DISUSUN OLEH :
Agung Rencangan
(2322201008)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
nya sehingga proposal ini dapat terselesaikan. Proposal ini merupakan salah satu
syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Dalam menyelesaikan proposal ini, Penulis telah berusaha dengan segala daya dan
upaya, namun penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, kemampuan,
pengalaman dan waktu sehingga proposal ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dengan segenap hati dan sikap terbuka penulis menerima segala kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini.
AGUNG RENCANGAN
[2322201008]
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penelitian............................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.5 Pembatasan Masalah........................................................................... 2
Masalah dalam penelitian ini dibatasi oleh bangunan bangunan publik atau
bangunan umum antara lain :
a. Gedung sekolahan
b. Gedung perkantoran
c. Gedung pasar
d. Gedung masjid
a. Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau
"murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem
pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan
melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi
menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya
termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk
remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
b. Pasar
pasar Apa yang akan dijumpai di pasar Kegiatan apa saja yang dilakukan
pedagang di sana? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan muncul di benak kita
setiap kali akan mengunjungi suatu pasar. Di pasar, kita akan menjumpai
banyak penjual yang menawarkan berbagai macam barang, baik hasil
pertanian, maupun hasil industri. Selain itu, kita akan banyak menjumpai
orang dengan tujuan berbelanja yang berbeda pula. Dari hanya untuk
memenuhi kebutuhannya (mengkonsumsi), untuk dijual kembali (distribusi)
sampai untuk diolah kembali kemudian dijual (produksi). Selanjutnya, di antar
pembeli dan penjual tersebu sering kali terjadi tawar menawar yang diakhiri
dengan transaksi jual beli.
c. Masjid
mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat
sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau.
Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas
muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama,
ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam
sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial
kemasyarakatan hingga kemiliteran.
d. Gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton Bangunan Publik
Bangunan publik adalah bangunan yang umum di tempati oleh masyarakat
seperti rumah, ruko ruko, masjid, sekolah, perkatoran, dimanan tempat ini
sangat sering dikunjugi atau di pergunakan oleh masyarakat umum dan saat
ini banyak sekali bangunan yang mengunakan beton bertulan untuk bangunan
bangunan umum tersesebut seperti rumah masjid, ruko, pasar, dan gedung
gedung pemerintahan.
Semen Portland tergolong sebagai bahan pengikat hidrolis, yaitu bila semen
dicampur dengan air, maka terjadi proses pengerasan. Proses pengerasan itu
sendiri memakan waktu yang cukup lama dengan kata lain mempunyai umur
pengerasan dari beton itu sendiri.
2.2.1 Semen
Semen merupakan bahan hidrolis yang dapat bereaksi secara kimia dengan
air, sehingga membentuk material yang padat. Secara umum, komposisi
kimia semen Portland adalah seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1.
CaO (kapur) 60 – 67
SiO2 (Silika) 17 – 25
Al2O3 (Alumina) 3–8
0,5 – 6
Fe2O3 (Besi) 0,1 – 5,5
MgO (Magnesia) 0,2 – 1,3
Alkalis 1–3
SO3 (Sulfur)
Sumber : A.M. Nneville, Concrete Technology, 1987
2.2.3 Air
Air yang dimaksud disini adalah air yang digunakan sebagai campuran
bahan bangunan, harus berupa air bersih dan tidak mengandung bahan-
bahan yang dapat menurunkan kualitas beton.
Menurut PBI 1971, persyaratan dari air yang digunakan sebagai campuran
bahan bangunan adalah sebagai berikut :
1). Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organik atau bahan
lain yang dapat merusak daripada beton.
2). Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke
Laboratorium Penyelidikan Bahan untuk mendapatkan pengujian
sebagaimana yang dipersyaratkan.
3). Jumlah air yang digunakan adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.
Air yang digunakan untuk proses pembuatan beton yang paling baik
adalah air bersih yang memenuhi persyaratan air minum. Air yang
digunakan dalam proses pembuatan beton jika terlalu sedikit maka akan
menyebabkan beton akan sulit untuk dikerjakan, tetapi jika kadar air yang
digunakan terlalu banyak maka kekuatan beton akan berkurang dan terjadi
penyusutan setelah beton mengeras.
Untuk memperoleh kepadatan beton dengan rasio air semen yang rendah
sebaiknya menggunakan alat penggetar adukan (vibrator). Menjaga
kelembaban dan panas agar dapat konstan sewaktu proses hidrasi
berlangsung, misalnya dengan menutupi permukaan dengan karung basah.
Dari hasil pengujian kuat tekan ini, akan didapatkan pola keruntuhan sesuai
dengan mutu benda uji. Berdasarkan ASTM C 39-93, pola-pola keruntuhan
akibat pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar 2.1.
tabel 4.4
Hubungan Faktor Air Semen dengan Kuat Tekan Beton
Desain Penelitian
3.3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian direncanakan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil INSTIRUT TEKNOLOGI PAGAR
ALAM.
Mulai
Studi Pustaka
Pembuatan
Proposal
Pelaksanaan Pengambilan
Data Lapangan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas mutu beton pada bangunan sangat
dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk proporsi bahan,metode pengadukan
dan pengawasan kontruksi.Pentingnya memahami dan mengoptimalkan variabel-
variabel ini untuk mencapai beton yang kuat,tahan lama dan sesuai dengan
standar.Implementasi praktik-praktik terbaik dalam setiap tahapan kontruksi dapat
meningkatkan performa beton dan memastikan keberlanjutan struktur bangunan.
4.2 SARAN
-Optimalkan proporsi bahan
-Perbaiki metode pengadukan
-Perluas pengawasan kontruksi
-Kaji lingkungan pengerasan
-Lakukan uji Non-Destructive
-Penerapan inovasi
-