Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI DAN PENGAWETAN KUTU MANUSIA

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Vektor


dan Rodent Kelas B Semester 4 Tahun Ajaran 2021)

Dosen Pengampu:

Globila Nurika, S. KM., M.KL.

Disusun Oleh:

A.Farah Tika Putri S. 192110101157

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Identifikasi dan
Pengawetan Kutu Manusia”. Laporan praktikum ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengendalian Vektor dan
Rodent.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Globila Nurika, S. KM., M.KL. selaku Dosen Pengendalian
Vektor dan Rodent Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada kami pada saat proses
praktikum maupun menyusun laporan praktikum ini..

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan, baik dari sistematika penulisan maupun hasilnya. Oleh
karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna penyempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat menjadi media untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sidoarjo, 30 Maret

2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.3.1Tujuan Umum................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................................2
BAB 2 METODE PENELITIAN..................................................................................3
2.1 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................3
2.2 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum......................................................................3
2.3 Alat, Bahan dan Langkah Pelaksanaan Praktikum..............................................3
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................5
3.1 Hasil Identifikasi Pediculus humanus capitis......................................................5
3.2 Hambatan.............................................................................................................7
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................9
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................9
4.2 Saran..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
LAMPIRAN................................................................................................................12

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Klasifikasi Pediculus humanus capitis.........................................................6

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Hasil identifikasi Pediculus humanus capitis fase dewasa betina............5


Gambar 3. 2 Hasil identifikasi Pediculus humanus capitis fase nimfa jantan..............5
Gambar 3. 3 Hasil identifikasi telur Pediculus humanus capitis...................................6

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pediculus humanus capitis atau yang umumnya dikenal dengan kutu kutu
kepala adalah penyebab terjadinya penyakit yang disebut dengan Pediculosis
capitis (Jong & Sanford, 2008). Pediculus humanus capitis merupakan serangga
penghisap darah yang dapat menyebabkan priuritus, ekskoriasi, konjuctivitis,
infeksi bakteri sekunder, dermatitis terapeutik local, dermatitis menyeluruh yang
tidak spesifik, dan anemia. Kutu kepala juga bisa menyebabkan gangguan
psikologis. Jenis kelamin, umur, frekuensi mandi dalam seminggu dan beberapa
faktor yang lainnya merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya Pediculosis capitis (Gulgun et al., 2013).

Prevalensi dan insidensi Pediculosis capitis di seluruh dunia cukup tinggi


dan bervariasi, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di negara Turki
prevalensi berkisar 0,7- 59%, di Eropa 0,48- 22,4%, di Inggris mencapai 37,4%,
di Australia mencapai 13%, di Afrika mencapai 58,9% bahkan di Amerika
prevalensi berkisar 3,6 - 61,4%. Meskipun demikian penelitian prevalensi dan
insidensi Pediculosis capitis sangat sedikit sehingga prevalensi yang pasti belum
diketahui (Guenther, 2015)

Pediculosis capitis yang tidak diobati dapat menimbulkan berbagai dampak


pada penderitanya, antara lain berkurangnya kualitas tidur anak pada malam hari
akibat rasa gatal, sehingga konsentrasi anak dalam belajar terganggu. Masalah
lainnya adalah stigma sosial, rasa malu dan rendah diri terhadap teman-
temannya. Selain itu di beberapa negara, sekolah menerapkan “Nonits Policy”
yaitu siswa dengan Pediculosis capitis tidak diperbolehkan hadir di sekolah
sehingga menyebabkan banyaknya ketidakhadiran anak di sekolah (Wolff et al.,
2008)

1
Perlu dilakukan beberapa upaya untuk mengurangi penyebaran
Pediculus humanus capitis. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah preventif
untuk mengurangi risiko penularan penyakit dengan cara pengendalian
vector dengan berbagai macam metode diantaranya yaitu menjaga sanitasi
secara biologis, mekanik atau kimiawi, dan dapat juga dengan menghindari
kontak langsung dan selalu mengutamakan kebersihan diri. Dengan
dilakukannya upaya pengendalian tersebut dapat meminimalisir penularan
agen penyakit dari Pediculus humanus capitis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penulisan
laporan praktikum ini sebagai berikut :

1. Bagaimana proses identifikasi dan pengawetan Pediculus humanus capitis?


2. Apa saja yang menjadi hambatan dalam melakukan identifikasi dan pengawetan
Pediculus humanus capitis?

1.3 Tujuan

1.3.1Tujuan Umum
Tujuan umum dari Iaporan praktikum ini adalah untuk mengetahui
prosedur identifikasi dan pengawetan Pediculus humanus capitis.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui bagaimana proses identifikasi dan pengawetan Pediculus
humanus capitis
2. Mengetahui hambatan dalam melakukan identifikasi dan pengawetan
Pediculus humanus capitis

2
BAB 2
METODE PENELITIAN
2.1 Teknik Pengumpulan Data
Praktikum dilakukan dengan cara observasi secara langsung untuk
mengidentifikasi dan mengawetkan kutu manusia (Pediculus humanus
capitis).

2.2 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2021, pukul 09.00
di Desa Masangan Kulon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.
Praktikum identifikasi dan pengawetan Pediculus humanus capitis ini
dilaksanakan mulai dari proses pemahaman materi, pengumpulan vektor di
lapangan (tempat tinggal Pediculus humanus capitis).

2.3 Alat, Bahan dan Langkah Pelaksanaan Praktikum


2.3.1 Alat dan Bahan
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Penggaris
4. Bolpoin
5. Kertas media
6. Formalin
7. Toples plastik
8. Tisu
9. Figura
10. Lem
11. Lup
12. Serit
13. Gunting
14. Botol semprot

3
15. Mika bening
16. Pediculus humanus capitis (fase, telur, nimfa dan dewasa)
2.3.2 Langkah-Langkah Praktikum
1. Gunakan masker dan sarung tangan agar dapat menghindari resiko
bahaya
2. Pindahkan formalin ke dalam botol semprot yang sudah distrilkan agar
tidak tumpah dan mudah mengaplikasikannya
3. Ambil toples yang berisi Pediculus humanus capitis lalu semprotkan
formalin ke dalam toples sabanyak empat kali atau secukupnya hingga
Pediculus humanus capitis benar-benar mati
4. Setelah Pediculus humanus capitis mati, ambil Pediculus humanus
capitis dan taruh ke atas kertas putih
5. Lalu diamkan selama lebih kurang 25 menit hingga kering
6. Setelah itu mengukur morfologi Pediculus humanus capitis
menggunakan bantuan lup
7. Siapkan kertas buffalo putih dan mika plastik bening, lalu potong
sesuai keinginan
8. Setelah itu Pediculus humanus capitis diletakkan ke atas kertas buffalo
9. Berikan lem cair ke atas Pediculus humanus capitis secukupnya
10. Setelah itu, tutup menggunakan mika plastik bening. Perhatikan
peletakannya, jangan terlalu ditekan kedalam
11. Letakkan di dalam figura untuk proses penyimpanannya.

4
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Identifikasi Pediculus humanus capitis

Thorax Abdomen

Kepala Kaki

Gambar 3. 1 Hasil identifikasi Pediculus humanus capitis fase dewasa betina

Antena
Kepala

Antena

Thorax

Kaki

Gambar 3. 2 Hasil identifikasi Pediculus humanus capitis fase nimfa jantan

Abdomen

5
Gambar 3. 3 Hasil identifikasi telur Pediculus humanus capitis

3.1.1 Klasifikasi Pediculus humanus capitis

Tabel 3. 1 Klasifikasi Pediculus humanus capitis

Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Phthiraptera

Subordo Anoplura

Familia Pediculidae

Genus Pediculus

Spesies Pediculus humanus


Sub spesies P. humanus capitis

3.1.2 Ciri-ciri Pediculus humanus capitis

Pediculus humanus capitis memiliki bentuk pipih dorsoventral,


berukuran 2 – 3 mm, berwarna abu-abu. Tubuhnya dibagi menjadi 3 bagian
antara lain : chepalus, thorax, dan abdomen. Pada bagian chepalus atau
kepala terdapat 1 pasang antena terdiri dari 5 ruas besar, 1 pasang mata,
dan 1 alat tusuk atau proboscis Pada bagian thorax atau dada ada 3 pasang
kaki yang terletak pada prothorax 1 pasang, mesothorax 1 pasang, dan

6
metathorax 1 pasang, tidak mempunyai sayap, otot thorax tidak kelihatan
jelas. Pada bagian abdomen  atau perut ada 9 ruas abdomen, terdapat
lubang pernapasan atau spirakel yang terlihat jelas. Alat kelamin jantan
berbentuk seperti ujung tombak disebut aedeagus. Alat kelamin betina
berbentuk seperti huruf V terbalik disebut porus genitalis atau lubang
kelamin.
3.1.3 Morfologi Pediculus humanus capitis

1. Dewasa

a. Panjang badan : 4 mm

b. Lebar badan : 1,5 mm

2. Nimfa

a. Panjang badan : 2,5 mm

b. Lebar badan : 1 mm

3. Telur

a. Panjang telur : 2 mm
3.1.4 Kebiasaan Hidup

Banyak ditemukan di kepala anak-anak perempuan berambut


lebat dengan kondisi lingkungan yang hangat. Kutu betina meletakkan
telur-telurnya dengan substansi menyerupai lem yang sangat lengket
dan hanya berjarak beberapa milimeter dari kulit kepala. Telur kutu
biasanya menetas delapan atau sembilan hari setelah dilepaskan. Kutu
dewasa dapat hidup lebih dari tiga puluh hari di kepala manusia.

3.2 Hambatan
Hambatan dalam melaukan kegiatan identifikasi dan pengawetan
Pediculus humanus capitis ini adalah sebagai berikut:

7
a. Kesulitan dalam mencari orang yang memiliki kutu kepala
b. Kesulitan dalam memfoto kutu karena ukurannya yang sangat kecil
c. Kesulitan dalam mengukur panjang maupun lebar kutu akibat alat
pengukuran yang kurang memadai
d. Penelitian dilakukan secara individu akibat wabah pandemi Covid-
19.

8
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi dan pengukuran yang telah
dilakukan oleh penulis, didapatkan ciri-ciri dan morfologi kutu kepala
(Pediculus humanus capitis). Kutu kepala memiliki bentuk pipih
dorsoventral, berukuran 2 – 3 mm, berwarna abu-abu. Tubuhnya dibagi
menjadi 3 bagian antara lain : chepalus, thorax, dan abdomen. Pada
bagian chepalus atau kepala terdapat 1 pasang antena terdiri dari 5 ruas
besar, 1 pasang mata, dan 1 alat tusuk atau proboscis Pada bagian thorax
atau dada ada 3 pasang kaki yang terletak pada prothorax 1 pasang,
mesothorax 1 pasang, dan metathorax 1 pasang, tidak mempunyai
sayap, otot thorax tidak kelihatan jelas. Pada bagian abdomen  atau
perut ada 9 ruas abdomen, terdapat lubang pernapasan atau spirakel
yang terlihat jelas. Alat kelamin jantan berbentuk seperti ujung tombak
disebut aedeagus. Alat kelamin betina berbentuk seperti huruf V terbalik
disebut porus genitalis atau lubang kelamin.

Dari hasil identifikasi dan pengukuran terhadap kutu kepala


(Pediculus humanus capitis) didapatkan yang pertama yaitu telur kutu
kepala memiliki panjang 2 mm, pada nimfa panjangnya 2,5 mm
lebarnya 1 mm, dan kutu kepala dewasa panjangnya 4 mm lebarnya 1,5
mm. Kutu kepala banyak ditemukan di kepala anak-anak perempuan
berambut lebat dengan kondisi lingkungan yang sama-sama memiliki
Pediculus humanus capitis di kepala mereka. Selain itu, kondisi
kebersihan rambut dan kepala yang kurang bersih dan kurang baik
menjadi tempat bersarang Pediculus humanus capitis.

9
4.2 Saran
Melalui laporan praktikum ini diharapkan agar masyarakat mampu
melakukan identifikasi, pengendalian, pencegahan dan lebih memperhatikan
kebersihan lingkungan sekitar. Dengan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan
sehat (PHBS) dapat menghindarkan diri kita dan orang disekitar kita dari
penyakit yang diakibatkan oleh vektor Pediculus humanus capitis yaitu
Pediculosis capitis. Bukan hanya kebersihan secara personal saja, tetapi
kebersihan lingkungan sekitar juga penting.

10
DAFTAR PUSTAKA

Guenther, L. C. (2015). Pediculosis and pthiriasis (lice infestation).


Gulgun, M., Balci, E., Karaoglu, A., Babacan, O., & Turker, T. (2013). Pediculosis
capitis: prevalence and its associated factors in primary school children living
in rural and urban areas in Kayseri, Turkey.
Jong, E., & Sanford, C. (2008). The Travel and Tropical Medical Manual. Saunders
Elseiver.
Wolff, K., Goldsmith, L., Katz, S., Gilchrest, B., Paller, A., & Leffell, D. (2008).
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine.

11
LAMPIRAN
Gambar alat praktikum

NO Nama Gambar

1 Masker

2 Sarung Tangan

3 Penggaris

12
4 Formalin

5 Toples plastik

6 Lup

13
7 Tisu

8 Figura

9 Kertas media

14
10 Bolpoint

11 Lem

12
Serit

15
13 Gunting

14 Botol semprot

15 Mika bening

16
Gambar proses pengawetan kutu manusia

Gambar

17
penyimpanan pengawetan kutu manusia

18

Anda mungkin juga menyukai