Disusun oleh :
Disusun Oleh :
1. Ibu Kartika Indah Sari, S.T.,M. dosen pembimbing yang banyak menuntun
penulis baik selama melaksanakan Kerja Praktek maupun dalam menyusun
laporan ini.
2. Seluruh staf proyek yang telah membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek
Lapangan ini.
3. Dan seluruh rekan yang telah membantu baik moril maupun materil dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan: Kerja Praktek Lapangan ini masih jauh dari
sernpuma. Karena itu segala tegur dan kritik serta saran yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati untuk menambah pengetahuan penulis.
Demikian, semoga laporan ini berguna bagi kita semua dan dapat diambil
manfaatnya demi perkembangan Ilmu Teknik Sipil khususnya di Fakultas Teknik dan
komputer, khususnya jurusan teknik sipil.
Medan, / / 2022
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1. Latar Belakang..........................................................................1
2. Permasalahan.............................................................................2
3. Maskud Dan Tujuan..................................................................2
4. Metode Pelaksanaan..................................................................2
5. Sistematika................................................................................3
BAB II INJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
1. Manajemen Konstruksi.............................................................4
2. Struktur Organisasi Proyek.......................................................7
3. Struktur Organisasi Kontraktor.................................................12
4. Bahan dan Alat Konstruksi.......................................................16
5. Plat Beton Bertulang.................................................................24
BAB III DATA PROYEK................................................................................29
1. Lokasi Proyek............................................................................29
2. Data Umum Proyek...................................................................30
3. Data Teknis Proyek...................................................................31
BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN ANALISA
PERENCANAAN PLA LANTAI....................................................33
1. Tinjauan Umum Pelaksanaan Pekerjaan...................................33
2. Pekerjaan Struktur Atas.............................................................34
3. Pekerjaan Plat Lantai.................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
Plat lantai dan balok merupakan suatu struktur konstruksi yang sangat penting
dalam suatu bangunan. Dalam pelaksanaan pekerjaan plat lantai dan balok diperlukan
suatu metode untuk menyelesaikan pekerjaan dilapangan. Khususnya pada saat
menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai
dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang
sesuai kondisi lapangan akan sangat membantu dalam proses penyelesaian proyek
konstruksi.
1.2 Permasalahan
Megingat keterbatasan waktu dalam melaksanakan kerja praktek dan tidak
sepenuhnya mengikuti jadwal pelaksanaan pekerjaan proyek yang ada dari awal, maka
pembahasan hanya terfokus pada metode pelaksaan pekerjaan plat lantai pada proyek
revitalisasi SMA N 2 Medan.
Adapun tujuan dari pemilihan kerja praktek ini dimana penukis mengambil
metode pelaksanaan pekerjaan gedung, pekerjaan plat lantai adalah :
2. Metode Pelaksanaan
Pengumpulan data untuk penyusunan laporan ini menggunakan beberapa
metode, yaitu antara lain :
a. Metodee Observasi yaitu melaksanakan pengamatan langsung ke lapangan
dan dokumentasi foto-foto.
b. Metode analisa yaitu mempelajari dan menganalisis spesifikasi, gambar-
gambar dan lain-lain.
c. Metode wawanncara yaitu berdialog dengan pihak-pihak yang tekait.
d. Gambar kerja dan lain-lain.
e. Dokumen proyek dan beberapa literatur sebagai bahan pembanding.
3. Sistematika
Berisikan tentang informasi tentang data-data proyek, data umum dan data
teknis proyek Revitalisasi SMA 2 N Medan.
1. Manajemen Konstruksi
Pengertian Manajemen, menurut Sidharta Kamarwan, dapat dilihat dari
beberapa sudut pandang (referensi), di antaranya sebagai berikut :
Pekerjaan sebuah proyek konstruksi selalu dimulai dengar-r tiga hal, yaitu
penl,usunan perencanaan, pen)rusunan jadwal, dan pengendalian untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan rencana. Pembahasan singkat mengenai ketiga hal tersebut
dapat di artikan sebagai berikut :
b. Konsultan
Konsultan adalah orang atau badan yang membuat perencanaan sistem
yang melekat pada suatu bangunan seperti arsitektur, teknisi berlatar sipil dan
Mekanika Elektrikal (ME) serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan. Dalam pelaksanaan proyek konsultan mempunyai hak-hak dan
kewajiban.
1. Hak-hak konsultan (Perencana) :
Menerima laporan pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor,
Menerima pembayaran atas jasa yang diberikan.
2. Kewajiban Konsultan :
Membuat perencanaan secara lengkap,
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa (Owner)
dan pihak pihak kontraktor.
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas,
Mengawasi, mengkoordinasi dan mengendalikan jalannya pelaksanaan.
c. Kontraktor
Kontraktor adalah badan usahayang menerima jasa pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana, spesifikasi
serta perturan yang telah ditetapkan . kontraktor juga memiliki hak dan
kewajiban.
OWNER / PEMILIK
PEMERINTAH PROVISI
SUMUT
PROJECT MANAGER
HELMI ISKANDAR, ST
KONTRAKTOR KONSULTAN
PT.CANTIKA PT. TRANSIMA
DIANDRA CITRA INDO
3. Struktur Organisasi Kontraktor
Penyediaan alat Kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Pengadaan alat kerja
dan bahan bangunan disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung.
Penepatan matrial yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan
memudahkan pekerjaan. Disamping itu, penempatan material yang baik dan tertata
rapih akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.
Penyedia (supplier) bahan bangunan sebaiknya mudah di tempuh dari
lokasi proyek sehingga akan menghemat waktu dan biaya pengangkut. Selain itu
ketersediaan bahan bangunan (stocking material) harus selalu di kontrol untuk
mengindari keterlambatan pelaksanaan perkerjaan akibat terlambatiya pengadaan
bahan bangunan. Penempatan material harus disesuaikan dengan sifat bahan sehingga
resiko kerusakan bahan bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada
bahan banguna yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja
tulangan.
Alat kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek.
Aiat kerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan
dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapet mempercepat waktu pelaksanaan,
mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena
itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus diperhatikan agar kerusakan alat kerja
dapat dihindari.
a. Bahan-Bahan Konstruksi
Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga
akan didapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu
perlu diperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar tidak
terjadi penurunan kualitas material baik disebabkan karena faktor cuaca
maupun lamanya waktu penumpukan di gudang. Ada pun beberapa bahan
antara lain sebagai berikut:
1. Baja
Baja pada proyek pembangunan Villa ruko 4 lantai terdiri dari satu
jenis, yaitu baja yang digunakan untuk rangka atap baja dan penulangan
beton bertulang.
Penyimpanan baja tulangan diletakan di atas bantalan balok
kayu yang terletak di atas tanah untuk m
enghindari korosi pada tulangan akibat reaksi dengan air tanah.
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan dipakai satu jenis. Baja tulangan
sirip (deform) Permukaan baja memiliki sirip melintang untuk
meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat
dengan BJTD
40.
3. Semen
Gambar 3 : Semen
Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.
4. Air kerja
Air kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 03-
28472002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung. Persyaratan mengenai air kerja tercantum di halainan 15, yaitu:
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam,
bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap
beton atau tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas
yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida
dalam jumlah yang membahayakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali ketentuan berikut terpenuhi:
1. Dump Truck
2. Mixer Truck
Gambar 9. Scaffholding
Sumber : Proyek Revitalisasi SMA N 2 Medan.
a. Defenisi/Pengertian Plat
Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang
dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban
yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini
relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya.
Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arhnya horizontal, sehingga pada
bangunan) gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal
yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.
Pelat beten bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada
dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban
gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi
momen lentur. Oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban lentur
(seperti pada kasus balok).
b. Tumpuan Pelat
Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perlu diper timbangkan
tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di
tempat tumpuan. Kekakuan hubungan antara pelat dan tumpuan akan menentukan
besar momen lentur yang terjadi pada pelat
Untuk bangunan gedung, umumnya pelat tersebut ditumpu oleh balok-
balok secara monolit, yaitu pelat dan balok dicor bersama-sama sehingga menjadi
satu-kesatuan, seperti disajikan pada Gambar 10(a), atau ditumpu oleh dinding-
dinding bangunan seperti pada Gambar 10 (b). Kemungkinan lainnya, yaitu pelat
didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit seperti pada Gambar
10(c), atau didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, yang dikenal dengan
pelat cendawan, seperti pada Gambar 10(d).
Gambar 10. Penumpu Plat
Sumber : Balok dan Plat beton bertulang – Ali Asroni
Karena momen lentur hanya bekerja pada 1 arah saja, yaitu searah bentang
2, maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah yang searah bentang 2
tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan tulangan pokok (pada saat
pengecoran beton) tidak berubah dari tempat semula, maka dipasang pula
tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. Tulangan
tambahan ini lazim disebut: tulangan bagi, seperti terlihat pada Gambar 12.
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak
lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan
tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan
pokok. Tepat pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat
dengan kawat binddraad. Fungsi tulangan bagi selain memperkuat
kedudukan tulangan pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan retak
beton akibat susut dan perbedaan suhu pada beton.
a. Konstruksi pelat dua arah. Pelat dengan tulangan pokok dua arah ini akan
dijumpai jika pelat beton menahan beban yang berupa momen lentur pada
bentang dua arah. Contoh pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4
(empat) sisi yang saling sejajar.
Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang 1,
dan bentang ly, maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang
saling tegak lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan bagi. Tetapi
pada pelat di daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur satu arah saja,
sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan
tulangan bagi, seperti terlihat pada Gambar 13. Bentang ly selalu dipilih ≥
1,, tetapi momennya My selalu Mix, sehingga tulangan arah 1,
(momenyang besar) dipasang di dekat tepi luar (urutan ke-1).
1. Lokasi Proyek
Lokasi ProyekRevitalisasi Gedung SMA N 2 Medan, Provinsi Sumatera
Utara, jalankarang sari, kecamatanpolonia. Untuk lebih jelasnya denah lokasi Proyek
dapat di lihat pada gambar 14 berikut :
Pada gambar 1.1 dapatdilihat pada garis persegi panjang lokasi Revitalisasi
Gedung SMA N 2 Medan, Provinsi Sumatera Utara, jl. Karang sari, kecamatanmedan
Polonia.
(Dua puluh lima milyar seratus lima puluh juta enam puluh
ribu delapan ratus tujuh puluh tiga koma dua puluh
satu rupiah)
Tebal Plat : 12 cm
Jenis Baja : Baja Tulangan Siri (Deform)
BJTD 40
Diameter : 8 mm
Jarak Tulangan : 20 cm
Beton : Beton Ready Mix
Mutu Beton : K250
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAN
ANALISA PERENCANAAN PLA LANTAI
Plat lantai merupakan komponen struktur yang menyalurkan beban ke balok akibat
beban yang berkerja diatasnya baik berupa beban mati (Dead) maupun beban hidup
(Live). Plat lantai proyek pembangunan Ruko villa 4 Lantai di bangun dengan
tumpuan jepit di semua sisinya.
Pekerjan plat lantai ini meliputi beberapa kegiatan antara lain penentuan as plat,
pembuatan bekisting plat lantai, penulangan plat lantai, pengecoran plat lantai,
pembongkaran bekisting plat lantai, dan perawatan beton.
Pada perkerjaan penulangan plat lantai maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan bekisting
Melakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan waterpass dan
kerapatan antara bekisting
Memperhatikan kebersihan bekisting dari potongan kawat bendrat, dan
serpihan yang lain yang nantinya dapatmengganggu kualitas beton.
Mengecek kembali tebal selimut beton apakah sudah sesuai dengan
perencanaan, dan apabila ada beton decking yang pecah maka harus di
ganti dengan yang baru
2. Pemeriksaan tulangan
Pemeriksan jumlah dan ukuran tulangan utama
Pemeriksaan jarak, dan posisi sengkang
Pemeriksaan sambungan, dan liliten kawat bendrat
Pemeriksan kebersihan tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya rekat terhadap beton.
Dalam proses pengecoran, setelah selesai pemeriksan dilakukan dan hasil
pemeriksan sesuai dengan yang diinginkan maka pengecoran plat lantai dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagi berikut:
1. Mendatangkan mixer truck yang berisikan Beton Ready Mix yang diproduksi
PT. Abadi Beton Jalan Pulau Sumatra No.3 kim 1 Medan dengan mutu beton
K225,
2. Pengambilan sempel dan pengecekan slump adukan Beton Ready Mix
(kekentalan) 12+2 cm yang telah dijamin dijamin dari PT. Abadi Beton. Jika
slump tidak sesuai yang di inginkan akan dikembalikan dan diganti dengan
beton yang di inginkan.
3. Menyiapkan Pompa Beton (Concrete Pump) untuk diisikan adukan beton
disalurkan ke tempat plat lantai yang sedang dikerjakan melalui pipa pompa
beton.
4. Setelah adukan beton berada di lokasi plat lantai yang dicor, dilakukan
penyebaran secara merata, dan pemadatan dengan menggunakan vibrator untuk
meminimalkan Adanya rongga rongga udara dalam suatu adukan beton.
5. Terakhir lakukanlah pengaturan tinggi atau tebal pelai yaitu tebal plat lantai
kamar mandi dengan plat lantai ruangaan memiliki tebal berbeda. Untuk
pengecoran pelat lantai yang tidak sama tingginya, maka pada pembesian pelet
diberi batas siku yang dipasang pada tulangan lantai seluas ruangan yang
dimaksudkan, sehingga pengecoran dapet dibatasi.
Perawatan beton plat lanntai ini dilakukan setiap hari selama 2 minggu
sejak permukan beton pada plat lantai telah kering permukaannya, demgam cara
menggenangi permukaan beton dengan air sehingga penguapan berlebihan dari
beton dapat dikurangi. Dengan demikian retak- retak beton yang timbul akibat
pengaru cuaca dapat dihindari. jika pada saat pembongkaran bekisting terjadi
pengelupasan atau cacat pada beten maka dilakukan penambalan dengan
campuran adukan beton hampir sama karakteristiknya.
Dasar Perencanaan Plat beton bertulang adalah struktur yang dibuat dari
beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja
tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Plat beton bertulang ini sangat kaku dan
arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung, plat ini berfungsi sebagai
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.
Sistem perencanaan tulangan plat pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam
yaitu plat satu arah (one way slab) dan sistem perencanaan plat dengan tulangan
poko dua arah yang disebut plat dua arah (two way slab).
Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perhitungan plat lantai adalah
sebagai berikut:
a. Standar tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
(SNI 03-2847-2002).
b. Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (PPURG
1987).
c. Buku “Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang” yang disusun
oleh Ir. W.C. Vis dan Ir. Gideon Kusuma M.Eng
1/12 x L x hawal3
= 49,414 mm ≥ 90 mm
karena, h min < 90 mm
49,414 mm < 90 mm
Maka tebal plat yang akan digunakan adalah 120 mm
Analisa Pembebanan
Kombinasi beban
Pasal 11.2-1 SNI 03-2847-2002
qu = 1,2.D +1,6.L
= (1,2 . 4,10 ) + (1,6 . 2,50 )
= 8,92 KN/m
Menghitung Momen yang Bekerja
Diambil dimensi lantai yang terbesar yaitu lantai tipe B
Gambar.
Clx = 34 Ctx = 63
Cly = 22 Cty = 54
Maka momen Perlu (Mu) :
Mlx = 0,001 x qu x Ln2 x Clx
= 0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 34
= 2,378 KNm
Mly = 0,001 x qu x Ln2 x Cly .
= 0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 22
= 1,539 KNm
Mtx = -0,001 x qu x Ln2 x Ctx .
= -0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 63
= -4,406 KNm
Mty = -0,001 x qu x Ln2 x Cty .
= -0,001 x 8,92 x 2,80 2 x 54
= -3,776 KNm