Anda di halaman 1dari 11

TEORI AKUNTANSI LANJUTAN

“Pendekatan Terhadap Perumusan Teori Akuntansi”

Ringkasan Materi Kuliah (RKM)

Oleh :

Elyn Rachmawati (22105390664)

Program Studi S2 Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Surabaya
A. ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

1. Pemikiran Mengenai Teori

1.1 Jenis Struktur Teoritis

Unsur - unsur yang terkandung dalam teori adalah konsep, dalil, dan hipotesis yang saling

berhubungan dalam suatu struktur sistematis yang memungkinkan diberikannya penjelasan dan

prediksi. Hubungan yang sistematis dari hipotesis yang saling berhubungan ini diperoleh melalui

formalisasi suatu teori, yaitu dengan menggunakan sebuah sistem bahasa formal yang

telah diaksiomasi dan diartikan dengan tepat.

Tingkatan formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoritis, yaitu : Teori

deduktif lengkap, Prapengandaian sistematis, Teori kuasi – deduktif, Percobaan - percobaan teoritis,

Teori yang saling berhubungan dan Teori hierarki

1.2 Fungsi dan Struktur Teori

Struktur dan fungsi dari suatu teori akan membantu memenuhi kebutuhan dari disiplin

tertentu. John Harvard dan Sheth Jagdish mengklasifikasikan fungsi menjadi empat kategori , yaitu :

a) Fungsi deskriptif

Mencakup penggunaan gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka  miliki untuk memberikan

penjelasan terbaik atas fenomena dan kekuatan - kekuatan yang mendasarinya.

b) Fungsi pembatasan

Mencakup pemilihan suatu  kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelaskan dan memberikan suatu

arti atas abstraksi yang diformulasikan dari tahapan deskriptif tertentu.

c) Fungsi generatif 

Kemampuan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang dapat diuji, yang merupakan tujuan utama

dari suatu teori, atau untuk memberikan prasangka, pemikiran, dan ide - ide yang menjadi dasar

pengembangan suatu hipotesis.

d) Fungsi integratif 
Kemampuan untuk menyajikan secara koheren dan konsisten, integrasi dari berbagai konsep dan

hubungan dalam suatu teori.

1.3 Evaluasi Teori

Dari 70 kriteria teori - teori  yang “baik”, S.C. Dodd memilih 24 kriteria evaluasi yang paling

relevan yang disusun dengan urutan dari yang paling penting :

- Dapat diverivikasi -Utilitas -Memiliki satu arti -Densitas

-Dapat diprediksi -Kemampuan untuk diterjemahkan -Dapat dikendalikan -Kehematan

-Konsisten -Kelangsungan -Sinergi -Dapat di standarkan

-Andal -Ketahanan -Pengenalan -Kesederhanaan

-Akurat -Penting -Kepopuleran -Stabilitas

-Umum -Multi penerapan -Kemanjuran -Keseringan

1.4  Teori Umum Versus Teori Menengah Tentang Akuntansi

Suatu teori didefinisikan sebagai suatu gagasan (konsep), definisi dan usulan yg saling

bergantung satu sama lain, yang menyajikan suatu pandangan yang matematis dari suatu

fenomena  dengan menyatakan hubungan - hubungan yang ada diantara berbagai variabel dengan

maksud untuk menjelaskan dan  meramalkan fenomena tersebut. 

Teori menengah didefinisikan Robert Merton sebagai “teori yang berada diantara hipotesis-

hipotesis minor namun sangat banyak dikembangkan selama riset dari hari dan usaha-usaha

sistematis yang lengkap untuk mengembangkan suatu teori yang menyatukan. . 

Teori akuntansi menengah diakibatkan oleh adanya perbedaan - perbedaan yang terjadi dalam

cara peneliti mengartikan baik ”pengguna” dari data akuntansi maupun “lingkungan” dimana para

pangguna dan pembuat data akuntansi seharusnya bertingkah laku.

2. Pemikiran Mengenai Konsep

2.1 Hakikat Dan Pentingnya Konsep


Konsep secara fundamental (mendasar) adalah sesuatu yang penting, baik dalam akuntansi

maupun dalam ilmu - ilmu yang lain. Pengetahuan ilmiah adalah sepenuhnya konseptual : terdiri atas

sistem - sistem konsep yang saling berhubungan dengan cara - cara yang berbeda. Konsep adalah

unit - unit utama dari suatu teori, dan pembuatan teori yang baik mengandung artian pembentukan

konsep yang baik.

Jenis - jenis konsep meliputi :

a. Konsep observasional adalah konsep yang memiliki “karakteristik objek tertentu yang dapat

diobservasi secara langsung, yaitu sifat atau hubungan yang kehadiran maupun

ketidakhadirannya di suatu kasus tertentu dapat dipastikan secara intersubjektif, dalam

kondisi - kondisi yang sesuai oleh observasi langsung”.

b. Konsep teoritis adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung dalam suatu

teori tertentu.

c. Konsep disposisi (suatu sikap / kecenderungan sikap) mengacu kepada suatu kecenderungan

“untuk menunjukkan reaksi - reaksi yang spesifik menurut kondisi - kondisi tertentu yang

dapat ditetapkan.”

2.2   Validitas Konsep

Meskipun kebanyakan konsep keuangan dalam akuntansi telah didefinisikan dengan cukup

memadai, hanya sedikit diantaranya yang telah divalidasi. Validasi dari suatu konsep pada

kenyataannya penting untuk penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat yang dapat

dimasukkan ke dalam suatu teori tertentu. Digunakan dua pendekatan untuk melakukan validasi

yaitu operasionisme (pengoperasian) dan pengembangan pengukuran validitas konsep.

Jenis - jenis validitas konsep yang terdapat dalam literatur - literatur riset adalah :

a. Validitas observasional

b. Validitas isi

c. Validitas yang berhubungan dengan kriteria


d. Validitas gagasan

1)   Validitas konvergen

2)   Validitas diskriminan

3)   Validitas nomologi

e. Validitas sistemik

f. Validitas semantik

g. Validitas pengendalian

3. Menangani Hipotesis

3.1 Dari Dalil Ke Hipotesis

Dalil dalam suatu teori menetapkan hubungan antara konsep - konsep dalam teori tersebut.

Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta - fakta yang tidak berpengalaman

dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbarui berdasarkan atas pengetahuan yang baru diperoleh.

Karakteristik utama dari sebuah hipotesis adalah kemampuan untuk diuji secara empiris. Sifat dari

pengujian yang diberikan akan bergantung kepada apakah dalil yang diberikan bersifat analitis atau

sintetis. Dalil analitis hanya dapat dinyatakan benar atau salah secara logis. Dalil sintetis yang

memiliki signifikansi empiris dapat menjadi subjek dari suatu ujian empiris.

3.2 Konfirmasi Atas Hipotesis

Akuntansi memiliki subjek masalah yang jelas dan mencakup keseragaman dan keteraturan

yang menjadi dasar dan kondusif bagi hubungan empiris, generalisasi otoritatif, konsep - konsep,

prinsip, hukum, dan teori. Konfirmasi adalah sampai sejauh mana hipotesis mampu menunjukkan

kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia nyata secara akurat. Pembuktian kesalahan

adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris tidak

benar, yaitu gagal untuk menggambarkan dunia nyata dengan akurat. Hipotesis yang aslinya

didasarkan atas teori yang semata - mata dapat dikonfirmasikan, semata - mata dapat disanggah, atau

keduanya.
3.3 Hakikat Dari Penjelasan

Penjelasan adalah langkah vital dari seluruh jenis pertanyaan ilmiah, atau dengan makna luas

prosedur atau struktur umum apapun yang memiliki maksud untuk menyajikan bagaimana suatu

fenomena dapat dijelaskan secara ilmiah. Model - model penjelasan harus memenuhi persyaratan -

persyaratan berikut ini :

a. Persyaratan akan relevansi penjelasan berarti bahwa model penjelasan harus bagaimana pun

caranya menunjukkan bahwa fenomena yang akan dijelaskan adalah telah

diekspektasikan mengingat kondisi-kondisi yang ada.

b. Persyaratan akan kemampuan untuk diuji berarti bahwa penjelasan ilmiah harus dapat diuji

secara empiris.

3.4 Hakikat Dari Prediksi

Prediksi adalah berarti proses “pembuatan deduksi dari peristiwa yang diketahui ke peristiwa

yang tidak diketahui dalam sebuah sistem yang statis secara konseptual.” Sedangkan prediksi ilmiah

adalah prediksi yang dipandu oleh aturan - aturan ilmiah. Prediksi dapat dilakukan dengan teknik -

teknik eksplorasi, yang memprediksi suatu variabel atas dasar variabel itu sendiri, atau teknik -

teknik asosiatif, yang memprediksi suatu variabel atas dasar dari variabel lain.

B. PENEKATAN TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

1. Hakikat Akuntansi dari berbagai Pandangan

Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan

bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu bidang

tertentu. Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam

menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa pandangan tersebut antara lain:

a. Akuntansi sebagai ideologi

b. Akuntansi sebagai bahasa


c. Akuntansi sebagai catatan historis

d. Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini

e. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

f. Akuntansi sebagai komoditas

g. Akuntansi sebagai mitos

h. Akutannsi sebagai alasan logis

i. Akuntansi sebagai perumpamaan

j. Akuntansi sebagai percobaan

k. Akuntansi sebagai distorsi

2. Penyusunan dan Verifikasi Teori

Walaupun akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam  bidang

spesifik, namun praktiknya dilakukan dalam kerangka konseptual implicit yang terdiri dari prinsip-

prinsip dan praktik-praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh kegunaan dan logika

yang dikandungnya. Petunjuk yang disebut sebagai “Prinsip-  prinsip Akuntansi Berterima Umum

(PABU)” atau “Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)”  ini mengarahkan profesi

akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan dalam penyiapan laporan keuangan dengan

suatu cara yang dianggap sebagai  praktek terbaik. Teori seharusnya tunduk terhadap pengujian yang

bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya.

3. Hakikat Teori Akuntansi

Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan basis bagi peramalan dan  penjelasan

perilaku dan peristiwa akuntansi.

C. PENDEKATAN REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

1. Hakikat Standar Akuntansi


Standar akuntansi mendominasi pekerjaan para akuntan. Standar-standar ini terus mengalami

perubahan, dihapus, dan/atau ditambahkan, baik di Amerika Serikat dan di luar negeri. Standar

memberikan aturan-aturan praktis dan bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan seorang akuntan.

Standar akuntansi biasanya terdiri dari tiga bagian :

a. Deskripsi masalah yang harus dipecahkan

b. Diskusi dengan pertimbangan yang sehat atau cara-cara untuk menyelesaikan masalah

c. Selanjutnya sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan

Secara umum standar, terutama standar audit, dibatasi hanya untuk butir nomor c, yang telah

menimbulkan banyak kontroversi dengan tidak adanya teori-teori yang mendukung dan

digunakannya pendekatan perumusan ad hoc. Akan tetapi, tren umum yang terjadi adalah

memasukkan butir nomor a dan b, sehingga memberikan suatu aturan tindakan yang ringkas dan

didukung secara teoritis.

Edey membagi persyaratan standar menjadi empat tipe utama :

a. Tipe 1 menyatakan bahwa para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat apa yang

mereka lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi (kebijakan akuntansi) yang

mereka gunakan.

b. Tipe 2 ditujukan pada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian laporan-laporan

akuntansi.

c. Tipe 3 meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik di mana pengguna

mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangan sendiri.

d. Tipe 4 mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi (penilaian)

Alasan mengapa standar akuntansi itu dibuat adalah.

1) Standar memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan penyelenggaraan sebuah

perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi.


2) Standar memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publik yang

memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam menjual keahlian

dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan perusahaan dan membuktikan validitas

dari laporan-laporan tersebut.

3) Standar memberikan database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang diangap

sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan dan regulasi

ekonomi serta peningkatan efisiensi ekonomi dan sasaran-sasaran sosial lainnya.

4)  Standar menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang memiliki

perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi.

2. Tujuan Penetapan Standar

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan:

a. Pendekatan Ketetapan Penyajian

Pendekatan ini mendukung pelaporan secara netral dan pencarian ketepatan penyajian melalui proses

penetapan standar. Akuntansi dibandingkan dengan pembuatan peta keuangan yang akurat dan tepat.

Pembuat kebijakan akuntansi harus memberikan informasi untuk memfasilitasi pengambilan

keputusan para pengguna. Pengguna akuntansi sebagai pengambil keputusan.

b. Pendekatan Konsekuensi Ekonomi

Pendekatan ini mendukung pengadopsian standar yang akan memberikan konsekuensi ekonomi yang

baik dan yang buruk. Standar yang diberlakukan adalah standar yang memiliki dampak positif.

Pembuat kebijakan akuntansi harus memberikan sinyal-sinyal informasi yang dapat mengarahkan

keputusan para pengguna informasi. Pembuat kebijakan sebagai peangambil keputusan.

3. Entitas-entitas yang Berkepentingan dengan Standar Akuntansi

a. Individual dan Kantor Akuntan Publik


Individual dan kantor akuntan publik bertanggung jawab melalui auditor-auditor mereka untuk

secara independen mensertifikasi laporan keuangan perusahaan telah menyajikan hasil-hasil dari

aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat.

b. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA)

AICPA adalah organisasi pengkoordinir profesional bagi para praktisi CPA di AS. Dua komite teknis

seniornya yang penting – Accounting Standards Executive Committee (AcSEC) dan Auditing

Standards Executive Committee (AudSEC)-diberi wewenang untuk berbicara atas nama AICPA,

masing-masing dibidang keuangan dan akuntansi biaya dan audit.

c. American Accounting Association (AAA)

AAA adalah organisasi para akademisi akuntansi dan setiap individu yang tertarik dalam

peningkatan praktik dan teori akuntansi. Jurnal kuartalannya, Accounting Review dipergunakan

sebagai media untuk saling bertukar pikiran dan hasil-hasil para periset di bidang akuntansi. AAA

juga bertindak sebagai forum di mana para akademisi mengekspresikan pandangan-pandangan

mereka akan berbagai topik dan permasalahan akuntansi, baik secara individu ataupun melalui

komite yang ditunjuk khusus oleh organisasi.

d. Financial Accounting Standards Boards (FASB)

FASB menggantikan APB di tahun 1973 sebagai badan yang bertanggung jawab untuk membuat

standar akuntansi.

FASB adalah badan independen yang berwenang dan ditugaskan untuk menetapkan dan

meningkatkan standar pelaporan dan akuntansi keuangan yaitu standar-standar yang berhubungan

dengan pencatatan informasi yang bermakna mengenai peristiwa-peristiwa dan transaksi-transaksi

ekonomi dalam cara yang berguna dalam laporan keuangan.

e. Securities and Exchange Commission (SEC)


SEC dibentuk oleh UU Kongres pada tahun 1934. SEC bertanggung jawab untuk menyelenggarakan

administrasi berbagai hukum yang dimaksudkan untuk mengatur sekuritas dan untuk memastikan

ketepatan dari pelaporran keuangan dan pengungkapan perusahaan amerika.

f. Organisasi Profesional Lainnya

Organisasi ini secara aktif terlibat dalam pembuatatan standar akuntansi di negaranya masing-

masing.

g. Para Pengguna Laporan Keuangan

 Pengguna langsung, meliputi: (1) pemilik perusahaan dan pemegang saham, (2) kreditor, (3)

manajemen perusahaan, (4) otoritas perpajakan,(5) pekerja, dan (6) para pelanggan

 Pengguna tidak langsung meliputi: (1) analis dan penasihat keuangan,(2) bursa saham, (3)

pengacara, (4) pihak yang berwenang, (5) asosiasi perdagangan, (6) serikat pekerja, (7) dll.

 Konstituen dari lingkungan pelaporan keuangan terdiri atas:

o Para investor: (1) terdiversifikasi vs tidak terdiversifikasi, (2) aktif vs pasif, dan (3)

profesional dan non profesional

o Perantara informasi: (1) analis keuangan, (2) agen pemeringkat obligasi, (3) agen

pemeringkat saham, (4) layanan penasihat investasi, dan (5) perusahaan pialang

o Regulator: (1) FASB,  (2) SEC, dan (3) kongres

o Manajemen: (1) perusahaan besar vs perusahaan kecil dan (2) perusahaan publik vs

perusahaan pribadi

o Auditor: (1) nasional vs lokal dan (2) praktik SEC vs praktik non SEC

Anda mungkin juga menyukai