Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN TEORI

1. BERBAGAI PANDANGAN TERHADAP AKUNTANSI


Akuntan sering dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut transaksi yang
memerlukan interpretasi atau analisis khusus seperti analisi ekonomi, sosial, hukum, statistik
dan politik. Beberapa interpretasi yang berbeda terhadap teori dan praktik akuntansi adalah
sebagai berikut :
a.

Akuntansi sebagai catatan historis


Teori ini menganggap akuntansi sebagai kegiatan pencatatan transaksi suatu perusahaan
yang didasarkan pada standar akuntansi yang dihasilkan oleh badan yang berwenang.

b. Akuntansi sebagai bahasa


Teori ini menganggap bahwa manajemen harus mengkomunikasikan informasi yang
diolahnya kepada pihak lain (Pemegang saham)
c. Akuntansi sebagai politik antar perusahaan
Teori ini menyatakan bahwa sistem akuntansi merefleksikan dan mendukung nilai-nilai
serta mendukung kebutuhan kelompok tertentu, dan informasi akuntansi dirancang dan
digunakan untuk membuat kebijakan perusahaan dalam pngambilan keputusan.
d. Penentuan standar akuntansi adalah proses politik
Berdasarkan teori ini manajer akan melobi pembuat standar akuntansi agar standar yang
dihasilkan dapat meningkatkan kompetensi manajmen, mengurangi beban pajak dan
mengurangi biaya pembukuan.
e. Akuntansi sebagai mitologi
teori ini menganggap bahwa sistem akuntansi itu sebagai sumber-sumber yang bersifat
sosial untuk mempertahanan mitos rasionalisasi.

f. Akuntansi sebagai informasi komunikasi dan keputusan


Teori ini memandang akuntansi sebagai sesuatu yang berorientasi tindakan.
g. Akuntansi sebagai barang ekonomi
Teori ini menganggap akuntansi sebagai seperangkat informasi yang memiliki unsur
biaya dan manfaat.
h. Akuntansi sebagai komoditi sosial
Berdasarkan teori ini akuntasni dipandang mempengaruhi kesejahteraan dan kemakmuran
kelompok tertentu dalam masyarakat.
i. Akuntansi sebagai ideologi dan eksploitasi
Akuntansi merupakan ideologi dari masyarakat kapitalis yang menjembatani pemakaian
teknik-teknik tertentu untuk mengeksploitasi kekayaan demi kepentingan kelempok elit.
j.

Akuntansi sebagai klab social


Teori ini menganggap prinsip-prinsip, standar dan masyarakat akuntansi muncul untuk
mempromosikan kepentingan kelompok tertentu dan tujuan-tujuan akutan.

2. APA YANG DIMAKSUD TEORI?


Istilah teori seringkali dinamakan dengan hipotesis atau proposisi. Proporsisi adalah kalimat
indikatif (pernyataan tentang konsep) yang memiliki nilai kebenaran jika dikaitkan dengan
fenomena (misalnya : benar, salah, mungkin benar dan lain-lain). Jika proposisi dikaitkan
dengan pengujian empiris, maka proposisi tersebut disebut hipotesis. Proposisi menurut
jenisnya terdiri dari dua macam yaitu : proposisi a priori dan proposisi a posteriori.
a. Proposisi a priori : pernyataan yang nilai kebenarannya dapat ditentukan dengan
penalaran murni atau dengan menganalisis kata-kata yang digunakan.
Misalnya 2 + 2 = 4

b. Proposisi a posteriori : pernyataan yang nilai kebenarannya hanya dapat ditentukan


setelah diketahui adanya realistis di alam nyata. Misalnya lampu lalu lintas menyala
merah berarti berhenti.
Bentuk yang paling sederhana dari teori adalah pernyataan terhadap suatu keyakinan yang
dinyatakan dalam bahasa. Salah satu definisi dari teori adalah sistem deduktif yang
menyatakan

berkurangnya

unsur-unsur

generalaisai.

Braithwaite

(1968,

hal.22),

menyatakan :
Teori ilmiah merupakan sistem deduktif dimana konsekuensi yang diobservasi secara
logis mengikuti hubungan antar fakta yang diobservasi dengan seperangkat hipotesis dari
sistem tersebut. oleh karena itu, studi mengenai scientific theory merupakan studi tentang
sistem deduktif yang digunakan dalam teori tersebut.
Definisi yang lain diajukan oleh popper (1968):
Teori adalah area yang digunakan untuk menangkap apa yang kita namakan dunia,
untuk merasionalkan dan menjelaskannya. (p.59) Atas dasar defenisi tersebut, teori dapat
dikatan sebagai argumen logis, sedangkan pernayataan terhadap keyakinan baik berupa
penjelasan, prediksi atau preskrifsi, merupakan suatu hipotesis.
3. PERUMUSAN TEORI
A. Teori sebagai bahasa
Teori harus diekspresiakan dalam bentuk bahasa baik yang bersifat verbal ataupun
matematis pengembangan teori itu sendiri biasanya berasal dari abstraksi dunia tidak
nyata (imajinatif) yang terdapt dalam fikiran manusia. Teori dapat dinyatakan dalam
bentuk kata atau tanda (simbol). Studi tentang simbol, dalam filsafat pengetahuan,
dikenal dengan istilah Semiologi.
Secara garis besar semiologi terdiri dari tiga bagian sebagai unsur teori, yaitu :

1. Sintaktik
Sintaktik adalah studi tentang tata bahasa atau hubungan antara simbol dengan
symbol.
2. Semantik
Semantik menunjukan makna atau hubungan antatr kata, tanda atau simbol
dengan objek yang ada di dunia nyata.
3. Pragmatis
Hubungan pragmatis menunjukan pengaruh kata-kata atau simbol terhadap
seseorang.
B. Teori sebagai penalaran (reasoning)
1. Pendekatan deduktif
Dalam pendekatan ini, tujuan merupakan bagian yang paling penting. Tujuan yang
berbeda akan memerlukan struktur yang berbeda dan dapat menghasilkan prinsipprinsip yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penalaran ini adalah metode
aksoma dan matematika.
2. Pendekatan induktif
Pendekatan ini didasarkan pada pembuatan kesimpulan yang berasal dari generalisai
atas fenomena yang bersifat khusus (spesifik).
C. Teori sebagai justifikasi (Pembenaran)
Teori ini merupakan pendekatan perumusan teori yang bersifat normative. Berdasarkan
pendekatan ini teori dianggap sebagai resep untuk dijadikan acuan dalam praktik tentang
apa yang harus dilakukan.
D. Teori sebagai penjelasan dan prediksi
Berdasarkan pendekatan ini, teori dianggap bebas niali (netral). Jadi teori dirumuskan
berdasarkan bukti empiris untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam praktik dan
memprediksikan apa yang akan terjadi.

4. PENGUJIAN TERHADAP TEORI


Fungsi penting dari suatu metodologi ilmiah adalah menguji teori untuk menentukan
apakah teori tersebut betul-betul dapat diterima. Kebenaran suatu teori harus dapat diuji baik
secara logis ataupun empiris, sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam perumusan
teori. Jiak teorinya didasarkan pada pendekatan matematis (a poriori), maka pembuktian
kebenarannya didasarkan pada konsistensi logis. Apabila toeri didasarkan pada fenomena
fisiika atau social (a posteriori) maka pembuktiannya harus didasarkan pada hubungan antara
peristiwa-peristiwa yang diramalkan dan hasil observasi dunia nyata. Ada tiga kriteria dasar
yang sering digunakan seseorang dalam meyakini bahwa pernyataan tertentu itu dikatakan
benar atau salah, yaitu :
A. Dasar dogmatis
Pernyataan yang dibuat seringkali dibenarkan berdasarkan suatu otoritas tertentu.
Misal, membaca Koran dan percaya terhadap apa yang ditulis dikoran. Kelemahan
pendekatan dogmatis adalah unsur bias sering dilibatkan dalam menentukan apakah suatu
pernyataan tersebut benar atau salah.
B. Terbukti sendiri (self-evident)
Justifikasi terhadap kebenaran yang terbukti sendiri adalah kelogisan
(reasonableness), perasaan (sensibility), kejelasan (obviousness) dari pernyataan yang
didasarkan pada pengetahuan umun, pengalaman dan pengamatan. Contohnya,
pernyataan bahwa akuntansi menggunakan harga pasar merupakan kebenaran yang
terbukti dengan sendirinya.

C. Dasar ilmiah
1.

Sintaktik dan induksi (syntactics and inductions)


a. Sintaktik.
Suatu teori yang dikelompokan sebagai sintaktik apabila teori tersebut dapat
dipastikan benar atau tidak benar dengan menggunakan logika dan penalaran
tertentu.
b. Induksi.
Pernyataan-pernyataan dimana kebenaran dan kesalahan hanya dapat
diketahui melalui pembuktian empiris. Artinya kebenaran suatu pernyataan dinilai
berdasarkan hubungannya dengan pengamatan atas fenomena-fenomena yang ada
didunia nyata.
Pendukung metedeologi induktif berpendapat bahwa semua ilmu
pengetahuan ilmiah (science) berawal dari kenyataan yang dapat diamati secara
empiris. Pengamatan ini kemudian membentuk dasar yang digunakan untuk
merumuskan teori teori dan hukum hukum tentang pengetahuan ilmiah.
Penelitian yang berada dalam lingkup metodologi ini digambarkan oleh AbdelKhalik dan Ajinkya (1979) sebagai berikut :
1. Indentifikasi masalah melalui observasi (induksi)
2. Mengembangkan struktur atau kerangka konsep (teori) untuk memecah
kembali masalah diatas.
3. Mengeoprasikan gagasan gagasan dan hubungan teoritis serta
menyatakan hipotesis spesifik yang akan diuji.
4. Menyusun rancangan penelitian.
5. Implementasi

rancangan

penelitian

dengan

cara

sampling

dan

pengumpulan data
6. Menganalisis observasi yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan teknik statistik.
7. Mengevaluasi hasil.
8. Mempertimbangkan keterbatasan keterbatasan.

2.

Falsifikasi
Pendekatan ini dikembangkan oleh Karl Popper (1959) : tujuan penelitian ilmiah
adalah untuk mebuktikan kesalahan (falsify) hipotesis, bukan membuktikan
kebenaran hipotesis tersebut.

3.

Paradigma dan revolusi


Pendekatan ini dikembangkan oleh Thomas Kuhn (1962), mengatakan : Kemajuan
pengetahuan bukan merupakan hasil evolusi (seperti yang ada pada induktivisme dan
falsifikasionisme). Kemajuan pengetahuan itu merupakan hasil revolusi. Karena teori
itu bisa diganti dengan teori lain ketika teori tersebut tidak cocok.

4. Research programmes
Imre Lakatos (1974) : Teori ilmiah merupakan suatu struktur yang terdiri dari beberapa
asumsi dasar yang dinamakan Hard Core dan seperangkat hipotesis yang dinamakan
protective belt of auxiliary hypotheses. Research Programme dikatakan bersifat
progresif apabila:
Memiliki positive heuristic yang memberikan kesempatan untuk peneliti

Menghasilkan fenomena baru dari waktu ke waktu.

PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


1. TEORI DAN PRAKTIK AKUNTANSI
American Institute of Certified Public Accountant / Aicpa (1995)

: mendefinisikan

akuntansi adalah seni (art) mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas transaksi atau peristiwa
yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang, atau paling tidak memiliki sifat keuangan
dan meng-interpretasikan hasilnya.
Teori akuntansi dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika dibandingkan dengan
teori-teori yang lain seperti matematika atau physic.

Secara umum , fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk memberikan kerangka
pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathew & Perera,
1993). Mereka mengatakan bahwa teori memiliki karakteristik berikut ini :

Memiliki body of knowledge

Konsisten secara internal

Menjelaskan dan / atau memprediksi fenomena

Menyajikan hal-hal yang ideal

Referen yang ideal untuk mengarahkan praktik

Membahas masalah dan memberikan solusi

2. KLASIFIKASI PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


A.

Klasifikasi teori akuntansi menurut metode penalaran


Atas dasar metode penalaran yang digunakan, teori akuntansi dapat dirumuskan dari
berbagai pendekatan yang berbeda, yaitu :
1) Deduktif
Validitas

teori yang dikembangkan melalui pendekaktan ini, sangat

tergantung pada kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan


dengan tepat berbagai komponen proses akuntansi dalam urutan yang logis.
Kesalahan dalam menentukan tujuan dan kemampuan prosedur untuk mencapai
tujuan tersebut, akan menghasilkan konklusi yang salah.
Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk merumuskan
struktur teori yang konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap tahapan berjalan
secara logis.

Kelemahan pendekatan ini terbukti sering menghasilkan prinsip yang


terlalu teoritis sehingga tidak dapat diterapkan dalam praktik . Implikasinya,
pendekatan ini kurang teruji dalam praktik.
2)

Induktif
Littleton (1953), menyatakan bahwa prinsip akuntansi dapat dihasilkan
secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan akuntansi.
Proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data keuangan yang
berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi, kemudian dilakukan
generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsiop akuntansi sesuai hubungan yang ada.
Dengan langkah sbb :

Mencatat semua observasi

Menganalisa dan mengklasifikasikan hasil observasi, sehingga dapat


dirumuskan berbagai kesamaan dan ketidak samaan.

Hasil observasi kemudian di-generalisasi

Pengujian terhadap generalisasi (belkoui, 1993)

Atas dasar langkah diatas, berbagai hubungan antara variable yang diobservasi
akan terus diamati. Apabila terdapat hubungan yang jelas, maka generalisasi dan
berbagai prinsip dapat dirumuskan. Tujuan yang melandasi induksi adalah untuk
merumuskan konklusi teoritis dan bersifat abstrak dari rasionalisasi praktik
akuntansi.
Keuntungan adalah didasarkan pada kebebasan dimana perumusan teori
akuntansi tidak dibatasi oleh stuktur

atau model yang telah disiapkan

sebelumnya. Jadi pihak observer memiliki kebebasan untuk mengamati variab le


tertentu selama masih relevan dengan tujuan yang akan dicapai.

Sedangkan untuk kelemahan adalah sebagai berikut :

Pengamat mungkin dipengaruhi oleh ide ide yang tidak disadari


tentang jenis hubungan yang diamati dan jenis data yang diamati.

Data yang di-observasi tidak sama antara masing-masing perusahaan


dan seringkali jumlahnya terbatas.

Pendekatan induktif dan deduktif bersifat saling melengkapi dan


sering digunakan secara bersama-sama (Rudner, 1966) dan (Carnap,
1951)

3) Etika
Pendekatan ini didasarkan pada konsep kebenaran (truth), keadilan
(justice), dan kewajaran

(fairness). Pendekatan ini makin penting pada saat

sekarang (scott) karena prinsip akuntansi adalah peenyataan umum yang


menghubungkan aturan (pedoman) dan prosedur akuntansi dengan konsep sosial
tersebut. Dan bahwa prosedur akuntansi akan berubah karena perubahan kondisi
lingkungan bukan berubah karena maksud tertentu untuk memenuhi tujuan
sekelompok pemakai tertentu.
4) Sosiologi
Pendekatan ini menekankan pada socio economic accounting yang
bertujuan agar perusahaan mempertanggungjawabkan kegiatan usahanya pada
lingkungan sodial melalui pengukuran, intetrnalisasi dan pengungkaan dampak
sosial kegiatan perusahaan dalam laporan keuangan
5) Ekonomi
Pendekatan ekonomi memusatkan perhatian pada pengendalian terhadap
perilaku indikator makro ekonomisebagai akibat adopsi berbagai teknik
akuntansi. Jadi, tehnik akuntansi yang dikembangkan harus dapat mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi umum. Pemilihan terhadap teknik akuntansi tergantung

pengaruhnya pada ekonomi nasional. Kriteria yang digunakan pada pendekatan


ini adalah :
Kebijakan dan teknik akuntansi harus dapat merefleksikan realita
ekonomi
Pemilihan tehnik akuntansi tergantung pada konsekuensi ekonomi yang
timbul dan penerapan teknik tersebut
6) Eklektik
Adalah bertujuan mengembangkan akuntansi dengan cara menggabungkan berbagai
pendekatan yang selama ini digunakan.

B. Klasifikasi berdasarkan bahasa


1.

Teori sintaktik (srtuktur)


Teori sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktek akuntansi dan
memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu. Jadi teori ini
berkaitan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan.
Atas dasar sintaksis : input terhadap system adalah transaksi dan pertukaran
yang dicatat dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Transaksi tersebut kemudian
di bagi dan di jumlah atas dasr alasan asumsi-asumsi akuntansi cost historis .
Sebagai contoh bahwa akuntan menganggap

tidak perlu dihiraukan adanya

pengaruh inflasi dan nilai wajar aktiva dan hutang. Lalu akuntan menggunkan
konsep pembukuan berpasangan (double entry) dan prinsip akuntansi cost historis
untuk menghitung laba, rugi dan neraca saldo

2.

Teori semantik (interpretasi)


Teori ini menekankan

pada penjelasan definisi operasional dari praktek

akuntansi. Struktur akuntansi meskipun dapat dirumuskan secara logis, tidak akan
berarti sama sekali apabila istilah yang menggambarkan peristiwa atau pengukuran
tidak berkaitan secara empiris dengan fenomena dunia nyata.
Pengujian terhadap teori interpretasi dapat dilakukan melalui penelitian untuk
menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami arti (definisi) yang
dibuat penyusun laporan keuangan,

karena angka-angka akuntansi dan

pengklasifikasiannya dapat bervariasi sesuai dengan tingkat pemahaman pemakai.


Peranan teori menurut klasifikasi ini mencari cara-cara yang dapat digunakan
untuk memperbaiki informasi akuntansi agar dapat di-interpretasikan sesesuai
dengan observasi dan pengalaman manusia.

3.

Teori pragmatik (perilaku)


Teori ini dimaksudkan untuk mengukur dan meng-evaluasi pengaruh ekonomi,
psikologi dan sosiologi pemakai terhadap alternatif prosedur akuntansi dan media
pelaporannya.
3.1. Pendekatan pragmatik deskriptif
Merupakan perumusan teori akuntansi yang paling universal dan tua.
Menurut metode ini teori diamati terus menerus dengan tujuan untuk meniru
prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. Proses ini digunakan untuk
mengembangkan teori akuntansi. Sterling (1970) menamakan metode ini
sebagai pendekatan antropologis.
3.2. Pendekatan pragmatik psikologis
Adalah dengan mengamati reaksi pemakai laporan keuangan. Akuntan
memanipulasi transaksi akuntansi menurut aturan aturan yang berbeda

dengan yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan. Laporan


tersebut kemudian disimpulkan oleh pemakai.

C. Klasifikasi berdasarkan Tujuam


Atas dasar tujuannya teori normatif dapat dibedakan menjdai dua jenis, yaitu teori
akuntansi normatif yang memberikan resep terhadap praktik akuntansi, dan teori
akuntansi positif yang berusaha menjelaskan dan memprediksi fenomena yang berkaitan
dengan akuntansi.
1. Teori Normatif (Preskriptif)
Teori normatif berusaha menjelaskan bagaimana seharusnya akuntansi
dipraktikkan. Contohnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan
seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu.
Teori normatif sering dinamakan teori a priori (dari sebab ke akibat , atau
bersifat deduktif). Karena teori ini bukan dihasilkan dari penelitian empiris
( dihasilkan hanya dari kegiatan semi research). Teori ini hanya menyebutkan
hipotesis tentang bagaimana seharusnya akuntansi dipraktekkan, tanpa menguji
hipotesis tersebut.
Perumusan akuntantansi normatif mencapai keemasannya dalam tahun 1950
dan 1960 an. Tetapi pada periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada
rekomendasi apa yang seharusnya dilakukan bukan apa yang sekarang dipraktikkan.
Teori normatif pada periode ini berkonsentrasi pada penciptaan laba sesungguhnya
(true income) selama satu periode akuntansi dan pada diskusi tentang tipe informasi
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan (decision-usefulness).
2. Teori akuntansi positif (positive accounting theory)
Tujuan dari teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi
praktik akuntansi. The positive accounting theory memiliki fokus ekonomi dan
berusaha menjawab pertanyaan seperti :

Apakah biaya yang dikeluarkan untuk memilih metode akuntansi sesuai dengan
manfaat yang diperoleh

Apakah biaya regulasi dan proses penentuan standar akuntansi sesuai dengan
manfaatnya

Apakah laporan keuangan berpengaruh terhadap harga saham

Lalu asumsi P A T , adalah :

Manajer, investor , kreditor dan individu lain bersikap rasional dan berusaha
memaksimumkan kepuasan

Manajer, memeliki

kebebasan

untuk

memilih

metode

akuntandi

yang

memaksimalkan kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi


dan pendanaan perusahaan untik memeksimumkan kepuasan mereka

Manajer mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan

Atas dasar pertanyaan dan asumsi tersebut teori

P A T berusaha menguji tiga

hipothsis:

Bonus plan hypothesis


manager perusahaan dengan rencana bonus tertentu cenderung lebih menyukai
metode akutansi yang meningkatkan laba periode berjalan.

Debt/equity hypothesis
makin tinggi rasio hutang/ekuitas perusahan, makin besar kemungkinan bagi
menajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba.

Political cost hypothesis


individu yang rasional cenderung memilih untuk tidak mengetahui informasi yang
lengkap. Proses politik tidak berbeda jauh dengan proses pasar. Atas dasar cost
informasi dan cost monitoring tersebut, manajer memiliki insentif untuk memilih
laba akuntansi tertentu dalam proses politik tersebut.

Tiga hipotesis di atas menunjukkan bahwa pat mengakui adanya tiga hubungan
keagenan, yaitu :
Antara manajemen dengan pemilik

Antara manajemen dengan kreditor, dan

Antara menajemen dengan pemerintah.

Untuk menjawab pertanyaan dan membuktikan hipotesis P A T, dikembangkan


penelitian yang dilakukan oleh :
Godfrey 1997, penenelitian dan perilaku dalam pasar modal serta praktik akuntansi
antar perusahaan yang difokuskan pada dua alasan yakni :
Alasan opportunistik untuk memilih metode akuntansi tertentu
Alasan efisiensi, berkaitan pemilihan metode akuntansi guna mengurangi
biaya kontrak antara perusahaan dengan stakeholdernya.

Watts dan zimmerman (1990), penelitiannya mengenai kontribusi pengembangan


akuntansi, misalnya :

Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan memberikan


penjelasan spesifik terhadap pola tersebut

Memberikan kerangka yang jelas dalammemehami akuntansi

Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi.

Menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka


dalam memprediksi pilihan-pilihan akuntansi

Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dengan menekankan pada


prediksi dan penjelasan terhadap fenomena akuntansi

Pada saat sekarang ini pat menekankan pada penjelasan tentang alasan-alasan
terhadap keputusan-keputusan ekonomi individu, perusahaan, dan pihak lain yang
berperan dalam kegiatan pasar modal dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai