Anda di halaman 1dari 6

Tugas Metodologi Penelitian

KAJIAN LITERATUR DAN RERANGKA KERJA TEORITIS

Dosen: Dr. H. Nuryaman, S.E., M.Si., Ak., CA.

Oleh :

Nilta Zahratal Husna

(1620104039)

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2020
RINGKASAN : KAJIAN LITERATUR DAN RERANGKA KERJA TEORITIS

A. DEFINISI DAN FUNGSI TEORI


Kerlinger (1973) teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep,
definisi, dan proposisi yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui
penentuan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksi)
fenomena alam.
Kerangka teori merupakan alur logika atau argumentasi mengenai hubungan
antar konsep atau konstruk untuk dapat menjelaskan fenomena atau peristiwa. Ada
tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori (Indriantoro, 1999 :57):
(1) Elemen teori terdiri atas :
 Construct : suatu pengertian atau pemikiran yang sengaja
diciptakan untuk mengabstraksikan suatu fenomena, objek untuk
kepentingan penelitian dan membangun teori.
 Konsep : sekumpulan pengertian, karakteristik untuk
mengekspresikan atau menggambarkan berbagai kejadian, objek,
kondisi, situasi yang memiliki ciri-ciri yang sama.
 Definisi dan Proposisi : Proposisi merupakan pernyataan tentang
suatu konsep yang kebenarannya dapat diuji. Jika proposisi
dirumuskan untuk diuji secara empiris, maka disebut hipotesis
penelitian, oleh karena itu istilah hipotesis hanya digunakan dalam
kegiatan penelitian
(2) Elemen teori memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena
melalui
penentuan hubungan antar variabel
(2) Tujuan teori untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam.

B. KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN


Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah penelitian berikutnya
adalah menyusun kerangka teori dan kemudian merumuskan hipotesis penelitian.
Tujuan penyusunan kerangka teori dan hipotesis penelitian untuk memperoleh
alternatif pemecahan masalah yang akan diuji. Sebelum alternatif pemecahan ini
digunakan dalam pengambilan keputusan, alternatif pemecahan perlu diuji terlebih
dahulu karena masih bersifat prediktif.
Unsur-unsur kerangka teoritis dalam penelitian meliputi (Sekaran, 2006):
• Mengidentifikasi variable penelitian secara jelas dan memberikan nama Variabel
penelitian secara tepat. ( what ? )
• Membahas mengapa antara variable tersebut saling berkaitan, dan mengapa variable
yang satu berhubungan atau mempengaruhi variable lainnya. (why ?)
• Membahas bagaimana arah hubungan variable tersebut, harus ada pembahasan
mengenai apakah arah hubungannya positif atau negatif (how ?), serta menjelaskan

1
secara detail mengapa arah hubungan variable tersebut seperti itu ( hubungan positif
atau negatif)
• Menyajikan diagram skema kerangka teori penelitian tersebut, untuk memudahkan
pembaca dalam memahami hubungan variable tersebut.
Empat unsur kerangka teori di atas, akan disajikan dalam laporan penelitian
menjadi dua bagian :
(a) Identifikasi variable penelitian.
Bagian ini menjelaskan unsur pertama dari kerangka teori. Identifikasi variable
penelitian meliputi : menetapkan konsep atau konstruk, definisi operasional
variable penelitian, dan memberikan nama yang tepat. Seperti telah dijelaskan
pada bab sebelumnya Konsep dan konstruk merupakan abstraksi dari fenomena
yang memiliki kesamaan karakteristik. Konstruk merupakan abstraksi dari sebuah
fenomena dengan menggunakan/mengkombinasikan beberapa konsep. Konsep
dan konstruk masih bersifat abstrak, tidak rill

Gambar 1. Construct dan Variable

Unobservable Consept
Construc
t
Proksi Operasionalisasi : menentukan indikator atau
ukuran dari konsep yang abstrak.

Indicator Indikator : merupakan ukuran dari fakta, peristiwa


Observable
Variable yang empirical observable

(b) Kerangka pemikiran atau kerangka teori.


Bagian ini menjelaskan unsur kedua, tiga dan empat dari kerangka teori. Sekaran
(1992) mengemukan bahwa kerangka pemikiran merupakan model konseptual
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Seperti dijelaskan di muka kerangka pemikiran
menjelaskan:
(1) bagaimana hubungan antar variable penelitian yang telah teridentifikasi
pada masalah penelitian, mengapa variable yang satu dapat mempengaruhi
variable lainnya
(2) menjelaskan bagaimana pola hubungan variable tersebut apakah bersifat
hubungan positif atau negative
(3) menjelaskan secara detail mengapa pola hubungannya diprediksi seperti itu
(4) menyajikan gambar skema hubungan variable tersebut (paradigma
penelitian).
Untuk membuat kerangka pemikiran yang baik, peneliti harus menguasi teori-
teori yang relevan dengan variable penelitian melalui : membaca dan mempelajari
hasil penelitian terdahulu dari berbagai sumber: jurnal ilmiah, proceeding,
2
laporan penelitian, dsb, membaca literatur yang relevance, dsb; melakukan
analisis kritis, komparatif, dan sintesis terhadap berbagai teori yang diperoleh dari
referensi tersebut. Pekerjaan survey literatur ini, sebagian besar telah dilakukan
sejak peneliti mencari dan merumuskan masalah penelitian. Dengan demikian
perumusan masalah penelitian dengan penyusunan kerangka pemikiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

C. PERAN MODERATING VARIABLE DALAM MEMPENGARUHI


HUBUNGAN VARIABLE ANTARA VARIABLE INDEPENDEN DENGAN
VARIABLE DEPENDEN
Variable moderating adalah variable yang dapat mempengaruhi (memperkuat
atau memperlemah) hubungan antara variable independen dengan variable dependen.
Sebagai contoh kembali di bawah ini ditampilkan gambar hubungan variable dengan
menghadirkan variable Z moderating sebagai berikut :
Gambar 2. Hubungan variable X, Y, dan Z, dengan Z sebagai moderating variable

X Y

Keterangan :
X = Variable independen
Y = Variable dependen
Z = variable moderating
Penelitian dengan menghadirkan variable moderating Z , terdapat beberapa
persyaratan atau asumsi yang harus dipenahui yaitu :
1. Telah ada hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan atau pengeruh
variable X sebagai variable independen terhadap variable Y sebagai variable
dependen
2. Telah ada hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan atau pengaruh
variable Z sebagai variable independen terhadap variable Y sebagai variable
dependen.
Jika kedua persyaratan tersebut dipenuhi, maka terdapat peluang penelitian
lanjutan untuk membuktikan variable Z sebagai moderating variable.
Contoh: penelitian yang berjudul “Pengaruh manajemen laba terhadap return
saham dan peran kualitas audit sebagai moderating variable”, Nuryaman (2013)

3
D. PERAN VARIABLE INTERVENING DALAM HUBUNGAN VARIABLE
INDEPENDEN DENGAN VARIABLE DEPENDEN
Variable intervening adalah variable mempengaruhi hubungan langsung
variable independen dengan variable dependen, menjadi hubungan tidak langsung
variable independen dengan variable dependen. Sebagi contoh berikut ditampilkan
kembali contoh paradigma penelitian yang melibatkan variable X, Y, dan Z sebagai
intervening variable.

Gambar.6. Paradigma hubungan variable X,Y, dan Z sebagai variable intervening

X Z Y

Keterangan :
X = Variable independen
Y = Variable dependen
Z = Variable intervening

Untuk menguji peran variable intervening, syaratnya minimal telah ada penelitian
terdahulu yang menguji hubungan: variable X dengan Y, dan hubungan X dengan Z atau
hubungan Z dengan Y.

Contoh.: penelitian yang berjudul “ Pengaruh asymetri informasi terhadap Biaya


modal Ekuitas dengan Manajemen Laba sebagai intervening variable” Nuryaman (2013).

E. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipo artinya belum, tesis artinya dalil. Hipotesis artinya belum menjadi dalil,
atau calon dalil. Untuk menjadi dalil, hipotesis harus diuji secara empiris melalui
penelitian. Jika setelah diuji, didukung dengan data, maka hipotesis tersebut menjadi
dalil (principle atau law). Hasil penelitian berupa dalil inilah yang dianggap akan
memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan, dan menjadi bagian dari
himpunan ilmu atau himpunan pengetahuan (a body of science atau a body of
knowledge).

Gambar Hubungan kerangka pemikiran , proposisi, dan hipotesis

Kerangka Pemikiran

Proposisi

Hipotesis
4
 Kriteria hipotesis
Hipotesis yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :

a. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement),bukan dalam bentuk


kalimat tanya, serta mengarah pada tujuan penelitian

b. Hipotesis harus berasal dari kerangka teori.Hal ini berarti bahwa hipotesis
hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang sedang atau akan
diteliti.

c. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-
bandingkan.

d. Hipotesis harus sederhana dan jelas, artinya hipotesis tidak boleh


menimbulkan perbedaan pengertian (ambiguitas), serta tidak terlalu luas.

Anda mungkin juga menyukai