Anda di halaman 1dari 24

PEKERJAAN BETON

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Estimasi Biaya
Pekerjaan Irigasi yang diampu oleh Drs. Sukadi, S.Pd., M.T.

Disusun oleh:
Satrio Arif Abdulla NIM. 1800398
Winda Nurazizah NIM. 1802314
Finy Firhatussany NIM. 18xxxxx
Eragilang Mukhtar NIM. 1807588

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan umur


beserta Kesehatan kepada penyusun, solawat serta salam semoga
tercurah pada nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah pada kesempatan kali
ini penulis telah menyelesaikan makalah Pekerjaan Beton. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Estimasi Biaya
Pekerjaan Irigasi yang diampu oleh Drs. Sukadi, M. Pd., M. T.
Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Drs. Sukadi, M. Pd., M. T. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Estimasi Biaya Pekerjaan Irigasi UPI;
2. Emma Massaadah, S.Pd., G.s. sebagai asisten dosen mata kuliah
Estimasi Biaya Pekerjaan Irigasi UPI;
3. Rekan – rekan seperjuangan yang sampai saat ini selalu
mendukung. Yang telah membantu memberikan inspirasi, saling
support sehingga mampu menyelesaikan tugas ini.
Penyusun sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi terwujudnya makalah yang
lebih baik di kemudian hari.

Bandung, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................1
1.3 Batasan Masalah.........................................................................2
1.4 Rumusan Masalah......................................................................2
1.5 Tujuan Penulisan.........................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 Pekerjaan Beton pada Bangunan Keairan..................................3
2.2 Tahapan Pekerjaan Beton...........................................................3
2.3 Alat dan Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Beton............8
BAB III PENUTUP.....................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Truck Mixer..............................................................................8


Gambar 2.2 Concrete Pump........................................................................9
Gambar 2.3 Concrete Vibrator.....................................................................9
Gambar 2,4 Bar Bender.............................................................................10
Gambar 2.5 Bar Cutter...............................................................................10
Gambar 2.6 Dump Truck............................................................................10
Gambar 2.7 Single Acting Drop Hammer..................................................11
Gambar 2.8 Excavator...............................................................................11
Gambar 2.9 Crane.....................................................................................11
Gambar 2.10 Batu Pecah...........................................................................12
Gambar 2.11 Kerikil...................................................................................12
Gambar 2.12 Pasir.....................................................................................13
Gambar 2.13 Semen..................................................................................13
Gambar 2.14 Readymix Concrete.............................................................14
Gambar 2.15 Tulangan Baja......................................................................15
Gambar 2.16 Kawat Beton.........................................................................15
Gambar 2.17 Papan Kayu..........................................................................16
Gambar 2.18 Multiplek...............................................................................16
Gambar 2.19 Kayu.....................................................................................16

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pekerjaan beton merupakan suatu pekerjaan yang memproduksi
beton. Bahan yang digunakan adalah campuran agregat halus, agregat
kasar, semen portland, air atau puzzoland (additive), pouring pada
cetakan beton. Pekerjaan beton dapat dikombinasikan dengan pekerjaan
bekisting, pembesian serta perawatan beton.
Pekerjaan beton yang terdapat pada proyek bangunan air yaitu
bendungan, bendung, irigasi, breakwater, dermaga dll. Pekerjaan beton
pada bangunan air membutuhkan mutu beton yang cukup tinggi diatas K-
350 sehingga proses pada proyek bangunan air cukup memakan waktu.
Dermaga merupakan bangunan yang terdapat pada pelabuhan yang
digunakan untuk menjadi penghubung atau berlabuhnya kapal laut yang
membawa bongkar muatan barang serta menaikkan atau menurunkan
penumpang. Desain dermaga tergantung pada jenis serta ukuran kapal
yang berlabuh pada dermaga tersebut. Perencanaan dermaga harus
matang dengan mengacu pada segala aspek sehingga kapal dapat
berlabuh dan melakukan aktivitas di lokasi dengan aman, nyaman, cepat
dan lancar.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan,
diantaranya adalah:
1. Kurangnya pengetahuan serta pemahaman mahasiswa terkait
pekerjaan beton.
2. Kurangnya pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai
pekerjaan beton pada bangunan keairan.
3. Kurangnya pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai
alat dan bahan yang digunakan pada pekerjana beton.

1
2

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas,
permasalahan akan dibatasi pada pembahasan pekerjaan beton yang
mencakup pekerjaan beton pada bangunan irigasi serta alat dan bahan
yang digunakan pada pekerjaan beton.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas ada beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja yang termasuk pekerjaan beton pada bangunan keairan ?
2. Apa saja tahapan pekerjaan beton ?
3. Apa saja yang alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan beton ?
1.5 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatkannya makalah mengenai pelaporan pengawasan
adalah untuk mahasiswa serta pembaca mampu mengetahui, serta
memahami alat, bahan, tahapan serta pekerjaan beton pada bangunan
keairan.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang penyusun gunakan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi mengenai isi dan pembahasan permasalahan yang diangkat
pada tema makalah.
BAB III PENUTUP
Berisi mengenai penutupan yang meliputi kesimpulan dan saran dari
materi yang telah di bahas pada bab II.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi mengenai sumber sumber tertulis yang menjadi rujukan untuk
dijadikan referensi pada penulisan laporan tentunya isi referensi
relevan dengan tema yang diangkat.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pekerjaan Beton pada Bangunan Keairan


Pekerjaan beton merupakan suatu pekerjaan yang memproduksi
beton. Bahan yang digunakan adalah campuran agregat halus, agregat
kasar, semen portland, air atau puzzoland (additive), pouring pada
cetakan beton. Pekerjaan beton dapat dikombinasikan dengan pekerjaan
bekisting, pembesian serta perawatan beton.
Pekerjaan beton yang terdapat pada proyek bangunan air yaitu
bendungan, irigasi, breakwater, dermaga dll. Pekerjaan beton pada
bangunan air membutuhkan mutu beton yang cukup tinggi diatas K-350
sehingga proses pekerjaan beton pada proyek bangunan air cukup
memakan waktu yang lama.
1. Pekerjaan bendungan
Pada pekerjaan bendungan yang menggunakan bahan dasar beton
adalah pekerjaan pondasi dan lantai kerja, pekerjaan dinding penahan
tanah, pekerjaan spillway, pekerjaan terowongan pengelak, pekerjaan
cofferdam.
2. Pekerjaan irigasi
Pada pekerjaan irigasi yang menggunakan bahan dasar beton adalah
pekerjaan lining saluran.
3. Pekerjaan breakwater
Pada pekerjaan breakwater yang menggunakan bahan dasar beton
adalah pemasangan tetrapod yang dibuat pabrikasi.
4. Pekerjaan dermaga
Pada pekerjaan dermaga yang menggunakan bahan dasar beton
adalah pekerjaan pondasi dan lantai dermaga serta beberapa dari
pekerjaan diatas seperti pekerjaan breakwater dan seawall.
2.2 Tahapan Pekerjaan Beton
a. Persiapan

3
4

Pada tahap persiapan biasanya dilakukan persiapan akan bahan


kimia untuk perekat antar lapisan beton baru dengan beton lama atau
bisa juga untuk memperbaiki bagian yang keropos akibat kurangnya
pemadatan dan terjadinya segregasi harus dilakukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada tahap persiapan adalah
sebagai berikut:
1) Seluruh peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan beton
harus bersih.
2) Ruang yang akan diisi dengan beton harus bebas dari kotoran yang
mengganggu.
3) Pada permukaan dalam acuan dilapisi minyak mineral supaya
mempermudah pembukaan acuan.
4) Pasangan dinding bata yang terhubung langsung dengan beton
harus dibasahi dengan air hingga jenuh.
5) Tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala
lapisan penutup yang dapat merusak beton atau mengurangi
kerekatan beton dengan tulangan.
6) Air yang ada pada segmen yang akan dibeton harus di buang,
kecuali apabila penuangan air dilakukan dengan tremi atau seijin
pengawas/pelaksana.
7) Seluruh kotoran, serpihan beton serta material lain yang menempel
pada permukaan beton yang sudah mengeras harus dibuang
sebelum beton yang baru dituangkan pada permukaan beton yang
telah mengeras tersebut.
b. Pencampuran
Setelah didapat komposisi untuk kuat tekan tertentu, maka
selanjutnya adalah pencampuran bahan beton. Komposisi campuran
beton disesuaikan dengan kapasitas alat aduk serta diperuntukkannya
beton tersebut. Pengadukan dilakukan sampai didapatkan sifat yang
plastis dalam campuran beton segar seperti warna adukan merata,
kelecakan yang cukup dan tampak homogen.
5

Pada tahap ini metode pengadukan yang digunakan pada saat


dilapangan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Pengadukan manual
Dalam skala pembangunan yang sangat kecil, beton boleh
dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat
yang datar dan bersih. Kerikil, pasir serta semen diaduk/dicampur
kemudian dibuat seperti gundukan dan di puncaknya digali dibuat
seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur di
wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air biasa dibendung,
langsung saja tuangkan air ke wadah tersebut.
2) Pengadukan dengan alat bantu (mesin)
Mengacu pada segi ekonomisnya, penggunaan mesin aduk untuk
pekerjaan beton yang besar justru akan menurunkan biaya (cost).
Campuran beton yang dihasilkan dapat bersifat lebih homogen dan
plastis. Mesin pengaduk dapat diputar sesuai dengan kecepatan
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Setelah
pencampuran seluruh bahan dalam batching, harus dilakukan
pengadukan kembali minimal selama 1,5 menit, kecuali bila dapat
dibuktikan bahwa pengadukan yang lebih pendek mampu
memberikan hasil yang memuaskan dan memenuhi pengujian
keseragaman pengadukan yang ditetapkan.
c. Pengangkutan beton
Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat
penyimpanan akhir harus dilakukan secara detail untuk mencegah
terjadinya pemisahan dari bahan yang telah dicampur dan tanpa
hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton
antara pengangkutan yang berurutan.
Sedangkan beton readymix, takaran yang sudah diukur di batching
plant, kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truck mixer.
Sepanjang jalan drum beton selalu diputar agar beton tidak mengalami
setting di dalam drum. Terkadang saat perjalanan dapat terjadi karena
lama di jalan, cuaca panas atau kelamaan di putar, termperatur di
6

dalam drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini dapat


dilakukan dengan memasukkan bongkahan es balok yang besar ke
dalam drum sehingga kadar air dapat bertahan stabil.
d. Penuangan adukan
Penuangan adukan terbagi menjadi tiga yaitu penuangan yang
tertunda, batas penundaan yang masih dapat ditoleransi adalah sesuai
dengan lamanya waktu pengikatan beton selama 2 jam dan
pengikatan akhir selama 4 jam. Penuangan dalam air, untuk
penuangan beton atau pengecoran di dalam air, dapat ditambahkan
sekitar 10% semen supaya menghindari kehilangan pada saat
penuangan. Penuangan ini dapat dilakukan dengan alat bantu.
Penuangan beton dengan pemompaan, dapat melalui pipa-pipa yang
sangat menguntungkan apabila cara lainnya tidak bisa dilakukan.
Supaya tidak terjadi segregasi dan bleeding, terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penuangan beton yaitu sebagai berikut:
1) Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat
mungkin dengan cetakan akhir.
2) Pembetonan harus dilaksanakan dengan kecepatan penuangan
yang diatur sedemikian rupa.
3) Campuran beton yang mengeras atau yang telah terkotori oleh
material asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
4) Campuran beton yang setengah mengeras atau telah mengalami
penambahan air tidak boleh dituangkan.
5) Setelah penuangan campuran beton dimulai, pelaksanaan harus
dilakukan tanpa henti sehingga dapat diselesaikan penuangan
suatu panel atau penampang tersebut.
6) Permukaan atas dari acuan yang diangkat secara vertikal pada
umumnya harus terisi rata dengan campuran beton.
7) Beton yang dituangkan harus dipadatkan dengan alat yang tepat
secara sempurna dan harus diusahakan secara maksimal supaya
dapat mengisi seluruh rongga beton.
e. Pemadatan beton
7

Dalam tahap ini pemadatan segela dilakukan setelah beton


dituangkan, pemadatan yang dimaksud supaya menghilangkan
rongga-rongga udara yang terdapat dalam beton segar.
Kebutuhan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas
pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan
sebelum terjadinya initial setting time pada beton. Pengindikasian initial
setting dilakukan dengan cara menusuk beton tersebut dengan tongkat
tanpa kekuatan. Jika dapat ditusuk sedalam 10 cm maka setting time
belum tercapai.
f. Pekerjaan finishing
Pekerjaan finishing yang dimaksud untuk memadatkan sebuah
permukaan beton. Pekerjaan finishing dapat dilakukan pada saat beton
belum mencapai perkerasan maksimal, karena pada saat ini beton
masih dapat dibentuk. Alat yang digunakan biasanya ruskam, jidar dan
alat perata lainnya.
g. Perawatan beton
Perawatan dilakukan setelah beton mencapai perkerasan
maksimal, perawatan ini dilakukan supaya proses hidrasi selanjutnya
tidak mengalami gangguan. Perawatan dilakukan minimal selama 7
hari dari beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 hari serta
harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan
perawatan dipercepat.
Secara umum, perawatan dilakukan dengan percikan air. Namun
dapat juga dilakukan dengan menutup beton dengan karung/terpal
lain. tahap pertama dilakukan segera setelah selesai dan sampai beton
telah mengeras cukup ( ± 5 jam) dengan percikan air. Dan tahap
kedua dilakukan setelah beton mengeras hingga 10 hari dengan
percikan air dan terpal/karung goni.
Perawatan beton dapat dilakukan dengan pembasahan atau
penguapan (steam) serta dengan menggunakan membran. Pemilihan
cara mana yang digunakan semata-mata mempertimbangkan biaya
yang dikeluarkan.
8

Perawatan yang dipercepat dengan proses uap bertekanan tinggi,


uap bertekanan atmosferik, pemanasan dan pelembaban atau proses
lain yang tidak bertentangan dengan standar, dapat digunakan untuk
mencapai kekuatan tekan dan mengurangi waktu perawatan.
Perawatan ini harus mampu menghasilkan kekuatan tekan sesuai
dengan rencana, dan prosesnya harus menghasilkan beton yang
tegar.
2.3 Alat dan Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Beton
a. Alat
1) Truck Mixer

Gambar 2.1 Truck Mixer


Sebuah kendaraan pengangkut adukan beton readymix dari
tempat pembuatannya ke lokasi proyek.
2) Concrete Pump
9

Gambar 2.2 Concrete Pump


Sebuah kendaraan yang berfungsi untuk membantu
mengalirkan adukan beton readymix dari truck mixer ke lokasi
pengecoran yang lebih tinggi maupun yang jauh lebih rendah
dari kedudukan truck mixer.
3) Concrete Vibrator

Gambar 2.3 Concrete Vibrator


Suatu alat yang berfungsi untuk memadatkan adukan beton,
meningkatkan homogenitas adukan pada saat pengecoran,
mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga tidak
terjadi rongga udara setelah pengerasan beton dan berfungsi
untuk meratakan beton ke segala arah, serta dapat menjangkau
celah-celah terjauh di dalam bekisting.
4) Bar Bender
10

Gambar 2,4 Bar Bender


Digunakan untuk membengkokkan tulangan sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki
5) Bar Cutter

Gambar 2.5 Bar Cutter


Digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai dengan
panjang yang ditentukan pada gambar kerja
6) Dump Truck

Gambar 2.6 Dump Truck


Digunakan untuk pengangkut material dari quarry dan
membuang material-material yang tidak diperlukan (lumpur dan
pasir)
7) Single Acting Drop Hammer
11

Gambar 2.7 Single Acting Drop Hammer


Digunakan untuk memukul tiang pancang agar masuk ke dalam
tanah pada pekerjaan pondasi.
8) Excavator

Gambar 2.8 Excavator


Digunakan untuk menggali tanah serta penataan timbunan
material bangunan.
9) Crane

Gambar 2.9 Crane


Digunakan pada pekerjaan pondasi yaitu mengangkat tiang
pancang.
12

b. Bahan
1) Batu Pecah

Gambar 2.10 Batu pecah


Batu Split atau Batu pecah adalah material bangunan yang
umum digunakan sebagai konstruksi dari sebuah pondasi.
Fungsi utama batu split adalah sebagai bahan bangunan untuk
konstruksi pada sebuah pondasi. Khususnya untuk campuran
pembuatan beton cor. Sifat batu pecah ini tetap, alias tidak
mudah mengalami perubahan bentuk dan kualitas walau
tertanam di dalam tanah. Karakteristik batu split umumnya
berwarna kehitaman, abu-abu tua, atau coklat. Warna batu split
kerap berbeda tergantung asal batu itu berada, apakah dari
daerah pegunungan atau perbukitan.
2) Kerikil

Gambar 2.11 Kerikil


Kerikil yang berkualitas baik adalah kerikil yang berasal dari
pecahan batu besar, teksturnya keras dan berat. Agregat kasar
kerikil dapat berupa kerikil alam atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu, dengan ukuran butir umumnya
13

lebih besar dari 5 mm dan terdiri dari butir-butir yang keras,


tidak berpori dan beraneka ragam besarnya.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
berat kering, dan tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton, zat-zat yang reaktif alkali.
3) Pasir

Gambar 2.12 Pasir


Pasir adalah bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari
struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik
sebagai pasir uruk, adukan hingga campuran beton. Pasir yang
baik adalah yang memiliki kandungan lumpur yang sedikit.
4) Semen

Gambar 2.13 Semen


Semen adalah campuran batu kapur (kaya akan kalsium
karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika
(sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina)
serta oksida besi. Bahan-bahan tersebut kemudian dihaluskan
dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran
baru. Semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan
batu, batu bata, dan lainnya.
14

5) Adukan Beton Siap Pakai (Readymix Concrete)

Gambar 2.14 Readymix Concrete


Ready Mix adalah istilah untuk beton yang telah di-blend
dengan rangkaian bahan material terdiri dari pasir dengan
formulasi khusus. Pengolahan formulasi khusus dilakukan di
Batching Plant hingga menjadi beton cor siap pakai dan jadilah
beton bermutu siap “disajikan” pada area proyek yang
diinginkan.
Pengolahan ready mix berbeda dengan pembuatan beton cor
yang biasa dilakukan oleh para pekerja bangunan biasa, dalam
memberikan takaran yang kadang disesuaikan dengan selera.
Pembuatan campuran ready mix dilakukan oleh para ahli
khusus di bidang mixing, sehingga dapat menghasilkan mutu
beton yang berkualitas tinggi.
Pembuat adonan beton bermutu tinggi disebut mix design,
perancang, formulator sekaligus penentu kekekuatan beton
yang dibuat. Dalam pencampuran material-material beton yaitu
krikil, pasir dan semen juga biasa diberi zat tambahan khusus
yaitu admixture. Kegunaan beton ready mix dapat ditinjau dari
beberapa aspek kegunaan antara lain beton non struktural,
beton struktural dan beton pratekan/prategang.
15

6) Tulangan Baja

Gambar 2.15 Tulangan Baja


Tulangan baja adalah batang baja yang berbentuk menyerupai
jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton
bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan
membantu beton di bawah tekanan. Beton menjadi kuat di
bawah kompresi, tetapi memiliki kekuatan tarik yang lemah.
Besi beton secara signifikan meningkatkan kekuatan tarik
struktur. Permukaan besi beton sering berubah bentuk untuk
memposisikan ikatan yang lebih baik dengan beton.
7) Kawat Pengikat Tulangan

Gambar 2.16 Kawat Beton


Kawat beton berfungsi untuk melindungi konstruksi beton atau
memperkuat suatu rangkaian konstruksi yang kaku dan keras.
Pemasangan kawat beton dilakukan dengan cara mengikat
rangkaian tulangan sebuah besi dengan tulangan lainnya.
16

8) Papan Kayu/Multiplek

Gambar 2.17 Papan Kayu

Gambar 2.18 Multiplek


Istilah lain dari multiplek adalah Plywood dan kayu lapis.
Material ini merupakan hasil perekatan (press) dari beberapa
lembaran kayu dengan tekanan tinggi. Kayu olahan berbahan
dasar meranti berlapis. Multiplek adalah papan yang terbuat dari
berlapis2 triplek biasanya kelipatan 3mm, misalnya 9mm,
12mm, 15mm, 18mm.
9) Kayu

Gambar 2.19 Kayu


17

Kayu adalah material alam dari pohon yang sering


dimanfaatkan untuk kontruksi bangunan. Alasan mengapa kayu
digunakan untuk kontruksi bangunan adalah mempunyai sifat
yang mudah dibentuk dan kuat. Selain itu untuk jenis-jenis kayu
untuk kontruksi bangunan masih mudah didapatkan. 
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab II maka terdapat beberapa
kesimpulan yang penyusun ambil yaitu sebagai berikut:
1. Pekerjaan beton merupakan suatu pekerjaan yang memproduksi beton.
Pekerjaan beton yang terdapat pada proyek bangunan air yaitu
bendungan, irigasi, breakwater, dermaga dll.
2. Tahapan dalam Pekerjaan Beton :
a. Persiapan
Pada tahap persiapan biasanya dilakukan persiapan akan bahan
kimia untuk perekat antar lapisan beton baru dengan beton lama atau
bisa juga untuk memperbaiki bagian yang keropos akibat kurangnya
pemadatan dan terjadinya segregasi harus dilakukan.
b. Pencampuran
Setelah didapat komposisi untuk kuat tekan tertentu, maka
selanjutnya adalah pencampuran bahan beton.
c. Pengangkutan beton
Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat
penyimpanan akhir harus dilakukan secara detail untuk mencegah
terjadinya pemisahan dari bahan yang telah dicampur dan tanpa
hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton
antara pengangkutan yang berurutan.
d. Penuangan adukan
Penuangan adukan terbagi menjadi tiga yaitu penuangan yang
tertunda, batas penundaan yang masih dapat ditoleransi adalah
sesuai dengan lamanya waktu pengikatan beton selama 2 jam dan
pengikatan akhir selama 4 jam.
e. Pemadatan beton
Dalam tahap ini pemadatan segela dilakukan setelah beton
dituangkan, pemadatan yang dimaksud supaya menghilangkan
rongga-rongga udara yang terdapat dalam beton segar.

18
f. Pekerjaan finishing
Pekerjaan finishing yang dimaksud untuk memadatkan sebuah
permukaan beton.
g. Perawatan beton
Perawatan dilakukan setelah beton mencapai perkerasan
maksimal, perawatan ini dilakukan supaya proses hidrasi selanjutnya
tidak mengalami gangguan.
3. Alat dan Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Beton :
a. Alat yang digunakan diantaranya : Truck Mixer, Concrete Pump,
Concrete Vibrator, Bar Bender, Bar Cutter, Dump Truck, Single
Acting Drop Hammer, Excavator, Crane
b. Bahan yang digunakan diantaranya : Batu Pecah, Kerikil, Pasir,
Semen, Adukan Beton Siap Pakai (Readymix Concrete), Tulangan
Baja, Kawat Pengikat Tulangan, Papan Kayu/Multiplek, Kayu.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan sebelumya, penyusun memberikan saran
yaitu sebagai berikut:
1. Tahapan dalam Pekerjaan Beton harus benar-benar diawasi dan
dikontrol agar pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan yang
sudah dibuat
2. Penggunaan Alat dan Bahan dalam Pekerjaan Beton harus benar-
benar diawasi dan dikontrol agar sesuai dengan perencanaan yang
sudah dibuat

19
DAFTAR PUSTAKA

Assa.A.V. (2018).Modul Praktik Kerja Beton.Laboratorium Konstruksi


Sipil.Politeknik Negeri Manado.
Hariyanto. I.R. & Rohmatulloh M.F.(2020). Laporan Tugas Kerja Praktek
Metode Pelaksanaan Bendungan Way Apu Kabupaten Buru
Provinsi Maluku.Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil,
Perencanaan dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh
November.Surabaya.
Munaf, D, R., Suharwanto, dan Firdaus. SI-487. Material Semen Dan
Beton. Penerbit IT. Institut Teknologi Bandung.
Ahmad, Ir.Rosman. 2007. Bahan Bangunan sebagai Dasar Pengetahuan.
Bangun Cipta Pustaka. Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai