Anda di halaman 1dari 53

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL 3 LANTAI

LAPORAN TUGAS BESAR STRUKTUR BETON

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Struktur Beton


Dosen Pengampu Dr. Euis Kania K, M.T.

Dosen Pengampu :

Dr. Euis Kania S.T. M.T.

Asisten :

Mochammad Rizal Fadillah S.T.

Disusun Oleh :

Farida Azzahra 1930111025


Ane Rohimah 1930111032
Darha Yoriesta Pratama 1930111035
Ivan Zacharia 1930111028

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul
“PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL 3 LANTAI“ Laporan ini
disusun guna melengkapi dan memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Struktur Beton Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu yang telah


membantu secara materi, serta Asisten tugas besar mata kuliah Struktur Beton yang
telah memberikan bimbingan serta arahan dari proses hingga penyelesaian laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, diharapkan
para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun setelah membaca
laporan ini, guna menjadi acuan agar penulis dapat lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan tugas besar pada mata kuliah Struktur Beton ini dapat
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Sukabumi, 10 Januari 2022

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


LEMBAR ASISTENSI ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 5
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 5
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 6
2.1 KRITERIA PERENCANAAN ......................................................................... 6
2.1.1 Spesifikasi Bangunan ................................................................................ 6
2.1.2 Spesifikasi Bahan ...................................................................................... 6
2.2 PERATURAN YANG BERLAKU .................................................................. 6
2.3 JENIS PEMBEBANAN .................................................................................... 6
2.4 SISTEM KERJA BEBAN................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 8
2.2 Rencana Atap Bentang (L) 10 m ....................................................................... 8
2.2.1 Panjang Batang .......................................................................................... 9
2.2.2 Perencanaan Gording .............................................................................. 10
2.2.3 Perhitungan Dimensi Gording ................................................................. 13
2.2.4 Kontrol Tegangan dan Lendutan ............................................................. 13
2.2.5 Perencanaan Rangka Atap Kuda–Kuda .................................................. 14
2.2.6 Estimasi Beban ........................................................................................ 14
2.2.7 Perhitungan Dimensi Batang ................................................................... 20
2.2.8 Sambungan Baut...................................................................................... 25
2.3 Perencanaan Kolom Balok .............................................................................. 27
2.3.1 Pembebanan Pada Portal ......................................................................... 28
2.3.2 Analisa Pembebanan ............................................................................... 29
2.3.4 Hasil pembebanan pada portal menggunakan SAP v.14 ......................... 33
2.3.5 Pendimensian.......................................................................................... 34
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 44
4.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 44
4.2 SARAN ........................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teknik Sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
cara merancang bangunan dan infrastruktur untuk memenuhi keperluan manusia di
sektor publik. Pembangunan infrastruktur yang sangat pesat di Negara Indonesia
merupakan peluang besar bagi Insinyur Teknik Sipil untuk berkontribusi di
dalamnya. Keuntungan yang paling menonjol dari Teknik Sipil adalah permintaan
pekerjaan yang tak ada habisnya, tumbuh dan terus berkembang yang bertujuan
untuk memelihara dan membangun sebanyak mungkin fasilitas baru yang
membutuhkan lulusan Teknik Sipil setiap tahun.

Permintaan lulusan Teknik Sipil tidak hanya stabil, tapi juga meningkat.
Karena meningkatnya volume pekerjaan Teknik Sipil di infrastruktur dan industri
konstruksi pada khususnya, oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas. Menyadari hal tersebut, Universitas Muhammadiyah
Sukabumi merupakan salah satu institusi pendidikan yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut dengan memberikan tugas besar sebagai syarat kelulusan
khususnya mata kuliah struktur beton guna mengembangkan sumber daya manusia
yang berdaya saing di dunia kerja.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan ditulisnya Laporan Tugas Besar mata kuliah Struktur
Beton ini adalah :

1. Mahasiswa mampu memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Struktur Beton


2 Mahasiswa mampu merancang atau merencanakan suatu konstruksi bangunan
yang sederhana sampai bangunan bertingkat
3. Mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
merencanakan struktur gedung
4. Mahasiswa mampu menambah pengalaman dalam mempersiapkan diri
menghadapi pekerjaan yang sesungguhnya

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 KRITERIA PERENCANAAN

2.1.1 Spesifikasi Bangunan


 Fungsi bangunan : Rumah Tinggal
 Luas bangunan : 214.7 m
 Jumlah lantai : 3 Lantai
 Tinggi lantai 1 : 3.5 m
 Tinggi lantai 2 : 3.5 m
 Tinggi lantai 3 :3m
 Penutup atap : Genteng

2.1.2 Spesifikasi Bahan


 Mutu Tulangan baja fy : BJ 41
 Mutu Beton (fc') : 25 MPa

2.2 PERATURAN YANG BERLAKU


a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SK SNI T-
15- 1991-03)
b. Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (SNI-1729-
1989F)
c. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984)
d. Struktur Beton Bertulang Indonesia (SK SNI T-15-1991-03)
e. Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981)

2.3 JENIS PEMBEBANAN


Saat merencanakan struktur multi-layer, digunakan struktur yang dapat
menopang beratnya sendiri, beban gempa, beban angin, beban lalu
lintas, dan beban khusus struktur. Beban yang bekerja pada struktur
dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981) beban-
beban itu adalah :
a. Beban Mati (Dead Load)
Beban mati adalah beban sendiri, dan berat semua bagian tetap dari
suatu bangunan, termasuk semua elemen tambahan, perlengkapan,
mekanisme dan peralatan tetap yang merupakan bagian integral dari
bangunan tersebut. Dalam perancangan gedung ini, beban statis juga
meraupakan berat mati bahan bangunan dan komponen bangunan.
b. Beban Hidup (Life Load)
Beban hidup adalah setiap beban yang diakibatkan oleh perbuatan
orang atau pengguna suatu bangunan gedung, termasuk beban dan
beban lantai yang disebabkan oleh mesin dan peralatan yang

6
merupakan bagian integral dari suatu bangunan dan dapat diganti
selama umur bangunan tersebut. Sehingga dapat menyebabkan
perubahan beban pada lantai dan atap. Beban hidup, terutama pada
atap, dapat mencakup beban termasuk air hujan.
c. Beban Angin (Wind Load)
Beban angin adalah beban yang bekerja pada suatu bangunan atau
bagian dari suatu bangunan karena adanya tekanan atmosfer. Beban
angin diperhitungkan karena angina kencang dapat menekan
bangunan dan memengaruhi kekuatan. Jika kecepatan angin di
daerah tengah konstan, ini juga bisa disebut statis. Perubahan besar
termasuk tekanan dinamis. Tekanan dinamis dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti bentuk bangunan dan lokasi di mana bangunan
berdekatan dengan bangunan lainnya.
d. Beban Gempa (Earthquake Load)
Beban gempa atau beban seismik adalah beban statis ekivalen yang
bekerja pada suatu bangunan atau bagian dari suatu bangunan
karena adanya pergerakan tanah akibat gempa. Pengaruh gempa
pada struktur ditentukan berdasarkan analisis dinamis, dan beban
seismik dipahami sebagai gaya yang diberikan oleh bumi pada
struktur akibat gempa.

2.4 SISTEM KERJA BEBAN


Beban di gedung bertingkat bekerja sesuai dengan sistem gravitasi.
Artinya, komponen struktur di atas menerapkan beban ke komponen
struktur di bawahnya. Dengan demikian, anggota struktur yang lebih
kuat menopang anggota struktur yang lebih rentan. Oleh karena itu,
secara umum sistem beban operasi untuk elemen struktur gedung
bertingkat dapat dirumuskan : Beban pada pelat lantai didistribusikan
ke balok gelinding dan balok gantry, dan beban gantry didistribusikan
ke kolom dan beban kolom. Beban tersebut kemudian ditransfer melalui
pondasi ke tanah dasar.

7
BAB III
PEMBAHASAN

2.2 Rencana Atap Bentang (L) 10 m

Bentang kuda – kuda = 10 m

Sudut kemiringan = 30 ˚

Jarak kuda–kuda (JKD) = 1 m

Alat sambung = Baut

Mutu baja ST. 37 = 1600 Kg/cm2

E Baja = 2.1 ,
Kg/cm2
10^6

Penutup atap = Genteng

Beban atap = 50 Kg/cm2

Berat kuda–kuda ditaksir = 20 Kg/cm2

Beban Hidup = 100 Kg

Beban air hujan (40 – 0,8 α) = 39.581 Kg

Tekanan angina = 25 Kg/m2

Berat plafond = 18 Kg/m2

8
2.2.1 Panjang Batang

- Batang 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 (diagonal atas)


Panjang = 1/ cos30˚ = 1,155 m
- Batang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 (mendatar)
Panjang = 10/10 = 1 m
- Batang 21,29 (vertikal)
Panjang batang 21 dan 29 = 1 x tan 30˚ = 0,577 m
- Batang 22,28 (vertikal)
Panjang batang 22 dan 28 = 2 x tan 30˚ = 1,155 m
- Batang 23,27 (vertikal)
Panjang batang 23 dan 27 = 3 x tan 30˚ = 1,732 m
- Batang 24,26 (vertikal)
Panjang batang 24 dan 26 = 4 x tan 30˚ = 2,309 m
- Batang 25 (vertikal)
Panjang batang 25 = 4 x tan 30˚ = 2,887 m
- Batang 30,37 (diagonal)
Panjang batang 30 dan 37 = √12 × 1.1552 = 1,155 m
- Batang 31,36 (diagonal)
√12 × 1.7322
Panjang batang 31 dan 36 = 1,732 m
- Batang 32,35 (diagonal)
Panjang batang 32 dan 35 = √12 × 2.3092 = 2,309 m
- Batang 33,34(diagonal)
Panjang batang 33 dan 34 = √12 × 2.8872 = 2,887 m

9
Tabel 2 Panjang Batang

1 1 22 1.155
2 1 23 1.732
3 1 24 2.309
4 1 25 2.887
5 1 26 2.309
6 1 27 1.732
7 1 28 1.155
8 1 29 0.577
30 1.155
9 1
31 1.732
10 1
32 2.309
11 1.155
33 2.887
12 1.155
34 2.887
13 1.155 35 2.309
14 1.155 36 1.732
15 1.155 37 1.155
16 1.155 Panjang 52.146
17 1.155 total batang M
18 1.155
19 1.155
20 1.155
21 0.577

2.2.2 Perencanaan Gording


a. Beban Mati (DL)
Α = 30 ˚
Berat atap = 50 X 1.155 = 57.735
Berat gording = 11 Kg/m
Berat = 10 % x berat gording = 1.1
trackstang
Q1 = 69.835

10
Qy = Q1 Cos 30˚ = 60.479 Kg/m
Qx = Q1 sin 30˚ = 34.917 Kg/m
My = 1/8 . qx . l^2 = 4.365 Kg.m
Mx = 1/8 . qy . (l/2)^2 = 1.890 Kg.m

b. Beban Hidup(LL)

P = beban pekerja = 100 Kg


Px = P sin α = 50.000 Kg
Py = P cos α = 86.603 Kg
Mx = 1/4 . Py . (l/2) = 10.825 Kg.m
My = ¼ . Px . l = 12.500 Kg.m
c. Beban Air Hujan

G = Beban Air = 39.581 Kg


Hujan
Gx = G . sin α = 19.790 Kg/m
Gy = G . cos α = 34.278 Kg/m
Mx = 1/8 . Gy . (l/2)^2 = 1.071 Kg.m
My = 1/8 . Gx . L^2 = 2.474 Kg.m

11
d. Beban Angin

1. Angin Tekan ( beban angin (W) = 25 Kg/m2)

W tekan = (0,02 α – 0,4) . W . jarak = 0.262 Kg/m


gording
M tekan = 1/8 . W tekan . L^2 = 0.033 Kg.m
2. Angin
Hisap
W hisap = - 0,4 . W . jarak gording = -10 Kg/m
M hisap = 1/8 . W hisap . = -1.25 Kg.m
l2

Tabel 2.2 Momen dan Beban

M Beban Beban Beban Beban Angin Pembebanan


Mati Hidup Hujan (Kg.M) Kg.M)
(A) (B) (C)
Tekan Hisap Tetap Sementara

Mx 1.890 10.825 1.071 0.033 -1.25 13.786 13.819

My 4.365 12.500 2.474 - - 19.338 19.338

12
2.2.3 Perhitungan Dimensi Gording
Momen yang didapat :
Mx = 13.786 Kg.m = 1378.6 Kg.cm
My = 19.338 Kg.m = 1933.8 Kg.cm
Dicari Modulus Penampang Perlu
Zy perlu = = 1378.6 / 0.9*1.5.1600 = 0.638 cm3
Mx / ∅1.5𝑓𝑦

Zx perlu = My / ∅1.1𝑓𝑦 = 1933.8 / 0.9*1.5.1600 = 1.221 cm3


Cek Tabel Profil, dicoba Profil Light Lip Channels
100 x 50 x 20 x 4.0
W = 671 Kg/cm Zx = 25.4
Ix = 3.85 Cm Zy = 9.13
Iy = 1.83 Cm Baja ST.37
E = 21000000

2.2.4 Kontrol Tegangan dan Lendutan


a Terhadap Beban Tetap
δt = Mx + My < δijin
δt = Wx + Wy
δt = 1378/65,2 + 1933,8/19,8 < 1600 Kg/cm2
21,144 + 97,667 < 1600 Kg/cm2
δt 118,811 Kg/cm2 < 1600 Kg/cm2 OK!

b. Terhadap Beban Sementara


Mx + My <
δt 1.3 𝜎𝐿𝑡𝑗𝑖𝑛
Wx Wy
1381.9 + 1933.8 < 2080 Kg/cm2
δt
65.2 19.8
δt 21.195 + 97.667 < 2080 Kg/cm2
δt 118.861 Kg/cm2 < 2080 Kg/cm2 OK!
c. Terhadap Lendutan
0.556
1 1 .100
f Ijin = = = cm
180 180
0.60479
= Q1 Cos = = Kg/cm
qy 30˚ 60.479 Kg/m
0.3491
= = =
qx Q1 sin 30˚ 34.917 Kg/m Kg/cm
Px = P sin α = 50.000 Kg
Py = P cos α = 86.603 Kg

13
fx = 5.qx.l^4 + Px.l^3
384.E.Iy 48.E.Iy
= 5.0.34917.100^4 + 50.000.100^3
384.21000000.1.83 48.21000000.1.83
= 0.012 + 0.027
= 0.039 cm
fy = 5.qy.l^4 + Py.l^3
384.E.Ix 48.E.Ix
= 5.0.60479.100^4 + 86.603.100^3
384.21000000.3.85 48.21000000.3.85
= 0.010 + 0.022
= 0.032 cm
f = √𝑓𝑥 2 + 𝑓𝑦 2 < f Ijin
= √118.3332 + 97.4232 < 0.556

= 0.050 cm < 0.556 cm OK!


Profil Light Lip Channels 100 x 50 x 20 x 4.0
Kesimpulan :
dapat dipakai

2.2.5 Perencanaan Rangka Atap Kuda–Kuda


Berat Sendiri Kuda-Kuda
Profil Kuda–Kuda 60.60.6
Total Panjang Batang = 35.55 M
Berat per meter = 5.42 Kg/m
Profil Kuda–Kuda 50.50.5
Total panjang batang = 33.687 M
Berat per meter = 3.77 Kg/m
Berat total kuda–kuda = ( 2 x 5.42 x 35.55) + (2 x 3.77 x 33.687)
= 639.36198 Kg

2.2.6 Estimasi Beban


a. Beban Mati =
Berat Sendiri
= = 639.362 Kg
Kuda-Kuda
Berat alat
= 10% . 639.362 = 63.936 Kg
Sambung
Berat branching +
= 25% . 639.362 = 159.840 Kg +
titik sampul
Total = 863.139 Kg
Berat per titik
= = 863.139 = 43.157 ~ 43 Kg
buhul
b. Beban Tetap

14
= q . Jarak kuda-
.
Beban Mati kuda = 69.835 1
= 69.835 Kg
Berat sendiri
kuda–kuda = 45 Kg
Berat bahan atap = 50 . 1.155 . 1 = 57.73496 Kg
Berat gording = 11 . 1 = 11 Kg
= 57.735 + 45 +
PDL 11 = 113.735 Kg
Berat plafond = 18 . 1 . 1 = 18 Kg
Berat
penggantung =7.1.1 = 7 Kg +
PPL = 392.140 Kg
c. Beban Hidup
= 69.936 + 45 +
P1 = P11 100 = 208.936 Kg
= (57.735 + 45) +
P2 - P10 11 + 100 = 162.3675 Kg
2
P12 = P22 =18 + 7 = 25 Kg

=
P13- P21 392.140 = 196.0699 Kg
2

15
RAV = (P1.2+P2.9+P12.2+P13.9)
2
= (208.936 . 2 + 162.37 . 5 +25 .2 + 196.07 . 5) = 1846.904 Kg
2
RBV = RAV = 1846.904 Kg
Kontrol ΣV = 0
RAV + RBV = (P1 + P2 + P3 + … +P13+P14)
3693.809 = 3693.809 Kg ………….OK

Perhitungan Pembebanan Angin


Akibat Angin Kiri
Angin Tekan (Ct)
Ct = (0,02 . α - 0,4)
= (0,02 . 30° - 0,4)
= 0.2
Angin Hisap (Ch)
Ch = -0.4
Beban Angin (W angin yang diambil 25 kg/m2)
Angin Tekan (Ct) = Ct . Wangin
= 0.2 . 25
= 5 Kg/m2
Angin Hisap (Ch) = Ch . Wangin
= -0.4 . 25
= -10 Kg/m2
Muatan Angin
Angin Tekan
W1 = 5 (1/2 . 1.155) . 1
= 2.8875
W2 - W5 = 5 (1.155) . 1
= 5.775
W6 = 5 (1/2 . 1.155) . 1
= 2.8875
Angin Hisap
W7 = -10(1/2 . 1.155) . 1
= -11.55
W8 - W11 = -10 . (1.155) . 1
= -23.1
W12 = -10(1/2 . 1.155) . 1
= -11.55

16
Tabel Angin Tekan
W WH = W . sin α WV = W . cos α
W1 1.444 2.501
W2 - W5 2.887 5.001
W6 1.444 2.501

Tabel Angin Hisap


W WH = W . sin α WV = W . cos α
W7 -5.775 -10.003
W8 - W11 -11.550 -20.005
W12 -5.775 -10.003

17
Tabel Gaya Batang

Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Beban Kombinasi


No Gaya
Tekan Tarik Tekan Tarik Tekan Tarik Tekan Tarik
Batang Maksimum
(-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+)
1 245.7 924.4 39.03 343.98 924.4
2 266.92 1004.29 10.24 373.68 1004.29
3 302.77 1139.09 48.42 423.88 1139.09
4 276.52 1040.33 49.65 387.13 1040.33
5 238.44 597.08 49.57 333.82 597.08
6 238.44 597.08 55.46 333.82 597.08
7 276.52 1040.33 61.61 387.13 1040.33
8 302.77 1139.09 65.55 423.88 1139.09
9 266.92 1004.21 56.65 373.68 1004.21
10 245.70 924.4 52.19 343.98 924.4
11 291.7 1097.45 13.68 408.38 1097.45
12 339.71 1278.07 23.12 475.59 1278.07
13 312.71 1176.42 24.63 437.79 1176.42
14 271.49 1021.4 24.92 380.08 1021.4
15 224.76 345.61 24.48 314.67 345.61
16 224.76 845.61 29.96 314.67 845.61
17 271.49 1021.48 43.09 380.08 1021.48
18 312.71 1176.4 65.62 437.79 1176.4
19 339.71 1278.07 65.19 475.59 1278.07

18
20 291.7 1097.45 59.05 488.38 1097.45
21 46.37 174.46 4.64 4.64 174.46
22 10.99 41.33 2.67 2.67 41.33
23 19.18 72.14 1.13 1.13 72.14
24 40.43 152.1 0.01 0.01 152.1
25 114.17 429.62 9.88 9.88 429.62
26 40.43 152.1 6.35 6.35 152.1
27 19.18 72.14 3 3 72.14
28 10.99 41.33 2.81 2.81 41.33
29 46.37 124.46 9.6 9.6 124.46
30 -39.66 149.19 9.29 9.29 149.19
31 29.67 111.63 -2.06 2.06 111.63
32 54.1 203.55 0.41 0.41 203.55
33 50.23 188.97 2.07 2.07 188.97
34 50.23 188.97 10 10 188.97
35 54.1 200.55 8.17 8.77 200.55
36 29.67 111.63 4.25 4.25 111.63
37 39.66 149.19 9.86 9.86 149.19
Sumber : Perhitungan SAP2000 14

19
2.2.7 Perhitungan Dimensi Batang

A. Batang Tepi Atas

Batang tekan

Batang nomor =
11,12,13,14,15,16,17,18,19,20
Panjang batang (L) = 115.5
cm
Gaya batang maks (N) = 1278.07 Kg
Mutu baja ST.37 (𝜎 ijin = 1600 Kg/cm2)
Dipakai profil   60.60.6, dengan :

A = 6.91 cm2
Ix = Iy = 22.8 cm4
ix = iy = 1.82 Cm
I min = 1.17 Cm
E = 1.69 Cm

 Kontrol tekuk  sumbu x – x


𝐿𝑠 115.5
𝜆𝑠 = = = 63.462 → 𝜔𝑧 = 1.00 Tabel PPBBI 1984 tab.2
𝑖𝑠 1.17
 Kontrol tegangan
𝜔. 𝑃 1.00 . 1278.07
𝜎= = = 92.480 𝐾𝑔/𝑐𝑚2 < 1600 𝐾𝑔 /𝑐𝑚2
2.𝐴 2 . 6.91
 Kontrol tekuk  sumbu y - y
Iy = 2 . Iy1 + (e + 1/2 .tp )2. 2 A keterangan :

= 2 . 22,8 + ( 1,69 + 0,6 )2. 2 . 6,91 tp = Tebal Plat


Buhul

= 118,073 cm4 m = Jumlah Profil


tunggal

20
𝑦𝐼 100.329
𝑖𝑦 = √2 .𝐴 = √ 2 .6.91 = 100.566 𝑐𝑚

𝐿 115.5
𝜆𝑦 = = = 1.148 𝑐𝑚
𝑖𝑦 100.566

𝐿 115.5
𝐿𝑘𝑖 = = = 28.875 𝑐𝑚
4 4
𝐿𝑘𝑖 28.875
𝜆𝑖 = = = 15.865 𝑐𝑚 < 50 𝑂𝐾
𝑖 𝑚𝑖𝑛 1.17

𝑚 2
𝜆𝑖𝑦 = √𝜆𝑦 + 𝜆𝑖 → m = 2 (Jml Profil Tunggal)
2
2
𝜆𝑖𝑦 = √1.148 + 15.8652 = 101.575 𝑐𝑚 → 𝜔 = 1.848
2
𝑃. 𝜔 1278.07 . 1.848
𝜎= = = 889.345 Kg/cm2
𝐴 6.91

𝜎 = 889.345 Kg / cm2 < 1600 Kg / cm2 OK

 Terhadap Stabilitas ( PPBBI hal 22)

𝜆𝑥 ≥ 1.2 𝜆𝑖 → 63.462 > 19.0365

𝜆𝑖𝑦 ≥ 1.2 𝜆𝑖 → 100.566 > 19.0365

𝜆𝑖 ≤ 50 → 15.865 < 50

B. Batang Tepi Bawah

Batang tarik

Batang nomor = 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10


Panjang batang (L) = 100
cm
Gaya batang maks (N) = 1139.09 Kg
Mutu baja ST.37 (𝜎 ijin = 1600 Kg/cm2)
Dipakai profil   60.60.6, dengan :

21
A = 6.91 cm2
Ix = 22.8 cm4
Ix = 1.82 cm
I min = 1.17 cm
E = 1.69 cm

Kontrol tegangan
𝑃 100
𝜎= = = 8.513 𝐾𝑔/𝑐𝑚2 < 1600 𝐾𝑔 /𝑐𝑚2
0.85 . 𝐴 0.85 . 6.91
 Kontrol kelangsingan pada sumbu terlemah:
𝐿 100
𝜆= = = 85.470 𝑐𝑚 < 240 (𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡)
𝑖 𝑚𝑖𝑛 1.17
C. Batang Diagonal (Tekan)

Batang tekan

Batang nomor = 30,31,32,33,34,35,36,37


Panjang batang (L) =
288.700 cm
Gaya batang maks (N) = 203.550 Kg
Mutu baja ST.37 (𝜎 ijin = 1600 Kg/cm2)
Dipakai profil   50.50.5, dengan :

22
A = 4.800
Ix = 11.000
Ix = 1.51
I min = 0.980
E = 1.400
 Kontrol tekuk  sumbu x – x
𝐿𝑠 288.700
𝜆𝑠 = = = 191.191 → 𝜔𝑧 = 5.867 Tabel PPBBI 1984
𝑖𝑠 1.51
tab.2
 Kontrol tegangan
𝜔. 𝑃 5.867 . 203.550
𝜎= = = 176.438 𝐾𝑔/𝑐𝑚2
2.𝐴 2 . 4.800
< 1600 𝐾𝑔 /𝑐𝑚2
 Kontrol tekuk  sumbu y - y
Iy = 2 . Iy1 + (e + 1/2 .tp )2. 2 A keterangan :

= 2 . 11.0 + ( 1.400 + 0.5 )2. 2 . 4.800 tp = Tebal Plat


Buhul

= 25.8 cm4 m = Jumlah Profil


tunggal
𝑦 𝐼 25.8
𝑖𝑦 = √2 .𝐴 = √2 .4.800 = 7.869 𝑐𝑚

𝐿 288.700
𝜆𝑦 = = = 36.689 𝑐𝑚
𝑖𝑦 7.869

𝐿 288.700
𝐿𝑘𝑖 = = = 36.088 𝑐𝑚
4 4
𝐿𝑘𝑖 36.088
𝜆𝑖 = = = 36.824 𝑐𝑚 < 50 𝑂𝐾
𝑖 𝑚𝑖𝑛 0.9800

𝑚 2
𝜆𝑖𝑦 = √𝜆𝑦 + 𝜆𝑖 → m = 2 (Jml Profil Tunggal)
2
2
𝜆𝑖𝑦 = √36.689 + 36.8242 = 51.981 𝑐𝑚 → 𝜔 = 1.201
2
𝑃. 𝜔 203.550 . 1.201
𝜎= = = 72.235 Kg/cm2
𝐴 4.800

𝜎 = 72.235 Kg / cm2 < 1600 Kg / cm2 OK

 Terhadap Stabilitas ( PPBBI hal 22)

23
𝜆𝑥 ≥ 1.2 𝜆𝑖 → 191.192 > 44.189

𝜆𝑖𝑦 ≥ 1.2 𝜆𝑖 → 51.981 > 44.189

𝜆𝑖 ≤ 50 → 56.824 < 50

D. Batang Vertikal (Tarik)

Batang nomor = 21,22,23,24,25,26,27,28,29


Panjang batang (L) =
288.700 cm
Gaya batang maks (N) = 429.62 Kg
Mutu baja ST.37 (𝜎 ijin = 1600
Kg/cm2)
Dipakai profil   70.70.7, denga

A = 9.4
Ix = 42.4
ix = 2.12
I min = 1.37
e = 1.97
 Kontrol tegangan
𝑃 429.62
𝜎= = = 53.77 𝐾𝑔/𝑐𝑚2 < 1600 𝐾𝑔 /𝑐𝑚2
0.85 . 𝐴 0.85 . 9.4
 Kontrol kelangsingan pada sumbu terlemah:
𝐿 288.700
𝜆= = = 210.730 𝑐𝑚
𝑖 𝑚𝑖𝑛 1.37
< 240 (𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑆𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡)

24
2.2.8 Sambungan Baut
Data Perencanaan :

- Alat sambung dengan baut = 14 mm


- Tebal plat simpul = 8 mm
- Mutu baja BJ 37 = 1600 Kg/cm2
- Kekuatan Baut BJ 52 = 2400 Kg/cm2
Kekuatan 1 buah baut 14 mm
 Terhadap Geser
F = m.n.1/4.Л. d2. 𝜎
= 2.1.1/4. Л .1,42. (0,6. 2400)
= 4431.168 Kg
 Terhadap Desak
F =  · dl · desak
= 0,8· 1,5· (1,5 · 1600)
= 2880 Kg
Kekuatan yang menentukan adalah 2880 Kg

1. Untuk Batang 1-10


Profil yang digunakan û ë 60.60.6
P Max = 1139.09
Jumlah n Baut = 1139.09/2880 = 0.396 ~ 2 Buah
S1 = 3d
= 3*1.4
= 4.2 ~ 5
S = 7d
= 7 * 1.4
= 9.8 ~ 10
2. Untuk Batang 21-29
P Max = 429.62
Jumlah n Baut = 429.62/2880 = 0.149 ~ 2 Buah
S1 = 3d
= 3*1.4
= 4.2 ~ 5
S = 7d
= 7 * 1.4
= 9.8 ~ 10
3. Untuk Batang 30 - 37
P Max = 203.55
Jumlah n Baut = 203.55/2880 = 0.071 ~ 2 Buah
S1 = 3d
= 3*1.4

25
= 4.2 ~ 5
S = 7d
= 7 * 1.4
= 9.8 ~ 10
4. Untuk Batang 11-29
P Max = 1278.07
Jumlah n Baut = 1278.07/2880 = 0.444 ~ 2 Buah
S1 = 3d
= 3*1.4
= 4.2 ~ 5
S = 7d
= 7 * 1.4
= 9.8 ~ 10

TABEL JUMLAH BAUT

Gaya
Diameter Jarak
Batang Jumlah Jarak S
No Batang Baut S1 Profil
Maks Baut (cm)
(mm) (cm)
(Kg)
1 924.4 14 2 5 10 2L 60.60.6
2 1004.29 14 2 5 10 2L 60.60.6
3 1139.09 14 2 5 10 2L 60.60.6
4 1040.33 14 2 5 10 2L 60.60.6
5 597.08 14 2 5 10 2L 60.60.6
6 597.08 14 2 5 10 2L 60.60.6
7 1040.33 14 2 5 10 2L 60.60.6
8 1139.09 14 2 5 10 2L 60.60.6
9 1004.21 14 2 5 10 2L 60.60.6
10 924.4 14 2 5 10 2L 60.60.6
11 1097.45 14 2 5 10 2L 60.60.6
12 1278.07 14 2 5 10 2L 60.60.6
13 1176.42 14 2 5 10 2L 60.60.6
14 1021.4 14 2 5 10 2L 60.60.6
15 345.61 14 2 5 10 2L 60.60.6
16 845.61 14 2 5 10 2L 60.60.6
17 1021.48 14 2 5 10 2L 60.60.6
18 1176.4 14 2 5 10 2L 60.60.6
19 1278.07 14 2 5 10 2L 60.60.6
20 1097.45 14 2 5 10 2L 60.60.6

26
21 174.46 14 2 5 10 2L 70.70.7
22 41.33 14 2 5 10 2L 70.70.7
23 72.14 14 2 5 10 2L 70.70.7
24 152.1 14 2 5 10 2L 70.70.7
25 429.62 14 2 5 10 2L 70.70.7
26 152.1 14 2 5 10 2L 70.70.7
27 72.14 14 2 5 10 2L 70.70.7
28 41.33 14 2 5 10 2L 70.70.7
29 124.46 14 2 5 10 2L 70.70.7
30 149.19 14 2 5 10 2L 50.50.5
31 111.63 14 2 5 10 2L 50.50.5
32 203.55 14 2 5 10 2L 50.50.5
33 188.97 14 2 5 10 2L 50.50.5
34 188.97 14 2 5 10 2L 50.50.5
35 200.55 14 2 5 10 2L 50.50.5
36 111.63 14 2 5 10 2L 50.50.5
37 149.19 14 2 5 10 2L 50.50.5

2.3 Perencanaan Kolom Balok


Struktur Portal adalah struktur yang terdiri dari balok dan kolom yang
dibebani muatan di atasnya akan timbul lenturan pada balok saja, dan akan
meneruskan gaya-gaya tersebut ke kolom berupa gaya normal. Balok pada
sistem demikian sama dengan balok sederhana. Adapun gaya yang bekerja
pada kolom, yang lazimnya berupa gaya horisontal, tidak berpengaruh pada
balok.
Dari hasil analisa portal maka diperoleh gaya-gaya dalam pada
elemenelemen balok yang kemudian digunakan untuk melakukan proses
desain terutama desain penulangan, dimana konfigurasi tulangan balok yang
digunakan berdasarkan hasil desain SAP 2000 v14 menggunakan ACI 318-
99 dengan menyesuaikan faktor reduksinya berdasarkan SNI 03-2847-2002.
Seperti telah diketahui bahwa SNI 2002 yang digunakan di Indonesia
mengacu kepada ACI (American Concrete Institute).
Desain penulangan elemen-elemen balok didasarkan dari nilai gaya-
gaya dalam maksimum dari kombinasi-kombinasi yang ada. Dalam penulisan
ini analisa manual balok portal dilakukan sebagai verifikasi terhadap output
konfigurasi penulangan hasil design dari SAP 2000 v14 untuk menunjukan
kelayakan penggunaan hasil design SAP 2000 v14.

27
2.3.1 Pembebanan Pada Portal
1. Beban Terbagi Merata Ring Balok I (qRB1)

Menghitung Dimensi Balok Induk dan Balok Anak (Bentangan 4 Meter)

a. Tinggi Balok Induk


1/12 . Bentang = 1/12 . 4 m = 0.33 ~ 0.4 m = 40 cm2
b. Lebar Balok
1/12 . Tinggi Balok = 1/12 . 4 m = 2 m = 20 cm2
c. Berat Sendiri Balok
0.25 x 0.40 x 24 = 2.40 kN/m
d. Total Beban merata (qRB1) = 2.40 kN/m
2. Beban Terbagi balok Induk II (qB2)
Menghitung Dimensi Kolom
a. Lebar Penampang Kolom
Lebar Balok + (2 x 5 cm ) = 20 + 10 = 30 cm x 30 cm2
b. Dimensi Jika Menggunakan Kolom Pipih
30 cm x 30 cm / 15 = 60 cm2
Jadi Ukuran Kolomnya ( Jika Kolom Pipih) menjadi 60 x 15 cm2
c. Berat sendiri Balok
0.30 x 0.50 x 24 = 3.60 kN/m

d. Data Teknis :

Panjang Bangunan = 19,00 m

Lebar Bangunan = 11,30 m

Tinggi Bangunan

a. Lantai 3 = 3,5 m

b. Lantai 2 = 3,5 m

c. Lantai 1 =3m

Luas Bangunan = 214,7 m2

Beban untuk kantor = 1,92 KN/m2

Berat jenis Beton = 24 KN/m2

Mutu Baja (fy)

a. Polos = 240 MPa

28
b. Ulir = 400 MPa

Mutu beton (fc') = 25 MPa

Berat jenis Spesi = 21 KN/m2

Berat jenis Keramik = 20 KN/m2

2.3.2 Analisa Pembebanan


a. Beban pada Atap
Rangka atap yang digunakan pada gedung menggunakan struktur baja
ringan, pembebanan perhitungan rangka merupakan beban terpusat.
Sehingga gaya terpusat yang digunakan adalah reaksi tumpuan terbesar
antara RBV dengan
RAB
RAV = 18,11 KN

RBV = 18,11 KN
Sehingga tumpuan yang diambil adala RAV = 18,11 KN

Beban hidup
Beban fungsi bangunan = 1,92 KN/m2
Koefisien Reduksi = 1,00
Beban hidup ( WL ) = 1,92 x 1 = 1,92 KN

b. Beban pada lantai


Lantai 2 dan 3
Beban Mati ( WD )
Berat sendiri plat = 0.12 m .x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

Plafond + Penggantung = (11+7) kg/m2 = 18 kg/m2

Keramik = 0.01 m x 2400 kg/m2 = 24 kg/m2

Spesi = 0.02 m x 2100 kg/m2 = 42 kg/m2

WD = 372 kg/m2

= 3.72KN/m2

29
Beban Hidup ( WL )

WL (PPIUG 1983) = 192 kg/m2

= 1.92 KN/m2
Beban Berfaktor ( WU )

Wu = 1.2 WD + 1.6 WL
= (1.2 x 3.72) + (1.6 x 2.5) = 8.464 KN/m2

1. Beban terbagi merata Ring Balok I

• Dimensi rencana balok = 15 x 25


Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 KN/m
Total beban merata (Qrb1) = 0,9 Kn/m

2. Beban terbagi merata balok induk II


• Dimensi rencana balok = 0,15 x 0,25
Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 KN/m

• Beban terbagi merata (plat B trapesium) Wu = 8.464 KN/m


• qekuivalen = 3.( .Wu.lx.(3 (lx /ly)2)
= 3.( .8,464.1,75.(3 (1,75/4)2)

= 8,165 KN/m
Total beban merata (qC2) = 8,165 + 0,9 = 9,0651 KN/m
3. Beban terbagi merata balok induk as 4 A-C

Beban terbagi merata balok induk as 6 A-C


• Dimensi rencana balok = 0,20x 0,30
Berat sendiri balok = 0,20 x 0,30 x 24 = 1,44 KN/m
• Beban terbagi merata (plat A trapesium dan plat B segitiga)
Wu = 8.464 KN/m

30
qekuivalen

= 4,711 KN/m
Total beban merata (qC3) = 4,711 + 1,44

= 6,151 KN/m
4. Beban terbagi merata balok induk as 4-6 C
Beban terbagi merata balok induk as 4-6 C

• Dimensi rencana balok = 0,20 x 0,30


Berat sendiri balok = 0,20 x 0,30x 24 = 1,44 KN/m
• Beban terbagi merata (plat A segitiga) Wu = 8.464 KN/m

Qekuivalen = 2 .( 13 . 8,464 . 1,575))


= 2 .( 13 . 8,464 . 1,575))
= 8,887 KN/m

Total beban merata (qC4) = 8,887 + 1,44


= 10,327 KN/m
5. Beban terbagi merata balok induk as 4-6 B

• Dimensi rencana balok = 0,20 x 0,30


Berat sendiri balok = 0,20 x 0,30 x 24 = 1,44 KN/m
• Beban terbagi merata (plat A segitiga & plat B trapesium)

Wu = 8,464 KN/m
qekuivalen = 2 . (. WU . lx)) +

= 24,889 KN/m
Total beban merata (qC5) = 24,889 + 1,44
= 26,329 KN/m

6. Beban terbagi merata balok induk as 6 A-C


Beban terbagi merata balok induk as 4 A-C

• Dimensi rencana balok = 0,20x 0,30

31
Berat sendiri balok = 0,20 x 0,30 x 24 = 1,44 KN/m

• Beban terbagi merata (plat A trapesium dan plat B segitiga)


Wu = 8.464 KN/m
Qekuivalen = ( 16.Wu.lx.(3

= 4,711 KN/m
Total beban merata (qC6) = 4,711 + 1,44

= 6,151 KN/m

Output Dari Proses Run Analysis

Nilai Rasio Tegangan Elemen

32
2.3.4 Hasil pembebanan pada portal menggunakan SAP v.14

Beban Mati

Momen Pada Balok dan Kolom

Gaya Geser Balok dan Kolom

33
2.3.5 Pendimensian
Data Teknis :

BAHAN STRUKTUR
Kuat Tekan Beton Fc'= 25 MPa

Tegangan Leleh baja (Polos) untuk tulangan


240 MPa
lentur Fy=

Tegangan Leleh baja (Ulir) untuk tulangan


390 MPa
Geser Fy=

DIMENSI BALOK RENCANA


Lebar Balok b= 150 mm

Tinggi Balok h= 250 mm

Diameter Tulangan Ulir D= 16 mm

Diameter TulanganPolos ϕ= 10 mm

Selimut beton ts = 40 mm

BALOK (15 x 25)

HASIL OUTPUT SAP 2000


Momen Rencana Positif akibat beban
terfaktor Mu= 1,315 KNm

Momen Rencana Negatif akibat beban


terfaktor Mu= 1,669 KNm

Gaya Geser Rencana akibat beban terfaktor Vu= 2,354 KN

Momen Torsi Rencana akibat beban


terfaktor Tu= 0,001 KNm

34
2. Faktor pembentuk Distribusi tegangan beton (β1)
( Pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-2002)
Untuk : Fc' ≤ 25 MPa
(β1)= 0,85 - 0,05* (fc'-30)/7
(β1)= 0,85 - 0,05* (25-30)/7
(β1) = 0,88
Penentuan Jarak Tulangan
Jarak tulangan sisi luar beton d'= ts + 1/2 ø tul + ø
d'= 40 + (0,5 x 16) + 10
d'= 58 mm
Tinggi efektif balok d = h - d'
d = 250 – 5
d = 192 mm
Menghitung kebutuhan Tulangan Lentur

Tulangan Momen Positif Mu+ = 1,315 KNm


𝑀𝑢 1,315 𝑥 106
Rn = = = 0,29 𝑀𝑝𝑎
ϕ.b.d2 0,8 𝑥 150 𝑥 1922
𝐹𝑦 390
M = 0,85 𝑥 𝐹𝐶 ′ = = 18, 353
0,85 𝑥 25
Karena Mutu Baja (Fy) = 390 MPa
ρmin = 1,4/Fy = 1,4/ 390 = 0,0036
1 2𝑅𝑛 𝑥 𝑚
ρ perlu = (1 − √1
𝑚 𝑓𝑦

1 2 (0,29)𝑥 18,353
= (1 − √1 = 0,045
18,353 390
ρb =
0,85 𝑥 25 600
= 0,88 𝑥 𝑥 = 0,029
390 600 + 390
ρ max = 0,75. Ρb
= 0,75 x 0,029 = 0,021
Karena :
ρ min < ρ perlu < ρ max Termasuk tulangan tunggal
0,0036 < 0,045 < 0,021 --> Maka pakai ρ perlu
As = ρ perlu x b x d
= 0,045 x 150 x 192
= 1296 mm2
1296
n = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 162
= 6,44 = 6,4
As Ada = 0,25 x π x 162 x 6,4
= 1287,3 mm2
Maka dipasang tulangan 2 D 16 As 1287,3 mm2

35
Cek :
a = As Ada x Fy / (0,85 x fc x b )
= 1287,3 x 390 / ( 0,85 x 25 x 150 )
= 157,5 mm
Mn = As x Fy x (d- (a/2)
= 1296 x 390 / (192 – 157,5/2 )
= 4,463 KNm
Tahanan Momen balok
ϕ Mn = 0,8 x 4,463 KNm = 3,57 KNm

Syarat :

ϕ Mn > Mu

3,57 > 1,315 AMAN


-
Tulangan Momen Negatif Mu = 1,669 KNm
𝑀𝑢 1,669 𝑥 106
Rn = = = 0,37 𝑀𝑝𝑎
ϕ.b.d2 0,8 𝑥 150 𝑥 1922
𝐹𝑦 390
m = 0,85 𝑥 𝐹𝐶 ′ = = 18, 353
0,85 𝑥 25

Karena Mutu Baja (Fy) = 390 Mpa


ρmin = 1,4/Fy = 1,4/ 390 = 0,0035
1 2𝑅𝑛 𝑥 𝑚
ρ perlu = (1 − √1
𝑚 𝑓𝑦

1 2 (0,37)𝑥 18,353
= 18,353 (1 − √1 = 0,044
390
ρb =
0,85 𝑥 25 600
= 0,88 𝑥 𝑥 = 0,029
390 600 + 390

ρ max = 0,75. Ρb

= 0,75 x 0,029 = 0,021

Karena :

ρ min < ρ perlu < ρ max Termasuk tulangan tunggal

0,0036 < 0,044 < 0,021 --> Maka pakai ρ perlu

As = ρ perlu x b x d

= 0,044 x 150 x 192

36
= 1267,2 mm2
1267,2
n = = 6,3
0,25 𝑥 𝜋 𝑥 162

As Ada = 0,25 x π x 162 x 6,3

= 1267,2 mm2

Maka dipasang tulangan 4 D 16 As 1267,2 mm2


Cek :
a = As Ada x Fy / (0,85 x fc x b )
= 1267,2 x 390 / ( 0,85 x 25 x 150 )
= 155,04 mm
Mn = As x Fy x (d- (a/2)
= 1267,2 x 390 / (242 – 155,04/2 )
= 1512418911,00 Nmm
= 4,316 KNm
Tahanan Momen balok
ϕ Mn = 0,8 x 4,316 KNm = 3,4 KNm

Syarat :

ϕ Mn > Mu

3,4 > 1,669 AMAN


Menghitung Kebutuhan Tulangan Geser

Vu = 2,354 KN

Faktor reduksi geser = 0,75

Tegangan leleh tulangan = 240 MPa


ϕVc = ϕ x 1/6 x √fc x b x d

= ϕ x1/6 x √25 x 200 x 192

= 24000 N

= 24,00 KN

1/2. ϕVc = 12 KN

Vs = (Vu/ϕ) - Vc
= ( 2,354/0,75) – 12
= 3,126 KN

37
Vsmin = 1/3 x b x d
= 1/3 x 200 x 192
= 12800 N

= 12,8 KN

Vs maks = 2/3 x √fc x b x d

= 2/3 x √25 x 200 x 192

= 128000 N

= 128 KN
Cek kebutuhan tulangan :
jika :
Vu < 1/2.ϕVc Tidak perlu tulangan geser NOT

1/2.ϕVc ≤ Vu ≤ ϕVc Pasang tulangan geser minimum NOT

ϕVc ≤ Vu ≤ Vs maks Perlu tulangan geser OK

Karena : ϕVc ≤ Vu ≤ Vs maks


24,00 ≤ 2,354 ≤ 128,00 maka perlu tulangan geser
Avs = 2 x 0,25 x π x 10 2

= 157,08 mm2
ϕ x Avs x Fy xd
Sperlu = 𝑉𝑠
0,75 𝑥 157,08 𝑥 240 𝑥 192
= = 17,366
3,126
diambil Spakai = 20 mm
Maka dipasang tulangan geser ϕ10 - 20
Menghitung tulangan akibat Geser +Torsi

Vu = 2,354 Kn
Tu = 1000 Nmm
𝑏𝑤 𝑥 𝑑
Ct = Ʃx2.y
200 𝑥 192
= 200𝟐 𝑥 300 = 0,0032
1/6 √fc b.d
Vc =
√1+(2,5.Ct.Tu/Vu)2
1
𝑥 √25 𝑥 200 𝑥 192
6
= = 89,977
√1 +(2,5 𝑥 0,0032 𝑥 1000 𝑥 2,354)2
ϕVc = 0,75 .Vc
= 0,75. 89,977

38
= 67,482

1
𝑥 √25 𝑥 Ʃx2 x y
15
Tc = √1+((0,4.Vu)/Ct.Tu)2
1
𝑥 √25 𝑥 𝑥 2002 𝑥 300
= 15 0,4 𝑥 2,354 = 256,00
√1+(0,0032 𝑥 1000)2

ϕTc = 0,75 . 256,00

= 192 N

Kontrol

Vu ≤ 5.ϕVc
2,354 ≤ 5 . 67,482
2,354 ≤ 337,41 --> OK desain boleh dilanjutkan
Tu ≤ 5. ϕTc
1000 ≤ 5 . 192
1000 ≤ 960 --> OK desain boleh dilanjutkan

Maka :
ϕVs = Vu - ϕVc

= 2,354 – 67,482

= 65,128 N

ϕTs = Tu-ϕTc
= 1000 – 192 = 808 N
Menghitung Luasan tulangan :
a. Akibat Geser
𝐴𝑣 ϕVs
=
𝑆 ϕ Fys.d
65,128
= = 0,0018
0,75 𝑥 240 𝑥 192

X1 = b - 2(tebal selimut + 1/2 d.sengkang)

= 150 - 2 ( 40 + 1/2 .10 )

= 60 mm

Y1 = h - 2(tebal selimut + 1/2 d.sengkang)

= 250 - 2 ( 40 + 1/2 .10 )

= 160 mm

39
2+𝑌1/𝑋1
= ≤ 1,5
3
αt 2+160/60
= ≤ 1,5
3

= 4,666 > 1,5 maka gunakan αt = 1,5

At ϕTs
=
𝑆 ϕ αt.Fys. X1.Y1
808
= = 0,000312
0,75 x 1,5 x 240 x 60 x 160
Avt Av 2 𝐴𝑡
= +
𝑆 𝑆 𝑆
= 0,0018 + 0,000312 = 0,002112
dipakai tulangan Sengkang (ϕ) 10 mm
2 x 0,25 x π x 102
S= = 74,337
0,002112

Maka dipasang tulangan geser ϕ10 - 80


Kebutuhan Tulangan Memanjang Torsi
𝐴𝑡
AL = 2 𝑥 (𝑥1 + 𝑦1)
2
𝐴𝑡
= 2𝑥 (𝑥1 + 𝑦1)
2
= 2.0( 60 + 120 )
= 0,090
Maka Satu Sisi Menerima
AL 0,090
= = 0,0225
4 4
0,0225
= = 0,000112 = 1
n 0,25 𝑥 π x 162

Dipakai Tulangan 1 D 16 As = 201,1 mm2

Tumpuan Lapangan Tumpuan

Gambar
penampang
B1 Balok
15 X
25

Tul. Atas 3 D16 2 D16 3 D16


Tul. Tengah 1 D16 1 D16 1 D16
Tul. Bawah 2 D16 3 D16 2 D16
Sengkang Φ10 - 20 Φ10 - 80 Φ10 - 20

40
PERHITUNGAN KOLOM

Direncanakan ukuran kolom :

b = 150 mm D = 16 mm

h = 150 mm ϕ = 10 mm

ts = 40 mm fys = 240 MPa

fc ' = 25 MPa fy = 390 MPa


Agr = 150 x 150

= 22500 mm2

Out put Dari SAP :

Pu = 36,686 KN

Mu = 21,400 KNm
b
𝑀𝑢 21,400
et = =
𝑃𝑢 36,686

= 0,583329 m = 583,3 mm
𝑒𝑡 583,3
= = = 3,8887 mm
ℎ 150

d' = ts +1/2 D tul. + ø

= 40 + (0,5x 16) + 10 )

= 58 ≤ 70 --> OK

d = h - d'
= 150- 58
= 92 mm

𝑃𝑢 36,686
= = 0,9 > 0,1
∅.𝐴𝑔𝑟.0,85.𝑓′𝑐 0,8∗22500∗0,85∗25

𝑃𝑢 𝑒𝑡
(∅.𝐴𝑔𝑟.0,85.𝑓′ 𝑐) . ( ℎ ) = 0,9 ∗ 3,8887 = 3,49983
Dari tabel struktur beton bertulang berdasar pada SKSNI T-15-1991-03
Pasal 3.2.3 didapatkan :
r = 0,036 ; β = 0,8 (nilai fc' 25) ; ρ =0,36
Ast = 𝜌 ∗ 𝐴𝑔𝑟 = 0,36 ∗ 22500 = 8100 𝑚𝑚2
𝐴𝑠𝑡 8100
As = = = 2025 𝑚𝑚2
4 4

41
Jadi, dari tabel struktur beton bertulang berdasar pada SKSNI T-15-
1991-03 Tabel A-4, maka digunakan tulangan 10 D16 → As yang ada
2025 mm2 untuk persisi.
Menghitung Tulangan Geser Kolom
Hasil Dari Sap : Vu = 2,354 KN
Faktor reduksi geser = 0,75
Tegangan leleh tulangan = 240 MPa
ϕVc = ϕx 1/6 x √fc x b x d

= ϕ x1/6 x √25 x 150 x 240

= 90 KN
1/2.ϕVc = 45 KN

Vs = (Vu/ϕ)-Vc

= ( 2,354 / 0,75) – 90

= -86,8613 KN

= -86861,3 N

Vs min = 1/3 x b x d

= 1/3 x 150 x 92

= 4600 N

= 4,60 KN

Vsmaks = 2/3 x √fc x b x d

= 2/3 x √25 x 150 x 240

= 46000 N = 46,00 KN
Dipasang sengkang Ø10 Av =2 x (0,25 x π x 102)=157 mm2
v x fys x d 157 𝑥 240 𝑥 92
Jarak sengkang(S) = = = 39,9091
𝑉𝑠 −86861,3

6 x D = 6 x 16 = 96 mm ≈ 100 Jadi sengkang yang di pakai Ø 10 – 100

jika :

Vu < 1/2. ϕVc Tidak perlu tulangan geser OK

1/2.ϕVc ≤ Vu ≤ ϕVc Pasang tulangan geser minimum NOT

42
ϕVc ≤Vu ≤ Vs maks Perlu tulangan geser NOT

Karena : Vu < 1/2. ϕVc


2,354 < 45 maka tidak perlu tulangan geser

Gambar Penampnag Kolom


K1
15 X 15

Tul. Utama 10 D16


Sengkang Φ10 - 100

43
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Perencanaan struktur Bangunan Rumah Tinggal 3 Lantai didesain sesuai
dengan Tata Perencanaan Struktur Beton untuk Rumah dan Gedung ( SKSNI-03-
2847-1992 ). Secara garis besar perencanaan Struktur Bangunan Rumah Tinggal
3 Lantai Perencanaan ini adalah sebagai berikut :

1. Komponen Non Struktural


Struktur atap, terbuat dari konstruksi baja profil siku dengan sambungan
baut sehingga dapat mencapai bentang yang panjang,npenutup
menggunakan genting.
2. Struktur utama portal di desain dengan menggunakan beton dengan fc’= 25
MPa dan mutu baja fy = 240 MPa.
3. Adapun Ukuran Struktur yang digunakan :
Dimensi Kolom = 40 cm2 x 20 cm2
Dimensi Balok = 60 cm2 x 15 cm2
Struktur bawah = Pondasi Tiang Pancang
4. Evaluasi Ketahanan Perencanaan Bangunan Rumah Tinggal 3 Lantai yang
divisualisasikan melalui indikasi warna-warna yang dikeluarkan oleh
program SAP2000 maka Tingkat Ketahanan Struktur kolom berdasarkan
perbandingan fy dengan fu di definisikan di define Material Bangunan
bahwa Rumah Tinggal 3 Lantai adalah warna kuning : rasio 0.70 sampai
0.90 : Kategori Masih Aman.

4.2 SARAN
Beberapa saran dari penyusun yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
suatu konstruksi struktur adalah sebagai berikut :

1. Kelengkapan data mutlak dalam merencanakan suatu bangunan


bertingkat sehingga perencanaan bisa lebih mendekati kondisi
sebenarnya.
2. kuti ketentuan dalam peraturan-peraturan perencanaan struktur,
sehingga didapat nilai yang paling ekonomis.
3. Estimasi beban dan analisa statika harus benar, agar didapatkan suatu
konstruksi yang aman dan memenuhi syarat seperti yang telah
ditentukan dalam perencanaan.
4. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka dibutuhkan pemahaman
yang menyeluruh tentang tahap-tahap dalam proses perencanaan, dan
teori-teori yang didapat harus selalu dikembangkan.

44
DAFTAR PUSTAKA
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SK SNI T-
15- 1991-03) Departemen Pekerjaan Umum, 1991, “Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung”, Yayasan
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung
b. Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (SNI-1729-
1989F) Departemen Pekerjaan Umum, 1987, “Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung”, Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta.
c. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984) PPBBI
1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia. Yayasan
Penyelidikan Masalah Bangunan. Jakarta.
d. Struktur Beton Bertulang Indonesia (SK SNI T-15-1991-03) Kusuma,
Gideon dan Vis, W.C, 1993, “Dasar – Dasar Perencanaan Beton
Bertulang menurut SKSNI T15-1991-03”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
e. Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981), Departemen Pekerjaan
Umum, 1981, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983,
Yayasan LPMB, Bandung
f. (Pengertian Teknik Sipil, Apa Itu? civilengineeringump
(wordpress.com)) jumat, 7 Januari 22.02 wib
g. Lestari, S., & Nurjanah, N. (2021). EVALUASI PERENCANAAN
STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG SNI 2013 DAN
RANGKA ATAP BAJA SNI 2015 MENGGUNAKAN SAP 2000
PADA BANGUNAN GEDUNG PERTANAHAN KABUPATEN
BLITAR. Jurnal Qua Teknika, 11(2), 71-80.
h. Himawan Idarto, Ir., MS, ” Diktat SAP2000 ”, Universitas
Diponegoro.
i. Pramono, Handi, ” Struktur 2D & 3D dengan SAP 2000 ”, 2004, CV.
Maxikom, Palembang.
j. Sunggono V., Ir, Kh, ” Buku Teknik Sipil ”, 1995, Nova, Bandung.

45
CATATAN

REVISI TANGGAL OLEH

1 INSTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI

DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU
11

Dr. EUIS KANIA K, M.T.

DIGAMBAR

KELOMPOK 5

10
TUGAS

MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI


DENAH ATAP

JUDUL GAMBAR SKALA


CATATAN

b
2.50 1.50 3.30 4.00

REVISI TANGGAL OLEH


SR
4.00 4.00

INSTANSI

3.50 dapur r. makan k. tidur 3.50

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


km/wc JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI
2.00
r. keluarga
3.00
± 0.00
a NK
a DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU

5.00 garasi
k. tidur 4.00
r. tamu Dr. EUIS KANIA K, M.T.

DIGAMBAR

0.50

teras
KELOMPOK 5

carport
4.50
4.00
TUGAS

SR

MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI

4.00 3.30 4.00

JUDUL GAMBAR SKALA


b
denah lantai 1
sKALA 1:100
BLN/THN JML. LEMBAR NO. LEMBAR

2021
CATATAN

b
2.50 1.50 3.30 4.00

REVISI TANGGAL OLEH

4.00 4.00

dak

INSTANSI

3.50 r. serba guna k. tidur 3.50

km/wc tr
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
2.00 KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI
r. duduk
3.00
+ 3.50
a NK
a
DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU

5.00 k. tidur
k. tidur 4.00
Dr. EUIS KANIA K, M.T.

DIGAMBAR
balkon
0.50

KELOMPOK 5

4.50
4.00

TUGAS

MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI

4.00 3.30 4.00

b JUDUL GAMBAR SKALA

denah lantai 2
sKALA 1:100
BLN/THN JML. LEMBAR NO. LEMBAR

2021
CATATAN

b
2.50 1.50 3.30 4.00

REVISI TANGGAL OLEH


4.00 4.00

dak

INSTANSI

3.50 r. belajar k. tidur 3.50

km/wc tr UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


2.00 JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
r. duduk KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI
3.00
+ 7.00
a a
DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU

5.00 k. tidur
k. tidur 4.00

Dr. EUIS KANIA K, M.T.

DIGAMBAR
balkon
0.50

KELOMPOK 5

4.50
4.00

TUGAS

MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI

4.00 3.30 4.00

b JUDUL GAMBAR SKALA

denah lantai 3
sKALA 1:100
BLN/THN JML. LEMBAR NO. LEMBAR

2021
CATATAN

REVISI TANGGAL OLEH

Konstruksi Baja Ringan


+ 13.07

INSTANSI

+ 10.00

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
r.duduk KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI
+ 7.00 k. tidur + 7.00 k. tidur

DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU

r. duduk
+ 3.50 k. tidur + 3.50 k. tidur

Dr. EUIS KANIA K, M.T.

DIGAMBAR

r. tamu
± 0.00 garasi ± 0.00 k. tidur KELOMPOK 5

4.00 3.30 4.00


TUGAS

potongan A-A
sKALA 1:100 MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI

JUDUL GAMBAR SKALA

BLN/THN JML. LEMBAR NO. LEMBAR

2021
CATATAN

REVISI TANGGAL OLEH

+ 13.07 Atap Genteng


Konstruksi Baja Ringan
INSTANSI

+ 10.00

5
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI

r. duduk
+ 7.00 + 7.00 balkon
DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU

10.60

r. duduk
+ 3.50 + 3.50 Dr. EUIS KANIA K, M.T.
balkon

DIGAMBAR

2.20 KELOMPOK 5
r. keluarga 1.50
± 0.00 r. makan ± 0.00 r. tamu teras

TUGAS
4.00 3.50 3.00 3.00 1.50 4.00

MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI


potongan B-B

JUDUL GAMBAR SKALA

BLN/THN JML. LEMBAR NO. LEMBAR

2021
CATATAN

REVISI TANGGAL OLEH

INSTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI

DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU

Dr. EUIS KANIA K, M.T.

DIGAMBAR

KELOMPOK 5

tampak depan TUGAS


sKALA 1:100

MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI

JUDUL GAMBAR SKALA

BLN/THN JML. LEMBAR NO. LEMBAR

2021
CATATAN

REVISI TANGGAL OLEH

INSTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


JL. R. SYAMSUDIN S.H. NO.50, CIKOLE 43113
KEC.CIKOLE, KOTA SUKABUMI

DIPERIKSA
DOSEN PENGAMPU

Dr. EUIS KANIA K, M.T.

DIGAMBAR

KELOMPOK 5

tampak samping
sKALA 1:100
TUGAS

MEMBUAT RUMAH TINGGAL 3 LANTAI

JUDUL GAMBAR SKALA

BLN/THN JML. LEMBAR NO. LEMBAR

2021

Anda mungkin juga menyukai