Anda di halaman 1dari 20

UNIT 4

PENYUSUNAN LANDASAN TEORI


DAN KERANGKA BERFIKIR

Pendahuluan

Perkuliahan pada unit ini difokuskan pada landasan, dan kerangka berfikir dalam penelitian.
Kajian dalam unit ini meliputi; penyusunan landasan teori, variabel dan indikator, penyusunan
kerangka berfikir.

Dalam unit ini mahasiswa mengkaji tentang kajian teori/landasan teori yang berhubungan
dengan variabel penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber yang terkait. Sebelum perkuliahan
berlangsung, dosen menampilkan slide tentang konsep dari kajian teoritis/pustaka, penyusunan
kajian teori, variabel dan indikator serta kerangka berfikir, sehingga mahasiswa memahami tentang
penyusunan kajian teori/pustaka sesuai dengan masalah yang diteliti. Mahasiswa diberi tugas
untuk membaca uraian materi yang ada pada modul berbasis android.

Media pembelajaran sangat penting dalam penyampaian materi ini. Media yang (daring)
digunakan adalah LCD yang digunakan oleh dosen untuk pencapaian awal perkuliahan dan
menggunakan modul berbasis android. Modul berbasis android ini dapat dibaca oleh mahasiswa
kapan dan dimana saja. Dengan membaca modul mahasiswa dapat menguasai materi ini sebagai
modal untuk memahami materi selanjutnya.

Uraian Materi

A. Pengertian
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian yang
dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk pelaksanaan penelitian. Teori adalah seperangkat
konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan
menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Ditegaskan agar peneliti itu mempunyai
dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Adapun landasan teoritis ini
merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

2020
1 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Penyusunan landasan teoritis tidak akan produktif sebelum bahannya cukup banyak.
Karena itu perlu terlebih dahulu dibaca banyak-banyak sumber-sumber bacaan, baru ditelaah,
dibandingkan hasil pembacaan itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, perlulah hal tersebut
dicatat, tidak ada aturan umumnya. Sementara yang menganggap informasi minimal, yaitu
informasi yang berisi hal-hal seperti yang tertulis dalam katalog di perpustakaan telah cukup,
sementara orang-orang yang lain menganggap bahwa catatan itu perlu memuat inti-sari atau
garis-garis besar isi bacaan untuk Indonesia, kiranya pendapat yang kedua itulah yang lebih
sesuai, karena pada umumnya sumber bacaan sangat terbatas, sehingga ada kemungkinan
sumber yang pernah dibaca tidak lagi tersedia di perpustakaan sewaktu diperlukan kembali.
Cara pencatatannya, pada umumnya mengikuti salah satu dari dua sistem, yaitu (a) system
kartu, dan (b) system lembaran atau system kuarto. Sistem kartu menggunakan kertas gambar
berukuran kartu pos atau berukuran lebih kecil dari kartu pos, sedangkan system lembaran
(kuarto) menggunakan kertas (sering kali juga HVS) ukuran kuarto. Keuntungan system kartu
ialah bahwa kartu-kartu itu mudah diatur, disimpan, dan dibawa kemana-mana.
Kelemahannya, informasi yang dapat direkam pada setiap kartu sangat terbatas. Sebaliknya,
pada system lembaran (kuarto), masing-masing lembar dapat memuat informasi yang jauh
lebih banyak, tetapi mengatur, menyimpan, dan membawanya lebih sukar. Namun, dengan
tersediannya alat pelubang (perforator) dan map yang sesuai dengan ukuran kuarto di toko-
toko alat tulis dewasa ini, kelemahan system lembaran (kuarto) itu dapat diatasi. Dewasa ini,
dengan tersediannya Komputer, perekaman hasil bacaan itu dalam komputer mungkin
merupakan pilihan tepat.
Dari informasi-informasi yang telah terkumpul sebagai hasil kegiatan membaca itulah
peneliti melakukan penelaahan lebih lanjut terhadap masalah yang digarapnya. Dengan
dedukasi dia berusaha melakukan pemaduan dan pembuatan generalisasi-generalisasi, dan
akhirnya meramu kesemua bahan itu kedalam suatu sistem yang berupa kesimpulan-
kesimpulan teoritis, yang akan menjadi landasan bagi penyusun hipotesis penelitian. Didalam
kesimpulan-kesimpulan teoritis itu peneliti harus mengidentifikasikan hal-hal atau faktor-
faktor utama yang akan digarap dalam penelitiannya. Faktor-faktor inilah yang akan menjadi
variabel-variabel yang akan digarap dalam penelitiannya. Peramuan ini penting, karena
disitulah letak mutu sistem pemikiran teoritis sipeneliti. Penyatuan hasil-hasil bacaan secara
kronologis dan kompilatif saja tidak cukup. Hasil-hasil itu harus diramu berdasarkan suatu

2020
2 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


garis pemikiran yang konsisten. Garis pemikiran inilah yang melandasi kesimpulan-
kesimpulan teoritis yang menjadi dasar hipotesis penelitian.

B. Deskripsi Teori

Salah satu komponen penting dalam melakukan penelitian adalah menentukan teori apakah
yang akan digunakan untuk mengeksplorasi rumusan masalah. Teori adalah seperangkat
konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena. Menurut Wiliam Wiersma (1986) menyatakan
bahwa : A theory is a generalization or series of generalization by which we attempt to explain
some phenomena in a systematic yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena
secara sistematik.
Teori merupakan sistem yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomen dengan cara
merinci konstruk-konstruk (yang membentuk fenomena itu), beserta hukum atau aturan yang
mengatur keterkaitan antara satu konstruk dengan lainnya. Para pakar membagi teori menjadi
dua, yaitu teori kecil dan teori besar. Teori kecil adalah teori yang menjelaskan suatu
fenomena dalam skala kecil dan terbatas. Seorang peneliti biasanya membangun teori kecil
didalam penelitiannya. Teori ini hanya melibatkan satu atau dua variabel untuk menjelaskan
sesuatu secara sangat terbatas. Teori besar adalah teori yang menjelaskan suatu fenomena
secara utuh dan menyeluruh. Apa yang dimaksud dengan teori penelitian dalam penelitiannya
mengacu kepada teori kecil (Prasetya Irawan, 1999).
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/
dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknik tergantung
pada jumlah variabel independent dan satu dependent, jika ada 3 variabel independent dan
satu variabel dependant maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok
teori; yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel independent dan satu
dependent. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan banyak teori
yang perlu dikemukakan (Sugiyono, 2019:106).

2020
3 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,
sehingga terhadap hubungan antar variabel ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Teori-teori yang
dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebagai indikator
apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-vriabel
penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun
kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak
menguasai teori dan konteks penelitian.
Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, maka
peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan membaca, dan menelaah yang dibaca
itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-langkah
berikutnya. Membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan dan dipupuk
(Sumadi Suryabrata, 1996).
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Menurut Mark, 1963 menyatakan bahwa suatu
teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan,
menerangkan, dam meramalkan gejala yang ada. Selanjutnya Mark membedakan adanya tiga
macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan
demikian dapat dibedakan antara lain :
1. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran
spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif : cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistis ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional : di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis, yaitu data mempengaruhi data pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.

Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai
berikut :

2020
4 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum– hukum ini
biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan antara
variabel–variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok
hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari
data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (
induktif ).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di
sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.

Teori empiris ini mempunyai dasar empiris. Suatu teori dapat memandang gejala yang
dihadapi dari sudut yang berbeda-beda, misalnya dapat dengan menerangkan, tetapi dapat pula
dengan menganalisa dan menginterprestasi secara kritis ( Habermas, 1968 ).

Selanjutnya menurut Hoy & Miskel (1987 : 2) mengemukakan bahwa komponen teori
itu meliputi konsep dan asumsi. A concept is a term that has been given–an abstract,
generalized meaning. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstract dan bermakna
generalisasi. Contoh konsep dalam administrasi adalah leadership (kepemimpinan),
satisfaction (kepuasan) dan informal organization (organisasi informal). Sedangkan asumsi
merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. An assumption, accepted
without proof, are not necessarily selfevident.

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori sebagai berikut:


1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan telebih dulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel,
merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan hasil
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan
setiap variabel yang diteliti.

2020
5 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku–buku dan
hasil penelitian yang relevan. Buku–buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian,
jurnal penelitian ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan
diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian,
permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan
antara satu sumber dengan sumber lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian
yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa,
renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang
dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai
landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

C. Tinjauan Pustaka untuk Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif, di sisi lain, menyertakan sejumlah besar literatur utama di awal
penelitian untuk memberikan arahan/petunjuk atas pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis-
hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif juga menggunakan literatur untuk memperkenalkan
masalah atau menggambarkan secara detail literatur-literatur sebelumnya dalam bagian khusus
berjudul “ literatur terkait “ atau “tinjauan pustaka,” atau judul- judul yang sejenis.
Selain itu, tinjauan pustaka dalam penelitian kuantitatif dapat ditulis untuk
memperkenalkan suatu teori, suatu penjelasan atau hubungan-hubungan yang diinginkan, dan
menjelaskan mengapa teori tersebut penting untuk dikaji. Pada akhir penelitian, peneliti
meninjau kembali literatur yang ada dan membuat perbandingan antara hasil penelitian dengan
penemuan penemuan yang terdapat dalam literatur. Dalam hal ini, peneliti kuantitaif
menggunakan literatur secara deduktif sebagai kerangka kerja untuk merancang rumusan

2020
6 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


masalah dan hipotesis-hipotesis penelitian. Tinjauan pustaka yang bersifat integratif: peneliti
menyimpulkan tema-tema umum yang terdapat dalam literatur.
Model berfikir deduktif yang diterapkan dalam penelitian kuantitatif tampak seperti
gambar dibawah ini.

Peneliti menguji atau memverifikasi teori

Peneliti menguji hipotesis atau rumusan masalah dari


teori tersebut

Peneliti mendefinisikan dan mengoperasionalkan variabel-


variabel yang diperoleh dari teori

Peneliti mengukur atau mengobservasi variabel-variabel


dengan bantuan instrumen untuk memperoleh skor-skor

Gambar 7. Pendekatan Deduktif dalam Penelitian Kualitatif


Sumber : Creswell, 2019

Peneliti fokus pada teori-teori dalam berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Model ini biasanya banyak muncul dalam artikel-artikel jurnal, yang di dalamnya
penulis sering kali menjelaskan teori di bagian pendahuluan. Model terakhir yang disarankan
Cooper adalah tinjauan pustaka yang bersifat metodologis : peneliti fokus pada metode-metode
dan definisi-definisi. Tinjauan semacam ini biasanya menyajikan ringkasan atas penelitian-
penelitian sebelumnya, dan kritik atas kekuatan dan kelemahan metodologis dalam penelitian-
penelitian tersebut.

2020
7 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Pada hakekatnya, pendekatan deduktif yang bisa diterapkan dalam penelitian kuantitatif
juga turut mempengaruhi peletakan teori didalammya. Opsi-opsi penempatan teori dalam
penelitian kuantitatif dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Opsi-opsi penempatan teori dalam penelitian kuantitatif

Penempatan Kelebihan Kekurangan

Dalam pendahuluan Sebagai pendekatan yang sering Sulit bagi pembaca untuk
ditemukan dalam artikel jurnal, familier memisahkan dan memilih dasar
bagi para pembaca, lebih bersifat teori dari lomponen–komponen
deduktif proses dan penelitian lain
(misalnya, dengan metode)

Dalam Tinjauan pustaka Teori-teori ditemukan di literatur, dan Pembaca sulit membedakan teori
penempatannya dalam tinjauan pustaka dengan tinjauan pustaka
semakin memperjelas dan membuatnya
runtut sesuai dengan literatur aslinya.
Setelah hipotesiss atau Pembahasan teori merupakan perluasan Peneliti bisa saja memasukkan
rumusan masalah sebagai logis dari hipotesis atau rumusan lagika teoritis setelah hipotesis dan
landasan masalah karena menerangkan bagaimana rumusan masalah serta
dan mengapa variabel-variabel mengabaikan pembahasan detail
dihubungkan tentang asal usul mula dan alasan
penggunaan teori tersebut.

Dalam bagian terpisah Pendekatan ini dengan jelas Pembahasan teori terpisah dari
membedakan teori dengan komponen- komponen-komponen penelitian
komponen proses penelitian lainnya, dan lain (misalnya, rumusan masalah
memungkinkan pembaca untuk atau metode dan pembaca
mengidentifikasi dan memahami secara mungkin tidak mudah
lebih baik dasar teori untuk penelitian. menghubungkannya dengan
komponen-komponen proses
penelitian lainnya).

Sumber : Cresswell, 2019

2020
8 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


D. Tinjauan Pustaka untuk Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan literatur secara konsisten berdasarkan
asumsi-asumsi yang berasal dari para partisipan, tidak memberi ruang bagi pandangan pribadi
peneliti. Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan pertimbangkan bahwa
penelitian tersebut haruslah eksploratif. Hal ini berarti bahwa peneliti tidak boleh terlalu
banyak menulis tentang topik atau populasi yang tengah diteliti. Sebaliknya, peneliti harus
berusaha mendengarkan opini partisipan dan membangun pemahaman berdasarkan pada apa
yang ia dengar.

Namun demikian, penggunaan literatur dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan


dengan beragam cara. Untuk penelitian yang berorientasi teoritis, seperti etnografi kritis,
literatur-literatur tentang konsep kebudayaan atau teori kritis diperkenalkan terlebih dahulu
dalam laporan atau proposal sebagai kerangka kerja orientasi. Namun, untuk penelitian
grounded theory, study kasus, dan fenomonologi, literatur- literatur jarang sekali digunakan
untuk membangun tahap-tahap penelitian secara keseluruhan. Untuk pendekatan kualitatif
yang didasarkan pada opini partisipan, ada beberapa model tinjauan pustaka yang bisa anda
pertimbangkan. Tiga model penempatan, yang berati tinjauan pustaka bisa diletakkan dalam
ketiga lokasi (Cresswell, 2019).
Model pertama, peneliti bisa saja memasukkan tinjauan pustaka dalam pendahuluan.
Artinya, dengan posisi ini, pustaka/ literatur berfungsi untuk menjelaskan latar belakang
“teoritis” atas masalah penelitian, seperti siapa saja yang telah menulis mengenai masalah ini,
siapa saja yang telah menelitinya, dan siapa saja yang telah menunjukkan upaya-upaya
penelitian ke arah itu. Penyajian latar belakang teoritis ini, tentu saja, sangat bergantung pada
literatur-literatur atau penelitian-penelitian yang tersedia. Peneliti dapat mencari model seperti
ini di berbagai penelitian kualitatif yang menerapkan jenis strategi penelitian yang berbeda-
beda.
Model kedua adalah dengan menempatkan tinjauan pustaka di bagian terpisah. Model ini
biasanya diterapkan dalam penelitian kuantitatif atau dalam jurnal-jurnal yang berorientasi
kuantitatif. Meski demikian, dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada teori, seperti
etnografi, teori kritis, dan advokasi atau emansipatoris, peneliti juga dapat menempatkan
tinjauan pustaka di bahagian terpisah.
2020
9 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Model ketiga, peneliti menyertakan bagian khusus, seperti “bacaan/literatur terkait,“ di
akhir penelitian. Penempatan ini dimaksudkan untuk membandingkan dan membedakan hasil-
hasil atau kategori-kategori yang muncul dalam penelitian dengan hasil-hasil atau kategori-
kategori yang terdapat dalam literatur. Model ini banyak dijumpai dalam penelitian grouded
theory, dan saya merekomendasikan model ketiga ini karena penelitian grounded theory pada
umumnya menggunakan literatur secara induktif.
Selanjutnya Cresswell, 2019 menjelaskan para peneliti menggunakan teori dalam
penelitian untuk tujuan-tujuan yang berbeda. Pertama, dalam penelitian kualitatif, teori sering
kali digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan sikap tertentu. Teori ini bisa jadi
sempurna dengan adanya variabel, konstrak, hipotesis penelitian. kedua para peneliti kualitatif
sering kali menggunakan perspektif teoritis (theorical lens or perspective in qualitative
reserach) sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras (atau masalah lain
mengenal kelompok marginal). Pandangan ini menjadi perspektif transformatif dan dapat
membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah, megumpulkan dan menganalisis data,
serta membentuk call for action and change (panggilan untuk melakukan aksi dan perubahan.
Ketiga, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai poin akhir penelitian.
Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir penelitian, berarti peneliti menerapkan proses
penelitiannya secara induktif yang berlangsung mulai dari data, lalu ke tema-tema umum,
kemudian menuju teori atau model tertentu (lihat Punch, 2005). Keempat, beberapa penelitian
kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit. Kasus ini terjadi disebabkan dua hal:
(1) karena tidak ada satu pun penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi yang
benar-benar murni, dan (2) karena struktur konseptual sebelumnya yang disusun dari teori dan
metode tertentu telah memberikan startig point bagi keseluruhan observasi (Schwandt, 1993).
Logika induktif dalam penelitian kualitatif dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Peneliti mengemukakan generalisasi-generalisasi atau teori-teori dari


literatur dan pengalaman-pengalaman pribadinya.

Peneliti mencari pola-pola umum, generalisasi-generalisasi, atau teori-


teori dari tema-tema atau kategori-kategori.

Peneliti menganalisis data untuk membuat tema-tema atau kategori-


2020
10 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN kategori.
TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Peneliti mengajukan pertanyaan terbuka kepada partisipan atau
merekam catatan-catatan lapangan.

Peneliti mengumpulkan informasi-informasi (misalnya, wawancara-


wawancara, informasi-informasi).

Gambar 8. Logika induktif dalam penelitian kualitatif


Sumber : Creswell, 2019

E. Tinjauan Pustaka untuk Penelitian campuran


Dalam penelitian metode campuran, peneliti menerapkan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif sebelumnya dalam menulis tinjauan pustaka, bergantung pada jenis strategi yang
digunakan. Untuk strategi sekuensial, literatur disajikan pada setiap tahapan penelitian dengan
tetap konsisten pada metode yang digunakan. Misalnya, jika penelitian dimulai dengan tahap
kuantitatif, peneliti boleh jadi memasukkan tinjauan pustaka di awal penelitian yang dapat
membantunya membangun logika atau rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Jika
penelitian dimulai dengan tahap kualitatif, tinjauan pustaka tidak terlalu ditekankan, yang
berarti si peneliti bisa menyajikannya secara detail di akhir penelitian-jika pendekatannya
bersifat induktif. Jika peneliti menerapkan penelitian konkuren dengan bobot dan prioritas
yang seimbang antara data kualitatif dan kuantitatif, peneliti bisa menyajikan literatur secara
detail di setiap tahap kualitatif dan kuantitatif. Singkatnya, penggunaan literatur dalam proyek
metode campuran sangat bergantung pada strategi dan bobot yang diberikan antara penelitian
kualitatif dan kuantitatif.

F. Variabel
1. Pengertian
Semua penelitian berurusan dengan variabel, tanpa variabel maka tidak ada
penelitian. Apa yang dimaksud dengan variabel?. Ada beberapa pendapat tentang variabel.
Kerlinger (1973 menyatakan variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang
dipelajari. Sedangkan Suryabrata (2010) menyatakan variabel diartikan sebagai segala

2020
11 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Hadi menyatakan variabel
merupakan sebagai gejala yang bervariasi, misalnya jenis kelamin, berat badan. Gejala
adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek yang bervariasi.
Menurut Brown, 1987 Variabel didefinisikan sebagai “something that may vary or
differ”, definisi ini menyatakan bahwa variabel adalah suatu yang berbeda dan bervariasi).
Definisi lain yang lebih detail mengatakan bahwa “variable is simply symbol or a concept
that can assume any one of a set of values (Davis, 1998:23) (definisi ini menekankan yaitu
simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai).
Jadi dapat disimpulkan variabel adalah segala sesuatu yang diteliti oleh seorang
peneliti. Sesuatu yang mungkin manusia, benda, sistem, dan lain-lain. Variabel adalah
suatu lambang (atribut) atau konstrak yang akan diteliti. Variabel adalah karakteristik yang
dapat berubah; dari waktu ke waktu pada orang atau benda tertentu atau berubah/bervariasi
dari individu ke individu atau dari objek ke objek. Seringkali variabel disebut dengan
sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Sebagai contoh adalah “jenis kelamin”, sebab jenis
kelamin mempunyai varaisi nilai, yaitu laki-laki dan perempuan Tetapi, laki-laki atau
perempuan juga bisa jadi variabel, sejauh mempunyai variasi nilai, misalnya laki-laki
kawin, laki-laki bujangan, perempuan kawin atau perempuan belum kawin. Tingkat
pendidikan juga mempunyai variasi nilai, yaitu SD, SMP, SMU, PT.

2. Macam-macam variabel
Variabel pertama-tama dibedakan atas variabel kuantitatif dan variabel kualitatif.
Variabel kuantitatif adalah variabel yang menunjukkan keragaman dalam kuantitas
(jumlah), dan dinyatakan dalam bentuk angka. Misalnya: umur, hasil belajar, jumlah siswa
per kelas. Variabel kualitatif adalah variabel yang menunjukkan variasi dalam jumlah
kualitas dan dinyatakan dengan label/lambang tertentu; Misalnya: jenis kelamin, tingkat
pendidikan, IQ. Variabel jenis kelamin terdiri dari kategori laki-laki dan perempuan; laki-
laki dapat diberi kode angka 0 dan perempuan dengan kode angka 1. Variabel IQ dapat
digolongkan rendah, sedang dan tinggi dengan kode berturut-turut 1, 2 dan 3.
Ditinjau dari jenis data yang terdapat pada variabel itu, dibedakan pula dua macam
variabel, yaitu variabel kategorikal dan variabel kontinue. Variabel kategorikal disebut
juga dengan variabel dikotomi, variabel diskrit atau variabel diskontinue. Variabel

2020
12 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


kategorikal adalah variabel yang datanya adalah data nominal (dikotomi) misalnya status
perkawinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan sebagainya. Variabel kontinue
adalah variabel yang datanya berada di sepanjang skala pengukuran; dengan kata lain,
datanya sembarang nilai. Misalnya: hasil belajar, sikap, persepsi, motivasi, IQ, minat,
umur, pengalaman kerja seterusnya.
Berdasarkan kedudukannya dalam penelitian, variabel digolongkan menjadi tiga
macam yaitu;
a. Variabel bebas (independent variable),
b. Variabel terikat (dependent variable), dan
c. Variabel luar (intervening variable, exstraneous variable, confounding variable, atau
contaminating variabel).
Variabel bebas (independent), merupakan variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau variabel yang merupakan penyebab (cause), variabel
yang muncul lebih dulu (antecendent). Variabel bebas biasanya variabelitasnya diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan dengan suatu gejala
yang diobservasi.
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon
jika hubungan dengan variabel bebas. Variabel terikat atau tergantung adalah variabel yang
menerima akibat dari variabel bebas (effect), variabel yang muncul kemudian
(consequence), variabel yang diukur, dan biasanya dinyatakan dengan huruf Y.
Salah satu cara untuk mengenal mana yang variabel bebas dan mana variabel terikat
ialah dengan jalan melihat ciri-ciri masing-masing variabel. Ciri-ciri variabel bebas dan
terikat adalah sebagai berikut;

Variabel Bebas (independent variable) Variabel Terikat (dependent variable)

 Presumed cause  Presumed effect


 Antecendent  Concequence
 Variable predicted from  Variabel predicted to
 Denoted by X  Denoted by Y

2020
13 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


 The thing you think will  The thing that is supposed to
produce a difference and the change. The thing should be
thing the experimenter

Tabel. 4 Ciri-ciri variabel bebas dan terikat


Sumber: Syahrun Lubis (2009:26)

Variabel bebas dapat dibedakan atas tiga macam yaitu; a) variabel bebas atribut
(attribute independent variabel), yaitu variabel bebas yang tidak bisa dimanipulasi.
Misalnya jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, pengalaman mengajar dan
seterusnya; b) variabel bebas yang dapat dimanipulasi tetapi tidak dimanipulasi dalam
penelitian tertentu. Variabel ini tidak dimanipulasi karena tidak dimungkinkan atau tidak
diperkenankan. Misalnya salah satu variabel bebas yang diteliti adalah kurikulum,
sedangkan kurikulum tidak boleh dirubah; c) Variabel bebas aktif (active independent
variable) yaitu variabel bebas yang dapat dimanipulasi dan dimanipulasi pada penelitian
tertentu. Misalnya metode mengajar, media dan seterusnnya. Apa yang dimaksud dengan
manipulasi?, manipulasi dalam penelitian eksperimen adalah pemilihan sampel melalui
random acak. Dari populasi dipilih sampel sebanyak grup yang diperlukan melalui random.

Dalam penelitian kuantitatif, pada umumnya peneliti melakukan penelitian dengan


menggunakan lebih dari satu variabel atau setidaknya dua variabel, yang mempunyai satu
variabel bebas dan satu variabel terikat.
Variabel luar: (intervening, extraneous, confounding, or contaminating variables)
adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel tergantung selain variabel bebas tetapi
tidak diteliti. Variabel luar tidak bisa dilihat, tidak bisa diukur, dan tidak bisa dimanipulasi.
Masih ada dua jenis variabel lagi yang perlu dibicarakan, yaitu; 1) variabel moderator,
dan 2) variabel kontrol. Variabel moderator adalah variabel yang dipilih, dimanipulasi, dan
diukur oleh peneliti untuk membuktikan apakah variabel tersebut mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Variabel moderator adalah sejenis variabel
bebas (merupakan variabel bebas tambahan).
Varibel kontrol adalah variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk meniadakan atau
menetralisir pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel kontrol termasuk variabel

2020
14 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


bebas yang tidak diteliti. Misalnya dalam penelitian tentang efektivitas metode mengajar,
selain metode mengajar yang digunakan, kecerdasan mungkin turut pula mempengaruhi
hasil belajar siswa. Kecerdasan tidak diteliti akan tetapi dikontrol.

Ada lima cara untuk mengontrol variabel bebas yang tidak turut diteliti, yaitu:

1. Meniadakan variabel yang bersangkutan (elimination; homogeneous selection), yaitu


melaksanakan eksperimen hanya untuk satu variabel bebas yang akan dikontrol
(konstata).
2. Menyamakan semua grup dalam eksperimen tersebut dengan metode matching
(randomised matching), yaitu subjek yang keadaannya sama dalam variabel control
ditempatkan secara random ke dalam grup eksperimen dan grup kontrol.
3. Menempatkan subjek ke dalam grup-grup dalam eksperimen secara random dan
menetapkan grup eksperimen dan grup kontrol juga secara random.
4. Menggunakan analisis covarian (ANAVA).
5. Membuat setiap subjek mengalami semua kondisi eksperimental dan menganalisis
perbedaan antara skor variabel tergantung pada kondisi pertama dengan skor variabel
tergantung pada kondisi lainnya.

6. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi
secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independent dan dependent. Bila
dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan,
mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut
dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh sebab itu pada setiap penyusunan
paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka teori.
Kerangka penelitian dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas
sebuah variabel atau secara mandiri, disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk
masing-masing variabel juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.

2020
15 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Penelitian yang berkenaan dengan dua atau lebih variabel biasanya dirumuskan hipotesis yang
berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis
penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka
berfikir.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi
dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakini sesama ilmuwan, adalah alur-
alur yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan
yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar
variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori
yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang diteliti. Sintesa
tentang hubungan variabel tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Pada bagian bawah ini dapat dilihat proses penyusunan kerangka berfikir untuk merumuskan
hipotesis;

Variabel X Variabel Y

Membaca Buku Membaca


Membaca Buku Membaca Buku &
& Hasil Buku & Hasil Hasil penelitian
& Hasil
Penelitian (HP) Penelitian (HP)
Penelitian (HP)
(HP)
Deskripsi Teori Deskripsi Teori Deskripsi Teori Deskripsi Teori
dan HP dan HP dan HP dan HP

Analisis kritis Analisis kritis Analisis kritis Analisis kritis


thd teori dan thd teori dan thd teori dan thd teori dan
HP HP HP HP
Analisis Analisis Analisis Analisis
Komparatif Komparatif thd Komparatif Komparatif thd
thd teori-teori teori-teori dan thd teori-teori teori-teori dan
2020
16dan HP yang HP
UNIT 4 PENYUSUNAN yang
LANDASAN TEORI dan HP yang HP yang
diambil diambil diambil diambil
DAN KERANGKA BERFIKIR
Sintesa/kesimpulan teori Sintesa/kesimpulan
Gambar 9. Proses penyusunan kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis
Sumber: Susiyono

Rangkuman :

Penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi hasil


penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Teori
adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan
dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-
generalisasi dari hasil penelitian, maka peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan
membaca, dan menelaah yang dibaca itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan
yang kokoh bagi langkah-langkah berikutnya. Membaca merupakan keterampilan yang harus
dikembangkan dan dipupuk oleh seseorang sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dapat
meningkatkan pengetahuan.

Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.

2020
17 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori sebagai berikut:

1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.

2. Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan telebih dulu variabel penelitiannya.
Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak
untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.

3. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan hasil
penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan
setiap variabel yang diteliti.

4. Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku–buku dan hasil
penelitian yang relevan. Buku–buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan
kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, jurnal penelitian ilmiah,
Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

5. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan
diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian,
permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).

Lembaran Kegiatan:
Diskusi dengan kelompok bagaimana fungsi teori dalam suatu penelitian. Apa perbedaan teori
untuk penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Referensi:
1. Hoy, W.K., & Miskel, C.G. 1987. Educational Administration: Theory,
Research, and Practice. New York: Random House, Inc.

2. Irawan, Prasetya. 1999. Logika dan prosedur penelitian. Jakarta: STIA-LAN.

3. Miles, M.B & Huberman A.M. 1984, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

4. Lubis, Syahron, 2009 Metodologi Penelitian, Padang: Sukabina Press.

2020
18 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


5. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabetha.
6. ----------- 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabetha.

7. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Edisi revisi 2010 Jakarta:BinaAksara.

8. Suryabrata, Sumadi, 2006. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

9. Wiersma, William, Research Methods In Education: An Introduction.


Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc,1986.

2020
19 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR


2020
20 UNIT 4 PENYUSUNAN LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA BERFIKIR

Anda mungkin juga menyukai