Anda di halaman 1dari 15

MODUL METODOLOGI PENELITIAN

(GIZ 394)

MODUL 6
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

DISUSUN OLEH
LARAS SITOAYU, S.GZ., MKM., RD

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 15
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Membedakan kerangka teori dan kerangka konsep
2. Membuat kerangka teori dan kerangka konsep
3. Memahami variabel penelitian dan jenisnya

B. Uraian dan Contoh


1. PENDAHULUAN
Dalam rangkaian siklus empirik atau ilmiah menurut Walter L.
Wallace, penelitian secara kuantitatif diawali dengan suatu teori. Dari
teori tersebut kemudian disusun suatu hipotesis yang didasarkan pada
logika deduktif. Hipotesis ini menjelaskan hubungan antar variabel
yang selanjutnya diobservasi lewat penelitian lapangan melalui proses
pemilihan instrumen, penentuan sampel, dan penentuan skala
pengukuran. Dalam observasi dilakukan pengukuran maupun
pengamatan untuk kemudian hasil observasi tersebut dapat
digeneralisasikan dan dirumuskan menjadi teori kembali melalui
logika induktif.

Dalam pengembangan sebagai panduan dalam penyusunan karya


ilmiah, siklus tersebut dibagi menjadi empat kuadran yang
memisahkan ranah teoritis dan ranah empirik serta ranah deduktif dan
induktif. Kuadran pertama merupakan ranah teoritis deduktif yang
meliputi tahapan perumusan masalah, penelusuran teori pendukung
melalui tinjauan pustaka, dan penyusunan kerangka konsep. Kejelasan
atas keseluruhan rangkaian pelaksanaan penelitian terletak pada
bagian ini. Untuk itu diperlukan pemahaman yang baik dalam
penyusunan bagian tersebut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 15
Pada pembahasan sebelumnya di Bab I telah diungkapkan
bagaimana suatu fenomena dapat menjadi suatu masalah penelitian
yang dapat dan perlu untuk diteliti. Dalam perumusan masalah juga
diuraikan beberapa penyebab masalah (ramifikasi) yang merupakan
konsep-konsep yang menyusun suatu teori. Selanjutnya dalam Bab II
tinjauan atas teori yang berkaitan dengan masalah yang telah
dirumuskan dilakukan melalui tinjauan pustaka yang bersumberkan
dari referensi atau literatur yang berhubungan dengan masalah yang
telah ditentukan. Bab II ini sebenarnya merupakan sebuah perluasan
dan pendalaman dari masalah dan ramifikasi yang diangkat dalam Bab
I. Sedangkan pada Bab III dilakukan penyederhanaan atau reduksi atas
teori yang telah diuraikan ke dalam bentuk kerangka konsep. Dalam
Bab III ini berisi rangkaian konsep yang menghubungkan masalah
dengan ramifikasi yang dimunculkan dalam Bab I. Konsep-konsep
dalam Bab III inilah yang nantinya dioperasionalisasikan menjadi
variabel yang dapat diukur.

2. PEMBAHASAN
a. Teori
Menurut Kerlinger FN dalam Formulation of Behavior
Research (1973), teori merupakan sekumpulan konsep, definisi,
atau proposisi yang saling berhubungan untuk menerangkan suatu
fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antar konsep. Teori digunakan untuk beberapa hal:
1) Teori menjadi kerangka kerja untuk menginterpretasikan
pengamatan-pengamatan.
2) Teori digunakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian yang
dapat diamati dengan menunjukkan bagaimana variabel-
variabel saling berhubungan.
3) Teori memungkinkan kita untuk memprediksi apa yang
seharusnya terjadi pada suatu keadaan lingkungan yang
spesifik.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 15
4) Teori dapat menjadi dasar untuk memprediksi fenomena yang
tidak dapat dibuktikan secara empiris.
5) Teori menstimulasi pengembangan pengetahuan yang baru
dengan memberikan motivasi dan petunjuk untuk membuat
suatu pertanyaan penelitian.

Dalam memilih teori yang akan menjadi dasar dalam penelitian


yang kita lakukan, sebaiknya dipertimbangkan bahwa teori-teori
tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Teori memberikan penjelasan yang rasional tentang fakta yang
diobservasi.
b) Teori yang baik bersifat ekonomis, memiliki penjelasan yang
paling efisien atas fenomena-fenomena dan menggunakan
konsep-konsep yang relevan. Teori yang kompleks akan sulit
untuk diinterpretasikan dan tidak dapat memberikan petunjuk
yang optimal bagi penelitian. Teori juga lebih bermanfaat bila
tidak hanya dapat diaplikasikan dalam satu disiplin ilmu tetapi
dapat diterapkan pada situasi yang lebih luas.
c) Teori hendaknya bersifat penting dalam arti bahwa teori
tersebut hendaknya merefleksikan hal-hal yang dikatakan
bermakna atau signifikan oleh orang-orang yang
menggunakannya.
d) Teori bersifat luwes atau fleksibel. Teori haruslah konsisten
dengan fakta-fakta yang diamati dan telah ditetapkan menjadi
batang tubuh ilmu pengetahuan, tetapi teori juga harus mampu
berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Sebagaimana definisi di atas, maka ada empat komponen


struktural yang saling berhubungan yang berada didalam lingkup
teori atau disebut juga dengan tingkakatan abstraksi, yaitu konsep,
konstruk, hubungan, dan proposisi. Teori yang dituliskan dalam

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 15
suatu karya ilmiah sebenarnya adalah hasil pendalaman atau
perluasan dari rumusan masalah yang sebelumnya telah dibuat.
Teori mencakup segala hal yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti beserta ramifikasi atau penyebab dari masalah itu
sendiri. Sebagai contoh, apabila kita telah merumuskan obesitas
menjadi permasalahan (konsep) dalam penelitian kita, maka segala
sesuatu tentang obesitaslah yang harus kita telaah lebih dalam,
mencakup definisi, klasifikasi, gejala, pengobatan, dan lain
sebagainya. Demikian juga dengan konsep yang menjadi penyebab
dari obesitas itu sendiri (ramifikasi), misal genetik, aktifitas fisik,
dan asupan makanan.

Untuk dapat menguasai teori, maka hal yang harus dilakukan


adalah dengan rajin membaca dan menelaah pustaka setuntas
mungkin. Dengan demikian, kita akan mendapatkan landasan
ilmiah yang kokoh untuk langkah-langkah penelitian kita
selanjutnya. Semakin lengkap dan kuat suatu teori akan semakin
baik. Oleh karena itu, membaca di sini merupakan keterampilan
yang harus dikembangkan dan dipupuk bagi seorang peneliti.

Dari teori yang telah dituliskan secara lengkap, tahap


selanjutnya akan dibuat suatu kesimpulan atau rangkaian teori yang
disebut dengan kerangka teori. Berdasarkan kerangka teori itulah
akan disusun kerangka konsep.

b. Konsep
Konsep diartikan sebagai abstraksi atau gambaran dari suatu
fenomena yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu
pengertian. Konsep merupakan penyusun utama dari suatu teori.
Suatu konsep dapat berupa satu kata atau serangkaian kata yang
mengekspresikan suatu ide umum mengenai alamiah dari suatu
fenomena ataupun hubungan antara beberapa hal. Kerangka konsep

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 15
(conceptional framework) ialah suatu bagan yang menggambarkan
hubungan antar konsep yang akan diteliti. Kerangka konsep yang
merupakan hasil penyederhanaan dari kerangka teori ini digunakan
sebagai panduan untuk penelitian yang akan dilakukan. Semua
konsep yang dituliskan dalam kerangka konsep nantinya harus
diukur atau diteliti. Namun demikian, perlu diingat bahwa konsep
ini perlu dioperasionalisasikan terlebih dahulu menjadi variabel
untuk dapat diteliti secara empirik.

Secara umum, konsep terbagi menjadi dua macam yaitu konsep


konkret dan konsep abstrak. Konsep yang bersifat konkret relatif
lebih mudah diukur dan dimengerti (lebih sederhana). Contohnya
status gizi (BB, TB, LLA), tekanan darah, kadar glukosa dalam
darah, dan lain sebagainya. Sedangkan konsep yang bersifat abstrak
lebih kompleks dan sulit untuk diukur. Contohnya pengetahuan,
sikap, kepuasan, dan lain-lain. Berikut adalah contoh dari kerangka
konsep:

c. Proposisi
Proposisi adalah pernyataan mengenai fenomena alamiah suatu
kenyataan yang dapat dinilai kebenaran dan kesalahannya.
Proposisi dapat diartikan juga sebagai suatu pernyataan mengenai
hubungan antara dua buah konsep atau lebih. Suatu konsep yang
telah jelas memiliki hubungan dengan suatu teori dibentuk menjadi
suatu proposisi yang merupakan generalisasi. Proposisi
menyatakan hubungan antar konsep yang dapat dinyatakan dengan
beberapa cara.

d. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep


Berikut ini adalah dua contoh kerangka teori dan kerangka
konsep. Contoh kerangka teori dan kerangka konsep yang pertama

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 15
adalah contoh yang benar. Sedangkan contoh yang kedua adalah
contoh yang salah.

Dapat diubah Tidak dapat diubah


Faktor terkait Nutrisi: a. Riwayat Keluarga
a. Konsumsi Kalium b. Umur
b. Konsumsi Natrium
c. Konsumsi Kalsium
d. Konsumsi Lemak Hipertensi Esensial
e. Konsumsi
Magnesium
f. Konsumsi Alkohol
g. Konsumsi Kopi Dapat diubah
h. Status Gizi Faktor terkait Pola
Hidup:
a. Sosial Ekonomi
b. Perokok
c. Inaktivitas Fisik
d. Obat-obatan
e. Stres
f. Faktor Lain

Gambar 2. Contoh Kerangka Teori

Konsumsi Kalium Riwayat Keluarga


Konsumsi Natrium
Konsums Kalsium
Konsumsi Lemak
Konsumsi
Magnesium Hipertensi
Konsumsi Kopi Esensial
Status Gizi
Rokok
Stress

Gambar 3. Contoh Kerangka Konsep yang Benar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 15
Karakteristik Individu:
- Umur
- Jenis Kelamin
Status Gizi (IMT) - Riwayat Keluarga

Kejadian Pola Konsumsi Zat Gizi:


Menopause Dini Osteoporosis -Protein
-Kalsium
-Fosfor
-Vitamin D
Konsumsi -Vitamin K
Obat-obatan

Gaya Hidup:
-Aktivitas Fisik
-Kebiasaan Merokok
-Kebiasaan Konsumsi Kafein
-Kebiasaan Konsumsi Alkohol

Gambar 4. Contoh Kerangka Teori

Karakteristik Responden:
- Umur
- Jenis Kelamin
- Tingkat Pendidikan
- Status Pekerjaan

Kejadian
Status Gizi Konsumsi Makanan:
Osteoporosis
(IMT) -Kalsium
-Vitamin D

Gaya Hidup:
-Aktivitas Olahraga
-Kebiasaan Merokok

Gambar 5. Contoh Kerangka Konsep yang Salah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 15
Pada kerangka konsep diatas, status gizi merupakan salah satu
variabel bebas yang akan diteliti dengan definisi operasional
sebagai berikut:
1) Definisi: Status gizi adalah keadaan gizi orang dewasa berusia
40-60 tahun yang menjadi responden penelitian yang dinilai
berdasarkan Indeks Massa tubuh (berat badan dalam kg
dibanding tinggi badan dalam meter dikuadratkan)
2) Cara Ukur : Penimbangan berat badan menggunakan
timbangan injak digital dan pengukuran tinggi badan
menggunakan microtoise. Pada saat ditimbang subyek
diupayakan memakai pakaian seminimal mungkin.
3) Alat ukur : Timbangan digital tenaga surya merk SECA
dengan ketelitian 0,1 kg dan alat ukur tinggi badan microtoise
ketelitian 0,1 cm
4) Hasil ukur : Hasil pengukuran dikategorikan sebagai berikut:
1. IMT < 17.0 = kekurangan berat badan tingkat
berat
IMT 17.0 - 18.5 = kekurangan berat badan tingkat
ringan
2. IMT 18.5 - 25.0 = kategori normal
3. IMT > 25.0 - 27.0 = kelebihan berat badan tingkat
ringan
4. IMT > 27.0 = kelebihan berat badan tingkat berat
5) Skala ukur : Ordinal

e. Variabel
Hasil operasionalisasi dari konsep dinamakan variabel. Dengan
mendefinisioperasionalkan konsep berdasarkan apa yang
dilaksanakan dalam penelitian maka nantinya akan dihasilkan
angka atau nilai yang dapat diukur, diamati, atau dihitung. Dengan
kata lain, variabel ini merupakan konsep yang memiliki nilai
variasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 15
Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel satu dengan
yang lainnya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu
1) Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel
yang apabila ia berubah maka akan mempengaruhi variabel
yang lain.
2) Variabel tergantung (dependent variable) merupakan
variabel yang berubah akibat perubahan dari variabel bebas.
Variabel ini disebut juga variabel terikat.
Contoh: hubungan antara konsumsi natrium dengan
hipertensi. Di sini terdapat dua variabel yaitu variabel
konsumsi natrium dan variabel hipertensi. Dalam hal ini
konsumsi natrium mempengaruhi hipertensi bukan
sebaliknya. Jadi dapat dikatakan konsumsi natrium
merupakan variabel bebas, sedangkan hipertensi merupakan
variabel tergantung.

Selain variabel bebas dan tergantung, terdapat jenis variabel


lainnya yaitu:
1) Variabel perantara (intermediate variable) merupakan
variabel yang menjembatani variabel bebas dengan variabel
tergantung.
2) Variabel perancu (confounding variable) merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel bebas dan variabel
tergantung.
3) Variabel pendahulu merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel bebas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 15
Variabel
Antara
VARIABEL VARIABEL
Variabel BEBAS TERGANTUNG
Pendahulu

Variabel Perancu

Gambar 6. Keterkaitan antar Variabel

Variabel
Antara

INTAKE
MAKANAN

BODY OBAT A PENURUNAN BB

IMAGE

Variabel Variabel Bebas Variabel


Pendahulu Terikat

Gambar 7. Contoh Variabel

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 15
Variabel Bebas Variabel Terikat

MINUM KOPI PENYAKIT JANTUNG


KORONER

MEROKOK

Variabel Perancu

Gambar 8. Contoh Variabel

3. PENUTUP
Kerangka teori memberikan landasan fikir mengenai permasalahan
penelitian. Kerangka konsep yang merupakan penyederhanaan dari
kerangka teori digunakan sebagai panduan peneliti untuk melakukan
penelitian empiris/ilmiah. Untuk dapat masuk ke dalam ranah tersebut,
sebelumnya dilakukan operasionalisasi untuk mengkongkritkan
konsep menjadi variabel yang terukur dengan menetukan definisi, alat
ukur, cara ukur, hasil ukur, dan skala ukur.

C. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan kerangka konsep pada penelitian?
2. Buatlah contoh kerangka teori dan kerangka konsep?
3. Sebutkan macam-macam variabel yang anda ketahui?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 15
D. Kunci Jawaban
1. Jawaban latihan soal ke-1
Konsep diartikan sebagai abstraksi atau gambaran dari suatu
fenomena yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu pengertian.
Konsep merupakan penyusun utama dari suatu teori. Suatu konsep
dapat berupa satu kata atau serangkaian kata yang mengekspresikan
suatu ide umum mengenai alamiah dari suatu fenomena ataupun
hubungan antara beberapa hal. Kerangka konsep (conceptional
framework) ialah suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar
konsep yang akan diteliti. Kerangka konsep yang merupakan hasil
penyederhanaan dari kerangka teori ini digunakan sebagai panduan
untuk penelitian yang akan dilakukan. Semua konsep yang dituliskan
dalam kerangka konsep nantinya harus diukur atau diteliti. Namun
demikian, perlu diingat bahwa konsep ini perlu dioperasionalisasikan
terlebih dahulu menjadi variabel untuk dapat diteliti secara empirik.

2. Jawaban latihan soal ke-2

Dapat diubah Tidak dapat diubah


Faktor terkait Nutrisi: a. Riwayat Keluarga
a. Konsumsi Kalium b. Umur
b. Konsumsi Natrium
c. Konsumsi Kalsium
Hipertensi Esensial
d. Konsumsi Lemak
e. Konsumsi
Magnesium
Dapat diubah
f. Konsumsi Alkohol
Faktor terkait Pola
g. Konsumsi Kopi
Hidup:
h. Status Gizi
a. Sosial Ekonomi
b. Perokok
c. Inaktivitas Fisik
d. Obat-obatan
e. Stres
Contoh Kerangka Teori f. Faktor Lain

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 15
Konsumsi Kalium Riwayat Keluarga
Konsumsi Natrium
Konsums Kalsium
Konsumsi Lemak
Konsumsi
Magnesium Hipertensi
Konsumsi Kopi Esensial
Status Gizi
Rokok
Stress

Contoh Kerangka Konsep

3. Jawaban latihan soal ke-3


1) Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang
apabila ia berubah maka akan mempengaruhi variabel yang lain.
2) Variabel tergantung (dependent variable) merupakan variabel
yang berubah akibat perubahan dari variabel bebas. Variabel ini
disebut juga variabel terikat.
3) Variabel perantara (intermediate variable) merupakan variabel
yang menjembatani variabel bebas dengan variabel tergantung.
4) Variabel perancu (confounding variable) merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel bebas dan variabel tergantung.
5) Variabel pendahulu merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel bebas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 15
E. Daftar Pustaka
1. Kothari RC, 2004. Research Methodology: Methods and Techniques,
New Age International Limited, Publisher, New York
2. Babble, Earl,1986. The Practice Of Social Research 4th edition,
California. Wadsworth Publishing Co.
3. Phillips s, Bernard.1966. Social Research Strategy and Tactics. The
Macmillan Company
4. Portney and Watkins,2000, Foundations of Clinical Research 2nd
Edition, Prentice Hall, Massachusset.
5. Sanders and Pinhey. 1983.The Conduct Of Social Research. New
York.
6. Wallace.L. Walter, 1971. The Logic of Science in Sociology, Aldine
de Gruyter, New York.
7. Waltz, Caroline Feher, et al, Measurement and Nursing in Health
Research 4th edition, Springer Publishing company, 2010.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 15

Anda mungkin juga menyukai