id
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
FEBRIANA ZAT MAYA SITRA AHMAD FAISAL KURNIAWAN
NIM. I 8509009 NIM. I 8509036
i
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas Akhir digilib.uns.ac.id
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini
menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang
tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, bangsa Indonesia
akan dapat memenuhi tuntutan ini.
Program Diploma Tiga Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan:
1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana
commit to user
sampai bangunan bertingkat.
BAB I Pendahuluan 1
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas Akhir digilib.uns.ac.id
2
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Metode perencanaan yang digunakan untuk pembahasan tugas akhir ini meliputi:
a. Sistem pembebanan.
b. Perencanaan analisa struktur.
c. Penyajian gambar arsitektur dan gambar struktur.
d. Perencanaan anggaran biaya.
1. Spesifikasi Bangunan
a. Fungsi Bangunan : Gedung kuliah dan laboratorium
b. Luas Bangunan : 1376 m2
c. Jumlah Lantai : 2 lantai
d. Tinggi Tiap Lantai : 4m
e. Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja
f. Penutup Atap : Genteng
g. Pondasi : Foot Plat
2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu Baja Profil : BJ 37
b. Mutu Beton (f’c) : 20 MPa
c. Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 240 MPa
Ulir : 390 Mpa
commit to user
BAB I Pendahuluan
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas Akhir digilib.uns.ac.id
3
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2847-2002).
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( untuk perhitungan pelat).
3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (1983).
4. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
1729-2002).
commit to user
BAB I Pendahuluan
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas Akhir digilib.uns.ac.id
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
BAB 2
DASAR TEORI
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian–penyelesaian, mesin – mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG
1983). Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri
bahan bangunan dan komponen gedung adalah :
a) Bahan Bangunan :
1. Beton Bertulang .......................................................................... 2400 kg/m3
2. Pasir (jenuh air)………. .............................................................. 1800 kg/m3
3. Beton biasa .................................................................................. 2200 kg/m3
4. Baja ............................................................................................. 7.850 kg/m3
b) Komponen Gedung :
1. Dinding pasangan batu merah setengah bata............................... 250 kg/m3
2. Langit – langit dan dinding (termasuk rusuk – rusuknya, tanpa penggantung
langit-langit atau pengaku),terdiri dari :
- semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm ................ 11 kg/m2
commit to user
- kaca dengan tebal 3 – 4 mm ...................................................... 10 kg/m2
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna
suatu gedung, termasuk beban – beban pada lantai yang berasal dari barang –
barang yang dapat berpindah, mesin – mesin serta peralatan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup
dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap
tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal
dari air hujan (PPIUG 1983).
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi
bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung perkuliahan ini terdiri
dari :
1. Beban atap ......................................................................................... 100 kg/m2
2. Beban tangga dan bordes ................................................................... 300 kg/m2
3. Beban lantai ...................................................................................... 250 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung
tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari
sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan
dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung
yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 2.1.
commit to user
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983).
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan
mengalikan tekanan tiup dengan koefisien – koefisien angin. Tekan tiup harus
diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai
sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m2.
V2
p= ( kg/m2 )
16
Keterangan : V = kecepatan angin dalam m/s (ditentukan oleh instansi yang
berwenang)
p = tekanan angin hisap dalam kg/m2
Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan – berarti isapan ), untuk gedung
tertutup :
commit to user
1. Dinding Vertikal
a) Di pihak angin ............................................................................... + 0,9
b) Di belakang angin ......................................................................... - 0,4
c) Sejajar dengan arah angin.............................................................. - 0,4
Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
Dalam perencanaan ini beban gempa tidak diperhitungkan
1,4 D
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
1,2 D + 1,6 (La atau H) + (γL L atau 0,8 W)
1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 (La atau H)
1,2 D 1,0 E + γL L
0,9 D (1,3 W atau 1,0 E)
Sumber : SNI 03-1729-2002
Keterangan:
D = beban mati
L = beban hidup
La = beban hidup di atap
H = beban hujan
W = beban angin
E = beban gempa (menurut SNI 03–1726–1989, atau penggantinya)
commit to user
Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat
kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi
pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
Beberapa persyaratan utama pada SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut :
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db
atau 25 mm, dimana db adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan
jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a) Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b) Untuk balok dan kolom = 40 mm
c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm
Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek.
Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda–
kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban
yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah
diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan
dimensi serta batang dari kuda–kuda tersebut. Seperti terlihat pada gambar 2.1. :
commit to user
Keterangan :
KU = Kuda-kuda utama
KT = Kuda-kuda trapesium
N = Nok
J = Jurai luar
B = Bracing
G = Gording
SK = ¼ kuda-kuda
1,5
450
1,5 450
1,5
1600
Gambar 2.2. Rencana Kuda-Kuda
commit to user
a. Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah :
1) Beban mati
2) Beban hidup
3) Beban angin
b. Asumsi Perletakan
1) Tumpuan sebelah kiri adalah rol..
2) Tumpuan sebelah kanan adalah sendi.
c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000.
d. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda.
1) Batang tarik
Pmak
Ag perlu
Fy ............................................................................. (1)
Ae = U .An ............................................................................. (2)
Pn 0,75. Ae.Fu ............................................................................. (3)
Dengan syarat yang terjadi :
E
λg π dimana, σ leleh 2400 kg/cm 2
0,7 . σ leleh
.......................... (6)
λ
λs
λg
............................................................................. (7)
Apabila = λs ≤ 0,25 ω = 1 .................................. (8)
1,43
0,25 < λs < 1,2 ω
1,6 0,67 .s ................ (9)
Pm aks. . ω
σ ijin ............................................................................. (11)
Fp
3) Sambungan
a) Tebal plat sambung () = 0,625 × d ................................................. (12)
b) Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,75 × ijin ....................................................... (13)
c) Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. Tumpuan = 1,5 × ijin .......................................................... (14)
d) Kekuatan baut
Pgeser = 2 . ¼ . . d2 . geser ........................................... (15)
Pdesak = . d . tumpuan .................................................... (16)
Pmaks
e) Jumlah mur-baut n
Pgeser
........................................................ (17)
f) Jarak antar baut
Jika 1,5 d S1 3 d S1 = 2,5 d .................................. (18)
Jika 2,5 d S2 7 d S2 = 5 d ..................................... (19)
1. Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja pada gording adalah :
y
x
qx
qy
q to user
commit
Gambar 2.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik)
Beban hidup
Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 2.4. :
y
x
Px
P Py
Gambar 2.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup
Beban angin
Beban angin, seperti terlihat pada gambar 2.5. :
TEKAN HISAP
commitGording
Gambar 2.5. Pembebanan to user untuk Beban Angin
Beban angin :
a) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)..(28)
b) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)...(29)
2
Mx My
2
L
Wx Wy ............................................................................. (32)
Keterangan :
Mx = Momen terhadap arah x Wx = Beban angin terhadap arah x
My = Momen terhadap arah y Wy = Beban angin terhadap arah y
Secara umum, lendutan maksimum akibat beban mati dan beban hidup harus
lebih kecil daripada balok yang terletak bebas atas dua tumpuan, L adalah
bentang dari balok tersebut, pada balok menerus atau banyak perletakkan, L
adalah jarak antar titik beloknya akibat beban mati,sedangkan pada balok
kantilever L adalah dua kali panjang kantilevernya. (PPBBI pasal 15.1 butir 1)
sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumus:
5.qx.L4 Px.L3
Zx
384 .E.Iy 48 .E.Iy ............................................................................. (33)
commit to user
5.qy.L4 Py.L3
Zy
384 .E.Ix 48 .E.Ix ............................................................................. (34)
Z Zx 2 Zy 2 ............................................................................. (35)
Keterangan:
qy = beban merata arah y qx = beban merata arah x
Zx = lendutan pada baja arah x Zy = lendutan pada baja arah y
Ix = momen inersia arah x Iy = momen inersia arah y
Z = lendutan pada baja
Syarat gording itu dinyatakan aman jika: Z ≤ Z ijin.
Ada dua jenis struktur didalam perencanaan beton bertulang yaitu struktur statis
tertentu dan struktur statis tidak tertentu.
Pada struktur statis tertentu diagram–diagram gaya dalam dapat ditentukan secara
mudah dengan tiga persyaratan kesetimbangan yaitu M = 0; V = 0; H = 0.
Pada struktur statis tak tertentu, besarnya momen tidak dapat ditentukan hanya
dengan menggunakan tiga persamaan kesetimbangan yang telah disebutkan,
perobahan bentuk struktur ini serta ukuran komponennya memegang peranan
penting didalam menentukan distribusi momen yang bekerja didalamnya. Letak
tulangan pada struktur statis tak tertentu dapat ditentukan dengan menggambarkan
bentuknya setelah mengalami perobahan bentuk.
2 Arah. Dengan ketentuan Ly ≤ 2 (Pelat Dua Arah). Beban pelat lantai pada jenis
Lx
ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok pendukung, akibatnya
tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah sisi pelat.
Seperti terlihat pada gambar 2.7.
p 10 - 250 p 10 - 250
p 10 - 250
p 10 - 250
p 8 - 250 p 10 - 220
1/4 L 1/4 L
p 8 - 250 p 10 - 250
p 10 - 220 p 10 - 125
commit to user
Kode tulangan :
Lapisan terluar
Lapisan kedua dari luar Segitiga menunjuk ke
Lapisan terluar “dalam” pelat.
Lapisan kedua dari luar
Dengan perencanaan :
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 250 kg/m2
b. Asumsi perletakan : jepit elastis dan jepit penuh
c. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3.1, 13.3.2 PBBI-1971 dan SAP 2000.
d. Analisa tampang menggunakan SNI 03-2847-2002.
Mn
Rn = ........................................................................... (38)
bxd 2
1 2.m.Rn
= 1 1 ........................................................................... (39)
m fy
0,85.fc 600
b = .. ........................................................................... (40)
fy 600 fy
max = 0,75 . b commit to user
........................................................................... (41)
h d
b
Gambar commit to user Balok
2.8 Penampang
Dengan perencanaan :
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 250 kg/m2
b. Asumsi Perletakan : jepit jepit
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
0,85.fc 600
b = .. ........................................................................... (49)
fy 600 fy
max = 0,75 . b ........................................................................... (50)
min = 1,4/fy ........................................................................... (51)
min < < maks tulangan tunggal
< min dipakai min
Vu < Vc < 3 Ø Vc
(tidak perlu tulangan geser)
Vs perlu = Vu – Vc ........................................................................... (54)
( pilih tulangan terpasang )
( Av. fy.d )
Vs ada =
s ........................................................................... (55)
( pakai Vs perlu )
Kolom direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada
semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor
pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi
pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban
aksial juga harus diperhitungkan. Momen-momen yang bekerja harus
didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan
kekakuan relatif kolom dengan memperhatikan kondisi kekangan pada ujung
kolom.
Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu :
1. Keruntuhan seimbang, bila Pn = Pnb.
2. Keruntuhan tarik, bila Pn < Pnb.
3. Keruntuhan tekan, bila Pn > Pnb.
Adapun langkah-langkah perhitungannya :
Mu
1. Menghitung Mu, Pu, e = ....................................................................... (56)
Pu
2. Tentukan f’c dan fy
3. Tentukan b, h dan d
4. Hitung Pnb secara pendekatan As = As’
Maka Pnb = Cc = 0,85.f’c.ab.b ........................................................................... (57)
600
Dengan: ab = 1 d
600 fy ........................................................................... (58)
commit to user
Pu
Hitung Pn perlu = ...........................................................................(59)
Bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik
Pn.(e h d )
As = 2 2
fy.(d d i ) ........................................................................... (60)
Pn perlu
a
0,85 . f ' c.b ........................................................................... (61)
Bila Pnperlu > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan.
e
k1 0,5
d d' ........................................................................... (62)
3.he
k2 1,18
d2 ........................................................................... (63)
1 k
As' k1.Pnperlu 1 .Kc
fy k2 ........................................................................... (64)
Kc b.h. f ' c ........................................................................... (65)
Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dicek dengan analisis dan
Pu
memenuhi : Pn ≥
Keterangan :
As = luas tampang baja e = eksentrisitas
b = lebar tampang kolom Pn = kapasitas minimal kolom
d = tinggi efektif kolom k = faktor jenis struktur
d’ = jarak tulangan kesisi He = tebal kolom
luar beton (tekan) f’c = kuat tekan beton
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 300 kg/m2
commit to user
b. Asumsi Perletakan
1) Tumpuan bawah adalah jepit.
2) Tumpuan tengah adalah jepit.
3) Tumpuan atas adalah sendi.
c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000.
Dalam perencanaan struktur ini, pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak
(foot plat) yang termasuk pondasi dangkal alasanya karena merupakan bangunan
2 lantai dan digunakan pada kondisi tanah dengan sigma antara : 1,5 - 2,00
kg/cm2. Agar pondasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka
diperlukan daya dukung tanah yang memadai yaitu kemampuan tanah untuk
menahan beban diatasnya tanpa mengakibatkan tanah tersebut runtuh. Adapun
langkah-langkah perhitungan pondasi yaitu :
a. Menghitung daya dukung tanah
Pu
tan ah
A ........................................................................... (66)
Pu
A
tan ah ........................................................................... (67)
1
Mu .qu.L2
2 ........................................................................... (70)
Mu
Mn
........................................................................... (71)
fy
m
0,85 . f ' c ........................................................................... (72)
Mn
Rn
b.d 2 ........................................................................... (73)
1 2.m.Rn
.1 1
m fy
........................................................................... (74)
Jika ρ < ρmaks tulangan tunggal
As = ρada. b . d ...........................................................................(75)
Keterangan :
Mn = Momen nominal b = Lebar penampang
Mu = Momen terfaktor d = Jarak ke pusat tulangan tarik
Ø = Faktor reduksi fy = Tegangan leleh
½ ht
½ ht
½ ht ½ ht
commit to user
Gambar 2.9. Pondasi Foot plat
Perhitungan :
Mencari P dan ht pada pondasi.
L = 2 (2ht + b + a) = ... (kg/cm2) .................................................................. (75)
P
τpons = ..................................................................... (76)
Lht
τijin = 0,65 . k ½ ht
........................................................................... (77)
τpons < τijin , maka (tebal Foot plat ½ht cukup, sehingga tidak memerlukan
tulangan geser pons).
Keterangan :
ht = tebal pondasi.
P = beban yang ditumpu pondasi.
τpons = tulangan geser pons.
commit to user
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
Keterangan :
KU = Kuda-kuda utama
KT = Kuda-kuda trapesium
N = Nok
G = Gording
JR = Jurai luar
B = Bracing
SK = ¼ kuda-kuda
Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu
sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu :
commit to user
1,5
450
1,5 450
1,5
1600
Gambar 3.2 Rencana kuda-kuda
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal
kait ( ) 150 x 75 x 20 x 4,5 dengan data sebagai berikut :
a. Berat gording = 11,0 kg/m f. ts = 4,5 mm
b. Ix = 489 cm4 g. tb = 4,5 mm
c. Iy = 99,2 cm4 h. Zx = 65,2 cm3
d. h = 150 mm i. Zy = 19,8 cm3
e. b = 75 mm
commit to user
y
x
qx
qy
q
commit to user
b. Beban hidup
y
x
Px
Py
P
c. Beban angin
TEKAN HISAP
commit to user
2 2
29331 18320
=
65,2 19,8
= 1028,82 kg/cm2 < σ ijin = 1600 kg/cm2
commit to user
2 2
32931 18320
=
65,2 19,8
= 1054,132kg/cm2 < σ ijin = 1600 kg/cm2
z zijin
1,185 < 2,22 …………… aman !
Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman dan
mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.
commit to user
225
10 11
1 8 9
7
4 5 6
133
400
commit to user
Data-data pembebanan :
Berat gording = 11,0 kg/m
Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil = 3,77 kg/m ( baja profil 50 . 50 . 5 )
Berat plafon = 18 kg/m
P4
P3
3
P2
2
P1 10 11
1 8 9
7
4 5 6
P5 P6 P7
Gambar 3.6. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban mati
Perhitungan Beban
Beban Mati
1) Beban P1
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4,0 = 44 kg
b) Beban atap = Luasan abij x Berat atap
= 7,14 x 50 = 357 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+4) x berat profil kuda kuda
commit to user
= ½ x (1,50+1,33) x 3,77 = 5,33 kg
commit to user
4) Beban P4
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 2,0 = 22 kg
b) Beban atap = Luasan defg x berat atap
= 1,62 x 50 = 81 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (3+11) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,5+2,25) x 3,77 = 7,07 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 4,537 = 1,361 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 4,537 = 0,454 kg
5) Beban P5
a) Beban kuda-kuda = ½ x btg (4+5+7) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,33+0,75) x 3,77 = 6,43 kg
b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 4,126 = 1,238 kg
c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 4,126 = 0,413 kg
d) Beban plafon = Luasan bchi x berat plafon
= 4,43 x 18 = 79,74 kg
6) Beban P6
a) Beban kuda-kuda = ½ x btg (5+6+8+9) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,33+1,5+1,5) x 3,77 = 10,67 kg
b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 6,849 = 2,055 kg
c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 6,849 = 0,685 kg
d) Beban plafon = Luasan cdgh x berat plafon
= 3,55 x 18 = 63,9 kg
commit to user
7) Beban P7
a) Beban kuda-kuda = ½ x btg (6+10+11) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+2+2,25) x 3,77 = 10,52 kg
b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 6,752 = 2,026 kg
c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 6,752 = 0,675 kg
d) Beban plafon = Luasan defg x berat plafon
= 1,43 x 18 = 25,74 kg
commit to user
Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4 = 100 kg
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
W4
W3
3
W2
2
W1 10 11
1 8 9
7
4 5 6
Gambar 3.7. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban angin
commit to user
1 - 1217,51
2 - 578,98
3 7,34 -
4 1036,36 -
5 1036,36 -
6 462,22
7 105,60 -
8 - 658,73
9 416,55 -
10 - 790,87
11 - 302
commit to user
Pm aks. 1036,36
Ag 0,48 cm 2
.f y 0,9.2400
Kondisi fraktur
Pmaks. = .fu .Ae
1 (1500) 240
15,1 3,14 x 2 x105
2
= 1,10
Karena c >1,2 maka :
= 1,25 c2
= 1,25.1,10 2 = 1,50
f y 240
Pn = Ag.fcr = Ag = 960 = 153469,43 N = 15346,943 kg
1,50
P max 1217,51
0,09 < 1 ....... ( aman )
Pn 0,85 x15346 ,943
commit to user
Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 50. 50. 5
aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk seperempat batang
tekan.
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,fu = 3700 kg/cm2)
Tahanan geser baut
Pn = n.(0,5.fub).An
= 2.(0,5.825).¼..12,72 = 104455,44 N = 10445,54 kg/baut
Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
= (0,75.825).¼..12,72 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut
Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu.dt)
= 0,75 (2,4.370.12,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut
P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
Pm aks. 1217,51
n 0,18 ~ 2 buah baut
P 6766,56
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 5d S 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 d = 5. 12,7
= 63,5 mm = commit
65 mm to user
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
1 50. 50 . 5 2 12,7
2 50. 50 . 5 2 12,7
3 50. 50 . 5 2 12,7
4 50. 50 . 5 2 12,7
5 50. 50 . 5 2 12,7
6 50. 50 . 5 2 12,7
7 50. 50 . 5 2 12,7
8 50. 50 . 5 2 12,7
9 50. 50 . 5 2 12,7
10 50. 50 . 5 2 12,7
11 50. 50 . 5 2 12,7
2
225
10 11
1 8 9
7
4 5 6
133
400
Luas abij = ja x ab
= 4,0 x 1,75
= 7 m2
Luas bchi = cdgh
= ib x bc
= 4 x 1,5
= 6 m2
Luas defg = gd x de
= 4 x 0,75
= 3 m2
Data-data pembebanan :
Berat gording = 11,0 kg/m
Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil = 3,77 kg/m ( baja profil 50 . 50 . 5 )
Berat plafon = 18 kg/m
P4
P3
3
P2
2
P1 10 11
1 8 9
7
4 5 6
P5 P6 P7
Gambar 3.11. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban mati
Perhitungan Beban
Beban Mati
1) Beban P1
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4,0 = 44 kg
b) Beban atap = luasan abij x Berat atap
commit to user
= 7 x 50 = 350 kg
commit to user
Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4 = 100 kg
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
commit to user
W4
W3
3
W2
2
W1 10 11
1 8 9
7
4 5 6
Gambar 3.12. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban angin
1 - 1427,10
2 - 707,99
3 11,93 -
4 1219,02 -
5 1219,02 -
6 571,47 -
7 124,80 -
8 - 742,97
9 496,25 -
10 - 957,77
11 - 389,45
Pm aks. 1219,02
Ag 0,56 cm 2
.f y 0,9.2400
Kondisi fraktur
Pmaks. = .fu .Ae
commit to user
r = 1,51 cm = 15,1 mm
b = 50 mm
t = 5 mm
Periksa kelangsingan penampang :
50 200
b 200
= = 10 12,910
t fy 5 240
kL fy
λc
r 2E
1 (1500) 240
15,1 3,14 x 2 x105
2
= 1,10
Karena c >1,2 maka :
= 1,25 c2
= 1,25.1,102 = 1,50
f y 240
Pn = Ag.fcr = Ag = 960 = 153469,43 N = 15346,94 kg
1,50
P max 1427,10
0,11 < 1 ....... ( aman )
Pn 0,85 x15346 ,94
Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 50. 50. 5
aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk seperempat batang
tekan.
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm.commit = 3700 kg/cm2)
touuser
(BJ 37,f
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,fu = 3700 kg/cm2)
commit to user
commit to user
1 50. 50 . 5 2 12,7
2 50. 50 . 5 2 12,7
3 50. 50 . 5 2 12,7
4 50. 50 . 5 2 12,7
5 50. 50 . 5 2 12,7
6 50. 50 . 5 2 12,7
7 50. 50 . 5 2 12,7
8 50. 50 . 5 2 12,7
9 50. 50 . 5 2 12,7
10 50. 50 . 5 2 12,7
11 50. 50 . 5 2 12,7
225
29 30 31 35 38 39
28 32 33 34 36 37 40
41
13 26 27 42 43 24
25 44 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1600
Gambar 3.13. Panjang batang Kuda-kuda trapesium
Data-data pembebanan :
Berat gording = 11,0 kg/m
Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil 70 . 70 . 7 )
Berat plafon = 18 kg/m
P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
P3 P11
16 17 18 19 20 21
15 22 P12
P2
14 30 31 23
P1 28 29 32 33 34 35 36 37 38 39 41 P13
13 40 42 43 24
26 27
25 44 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24
Gambar 3.16. Pembebanan kuda-kuda trapesium akibat beban mati
a. Perhitungan Beban
Beban Mati
1) Beban P1 = P13
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4 = 44 kg
b) Beban atap = luasan abfg x berat atap
= 7,15 x 50 = 357,5 kg
c) Beban plafon = luasan abfg x berat plafon
= 6,82 x 18 = 122,76 kg
d) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1 + 13) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,33) x 7,38 = 9,815 kg
e) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 9,815 = 2,944 kg
f) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 9,815 = 0,981 kg
commit to user
2) Beban P2 = P12
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 3,33 = 36,63 kg
b) Beban atap = luasan bcgh x berat atap
= 5 x 50 = 250 kg
c) Beban kuda-kuda = ½xbtg(13+14+25+26)xberat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,33+0,75+1,5) x 7,38 = 18,117 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 18,117 = 5,435 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 18,117 = 1,811 kg
3) Beban P3 = P11
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 2,66 = 29,26 kg
b) Beban atap = luasan cdhi x berat atap
= 4 x 50 = 200 kg
c) Beban kuda-kuda = ½xbtg(14+15+27+28)xberat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,33+1,5+2) x 7,38 = 22,73 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 22,73 = 6,819 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 22,73 = 2,273 kg
4) Beban P4 = P10
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 2 = 22 kg
b) Beban atap = luasan deij x berat atap
= 1,63 x 50 = 81,5 kg
c) Beban kuda-kuda = ½xbtg(15+16+29+30)xberat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,33+2,25+2,6) x 7,38 = 27,711 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
commit to user
Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P10, P11, P12, P13 = 100 kg
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
W4 W5
W3 16 17 18 19 20 21
W6
15 22 W7
W2
14 30 31 32 33 34 35 38 39 23
W1 29 36 37 40 41
W8
27 28
13 26 42 43 24
25 44 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan (-)
( kg ) ( kg )
24 - 3732,39
25 117,60 -
26 685,65
27 448,95 -
28 - 836,89
29 699,90 -
30 251,26 -
31 - 31,20
32 - 141,06
33 31,20 -
34 47,60 -
35 - 31,20
36 62,59 -
37 31,20 -
38 - 156,05
39 - 31,20
40 266,24 -
41 682,17 -
42 - 813,16
43 438,70 -
44 - 664,75
45 117,60 -
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Kondisi leleh
Pmaks. = .fy .Ag
Pmaks. 3260,36
Ag 1,51cm2
.f y 0,9.2400
Kondisi fraktur
Pmaks. = .fu .Ae
kL fy 1 (1500) 240
λc
r 2E 3,14 x2 x105 = 0,78
2
21,2
1,43
= 1,32
1,6 - 0,67 .0,78
f y 240
Pn = Ag.fcr = Ag = 1880 = 341818,18 N = 34181,81 kg
1,32
P max 3839,90
0,13 < 1 ....... ( aman )
Pn 0,85 x34181 ,81
Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 70. 70. 7
aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Trapesium batang
tekan.
commit to user
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,fu = 3700 kg/cm2)
Tahanan geser baut
Pn = n.(0,5.fub).An
= 2.(0,5.825).¼..12,72 = 104455,44 N = 10445,54 kg/baut
Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
= (0,75.825).¼..12,72 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut
Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu.dt)
= 0,75 (2,4.370.12,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut
P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
Pm aks. 3839,90
n 0,57 ~ 3 buah baut
P 6766,56
Digunakan : 3 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 5d S 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 d = 5. 12,7
= 63,5 mm = 65 mm
b) 2,5 d S2 (4t +100) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 d = 2,5 . 12,7
= 31,75 mm = 35 mm
commit to user
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,fu = 3700 kg/cm2)
Tahanan geser baut
Pn = n.(0,5.fub).An
= 2.(0,5.825).¼..12,72 = 104455,44 N = 10445,54 kg/baut
Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
= (0,75.825).¼..12,72 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut
Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu.dt)
= 0,75 (2,4.370.12,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut
P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
Pm aks. 3260,36
n 0,48 ~ 3 buah baut
P 6766,56
Digunakan : 3 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 5d S 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 d = 5. 12,7
= 63,5 mm = 65 mm
b) 2,5 d S2 (4t +100) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 d = 2,5 . 12,7
= 31,75 mm = 35 mm
commit to user
12
11
10
23 460
9 21
20 22
8 19
17 18
7 16
15
13 14
1 2 3 4 5 6
1131,4
Gambar 3.18. Panjang batang jurai
1 1,886
2 1,886
3 1,886
4 1,886
5 1,886
commit to user 1,886
6
16 2,430
17 2,300
18 2,974
19 3,067
20 3,600
21 3,833
22 4,272
23 4,600
commit to user
Data-data pembebanan :
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil = 6,83 kg/m ( baja profil 65 . 65 . 7 )
Berat plafon = 18 kg/m
P7
P6
P5 12
P4 11
P3 10
23
P2 9 21
20 22
P1 8 19
17 18
7 15 16
13 14
1 2 3 4 5 6
Perhitungan Beban
Beban Mati
1) Beban P1
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4 = 44 kg
b) Beban atap = luasan abfjie x berat atap
= 8,013 x 50 = 400,65 kg
c) Beban plafon = luasan abfjie x berat plafon
= 6,946 x 18 = 125,028 kg
d) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( 1 + 7 ) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,886 + 2,036) x 6,83 = 13,394 kg
e) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 13,394 = 4,018 kg
f) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 13,394 = 1,339 kg
commit to user
2) Beban P2
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 2,66 = 29,26 kg
b) Beban atap = luasan bcgkjf x berat atap
= 4,102 x 50 = 205,1 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( 7+8+13+14 ) x berat profil kuda kuda
= ½x(2,036+2,036+0,767+2,080)x6,83= 23,63 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 23,63 = 7,088 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 23,63 = 2,363 kg
3) Beban P3
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 1,33 = 14,63 kg
b) Beban atap = luasan cdhlkg x berat atap
= 2,045 x 50 = 102,25 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( 8+9+15+16 ) x berat profil kuda kuda
= ½x(2,036+2,036+1,533+2,430)x6,83= 27,44 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 27,439 = 8,232 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 27,439 = 2,744 kg
4) Beban P4
a) Beban atap = (luasan dmlh + optxwm) x berat atap
= (0,254 + 2,820) x 50 = 153,7 kg
b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (9+10+17+18) x berat profil kuda kuda
= ½x(2,036+2,036+2,300+2,974)x6,83= 31,92 kg
c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 31,92 = 9,575 kg
commit to user
commit to user
Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5 P6, P7, = 100 kg
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
W7
W6
W5 12
W4 11
W3 10
W2 9 21 23
22
W1 8 19 20
17 18
14 15 16
7 13
1 2 3 4 5 6
Gambar 3.22. Pembebanan jurai akibat beban angin
commit to user
commit to user
Pmaks. 3307,73
Ag 1,53 cm2
.f y 0,9.2400
Kondisi fraktur
Pmaks. = .fu .Ae
1 (2036) 240
19,6 3,14 x2 x10 5
2
= 1,15
Karena 0,25 < c <1,2 maka :
1,43
1,6 - 0,67 c
1,43
= 1,72
1,6 - 0,67 .1,15
f y 240
Pn = Ag.fcr = Ag = 1740 = 243020,84 N = 24302,08 kg
1,72
commit to user
P max 3565,53
0,17 < 1 ....... ( aman )
Pn 0,85 x 24302 ,08
Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 65. 65. 7
aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Jurai batang tekan.
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,fu = 3700 kg/cm2)
Tahanan geser baut
Pn = n.(0,5.fub).An
= 2.(0,5.825).¼..12,72 = 104455,44 N = 10445,54 kg/baut
Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
= (0,75.825).¼..12,72 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut
Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu.dt)
= 0,75 (2,4.370.12,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut
P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
Pm aks. 3565,53
n 0,53 ~ 2 buah baut
P 6766,56
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
commit to user
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur. ( A490,Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,fu = 3700 kg/cm2)
Tahanan geser baut
Pn = n.(0,5.fub).An
= 2.(0,5.825).¼..12,72 = 104455,44 N = 10445,54 kg/baut
Tahanan tarik penyambung
Pn = 0,75.fub.An
= (0,75.825).¼..12,72 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut
Tahanan Tumpu baut :
Pn = 0,75 (2,4.fu.dt)
= 0,75 (2,4.370.12,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut
P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
Pm aks. 3307,73
n 0,49 ~ 2 buah baut
P 6766,56
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
commit to user
18 19
17 20
16 21
35
450
15 22
33 36 37
31 38 39
14 34 23
32 40 41 42
29 30
13 27 28 43 44 24
25 26 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1600
commit to user
Luas efkl = ½ ef ( fk + el )
= ½ 1,5 ( 3 + 3,67 )
= 5,0 m2
Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj )
= ½ 1,5 ( 3 +2,33 )
= 4 m2
Luas ghij = ½ gh ( hi + gj )
= ½ 0,75 ( 2 + 2,33 )
= 1,62 m2
commit to user
Luas abop = ab x op
=1,66x 4,0
= 6,64 m2
Luas bcno = cdmn
= bc x bo
= 1,33x 4,0
= 5,32 m2
Luas delm = (½ de x dm) + ½ (½ de ( dm + el ))
= (½ 1,33 x 4) + ½ (½ 1,33 ( 4 + 3,60) )
= 2,66 +2,53 = 5,19m2
Luas efkl = ½ ef ( fk + el )
= ½ 1,33 ( 3 + 3,67 )
= 4,43 m2
Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj )
= ½ 1,33 ( 3 +2,33 )
= 3,54 m2
Luas ghij = ½ gh ( hi + gj )
= ½ 0,66 ( 2 + 2,33 )
= 1,43 m2
Data-data pembebanan :
Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil 70 . 70 . 7 )
Berat plafon = 18 kg/m
commit to user
P7
P6 P8
18 19
P5 P9
17 20
P4 P10
16 21
P3 35 P11
15 22
P2 33 36 37 P12
31 38
14 34 39 23
P1 29 30 32 40
41 42
P13
13 27 28 43 44 24
25 26 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24
Gambar 3.26. Pembebanan Kuda- kuda utama akibat beban mati
a) Perhitungan Beban
Beban Mati
1) Beban P1 = P13
a. Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4 = 44 kg
b. Beban atap = luasan x Berat atap
= 7 x 50 = 350 kg
c. Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+13) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,5) x 7,38 = 10,442 kg
d. Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 10,442 = 3,132 kg
e. Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
= 10 x 10,442 = 1,044 kg
f. Beban plafon = luasan x berat plafon
= 6,64 x 18 = 119,52 kg
2) Beban P2 = P12
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4 = 44 kg
b) Beban atap = luasan x berat atap
= 6 x 50 = 300 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg(13+14+25+26)xberat profil kuda-kuda
commit to user
= ½ x (1,50+1,5+0,75+1,56) x 7,38 = 19,593 kg
commit
= 10 xto27,675
user = 2,767 kg
commit to user
Beban Input
Beban Beban Beban Plat Beban Beban Jumlah
Kuda - SAP
Beban Atap Gording Penyambung Bracing Plafon Beban
kuda 2000
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
(kg) (kg)
P1 = P13 350 44 10.442 3.132 1.044 119.52 525,138 526
P2 = P12 300 44 19.593 5.878 1.959 - 371,43 372
P3 = P11 300 44 24.354 7.306 2.435 - 378,095 379
P4 = P10 294 44 29.003 8.701 2.9 - 378,604 379
P5 = P9 250 36.74 35.997 10.793 3.599 - 337,13 338
P6 = P8 200 29.37 39.593 11.878 3.959 - 284,8 285
P7 162 22 27.675 8.302 2.767 - 222,744 223
P14 = P24 - - 12.582 3.774 1.258 95.76 113,374 114
P15 = P23 - - 21.107 6.332 2.11 62.082 91,594 92
P16 = P22 - - 25.866 7.76 2.586 93.42 129,632 130
P17 = P21 - - 30.516 9.514 3.051 79.74 122,461 123
P18 = P20 - - 35.793 10.737 3.579 63.72 113,829 114
P19 - - 55.79 16.737 5.579 51.48 124,007 124
Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1,P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, P11 P12, P13
=100 kg.
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
W7 W8
W6 W9
18 19 W10
W5
17 20 W11
W4
16 21 W12
W3 35
15 36 37 22
W13
W2 31 32
33 34 38
14 39 40 23 W14
W1 29 30 41 42
13 27 28 43 44 24
25 26 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 3.27. Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin
W1 35 30.31 31 17.5 18
W2 30 25.98 26 15 15
W3 30 25.98 26 15 15
W4 29 25.4604 26 14.7 15
W5 25 21.65 22 12.5 13
W6 20 17.32 18 10 10
W7 8 7.0146 8 4.05 5
W8 -16.2 -14.029 -15 -8,1 -9
W9 -40 -34.64 -35 -15 -15
W10 -50 -43.3 -44 -25 -25
W11 -58.8 -50.921 -51 -29,4 -30
W12 -60 -51.96 -52 -30 -30
W13 -60 -51.96 -52 -30 -30
W14 -70 -60.62 -61 -35 -35
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan(-)
kg kg
1 6925,48 -
2 6925,48 -
3 6243,79 -
4 5572,77 -
5 4884,15 -
6 4210,17 -
7 4192,94 commit to user -
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan(-)
kg kg
8 4846,54 -
9 5513,36 -
10 6162,79 -
11 6822,87 -
12 6822,87 -
13 - 7974,39
14 - 7216,12
15 - 6470,09
16 - 5703,86
17 - 4950,78
18 - 4229,14
19 - 4222,71
20 - 4908,97
21 - 5618,49
22 - 6336,76
23 - 7034,14
24 - 7743,76
25 136,80 -
26 - 782,13
27 493,85 -
28 - 1010,02
29 910,90 -
30 - 1350,76
31 1309,65 -
32 - 1659,47
33 1653,24 -
34 - 1920,42
35 3719,22 commit to user -
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan(-)
kg kg
36 - 1868,97
37 1607,41 -
38 - 1609,31
39 1272,86 -
40 - 1308,00
41 886,60 -
42 - 977,51
43 481,70 -
44 - 757,35
45 136,80 -
Pmaks. 6925,48
Ag 3,21cm2
.f y 0,9.2400
Kondisi fraktur
Pmaks. = .fu .Ae
kL fy
λc
r 2E
1 (1500) 240
21,2 3,14 x2 x105
2
= 0,78
Karena 0,25 < c <1,2 maka :
1,43
1,6 - 0,67 c
1,43
= 1,32
1,6 - 0,67 .0,78
f y 240
Pn = Ag.fcr = Ag = 1880 = 341818,18 N = 34181,81 kg
1,32
P max 7974,39
0,27 < 1 ....... ( aman )
Pn 0,85 x34181 ,81
Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 70. 70. 7
aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang
tekan.
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut () = 15,9 mm (5/8 inch)
Diameter lubang = 17 mm
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 15,9 = 9,9 mm
Menggunakan tebal plat 10 mm
Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . ijin
= 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
commit to user
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut () = 15,9 mm (5/8 inch)
Diameter lubang = 17 mm
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 15,9 = 9,9 mm
Menggunakan tebal plat 10 mm
Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . ijin = 0,6 . 1600
=960 kg/cmcommit
2 to user
18 19
17 20
16 21
35
450
15 22
33 36 37
31 38 39
14 34 23
32 40 41 42
29 30
13 27 28 43 44 24
25 26 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1600
commit to user
Panjang ab = 1,75 m
Panjang bc = cd = ef = fg = 1,50 m
Panjang gh = 0,75 m
Panjang dm = en = bo = ap = el = fk = gj = hi = 4,0 m
Luas abop = ab x op
=1,75 x 4,0
= 7,0 m2
Luas bcno = cdmn = delm = efkl = fgjk
= bc x bo
= 1,50 x 4,0
= 6,0 m2
Luas ghij = gh x hi
= 0,75 x 4,0
commit to user
= 3 m2
Panjang ab = 1,66 m
Panjang bc = cd = ef = fg = 1,33 m
Panjang gh = 0,66 m
Panjang dm = en = bo = ap = el = fk = gj = hi = 4,0 m
Luas abop = ab x op
=1,66x 4,0
= 6,64 m2
Luas bcno = cdmn = delm = efkl = fgjk
= bc x bo
= 1,33 x 4,0
= 5,32 m2
Luas ghij = gh x hi
= 0,66 x 4,0
= 2,64 m2 commit to user
Data-data pembebanan :
Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil 70 . 70 . 7 )
Berat plafon = 18 kg/m
P7
P6 P8
18 19
P5 P9
17 20
P4 P10
16 21
P3 35 P11
15 22
P2 33 36 37 38 P12
31
14 34 39 23
P1 29 30 32 40
41 42
P13
13 27 28 43 44 45 24
25 26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24
a) Perhitungan Beban
Beban Mati
1) Beban P1 = P13
a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4 = 44 kg
b) Beban atap = luasan abop x Berat atap
= 7 x 50 = 350 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+13) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,33+1,5) x 7,38 = 10,442 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda
= 30 x 10,442 = 3,132 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda
commit to user
= 10 x 10,442 = 1,044 kg
commit to user
Beban Input
Beban Beban Beban Plat Beban Beban Jumlah
Kuda - SAP
Beban Atap Gording Penyambung Bracing Plafon Beban
kuda 2000
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
(kg) (kg)
P1 = P13 350 44 10.442 3.132 1.044 119.52 525,138 526
P2 = P12 300 44 19.593 5.878 1.959 - 371,43 372
P3 = P11 300 44 24.354 7.306 2.435 - 378,095 379
P4 = P10 300 44 29.003 8.701 2.9 - 384,604 385
P5 = P9 300 36.74 35.997 10.793 3.599 - 387,13 388
P6 = P8 300 29.37 39.593 11.878 3.959 - 384,8 385
P7 300 22 27.675 8.302 2.767 - 360,744 361
P14 = P24 - - 12.582 3.774 1.258 95.76 112,614 113
P15 = P23 - - 21.107 6.332 2.11 95.76 91,631 92
P16 = P22 - - 25.866 7.76 2.586 95.76 131,972 132
P17 = P21 - - 30.516 9.514 3.051 95.76 138,481 139
P18 = P20 - - 35.793 10.737 3.579 95.76 145,869 146
P19 - - 55.79 16.737 5.579 95.04 173,146 174
Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1,P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, P11 P12, P13
=100 kg
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
W7 W8
W6 W9
18 19 W10
W5
17 20 W11
W4
16 21 W12
W3 35
15 36 37 22
W13
W2 33 34 38
14 31 32
29 30 39 40 23 W14
W1 41 42
13 27 28 43 44 24
25 26 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
W1 35 30.31 31 17.5 18
W2 30 25.98 26 15 15
W3 30 25.98 26 15 15
W4 30 25.98 26 15
15
W5 30 25.98 26 15 15
W6 30 25.98 26 15 15
W7 15 12.99 13 7.5 8
W8 -30 -25.98 -26 -15 -15
W9 -60 -51.96 -52 -30 -30
W10 -60 -51.96 -52 -30 -30
W11 -60 -51.96 -52 -30 -30
W12 -60 -51.96 -52 -30 -30
W13 -60 -51.96 -52 -30 -30
W14 -70 -60.62 -61 -35 -35
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000
diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai
berikut :
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan(-)
kg kg
1 7562,67 -
2 7562,67 -
3 6882,04 -
4 6211,38 -
5 5518,67 -
6 4812,87 -
7 4791,27 -
8 5475,47 commit to user -
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan(-)
kg kg
9 6146,58 -
10 6795,64 -
11 7454,67 -
12 7454,67 -
13 - 8705,46
14 - 7948,42
15 - 7202,79
16 - 6431,88
17 - 5645,95
18 - 4850,88
19 - 4838,95
20 - 5585,37
21 - 6322,65
22 - 7044,92
23 - 7741,89
24 - 8450,29
25 135,60 -
26 - 780,91
27 493,25 -
28 - 1009,49
29 912,90 -
30 - 1358,78
31 1335,75 -
32 - 1737,82
33 1763,24 -
34 - 2130,57
35 4162,95 -
36 - 2066,09
commit to user
37 1714,64 -
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan(-)
kg kg
38 - 1684,64
39 1299,30 -
40 - 1316,41
41 888,60 -
42 - 976,97
43 481,10 -
44 - 756,13
45 135,60 -
Pmaks. 7562,67
Ag 3,50 cm2
.f y 0,9.2400
Kondisi fraktur
Pmaks. = .fu .Ae
i = 2,12 cm
Berdasarkan Ag kondisi leleh
Ag = 3,50/2 = 1,75 cm2
Berdasarkan Ag kondisi fraktur
Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm
Ag = An + n.d.t
= (2,67/2) + 1.1,47.0,7
= 2,36 cm2
Digunakan 70.70.7 maka, luas profil 9,40 > 2,36 ( aman )
inersia 2,12 > 0,55 ( aman )
Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 70.70.7
aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang
tarik.
1 (1500) 240
21,2 3,14 x2 x105
2
= 0,78
1,43
= 1,32
1,6 - 0,67 .0,78
f y 240
Pn = Ag.fcr = Ag = 1880 = 341818,18 N = 34181,81 kg
1,32
P max 8705,46
0,30 < 1 ....... ( aman )
Pn 0,85 x34181 ,81
Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi 70. 70. 7
aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang
tekan.
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut () = 15,9 mm (5/8 inch)
Diameter lubang = 17 mm
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 15,9 = 9,9 mm
Menggunakan tebal plat 10 mm
Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . ijin
= 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. tumpuan = 1,5 . ijin
= 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2
commit to user
Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . . d2 . geser
= 2 . ¼ . . (15,9)2 . 960 = 3810,35 kg
b) Pdesak = . d . tumpuan
= 0,9 . 15,9. 2400 = 3816 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 3810,35 kg
Perhitungan jumlah baut-mur,
Pmaks. 8705,46
n 2,28 ~ 3 buah baut
Pgeser 3810,35
Digunakan : 3 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 1,5 d S1 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,59
= 3,975 cm = 4,0 cm
b) 2,5 d S2 7 d
Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,59
= 7,95 cm = 8,0 cm
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut () = 15,9 mm (5/8 inch)
Diameter lubang = 17 mm
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 15,9 = 9,9 mm
Menggunakan tebal plat 10 mm
Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . ijin = 0,6 . 1600
=960 kg/cm2
Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. tumpuan = 1,5 . ijin = 1,5 . 1600
= 2400 kg/cm2
Kekuatan baut : commit to user
a) Pgeser = 2 . ¼ . . d2 . geser
= 2 . ¼ . . (15,9)2 . 960 = 3810,35 kg
b) Pdesak = . d . tumpuan
= 0,9 . 15,9. 2400 = 3816 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 3810,35 kg
Perhitungan jumlah baut-mur,
Pmaks. 7562,67
n 1,98 ~ 3 buah baut
Pgeser 3810,35
Digunakan : 3 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 1,5 d S1 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,59
= 3,975 cm = 4,0 cm
b) 2,5 d S2 7 d
Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,59
= 7,95 cm = 8,0 cm
commit to user
BAB 6
BALOK ANAK
Keterangan :
Balok Anak : As A’ ( 5 – 7 )
Balok Anak : As B’ ( 1 – 11 )
Balok Anak : As E’ ( 1 – 5 )
Balok Anak : As E’ ( 6 – 11 )
Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban
merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban
equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut :
a Lebar Equivalen Tipe I
Lx
2
½Lx
Leq
Leq = 1/3 Lx
Ly
6.2. Lebar Equivalen Balok Anak
commit to user
commit to user
Data Perencanaan :
h = 350 mm Øt = 16 mm
b = 250 mm Øs = 10 mm
p = 40 mm d = h - p - 1/2 Øt - Øs
fy = 390 Mpa = 350 - 40 - 1/2.16 - 10
f’c = 20 MPa = 292
commit to user
Mn 3,316 .10 7
Rn = 2
= 2
= 1,56 N/mm2
b.d 250 .292
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.22,94.1,56
= 1 1
= .1 1 = 0,0042
m fy 22,94 390
min < < max dipakai tulangan tunggal
Digunakan = 0,0042
Asperlu = . b . d
= 0,0042. 250 . 292
= 305,92 mm2
As perlu 305 ,92
n = = = 1,5~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2. ¼ . . 162
= 2. ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > Asperlu (305,92) Aman..!!
As ada fy 401,92 390
a = = 36,88
0,85 f' c b 0,85 20 250
commit to user
Mn 1,92 .10 7
Rn = 2
= 2
= 0,90 N/mm2
b.d 250 .292
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.22,94.0,90
= 1 1 = .1 1 = 0,0024
m fy 22,94 390
< min dipakai tulangan tunggal
Digunakan min = 0,0036
Asperlu = min . b . d
= 0,0036. 250 . 292
= 262,8 mm2
As perlu 262 ,8
n = = = 1,3 ~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2 . ¼ . . 162
= 2 . ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > Asperlu (262,8) Aman..!!
commit to user
c. Tulangan Geser
Vc = 1/ 6 . f' c .b .d
Di pakai S = 140 mm
1 bw .s 1 250 .140
. . 48,61
3 fy 3 240
1 b .s
Karena Av < . w , maka dipakai Av = 48,61 mm2
3 fy
Av . fy . d 48,61 240 292
Vs ada = 24332,78 N
S 140
Vs ada > Vs perlu ..... (Aman)
24332,78 N > 17598,51 N...... (Aman)
Jadi, dipakai sengkang 10 – 150 mm
commit to user
Data Perencanaan :
h = 350 mm Øt = 16 mm
b = 250 mm Øs = 10 mm
p = 40 mm d = h - p - 1/2 Øt - Øs
fy = 390 Mpa = 350 - 40 - 1/2.16 - 10 = 292
f’c = 20 MPa
0,85. fc. 600 0,85 .20 .0,85 600
b = . = . = 0,022
fy 600 fy 390 600 390
max = 0,75 . b = 0,75 . 0,029 = 0,017
1,4
min = = 0,0036
390
Mn 2,82 .10 7
Rn = 2
= 2
= 1,32 N/mm2
b.d 250 .292
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.22,94.1,32
= 1 1 = .1 1 = 0,0035
m fy 22,94 390
< min dipakai tulangan tunggal
Digunakan min = 0,0036
Asperlu = min . b . d
= 0,0036. 250 . 292
= 262,8 mm2
commit to user
As perlu 262 ,8
n = = = 1,31 ~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2 . ¼ . . 162
= 2 . ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > As perlu (262,8) Aman..!!
As ada fy 401,92 390
a = = 36,88
0,85 f' c b 0,85 20 250
Mnada = Asada . fy (d – a/2)
= 401,92. 390 (292 – 36,88/2)
= 4,29. 107 Nmm
Mnada > Mn Aman..!!
4.29 . 107 Nmm > 2,82 .107 Nmm ( Dipakai tulangan 2 D 16 mm )
Mn 2,1.10 7
Rn = = = 0,99 N/mm2
b.d 2 250 .292 2
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.22,94.0,99
= 1 1
= .1 1 = 0,0026
m fy 22,94 390
< min dipakai tulangan tunggal
Digunakan min = 0,0036
Asperlu = . b . d
= 0,0036. 250 . 292
= 262,8 mm2
commit to user
As perlu 262 ,8
n = = = 1,31 ~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2 . ¼ . . 162
= 2 . ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > As perlu Aman..!!
As ada fy 401,92 390
a = = 36,88
0,85 f' c b 0,85 20 250
Mnada = Asada . fy (d – a/2)
= 401,92. 390 (292 – 36,88/2)
= 4,29. 107 Nmm
Mnada > Mn Aman..!!
4,29 . 107 Nmm > 2,1 .107 Nmm
Dipakai tulangan 2 D 16 mm
c. Tulangan Geser
Vc = 1/ 6 . f' c .b .d
= 1/ 6 . 20 . 250 . 292
= 54410,99 N
Ø Vc = 0,75 . 54410,99 N
= 40808,24 N
3 Ø Vc = 3 . 40808,24 N
= 122424,72 N
Syarat tulangan geser : Vu < Ø Vc
commit to user
1 bw .s 1 250 .140
. . 48,61
3 fy 3 240
1 b .s
Karena Av < . w , maka dipakai Av = 48,61 mm2
3 fy
Av . fy . d 48,61 240 292
Vs ada = 24332,78 N
S 140
Vs ada > Vs perlu ..... (Aman)
24332,78 N > 16265,17 N...... (Aman)
Jadi, dipakai sengkang 10 – 150 mm
commit to user
commit to user
Data Perencanaan :
h = 350 mm Øt = 16 mm
b = 250 mm Øs = 10 mm
p = 40 mm d = h - p - 1/2 Øt - Øs
fy = 390 Mpa = 350 - 40 - 1/2.16 - 10 = 292
f’c = 20 MPa
0,85. fc. 600 0,85 .20 .0,85 600
b = . = . = 0,022
fy 600 fy 390 600 390
max = 0,75 . b = 0,75 . 0,022 = 0,017
1,4
min = = 0,0036
390
Mn 2,85 .10 7
Rn = 2
= 2
= 1,34 N/mm2
b.d 250 .292
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
commit to user
1 2.m.Rn 1 2.22,94.1,34
= 1 1 = .1 1 = 0,0036
m fy 22,94 390
= min dipakai tulangan tunggal
Digunakan = 0,0036
Asperlu = . b . d
= 0,0036. 250 . 292
= 262,8 mm2
As perlu 262 ,8
n = = = 1,31 ~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2 . ¼ . . 162
= 2 . ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > As perlu (262,8) Aman..!!
As ada fy 401,92 390
a = = 36,88
0,85 f' c b 0,85 20 250
Mnada = Asada . fy (d – a/2)
= 401,92. 390 (292 – 36,88/2)
= 4,29. 107 Nmm
Mnada > Mn Aman..!!
4,29 . 107 Nmm > 2,85 .107 Nmm
Dipakai tulangan 2 D 16 mm
Mn 2,09 .10 7
Rn = 2
= 2
= 0,98 N/mm2
b.d 250 . 292
commit to user
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.22,94.0,98
= 1 1
= .1 1 = 0,0026
m fy 22,94 390
< min dipakai tulangan tunggal
Digunakan min = 0,0036
Asperlu = min . b . d
= 0,0036. 250 . 292
= 262,8 mm2
As perlu 262 ,8
n = = = 1,31 ~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2 . ¼ . . 162
= 2 . ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > As perlu Aman..!!
As ada fy 401,92 390
a = = 36,88
0,85 f' c b 0,85 20 250
Mnada = Asada . fy (d – a/2)
= 401,92. 390 (292 – 36,88/2)
= 4,29. 107 Nmm
Mnada > Mn Aman..!!
4,29 . 107 Nmm > 2,09 .107 Nmm
Dipakai tulangan 2 D 16 mm
c. Tulangan Geser
Vc = 1/ 6 . f' c .b .d
= 1/ 6 . 20 . 250 . 292
= 54410,99 N
Ø Vc = 0,75 . 54410,99 N
= 40808,24 N
3 Ø Vc = 3 . 40808,24 N
= 122424,72 N
Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc
Karena Vu > ½ Ø Vc = 32670,04 N > ½. 40808,24 N
= 32670,04 N > 20404,12 N
maka di pakai tulangan geser minimum.
ØVs perlu = Vu – 1/2 Ø Vc = 32670,04 N – 20404,12 N = 12265,92 N
Vsperlu 12265 ,92
Vs perlu = = = 16354,56 N
0,75 0,75
S max = d/2 = 292/2 = 146 mm ~ 150mm
Di pakai S = 140 mm
75. f ' c bw .s 75 . 20 250 .140
Av . . 40 ,76 mm 2
1200 fy 1200 240
1 bw .s 1 250 .140
. . 48,61
3 fy 3 240
1 b .s
Karena Av < . w , maka dipakai Av = 48,61 mm2
3 fy
Av . fy . d 48,61 240 292
Vs ada = 24332,78 N
S 140
Vs ada > Vs perlu ..... (Aman)
24332,78 N > 16354,56 N...... (Aman)
Jadi, dipakai sengkang 10 – 150 mm
commit to user
commit to user
Sketsa Struktur :
Data Perencanaan :
h = 350 mm Øt = 16 mm
b = 250 mm Øs = 10 mm
p = 40 mm d = h - p - 1/2 Øt - Øs
fy = 390 Mpa = 350 - 40 - 1/2.16 - 10 = 292
f’c = 20 MPa
0,85. fc. 600 0,85 .20 .0,85 600
b = . = . = 0,022
fy 600 fy 390 600 390
max = 0,75 . b = 0,75 . 0,022 = 0,017
1,4
min = = 0,0036
390
commit to user
Mn 2,81 .10 7
Rn = 2
= 2
= 1,32 N/mm2
b.d 250 .292
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.22,94.1,32
= 1 1
= .1 1 = 0,0035
m fy 22,94 390
< min dipakai tulangan tunggal
Digunakan min = 0,0036
Asperlu = min . b . d
= 0,0036. 250 . 292
= 262,8 mm2
As perlu 262 ,8
n = = = 1,31 ~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2 . ¼ . . 162
= 2 . ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > As perlu (262,8) Aman..!!
As ada fy 401,92 390
a = = 36,88
0,85 f' c b 0,85 20 250
Mnada = As ada . fy (d – a/2)
= 401,92. 390 (292 – 36,88/2)
= 4,29. 107 Nmm
Mnada > Mn Aman..!!
4,29 . 107 Nmm > 2,81 .107 Nmm
Dipakai tulangan 2 D 16 mm
commit to user
Mn 2,11 .10 7
Rn = 2
= 2
= 0,99 N/mm2
b.d 250 .292
fy 390
m = ,
= = 22,94
0,85 . f c 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.22,94.0,99
= 1 1
= .1 1 = 0,0026
m fy 22,94 390
< min dipakai tulangan tunggal
Digunakan min = 0,0036
Asperlu = min . b . d
= 0,0036. 250 . 292
= 262,8 mm2
As perlu 262 ,8
n = = = 1,31 ~ 2 tulangan
1/4 . .16 2
200 ,96
Asada = 2 . ¼ . . 162
= 2 . ¼ . 3,14 . 162
= 401,92 mm2 > As perlu Aman..!!
As ada fy 401,92 390
a = = 36,88
0,85 f' c b 0,85 20 250
Mnada = As ada . fy (d – a/2)
= 401,92. 390 (292 – 36,88/2)
= 4,29. 107 Nmm
Mnada > Mn Aman..!!
4,29 . 107 Nmm > 2,11 .107 Nmm
Dipakai tulangan 2 D 16 mm
commit to user
c. Tulangan Geser
Vc = 1/ 6 . f' c .b .d
1 bw .s 1 250 .140
. . 48,61
3 fy 3 240
1 b .s
Karena Av < . w , maka dipakai Av = 48,61 mm2
3 fy
Av . fy . d 48,61 240 292
Vs ada = 24332,78 N
S 140
commit to user
commit to user
BAB 4
PERENCANAAN TANGGA
Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting
untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat
atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan
dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan .
commit to user
30
y
20
C B
t’
D A T eq
Ht = 15 cm
Gambar 4.3. Tebal equivalen
BD BC
=
AB AC
AB BC
BD =
AC
20 30
=
202 302
= 16,64 cm
t eq = 2/3 x BD
= 2/3 x 16,64
= 11,09 cm
Jadi total equivalent plat tangga :
Y = t eq + ht
= 11,09 + 20
= 31,09 cm
= 0,31 m
commit to user
commit to user
1 2.m.Rn 1 2.14,12.0,293
ada = 1 1 = . 1 1 = 0,00123
m fy 14,12 240
ada < min
di pakai min = 0,0025
As = min . b . d = 0,0025 x 1900 x 114 = 541,5 mm2
Dipakai tulangan 12 mm = ¼ . . 122 = 113,04 mm2
commit to user
541,5
Jumlah tulangan = 4,8 ≈ 5 buah
113 ,04
1000
Jarak tulangan 1 m = = 200 mm
5
Dipakai tulangan 12 mm – 200 mm
As yang timbul = 5. ¼ .π. d2
= 5 . ¼ . 3,14 . (12)2
= 565,2 mm2 > As (541,5 mm2) Aman !
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1:
Mu = 1242,77 kgm = 1,243 . 107 Nmm
1,243 .10 7
Mn = 1,55.10 7 Nmm
0,8
fy 240
m = 14 ,12
0,85 . fc 0,85 .20
1 2.m.Rn 1 2.14,12.0,63
ada = 1 1 = . 1 1 = 0,0027
m fy 14,12 240
max > ada > min
di pakai ada = 0,0027
As = ada . b . d = 0,0027 x 1900 x 114 = 578,70 mm2
Dipakai tulangan 12 mm = ¼ . . 122 = 113,04 mm2
commit to user
578 ,70
Jumlah tulangan dalam 1 m = = 5,1 6 tulangan
113 ,04
1000
Jarak tulangan 1 m = = 166 mm ~ 150 mm
6
Dipakai tulangan 12 mm – 150 mm
As yang timbul = 6 . ¼ x x d2
= 6 x ¼ x 3,14 x 122
= 678,24 mm2 > As (578,70 mm2) Aman !
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 2:
Mu = 2456,16 kgm = 2,456.107 Nmm
Mu 2,456.10 7
Mn = = 3,07.107 Nmm
φ 0,8
fy 240
m = 14 ,12
0,85 . fc 0,85 .20
Mn 3,07.10 7
Rn = 2,81 N/mm
b.d 2 150.(270) 2
1 2.m.Rn 1 2.14,12.2,81
ada = 1 1 = 1 1 = 0,013
m fy 14,12 240
max > ada > min
commit to user
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 2:
Vu = 4236,96 kg = 42369,6 N
Vc = 1 / 6 . b.d. f' c .
PU
MU
120
115
150 120
5
20
Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,5 m dan dimensi 1,2 x 1,2 m
Tebal footplate = 250 mm
Ukuran alas = 1200 x 1200 mm
tanah = 1,7 t/m3 = 1700 kg/m3
tanah = 2 kg/cm2 = 20000 kg/m2
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 1:
Pu = 1860,25 kg
Mu = 1242,77 kg.m
d = h – d’ = 250 – (70 + 6) = 174 mm
Pu 1860,25
Cek ketebalan = d
.1 / 6. fc.b 0,6.1 / 6. 20 .1200
174 ≥ 120,08 mm
Tebal telapak = 120,08 + 70 = 190,08 mm < 250 mm .......... ok
commit to user
e =
M
1242,77
= 0,19 kg < 1/6.B
P 6471,85
1,4 1,4
min = 0,0058
fy 240
Mn 0,34.10 7
Rn = = 0,095
b.d 2 1200.1742
1 2m . Rn 1 2.14,12.0,095
perlu = 1 1 = . 1 1 = 0,00040
m fy 14 ,12
240
perlu < min
dipakai min = 0,0058
As perlu = min. b . d = 0,0058. 1200 . 174 = 1218 mm2
digunakan tul D 12 =¼..d2
= ¼ . 3,14 . (12)2
= 113,04 mm2
1218
Jumlah tulangan (n) = = 10,8 ~11 buah
113 ,04
1000
Jarak tulangan = = 90,9 ~ 100 mm
11
As yang timbul = 11 x 113,04
= 1243,44 > As (1218 mm2) Ok!
Sehingga dipakai tulangan 12 – 100 mm
Vu = x A efektif
= 8809,51 x (0,45 x 1,2)
= 4757,13 N
Vc = 1 / 6 . f' c . b. d
= 1 / 6 . 20 . 1200.174
= 155630,33 N
commit to user
Vc = 0,75 . Vc
= 0,75.155630,33
= 116722,75 N
3 Vc = 3 . Vc
= 3. 95303,73
= 350168,24 N
Vu < Vc tidak perlu tulangan geser .
commit to user
BAB 5
PLAT LANTAI
commit to user
a. Beban Hidup ( qL )
Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu :
Beban hidup gedung untuk ruang kuliah = 250 kg/m2
b. Beban Mati ( qD )
Berat plat sendiri = 0,12 x 2400x1 = 288 kg/m2
Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 2400x1 = 24 kg/m2
Berat Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 2100 x1 = 42 kg/m2
Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m2
Berat Pasir ( 2 cm ) = 0,02 x 1600x1 = 32 kg/m2
qD = 411 kg/m2
c. Beban Ultimate ( qU )
Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka :
qU = 1,2 qD + 1,6 qL
= 1,2 . 411 + 1,6 . 250
= 893,2 kg/m2
Perhitungan momen untuk pelat dua arah yaitu dengan tabel momen per meter
lebar dalam jalur tengah akibat beban terbagi rata.
Gambar 5.2.toPlat
commit usertipe A
Ly 4
1,33
Lx 3
Mlx = 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 893,2.(3)2 .31 = 249,20 kg m
Mly = 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 893,2.(3)2 .19 = 152,74 kg m
Mtx = - 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 893,2.(3)2 .69 = -554,68 kg m
Mty = - 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 893.2.(3)2 .57 = -485,21 kg m
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
4
= 1,33 249,20 152,74 -554,68 -485,21
3
4
=1 300,12 300,12 -743,14 -743,12
4
3
= 1,5 72,35 34,17 -152,74 -114,55
2
4
=2 146,48 42,87 -296,54 -203,65
2
dy
dx
h
d'
dx = h – p - ½Ø
= 120 – 20 – 5 = 95 mm
dy =h–p–Ø-½Ø
= 120 – 20 - 12 - 5 = 83 mm
untuk plat digunakan
0,85. fc 600
b = . .
fy 600 fy
0,85 .20 600
= .0,85 .
240 600 240
= 0,0430
max = 0,75 . b
= 0,0323
commit to user
min = 0,0025 ( untuk pelat )
Mn 0,375.107
Rn = 0,416 N/mm2
1000.95
2 2
b.d
fy 240
m = 14 ,118
0,85 . f ' c 0,85 .20
1 2m.Rn
perlu = .1 1
m fy
1 2.14,118.0,416
= .1 1
14,118 240
= 0,0018
perlu < min, di pakai min = 0,0025
As = min . b . d
= 0,0025. 1000 . 95
= 237,5 mm2
Digunakan tulangan 10 = ¼ . . (10)2 = 78,5 mm2
237 ,5
Jumlah tulangan = 3,02 ~ 4 buah
78,5
1000
Jarak tulangan dalam 1 m' = 250 mm
4
Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 = 240 200 mm
As yang timbul = 4. ¼ . . (10)2
= 314 mm2 > As (237,5 mm2 )….…ok
Dipakai tulangan 10 mm - 200 mm
commit to user
Mn 0,3752.10 7
Rn = 0,5446 N/mm2
1000.83
2 2
b.d
fy 240
m = 14 ,118
0,85 . f ' c 0,85 .20
1 2m.Rn
perlu = .1 1
m fy
1 2.14,118.0,5446
= .1 1
14,118 240
= 0,0023
> min, di pakai min = 0,0025
As = min . b . d
= 0,0025. 1000 . 83
= 207,5 mm2
Digunakan tulangan 10 = ¼ . . (10)2 = 78,5 mm2
207 ,5
Jumlah tulangan = 2,6 ~ 3 buah.
78 ,5
1000
Jarak tulangan dalam 1 m' = 333,33 mm
3
Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm ~ 200 mm
As yang timbul = 3. ¼ . . (10)2
= 235,5 > As (207,5 mm2)….…ok!
Dipakai tulangan 10 mm - 200 mm
commit to user
Mn 0,929.107
Rn = 1,029 N/mm2
1000.95
2 2
b.d
fy 240
m = 14 ,118
0,85 . f ' c 0,85 .20
1 2m.Rn
perlu = .1 1
m fy
1 2.14,118.1,029
= . 1 1
14 ,118 240
= 0,00443
< max
> min, di pakai perlu = 0,00443
As = perlu . b . d
= 0,00443 . 1000 . 95
= 420,85 mm2
Digunakan tulangan 10 = ¼ . . (10)2 = 78,5 mm2
420 ,85
Jumlah tulangan = 5,36 ~ 6 buah.
78,5
1000
Jarak tulangan dalam 1 m' = 166,66 ~ 150 mm
6
Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm ~ 200 mm
As yang timbul = 6. ¼ . . (10)2
= 471 > As ( 420,85 mm2 ).. ..…ok!
Dipakai tulangan 10 mm – 200 mm
commit to user
Mn 0,929.107
Rn = 1,029 N/mm2
1000.83
2 2
b.d
fy 240
m = 14 ,118
0,85 . f ' c 0,85 .20
1 2m.Rn
perlu = .1 1
m fy
1 2.14,118.1,029
= . 1 1
14 ,118 240
= 0,00443
< max
> min, di pakai perlu = 0,00443
As = perlu . b . d
= 0,00443 . 1000 . 83
= 367,69 mm2
Digunakan tulangan 10 = ¼ . . (10)2 = 78,5 mm2
367 ,69
Jumlah tulangan = 4,68 ~ 5 buah.
78,5
1000
Jarak tulangan dalam 1 m' = 200 mm
5
Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm ~ 200 mm
As yang timbul = 5. ¼ . . (10)2
= 392,5 > As ( 367,69 mm2 )….. …ok
Dipakai tulangan 10 mm – 200 mm
commit to user
commit to user
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan lokasi 42.00 24.00 1.00 1,008.00 M2
2 Pengukuran dan Bouwplank 84.00 48.00 1.00 132.00 M'
3 Brak bahan dan Direksi Keet 6.00 6.00 36.00 Ls
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian tanah
Galian tanah pondasi footplat 2.50 2.50 2.00 47.00 587.50 M3
Galian tanah pondasi batu kali 124.00 ½(0,30+0,75) 0.80 1.00 52.08 M3
Galian tanah pondasi tangga 1.90 1.20 1.50 1.00 3.42 M3
Galian septictank 2.60 1.45 2.00 1.00 7.54 M3
Galian peresapan 4.00 1.00 1.50 1.00 6.00 M3
TOTAL 656.54 M3
2 Urugan tanah kembali
Volume pondasi footplat 6.00 1.50 47.00 423.00 M3
Volume pondasi batu kali 124.00 0.26 32.24 M3
Volume aanstampeng 124.00 0.85 0.15 15.81 M3
Volume pondasi tangga 1.20 0.90 1.20 1.30 M3
TOTAL 472.35 M3
3 Urugan pasir bawah pondasi t=5cm
Urugan pondasi footplat 2.50 2.50 0.05 47.00 14.69 M3
Urugan pondasi batu kali 124.00 0.85 0.05 1.00 5.27 M3
Urugan pondasi tangga 1.90 1.20 0.05 1.00 0.11 M3
TOTAL 20.07 M3
4 Lantai kerja bawah pondasi
Pondasi footplat 2.50 2.50 0.05 47.00 14.69 M3
Pondasi tangga 1.90 1.20 0.05 1.00 0.11 M3
5 Urugan tanah bawah lantai dipadatkan 40.00 16.00 0.05 32.00 M3
8.00 6.00 0.05 2.40 M3
TOTAL 34.40 M3
IV PEKERJAAN BETON
1 Beton footplat
Pondasi footplat 2.50 2.50 0.40 47.00 117.50 M3
Pondasi tangga 1.90 1.20 0.25 1.00 0.57 M3
TOTAL 118.07 M3
2 Beton Kolom 50/50 Lt.1 0.50 0.50 4.00 54.00 54.00 M3
Lt.2 0.50 0.50 4.00 32.00 32.00 M3
TOTAL 86.00 M3
3 Beton balok anak 25/35 88.00 0.25 0.35 1.00 7.70 M3
4 Beton Balok memanjang 25/40 196.00 0.25 0.40 1.00 19.60 M3
5 Beton Balok melintang 30/60 221.00 0.30 0.60 1.00 39.78 M3
6 Beton balok bordes 15/30 4.00 0.15 0.30 1.00 0.18 M3
commit to user
7 Beton ringbalk 25/35 112.00 0.25 0.35 1.00 9.80 M3
8 Beton ringbalk 15/20 122.00 0.15 0.20 1.00 3.66 M3
9 Beton sloof 30/50 258.00 0.30 0.50 1.00 38.70 M3
10 Beton plat tangga 15cm 7.20 1.90 0.15 1.00 2.05 M3
11 Beton plat bordes 14cm 4.00 1.00 0.14 1.00 0.56 M3
12 Beton plat lantai 12cm 4.00 3.00 0.12 40.00 57.60 M3
perpustakaan.uns.ac.id 4.00 4.00 0.12 digilib.uns.ac.id
10.00 19.20 M3
3.00 2.00 0.12 4.00 2.88 M3
4.00 2.00 0.12 1.00 0.96 M3
TOTAL 80.64 M3
12 Beton tritisan 228.00 1.00 0.10 1.00 22.80 M3
13 Plat penutup saluran septictank 2.60 1.45 0.10 1.00 0.38 M3
V PEKERJAAN PASANGAN
1 Spesi bawah lantai 40.00 16.00 0.03 2.00 70.40 M3
8.00 6.00 0.03 2.00 34.88 M3
TOTAL 105.28 M3
2 Pasang dinding batu bata 1:5 Lt.1 240.00 1.00 1.00 240.00 M2
Lt.2 240.00 1.00 1.00 240.00 M2
TOTAL 480.00 M2
4 Plesteran 1:5 Lt.1 240.00 1.00 2.00 480.00 M2
Lt.2 240.00 1.00 2.00 480.00 M2
TOTAL 960.00 M2
6 Aci 960.00 M2
VI PEKERJAAN KAYU
1 Pasang listplank 120.00 1.00 120.00 M'
2 Pasang rangka 40.00 16.00 2.00 1,280.00 M2
8.00 6.00 2.00 96.00 M2
TOTAL 1,376.00 M2
3 Pasang usuk 5/7 dan reng 2/3 754.24 M2
XI PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1 Pasang List Gypsum 364.00 1.00 364.00 M1
XV PEKERJAAN PENGECATAN
1 Pengecatan tembok baru 960.00 960.00 M2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
`
BAB 10
REKAPITULASI
a. Seperempat kuda-kuda
Nomor
Panjang Batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
b. Jurai
Nomor
Panjang Batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
1 1,886 65 . 65 . 7 2 12,7
2 1,886 65 . 65 . 7 2 12,7
3 1,886 65 . 65 . 7 2 12,7
4 1,886 65 . 65 . 7 2 12,7
5 1,886 65 . 65 . 7 2 12,7
6 1,886 65 . 65 . 7 2 12,7
7 2,036 65 . 65 . 7 2 12,7
8 2,036 65 . 65 . 7 2 12,7
commit to user
Nomor
Panjang Batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
9 2,036 65 . 65 . 7 2 12,7
10 2,036 65 . 65 . 7 2 12,7
11 2,036 65 . 65 . 7 2 12,7
12 2,036 65 . 65 . 7 2 12,7
13 0,767 65 . 65 . 7 2 12,7
14 2,080 65 . 65 . 7 2 12,7
15 1,533 65 . 65 . 7 2 12,7
16 2,430 65 . 65 . 7 2 12,7
17 2,300 65 . 65 . 7 2 12,7
18 2,974 65 . 65 . 7 2 12,7
19 3,067 65 . 65 . 7 2 12,7
20 3,600 65 . 65 . 7 2 12,7
21 3,833 65 . 65 . 7 2 12,7
22 4,272 65 . 65 . 7 2 12,7
23 4,600 65 . 65 . 7 2 12,7
c. Kuda-kuda Trapesium
Nomor
Panjang batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
1 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
2 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
3 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
4 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
5 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
6 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
7 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
8 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
9 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
10 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
commit to user
BAB 10 Rekapitulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 241
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Nomor
Panjang batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
11 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
12 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
13 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
14 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
15 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
16 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
17 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
18 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
19 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
20 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
21 1,33 70 . 70 . 7 3 12,7
22 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
23 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
24 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
25 0,75 70 . 70 . 7 3 12,7
26 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
27 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
28 2,00 70 . 70 . 7 3 12,7
29 2,25 70 . 70 . 7 3 12,7
30 2,60 70 . 70 . 7 3 12,7
31 2,25 70 . 70 . 7 3 12,7
32 2,60 70 . 70 . 7 3 12,7
33 2,25 70 . 70 . 7 3 12,7
34 2,60 70 . 70 . 7 3 12,7
35 2,25 70 . 70 . 7 3 12,7
36 2,60 70 . 70 . 7 3 12,7
37 2,25 70 . 70 . 7 3 12,7
38 2,60 70 . 70 . 7 3 12,7
39 2,25 70 . 70 . 7 3 12,7
40 2,60 70 . 70 . 7 3 12,7
41 2,25 70 . 70 . 7 3 12,7
commit to user
BAB 10 Rekapitulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 242
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Nomor
Panjang batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
42 2,00 70 . 70 . 7 3 12,7
43 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
44 1,50 70 . 70 . 7 3 12,7
45 0,75 70 . 70 . 7 3 12,7
d. Kuda-Kuda Utama
Nomor
Panjang batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
1 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
2 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
3 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
4 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
5 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
6 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
7 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
8 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
9 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
10 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
11 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
12 1,33 m 70 . 70 . 7 3 15,9
13 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
14 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
15 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
16 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
17 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
18 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
19 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
20 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
21 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
22 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
commit to user
BAB 10 Rekapitulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 243
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Nomor
Panjang batang Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
23 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
24 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
25 0,75 m 70 . 70 . 7 3 15,9
26 1,56 m 70 . 70 . 7 3 15,9
27 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
28 2,10 m 70 . 70 . 7 3 15,9
29 2,25 m 70 . 70 . 7 3 15,9
30 2,61 m 70 . 70 . 7 3 15,9
31 3,00 m 70 . 70 . 7 3 15,9
32 3,29 m 70 . 70 . 7 3 15,9
33 3,75 m 70 . 70 . 7 3 15,9
34 3,98 m 70 . 70 . 7 3 15,9
35 4,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
36 3,98 m 70 . 70 . 7 3 15,9
37 3,75 m 70 . 70 . 7 3 15,9
38 3,29 m 70 . 70 . 7 3 15,9
39 3,00 m 70 . 70 . 7 3 15,9
40 2,61 m 70 . 70 . 7 3 15,9
41 2,25 m 70 . 70 . 7 3 15,9
42 2,10 m 70 . 70 . 7 3 15,9
43 1,50 m 70 . 70 . 7 3 15,9
44 1,56 m 70 . 70 . 7 3 15,9
45 0,75 m 70 . 70 . 7 3 15,9
commit to user
BAB 10 Rekapitulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 244
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Tulangan Tulangan
No. As Balok Anak Tulangan Geser
Tumpuan Lapangan
1. As A’ (5-7) 300 x 400 2 D 16 mm 2 D 16 mm Ø 10 – 150 mm
commit to user
BAB 10 Rekapitulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 245
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Tulangan Tulangan
No. Jenis Balok Tulangan Geser
Tumpuan Lapangan
Ring Balk
1. 2 D 16 mm 2 D 16 mm Ø 8 – 150 mm
250 x 350
Balok Memanjang
2. 2 D 22 mm 2 D 22 mm Ø 10 – 150 mm
250 x 400
Balok Melintang
3. 6 D 22 mm 6 D 22 mm Ø 10 – 100 mm
300 x 600
Sloof
4. 2 D 16 mm 2 D 16 mm Ø 8 – 100 mm
300 x 500
commit to user
BAB 10 Rekapitulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 246
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
PPN 10 % Rp 334.780.047,01
Rp 3.682.580.517,12
Dibulatkan Rp 3.683.000.000,00
Terbilang :
Tiga Milyar Enam Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Rupiah
commit to user
BAB 10 Rekapitulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
`
BAB 11
KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan dan perhitungan struktur bangunan yang telah dilakukan
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan struktur bangunan di Indonesia mengacu pada peraturan dan
pedoman perencanaan yang berlaku di Indonesia.
2. Dalam merencanakan struktur bangunan, kualitas dari bahan yang digunakan
sangat mempengaruhi kualitas struktur yang dihasilkan.
3. Perhitungan pembebanan digunakan batasan – batasan dengan analisa statis
equivalent.
4. Dari perhitungan diatas diperoleh hasil sebagai berikut :
Perencanaan atap
Kuda–kuda utama dipakai dimensi profil siku 70.70.7 diameter baut 15,9
mm jumlah baut 3.
Kuda–kuda trapesium dipakai dimensi profil siku 70.70.7 diameter baut
12,7 mm jumlah baut 3.
Seperempat kuda–kuda dipakai dimensi profil siku 50.50.5 diameter baut
12,7 mm jumlah baut 2.
Jurai dipakai dimensi profil siku 65.65.7 diameter baut 12,7 mm jumlah
baut 2.
Perencanaan Tangga
Tulangan tumpuan yang digunakan pada plat tangga 12 mm – 200 mm.
Tulangan lapangan yang digunakan pada plat tangga 12 mm – 150 mm.
Tulangan lentur yang digunakan pada balok bordes 5 12 mm.
Tulangan geser digunakan pada balok bordes Ø 8 – 100 mm.
Tulangan lentur yang digunakan pada pondasi Ø 12 – 100 mm.
commit to user
commit to user
BAB 11 Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 249
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Perencanaan portal
Perencanaan tulangan balok portal Arah Memanjang (25/40)
Tulangan tumpuan yang digunakan 2 D 22 mm.
Tulangan lapangan yang digunakan 2 D 22 mm.
Tulangan geser yang digunakan Ø 10 – 150 mm.
Perencanaan tulangan balok portal Arah Melintang (30/60)
Tulangan tumpuan yang digunakan 6 D 22 mm.
Tulangan lapangan yang digunakan 6 D 22 mm.
Tulangan geser yang digunakan Ø 10 – 100 mm.
commit to user
BAB 11 Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 250
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung
Kuliah dan Laboratorium 2 Lantai
Perencanaan pondasi
Pondasi Foot Plate
Tulangan lentur yang digunakan D16 - 150 mm.
commit to user
BAB 11 Kesimpulan