Anda di halaman 1dari 62

Irma Nurbaeti, Modul Metodologi Penelitian

Jum’at, 23 April 2021

Kerangka Penelitian/
z
Research
Framework
Research
Problem and
Purpose

Research Review
finding Literature

Data Developing
collection conceptual and
and Analysis Steps of theoretical framework

Research
Process

Defining the Formulating Research


Population Objectives, Questions and
and Sample Hypotheses

Selecting
research Research Variables
design
z
Frameworks

 Abstrak, struktur makna logis yang memandu pengembangan


penelitian dan memungkinkan peneliti untuk menghubungkan
temuan dengan pengetahuan tubuh keperawatan
 Semua kerangka kerja didasarkan pada identifikasi konsep-konsep
kunci dan hubungan antara konsep-konsep tersebut.
 Digunakan pada penelitian kuantitatif dan kualitatif
z
Frameworks

 Penelitian kuantitatif: kerangka kerja = teori yang dapat diuji dapat


muncul dari model konseptual atau dari penelitian yang
dipublikasikan atau pengamatan klinis
 Penelitian Kualitatif: kerangka awal adalah filosofi atau world view;
sebuah teori yang dikembangkan berdasarkan filosofi
 Frameworks ada kerangka teoritis dan kerangka konsep
z
Frameworks

 Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual dapat direpresentasikan


sebagai model
 Model adalah representasi simbolis yang membantu peneliti untuk
mengekspresikan konsep dan hubungan abstrak dengan mudah,
menggunakan kata-kata minimal.
 Model dapat direpresentasikan secara skematis atau matematis.
 Model skematis - menyampaikan konsep dan proposisi melalui
penggunaan kotak, panah, atau simbol lainnya, seperti ellips.
z
Definisi Istilah

 Concept
 Relational statements
 Conceptual model
 Theory
 Conceptual maps
z
Concept

 Konsep adalah istilah yang secara abstrak menggambarkan dan


menamai sebuah obyek, fenomena atau ide
 Memberikan makna dan identitas yang terpisah
 Contoh: konsep kecemasan, stres, death and dying,
berkabung, Nyeri, komunikasi terapeutik, caring
Konstruk
 Konsep pada tingkat abstraksi yang sangat tinggi yang memiliki makna umum.
 Contoh: Konstruk yang terkait dengan konsep kecemasan.

Konstruk RESPON EMOSIONAL Abstrak

Konsep KECEMASAN

Variabel TELAPAK TANGAN Konkret


BERKERINGAT
z
Pernyataan penghubung

 Hubungan dua atau lebih konsep


 Pernyataan penghubung adalah core dari framework
 Esensi untuk membuat konstruksi integrasi framework yang akan
mengarahkan pada desain penelitian yang baik
 Esensial untuk melakukan telaah terhadap framework
z
Pernyataan penghubung dalam
framework menentukan

1. Rumusan obyektif/tujuan, pertanyaan dan hipotesis penelitian


2. Desain penelitian
3. Analisis statistik yang akan dilakukan
4. Jenis hasil penelitian yang diperkirakan
z
Model konseptual

 Ingat teori Caring dari Jean Watson?


 Transcultural Care Diversity and Universality dari Leininger?
 Model adaptasi dari Calista Roy?

Model konseptual
z
Model Konseptual

 Sangat abstrak
 Bersifat filosofi
 Menjelaskan fenomena of interes
 Menyatakan asumsi
z
Teori

 Lebih sempit dan spesifik dibanding model konseptual


 Kumpulan konstruksi yang saling terkait yang dibentuk menjadi
proposisi yang menentukan hubungan antar variabel
 Menjelaskan bagaimana dan mengapa variabel terkait
 Termasuk
 Hipotesis
 Serangkaian pernyataan penghubung
 Map/bagan
z
Kerangka teoritis

 Teori dirumuskan untuk menjelaskan, memprediksi, memahami fenomena


yang ada dan memperluas pengetahuan yang ada
 Struktur yang dapat mendukung teori dari studi penelitian.
 Kerangka teoritis mengenalkan dan menjelaskan teori tentang mengapa ada
masalah didalam penelitian yang diteliti.
 Hubungan antar konsep berdasarkan studi empiris.
z
Kerangka teoritis
 Jika suatu hubungan ditemukan antara dua atau lebih variabel, suatu
teori harus dirumuskan untuk menjelaskan mengapa hubungan itu
ada.
 Teori sengaja dibuat dan dirumuskan, tidak pernah ditemukan; dapat
diuji tetapi tidak pernah terbukti.
 Kerangka teori harus berdasarkan teori asal/grand theory
 Hubungan antar konsep dibuat dalam suatu bagan
 Contoh Teori Sunrise dari Leininger
 Teori yang digunakan sebagai dasar membangun kerangka teori
dapat dimodifikasi dengan teori lainnya
z
Pentingnya Teori dalam Penelitian

 Fungsi teori dalam penelitian:


 mengidentifikasi titik awal dari masalah penelitian

 menetapkan visi yang menjadi arah masalah tersebut

 Menentukan dan mendefinisikan fokus dan tujuan


dari masalah penelitian.
z
Tujuan Kerangka Teoritis

 Untuk menguji teori


 Untuk membuat temuan penelitian bermakna dan dapat
digeneralisasikan
 Untuk membangun hubungan yang teratur antara pengamatan
dan fakta
 Untuk memprediksi dan mengendalikan situasi
 Untuk menstimulasi penelitian
z
Contoh Kerangka Teoritis
z
Pengertian Kerangka Konseptual

 Suatu hubungan ataupun kaitan yang terjadi antara konsep yang satu
dengan konsep lainnya yang berasal dari masalah yang akan diteliti.
 Kerangka Konseptual yang baik:
 Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas

 Kerangka konseptual wajib menjelaskan hubungan antara variabel variabel


yang akan diteliti, serta ada teori yang melandasi
 Kerangka konseptual perlu dinyatakan dalam bentuk diagram atau bagan,
sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
z Contoh Kerangka Konseptual deskriptif
KERANGKA TEORITIS
z Contoh Kerangka Konseptual deskriptif

Keterangan

Variabel diteliti
z
Contoh Kerangka Konseptual
Variabel independen Variabel dependen

Perilaku
Pengetahuan
Pemberian ASI
z
Contoh Kerangka Konseptual
Variabel independen Variabel dependen

Variabel kontrol/perancu
z
Contoh Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel mediator/moderator
Variabel dependen

Menyusui
ekslusif

Depresi Bonding
postpartum attachment

Harga diri
z
Theory Use in Qualitative Research

 Teori dapat digunakan sebagai:


 Penjelasan luas

 Perspektif teoretis dari filosofi

 Perspektif feminis

 Penelitian disabilitas       

 Titik akhir hasil penelitian kualitatif  menghasilkan teori


 Peneliti juga dapat memilih untuk tidak menggunakan
teori dalam studi kualitatif
z
VARIABEL

 VARIABEL ADALAH KONSEP YANG MEMPUNYAI BERMACAM-MACAM NILAI


(Nasir, 1983)
 VARIABEL ADALAH APAPUN YANG DAPAT MEMBEDAKAN ATAU MEMBAWA
VARIASI PADA NILAI (Uma Segaran, 2006)
 VARIABEL ADALAH ATRIBUT OBYEK YANG MEMPUNYAI VARIASI ANTARA
SATU DENGAN LAINNYA (Sugiono, 2006)
 Contoh: Berat badan, golongan darah, tingkat pendidikan, pengetahuan, nyeri,
sikap, perilaku
z
Tipe Variabel Penelitian

Dilihat Dari:
1. Fungsi variabel
2. Skala Nilai variabel
3. Perlakukan Terhadap variabel
z
Variabel dilihat dari fungsinya:

 Variabel Independen
 Variabel Dependen.
 Variabel Moderating
 Variabel Intervening.
 Variabel kontrol
z
Variabel independen/bebas

 Variabel yang mempengaruhi variabel lain/menjadi sebab atau berubahnya suatu


variabel lain.
 Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau
dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang
diobservasi.
 Juga disebut dengan variabel prediktor, stimulus, eksogen.
Contoh: Waktu tunggu di RS adalah variable bebas yang dapat dilihat pengaruhnya
terhadap “kualitas pelayanan di RS”.
z
Variabel dependen/tergantung/terikat
 Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.
 Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya
diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang
disebabkan oleh variabel bebas.
 Pada contoh pengaruh pengembangan fasilitas IGD RS
terhadap kepuasan pasien, maka variabel
tergantung/terikat/dependen adalah ”kepuasan pasien”.
z
Variabel Moderat/mediator (Moderate/mediator variable)

 Variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh


peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah
hubungan antara variable bebas dan variabel tergantung/terikat.
 Contoh lain: Ada hubungan antara promosi di media televisi
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat menggunakan
masker.        
 Variabel bebas: promosi        

 Variabel tergantung: kesadaran menggunakan masker        

 Variable moderat: media promosi


z
Variabel Kontrol (Control variable)

 Variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya.


 Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan/homogen.
 Contoh: Hipotesis: ada pengaruh perawatan luka tehnik moist terhadap
kesembuhan luka diabetes        
 Variabel bebas: perawatan luka tehnik moist       

 Variabel tergantung: kesembuhan luka diabetes        

 Variabel kontrol: berat badan


z
Variabel intervening (pengganggu/perancu)

 Variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara


variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung
 Variable pengganggu bersifat hipotetikal artinya secara
konkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis
dapat mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan
tergantung yang sedang diteliti.
z
Contoh variabel pengganggu/perancu
 Hipotesis: Jika minat terhadap tugas meningkat, maka kinerja mengerjakan
tugas tersebut akan semakin meningkat        
 Variabel bebas: minat terhadap tugas        

 Variabel tergantung: kinerja dalam mengerjakan tugas        

 Variabel penganggu: proses belajar, koneksi internet

 Hipotesis: Layanan perawatan yang baik mempengaruhi kepuasan


pasien dan keluarga
 Variabel bebas: layanan perawatan yang baik        

 Variabel tergantung: kepuasan pasien dan keluarga        

 Variabel pengganggu: kualitas jasa perawatan


z
Variabel dilihat dari Skala Nilainya

 Variabel kontinu yaitu variabel yang memiliki


kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu.
 Misal nilai 1 sampai dengan 7; 0 – 4 (skala Likert)

 Variabel Kategoris yaitu variabel yang memiliki nilai


berdasarkan kategori/pengelompokan tertentu (skala
nominal)
 Contoh: Sikap: Baik-buruk, jenis kelamin: wanita-pria
z
Dilihat Dari Perlakuannya

 Variabel aktif yaitu variabel-variabel yang dimanipulasi untuk


keperluan penelitian eksperimen.
 Variabel atribut yaitu variabel yang tidak dapat dimanipulasi
untuk keperluan riset, contoh: Intelegensi, sikap, jenis kelamin
dsb.
z
Pengukuran variabel

 Berdasarkan kriterianya, variabel dikelompokkan menjadi 4 kelas atau kelompok,


pengelompokkan yaitu: a). Skala nominal b). Skala ordinal c). Skala interval d).
Skala ratio 

 Skala nominal, adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang
mempunyai kesamaan tiap anggotanya, memiliki perbedaan dari anggota
himpunan yang lain (sederajat). Misalnya; jenis kelamin, dibedakan antara laki-
laki dan perempuan, pekerjaan dapat dibedakan petani, pegawai, dan pedagang.
Suku bangsa dapat dibedakan antara Jawa, Sunda, Batak, Ambon dsb
z
Skala ordinal, Interval, rasio
 Skala ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat, atau jabatan.(tingkat)
 Dalam skala ordinal tiap himpunan tidak hanya dikategorikan kepada persamaan atau perbedaan dengan himpunan
yang lain, tetapi juga berangkat dari pernyataan lebih besar atau lebih kecil.
 Misalnya ; variabel pendidikan dikategorikan SD, SLP dan SLA.
 Variabel pendapatan dikategorikan tinggi, sedang, dan rendah, variabel umur dikategorikan anak-anak, muda
dan tua
 Skala interval, seperti pada skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau jarak antara
urutan kelas yang bersangkutan. Kelebihan dari skala ini adalah bahwa jarak nomor yang sama menunjukkan juga
jarak yang sama dari pada sifat yang diukur. Contoh : a b c d e 
 Interval a sampai d adalah 4 – 1 = 3 Interval d dan e adalah 5 – 4 = 1 Dalam hal ini tiap anggota dalam kelas
mempunyai persamaan nilai interval. Contoh lain ; tentang skala pengukuran suhu dengan celsius, dimana masing-
masing mempunyai aturan skala yang berbeda letak dan jaraknya, meskipun masing-masing memulainya dari nol
(0)
 Skala rasio adalah variabel yang mempunyai perbandingan yang sama, lebih besar atau lebih kecil. Variabel seperti
panjang, berat dan angka agregasi adalah variabel ratio.
Misalnya apabila 1 karung beras beratnya 1 kwintal, maka 5 karung beras beratnya 5 kwintal.
z
Hipotesis Penelitian

 Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah


yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
 Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara,
yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui
penelitian.

 Prediksi hubungan antar variabel yang diharapkan

 Perkiraan numerik atas populasi yang dinilai berdasarkan data


sampel penelitian
 Menguji hipotesis: menerapkan prosedur-prosedur statistik
z
Hipotesis Penelitian
 Variabel-variabel dalam rumusan masalah atau hipotesis hanya
 digunakan dengan tiga pendekatan dasar.
(1) peneliti membandingkan kelompok-kelompok dalam variabel bebas
untuk melihat dampaknya terhadap variabel terikat ;
(2) menghubungkan satu atau beberapa variabel bebas dengan satu atau
beberapa variabel terikat ; dan
(3) peneliti mendeskripsikan respon variabel bebas, variabel mediate atau
variabel terikat
z
Hipotesis Penelitian

 Salah satu hal yang paling sering muncul dalam


penelitian kuantitatif adalah pengujian terhadap suatu
teori dan spesifikasi rumusan masalah atau hipotesis
yang berhubungan dengan teori tersebut •
 Variabel bebas dan variabel terikat diukur secara
terpisah.
 Prosedur ini sekaligus memperkuat logika sebab
akibat dalam penelitian kuantitatif
z
Hipotesis
 Jika hipotesis yang digunakan ada dua bentuk, hipotesis nol dan hipotesis
alternatif, maka hipotesis nol mempresentasikan pendekatan tradisional :
membuat prediksi yang menyatakan tidak ada satu hubungan atau perbedaan
signifikan antara kelompok-kelompok dalam variabel penelitian. Sementara
hipotesis alternatif/hipotesis direksional, peneliti membuat suatu prediksi atas hasil
yang diharapkan. Prediksi ini biasanya berasal dari literatur-literatur atau
penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan kemungkinan hasil tersebut
 Hipotesis alternatif non direksional, suatu prediksi dibuat, namun bentuk
perbedaan-perbedaanya tidak secara eksak dirinci karena peneliti tidak
mengetahui apa yang diprediksi dari literatur-literatur sebelumnya
 Gunakanlah pola urutan kata-kata yang konsisten dalam menulis rumusan
masalah atau hipotesis penelitian agar pembaca mudah mengidentifikasi variabel-
variabel utama
z
Hipotesis

 Hipotesis alternatif direksional, suatu prediksi dibuat,  bentuk perbedaan-


perbedaanya secara eksplisit dirinci peneliti berdasarkan literatur-literatur
sebelumnya
 Gunakanlah pola urutan kata-kata yang konsisten dalam menulis rumusan
masalah atau hipotesis penelitian agar pembaca mudah mengidentifikasi
variabel-variabel utama
 Hipotesis alternatif causalitas, dibuat memprediksi efek atau pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, spesifik hubungan direksional.
Semua hipotesis causalitas adalah direksional
z
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian

1. Permasalahan Deskriptif (menggambarkan)
Contoh ..............??
2. Permasalahan Komparatif (membandingkan)
Contoh. .........?
3. Permasalahan Asosiatif (menghubungkan)
Contoh ............?
4. Permasalahan pengaruh/causalitas (Pengaruh)
Contoh ...........?
z
Asumsi

 Pernyataan-pernyataan ilmiah yang dipandang


sebagai dasar berfikir untuk melaksanakan suatu
penelitian.
 Tidak dibuktikan keberlakuannya, melainkan diterima
sebagai sesuatu yang berlaku.
z
Selecting Objectives, Questions, or
Hypotheses for Quantitative or Qualitative
Research
 Berdasarkan pada:

1. Jumlah dan kualitas penelitian sebelumnya yang


relevan
2. Kerangka penelitian

3. Keahlian dan pilihan peneliti

4. Jenis penelitian yang dilakukan (kuantitatif atau


kualitatif)
z
Selecting Objectives, Questions, or Hypotheses
for Quantitative or Qualitative Research

 Pada beberapa riset kualitatif hanya masalah dan tujuan penelitian


digunakan secara langsung pada penelitian
 Discovery penting dalam penelitian kualitatif
 Kadang-kadang pertanyaan penelitian tidak jelas, objectivenya ambigu dan
hasil akhir tidak pasti/tidak menentu
 Hipotesis dan penjelasan terperinci tentang strategi penelitian yang tepat
tidak diperlukan dalam desain kualitatif
z Selecting Objectives, Questions, or Hypotheses
for Quantitative or Qualitative Research

 Peneliti membuat hipotesis ketika


hubungan antar variabel atau hasil
penelitian dapat diprediksi
 Hipotesis digunakan pada penelitian
kuantitatif untuk penelitian
korelasional, asosiasi, kuasi-
eksperimen atau eksperimen
z Hipotesis
 Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y di
populasi A
 Variabel X meningkat variabel Y meningkat di populasi B

 Variabel X menurun variabel Y menurun di populasi C

 Variabel X menurun variabel Y meningkat di populasi D

 Variabel X meningkat variabel Y menurun di populasi E

 Ho Tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku

 Ha Ada hubungan (bermakna) antara sikap dengan perilaku

 Semakin turunnya skore harga diri maka semakin meningkatnya


simptom depresi postpartum
z
Definisi Operasional
z
Definisi operasional 

 Aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana


caranya mengukur variabel. 
 Definisi operasional semacam petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya
mengukur suatu variabel.
 Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.
 Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam
menentukan pengukuran hubungan antar variabel yang masih bersifat
konseptual.
Cara-Cara Menyusun Definisi
z
Operasional

Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasional yang harus dilakukan,
sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat
terjadi. Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala menjadi nyata.
 Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua
orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama,
tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.

  Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang
didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang
menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya.
 Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan nilai-nilai
tinggi di sekolahnya.
z
Manfaat Operasionalisasi variabel

1) Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang


sedang didefinisikan;
2) Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin
mempunyai lebih dari satu definisi operasional;
3) Mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam
situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.
Cara-Cara Menyusun Definisi
z
Operasional

 Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa
obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun
karaktersitik-karaktersitik statisnya.
 Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan
kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan
mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.
z
Cara-Cara Menyusun Definisi
Operasional

 Dalam menyusun definisi operasional, definisi tersebut sebaiknya dapat


mengidentifikasi seperangkat kriteria unik yang dapat diamati.
 Semakin unik suatu definisi operasional, maka semakin bermanfaat.
 Karena definisi tersebut akan banyak memberikan informasi kepada peneliti,
dan semakin menghilangkan obyek-obyek atau pernyataan lain yang muncul
dalam mendefinisikan sesuatu hal yang tidak kita inginkan secara tidak
sengaja dan dapat meningkatkan adanya kemungkinan makna variable dapat
direplikasi/ganda atau ambigu
z
Contoh Definisi Operasional

 Suatu penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang mempengaruhi


terjadinya hipertensi pada ibu hamil trimester tiga”
 Variabel bebas (misalnya) :  Obesitas,  Umur
 Variabel terikatnya adalah Hipertensi dalam kehamilan
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

Obesitas Kelebihan zmassa tubuh Menimbang Timbangan 1 : IMT > 27 kg/m2 2 : IMT ≤ Ordinal
responden yang didapat berat badan berat badan 27 kg/m2
berdasarkan perhitungan dan
rasio berat badan dan tinggi mengukur
badan pada kurun waktu tiga Tinggi badan
bulan terakhir

Umur Usia responden yang Kuesioner Kuesioner 1: Muda (16 – 25 tahun) 2: Ordinal
terhitung sejak lahir hingga Dewasa (26 – 35 tahun) 3: Tua
ulang tahun terakhir. (36 – 46 tahun)

Hipertensi Suatu keadaan dimana Pengukuran Tensimeter Borderline : • TS : 140 – 159 Ordinal
tekanan darah responden tensi meter mmHg. • TD : 90 – 99 mmHg.
(ibu hamil) melebihi batas sistol dan Ringan : • TS : 160 – 179
normal yaitu sistolik ≥ 150 diastol mmHg. • TD : 100 – 109
mmHg dan Diastolik > 90 mmHg. Sedang : • TS : 180 –
mmHg. 209 mmHg. • TD : 110 – 119
mmHg. Berat : • TS : > 210
mmHg. • TD : > 120 mmHg.
Nursing Research Questions on a Qualitative research in nursing
z

PICOT formulated clinical nursing problems:


P (stands for patient, population, problem): Who is the target patient? Consider their belonging
to a specific population group, sex, age, and any other specific features.
I (stands for the indicator, intervention): In what diagnostic test, management strategy or
exposure are you interested?
C (stands for control, comparison): Is there any other alternative that you may put forward in
an urge to compare to the indicator or a specific intervention?
O (stands for outcome): Is there some alternative management or control strategy that you
would be interested to compare to the indicator or intervention technique?
T (stands for the type of question/ study or time): What study type is the most appropriate for
tackling with a specific issue/ topic? What timelapse should be taken into account? What is the
clinical domain of your research problem?
z
Definisi Operasional pada penelitian
Kualitatif

 Variabel pada penelitian kualitatif tidak diklasifikasi


 Tanpa definisi operasional seperti halnya pada penelitian kuantitatif.
 Misalnya menangis belum tentu susah, sering mencium belum tentu
semakin cinta dll.
 Hubungan antar variabel bersifat interaktif, pada penelitian kuantitatif bersifat
kausal.
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Integrasi keislaman pada riset
z 2338-5324 (print)
ISSN
ISSN 2442-7276 (online)
Online di http://jkp.fkep.unpad.ac.id
keperawatan maternitas
c
DOI : 10.24198/jkp

The Effet ivene ss of D


h i kr to Intensity of Pain during Active Phase in
Mothers Getting Inducing Labour

Nurhidayatul Mualimah, Irma Nurbaeti, Puspita Palupi


Faculty of Health Sciences, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: irma.nurbaeti@uinjkt.ac.id

Submitted: 26-07-2020 Accepted: 30-08-2020 Published: 31-08-2020

Abstract

Women in labor process with induction are more painful than normal labor that need to applicate an intervention to
reduce pain in stage I labor. The purpose of this study is to determine the c
effet of dhikr towards intensity of pain
of labor during the active phase of the mother with labour induction. The study was conducted since May until
June 2018 with one group quasi-experimental design. Pain score is measured before and after dhikr using Visual
Analog Scale (VAS) every 30 minutes during the active phase of fir s t stage. The mothers who met criteria recruited
as the samples. Fifteen muslim mothers who hadsfirt labor induction, starting cervical dilatation in 4 cm, gynecoid
pelvis and completed cervical dilatation to 10 cm. Statistic analysis performed by ANOVA Repeated Measure
test at α = 0.05. The result of the statistical test shows that dhikr has moderate
c effet of 32.5% to decrease the
average score of induction pain at the active phase of sfirt stage (value-p=0.08) after controlled with confounding
variables; age and parity. Dhikr had can effet on the decrease of VAS score after 30 minutes intervention (p-value
= 0.016), but did not caffet the measurement at the end of thesfirt stage of labour (p-value = 0.651). Therefore,
dhikr could be used to control pain of induced labor during active phase of sfirt stage. Suggested has teached
pregnant women since the third trimester and combined with the other intervention to reduce labour pain.

Keywords: Dhikr, induction labor, nursing, pain.


Terima Kasih
Atas
Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai