DOSEN PENGAMPU
Putu Sri Arta Jaya Kusuma S.E., M.Si.
OLEH KELOMPOK 9
Ni Putu Ary Dewi Suryantini 119211234
Insani Nurul Hayati 119211247
Dynda Novi Rhiana 119211254
KELAS A
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR
2021
Pemikiran Mengenai Teori
c. Evaluasi Teori
Keberhasilan pengembangan suatu teori bergantung pada kebenaran yang ia miliki dan
sampai sejauh mana ia memiliki kesesuaian dengan kenyataan. Suatu teori dievaluasi
untuk membuktikan kecukupan dari permasalahan yang dikemukakannya. Dari 70
kriteria teori-teori yang baik seperti diungkapkan oleh berbagai literatur S.C. Dodd
memilih 24 kriteria evaluasi yang paling relevan yang disusun dengan urutan yang paling
penting: 1)dapat diverifikasi, 2)dapat diprediksi, 3) konsisten, 4) andal, 5)akurat, 6)
umum, 7) utilitas, 8)penting, 9) multi-penerapan, 10)memiliki satu arti, 11)dapat
dikendalikan, 12)dapat distandarkan, 13)sinergi, 14)kehematan, 15)kesederhanaan,
16)stabilitas, 17)keseringan, 18)kemampuan untuk diterjemahkan, 19)kelangsungan, 20)
ketahanan, 21)pengenalan, 22)kepopuleran, 23)kemanjuran, 24) densitas.
Menangani Hipotesis
a. Dari Dalil Ke Hipotesis
Dalil dalam suatu teori menetapkan hubungan antara konsep-konsep dalam teori tersebut.
Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta-fakta yang tidak berpengalam
dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbarui berdasarkan atas pengetahuan yang baru
diperoleh.Suatu hipotesis, oleh karenanya, adalah dalil mengenai suatu hubungan yang
kebenaran atau kesalahannya masih harus ditentukan oleh suatu ujian empiris.
b. Konfirmasi Ke Hipotesis
Akuntansi memiliki subjek masalah yang jelas dan mencakup keseragaman dan
keteraturan yang menjadi dasar dan kondusif bagi hubungan empiris, generalisasi otoritatif,
konsep-konsep, prinsip, hukum, dan teori.Konfirmasi adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis
mampu menunjukkan kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia nyata dengan
akurat. Pembuktian kesalahan adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan
bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal untuk menggambarkan dunia nyata dengan
akurat. Hipotesis yang semata-mata dapat dikonfirmasikan datang dari pernyataan-pernyataan
eksistensial, yaitu pernyataan yang menunjukan eksistensi dari beberapa fenomena.
Hipotesis yang semata-mata dapat disanggah datang dari hukum-hukum universal, yaitu
pernyataan-pernyataan yang dapat mengambil bentuk dari persyaratan-persyaratan generalisasi
yang universal.
Konteks penemuan
Ada empat prosedur yang harus digunakan untuk menghasilkan atau menemukan
generalisasi, hukum atau teori-teori empiris yaitu mimpi, eureka, pendekatan deduktif, dan
pendekatan induktif. Mimpi yang dialami ketika tidur atau saat berangan-angan menjadi
prosedur penemuan yang memiliki peranan penting dalam penemuan ilmiah.
Pendekatan deduktif terhadap penyusunan suatu teori apapun dimulai dengan dalil-dalil
dasar dan dilanjutkan untuk menghasilkan kesimpulan logis atas subjek yang dipermasalahkan.
Langkah yang digunakan untuk menghasilkan suatu pendekatan deduktif adalah:
- Menyatakan tujuan dari laporan-laporan keuangan
- Memilih dalil-dalil akuntansi
- Menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi
- Mengembangkan teknik-teknik akuntansi
Pendekatan induktif bagi penyusunan suatu teori dimulai dengan observasi-observasi serta
pengukuran dan selanjutnya bergerak ke arah generalisasi kesimpulan. Tahapan dari pendekatan
induktif yaitu:
- Mencatat seluruh observasi yang dilakukan
- Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi-observasi ini untuk mendeteksi
adanya hubungan yang terus berulang
- Secara induktif menghasilkan generalisasi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
observasi-observasi yang menggambarkan hubungan yang terus berulang
- Menguji generalisasi tersebut.
Meskipun pendekatan deduktif diawali dengan usulan-usulan umum, formulasi dari
usulan-usulan tersebut sering dicapai dengan menggunakan pemikiran induktif yang
dikondisikan oleh pengetahuan dari penulis dan pengalamannya dari praktik akuntansi.