Pengantar Kerangka teoritis merupakan suatu komponen penting dalam penelitian kualitatif Kerangka teoritis adalah penjelasan teoritis atas masalah empiris yang penjelasannya dilakukan dengan menggunakan teori. Teori berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana suatu masalah empiris. Teori yang digunakan unntuk menjelaskan masalah harus relevan dengan konteks dan isi. Contoh; masalah sosial dijelaskan menggunakan teori sosial. masalah perilaku dijelaskan dengan teori perilaku, dsb. Esensi teori dan Kerangka Teoritis Definisi Teori Teori adalah satu set proposisi yang menyatakan secara logis saling hubungan antara dua atau lebih konsep (variabel) untuk tujuan menjelaskan suatu fenomena atau hubungan antara fenomena tertentu Teori adalah seperangkat konstruk (variabel) yang saling berhubungan, definisi, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu. Dari definisi teori tersebut dapat diidentifikasi karakteristik suatu teori sebagai berikut: pertama, berisi konsep atau konstruk dan variabel; kedua, dinyatakan dalam satu bentuk pernyataan hubungan yang secara umum dikenal sebagai proposisi; ketiga, secara sistematis menunjukkan pola, sifat, arah dan bentuk hubungan antar konsep atau variabel; keempat, bertujuan menjelaskan dan memprediksi apa yang terjadi dalam dunia sosial atau gejala sosial. Definisi kerangka teoritis Kerangka teoritis adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan hubungan dan masalah tertentu. Dari kerangka teoritis, hipotesis dapat dirumuskan untuk melihat kebenaran atau ketidak benaran penjelasan teoritis sebagaimana dikemukakan dalam kerangka teoritis Dalam kerangka teoritis , secara logis dikembangkan, digambarkan, dan dielaborasi jaringan-jaringan dari asosial antara variabel-variabel yang diidentifikasi melalui survei atau telaah literatur. Kerangka teoritis yang biasanya digunakan dalam sosiologi merupakan orientasi atau cara yang luas dan meyakinkan untuk melihat dunia sosial . Ia menyediakan koleksi asumsi-asumsi, konsep-konsep, dan bentuk- bentuk penjelasan. Membangun kerangka teoritis dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan dan menjelaskan satu fenomena atau hubungan antara dua atau lebih fenomena atau kejadian atau perilaku. Kegunaan Teori dalam Penelitian Kegunaan teori dalam penelitian adalah untuk menyediakan dalil-dalil yaitu pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara konsep-konsep yang dapat diuji secara empiris. Seringkali hipotesis sebagai dalil yang akan diuji dalam penelitian berasal dari teori. Dari teori dapat dikembangkan atau diturunkan hipotesis yang diuji untuk melihat apakah teori yang diformulasikan adalah valid atau tidak. Membangun satu kerangka teoritis membantu peneliti mendalilkan dan menguji saling hubungan antara tertentu, juga untuk memperbaiki pemahaman mengenai dinamika situasi. Kebutuhan Teori dan Kerangka Teoritis Kerangka teoritis mengelaborasi hubungan antar-variabel, menjelaskan teori yang menggaris bawahi hubungan, dan menggambarkan sifat dan arah hubungan. Dari kerangka teoritis kemudian kemudian dikembangkan hipotesis yang dapat diuji untuk melihat apakah teori yang diformulasi valid dan tidak. Hubungan-hubungan antar variabel yang di hipotesiskan dapat diuji dengan alisis statistik yang tepat Jadi kerangka teoritis merupakan fondasi sepenuhnya proyek penelitian, karena dalam kerangka teoritis dikelaskan dan di elaborasi secara logis jaringan hubungan antar-variabel sebagaimana dikemukakan dalam perumusan masalah. Fungsi Kerangka Teoritis pertama Mendefinisikan dan menguraikan variabel-variabel yang diperhitungkan atau dijadikan sebagai objek oleh peneliti agar penelitian yang diusulkan memberi hasil bagi penemuan jawaban dan pemberian solusi atas suatu masalah yang diselidiki kedua Memberikan batasan-batasan kepada penyelidikan yang diajukan dengan menyarankan variabel-variabel mana yang harus dipandang sebagai tidak relevan dan kasus itu harus diabaikan ketiga Kerangka teoritis merupakan struktur yang memberikan arti kepada hasil- hasil penelitian Kebutuhan kerangka teoritis semakin jelas dilihat dari fungsinya dalam suatu penelitian, diantaranya: Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual Kerangka teoritis adalah suatu kerangka yang disusun berlandaskan teori dan teori disusun melalui telaah pustaka atau literatur (review of literature) atau survey pustaka atau literatur Kerangka konseptual disusun berdasarkan pemikiran logis atau berlandaskan pada akal sehat dan pengalaman praktis. Persamaan keduanya adalah bahwa kerangka teoritis dan kerangka konseptual menjelaskan variabel dan saling hubungan antara variabel-variabel yang dianggap secara integral menyatukan dinamika dari situasi-situasi yang diselidiki Kerangka Teoritis dan telaah Pustaka Telaah pustaka (disebut juga survei literatur) adalah proses melokasi, memperoleh, membaca, dan mengevaluasi literatur penelitian dalam bidang yang anda minati Alasan utama melakukan telaah literatur adalah untuk menghindari duplikasi, membantu merancang tahap penelitian, dan membantu untuk memperbarui empiris yang baru atau kontroversi teoritis dalam satu bidang penelitian tertentu. Membangun kerangka teoritis dan melakukan telaah pustaka merupakan satu tahap dalam proses penelitian dan menjadi satu emelem penting dalam format rencana penelitian yang dibuat dalam satu seksi terpisah untuk satu model penelitian kuantitatif Dua model penulisan kerangka teoritis dan telaah literatur Dalam format penelitian kuantitatif ada dua model penulisan kerangka teoritis dan telaah literatur, yaitu: Pertama, kerangka teoritis dan telaah pustaka disatukan dalam satu seksi suatu format penelitian dengan menggunakan judul kerangka teoritis atau telaah pustaka Kedua, kerangka teoritis dan telaah pustaka masing-masing disusun dalam seksi terpisah. Membangun kerangka teoritis merupakan cara yang umum dilakukan dalam paradigma positivistis atau penelitian kuantitatif. Tujuannya adalah untuk menjawab atau menjelaskan perumusan masalah penelitian yang diajukan dengan memilih teori tertentu yang relevan. Relevansi Telaah Pustaka dan Teori dalam penelitian Telaah literatur sangat relevan digunakan karena dalam suatu penelitian, telaah literatur itu meliputi identifikasi sistematis, lokasi, dan analisa dokumen-dokumen (indeks periodik atau jurnal, abstrak, telaah, buku, materi statistik, dan laporan penelitian lain) yang memuat informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Telaah literatur digunakan untuk membangun kerangka teoritis yang berhubungan dengan lapangan yang diteliti. Telaah literatur memberikan fondasi yang solid untuk pengembangan kerangka teoritis dimana telaah literatur mengidentifikasi variabel yang mungkin penting, seperti ditentukan oleh temuan penelitian. Fungsi penting lain dari telaah pustaka adalah menunjukkan strategi penelitian dan prosedur khusus dan pengukuran instrumen dalam penyelidikan masalah dan memudahkan interpretasi hasil penelitian. Lanjutan... Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa fungsi dan tujuan utama telaah literatur bukan saja untuk membantu menemukan masalah, merumuskan masalah, dan menyusun kerangak teoritis, melainkan juga untuk menentukan strategi dan prosedur spesifik penelitian dan instrumen pengukuran yang mungkin digunakan dalam proses penyelidikan, pilihan atas metode, pengumpulan dan analisis data juga untuk interpretasi. Dengan kata lain, telaah literatur dan teori penting dan dibutuhkan untuk seluruh proses penelitian . Penempatan telaah pustaka dan teori dalam penelitian Topik, isu, masalah Kerangka Teoritis Solusi dan saran Hipotesis Interpretasi dan generalisasi Analisis Data Pengukuran Pengumpulan data Sampling TEORI DAN TELAAH LITERATUR Pengelompokkan Teori Teori merupakan unsur dan sekaligus memegang pernaan penting dalam penelitian ilmiah, baik penelitian deskriptif maupun penelitian penjelasan, karena ia digunakan antara lain untuk menjelaskan gejala atau masalah sosial. Deskripsi, eksplanasi, dan prediksi diberikan oleh teori. Teori membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian baik tentang pertanyaan apa, mengapa, maupun pertanyaan bagaimana. Menggambarkan dan menjelaskan gejala sosial atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dengan menggunakan teori disebut teorisasi (theorizing). Teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah sosial tertentu dikelompokkan dalam tiga tipe, yakni grand theories, middle-range theories, dan substantive theories. Aplikasi ketiga tipe teori ini dapat berbeda terutama untuk studi di lingkungan akademik. Peranan teori dalam penelitian Peranan teori tersebut meliputi: Teori menyediakan suatu pemahaman tentang fenomena, menyediakan satu dasar untuk prediksi, dan menuntun arah penelitian Sebagai suatu orientasi, teori membatasi jumlah fakta yang perlu dipejari. Teori memberikan sistem mana yang harus dipakai peneliti untuk mengartikan data agar dapat dikelompokkan dalam cara yang paling berarti. Teori juga meringkas apa yang diketahui mengenai objek yang dikaji dan menyatakan keseragaman yang tidak dapat diamati dalam pengamatan langsung. Teori juga memberikan satu kerangka pengorganisasian dan penginterpretasian hasil-hasil penelitian. Dan akhirnya teori juga sering memberikan ide-ide untuk penelitian baru.
Teori dan model Teori ditampilkan oleh ilmuan sebagai suatu model visual yang merupakan representasi dari realitas yang diformulasi secara skematik dan simbolik. Model perupakan abstraksi dari realitas yang memberikan tujuan pengaturan dan penyederhanaan pandangan kita tentang realitas. Model berguna unutk menerjemahkan variabel kedalam satu gambar visual sehingga menjadi tampak hubungan antar variabel yang dijelaskan.
Lanjutan.... Ada dua tipe model yang selama ini dipahami, yaitu model skematik dan model simbolik. Model skematik menunjuk pada model yang menggunakan gambar, garis dan titik untuk menunjuk elemen-elemen dan ilustrasi hubungannya dengan yang lain. Model simbolik adalah suatu model yang menggunakan kata-kata, persamaan, atau program komputer untuk menyajikan elemen- elemen dan gambaran hubungan-hubungannya. Model simbolis meliputi model verbal dan model matematikal. Model verbal menggunakan kata-kata untuk menggambarkan elemen-elemen dan hubungannya dengan yang lain. Sedangkan model matematikal menggunakan persamaan untuk menjelaskan hubungan-hubungan Tiga variabel independen mempengaruhi satu variabel dependen, dikontrol pengaruh dari dua variabel antara X1 X2 X3 Y1 Y1 Z Hubungan antara teori dan fakta Memunculkan teori Menolak atau mereformulasi teori Menjelaskan dan mendefinisikan kembali teori Sebagai orientasi Sebagai konseptualisasi dan klasifikasi Meringkas fakta dalam generalisasi Memprediksi fakta Mengatasi keterbatasan pengetahuan TEORI FAKTA Bagian-bagian teori Teori Konsep Definisi Variabel Proposisi Elemen dasar metode ilmiah Contoh konsep, variabel dan nilai Konsep (non variabel) Variabel Variasi Nilai Usia Tingkat usia 0,1,2,3,4...dst Agama Jenis agama Islam, katolik, protestan, hindu, budha,dst Keluarga Ukuran keluarga Jumlah anggota keluarga Kecil dan besar 3,4,5, dst Kelamin Jenis kelamin Pria, wanita Pendidikan Tingkat pendidikan SD, SMP, SMU, S1, S2, S3 Konflik Derajat konflik Rendah - Tinggi Membangun kerangka teoritis Untuk membangun kerangka teoritis yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian dapat dilakukan oleh peneliti dengan berbagai cara yaitu: Pertama, menggunakan secara langsung teori formal yang telah di susun oleh para peneliti sebelumnya atau yang terdapat dalam berbegai kepustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitian Menyusun teori untuk menggambarkan suatu kesimpulan yang kita pikir secara logis, mengikuti dari satu atau lebih pernyataan melalui proses inferensi Terdapat dua tipe utama dalam pembuatan inferensi yaitu proses induksi dan proses deduksi. Kedua proses inferensi ini sangat penting dalam penelitian terutama dalam proses verifikasi, falsifikasi, dan modifikasi teori-teori sosial . Lanjutan... Proses induksi adalah menarik kesimpulan dari satu atau lebih fakta atau gejala khusus. Proses induksi bergerak dari gejala atau fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus dan nyata. Kemudian dari gejala atau fakta yang khusus ini dibuat generalisasi atau kesimpulan yang bersifat umum. Dalam proses Induksi kesimpulan menjelaskan fakta dan fakta mendukung kesimpulannya. Proses deduksi adalah kebalikan dari induksi. Deduksi bergerak dari hal yang umum ke yang khusus dan dari penjelasan ke fakta. Deduksi merupakan bentuk inferensi yang bertujuan menarik kesimpulan dan kesimpulan ini haruslah sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan. Membuat deduksi merupakan proses berpikir yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kesimpulan yang dibuat harus mengikuti aturan-aturan tertentu berdasarkan premis. Kesimpulan harus benar jika premis benar, dan kesimpulan akan salah jika premis salah. Ada dua jenis premis yang digunakan untuk menarik kesimpulan dalam proses deduksi yaitu, premis major yang merupakan pernyataan hubungan atau proposisi yang bersifat umum. Serta premis minor yang merupakan pernyataan hubungan atau proposisi yang bersifat khusus. Contoh sederhana tentang silogisme atau deduksi: Premis (Postulat) Jika X, maka Y (premis major) Jika Y, maka Z (premis minor) Deduksi (konklusi) Jadi Jika X, maka Z
Lanjutan... Postulat Makin tinggi prestise yang dimiliki seseorang dalam kelompok, lebih memungkinkan dia memiliki pengetahuan tentang aktivitas kelompok. Makin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang aktivitas kelompok, lebih memungkinkan dia dipercaya untuk mewakili kelompok melakukan negosiasi denga kelompok lain.
Deduksi Makin tinggi prestise yang dimiliki seseorang dalam kelompok lebih memungkinkan dia dipercaya mewakilo kelompok dalam melakukan negosiasi dengan kelompok lain.