Anda di halaman 1dari 26

TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANYA

KELOMPOK 4

Nama : Istha Anadia (2101120505.P)


Meidiani Pratiwi (2101120507.P)
Alfrizki Widika Ramadan
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
Kelas : KS 6A (Jum’at 18:30 – 19:30)
Dosen : Rusmida Jun Harapan H., SE., M.Si

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRIDINANTI
A. Teori Akuntansi

Pada awal dipraktikkanya akuntansi bahkan sampai beberapa tahun


kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu, orang bertanya untuk apa
teori akuntansi? Selama tidakAdanya stuktur teori akuntansi formal maka yang
terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam
praktik, semua bersifat diizinkan (permissive) sehingga menimbulkan
kebingungan masyarakat. Vernom Kam (1986) mengemukakan fungsi dari
adanya teori akuntansi sebagai berikut.

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam


menyusun standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi
dalam hal tidak adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam penyusunan
laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinanan pembaca laporan terhadap
informasi yang disajikan laporan keuangan
5. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori


akuntansi sebagai berikut:

1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur


dan praktik akuntansi
2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang
baru.
Teori adalah susunan konsep, definisi dan dalam yang menyajikan
pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukan hubungan Antara
variable yang satu dengan yang lain dengan maksud untuk melaksakan dan
meramalkan fenomena.

Webster’s Third New International Dictionary mendefinisikan teori


sebagai suatu susunan yang saling berkaitan dengan hipotesis; konsep, dan
prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang
dipertanyakan.

Mcdonal memberikan tiga elemen teori yaitu:

1. Membuat kode sebagai symbol fenomena


2. Mengombinasikanya sesuai peraturan
3. Menerjemahkan ke dalam fenomena yang sebenarnya terjadi

Vernon Karn (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu


system yaqng kompherensif dimana termaksuk postulat dan teori yang
berkaitan denganya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen:
postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar,
dan prosedur atau metode-metode.

Kenneth S.Most (1982) mendefinisikan teori sebagai “suatu


pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau
memandu suatu set fenomena. Teori juga bias dianggap sebagai kerangka
atau susunan ide, penjelasan fenomena dan prediksi perilaku yang akan
dating. Teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan
yang sistematik tentang prinsip dan metodelogi yang membedakannya
dengan praktik. Karenanya teori adalah penjelasan, tetapi tidak semua
penjelasan itu teori. Teori adalah penjelasan yang sistematik dan scientific.
Dia menambahkan Bahwa teori memiliki tiga dimensi sebagai berikut.

1. Reductionism yang bearti bahwa teori itu dimulai dari asumsi-asumsi


dimana teori itu tidak langsunf merujuk ke objek yang diobservasi dan
bukan pula pernyataan yang dapat diuji kebenaranya, tetapi dia
merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena. Ia adalah sejenis
alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.
2. Instumrntalism yang bearti bahwa teori adalah sebuah instrument atau
alat menghitung yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang
suatu observasi. Di sini peranan teori adalah menjelaskan dan
meramalkan.
3. Realism yang bearti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil
yang merupakan pernyataan suatu kebenaran atau ketidakbenaran tentang
dunia nyata, fenomena atau objek.

Eldon S. Hendrisen (1970) mengutip definisi Eric L.Kohler, sepakat


menerima definisi teori sebagai:

“Suatu set proposisi termaksud aksioma, teorema bersama definisi dan


peraturan, kesimpulan formal dan informal yang diarahkan untuk
menjelaskan suatu gabungan fakta atau kelompok kegiatan yang konkret
atau yang abstrak.”
Sedangakn menurut Hendriksen sendiri teori adalah “Suatu set susunan
hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum
referensi untuk suatu bidang yang dipernyatan.”
Sedangkan teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan yang logis dalam
bentuk suatu set prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum
dari rujukan dimana prinsip akuntansi dinilai. (2) pedoman pengembangan
praktik dan prosedur yang baru. Teori akuntansi bias juga menjelaskan
praktik yang berlaku saat ini dan mendapatkanb pemahaman yang lebih
baik tentang praktik tersebut. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah
memberikan suatu set prinsip yang logis yang saling terkait yang
membentuk kerangka umum sebagai rujukan untuk menilai dan
mengembangkan praktik akuntansi yang baik.
Godfrey et.al (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefiniskan
dalam berbagai cara misalnya, teori adalah system deduktif, yaitu berupa
pernyataan yang mengurangi generalisasi, yang lain menanggap bahwa teori
adalah suatu susunan ide yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu. Teori
bias juga secara sederhana dijelaskan sebagai alasan logis yang mendasari
suatu pernyataan keyakinan. Apakah teori diterima atau ditolak tergantung
pada kemampuanya meramalkan realitas, kemampuanya menjelaskan praktik
akuntansi, dan kemampuanya menjadi dasar pengembangan praktik
akuntansi tersebut. Dari beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahwa teori
akuntansi memiliki teori akuntansi.

Teori itu lahir dari proses penelitian dengan asumsi,prinsip, teknik


tertentu. Asumsi penelitian ilmiah menurut model konvensional yang kita
pakai selama ini adalah sebagai berikut.

1. Alam ini teratur


2. Pengetahuan atau kebenaran hanya diketahui dari fenomena alam.
3. Pengetahun lebih kuat dari Ignorance
4. Semua fenomena alam memiliki penyebab yang berasal dari alam
itu sendiri
5. Tidak ada kebenaran tanpa bukti objektif
6. Ilmu pengetahuan lahir dari pengalaman.

Asumsi ini tidak seluruhnya sesuai dengan konsep penelitian yang


berbasis agama. Teori itu bias memiliki level atau tingkatan sue (2003),
menjelaskan tingkatan teori sebagai berikut.

Level Jenis Teori Fokus


1 Metaphor Theory Menggambarkan dan membumikan
pengalaman manusia dalam kehidupannya
sehingga terstruktur, sistematis, teratur dan
dapat dipahami
2 Differatiation Memotong-motong pengalaman dengan
Theory menyandingkan, membedakan,
mengontraskan misalnya: hadir absen
public swasta, objektif, subjektif, atas
bawah, luar dalam dan sebagainya
3 Conceptualization Menghubungkan unit fan stuktur melalui
Theory praktik, menjelaskan melihat bagaiman
dunia bekerja, dirumuskan dalam bentuk
sederhana.
4 Context Bound Menjelaskan konteks untuk lebih tersusun
Theorizing Of dari suatu unti spesifik, kegiatan, proses,
Setting dan kejadian
5 Context free Menjelaskan secara metanarrative aspek-
“grand” aspek kehidupan social yang banyak, ini
Theorizing merupakan dunia ideas, abstract, beyond
(structure) history and society
Sumber :Liewelyn. Sue (2003), “Methodological Issues What Counts as “ Theory”
ir qualitative management and accounting research, inducing 5 levels theorizing “
Accounting and Accountability Journal. 16.4
Beberapa pandangan tentang teori

Teori ini merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi


yang digambarkan dalam bentuk dalil-dalil yang disimpulakan dari fenomena
dan disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat pendek yang berlaku secara
umum. Teori biasanya diambil dari berbagai riset demi riset sehingga sampai
pada suatu kesimpulan yang dapat berlaku untuk semua, universal, logis,
konsisten, dapat diramalkan, dan objektif. Objek penelitian adalah fenomena
social dan ekonomi. Fenomena ini dikaji, diteliti dan lahirlah suatu
kesimpulan atau tesis, dari riset dan kesimpulan lain ditemukan antithesis
dalan lahirlah sintesis sehingga mengkristal menjadi teori yang selanjutnya
akan dikaji berulang kali. Sepanjang suatu teori dapat mempertahankan diri
dari kritikan dan verifikasi, dia tetap dinilai teori yang confirm dan masih
berlaku.

Memang Poper memperkenalkan pandangan falsification view


menurut pandangan ini apa pun yang dilakukan dalam dunia ilmiah tidak
akan mampu memberikan pernyataan kebenaran absolut karena apa yang
bias dilakukan peneliti atau ilmiawan hanya percobaan demi percobaan, trial
and error, pengujian hipotesis. Suatu teori bias benar pada kurun waktu
tertentu dan belum tentu benar pada kurun waktu yang lain. menurut Lee D,
Parker Allah Knows the true/ hanya tuhan yang mengetahui yang benar,
peneliti hanya mampu mendekati kebenaran yang hakiki tersebut. Peneliti
hanya dapat menolak atau menunjukan hipotesis atau teori yang salah. Kita
hanya mampu membuktikan bahwa hipotesis, pernyataan atau teori ini salah.
Ini bearti bahwa itu melalui proses demi proses. Suatu teori mungkin benar
menurut keadaan tertentu bukan pada keadaan lain. Sejalan dengan pendapat
ini maka imre lakatos membagi dua unsur ilmu itu.

1. Negative Heuristic yang merupak intin utama penelitian yang


menjelaskan asumsi dasar dari suatu ilmu.
2. Positive Heuristic merupakan bumper atau belt yang melingkungi hard
core tadi.

Kemudian, muncul kuhnian paradigm atau disebut disciplinary


matrics. Menurut Kuhn teori ilmiah dan perkembangan ilmu memiliki sifat
revolusi, artinya terjadi proses yang terus menerus untuk mengubah suatu
teori yang tidak sesuai lagi dan menggantinya dengan teori yang lain.
Menurut Kuhn siklsus ilmu itu dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Pre-science, disini tidak ada ide atau ilmu yang diterima umum
2. Perkembangan berbagai pemikiran
3. Munculnya paradigm yang dominan
4. Munculnya anomaly
5. Timbul krisis ilmu
Kalau berbicara mengenai teori akuntansi yang dimasukan adalah
kristalisasi fenomena yang dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang
disimpulkan dari fenomena interaksi bisnis entities dan pemakai laporan
keuangan.

Hubungan Antara para pemakai laporan keuangan, fenomena social,


prinsip akuntansi serta teori akuntansi ini dapat dilihat dari gambar sebagai
berikut.

Pemakai Laporan Keuangan

Laporan Keuangan

Prinsip Akuntansi

Teori Akuntansi

Fenomena Sosial Ekonomi

Gambar 4.1 Hubungan pemakai laporan keuangan


Teori Akuntansi dan fenomena social

B. Teori dan Pembuat Kebijakan Akuntansi


Teori Akuntansi berkaitan erat dnegan penyusunan kebijaksanaan akuntansi.
Teori bersama factor politik dan kondisi dan system ekonomi akan
menentukan pembuatan kebijakan akuntansi. Hubungan itu dapat dilihat dari
gambar sebagai berikut.
Dari Gambar dibawah yang kita lihat bahwa dalam penyusunan
kebijakansanaan akuntansi yang akan dijadikan sebagai dasar dalam praktik
atau teknik akuntansi dipenagruhi oleh berbagai factor Antara lain:
1. Teori Akuntansi
2. Faktor Politik
3. Kondisi Ekonomi
Hal ini membuktikan bahwa kita harus mempelajari teori akuntansi
untuk dapat merumuskan kebijaksanaan akuntansi yang tepat.

Teori Akuntansi Faktor Politik Kondisi Ekonomi

Pembuatan Kebijaksanaan
Akuntansi

Fungsi audit kesesuaian


Praktik Akuntansi Praktik
dengan
Prinsip
Akuntansi

Arus Utama
Pemakai data akuntansi
dan Laporan
Arus Sekunder

Gambar 4.2 Lingkungan Akuntansi Keuangan

Sumber : Harry I Wolk Jere R Francis dan Michael Tearney: Accounting Theory a
conceptual and instituational aproroach hlm 8

Lambat atau cepat, struktur akuntansi mestinya mengikuti evolusi


perkembangan masyarakat. Perkembangan itu tentu akan memengaruhi
konsep, postulat akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan akhirnya teknik atau
standar akuntansi. Biasanya postulat, konsep, dan prinsip dasar akuntansi
lebih bersifat jangka panjang dibandingkan dengan penggunaan teknik atau
prosedur pencatatannya.

Jika kita lihat struktur ini, wilayah teori akuntansi itu mencakup
perumusan pospulat, konsep, prinsip dasar, dan teknik dasar akuntansi.
Kenyatan ini telah digambarkan dalam APB statement nomor 4 sebagai
berikut.

Prinsip akuntansi yang berlaku sekarang merupakan hasil proses evolusi


yang diperkirakan akan terus berlangsung seterusnya. Perubahan bias saja
terjadi pada tingkat metode pencatatan. Perubahan ini bias saja terjadi pada
tingkat metode pencatatan. GAAP ini berubah sebagai respon terhadap
perubahan ekonomi dan kondisi social, teknologi, dan ilmu pengetahuan
baru, permintaan para pemakai laporan keuangan yang mengharapkan
informasi yang lebih bermanfaat. Sifat dinamis akuntansi keuangan itu
dalam merespon perubahan keadaan menambah kegunaan informasi yang
disajikan
Perubahan ini tentu tidak bias dilaksanakan begitu saja. Perubahan
harus dilakukan berdasarkan prinsip dan dalam kerangka teori akuntansi dan
disiplinya sendiri. Disinilah hubungan Antara teori akuntansi dengan prinsip
akuntansi GAAP itu. Teori itu harus debatable, refutable, arguable,
justifiable, terhadap kritik dan argument baru yang diungkapkan masyarakat.
Proses ini disebut proses verification theory. Untuk theory yang tidak
memiliki sifat itu, rumusan prinsip yang dilahirkanya akan rapuh.

Oleh karena itu, Teori akuntansi harus lahir dari proses konstruksi
teori sekaligus verifikasi teori. Jika suatu teori tidak dapat bertahan pada
proses verifikasi maka teori harus diganti dengan teori yang lebih baik.
Ukuranya pada akhirnya kembali pada respon yang diberikan masyarakat
pada output akuntansi itu. Committee on Accounting Theory and
Verification menggungkapan pendapatam dalam konteks ini sebagai berikut.

Teori ilmiah memberikan kepastian pengharapan atau ramalan tertentu


tentang fenomena. Jika fenomena yang diperkirakan ini terjadi, teori disebut
confirm sebaliknya jika fenomena tidak terjadi maka disebut enomalies,
yang ebarti harus dicari teori baru atau modifikasi terhadap teori lama.
Tujuan penyusunan teori baru dan modifikasi teori lama adalah upaya
mengubah anomalies menjadi confirm atau anggapan fenomena yang terjadi
sesuai dengan kejadiannya
Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu
dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan
mungkin terjadi di masa yang akan dating. Kalau demikian halnya, mestinya
setiap Negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri
yang di simpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi soal yang
dimilikinya, bukan mengambil alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi
Negara lain.

Hadibruto (Media Akuntansi 1998) menekankan pentingnya teori


akuntansi. Menurut beliau ada sinyalemen yang berkembang yang
mengganggap bahwa seolah teori akuntansi tidak dibutuhkan. Alasan yang
mendasari pemikiran ini adalah bahwa akuntansi bukanlah merupakan suatu
disiplin ilmu yang dapat menjelaskan semua gejala-gejala akuntansi di dalam
praktiknya. Akuntansi bersifat teknis dan prosedual dia sama seperti mesin
yang tidak memerlukan kreasi-kreasi atau insiaitif baru.

Pandangan ini adalah keliru, apa yang terdapat dalam aliran positif
accounting Theory yang dipakai oleh watts dan Zimmerman misalnya
menjelaskan bahwa teori bukan aturan untuk memilih Antara prosedur
akuntansi yang satu dengan yang lainnya. Misalnya memilih prosedur yang
lebih mencerminkan proses matching pendapatan dan beban, tetapi lebih
luas. Teori akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktik
akuntansi, menjawab, dan menjelaskan semua fenomena metode depresiasi
dipercepat sedangkan perusahaan lain menggunakan metode garis lurus.

Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang berdasarkan


metode ilmiah atau logika. Teori terdiri darui dua bagian yaitu sebagai
berikut:

1. Asumsi-asumsi termaksud definisi variabel-variabelnya dan logika yang


menghubungkan antarvariabel tersebut. Asumsi-asumsi, definisi, logika
dipergunakan untuk mengatur, menganalisis, memahami, gejala empiris
yang menjadi perhatian.
2. Himpunan hipotesis-hipotesis yang penting. Sementara itu, hipotesisi
merupakan anggapan awal dari sebauh fenomena atau masalah yang akan
dianalsis. Tujuan teori akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan
praktik akuntansi.
Teori akuntansi akan dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih
cenderung menggunakan metode LIFO dari pada FIFO. Teori akuntani akan
dapat memprediksi atau menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui.
Misalnya teori akunatnsi dapat memberikan hipotesis mengenai sifat-sifat
perusahaan yang memakai LIFO dibandingkan dengan menggunakan FIFO.

Untuk memperkuar argument bahwa akuntansi merupakan disiplin


ilmu yang didasari oleh metode ilmiah, akuntansi pun mengalami
perkembangan disiplin ilmunya. Watts dam Zimmerman menjelaskan
perkembangan dari teori akunatnsi dari normative ke teori akuntansi positif
dan dewasa ini berkembang kea rah teori akunatnsi interpretative. Dimana
masing-masing dalam menyusun teori tersebut terdapat berbagai pendekatan.
Misalnya dalam teori akuantansi positif dilakukan pendekatan ekonomi dan
perilaku.

C. Sifat dan Teori Akuntansi

Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat kita rumuskan sebagai berikut.

Teori akunatnsi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan Antara
variable dengan variabel lainnya dalam stuktur akuntansi dengan maksud dapat
menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.
.Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan
dapat:

1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntnasi


dinilai;
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti
perkembangan ekonomi, social, tekonologi, dan ilmu pengetahuan yang
demikian cepat.

Oleh karena itu, tepatlah kesimpulan Ahmed Belkaoui bahwa tidak ada
teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun waktu. Dengan demikian,
teori akuntansi harus juga mencakup semua literature akuntansi yang
memberikan pendekatan berbeda-beda satu sama lain. Senada dengan
kesimpulan ini American accounting associations committee on concepts
and standard for external reports menyebutkan sebagai berikut.

1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan
memenuhi keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif
2. Didalam literature akuntansi keunagan yang ada bukan teori akuntansi,
tetapi kumpulan teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-
perbedaan persyaratan yang diinginkan para pemakai laporan keuangan.

Untuk perumusan teori akuntansi memang tidak dapat hanya


mengandalkan teori akuntansi ansich saja, harus menggunakan literature
akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun, teori akuntansi
merupakan instrument yang sangat penting dalam menyusun dan
memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.

D. Periodesasi Teori Akuntansi

Godfrey et.al membuat periodesasi teori akuntansi sebagai berikut:


1. Pre-theory Period (1492-1800)
Peragallo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan
sejak pacioli sampai pada awal abad ke 19. Kalaupun ada, saran-saran atau
pernyartaan-pernyataan belum dapat digolongkan sebagai teori atau
pernyataan yang sistematis.
2. General Scientific Period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekananya baru
berupa penjelasan terhadap praktik akuntansi. Disini sudah ada kerangka
kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktik akuntansi. Akuntansi
dikembangkan berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan
atas kenyataan sehari-hari atau realitas, bukan didasarkan pada logika.
Laporan AAA “ A Tentative Statement Of Accounting Principles Affecting
Corporate Reports” pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang “A
Statement of Accounting Princple” merupakan dua contoh perumusan teori
akuntansi berdasarkan metode empiris dan disebut era general scientific.
3. Normative Period (1956-1970)
Dalam periode ini perumusan teori akuntansi mencoba merumuskan norma-
norma atau praktik akuntansi yang baik. Kalau dalam periode sebelumnya
menekankan pada “apa” yang terjadi, dalam periode ini “bagaimana
seharusnya” dilakukan. Pada periode ini muncul kritik terhadap historical
cost dan pendukung adanya conceptual framework. Beberapa terbitan pada
era ini adalah : An Inquiry into the nature of Accounting oleh Goldberg yang
diterbitkan pada tahun 1965, AAA menerbitkan A statement Of Basic
Accounting Theory.
4. Specific Scientific Period (1970-Sekarang)
Periode ini disebut sebagai positive era. Disini teori akuntansi tidak cukup
hanya dengan sifat normative, tetapi harus bias dijuji kebenaranya. Norma
dinilai subjektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normative dikritik
karena:
a. Teori Normatif tidak melibatkan pengujian hipotesis
b. Teori Normatif didasarkan pada pertimbangan subjektif.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang
subjektif maka tidak bias diterima begitu saja harus dapat diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris
sudah banyak, tersedia kemudian teknik-teknik statistic dan teknik yang
menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikain
banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian ilmiah. Tujuan
pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan
meramalkan praktik akuntansi. Salah satu contoh dalam menggunakan teori
positif ini adalah bonus plan.

E. Metode Perumusan Teori Akuntansi


Ada beberapa pendapat para ahli yang menyatakan bahwa metode dalam
sebuah teori akuntansi terdapat beberapa perumusan, diantaranya:
1. Dengan Menggunakan Metode Deskriptif (Pragmatic)
Metode yang satu ini dianggap sebagai salah satu metode yang
menggunakan seni dalam akuntansi dan tidak dapat dirumuskan. Metode tersebut
bersifat membahas dan juga mendeskripsikan serta menganalisis praktek yang
ada dalam sebuah perusahaan saat ini.
2. Metode Psychological Pragmatic
Metode yang satu ini digunakan dengan cara melakukan pengamatan
terhadap reaksi sebuah pengguna laporan keuangan terhadap output akuntansi
yang telah disusun dari beberapa sumber dan juga standar serta prinsip dan
pedoman. Hal tersebut menjadikan metode ini sering dianggap sebagai
behavioral accounting.
3. Menggunakan Metode Normatif (1950-1960)
Salah satu metode yang menjelaskan tentang norma peraturan yang
diikuti tanpa sebuah praktek yang dilakukan saat ini sering dianggap sebagai
metode normatif. Metode ini tidak terlalu dipikirkan meskipun meskipun
berlaku saat ini atau tidak.
4. Metode Positive | 1970
Metode yang dimulai dari sebuah metode ilmiah yang diterima umum
dan sedang berlaku. Berdasar Teori akuntansi positif ini, dirumuskan
permasalahan penelitian untuk mengamati fenomena nyata yang tidak terdapat
didalam teori.
Keempat metode ini dapat digunakan dan dikombinasikan dengan
berbagai pendekatan yang bisa dilakukan. Selain itu teori yang didapatkan atau
rumus akuntansi yng diperoleh harus mampu menggambarkan keadaan
sebenarnya. Sehingga teori-teori yang dihasilkan bisa digunakan dalam
prakteknya.
F. Pendekatan Dalam Perumusan Akuntansi
Berbagai pendekatan yang dapat diguanakan dalam perumusan teori
akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Syntatic
Berhubungan dengan logika internal dari dunia abstrak, logika internal yang
konsisten dikemukakan dalam bentuk pernyataan terstrukur yang dapat berupa:
pernyataan abstrak dengan tata bahasa baku dan pernyataan logika matematik.
Pernyataan dalam bentuk bahasa yang terstrukur, misalnya “apabila permintaan
suatu barang naik, maka harga barang itu akan cenderung ikut naik”. Sedangkan
pernyataan logika matematika atau dalam bentuk model-model misalnya: Y = a
+ bX, atau persamaan dasar akuntansi A = K + E.
2. Semantic
Semantik pada gambar di atas digambarkan dalam garis yang dihubungkan
dengan kotak-kotak persegi, hubungan ini memusatkan perhatiannya pada
peristiwa, obyek atau gejala yang sesungguhnya terjadi dengan semua
karakteristiknya.
Berdasarkan pernyataan logika matematik atau model-model pada tingkat
sintaktik tersebut di atas, dapat dihubungkan dengan fakta empirik yang ada di
dunia nyata (real world), dengan menetapkan definisi operasionalnya.
3. Pragmatic
Aspek pragmatik cukup berperan dalam bidang penelitian ilmu-ilmu sosial,
seperti: sosiologi, psikologi, antropologi, dan akuntansi. Hubungan pragmatik,
berkaitan dengan perilaku individu atau kelompok kepentingan sebagai akibat
dari adanya situasi tertentu, atau tersedianya informasi keuangan yang berguna
untuk pengambilan keputusan investasi. Apabila suatu hipotesis pada tingkat
sintaktik dilakukan pengujian (test) validitasnya dengan fakta empirik, hasilnya
bisa sama atau berbeda, bahkan bisa ditolak.
Teori harus mampu merumuskan kebenaran, sehingga teori ini harus terus
menerus diuji dan diverifikasi. Ada tiga kriteria atau pihak atau sumber yang
memiliki wewenang menentukan kebenaran:
1. Dogmatic
Jika disampaikan oleh para ahli yang berwewenang dalam membuat serta
menyampaikan kebenaran sehingga tidak perlu diuji lagi. keyakinan pada
kebenaran ini hanya berdasarkan pada kepercayaan seseorang terhadap ilmu
yang dimiliki para ahli.
 2. Self Evidence
 Jika teori dapat dibuktikan dengan pengetahuan umum yang bisa diamati
dan dari pengalaman.
3. Scientific
Jika teori yang dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori yang dibuat, harus
diuji, dan dilakukan secara berulang.
Perumusan Teori Akuntansi
Berbagai pendekatan yang dapat diguanakan dalam perumusan teori
akuntansi Belkaoui) adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan nonteoritis informal, yang terdiri dari:
- Pendekatan pragmatic
- Pendekatan otoritas
2. Pendekatan teoritis, yang terdiri dari:
- Pendekatan deduktif
- Pendekatan induktif
- Pendekatan etik
- Pendekatan sosiologis
- Pendekatan ekonomi
- Pendekatan elektik
3. Pendekatan lainnya, yang terdiri dari:
- Pendekatan peristiwa
- Pendekatan perilaku
- Pendekatan prediktif dan positif
- Pendekatan regulatori

Pendekatan ini menekankan pada kepentingan praktik yang berusaha


merumuskan teori dan pengambangan prinsip akuntansi sesuai dengan kegunaannya
untuk memecahkan masalah praktik
Dalam teori pragmatis ini, suatu pertanyaan akan dianggap benar apabila
diukur dari kriteria apakah pertanyaan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan
praktis. Artinya, mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Misalkan,
ditemukan teori X dalam akuntansi keuangan, dan dengan teori X tersebut
dikembangkan teknik Y yang dapat digunakan dalam perataan laba, dan apabila
secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa teknik Y tersebut dapat digunakan dalam
rangka perataan laba, maka teori X tersebut adalah berguna.
- Pendekatan Otoritas
Pendekatan ini biasanya digunakan oleh badan-badan yang memiliki otoritas
dalam merumuskan teori-teori yang sesuai dengan bidang dan kewenangannya.
Seperti organisasi profesi di Amerika, karena wewenangnya, organisasi tersebut
dapat menetapkan standar akuntansi yang paling sesuai dan berguna dalam
memecahkan masalah praktik.
Keunggulan praktik ini adalah apabila standar yang dihasilkannya dapat
diterima secara umum, maka standar tersebut telah teruji validitasnya. Tetapi apabila
dilihat dari segi kelemahnnya, pendekatan pragmatis tersebut belum memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah, standar tersebut dianut karena sederhana, mudah diterapkan
dan berguna serta cenderung tidak universal karena disusun berdasarkan kondisi
tertentu dan kepentingan praktik semata.
1. Pendekatan Teoritis
- Pendekatan Deduktif
Pendekatan yang menggunakan logika (Abstract World) bermula dari hal-hal
yang bersifat umum dan secara khusus dapat ditarik kesimpulannya. Menurut
Belkaoui, pendekatan deduktif dalam akuntansi dimulai dari:
a. Merumuskan dan menetapkan tujuan pelaporan keuangan
b. Memilih dan menetapkan postulat-postulat atau konsep-
konsep teoritis akuntansi.
c. Menetapkan prinsip-prinsip logis akuntansi
d. Menurunkan dan mengembangkan teknik-teknik akuntansi.
Dengan mengacu pada penalaran deduktif, maka harus menunjukkan bahwa
perumusan tujuan-tujuan yang ditetapkan adalah benar, sehingga prinsip-prinsip dan
teknik-teknik akuntansi yang diturunkannya pun adalah benar, demikian pula
sebaliknya.
Hendriksen (1986) menyatakan bahwa ada tujuh langkah penalaran deduktif
yang dapat dalam penetapan standar akuntansi:
a. Perumusan tujuan umum atau khusus dari laporan keuangan
b. Pernyataan tentang postulat akuntansi yang berkaitan dengan
faktor lingkungan akuntansi berupa faktor sosial, politik, ekonomi,
dan hukum di mana akuntansi akan beroperasi
c. Mengidentifikasikan seperangkat kendala-kendala yang digunakan
sebagai pedoman yang dapat digunakan dalam proses penalaran
d. Menetapkan simbol-simbol atau framework untuk
mengekspresikan ide-ide
e. Menetapkan definisi simbol-simbol yang menginterpretasikan ide-
ide tersebut
f. Perumusan prinsip-prinsip.
g. Penerapan prisnip, standar, dan teknik pada situasi tertentu dan
menciptakan aturan tentang prinsip akuntansi dan metode akuntasi
yang sesuai.
- Pendekatan Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan pengamatan terhadap objek yang memiliki
ciri spesifik, untuk kemudian ditarik generalisasi atau penalaran yang dimulai dari
hal-hal yang khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
Apabila diberikan ilustrasi dalam akuntansi, maka contoh pernyataan-
pernyataan ini merupakan simpulan kesimpulan umum (hasil generalisasi) yang
dihasilkan dari pendekatan induktif:
Pada keadaan harga-harga naik (kondisi inflasi), maka perusahaan yang
menerapkan metode LIFO dalam penilaian persediaannya akan menghasilkan laba
yang lebih kecil dibandingkan dengan metode FIFO.
Tingkat profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) suatu perusahaan.Penganggaran
partisipatif akan memunculkan kelonggaran anggaran, apabila manajer mempunyai
perilaku rational utility maximizers.
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pendekatan induktif menurut
Belkaoui adalah:
a. Melakukan pengamatan dan pencatatan atas hasil amatan
b. Menganalisis dan mengklasifikasi hasil amatan untuk
mendeteksi hubungan peristiwa yang telah terjadi secara
berulang-ulang
c. Menarik kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan
peristiwa yang berulang tersebut.
d. Melakukan pengujian atas kesimpulan yang dibuat tersebut
untuk mencari kebenarannya.
- Pendekatan Etik
Etik atau disebut juga etika, berkaitan dengan moral dan perilaku buruk dan
baik. Pendekatan etik dalam perumusan teori akuntansi harus ditekankan pada
konsep kewajaran (fairness), kejujuran (representation faithfulness), keadailan
(justice), dan kebenaran (truth).
Indikator kewajaran dalam akuntansi menekankan bahwa hendaknya
informasi akuntansi yang disajikan harus benar (objektif, tidak bias, serta sesuai
dengan standar akuntansi yang berterima umum (generally accepted accounting
principle), serta adil dilihat dari pendistribusian dan pengungkapannya
- Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis menekankan pada aspek kesejahteraan masyarakat
(social welfare). Perumusan teori akuntansi, penetapan prinsip dan standar-standar
akuntansi yang dipilih harus dapat mengungkapkan dampak sosial dalam kehidupan
masyarakat.
Masyarakat harus memperoleh manfaat atas pengungkapan laporan keuangan
ditinjau dari aspak-aspek sosialnya. Akuntansi harus dapat mengungkapkan dampak
sosial yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan sebagai suatu kesatuan usaha yang
tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
Dalam perkembangan akuntansi saat ini, telah muncul akuntansi sosial
sebagai wujud pertanggungjawaban sosial suatu perusahaan terhadapp
lungkungannya. Akuntansi sosial ini merupakan salah satu bidang akuntansi
keuangan.
- Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini menekankan bahwa dalam perumusan teori akuntansi,
indikator-indikator makro ekonomi seperti inflasi harus dipertimbangkan yang dapat
memberikan kesejahteraan ekonomi secara umum. Prinsip, standar, dan teknik
akuntansi yang disusun dikaitkan dengan tujuan ekonomi. Sebagai contoh dalam
akuntansi, kita mengenal akuntansi perubahan tingkat harga yang merupakan
prosedur dan teknik yang diciptakan dalam rangka penyajian laporan keuangan yang
menggunakan pendekatan makro ekonomi, yaitu tingkat inflasi atau yang dikenal
dengan akuntansi inflasi.
- Pendekatan Elektik
Elektik artinya memilih di antara berbagai macam kombinasi pendekatan
yang cocok dan sesuai dengan standar yang bersangkutan dimana pendekatan yang
terbaik dan yang paing relevan dengan kegunaanyalah yang akan dipakai
Munurut Rosyidi, pendekatan ini pada hakikatnya adalah hasil dari usaha-
usaha yang dilakukan oleh kalangan profesi dan pemerintah sebagai bentuk
partisipasinya terhadap perkembangan prinsip akuntansi. Hendriksen menyatakan,
bahwa tidak ada satu pun dari berbagai pendekatan yang ada, adalah berdiri sendiri
dan memiliki landasan yang kuat dalam pembentukan teori. Teori akuntansi yang
dikembangkan berusaha meletakkan semua pendekatan yang ada dalam kerangka
dan perspektif yang layak dengan penekanan pada proses deduktif dan penelitian
empiris yang sesuai.
Dengan semakin berkembangya teknologi informasi dan behavioral science
setidaknya mempengaruhi perkembangan terhadap disiplin akuntansi, khususnya
akuntansi keuangan. Menghadapi perkembangan lingkungan empiris tersebut, maka
dilakukan upaya- upaya riset akuntansi seperti yang dilkukan oleh Watt dan
Zimmerman (1986) dengan melakukan review teori-teori akuntansi yang selanjutnya
menghasilkan teori akuntansi positif (positive accounting theory). Salah satu teori
yang dihasilkannya adalah teori-teori penilaian investasi yang berkaitan dengan
pasar modal, dan hipotesis pasar yang efisien (efficient market hypothesis).
3. Pendekataan Lainnya
- Pendekatan Persitiwa
Pendekatan ini menekankan agar akuntansi dapat menyediakan informasi
tentang peristiwa-peristiwa ekonomi yang berguna untuk berbagai kepentingan.
Akuntansi harus menyajikan data tentang peristiwa akuntansi secata terperinci untuk
memenuhi berbagai kepentingan dalam membantu model proses pengambilan
keputusan.
Sebagai akibatnya, maka neraca dipandang sebagai peristiwa- peristiwa yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dari sejak saat didirikan. Laporan
laba rugi menunjukkan peristiwa- peristiwa perusahaan selama suatu periode
tertentu yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
atau menderita kerugian selama suatu periode tertentu.
- Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini menekankan pada perilaku atau kriteria ilmu perilaku.
Sasaran pendekatan ini sama dengan sasaran yang ingin dicapai dalam ilmu perilaku.
Sasaran ilmu perilaku adalah menjelaskan, memahami dan meramalkan tentang
perilaku manusia untuk dijadikan sebagai acuan umum bagi observasi selanjutnya.
Standar akuntansi yang disusun harus dievaluasi terlebih dahulu dengan
menggunakan kriteria yang sesuai dengan tujuan dan perilaku para pengguna
laporan keuangan. Saat ini sesuai dengan perkembangannya telah dikenal bidang
akuntansi yang baru yang disebut dengan akuntansi keperilakuan (behavioral
accounting).
Telahan dan penelitian ini telah banyak diminati dalam bidang akuntansi
perilaku. Misalnya, bagaimana pengaruh informasi akuntansi keuangan terhadap
perilaku para investor di pasar modal.
- Pendekatan Prediktif dan Positif
Pendekatan ini menekankan bahwa akuntansi harus memiliki kemampuan
untuk meramalkan dan memproyeksikan fakta-fakta akuntansi terhadap peristiwa
yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan metode yang sesuai dan berguna
bagai pemakai informasi. Kriteria kemampuan meramalkan hendaknya dipakai
sebagai alat pengukuran akuntansi agar menghasilkan keputusan yang terbaik.Data
atau informasi akuntansi dapat menjelaskan dan meramalkan peristiwa-peristiwa
ekonomi dan investasi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli tentang kemampuan
untuk meramalkan dilakukan oleh J.K. Simmons pada tahun 1979 dengan judul “An
Investigation of the Effect of Differing Accounting on the Prediction of Net
Income”. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa informasi current cost lebih
memiliki daya ramal yang lebih baik apabila dibandingkan dengan informasi
historical cost. Penelitian lain dilakukan oleh Altman pada tahun 1973, dengan judul
“Predicting Railroad Bankruptcies in America” dengan analisis multiple
discriminant untuk memprediksi kegagalan perusahaan.
- Pendekatan Regulatori
Regulasi adalah sejumlah perangkat peraturan perundang- undangan yang
dirancang dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau kegiatan
industri tertentu. Ada dua kelompok kepentingan yang berkaitan dengan regulasi
yaitu,

Anda mungkin juga menyukai