Anda di halaman 1dari 29

KERANGKA PEMIKIRAN

DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
PENGERTIAN
• KERANGKA PEMIKIRAN

Adalah sebuah model atau gambaran yang berupa


konsep yang didalamnya itu menjelaskan
mengenai suatu hubungan antara variabel yang
satu dengan varibel yang lainnya.
Menurut Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono,
2010)

Menyatakan bahwa seorang peneliti itu harus


menguasai teori-teori ilmiah yakni sebagai dasar bagi
argumentasi di dalam menyusun kerangka pemikiran
yang membuahkan hipotesis.

Kerangka pemikiran adalah suatu penjelasan


sementara terhadap adanya gejala-gejala yang
menjadi obyek permasalahan.
TAHAPAN MENYUSUN
KERANGKA PEMIKIRAN

• Menentukan variabel yang lebih detail


• Membaca buku-buku hasil penelitian
• Deskripsikan teori serta hasil penelitian
• Menganalisis teori dan juga hasil penelitian secara kritis
• Menganalisis komparatif tentang teori dan hasil
penelitian
• Sintesa kesimpulan
• Kerangka berpikir
JENIS-JENIS KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Teoritis
Kerangka Teoritis merupakan salah satu jenis kerangka yang didalamnya
menegaskan mengenai teori yang dijadikan yakni sebagai landasan serta
juga digunakan untuk dapat menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.

2. Kerangka Operasional
Kerangka operasional ini merupakan sebuah kerangka yang didalamnya
menjelaskan mengenai variabel yang diperoleh dari konsep-konsep yang
sudah dipilih serta juga menunjukkan adanya suatu hubungan antara
variabel data tersebut dan juga menjelaskan mengenai hal apa saja yang
bisa dijadikan yakni sebagai indikator yang digunakan untuk bisa
mengukur variabel yang berhubungan.

3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sebuah kerangka yang didalamnya
menjelaskan mengenai konsep yang terdapat di dalam asumsi teoritis,
yang setelah itu digunakan untuk mengistilahkan unsur yang terdapat di
dalam objek yang akan diteliti serta juga menunjukkan adanya hubungan
antara konsep tersebut.
CIRI-CIRI KERANGKA PEMIKIRAN

• Bisa dikatakan sebagai suatu pemikiran dari susunan


intruksi logika yang telah diatur di dalam rangka
menjelaskan mengenai variabel yang diteliti.
• Kerangka tersebut dibuat untuk bisa menjelaskan intruksi
dari aliran logika itu dengan secara sistematis.
• Ditujukan untuk dapat memperjelas variabel data yang
sedang diteliti sehingga pengukurannya itu bisa atau
dapat dirinci secara relevan.
• Didalam kerangka berpikir tersebut juga harus menerangkan
mengenai :
1. Mengapa penelitian tersebut dilakukan?
2. Bagaimana proses penelitian tersebut dilakukan?
3. Apa yang akan didapatkan dari melakukan penelitian
itu?
4. Kemudian untuk apa hasil dari penelitian tersebut
apabila sudah diperoleh?
MODEL KERANGKA PEMIKIRAN

• Model penelitian korelasi

Gaya dari kerangka pemikiran penelitian yang biasa digunakan


untuk model penelitian korelasi, yang mana terdapat variabel
bebas serta variabel terikat.

Komponen utama dari kerangka pemikiran :


• Independent Variables (merupakan variabel bebas)
• Dependent Variables (merupakan variabel terikat)
• Levels (merupakan indikator dari variabel bebas yang
kemudian akan diobservasi)
• Measures (merupakan indikator dari variabel terikat yang
kemudian akan diobservasi)
• Model penelitian perbaikan metode

Metode penelitian ini merupakan suatu kegiatan atau aktifitas


yang dilakukan di dalam rangka memberi kontribusi yang orisinil
ke pengetahuan yakni memperbaiki sebuah metode atau
algoritma.

Komponen dari model kerangka pemikiran ini adalah :


• Indicators
• Proposed method
• Objectives
• Measurements
PENGERTIAN
Menurut Gay & Diehl, 1992

Hipotesis
Adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga
karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.
Menurut Soekadijo, 1993

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani:


Hypo : di bawah
Thesis : pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian

Artinya hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang


digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-
kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah
Hipotesismerupakanelemenpenting dalampenelitian
ilmiah, khususnyapenelitiankuantitatif(Uma, 1992).
Kerlinger. (2006) menerangkanterdapat 3 alasanutama
yang mendukung pandanganini :
• Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori.
Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk
menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya,
sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori
mengenai konflik.
• Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar
atau tidak benar atau di falsifikasi.
• Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan
pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari
dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk
menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari
nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Fungsi penting hipotesis di dalam
penelitian :

• Untuk menguji teori


• Mendorong munculnya teori
• Menerangkan fenomena sosial
• Sebagai pedoman untuk mengarahkan
penelitian
• Memberikan kerangka untuk menyusun
kesimpulan yang akan dihasilkan
• Untuk mejelaskan permasalahan yang diangkat
dalam penelitian
• Untuk mejelaskan variabel-variabel yang akan
diuji kebenarannya
• Untuk membantu dalam memilih metode analisa
data
• Sebagai pedoman dalam menarik sebuah
kesimpulan
Untuk dapat memformulasikanhipotesisyang baik
dan benar, sedikitnyaharus memiliki beberapa ciri-
ciri pokok, yakni:

• Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk


menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-
proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau
dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah
dengan tujuan penelitian.

• Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang


benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu
hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara
operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui
secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
• Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur
secara empiris dan memberikan gambaran mengenai
fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti
hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau
distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang
dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.

• Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang


dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak
memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti
halnya dalam hipotesis.
• Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus
ada (atau dapat dikembangkan) yang akan
menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang
diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode
yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya
sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih,
bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak
ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab
itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi
metode-metode untuk mengujinya, baik metode
pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun
generalisasi.
• Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang
menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat
spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti
harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara
variabel dalam istilah arah (seperti: positif dan negatif). Satu
hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah
sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau
negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang,
atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan
hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana
kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan.
Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting
secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat
diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara
variabel yang akan dihipotesiskan.
• Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan
antar variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah
salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel
dibuat secara eksplisit.
TAHAPAN PEMBENTUKAN HIPOTESIS

• Penentuan masalah

Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah


yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau
peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan
berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang
sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan
dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses
penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat
bentuk perumusan masalah.
• Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer
(preliminary hypothesis)

Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal


bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam
penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak
akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat
digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak
relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak
dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis
priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian,
namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan
untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya
dilaksanakan.
• Pengumpulan fakta

Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang


besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya
didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
• Formulasi hipotesa

Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi,


dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini.
Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di
antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot
yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa,
diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika
Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa
semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat
hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
• Pengujian hipotesa

Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang


dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi
(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan
fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan)
terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian
hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu
tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta
yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang
sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut
teori.
• Aplikasi/penerapan

Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan


menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut
prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok
dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Macam-Macam Hipotesis
• Hipotesis penelitian
Merupakan hipotesa yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat.

• Hipotesis operasional
Merupakan hipotesa yang dinyatakan dalam bentuk
hipotesa nol (H0) dan Hipotesa 1 (H1)

• Hipotesa statistik
Merupakan hipotesa yang berupa angka-angka
statistik yang sesuai dengan metode dan alat ukur
yang dipilih oleh peneliti.
Ada 4 kombinasijawabanberdasarkanhipotesisyang
diajukandalampengambilankeputusanuntukmenolak
ataumenerima H0

Terima H0 Tolak H0
Jika H0 benar Keputusan yang Tipe kesalahan I
diambil Probability Probability = α
= 1- α
Jika H0 Salah Jika Tipe Kesalahan II Keputusan yang
H0 Salah Probability = β diambil Probability
= 1- β
Dalammembuathipotesisada 2 jenis
kesalahanyang dapat dibuatolehpeneliti:

• Kesalahan pertama adalah kesalahan yang dilakukan


karena menolak hipotesis (H0) padahal sebenarnya H0
benar atau harus diterima. Kesalahan ini disebut sebagai
kesalahan alpha (α) atau biasa disebut dengan taraf
nyata.

• Kesalahan kedua adalah kesalahan yang dilakukan karena


menerima hipotesis (H0) padahal sebenarnya H0 salah
atau harus ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai
kesalahan beta (β).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai