pandanh yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist+-
3. Teori yang fungsional disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis , yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data.
Deskripsi teori dalam suatu pnelitian merupakam uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengfan variabel yang diteliti. Beberapa jumblah kelompok teori yang perlu
dikemukakakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara
teknis tergantumng pada jumblah variabel yang diteliti.
Deskripsi teori teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terehadap hubungan antara
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
E. KERANGKA BERFIKIR
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka
menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerangka berfikir.
Berdasarkan teori – teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis
secara kritis dan sistematis, sehingga menghasikan sintesa tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutannya digunakan untuk merumuskan hipotesis
1. Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam
menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus
ditetapkan terlebih dulu variabel penelitian nya. Berapa jumlah variabel yang
diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk
menentukan teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca buku dean hasil penelitian ( HP )
Buku –buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus
hasil penelitian yang relevan. Hasil peneliatian yang dapat dibaca adalah
laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi,tesis dan disertasi.
3. Deskripsi teori dan hasil penelitian ( HP )
Dari buku dan hasil penelitian yang baca akan dapat dikemukakan teori –
teori yang kenaan dengan variabel yang diteliti.
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori –teori dan hasil
penelitian yang telah ditetapkan itu betul – betul sesuai dengan obyek
penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori – teori yang berasal dari luar
tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu
dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu
dengan yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6. Sintesa / kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian
yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat
melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan antara sintesa
antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka
berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
F. HIPOTESIS
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui
bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
1. Bentuk-bentuk hipotesis
Bentuk hipotesis penelitian ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan
asosiatif/hubungan.
a. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif,
yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih.
1. Rumusan Masalah Deskriptif
a) Berapa daya tahan lampu pijar merek X ?
b) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y ?
c) Seberapa tinggi disiplin dan produktifitas pegawai swasta ?
2. Hipotesis Deskriptif
Daya tahan lampu pijar merek X= 600 jam ( Ho). Ini merupakan hipotesis nol,
karena daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda
secara signifikan dengan dfaya tahan lampu yang ada pada popolasi.
Hipotesis alternatifnya adalah daya tahan lampu pijar merek X # 600 jam.
“tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
3. Hipotesis statistik ( hanya ada bila berdasarkan data sampel )