Anda di halaman 1dari 27

Teori dalam Penelitian

Teori dalam Penelitian (Kuantitatif)

Pengertian Teori
Tingkatan dan Fokus Teori
Kegunaan Teori dalam Penelitian (Kuantitatif)
Deskripsi Teori
Kerangka Teori
Hipotesis

2
Pengertian Teori:
• Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep (Kerlinger),

• Suatu sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan mengorganisir


berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial sehingga mempermudah
pemahaman manusia tentang dunia sosial (Neuman)
❖ Teori adalah serangkaian proposisi antar konsep yang saling
berhubungan,

❖ Teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena dengan cara


menentukan hubungan antar konsep,

❖ Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep


mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk
hubungannya
Unsur unsur Teori
• Konsep: abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah
karakteristik diberikan pada sebuah kejadian, keadaan atau benda.

• Konstruk: konsep yang mempunyai abstraksi karena tidak dapat secara langsung digambarkan oleh
konsep itu (biasanya konsep yg berhubungan dengan hal yg abstrak)

• Variabel: variasi dari suatu konsep, klasifikasi, proposisi, atau gejala yang di dalamnya terdiri dari
beberapa ragam variasi atau jenis.

• Proposisi: pola hubungan antar konsep atau antar klasifikasi atau antar variabel. Proposisi biasanya
berbentuk hipotesis atau tesis.

• Teori: proposisi yang memberikan penjelasan atas gejala. Teori merupakan penjelasan atau rumusan yang
pada umumnya benar.

• Klasifikasi: pengelompokan aspek atau bagian atau unsur dari teori.


Tingkatan dan Fokus Teori

Tingkatan Teori (dalam kajian social science):


Micro level: small slice of time, space or a number of people. The concept are usually
not very abstract.
Meso level: attempts to link macro and micro levels or to operate at an intermediate
level.
Macro level: concerns the operation of larger aggregates such as social institutions,
entire culture systems and whole societies. It uses more concepts that are abstract.
Fokus Teori:
Subtantive theory is developed for a specific area of social concern such as delinquent gangs,
strikes, diforce or ras relation (dikembangkan untuk kawasan tertentu kepedulian sosial seperti
kenakalan geng, pemogokan, perceraian, hubungan ras)
Formal theory is developed for a broad conceptual area in general theory, such as deviance,
socialization or power (dikembangkan untuk konseptual dalam teori umum, seperti
penyimpangan, sosialisasi atau kekuasaan)
Middle range theory are slightly more abstract than empirical generalization or specific
hypotheses. Middle range theories can be formal or substantive. Middle range theory is
principally used in sociology to guide empirical inquiry (sedikit lebih abstrak dari generalisasi
empiris atau hipotesis tertentu. Middle range theory dapat formal atau substantif. Teori ini
terutama digunakan dalam sosiologi untuk memandu penyelidikan empiris).
Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data
adalah teori subtantif karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti.
Fokus Teori (Pendapat Ahli Lain)
• Menurut Goetz dan LeCompte (1984:36-38) dalam buku “Ethnography and qualitative design in
educational research” ada empat teori

1. GRAND THEORY
• A system of tightly interrelated propositions and abstract concepts that comprehensively describe, predict,
or explain large categories of phenomena non-probablistically
• (Seperangkat pernyataan dan konsep abstrak yang secara comprehensive menguraikan, memprediksi, dan
menjelaskan fenomena besar)

Contoh:
• Newton: Gravity
• Einstein: Relativity
• Darwin: Evolution
• Mendell: Genetics
2. THEORITICAL MODELS/PARADIGM
• Are loosely related sets of assumptions, concepts, and (Paradigm) propositions that constitute a
view of the world.
• (Seperangkat asumsi, proposisi, dan konsep untuk membangun pandangan tentang dunia)

Contoh:
• Sociology: functionalism, conflict theory, interactionism.
• Anthropology : evolutionism, historical reconstructionism
• Psychology : behaviourism, cognitive structuralism
3. FORMAL AND MIDDLE RANGE THEORY

• Formal and Middle-Range Theory: are interrelated propositions designed to explain some abstract class of
human behavior more limited than the first two;
• emphasize on explicit empirical data base as their foundation;
(proposisi yang saling berkaitan yang dirancang untuk menjelaskan beberapa kelas dari perilaku manusia
lebih terbatas daripada grand theory dan theoritical models/paradigm; menekankan pada basis data empiris)

Contoh:
• Social Learning Theory
• Social Mobility Theory
• Mobility Theory
4. SUBSTANTIVE THEORY
• Substantive Theory: are interrelated propositions or in particular aspects of populations, settings,
or time theories of formal learning and teaching in school settings (proposisi yang saling terkait
atau dalam aspek-aspek tertentu dari populasi, setting, pada pembelajaran formal)

Contoh:
• sex-role socialization
• juvenile delinquency
• peasant society
Kegunaan Teori dalam Penelitian
• Sebagai penjelas (explanation), untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau
variabel yang akan diteliti.

• Sebagai prediksi (prediction), sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, untuk meramalkan
dan memandu serta menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis, karena pada dasarnya
hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.

• Sebagai kontrol (control), untuk pengendalian yang digunakan mencandra dan membahas hasil
penelitian

• Sebagai pemandu ke arah pengumpulan data variabel dan perumusan dugaan sementara
jawaban atas pertanyaan penelitian yang merupakan hubungan variabel (Definisi konsep → definisi
operasional → Indikator → Kisi-kisi instrumen → butir instrument)

• Sebagai kerangka penalaran logis dan hipotesis.


Deskripsi Teori
• Deskripsi teori: uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang diteliti.

• Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti melalui
pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang
lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi
lebih jelas dan terarah.

• Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria yaitu relevansi, kelengkapan dan
kemutakhiran.

• Relevansi berkenaan dengan kecocokan antar variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran
berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan maka akan semakin
mutakhir teori.
Langkah-langkah untuk melakukan
deskripsi teori :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya

2. Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel
yang diteliti.
❖lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti
❖cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan bandingkan antara
satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan.
❖baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis,
renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang
dibaca.
❖deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Cantumkan juga sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori.
Kerangka Teori
• Kerangka teori: model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

• Merupakan sintesa hubungan antar variabel tentang hubungan variabel yang disusun berdasarkan
teori yang dideskripsikan.

• Kerangka teori yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti.

• Perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada
variabel moderator dan intervening maka juga perlu dijelaskan mengapa variabel itu ikut dilibatkan
dalam penelitian.
Langkah Mengembangkan Kerangka Teori:
1. Menetapkan variabel yang diteliti.
2. Cari Pustaka (Buku & Hasil Penelitian)
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian
4. Seleksi dan pilih teori dan hasil penelitian
5. Susun Kerangka Sementara
6. Pelajari hubungan antara variabel yang belum ada
7. Lengkapi Kerangka teori
8. Sederhanakan kerangka (jika perlu)
9. Susun Hipotesis
kerangka teori memiliki posisi strategis yaitu
- Sebagai jembatan antara masalah penelitian dan hipotesis.
- Sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis

Masalah
Hipotesis
Penelitian

Kerangka Teori

Kajian teori
Kerangka Teori

Dinyatakan dalam ;
1. Naratif → dalam bentuk kalimat yang menggambarkan dasar teori
hubungan antar variabel

2. Diagramatis → hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk


skema atau bagan
Kerangka Konsep

• Suatu skema dalam penelitian yang menggambarkan hubungan antar


konsep/variabel yang diteliti yang diturunkan dari kerangka teori

• Kerangka yang menggambarkan hubungan antar konsep yang mendasari hipotesis

• Konsep didefinisikan secara operasional sehingga dapat diukur/diobservasi


Contoh:
KARAKTERISTIK PENDERITA
a. umur
b. Jenis kelamin
c. Status Gizi
d. Aktivitas fisik
e. Psikis/kecemasan
f. Pendidikan
g. Pekerjaan
h. Status ekonomi

LINGKUNGAN
a. Inhalasi Iritan, -B3, -Rokok
b. Inhalasi Alergen
c . Perubahan Musim
d . Polusi Udara
e . Lingkungan pekerjaan
f . Daerah (kota/desa)
ASMA

ALERGI
a. Riwayat genetic
bRiwayat atopi
cAlergi Obat
dAlergi makanan

INFESKSI SALURAN PERNAFASAN


a. ISPA,
b. SINUSITIS
c. POLIP

HUBUNGAN ANTARA INDOOR AIR POLLUTION DENGAN KEJADIAN ASMA


Hipotesis
• Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan
antara dua atau lebih variabel.

• Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

• Sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

• Tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis.

• Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
Rumusan Hipotesis:

Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Komparatif
Hipotesis Asosiatif
Ciri Hipotesis
• Kalimat deklaratif/pernyataan
• Menghubungan dua atau lebih konsep/variable
• Bentuk hubungan jelas (kausal atau korelasi )
• Dapat diukur dan diuji
• Dugaan bersifat tentatif
Manfaat Hipotesis
1. Menjelaskan masalah penelitian
2. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji
3. Pedoman untuk memilih metode analisis data
4. Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
Dasar Perumusan Hipotesis
1. Berdasarkan pada teori
2. Berdasarkan penelitian terdahulu
3. Berdasarkan penelitian pendahuluan
4. Berdasarkan akal sehat peneliti
Contoh Rumusan Hipotesis:
1. HIPOTESIS DESKRIPTIF
• Pelayanan RS Segar Bugar kurang memuaskan pasien
• Lama Tunggu RS Maju Mundur lebih dari 1 Jam

2. HIPOTESIS KOMPARATIF
• Pelayanan RS AA lebih memuaskan dibandingkan dengan RS BB

3. HIPOTESIS ASOSIATIF
• Kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran
• Semangat Mahasiswa kuliah berpengaruh positif terhadap Hasil Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai