Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KERJA PRAKTEK

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI PADA

PROYEK REVITALISASI SMA NEGERI 2 MEDAN

Disusun oleh :

Osaraododo Lase 212318083

Hasrat Kristian Gea 212318109

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER


UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI PADA

PROYEK REVITALISASI SMA NEGERI 2 MEDAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Sarjana


Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Komputer
Universitas Harapan Medan

Disusun Oleh :

Osaraododo lase 212318083

Hasrat Kristian Gea 212318109

Diketahui dan Di Setujui Oleh :

Ketua Program Studi Teknik Sipil Dosen Pembibing


( Kartika Indah Sari, S.T.,M.T ) ( Kartika Indah Sari, S.T.,M.T )
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkat dan karunia-
Nya maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek Lapangan pada
proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan ini.
Penulisan Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan oleh
setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studi di Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Harapan Medan Adapun isi dari laporan ini adalah data yang penulis peroleh selama
mengikuti Kerja Praktek Lapangan, dan dibandingkan dengan teori-teori yang diperoleh
selama mengikuti perkuliahan.
Pelaksanaan Kerja Praktek Lapangan pada proyek Revitalisasi Gedung Sekolah
SMA 2 N Medan ini penulis laksanakan dimulai pada tanggal 23 Agustus 2022 sampai
kegiatan Kerja Praktek selesai, Tidak semua kegiatan dapat penulis ikuti, mengingat
pelaksanaan pekerjaan dilapangan memakan waktu yang lama.
Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Kartika Indah Sari, S.T.,M. dosen pembimbing yang banyak menuntun
penulis baik selama melaksanakan Kerja Praktek maupun dalam menyusun
laporan ini.
2. Seluruh staf proyek yang telah membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek
Lapangan ini.
3. Dan seluruh rekan yang telah membantu baik moril maupun materil dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan: Kerja Praktek Lapangan ini masih jauh dari
sernpuma. Karena itu segala tegur dan kritik serta saran yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati untuk menambah pengetahuan penulis.
Demikian, semoga laporan ini berguna bagi kita semua dan dapat diambil
manfaatnya demi perkembangan Ilmu Teknik Sipil khususnya di Fakultas Teknik dan
komputer, khususnya jurusan teknik sipil.

Medan, / / 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1. Latar Belakang..........................................................................1
2. Permasalahan.............................................................................2
3. Maskud Dan Tujuan..................................................................2
4. Metode Pelaksanaan..................................................................2
5. Sistematika................................................................................3
BAB II INJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
1. Manajemen Konstruksi.............................................................4
2. Struktur Organisasi Proyek.......................................................7
3. Struktur Organisasi Kontraktor.................................................12
4. Bahan dan Alat Konstruksi.......................................................16
5. Plat Beton Bertulang.................................................................24
BAB III DATA PROYEK................................................................................29
1. Lokasi Proyek............................................................................29
2. Data Umum Proyek...................................................................30
3. Data Teknis Proyek...................................................................31
BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN ANALISA
PERENCANAAN PLA LANTAI....................................................33
1. Tinjauan Umum Pelaksanaan Pekerjaan...................................33
2. Pekerjaan Struktur Atas.............................................................34
3. Pekerjaan Plat Lantai.................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek (KP) yang berlokasikan di SMA Negeri 2 Kota Medan dengan
proyek revitalisasi gedung. Dalam hal ini revitalisasi sebagai istilah dalam bidang arsitektur dan
perencanaan kota, “Revitalisasi” upaya untuk menghidupkan kembali sebuah bangunan,
distrik/kawasan kota yang telah mengalami degradasi melalui intervensi fisik dan non-fisik. Dari
penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa adanya revitalisasi pada gedung SMA Negeri 2
Kota Medan, dikarenakan gedung me

Kerja Praktek merupakan Proses belajar bekerja di suatu perusahaan / lembaga /


institusi dengan tujuan mendapatkan pengalaman kerja dan melakukan pengamatan
terhadap pekerjaan yang bersesuaian dengan kompetensi masing-masing prodi. Dalam
kegiatan kerja praktek (KP) yang akan kami laksanakan, di proyek Revitalisasi SMA N
2 Medan ini, kami akan melakukan peninjauan metode pelaksaan pekerjaan pelat lantai.

Untuk melengkapi kebutuhan kurikulum yang ada di jurusan Teknik Sipil,


Universitas Harapan Medan, yang mewajibkan mahasiswa unutk melaksanakan kerja
praktek dan sebagai syarat untuk melengkapi tugas sarjana. Juga untuk menerapkan
mata kuliah yang telah dipelajari selama duduk di bangku kuliah ke dalam dunia kerja,
dan penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah kelapangan,
sebagai pengalaman pelaksana kelak dimasa depan, dalam mencari lapangan pekerjaan
di bidang teknik sipil.

Dalam Melaksanakan kerja praktek, penulis mengamati dan menganalisa proyek


”Revitalisasi SMA Negeri 2 Kota Medan”, ,yang dilaksanakan oleh PT. Transima
Citra Indo sebagai kontraktor, dan di awasi oleh PT. Cantika Diandra selaku konsultan
pengawas/MK. Pada proyek ini terdiri atas elemen struktural dan non sruktural. Elemen
struktural suatu bangunan adalalh pondasi, kolom, balok, dan plat lantai dalam
perencanaan bangunan diperlukan perencanaan konstruksi perencanaan konstruksi yang
aman, efektif, kuat, dan eonomis.

Plat lantai dan balok merupakan suatu struktur konstruksi yang sangat penting
dalam suatu bangunan. Dalam pelaksanaan pekerjaan plat lantai dan balok diperlukan
suatu metode untuk menyelesaikan pekerjaan dilapangan. Khususnya pada saat
menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai
dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang
sesuai kondisi lapangan akan sangat membantu dalam proses penyelesaian proyek
konstruksi.

1.2 Permasalahan
Megingat keterbatasan waktu dalam melaksanakan kerja praktek dan tidak
sepenuhnya mengikuti jadwal pelaksanaan pekerjaan proyek yang ada dari awal, maka
pembahasan hanya terfokus pada metode pelaksaan pekerjaan plat lantai pada proyek
revitalisasi SMA N 2 Medan.

1. Maskud Dan Tujuan


Maksud pokok kerja praktek ini adalah mengetahui mekanisme kerja
perencanaan yang sebenarnya dan pelaksanaan dilapangan dan pembangunan fisik
suatu bangunan. Semuanya dapat dilihat adanya relevan teori yang diperoleh dibangku
kuliah dan pelaksnaannya dilapangan dengan adanya kerja praktek tersebut diharapkan
penulis sebagai mahasiswa mendapat pengalaman yang dapat dimanfaatkan di masa
yang akan datang.

Adapun tujuan dari pemilihan kerja praktek ini dimana penukis mengambil
metode pelaksanaan pekerjaan gedung, pekerjaan plat lantai adalah :

a. Mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan plat lantai dan metode


pelaksanaan pekerjaan proyek Revitalisai SMA N 2 Medan
b. Mengetahui terapan teori yang didapat pada perkuliahan serta kesesuaian
antara perencanaan dengan pelaksaan dilapangan.
c. Sebagai bahan pertanggung jawaban atas kerja praktek

2. Metode Pelaksanaan
Pengumpulan data untuk penyusunan laporan ini menggunakan beberapa
metode, yaitu antara lain :
a. Metodee Observasi yaitu melaksanakan pengamatan langsung ke lapangan
dan dokumentasi foto-foto.
b. Metode analisa yaitu mempelajari dan menganalisis spesifikasi, gambar-
gambar dan lain-lain.
c. Metode wawanncara yaitu berdialog dengan pihak-pihak yang tekait.
d. Gambar kerja dan lain-lain.
e. Dokumen proyek dan beberapa literatur sebagai bahan pembanding.

3. Sistematika

Laporan kerja praktek ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :


BAB – I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang kerja praktek, tujuan kerja praktek, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan kerja praktek

BAB – II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjauan umum membahas tentang informasi manajemen


proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan, meliputi struktur organisasi proyek,
bab ini juga membahas beberapa alat dan bahan konstruksi umum meliputi
pengertian konstruksi plat lantai.

BAB - III DATA PROYEK

Berisikan tentang informasi tentang data-data proyek, data umum dan data
teknis proyek Revitalisasi SMA 2 N Medan.

BAB –IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN ANALISA


PERENCANAAN PLAT LANTAI

Berisikan tentang tinjauan umum pelaksanaan pekerjaan, pekerjaan struktur


atas, metode pelaksanaan pekerjaan plat lantai di lapangan yang diperhatikan,
dan analisa perencanaan plat lantai pada proyek Revitalisasi SMA N 2
Medan
BAB – V PENUTUP

Kesimpulan dan saran


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Manajemen Konstruksi
Pengertian Manajemen, menurut Sidharta Kamarwan, dapat dilihat dari
beberapa sudut pandang (referensi), di antaranya sebagai berikut :

 Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (management as a science), adalah


bersifat interdisipliner yang dalam hal ini mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu
sosial, dan matematika.
 Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah suatu
rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakn menunggu
selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait untuk
mencapai tujuan organisasi.
 Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian
tahap kegiatan yang diarrahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan
semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
 Manajemen sebagai kumpulan orang (managernent as people/ groLtp of' people)
adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan
kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok
pimpinan tengah, dan kelompok pimpinan bawah. (Kamar"wan, 1998).

Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemzrmpuan untuk memperoleh


hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Untuk itu,
tujuan perlu ditetapkan terlebih dahulu, sebelum melibatkan sekelompok orang yang
mempunyai kemampuan atau keahlian dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, manajemen beffi-rngsi ,ntuk melaksanakan semua
kegiatan yang diperlukan dalam pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu.

manajemen konstruksi mengacu pada bagaimana sumber daya tersedia


bagi manajer sehingga dapat diaplikasikan dengan baik pada suatu proyek konstmksi.
Biasanya, pada saat kita berbicara mengenai sumber daya untuk konstmksi, maka yang
teringat adalah lima M, yaitu:
a. Manpower (tenaga kerja);
b. Machiners (alat dan peralatan);
c. Material (bahan bangunan);
d. Money (uang);
e. Method (metode).

Manajemen melibatkan waktu dan pengaplikasian kelima sumber daya di


atas untuk membangun suatu proyek konstnrksi. Banyak hal yang harrs
dipeflimbangkan pada saat mengatur suatu proyek dan secara sukses mengaplikasikan
kelima M tersebut. Keterlibatan perencanaan yang baik dari segi waktu, biaya, dan
lingkup proyek mempakan hal penting dalam menyukseskan pembangunan suatu
proyek.

Pekerjaan sebuah proyek konstruksi selalu dimulai dengar-r tiga hal, yaitu
penl,usunan perencanaan, pen)rusunan jadwal, dan pengendalian untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan rencana. Pembahasan singkat mengenai ketiga hal tersebut
dapat di artikan sebagai berikut :

a. Perencanaan adalah suatu penentuan tujuan dan sasaran melibatkan


persiapan sumber daya dalam pencapaiannya .perencanaan yang dibuat
dengan bai akan mengikat dan mengarahkan pelaksanaan sesuatu kegiatan
proyek konstruksi dalam menmanfaatkan sumber daya secara efektif dan
efesien untuk mewujudkan tujuan dan sasaran.
b. Penjadwalan proyek konstruksi merupakan alat untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam penyelesaian. Di samping itu,
juga sebagai alat untuk menentukan kapan mulai dan selesainya kegiatan-
kegiatan tersebut. Perencanaan penjadwalan pada proyek konstruksi, secara
umllm terdiri dari penjadwalan waktu, tenaga kerja, peralatan, material, dan
keuangan. Ketepatan penjadwalan dalam pelaksanaan proyek sangat
berpengamh pada terhindarnya banyak ker-ugian, misalnya pembengkakan
biaya konstruksi, keterlambatan penyerahan proyek, dan perselisihan atau
klaim. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penjadwalan antara lain
sebagai berikut.

 Bagi pemberi tugas atau pemilik yaitu:


1. Pengetahuan mengenai waktu awal dan akhir suatu proyek;
2. Dapat mengevaluasi dan menilai akjbat perubahan waktu
penyelesaian dan biaya proyek;
3. Dapat merencanakan cashflow atau arus kas proyek.

 Sementara, bagi pemberi jasa konstruksi, selain manfaat yang sama


dengan pemberi tugas, juga bermanfaat untuk:
1. Dapat merencanakan kebutuhan material, peralatan, dan tenaga
kerja;
2. Dapat mengatur waktu keterlibatan subkontraktor

c. R.J. Mockler,"l972, dalam buku Imam Soeharto (1997) memberikan


pengerlian tentang pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah usaha
yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran
perencanaan, merancang sitem informasi, membarndingkan pelaksanaan
dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara
pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan agar sumber daya digunakarn secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai sasaran.
2. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek adalah skema hubungan kerja antara pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Struktur Organisasi Proyek terdiri
atas tiga pihak yaitu owner, konsultan dan kontraktor. Hubungan antara owner,
konsultan dan kontraktor pada proyek ini adalah sebagai berikut :

a. Owner (pemilik Proyek) dengan konsultan memiliki ikatan berdasarka kontrak.


Konsultan memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan
berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi serta peraturan, sedangkan
Owner memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
b. Owner dengan kontraktor memiliki ikatan berdasarkan kontrak. Kontrak
memberikan jasa pelaksanaan untuk merealisasikan keinginan owner
memberikan biaya jasa pelaksanaan kontraktor.
c. Konsultan dengan kontraktor memiliki ikatan berdasarkan peraturan
pelaksanaan. Konsultan memberikan gambar rencana dan spesifikasi serta
peraturan sedangkan kontraktor akan merealisasikan hal tersebut adlam hal
pembangunan.
Dengan model skema hubungan kerja sama pada Proyek Revitalisasi SMA M 2
Medan, Terdapat beberapa kelebihan di antaranya :

a. Memudahkan pengawasan pekerjaan karena pembagian tugas dan tanggung


jawab yang jelas.
b. Hasil yangdicapai lebih optimal karena di tangani langsung oleh pihak-
pihak yang ahli dibidangnya masing-masing.
c. Komunikasi antara pihak kontraktor, konsultan pengawas dan Owner
berjalan dengan baik, selayaknya komunikasi kekeluargaan.
d. Proyek ini tidak memiliki konflik sosial pada lingkungan masyarakat yang
berada pada sekitar lokasi proyek.
e. Proses pengerjaan, sepanjang melakukan kegiatan Praktek Kerja sesuai
dengan schedule yang telah direncanakan.
1. Hak dan Kewajiban Struktur Organisasi Proyek

Setiap unsur pengelola proyek memiliki hak dan kewajiban tersendiri


antara lain :
a. Owner (Pemilik Proyek)
Owner merupakan orang ataupun badan yang memiliki proyek dan
menggunakan jasa dari pihak penyedia jasa dan melakukan pembayaran atas
biaya pelaksanaan yang di lakukan. Dalam pelaksanaan proyek, owner
mempunyai hak dan kewajiban diantaranya sebagai berikut :
1. Hak Owner (Pemilik Proyek)
 Menunjuk penyedia jasa yaitu konsultan dan kontraktor,
 Meminta laporan periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa,
 Ikut mengawasi jalan-nya pelaksanaan pekerjaan,
 Mengesahkan atau mengambil keputusan jika terdapat perubahan yang
terjadi di dalam pekerjaan.
2. Kewaiban Owner :
 Mempersiapkan atau menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan
pekerjaan.
 Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang diperlukan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
 Menyediakan dana dan membayarkan kepada pihak penyedia jasa sesuai
dengan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

b. Konsultan
Konsultan adalah orang atau badan yang membuat perencanaan sistem
yang melekat pada suatu bangunan seperti arsitektur, teknisi berlatar sipil dan
Mekanika Elektrikal (ME) serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan. Dalam pelaksanaan proyek konsultan mempunyai hak-hak dan
kewajiban.
1. Hak-hak konsultan (Perencana) :
 Menerima laporan pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor,
 Menerima pembayaran atas jasa yang diberikan.
2. Kewajiban Konsultan :
 Membuat perencanaan secara lengkap,
 Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa (Owner)
dan pihak pihak kontraktor.
 Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas,
 Mengawasi, mengkoordinasi dan mengendalikan jalannya pelaksanaan.

c. Kontraktor
Kontraktor adalah badan usahayang menerima jasa pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana, spesifikasi
serta perturan yang telah ditetapkan . kontraktor juga memiliki hak dan
kewajiban.

1. Kewajiban Kontraktor (Pelaksana) :


 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan
spesifikasi yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
 Membuat laporan perkemangan pelaksanaan pekerjaan.
 Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
 Menyerahkan sekuruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan
sesuai dengan ketepatan yang berlaku.
2. Hak-hak kontraktor (Pelaksana) :
 Mendapatkan kepastian pekerjaan pelaksanaan proyek dalam artian
bahwa pemilik proyek tidak akan membatalkan pelaksanaan proyek
secara sepihak selain keetentuan-ketentuan yang tertulis dalam kontrak
yang telah disetujui oleh kedua pihak.
 Mendapatkan kepastian pembayaran setelah pelaksanaan pekerjaan
proyek selesai tepat waktunya.
 Mendapatkan jaminan asuransi kepada tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan proyek.

OWNER / PEMILIK
PEMERINTAH PROVISI
SUMUT

PROJECT MANAGER
HELMI ISKANDAR, ST

KONTRAKTOR KONSULTAN
PT.CANTIKA PT. TRANSIMA
DIANDRA CITRA INDO
3. Struktur Organisasi Kontraktor

Pada proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan, pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dilakukan oleh PT. Catika Diandra selaku kontraktor. Pada pelaksanaan pekerjaan
dilapangan terdapat struktur organisasi tersendiri yang menjadi acuan koordinasi
pekerjaan dan aliran informasi untuk memaksimalkan pekerjaan dilapangan struktur
organisasi tersebut ialah :
a. Project Manager (PM)
Tugas Project Manager :
 Membuat RAPK (Rencana Anggaran Pelaksanaan Kerja) dan kegiatan
perencanaan yang lain (Review Document dan Metode Pelaksanaan).
 Mempresentasikan RAPK untuk disahkan.
 Membina hubungan kerja dengan owner, oknsultan perencana atas
pengawas, mitra kerja (Supplier, sub Kontraktor, dan Mandor).
 Menggerakkan sumber daya guna tercapainya sasaran proyek dari segi
biaya, mutu, dan K3.
 Membuat rencana tindak lanjut atau corrective action terhadap
penyimpangan yang terjadi.
 Melaksanakn atau menyelenggarakan rapat mingguan, bulanan inteernal
dan eksternal guna mengevaluasi dan membuat tindak lanjut atas aspek :
Progress fisik, biaya proyek, mutu pekerjaan, K3 dilapangan.

b. Quality Controler Officer


Quality Controler Officer :
 Membuat laporan internal dan eksternal serta monitoring proyek,
 Membina hubungan yang bai dengan relasi, mengembangkan motivasi
bawahan,
 Melaksanakan dan monitoring jalannya proyek sesuai dengan prinsip K3,
 Mengumpulkan data –data untuk diproses sebagai laporam QC,
 Memeriksa kemajuan proses pelaksanaan peekerjaan,
 Melakukan investigasi dan insspeksi penuh terhadap semua pekerjaan
dilokasi proyek,
c. Sfety Engineer (K3)
Tugas Safety Engineer (K3)
 Membuat site plan penentuan lokasi rambu-rambu.
 Membuat program kerja, kesselamatan mulai dari tata letak lokasinya
samapai dengan perlindungan diri pekerja.
 Menjaga lingkungan.
d. Site Engineering Manager (SEM)
Tugas Engineering Manager:
 Membuat perencanaan operasional yang meliputi :
1. Quality plant
2. Site installation
3. Metode pelaksanaan
4. Shop drowing
5. Perhitungan konstruksi yang diperlukan
6. RAPK, cash flow
7. Safety plan
8. Scheduling
 Mempelajari dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam kontrak
kerja dengan pihak I (owner) dan pihak ke III (sub kontraktor)
 Membuat laporan- laporan proyek (mingguan, bulanan, dan sebagainya)
 Melakukan seleksi dan negosiasi dengan sub kontraktor dan supliyer
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
 Mengadakan komunikasi dengan klien / perencana /pengawas dalam
bidang-bidang teknis operasional.
 Mengadakan value engineering terhadap perencanaan proyek.
 Melaksanakan pengawasan.
 Menyiapkan job list sesuai dengan tahap pekerjaan
untuk keperluan project manager. Mengadministrasikan pekerjaan
tambah/kurang dan menyusunnya dalam addendum kontrak

e. Pengendalian Operasional Proyek (POP)


Tugas Pengendalian Operasional Proyek:
 Menentukan sasaran..
 Menentukan standard dan criteria sebagai acuan dalam rangka mencapai
sasaran.
 Merancang dan menyusun sistem informasi, pemantauan, dan laporan
hasil pelaksanaan pekerjaan.
 Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang
telah di rencanakan).
 Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
 Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, criteria, dan
sasaran yang telah di tentukan.

f. Site Administration Manager (SAM)


Tugas Site Adminstration Manager:
 Melakukan pencatatan berkas - berkas transaksi kedalam media
pembukuan secara benar dan tepat waktu.
 Melakukan penelitian kembali untuk meyakinkan kebenaran/ketepatan
yang telah dilakukan.
 Mengurus masalah-masalah perpajakan dan asuransi.
 Melaksanakan penutupan proyek secara administratif.
 Mengurus masalah-masalah kepegawaian seperti kebutuhan tenaga kerja
proyek, asuransi yang dipersyaratkan dalam proyek. Asuransi-asuransi lain
yang dipersyaratkan dalam proyek.
 Membina staf dilingkungan unitnya guna peningkatan kerja dalam
mendukung visi perusahaan.
 Mengelola cek, uang tunai serta surat surat berharga yang dimiliki proyek.
 Menyusun masalah-masalah dibidang yang lain.

g. Site Operation Manager (SOM)

Tugas site operation manager:

 Mengadakan pengecekan transaksi-transaksi pelaksanaan proyek,


mengkomplikasikan dan membandingkan dengan rencana semula.
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan.
 Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu
yang ditetapkan.
 Mengkoordinir general superitendent untuk melakukan pengecekan
terhadap pengukuran-pengukuran prestasi mandor, sub kontraktor, tenaga
kerja harian, dan sebagainya.
 Mengkoordinir general superintendent membuat SPP, BPB, Bon
penerimaan dari mandor.
 Meneliti dan mensyahkan tagiha-tagihan mandor dan sub kantraktor yang
berhubungan dengan volume fisik lapangan dan harga satuan.
 Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelaksanaan
pekerjaan dan transaki-transaksi tersebut tidak melebihi/bertentangan
dengan rencana semula baik volume maupun biayanya.
 Membina dan melatih keterampilan para tukang dan mandor dan menilai
kemampuan sesuai standar atau tidak.
 Melaksanakan pengujian-pengujiaan laboratori yang diperlukan guna
meyakinkan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai standar mutu
yang dikehendaki.
 Membina GSP guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi
perusahaan.

h. Quantity Surveyor (95)


Tugas Quantity Surveyor
 Memantau proses konstruksi secara langsung.
 Menyiapkan spesifikasi yang diperlukan.
 Melakukan analisa biaya untuk pperbaikan dan perawatan pekerjaan
proyek.
 Menilai pekerjaan yang telah selesai dan menyiapkan pembayaran.
4. Bahan dan Alat Konstruksi

Penyediaan alat Kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Pengadaan alat kerja
dan bahan bangunan disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung.
Penepatan matrial yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan
memudahkan pekerjaan. Disamping itu, penempatan material yang baik dan tertata
rapih akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.
Penyedia (supplier) bahan bangunan sebaiknya mudah di tempuh dari
lokasi proyek sehingga akan menghemat waktu dan biaya pengangkut. Selain itu
ketersediaan bahan bangunan (stocking material) harus selalu di kontrol untuk
mengindari keterlambatan pelaksanaan perkerjaan akibat terlambatiya pengadaan
bahan bangunan. Penempatan material harus disesuaikan dengan sifat bahan sehingga
resiko kerusakan bahan bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada
bahan banguna yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja
tulangan.
Alat kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek.
Aiat kerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan
dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapet mempercepat waktu pelaksanaan,
mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena
itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus diperhatikan agar kerusakan alat kerja
dapat dihindari.

a. Bahan-Bahan Konstruksi
Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga
akan didapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu
perlu diperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar tidak
terjadi penurunan kualitas material baik disebabkan karena faktor cuaca
maupun lamanya waktu penumpukan di gudang. Ada pun beberapa bahan
antara lain sebagai berikut:
1. Baja
Baja pada proyek pembangunan Villa ruko 4 lantai terdiri dari satu
jenis, yaitu baja yang digunakan untuk rangka atap baja dan penulangan
beton bertulang.
Penyimpanan baja tulangan diletakan di atas bantalan balok
kayu yang terletak di atas tanah untuk m
enghindari korosi pada tulangan akibat reaksi dengan air tanah.
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan dipakai satu jenis. Baja tulangan
sirip (deform) Permukaan baja memiliki sirip melintang untuk
meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat
dengan BJTD
40.

Gambar 1. Baja (BJTD 40)


Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.
2. Beton Ready Mix
Beberapa pekerjaan struktural dalam proyek revitalisasi SMA N
2 Medan, menggunakkan beton ready mix, adapun beberapa keuntugan
penggunaan beton ready mix ini, di antaranya sebagai berikut :

 Jaminan keseragaman mutu beton.


 Efektitifitas dan efesiensi kerja dalam pelaksanaan.

Gambar 2 : beton ready mix


Sumber :Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan – 2022

3. Semen

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan


konstruksi, antara lain digunakan untuk pekerjaan lantai, plasteran. Slain
itu semen jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan finshing.

Gambar 3 : Semen
Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.
4. Air kerja

Air kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 03-
28472002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung. Persyaratan mengenai air kerja tercantum di halainan 15, yaitu:
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam,
bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap
beton atau tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas
yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida
dalam jumlah yang membahayakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali ketentuan berikut terpenuhi:

1. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada


campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
2. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar
yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum
harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan
90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan adukan air yang
dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus
dilakukan peda adukan serupa, terkecuali pada air pencampur,
yang dibuat dan diuji sesuai dengan "Metode uji tekan untuk
mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan
ukuran sisi 50
b. Alat-alat konstruksi

Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan.


Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran, pekerjaan dapat dicapai
dengan ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang
telah dipersyaratkan. Ada pun beberapa bahan antara lain sebagai berikut:

1. Dump Truck

Dump truck merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut


material galian tanah dan material konstruksi lainnya seperti beton hasil
pemotongan kepala tiang pancang (pile) dari lokasi proyek menuju tempat
pembuangan (dispostal area).

Gambar 4 : Dump truck


Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.

2. Mixer Truck

Mixer truck merupakan truck khusus yang dilengkapi dengan


concrete mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 5; 5,5: 6; dan
6,5 m3. Truk ini mengangkut beton siap pakai (ready mix) dari tempat
pencampuran beton (batching plon) sampai ke lokasi pengecoran. Selama
pengangkutan, truk ini terus berputar searah
jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan beton
tersebut terus homogen dan tidak mengeras. Dalam pengangkutan perlu
diperhatikan interval waktu, karena bila terlalu lama beton akan mengeras
dalam mixer, sehingga akan menimbulkan kesulitan dan menghambat
kelancaran pelaksanaan pengecoran.

Gambar 5. Mixer Truck


Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.

3. Mesin Concrete Pump


Pompa beton / concrete pump adalah alat yang digunakan untuk
mendorong hasil cairan beton yang sudah diolah dari mixer truck. Biasanya
concrete pump digunakan untuk mengecor lempengan beton, lantai, atau
bisa juga pondasi dasar kolam renang.
Gambar 6. Mesin Concrete Pump
Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.

4. Waterpass auto level

Automatic Level Waterpass merupakan alat yang berfungsi


untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi
rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal.

Gambar 7. Waterpass auto level


Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.

5. Mesin vibrator cor

Beton vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada


pekerjaan konstruksi pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan
adonan beton yang dimasukan kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar
angin atau udara yang masih pada ada pada adonan tersebut dapat keluar
sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang.
Gambar 8. Waterpass auto level
Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.
6. Scaffholding

Scaffholding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan


bekisting balok dan plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom.
Scaffolding terdiri dari beberapa bagian antara lain :
a. jack base, bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi
dengan ulir untuk mengatur ketinggian.
b. main frame, portal besi yang dirangkai di atas jack base.
c. cross brace, penghubung dua main frame dipasang arahmelintang.
d. leader, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami
kekurangan.

Gambar 9. Scaffholding
Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.

Cara operasionalnya adalah dengan menggabungkan tiap bagian di atas,


sehingga menjadi suatu konstruksi penyangga sementara
5. Plat Beton Bertulang

a. Defenisi/Pengertian Plat

Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang
dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban
yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini
relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya.
Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arhnya horizontal, sehingga pada
bangunan) gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal
yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.
Pelat beten bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada
dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban
gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi
momen lentur. Oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban lentur
(seperti pada kasus balok).

b. Tumpuan Pelat
Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perlu diper timbangkan
tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di
tempat tumpuan. Kekakuan hubungan antara pelat dan tumpuan akan menentukan
besar momen lentur yang terjadi pada pelat
Untuk bangunan gedung, umumnya pelat tersebut ditumpu oleh balok-
balok secara monolit, yaitu pelat dan balok dicor bersama-sama sehingga menjadi
satu-kesatuan, seperti disajikan pada Gambar 10(a), atau ditumpu oleh dinding-
dinding bangunan seperti pada Gambar 10 (b). Kemungkinan lainnya, yaitu pelat
didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit seperti pada Gambar
10(c), atau didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, yang dikenal dengan
pelat cendawan, seperti pada Gambar 10(d).
Gambar 10. Penumpu Plat
Sumber : Balok dan Plat beton bertulang – Ali Asroni

c. Jenis Perletakan Pada Balok

Kekakuan hubungan antara pelat dan konsruksi pendukungnya (balok)


menjadi salah satu bagian dari perencanaan pelat. Ada 3 jenis perletakan pelat pada
balok, yaitu sebagai berikut:

1. Terletak bebas (lihat Gambar 11 a).


Keadaan ini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau antara
pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat berotasi
bebas pada tumpuan tersebut Pelat yang ditumpu oleh tembok juga termasuk
dalam kategori terletak bebas.
2. Terjepit elastis (lihat Gambar 11(b).
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit,
tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk
mencegah terjadinya rotasi pelat.
3. Terjepit penuh (lihat Gambar 11(c).
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit,
dan ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah terjadinya
rotasi pelat.
Gambar 11. Jenis Perletakan pelat pada balok
Sumber : Balok dan Plat beton bertulang – Ali Asroni

d. Sistem Penulangan Pelat

Sistem perencanaan tulangan pelat pada dasarnya dibagi menjadi 2


macam, yaitu: sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah
(selanjutnya disebut: pelat satu arah/one way slab) dan sistem perencana an pelat
dengan tulangan pokok dua arah (disebut pelat dua arah/two way slab).

1. Penulangan pelat satu arah


a. Konstruksi pelat satu arah. Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan
dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berupa
momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh pelat satu arah adalah
pelat kantilever (disebut juga: pelat luifel) dan pelat yang ditumpu oleh 2
tumpuan sejajar.

Karena momen lentur hanya bekerja pada 1 arah saja, yaitu searah bentang
2, maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah yang searah bentang 2
tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan tulangan pokok (pada saat
pengecoran beton) tidak berubah dari tempat semula, maka dipasang pula
tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. Tulangan
tambahan ini lazim disebut: tulangan bagi, seperti terlihat pada Gambar 12.
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak
lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan
tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan
pokok. Tepat pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat
dengan kawat binddraad. Fungsi tulangan bagi selain memperkuat
kedudukan tulangan pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan retak
beton akibat susut dan perbedaan suhu pada beton.

Gambar 12. Contoh Pelat dengan tulangan satu arah


Sumber : Balok dan Plat beton bertulang – Ali Asroni

b. Simbol gambar penulangan. Pada pelat kantilever, karena momen nya


negatif, maka tulangan pokok (dan tulangan bagi) dipasang di atas. Jika
dilihat gambar penulangan TAMPAK DEPAN (lihat Gam bar 12 (a)),
maka tampak jelas bahwa tulangan pokok dipasang paling atas (dekat
dengan tepi luar beton), sedangkan tulangan bagi menempel di bawahnya.
Tetapi jika dilihat pada gambar TAMPAK ATAS (lihat lagi Gambar 12
(b)), pada garis tersebut hanya tampak tulangan horizontal dan vertikal
yang bersilangan, sehingga sulit dipahami tulangan mana yang seharusnya
dipasang di atas atau yang menempel di bawahnya.
2. Penulangan Pelat Dua Arah

a. Konstruksi pelat dua arah. Pelat dengan tulangan pokok dua arah ini akan
dijumpai jika pelat beton menahan beban yang berupa momen lentur pada
bentang dua arah. Contoh pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4
(empat) sisi yang saling sejajar.
Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang 1,
dan bentang ly, maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang
saling tegak lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan bagi. Tetapi
pada pelat di daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur satu arah saja,
sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan
tulangan bagi, seperti terlihat pada Gambar 13. Bentang ly selalu dipilih ≥
1,, tetapi momennya My selalu Mix, sehingga tulangan arah 1,
(momenyang besar) dipasang di dekat tepi luar (urutan ke-1).

Gambar 13. Contoh Pelat dengan Tulsngsn Pokok Dua Arah


Sumber : Balok dan Plat beton bertulang – Ali Asroni
BAB III
DATA PROYEK

1. Lokasi Proyek
Lokasi ProyekRevitalisasi Gedung SMA N 2 Medan, Provinsi Sumatera
Utara, jalankarang sari, kecamatanpolonia. Untuk lebih jelasnya denah lokasi Proyek
dapat di lihat pada gambar 14 berikut :

Gambar 13. Peta Google SatelitProyekRevitalisasi Gedung SMA N 2 MEDAN


Sumber: https://www.google.co.id/maps/@3.5460472,98.6822419,139m

Pada gambar 1.1 dapatdilihat pada garis persegi panjang lokasi Revitalisasi
Gedung SMA N 2 Medan, Provinsi Sumatera Utara, jl. Karang sari, kecamatanmedan
Polonia.

Gambar 14. Peta Google Satelit ProyekRevitalisasi Gedung SMA N 2 MEDAN


Sumber: https://www.google.co.id/maps/@3.5460472,98.6822419,139m
Data Umum Proyek

Nama Pekerjaan /Proyek : Revitalisasi SMA NEGERI 2 MEDAN

Pemilik : Pemerintah Provinsi Sumatera Utara – Dinas Pendidikan

Lokasi : Jalan Karangsari No. 435 Sari Rejo, Kecamatan Medan


Polonia

Tanggal Kontrak : 20 Juli 2022

Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender

Sumber Dana : APBD PROVINSI SUMATERA UTARA

Tahun Anggaran : 2022

Nilai Kontrak : Rp 25.150.060.873.21

(Dua puluh lima milyar seratus lima puluh juta enam puluh
ribu delapan ratus tujuh puluh tiga koma dua puluh
satu rupiah)

Nomor Kontrak : 4211.3/740/Cabdis-Medsel/VII/2022

Kontraktor Pelaksana : PT. Cantika Dyamdra

Konsultan Pengawas : PT. Transima Indo


2. Data Teknis Proyek
Pada proyek revitalisasi gedung SMA 2 Negeri Medan, ini jenis konstruksi
yang digunakan adalah konstuksi beton bertulang. Pemilihan jenis konstruksi beton
bertulang tersebut berdasarkan kepada pertimbangan ekonomis dan juga dapat di
cetak maupun di cor langsung dilapangan.

a. Jumlah Gedung dan Luas Gedung : Gedung A


Gedung B
Gedung C
b. Struktur : Beton Bertulang
c. Jenis Beton : PCC
d. Mutu Beton : K250
e. Jenis Baja : BJTD 40
f. Baja : Baja Tulangan Sirip (Deform)
BJTD (D8, D10, D12,D13,D1)
g. Pondasi :
h. Kolom : Kolom 1 (K1) Ukuran 40 cm x 60 cm
Kolom 2 (K20 Ukuran 40 cm x 40 cm
Kolom 3 (K3) Ukuran 20 cm x 40 cm
Kolom Praktis (KP Ukuran) 11 cm x 11 cm
i. Balok : Balok 1 (B1) ukuran – cm x -- cm
Balok 2 (B2) Ukuran 30 cm x 40 cm
Balok 3 (B3) Ukuran 25 cm x 40 cm
Balok 4 (B4) Ukuran 20 cm x 40 cm
j. Dalam Proyek Revitalisasi SMA Negeri 2 Medan ini terdiri dari pembangunan
struktur atas dan bawah dan struktur atas. Dalam kerja praktek ini kami meninjau
struktur bangunan atas yaitu plat lantai. Adapun data teknis pekerjaan ini adalah
sebagai berkut ;

 Tebal Plat : 12 cm
 Jenis Baja : Baja Tulangan Siri (Deform)
BJTD 40
 Diameter : 8 mm
 Jarak Tulangan : 20 cm
 Beton : Beton Ready Mix
 Mutu Beton : K250
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAN
ANALISA PERENCANAAN PLA LANTAI

1. Tinjauan Umum Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan adalah proses kegiatan konstruksi yang melibatkan


beberapa unsur yaitu, perencanaan, metode, peralatan, bahan dan pengawasan.
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus dilakukan secara tepat efisien, dan efektif.
Persiapan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut
dapat berupa persiapan dilapangan.
Didalam pelaksanaan, sebelumnya persiapan harus dilakukan untuk
mengendalikan mutu konstruksi agar tidak terjadi kesalahan dan hal yang
merugikan. Persiapan dalam perencangan yang akan dilakukan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Konstruksi harus kokoh dan memenuhi standar
b. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik
c. Biaya pelaksanaan harus efisien dan ekonomis
d. Aman dan nyaman digunakan
e. Berdasarkan aturan hukum yang berlaku

Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek menuntut metode pelaksanaan


yang tepat, koordinasi kerja, pengetahuan dan pengetahuan dan kemampuan yang
baik dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dilokasi proyek. pada
pelaksanaan proyek, disusun pembagian jenis-jenis pekerjaan.

Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, kontraktor harus memiliki


dokumen awal pelaksanaan,seperti berita acara pelaksanaan, gambar – gambar
detail, RKS, dan dokumen lainnya. Selanjutnya kontraktor membuat shop drawing
sebagai laporan gambar detail pelaksanaan, dan as built drawing sebagai laporan
akhir gambar – gambar yang sesuai dengan pelaksanaan, setelah adanya pekerjaan
tambahan maupun pengurangan pekerjaan.
2. Pekerjaan Struktur Atas
Struktur atas (upper structure) adalah bagian dari struktur yang berfungsi
menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban -- beban lainnya
yang direncanakan fungsinya. Selain itu struktur bangunan atas harus mampu
mewujudkan perencanaan asitektur sekaligus harus mampu menjamin segi keamanan
dan kenyamanan serta ekonomis.
Perkerjaan struktur atas terlibat beberapa kegiatan antara lain adalah pengukuran,
perkerjaan pembesian, bekisting, pengecoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan
beton. Pada laporan ini hanya ditinjau pekerjaan plat lantai.

3. Pekerjaan Plat Lantai

Plat lantai merupakan komponen struktur yang menyalurkan beban ke balok akibat
beban yang berkerja diatasnya baik berupa beban mati (Dead) maupun beban hidup
(Live). Plat lantai proyek pembangunan Ruko villa 4 Lantai di bangun dengan
tumpuan jepit di semua sisinya.
Pekerjan plat lantai ini meliputi beberapa kegiatan antara lain penentuan as plat,
pembuatan bekisting plat lantai, penulangan plat lantai, pengecoran plat lantai,
pembongkaran bekisting plat lantai, dan perawatan beton.

a. Penentuan As Plat Lantai


Penentuan as balok dan plat lantai mengikuti posisi kolom yang
berhubungan langsung dengan kolom. Hal yang sangat diperhatikan adalah
posisi elevasi plat lantai. Dengan penentuan sebagai berikut:
 Dari dasar kolom diukur setinggi 1 m dan diberi elevasi pada kolom
tersebut
 Kemudian dengan menggunakan waterpass, kolom yang lain juga diberi
elevasi yang sama
 Dari elevasi tersebut, digunakan sebagai patokan untuk diukur sesual tinggi
yang diinginkan sebagai elevasi dasar bekisting balok dan plat lantai.
b. Pembuatan dan Pemasangan Bekesting Plat Lantai
Pemasangan bekisting plat lantai menggunakan material plywood yang
ditahan oleh balok kaso di bawahnya, kemudian didukung oleh scaffolding.
Pemasangan bekisting plat lantai dibuat bersamaan dengan bekisting balok,
sehingga menjadi satu kesatuan. Pemasangan bekisting harus sangat
diperhatikan dan dibuat rapat, agar air semen tidak keluar pada saat pengecoran
hinga mengasilkan hasil coran yang halus dan rata. Pelaksanaan perkerjaan
bekisting plat lantai perlunya dilakukan tahapan yaitu:
 Menyusun scaffolding sebagai penyangga terhadap Pemasangan Bekisting
plat lantai dan balok.
 Setelah sejumlah scaffolding berdiri, Dilanjutkan dengan memasang kaso
untuk menyangga plywoodnya.
 Setelah semua penyangga terpasang dengan baik, dilanjutkan dengan
pemasangan plywood sebagai tahapan terakhir.

Gambar 15. Pembuatan dan Pemasangan Bekisting plat lantai


Sumber : Proyek revitalisasi SMA N 2MEDAN, 2022
c. Penulangan Plat Lantai

Pada perkerjaan penulangan plat lantai maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

 Menyiapkan tulangan sesual shop drawing, dibawa ke lokasi temapat plat


lantai yang akan di laksanakan tulangan dapat dibawa dengan tenaga
manusia, atau pun diangkat dengan perantara dikerjakan. Hal ini tergantung
pada letak plat lantai yang
 Menyusun tulangan atau menganyam dikiat dengan 3 lapis kawat bendrat
agar jarrk letak penulangan tidak mudah bergeser akibat adanya aktipitas
perkerja atau pu waktu pengecoran (sesuai shop drawing).
 Untuk menjaga antara tulangan atas dengan tulangan bawah agar tidak
berhimpitan, maka perlu diberikan tulanangan cakar ayam untuk menyangga
tulangan atas
 Untuk menjaga agar tulangan bawah tidak menempel dengan bekisting maka
diberikan beton Decking.

Gambar 16. Pekerjaan Pemasangan Tulangan Plat Lantai


Sumber : Proyek revitalisasi SMA N 2MEDAN, 2022
Gambar 16. Decking Beton
Sumber : Proyek revitalisasi SMA N 2MEDAN, 2022

d. Pengecoran Plat Lantai

Pengecoran plat lantai dengan tebal plat lantai 12 cm dilakukan pengecoran


bersamaan balok. Sebelum dilaksanakan pengecoran plat lantai periu dilakukan
pemeriksaan ulang, ada pun pemeriksaan tersebut yaitu:

1. Pemeriksaan bekisting
 Melakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan waterpass dan
kerapatan antara bekisting
 Memperhatikan kebersihan bekisting dari potongan kawat bendrat, dan
serpihan yang lain yang nantinya dapatmengganggu kualitas beton.
 Mengecek kembali tebal selimut beton apakah sudah sesuai dengan
perencanaan, dan apabila ada beton decking yang pecah maka harus di
ganti dengan yang baru
2. Pemeriksaan tulangan
 Pemeriksan jumlah dan ukuran tulangan utama
 Pemeriksaan jarak, dan posisi sengkang
 Pemeriksaan sambungan, dan liliten kawat bendrat
 Pemeriksan kebersihan tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya rekat terhadap beton.
Dalam proses pengecoran, setelah selesai pemeriksan dilakukan dan hasil
pemeriksan sesuai dengan yang diinginkan maka pengecoran plat lantai dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagi berikut:
1. Mendatangkan mixer truck yang berisikan Beton Ready Mix yang diproduksi
PT. Abadi Beton Jalan Pulau Sumatra No.3 kim 1 Medan dengan mutu beton
K225,
2. Pengambilan sempel dan pengecekan slump adukan Beton Ready Mix
(kekentalan) 12+2 cm yang telah dijamin dijamin dari PT. Abadi Beton. Jika
slump tidak sesuai yang di inginkan akan dikembalikan dan diganti dengan
beton yang di inginkan.
3. Menyiapkan Pompa Beton (Concrete Pump) untuk diisikan adukan beton
disalurkan ke tempat plat lantai yang sedang dikerjakan melalui pipa pompa
beton.
4. Setelah adukan beton berada di lokasi plat lantai yang dicor, dilakukan
penyebaran secara merata, dan pemadatan dengan menggunakan vibrator untuk
meminimalkan Adanya rongga rongga udara dalam suatu adukan beton.
5. Terakhir lakukanlah pengaturan tinggi atau tebal pelai yaitu tebal plat lantai
kamar mandi dengan plat lantai ruangaan memiliki tebal berbeda. Untuk
pengecoran pelat lantai yang tidak sama tingginya, maka pada pembesian pelet
diberi batas siku yang dipasang pada tulangan lantai seluas ruangan yang
dimaksudkan, sehingga pengecoran dapet dibatasi.

Gambar 16. Pengecoran Plat lantai Beton


Sumber : Proyek revitalisasi SMA N 2MEDAN, 2022-
Sumatera Utara
6.Pembongkaran Bekisting Plat Lantai
Pembongkaran bekisting plat lantai dapat dilakukan setelah + 5 hari jika
diatasnya tidak terdapat pekerjaan yang menupu pada struktur pelat tersebut,
Untuk pembongkaran bekisting plat lantai pada proyek revitalisasi SMA N 2
Medan, diatasnya terdapat pekerjaan kontruksi, pembongkaran dilakukan setelah
lantai 2 diatasnya sudah selesai dari 7 hari terhitung waktu pengecoran. Pelepasan
dimulai dengan mengendurkan jack base atau U-heand jack pada susunan
scaffolding penyangga bekisting balok dan lantai. Kemudian dilanjutkan dengan
pelepasan balok kusodan diakhiri dengan pelepasan plywood yang menempel
pada beton. Pelepasan menggunakan alat linggis untuk mempermudah
pekerjaannya. Untuk pembongkaran bekisting ini harus mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan.

7.Perawatan Beton Plat Lantai

Perawatan beton plat lanntai ini dilakukan setiap hari selama 2 minggu
sejak permukan beton pada plat lantai telah kering permukaannya, demgam cara
menggenangi permukaan beton dengan air sehingga penguapan berlebihan dari
beton dapat dikurangi. Dengan demikian retak- retak beton yang timbul akibat
pengaru cuaca dapat dihindari. jika pada saat pembongkaran bekisting terjadi
pengelupasan atau cacat pada beten maka dilakukan penambalan dengan
campuran adukan beton hampir sama karakteristiknya.

Gambar 16. Pengecoran Plat lantai Beton


Sumber : Proyek revitalisasi SMA N 2MEDAN, 2022-
Sumatera Utara
4. Perencanaan Plat Lantai

Dasar Perencanaan Plat beton bertulang adalah struktur yang dibuat dari
beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja
tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Plat beton bertulang ini sangat kaku dan
arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung, plat ini berfungsi sebagai
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.
Sistem perencanaan tulangan plat pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam
yaitu plat satu arah (one way slab) dan sistem perencanaan plat dengan tulangan
poko dua arah yang disebut plat dua arah (two way slab).
Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perhitungan plat lantai adalah
sebagai berikut:
a. Standar tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
(SNI 03-2847-2002).
b. Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (PPURG
1987).
c. Buku “Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang” yang disusun
oleh Ir. W.C. Vis dan Ir. Gideon Kusuma M.Eng

a. Analisa Perencanaan Plat Lantai

GAMBAR TULANGAN LANTAI


Data Teknis :
Lx (bentang Panjang) =
Ly (bentang pendek) =
Ukuran balok =
B =
H =
Tebal Keramik (tk) =
Tebal Spesi (ts) =
Mutu Beton (fc')=
Mutu Baja BJTD 40 (fy) =
Berat jenis beton =
Berat jenis Keramik =
Berat jenis spesi =
Berat Plafond+penggantung =

 Menentukan Tebal Plat


h rencana = 120 mm
Pasal 10.7 SNI 03-2847-2002
Ukuran Balok :
b = 0,20 m
h = 0,30 m
Ln = Lx - ((½.b)+( ½.b))
= 3,00 – ((½.0,2) + ( ½ .0,2))
= 2,800 m
= 2800 mm
Pasal 11.5.3 SNI 03-2847-2002
α min adalah α rata-rata sesuai ukuran balok yang mengelilingi plat
α min = 1/12 x b x h3

1/12 x L x hawal3

α min = 1/12 x 200 x 3003


1/12 x 2800 x 1203 = 1,12 mm
Karena α min < 2
hmin = Ln (0,8 + fy/1500) ≥ 90 mm
36 + 5.β(α min-0,2)

= 2800 (0,8 + 240 /1500) ≥ 90 mm


36 + 5.1,05(1,12-0,2)

= 49,414 mm ≥ 90 mm
karena, h min < 90 mm
49,414 mm < 90 mm
Maka tebal plat yang akan digunakan adalah 120 mm

 Analisa Pembebanan

Beban Mati (qd)


Berat Sendiri = 0,12 m x 24 KN/m3 = 2,88 KN/m
Berat Keramik = 0,02 m x 22 KN/m3 = 0,44 KN/m
Berat Spesi = 0,03 m x 20 KN/m3 = 0,6 KN/m
Berat Plafond = 1 m x 0,18 KN/m3 = 0,18 KN/m
Berat total (qd) = 4,10 KN/m

Beban Hidup (ql) = 2,50 KN/m

Kombinasi beban
Pasal 11.2-1 SNI 03-2847-2002
qu = 1,2.D +1,6.L
= (1,2 . 4,10 ) + (1,6 . 2,50 )
= 8,92 KN/m
 Menghitung Momen yang Bekerja
Diambil dimensi lantai yang terbesar yaitu lantai tipe B

Gambar.

Karena Ly/Lx = 1,05 ≈ 1,2


Tabel Beton Bertulang Gideon (Termasuk Kasus Vb), didapat nilai Koefisien
momen plat (Ci) sebagai berikut :

Clx = 34 Ctx = 63
Cly = 22 Cty = 54
Maka momen Perlu (Mu) :
Mlx = 0,001 x qu x Ln2 x Clx
= 0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 34
= 2,378 KNm
Mly = 0,001 x qu x Ln2 x Cly .
= 0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 22
= 1,539 KNm
Mtx = -0,001 x qu x Ln2 x Ctx .
= -0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 63
= -4,406 KNm
Mty = -0,001 x qu x Ln2 x Cty .
= -0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 54
= -3,776 KNm

Anda mungkin juga menyukai