Anda di halaman 1dari 7

BAB : III

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESISQ

A. PENGERTIAN TEORI
Teori adalah seperangkat konstruk ( konsep ), definisi, dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematik,melalui spesifikasi hubungan antar variabel,
sehingga dapat berguna untuk memjelaskan dab meramalkan fenomena.
Selanjutnya Sitirahayu Haditono ( 1999 ), menyatakan bahwa suatu teori akan
memperoleh arti yang penting , bila ia lebih banyak dapat melukiskan,menerangkan,dan
meramalkan gejala yang ada.
Mark 1963, dalam ( Sitirahayu Haditono 1999 ), membedakan adanya tiga macam teori.
Ketiga yang dimaksud ini berhubungan dengan data empriris.Dengan demikian dapat
dibedakan antara lain :
1. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu kerarah data akan diterangkan
2. Teori yang induktif adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Dalam
bentuk ekstrim titik pandanh yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist+-
3. Teori yang fungsional disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis , yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data.

B. TINGKAT DAN FOKUS TEORI


Selanjutnya fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori substantif, teori formal dan
midle range theory.
Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui mengumpulan
data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih fokus berlaaku untuk obyek yang akan
diteliti

C. KEGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN


Cooper and Schindler ( 2003 ) menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah
1. Theory narrows the range of fact we nead to study
2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning
3. Theory suggest a sytem for the rsearch to impose on data in order to classify them in
the most meaningful way
4. Theary summarizez what is known about object of study and states the uniformities
that lie beyond immediate observation
5. Thory can be used to predict further fact that should be found
Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir,
sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian
D. Deskripsi teori

Deskripsi teori dalam suatu pnelitian merupakam uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengfan variabel yang diteliti. Beberapa jumblah kelompok teori yang perlu
dikemukakakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara
teknis tergantumng pada jumblah variabel yang diteliti.

Deskripsi teori teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terehadap hubungan antara
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, menunjukan


bahwa peneliti tidak menguasai teori dari konteks penelitian. Untuk menguasai teori,
maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, maka peneliti harus rajin
membaca.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria yaitu, relevansi, kelengkapan
dan kemutahiran. Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti
dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang
dibaca, kemutahiran bekenaan dengan dimensi waktu.

E. KERANGKA BERFIKIR
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka
menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerangka berfikir.
Berdasarkan teori – teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis
secara kritis dan sistematis, sehingga menghasikan sintesa tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutannya digunakan untuk merumuskan hipotesis
1. Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam
menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus
ditetapkan terlebih dulu variabel penelitian nya. Berapa jumlah variabel yang
diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk
menentukan teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca buku dean hasil penelitian ( HP )
Buku –buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus
hasil penelitian yang relevan. Hasil peneliatian yang dapat dibaca adalah
laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi,tesis dan disertasi.
3. Deskripsi teori dan hasil penelitian ( HP )
Dari buku dan hasil penelitian yang baca akan dapat dikemukakan teori –
teori yang kenaan dengan variabel yang diteliti.
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori –teori dan hasil
penelitian yang telah ditetapkan itu betul – betul sesuai dengan obyek
penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori – teori yang berasal dari luar
tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu
dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu
dengan yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6. Sintesa / kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian
yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat
melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan antara sintesa
antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka
berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

F. HIPOTESIS
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui
bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan


kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat
ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.

1. Bentuk-bentuk hipotesis
Bentuk hipotesis penelitian ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan
asosiatif/hubungan.
a. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif,
yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih.
1. Rumusan Masalah Deskriptif
a) Berapa daya tahan lampu pijar merek X ?
b) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y ?
c) Seberapa tinggi disiplin dan produktifitas pegawai swasta ?
2. Hipotesis Deskriptif
Daya tahan lampu pijar merek X= 600 jam ( Ho). Ini merupakan hipotesis nol,
karena daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda
secara signifikan dengan dfaya tahan lampu yang ada pada popolasi.
Hipotesis alternatifnya adalah daya tahan lampu pijar merek X # 600 jam.
“tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
3. Hipotesis statistik ( hanya ada bila berdasarkan data sampel )

b. Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c. Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif
yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis
Paradigma penelitian dapat digunakan sebagai paduan untuk merumuskan masalah, dan
hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan untuk paduan dalam
pengumpulan data dan analisis. Paradigma peneliti minimal terdapat satu rumusan
masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif. Contoh judul penelitian, paradigma,
rumusan masalahdan hipotesis penelitian.
a. Judul penelitian
Hubungan antara gaya kepemimpinan manager perusahaan dengan prestasi kerja
karyawan. ( gaya kepemimpinan adalah variabel independen (X) dan prestasi
kerja adalah variabel dependen (Y).
b. Paradigma penelitiannya
X
c. Rumusan masalah
1. Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan?
(Bagaimana X?).
2. Seberapa baik prestasi kerja karyawan ? (Adakah hubungan antara X dan
Y?). a dan b adalah masalah deskritif.
3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpoinan
manager dengan prestasi kerja karyawan? (Adakah hubungan antara X dan
Y?). Butir ini merupakan masalah asosiatif.
4. Bila sampel penelitiannya golongan I, II, dan III maka rumusan masalah
komperatifnya adalah :
a) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II dan III
tentang gaya kepemimpinan manager ?
b) Adakah perbedaan persepsi antara pegawai golongan I, II dan III
tentang prestasi kerja karyawan.

a. Rumusan Hipotesis Penelitian


a. Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manager ( X ) ditampilkan
kurang baik, dan nilainya paling tinggi 60% dari kriteria yang
diharapkan.
b. Prestasi kerja karyawan ( Y ) kurang memuaskan, dan nilainya
paling tinggi 65.
c. Terdapat hubungan yang positif dab signifikan antara gaya
kepemimpinan manager dengan prestasi kerja karyawan, artinya
makin baik kepemimpinan manager, maka akan semakin baik
prestasi kerja karyawan.
d. Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara
golongan I, II dam III.
e. Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara
golongan I, II dan III.
 

3. Karakteristik Hipotesis Yang Baik


a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan
variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Pada umumnya hipotesis deskritif tidak dirumuskan.
b. Dinyatakan dengan kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai