Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES TOL MAKASSAR


NEW PORT (TAHAP I & II)

MAKASSAR

Oleh :

ROLLAND PARANNA 6160505180130

AGRYAN R PAYANGAN 6160505180152

IRENE DESTY 6160505180161

ANDIKA RONGRE 6160505180287

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAPAULUS

MAKASSAR

2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepda Tuhan Yang Maha kuasa atas kasih dan karunia-nya

sehingaa Laporan Kerja Pratek Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New

Port Tahap (I & II) dapat terususun.

Adapun maksud dari pembuatan laporan ini adalah sebagai penunjang

kelulusan di kampus. Selain itu juga untuk menembah wawasan tentang

penyusunan Laporan Kerja Praktek ataupun Kerja Praktek bagi penulis dan juga

Teman-teman yang belum melaksanakan Kerja Praktek.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Alve Yunus beserta rekan-

rekannya selaku pembimbing di lapangan dan kepada Hanna M Singgih, ST., MT

selaku pembing Kerja Praktek. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami selama kami melaksanakan Kerja Praktek dan pembuatan

Laporan Kerja Praktek.

Akhir kata, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembaca.

Makassar, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek.............................................................................2
C. Metode Pengawasan...................................................................................................3
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan.................................................................................3
E. Tujuan Penyusunan Laporan Kerja Praktek...............................................................4
F. Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktek............................................................4
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK.........................................................................6
A. Lokasi Proyek.............................................................................................................6
B. Waktu kerja praktek...................................................................................................6
C. Lingkup pekerjaan......................................................................................................6
D. Data Umum Proyek....................................................................................................7
E. Pihak yang Terlibat Dalam Proyek.............................................................................8
F. Struktur Organisasi Proyek.......................................................................................14
BAB III SUMBER DAYA PROYEK..............................................................................15
A. Deskripsi Umum......................................................................................................15
1. Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja (Man)..........................................................16
2. Sumber Daya Material (Material)............................................................................17
3. Sumber daya peralatan (Machines)..........................................................................31
BAB IV PEMBAHASAN & PELAKSANAAN PEKERJAAN......................................46
A. Deskripsi Umum......................................................................................................46
B. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pil Pondasi.....................................................47
1. Pelaksanaan Pengeboran...................................................................................48
2. Pengerjaan pembuatan keranjang besi untuk tulangan bore pile.......................52
3. Pelaksanaan Kerja Instalasi Keranjang Besi.....................................................54
4. Pelaksanaan Kerja Pengecoran.........................................................................56
5. Tahapan Pengerjaan Capping Beam................................................................60
6. Tahapan pengerjaan Rigid pavement dan Proteksi Pipa Aftur..........................63

iii
7. Tahapan Pengerjaan Precast Slab On Pile........................................................65
8. Test Erection pile borepile................................................................................66
9. Tahapan Pengerjaan Extension Pile..................................................................66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................69
A. Kesimpulan..............................................................................................................69
B. Saran........................................................................................................................70

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap

mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesionalan

pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang digelutinya. Banyak hal yang

menjadi hambatan bagi seseorang yang belum mengalami pengalaman kerja

untuk terjun ke dunia pekerjaan, seperti halnya teori dan materi yang

didapatkan di kampus belum tentu sama dengan praktek kerja di lapangan.

Untuk lebih mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja secara

langsung, yang akan memberikan gambaran nyata mengenai dunia kerja

kepada mahasiswa sehingga mahasiswa mempunyai ilmu dan wawasan

untuk bekerja di dunia kerja. Namun untuk mencapai hal tersebut tidak

terlepas dari kesungguhan dan kreativitas mahasiswa itu sendiri.

Dalam melakukan kerja praktek, mahasiswa dituntut aktif dalam

pengamatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Keaktifannya dalam

pengumpulan data, informasi, dan pengalaman di lapangan selama

pelaksanaan pekerjaan sangat penting untuk menyusun laporan kerja

praktek dengan lengkap dan sistematis.

Kerja praktek ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan komunikasi

antara mahasiswa dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek yang

1
bersangkutan sehingga dengan dilakukannya pengamatan dilapangan,

mahasiswa diharapkan mampu mengenal situasi dan kondisi lingkungan

disekitar proyek yang sesunguhnya, sebagai wujud kerjasama dengan

Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

Dengan begitu akan membawa peluang bermitra dan terbuka lapangan kerja

baru untuk lulusan Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen

Indonesia Paulus Makassar.

Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis melaksanakan Kerja

Praktek pada Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New Port Tahap

(I & II), setelah mendapat persetujuan dari Ketua Jurusan Sipil Fakultas

Teknik Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar dan pihak PT.

Wijaya Karya.

B. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1. Maksud dari pada Kerja Praktek

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan kurikulum

yang telah ditentukan.

b. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan,

serta membandingkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah

dengan metode pelaksanaan di lapangan.

c. Menambah wawasan dan pengalaman di lapangan dengan terlibat

langsung dalam pekerjaan proyek.

2
2. Tujuan dari pada Kerja Praktek

a. Untuk mengetahui dan memahami secara langsung mekanisme

pekerjaan/proyek di lapangan.

b. Untuk mengetahui unsur-unsur yang berperan pada suatu proyek

serta mengetahui cara penyelesaian suatu masalah yang terjadi pada

pelaksanaan suatu pekerjaan.

c. Melatih diri untuk bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan

sebagai pengawaas.

C. Metode Pengawasan

Metode yang diterpakan dalam sistem kegiatan praktek ini adalah :

a. Pengamatan secara langsung di lapangan yaitu turun ke lapangan

mengikuti dan mengamati secara langsung proses-proses pekerjaan

di lapangan.

b. Melakukan diskusi dan Tanya jawab secara langsung dengan para

pengawas lapangan, pelaksana, dan beberapa pihak yang terlibat

langsung dalam pelaksanaan proyek.

c. Pengumpulan data proyek yang dikerjakan, baik yang bersifat

teknik maupun yang bersifat administratif. Dimana data yang

bersifat teknik misalnya Pengeboran bor pile, pengecoran

extension, capping beam dan pengecoran rigit. Sedangkan yang

bersifat administratif misalnya laporan harian, dll.

d. Memastikan data perencanaan dengan pelaksanaan di lapangan

3
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat pelaksanan kerja praktek ini dilakukan pada Proyek

Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New Port Tahap (I & II) yang

dilaksanakan oleh PT. WIJAYA KARYA selama 365 hari Kalender,

Adapun waktu pelaksanan kerja praktek dan kuliah kerja profesi selama 3

bulan.

E. Tujuan Penyusunan Laporan Kerja Praktek

1. Sebagai syarat untuk memenuhi salah satu kurikulum dalam

menyelesaikan studi pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

2. Untuk melaporkan segala kegiatan selama mengikuti kerja praktek

tersebut ke dalam bentuk tulisan atau laporan kerja praktek.

F. Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktek

Pada penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, digunakan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang kerja praktek, maksud

dan tujuan kerja praktek, metode kerja praktek, tujuan

penulisan, tempat dan waktu pelaksanaan proyek serta

sistematika penulisan. Bab ini sebagai pengantar untuk

memasuki uraian selanjutnya.

4
BAB II : GAMBARAN UMUM PROYEK

Bab ini membahas gambaran umum proyek, lokasi dan

waktu kerja praktek, lingkup pekerjaan, data proyek,

struktur organisasi suatu proyek serta pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan proyek.

BAB III : SUMBER DAYA PROYEK

Pada bab ini disajikan sumber daya dn bahan yang di

gunakan dalam proyek ini.

BAB IV : PEMBAHASAN DAN PELAKSAAN PEKERJAAN

Pada bab ini membahas tentang pelaksanaan pekerjaan,

Pada Pekerjaan Proyek Pembangunan Jalan Akses Tol

Makassar New Port Tahap (I & II)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan umum

tentang pelaksanaan proyek. Demikian pula dengan saran-

saran yang sangat relevan demi penyempurnaan penulisan.

5
BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek
Adapun lokasi pekerjaan proyekPembangunan Jalan Akses Tol

Makassar New Port Tahap I & II.

B. Waktu kerja praktek

Kerja praktek pada Proyek Pembangunan Akses Jalan Tol New Port

Makassar Tahap ( I & II ) dilakukan pada tanggal 05 September 2022 – 05

Desember 2022.

C. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan dalam Proyek Pembangunan Akses Jalan Tol New Port

Makassar Tahap (I & II) meliputi:

a. Pekerjaan persiapan

 Survey pemetaan

 Mobilisasi peralatan dan material

 Pembukaan Lokasi warga

b. Pekerjaan bore pile

c. Pekerjaan pile cap

d. Pekerjaan pier / kolom

6
e. Pekerjaan pier head

f. Pekerjaan box girder

g. Perkerasan / rigid

h. Pekerjaan lain-lain

 Pengecoran pipa Avtur

Pekerjaan yang dilakukan pada saat magang Proyek

Pembangunan Akses Jalan Tol New Port Makassar Tahap ( I & II )

meliputi:

a) Pekerjaan bore pile

b) Pekerjaan pile cap

c) Pekerjaan capping beam

d) Pekerjaan pier / kolom

e) Pekerjaan pier head

f) Perkerasan / rigid

g) Pengecoran pipa Aftur

D. Data Umum Proyek

a. Informasi proyek

1. Nama Proyek : Desain dan Konstruksi


Pembangunan Jalan AksesTol
Makassar New Port Tahap I &
II

7
2 Jenis Proyek : Jalan dan Jembatan

3 Panjang Target : 3,2 (Tahap I & II) km

4 Sumber Dana :

5 Owner : PT. Margautama Nusantara

6 Konsultan PMI : PT. Viratama Karya (Persero)

7 Reviewer Design : PT. Nippon Koei Co.Ltd

8 Konsultan Supervisi : PT. Indokoei Internasional

9 Kontraktor Pelaksana : PT. Wijaya Karya (Persero)

10 Sub kontraktor :

11 Nilai Kontrak keseluruhan : 705,000,000,000,

12 Tanggal Kontrak : 03 Januari 2022, berdasarkan


LOA 18 Januari 2022
13 Waktu pelaksanaan : 720 Hari Kalender

Keseluruhan

14 Tgl. Akhir Pelaksanaan : 31 Juli 2023

(PHO)

E. Pihak yang Terlibat Dalam Proyek

a. Owner

Owner (pemilik proyek) adalah pihak yang memberi pekerjaan

atau menggunakan jasa pihak penyedia jasa dan membayar pekerjaan


8
tersebut. Pengguna jasa tersebut dapat perseorangan, vadan/instansi

pemerintah maupun swasta. Dalam hal ini pemilik Peroyek

pembangunan adalah owner.

Adapun kewajiban atau tugas owner (pemilik proyek) secara

umum adalah sebagai berikut :

- Menunjuk penyedia jasa (kontraktor dan konsultan).

- Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan pekerjaan

yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.

- Memberikan fasilitas yang baik berupa sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

- Menyediakan dana dan membayar kepada pihak penyedia jasa.

- Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

- Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan

dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang

untuk bertindak atas nama pemilik.

- Mengesahkan perubahan dalam perkerjaan (bila terjadi).

- Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah dilaksanakan

oleh penyedia jasa jika hasilnya telah sesuai dengan apa yang

dikehendaki.

b. Konsultan perencana

Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat

perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang sipil, arsitektur,

mekanikal dan elektrikal dan lainnya yang merekat erat


9
membentuk suatu bangunan. Konsultan perencana dapat berupa

perseorangan / perseorangan berbadan hukum / badan hukum yang

bergerak di bidang perencanaan bangunan. Pada Proyek

Pembangunan Akses Jalan Tol New Port Makassar Tahap I & II

ini yang bertindak sebagai konsultan perencana adalah PT.

Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:

- Membuat perencanaan secara lengkap, yaitu gambar

rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur,

rencana anggaran biaya

- Memberi usulan dan pertimbangan kepada pengguna jasa

dan kontraktor

- Memberi jawaban dan penjelasan kepada kontraktor

tentang hal-hal yang kurang jelas

- Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan rencana

- Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek

c. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah orang / badan yang ditumjuk

pengguna jasa untuk membantu pengelolaan pekerjaan mulai dari

awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut. Pada Proyek

Pembangunan Akses Jalan Tol New Port Makassar Tahap I & II

ini yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah PT.

Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:

- Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang


10
ditetapkan

- Membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

secara periodik

- Menghitung prestasi pekerjaan

- Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi

serta aliran informasi antar bidang

- Menghindari kesalahan sedini mungkin dan menghindari

pembengkakan biaya

- Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul

dilapangan

- Menerima / menolak material / peralatan yang didatangkan

kontraktor

- Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari

aturan yang berlaku

- Menyusun laporan kemajuan perkerjaan (harian,

mingguan, bulanan)

- Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan

pekerjaan tambah / kurang.

d. Konsultan PMI Pengendali Mutu Independen)

Konsultan PMI merupakan pihak yang ditunjuk oleh owner

yang mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi jalannya pekerjaan

di lapangan selama pelaksanaan proyek berlangsung serta mendorong

11
progress pelaksanaan pekerjaan. Konsultan PMI pada Proyek

Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New Port Tahap (I & II)

Kini yakni PT.VIRATAMA KARYA (Persero). Adapun tugas-tugas

dari konsultan PMI, yaitu :

- Memastikan kesiapan Dokumen Rencana Teknik (RTA), yang

terdiri dari gambar rencana, spesifikasi dan ketentuan umum

kontrak.

- Mengawasi pelaksanaan RMK (Rencana Mutu Kontrak) dan

RMP (Rencana Mutu Pengawasan).

- Mengevaluasi atas potensi keterlambatan penyelesaian kontruksi

akibat lahan yang belum bebas, kedala utilitas penyesuaian

desain, atau yang belum dapat dilakukan kontruksi.

- Mengevaluasi kesesuaian produk kontruksi jalan tol yang

dibangun dengan standart mutu yang telah ditetapkan.

- Mengawasi dan mengevaluasi cara kerja konsultan perencana,

konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana.

e. Kontraktor

Kontraktor adalah orang / badan yang menerima pekerjaan dan

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah

ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-

syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan

perseorangan yang berbadan hokum / sebuah badan hukum yang

12
bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Pada Proyek Akses

Jalan Tol New Port Makassar Tahap I & II ini yang bertindak

sebagai kontraktor adalah PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.

Hak dan kewajiban kontraktor adalah:

- Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana,

peraturan, dan syarat-syarat yang ditetapkan

- Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang

disahkan oleh konsultan pengawas selaku wakil dari

pengguna jasa

- Menyediakan alat keselamatan kerja untuk keselamatan

pekerja dan masyarakat

- Membuat laporan hasil pekerjaan (harian, mingguan,

bulanan)

- Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang

telah diselesaikan sesuai ketetapan yang berlaku

f. Sub Kontraktor

Sub kontraktor merupakan pihak yang ditunjuk oleh kontraktor

untuk membantu beberapa pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar

proyek dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan. Sub

kontraktor pada Proyek Pembangunan Akses Jalan Tol New Port

Makassar Tahap I & II ini antara lain :

13
- PT. Wijaya Karya Beton (persero) Tbk

Sub kontraktor ini membantu kontraktor utama

dalam pekerjaan precast box girder dan box culvert.

- PT.

Sub kontraktor ini membantu kontraktor utama

dalam pekerjaan tendon dan erection box girder.

- PT. BAUER Pratama Indonesia

Subkontraktor ini membantu kontraktor utama

dalam pekerjaan pengeboran atau pekerjaan borepile.

- PT.

Subkontraktor ini membantu kontraktor utama

dalam penyediaan bekisting.

- PT.

Subkontraktor ini membantu kontraktor utama

dalam penyediaan readymix

14
F. Struktur Organisasi Proyek

15
BAB III

SUMBER DAYA PROYEK

A. Deskripsi Umum

Proyek merupakan suatu aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dan

dibatasi oleh waktu, anggaran, dan spesifikasi yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan. Proyek juga dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan

harapan dengan anggaran serta sumber daya yang tersedia yang harus

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Proyek sealu meibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Senantiasa diperlukan pemberdayaan sumber daya yang tersedia yang

diorganisasikan untuk mencapai tujuan. Aktivias / kegiatan proyek

merupakan suatu mata rantai, yang dimulai dari penuangan ide,

perencanaan, sampai pelaksanaan sampai benar-benar mencapai hasil

yang sesuai dengan perencanaan semula.

Untuk mendukung pembangunan Proyek Jalan Akses Tol

Makassar New port ini, dibutuhkan beberapa sumber daya yang

optimal, yaitu:

1. Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja (Man)

2. Sumber Daya Material (Material)


3. Sumber Daya Peralatan (Machines)

Dimana keempat aspek di atas perlu dipertimbangkan

berdasarkan beberapa hal di bawah ini agar proyek pembangunan

dapat berjalan sesuai perencanaan. Hal-hal yang perlu di

pertimbangan adalah sebagai berikut:

- Jumlah sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan maksimal

proyek,

- Kondisi keuangan untuk membayar sumber daya,

- Produktivitas sumber daya

- Kemampuan dan kapasitas sumber daya,

- Efektivitas dan efisiensi sumber daya.

1. Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja (Man)

Sumber daya manusia / tenaga kerja merupakan kumpulan

tenaga ahli yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek secara

memuaskan. Masing-masing indiidu (tenaga ahli) dibekali dengan

kemampuan profesi keterampilan dan keahlian kerja di bidangnya

masing-masing.

Untuk pembangunan Proyek Jalan Akses Tol Makassar New

Port Tahap (I & II) dibutuhkan tenaga kerja yang terdiri dari Manajer

Proyek, Manajer Konstruksi, SHE Supervisor dan staf, Kepala Bagian

Teknik dan staf, Drafter, Surveyor, Kepala Bagian Quality Control dan

staf, Kepala Bagian Komersial dan staf, Kepala Bagian Pengadaan dan
Peralatan beserta staf, Kepada Bagian Kesekretariatan dan

Administrasi, Sekretaris, Akuntansi, Keuangan, Kasir, Umum Gudang,

Pelaksana.

2. Sumber Daya Material (Material)

Sumber daya material yang digunakan dalam proyek harus

memenuhi syarat mutu bahan sesuai spesifikasi dan standar yang

berlaku.

 Agregat

Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil,

pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan

(SNI No. 1737-1989-F).

Gambar 3. 1 Agregat

 Baja Tulangan

Baja tulangan merupakan bahan yang sangat penting dalam

konstruksi, terutama pada konstruksi beton bertulang tidak dapat

dihindari mengingat baja tulangan merupakan salah satu faktor

penentu dalam kuat atau tidaknya konstruksi.


Gambar 3. 2 Baja Tulangan

 Beton Ready Mix

Beton adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari

campuran air, semen, dan agregat (halus dan kasar) serta bahan

tambahan lain bila diperlukan. Beton memiliki kelebihan

diantaranya dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan

konstruksi. Selain itu beton memiliki kekuatan mumpuni, tahan

terhadap temperatur tinggi dan biaya pemeliharaan murah.

Sedangkan untuk kekurangannya adalah bentuk yang sudah dibuat

sulit diubah tanpa menimbulkan kerusakan. Jika dilakukan

penghancuran maka akan mahal karena tidak akan dipakai lagi,

beda dengan baja yang tetap bernilai. Beton memiliki kuat tekan

yang tinggi namun lemah dalam tariknya. Jika strukturnya tidak

diberikan perkuatan yang cukup akan mudah gagal. Maka dari itu

perkuatan sangat diperlukan. Catatan:

- Jenis beton sebagaimana Pasal S.10.01 (1)(b)

- Slump harus ditentukan menurut SNI 1972 :

2008 (AASHTO T119-09 atau JISA


1101)

- Uji kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990

(AASHTO T22-07) dan SNI 03-4810-1998

- Kuat lentur diuji dengan Metode Pembebanan Tiga

Titik menurut

- SNI 03- 4431-1997 (AASHTO T97-03)

Gambar 3. 3 Benda Uji Beton

 Geotextile

Geotextile merupakan salah satu bahan geosintetik yang

dapat digunakan sebagai separator, filter, dan proteksi. Geotextile

ini berbahan dasar polysether atau polyprophilene. Secara umum,

terbagi menjadi 2, yaitu: woven dan non woven. Geotextile non

woven berbentuk seperti kain dan tidak teranyam, sedangkan

geotextile woven berbentuk seperti terpal / karung beras dan

teranyam. Pada proyek ini dipakai geotextile jenis non woven yang

berfungsi sebagai lapisan dasar saat pengecoran lean concrete dan

rigid pavement.
Gambar 3. 4 Geotextile

 Bekisting

Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk

menahan beton pada saat dituang sesuai dengan bentuk yang

diinginkan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas saat

beton telah mencapai kekuatan yang cukup. Jenis-jenis bekisting

yang dipakai pada proyek ini adalah bekisting konvensional /

tradisional dan bekisting sistem / modern. Bekisting

konvensional dipakai untuk pekerjaan dinding pile cap, sedangkan

bekisting modern dipakai untuk pekerjaan kolom dan pier head.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merancang

dan membangun bekisting, yaitu desain dibuat dengan kekakuan

dan keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi, dan penyelesaian

dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai toleransi yang

diinginkan. Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan pada pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan


konstruksi beton. Aspek tersebut adalah:

- Pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus

tepat dan layak serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur

yang akan dikerjakan. Permukaan bekisting yang akan

digunakan harus rata sehingga hasil permukaan beton baik.

- Kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi, maka

bekisting harus kuat menahan beton agar beton tidak runtuh.

- Ketiga adalah biaya pamakaian bekisting.

Gambar 3.5 Bekisting

 Box Girder

Girder adalah balok diantara dua penyangga pier atau abutment

pada jembatan atau fly over. Umumnya girder merupakan balok

dengan profil I, namun girder juga dapat berbentuk box atau bentuk

yang lain. Pada proyek Pembangunan Akses Jalan Tol New Port

Makassar ini girder yang dipakai berbentuk box (box girder) yang

telah dicetak di PT. Wijaya Karya Beton. atau juga dikenal sebagai
girder precast.

Pemilihan memakai box girder itu sendiri dikarenakan cocok

untuk jembatan bentang panjang. Selain itu, box girder memiliki salah

satu keuntungan yaitu ketahanan torsi yang lebih baik sehingga sangat

bermanfaat untuk aplikasi jembatan melengkung. Jembatan box girder

ini dipadukan dengan sistem prategang. Konsep prategang adalah

memberikan gaya tarik awal pada tendon sebagai tulangan tariknya

serta memberikan

momen perlawanan dari eksentrisitas yang ada sehingga tercipta

tegangan total negatif baik serat atas maupun bawah yang

besarnya selalu dibawah kapasitas tekan beton.

Gambar 3. 6 Box Girder

 Pot Bearing

Pot bearing merupakan bantalan untuk box girder yang

berfungsi mentransfer beban vertikal yang ditopangnya. Pot bearing

biasanya terdiri dari sebuah alas elastomer yang tertahan sebuah panci

metalik yang dikompresi oleh piston dengan tekanan sesuai desain

standar yang di butuhkan.


Gambar 3. 7 Pot Bearing

 Kabel Strand (PC Strand)

Kabel strand (PC Strand) merupakan tujuh kawat baja tanpa

lapisan dipilin untuk konstruksi beton pratekan (SNI 1154-2011). PC

Strand dibuat dari kawat baja high carbon dan dikemas dalam bentuk

coil.

Gambar 3. 8 Kabel Strand (PC Strand)

 Semen

Semen berasal dari Bahasa Latin caementum yang berarti bahan

perekat. Secara umum, semen didefinisikan sebagai bahan perekat

atau lem yang digunakan untuk merekatkan batu, bata, batako,

maupun bahan bangunan lainnya.


Gambar 3. 9 Semen

 Air

Air digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau

pemakaian lainnya harus bersih dan bebas dari bahan yang merugikan

seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Agar dapat

dipakai, air akan diuji dan harus memenuhi ketentuan dalam

AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum, dapat digunakan

tanpa pengujian.

 Kawat Bendrat

Kawat bendrat merupakan suatu benda yang terbuat dari logam

yang panjang dan lentur. Pemasangan kawat ini bertujuan untuk

mengikat antar tulangan yang juga sekaligus sebagai perkuatan, serta

agar tulangan tetap berada pada posisi yang telah ditentukan. Kawat

bendrat yang digunakan berdiamater 1 mm dan penggunaannya

minimum rangkap 2.
Gambar 3. 10 Kawat Bendrat

 Pipa HDPE, Duckting, dan Pipa Trumpet

Terdapat 3 jenis pipa yang digunakan pada proyek ini, yakni:

pipa HDPE, duckting, dan pipa trumpet. Pipa HDPE dan duckting

dipakai pada pekerjaan tendon box girder, beda dari kedua pipa

tersebut adalah lokasinya. Pipa HDPE untuk eksternal, sedangkan

duckting untuk internal. Pipa trumpet dipakai pada pekerjaan tendon

pier head. Pipa trumpet berfungsi untuk menyambungkan pipa HDPE

ke dalam casting.

(a) (b) (c)

Gambar 3. 11 (a) Pipa HDPE, (b) Duckting, (c) Pipa Trumpet

 Casting, Mini Casting, Duclokator, dan Beltmouth

Casting, mini casting, ducklokator, dan beltmouth merupakan

aksesoris tendon yang terdapat pada pier head. Casting dan mini

casting ditempel pada blockout yang berada pada template tendon.


Sedangkan ducklokator dan beltmouth langsung diteplel pada

template tendon.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 3. 12(a)Casting,(b)MiniCasting,(c)Ducklokator,(d)Beltmouth

 Lem Beton (Sika Bond)

Lem beton merupakan cairan perekat antara beton lama dengan

beton baru. Dalam pengaplikasiannya, lem beton disiramkan diatas

permukaan beton lama sesaat setelah pengecoran selesai. Hal ini

bertujuan menjaga permukaan beton agar tetap bersih dan bebas dari

debu serta partikel lepas.

Gambar 3.13 Lem Beton (Sika Bond)

 Epoxy (Sikadur)

Epoxy (sikadur) memiliki kelembapan yang toleran, yang

berfungsi untuk perekat dan mortar perbaikan. Epoxy (sikadur)


merupakan kombinasi dari Epoxy Resin dan pengisi khusus, yang

dirancang untuk penggunaan pada suhu antara +10°C dan +40°C.

Gambar 3. 14 Epoxy (Sikadur)

 Curing Compound (Sika Antisol)

Curing compound (sika antisol) merupakan cairan yang

berfungsi untuk mencegah kehilangan air terlalu cepat pada beton.

Dalam pengaplikasiannya, curing compound disiramkan pada

permukaan beton yang baru dicor untuk membentuk membrane yang

mencegah penguapan air beton yang terlalu cepat.

Gambar 3. 15 Curing Compound

 Minyak Bekisting (Sika Separol)

Minyak bekisting (Sika Separol) merupakan bahan yang

digunakan untuk mempermudah melepas bekisting. Dalam

pengaplikasiannya, sika separol digosokkan ke atas permukaan


bekisting sebelum proses pengecoran dimulai.

Gambar 3. 16 Minyak bekisting

 Bahan Grouting dan Patching (Sika Intraplast)

Sika intraplast merupakan aditif injeksi semen dalam bentuk

bubuk. Sika intraplast bekerja dengan cara menambah volume

gelembung udara mikro dalam campuran, yang kemudian

menghasilkan pengembangan volume campuran basah dan

meningkatkan kemudahan dalam mengalir tanpa menimbulkan

segregasi / pemisahan.

Gambar 3. 17 Sika Intraplast

 Spons dan Lem Bekisting

Lem bekisting berfungsi untuk merekatkan potongan bekisting.

Sedangkan spons berfungsi untuk penutup celah yang ada pada


(a) (b)

potongan bekisting tersebut, agar beton ready mix tidak merembes

keluar.

Gambar 3. 18 (a) Lem Bekisting, (b) Spons

 Polimer

Polimer digunakan pada pekerjaan pengeboran. Polimer

dituangkan kedalam lubang bor dengan maksud untuk melindungi

tanah yang tidak tertutupi casing dari keruntuhan.

Gambar 3. 19 Polimer

 Beton Decking

Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai


dengan ukuran selimut beton yang diinginkan. Beton decking
biasanya berbentuk kotak-kotak atau silinder. Dalam pembuatannya,
diisikan kawat bendrat dibagian tengah yang nantinya dipakai sebagai
pengikat pada tulangan. Beton decking berfungsi untuk menjaga
tulangan agar sesuai pada posisi yang diinginkan, dengan kata lain
membuat selimut beton sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti
beton yang cukup.

Gambar 3. 20 Beton Decking

 Tabung Gas dan Tabung Oksigen

Tabung gas dan tabung oksigen digunakan pada pekerjaan

pengelasan. Pekerjaan yang dikerjakan meliputi pemotongan besi

tulangan, penyambungan besi tulangan pada perkuatan bekisting pier

head, atau membuat lubang tie rod pada bekisting.

Gambar 3. 21 Tabung Gas dan Tabung Oksigen

3. Sumber daya peralatan (Machines)

Peralatan merupakan hal penting yang digunakan tenaga kerja

dalam melaksanakan suatu proyek pembangunan. Peralatan kerja yang


digunakan terdiri dari alat berat dan alat-alat pelengkap lainnya, yang

digerakkan secara mekanis maupun manual. Pemilihan alat yang

digunakan harus sesuai dengan kondisi dan standar di lapangan.

Pemilihan jenis peralatan yang digunakan merupakan suatu faktor

penting yang mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan

dengan cepat dan tepat. Pertimbangan dari segi biaya terkait dengan

penggunaan peralatan harus ada, artinya harus ada optimalisasi dari

harga produksi per satuan waktu untuk setiap peralatan yang

digunakan. Pemeliharaan dan perawatan peralatan harus dilakukan

secara rutin agar kondisi alat selalu baik dan siap dipakai. Hal ini

penting agar dalam pelaksanaan proyek tidak terhambat karena adanya

kerusakan pada peralatan kerja

 Crawler Crane dan Mobile Crane

Crane merupakan salah satu alat berat yang dipakai untuk

mengangkat dan memindahkan material ke tempat yang

ditentukan. Crane memiliki bentuk dan kemampan angkat yang

besar, serta mampu berputar hingga 360° serta memiliki jangkauan

hingga puluhan meter. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

crane adalah kesesuaian antara kemampuan angkat dan beban

material yang akan dipindahkan. Cara pengoperasian crane juga

berbeda-beda, mulai dari yang manual (operator di dekat crane)

sampai yang memakai remote control.

Jenis crane yang dipakai di proyek ini adalah crawler crane


dan mobile crane. Mobile crane adalah jenis crane yang dapat

dibawa langsung ke area pekerjaan tanpa harus menggunakan

trailer. Crane ini memiliki kaki yang dipasang ketika beroperasi,

sehingga dimaksudkan agar seimbang saat melakukan pekerjaan.

a b

Gambar 3. 22 (a) Crawler Crane, (b) Mobile Crane

 Vibration roller

Vibration roller / compactor merupakan alat berat yang

berfungsi untuk menggilas dan memadatkan tanah, sehingga didapat

kepadatan tanah yang diingkan. Jenis rodanya terbuat dari besi

seluruhnya atau ditambah pemberat berupa air dan pasir, bisa terbuat

dari karet (roda ban) dengan bentuk kaki kaming. Alat ini

menimbulkangaya dinamis terhadap tanah, dimana butir-butir tanah

akan mengisi bagian-bagian kosong diantara butir-butirnya. Secara

umum, alat ini menggabungkan antara tekanan dan getaran sehingga

mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. Pemakaian yang baik dan

benar akan membuat mesin lebih awet dan tahan lama serta dapat

menekan biaya perawatan. gaya dinamis terhadap tanah, dimana butir-

butir tanah akan mengisi bagian-bagian kosong diantara butir-

butirnya. Secara umum, alat ini menggabungkan antara tekanan dan

getaran sehingga mempunyai efisiensi pemadatan yang baik.


Pemakaian yang baik dan benar akan membuat mesin lebih awet dan

tahan lama serta dapat menekan biaya perawatan.

Gambar 3. 23 Vibration Roller

 Excavator

Excavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), boom

(bahu), serta bucket (alat keruk) yang digerakkan oleh tenaga hidrolis

yang dimotori dengan mesin diesel yang berada diatas roda rantai.

Excavator memiliki fungsi utama untuk pekerjaan penggalian.

Namun, alat ini juga bisa melakukan pekerjaan yang lain seperti

membuat (slooping), memuat dumptruck (loading), dan pemecah batu

(breaker). Bisa dibilang excavator merupakan alat berat yang

multifungsi, tak heran bila alat ini digunakan untuk pekerjaan berat di

darat maupun di atas air.


Gambar 3. 24 Excavator

 Dump Truck

Dump truck adalah kendaraan jenis yang dapat memuat material

seperti pasir, kerikil, atau tanah untuk keperluan konstrksi dari satu

tempat ke tempat lain pada jarak menengah sampai jauh. Isi muatan

diisikan oleh alat pemuat seperti excavator, sedangkan untuk

membongkar muatan dapat dilakkan sendiri dengan mengakat bak

dengan memakai teknologi hidrolik. Secara umum, alat ini dilengkapi

dengan bak terbuka yang dioperasikan dengan bantuan hidrolik

sehingga bagian depan dari bak dapat diangkat ke atas sedangkan

bagian belakang berfungsi sebagai engsel sehingga material yang

dimuat dapat melorot turun ke tempat yang diinginkan. Untuk

kapasitas tampungnya, ditentukan oleh kapasitas dump body-nya.

Gambar 3. 23 Dump Truck

 Concrete Vibrator

Concrete vibrator adalah satu alat yang digunakan untuk


memadatkan beton dengan menghilangkan gelembung udara yang

terjebak dalam cor-coran beton dengan cara penggetaran atau

menusuk-nusuk cor-coran beton. Pemadatan ini dilakukan tepat

setelah beton dituang, dimana pada saat inilah beton masih dalam

keadaan plastis. Tujuan dari dilakukannya kegiatan pemadatan ini

adalah agar memperoleh beton yang kuat dan tahan lama, serta agar

diperoleh permukaan beton yang halus (tidak keropos).

Gambar 3. 24 Concrete Vibrator

 Concrete Pump

Concrete pump adalah sebuah mesin / alat yang digunakan

untuk menyalurkan / mendistribusikan beton segar dari bawah ke

tempat yang sulit dijangkau oleh truck mixer. Pada proyek ini dipakai

concrete pump jenis mobile, dimana alat ini menjadi satu kesatuan

dengan truck sehingga lebih mudah untuk berpindah tempat.


Gambar 3. 25 Concrete Pump

 Bar Cutter

Bar cutter adalah mesin / alat pemotong baja tulangan sesuai

panjang yang telah ditentukan. Pada proyek ini dipakai bar cutter

listrik. Keuntungan memakai bar cutter listrik dibandingkan dengan

bar cutter manual adalah dapat memotong baja tulangan dengan

diameter yang lebih besar dan dengan mutu yang lebih tinggi, selain

itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Cara kerja alat ini

yaitu baja tulangan yang akan dipotong sesuai desain dimasukkan ke

dalam gigi bar cutter, selanjutnya injak pedal pengendali, dalam

hitungan detik baja akan terpotong. Baja tulangan dengan diameter

yang besar dipotong satu per satu, sedangkan dengan diameter yang

lebih kecil dapat dilakukan beberapa buah sekaligus. Dalam

pengoperasiannya operator perlu memperhatikan alat secara khusus,

jika tidak akan membahayakan keselamatan dirinya sendiri.


Gambar 3. 26 Bar Cutter

 Bar Bender

Bar bender adalah mesin / alat yang digunakan untuk

membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai

dengan yang direncanakan. Cara kerja alat ini yaitu baja tulangan

yang akan dibengkokkan dimasukkan di anatara poros tekan dan

poros pembengkokan, lalu atur sudutnya bengkoknya sesuai rencana

dan panjang pembengkokan. Ujung tulangan dipegang dengan kunci

pembengkok, lalu tekan pedal maka roda pembengkok akan berputar.


Gambar 3. 27 Bar Bender

 Tangga Sementara

Tangga sementara adalah struktur sementara yang dipakai untuk

menyangga manusia dan material dalam bangunan konstruksi.

Keuntungan yang dapat diperoleh jika dibandingkan dengan memakai

bambu adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu dalam

pemasangannya. Tangga sementara ini berfungsi sebagai tempat

bekerja yang aman (pijakan saat di ketinggian) serta sebagai

pelindung bagi pekerja lain yang berada dibawahnya dari kejatuhan

material.

Gambar 3. 28 Tangga Sementara

 Genset

Genset merupakan kepanjangan dari generator set. Genset

adalah suatu mesin / alat pembangkit listrik yang memproduksi energi

listrik dari sumber energi mekanik biasanya menggunakan induksi


elektromagnetik (Wikipedia). Genset dapat dimanfaatkan pada saat

terjadi pemadaman listrik mendadak, meskipun biayanya mahal akan

tetapi manfaat yang diterima sebanding.

Gambar 3. 29 Genset

 Submersible Pump

Submersible pump adalah suatu mesin / alat yang berfungsi

untuk memompa cairan. Alat ini dipakai dalam pekerjaan bored pile

dan untuk memompa cairan polimer agar dapat dimanfaatkan

kembali. Keuntungan utama dari submersible pump ini adalah dapat

mencegah kavitasi pompa, masalah terkait perbedaan elevasi tinggi

antara pompa dan permukaan cairan.


Gambar 3. 30 Submersible Pump

 Total station

Total station merupakan alat survey yang digunakan oleh

surveyor dalam pekerjaan pengukuran tanah. Dalam melakukan

pekerjaan pengukuran kedua alat ini dilengkapi dengan insturmen

pelengkap yaitu rambu / bak ukur, statif, dan meteran. Jika

dibandingkan dengan theodolite, waterpass merupakan alat survey

yang lebih simpel. Instrumen yang terdapat pada waterpass juga lebih

kecil dan ringan, sehingga fungsinya dilapangan hanya terbatas untuk

mengukur elevasi atau ketinggian saja. Sedangkan theodolite mampu

mengukur sudut horizontal dan vertikal.

Gambar 3.31 Total Station

 Alat Pertukangan

Alat pertukangan merupakan alat-alat yang digunakan dalam

membantu pengerjaan suatu pekerjaan. Alat-alat ini berupa palu,

tang, cangkul, gergaji, dan lain-lain. Diperlukan adanya perawatan

agar alat-alat ini bisa awet dan tahan lama. Mulai dari pembersihan
secara rutin dan berkala setelah pemakaian.

Gambar 3. 33 Alat Pertukangan

 Concrete Mixer Truck

Concrete mixer truck merupakan kendaraan yang dipakai untuk

mengangkut adukan beton ready mix dari tempat percampuran beton

ke lokasi proyek. Selama proses pengangkutan, mixer terus berputar

dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen

dan tidak mengeras sehingga mutu akan tetap terjaga sesuai kebutuhan

rencana. Kapasitas mixer dalam sekali angkut adalah 2-7 kubik.

Dalam proses pengirimannya perlu memperhatikan jarak, kondisi lalu

lintas, cuaca, dan suhu.


Gambar 3. 34 Concrete Mixer Truck

 Peralatan Las

Peralatan las merupakan alat yang dipakai untuk menyambung

atau memotong tulangan. Peralatan las yang digunakan pada proyek

ini ada 2 jenis, yakni las listrik dan las karbit. Dalam

pengaplikasiannya dilapangan digunakan pada pekerjaan bored pile

dan pada bekisting kolom serta pier head

Gambar 3. 35. Peralatan las

 Mesin Bor (Drilling Machine)

Mesin bor adalah suatu alat berat yang digunakan untuk

membuat lubang bor pada titik dan kedalaman yang sudah

ditentukan. Alat ini juga sekaligus digunakan untuk memasang

casing dan memasang tulangan (dengan menggunakan sling

service). Dalam proyek ini, pekerjaan pembuatan lubang bor


dikerjakan oleh PT. Bauer Pratama Indonesia

Gambar 3. 36 Mesin bor (Drilling Machine)

 Pipa tremi dan corong

Pipa tremi dan corong digunakan dalam pekerjaan bored

pile. Pemasangan pipa ini bertujuan untuk menyalurkan beton dari

concrete mixer truck sampai ke dasar lubang pengeboran, sehingga

seluruh material akan terangkat ke atas.

Gambar 3. 37 Pipa tremi dan corong

 Casing

Casing merupakan suatu alat bantu yang digunakan sebagai


penahan dinding tanah sementara pada proses pembuatan lubang

bored pile. Casing berbentuk pipa yang terbuat dari baja. Pada proyek

ini, diameter casing yang dipakai adalah 80 cm dan 120 cm, dengan

panjang 6 m.

Gambar 3. 38 Casing

 Low Bed Truck

Low bed truck adalah kendaraan berat / alat berat dengan dek

rendah yang digunakan untuk mengangkut alat berat seperti bulldozer,

excavator, kendaraan berat industri, atau kebutuhan khusus lainnya.

Pada proyek ini, low bed truck dipakai untuk mengangkut box girder

dari tempat fabrikasi menuju ke lokasi pekerjaan.

Gambar 3. 39 Low Bed Truck


BAB IV

PEMBAHASAN & PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Deskripsi Umum

Yang dimaksud dengan pondasi bored pile adalah bentuk pondasi

dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah dengan kedalaman tertentu

sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pada pondasi ini dibuat lubang

dengan cara mengebor yang dibantu dengan menggunakan alat khusus. Pada

sistem pondasi ini gaya-gaya dari upper structure dimbangi oleh gaya pikul

tanah (20%) seluas penampang dasar pondasi dan friksi dari dindingnya

(80%).

Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan pondasi pile (tiang

pancang), yaitu meneruskan beban struktur bangunan diatas ke tanah dasar


dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya

dukung yang cukup). Maka dari itu perlu dilakukan uji sondir agar daya

dukung tanah dapat diketahui pada kedalaman berapa meter yang memadai

dan mendukung konstruksi diatasnya.

Jenis pondasi bored pile ini cocok dipakai untuk lokasi pekerjaan yang

rapat dengan bangnan lain maupun lalu lintas yang ramai, karena proses

pembuatan pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar seperti

pembuatan pondasi pile (tiang pancang) yang pembuatannya dilakkan

dengan cara pemkulan memakai hammer.

Kelebihan penggunaan pondasi bored pile adalah sebagai berikut:

- Getaran yang dihasilkan kecil sehingga tidak merusak bangunan

disekitar

- Aktivitas manusia maupun lalu lintas tidak

terganggu.

Kekurangan penggunaan pondasi bored pile adalah sebagai berikut:

- Lokasi pekerjaan menjadi kotor dan becek disebabkan karena

polimer maupun lumpur sisa yang keluar.

- Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan kekeroposan

yang bisa disebabkan oleh adanya percampuran antara beton dengan

material lain.

- Biaya pengerjaan yang lebih mahal


B. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pil Pondasi

bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam. Berbentuk tabung

yang berisi beton bertulang dengan diameter tertentu yang ditanam didalam

tanah. Dengan metode pengeboran sampai kedalaman dengan kekerasan

tanah yang dibutuhkan. Pondasi Bore Pile dibutuhkan apabila kondisi tanah

dasar lokasi pembanguanan tidak mempunyai daya dukung yang baik untuk

memikul berat bangunan. Bore pile memiliki fungsi yang sama dengan

pondasi tiang pancang, yang membedakan adalah pada cara pembuatan

pondasi tersebut.

1. Pelaksanaan Pengeboran

Penentuan ukuran casing dan gantungan (stopping) untuk setiap

lubang bor merupakan langkah pertama yang dilakukan sebelum

memulai pengeboran. Ukuran temporary casing ditentukan bergantung

pada kondisi tanah pada masing-masing lubang. Biasanya casing

dengan panjang 6 meter digunakan pada lubang yang tanahnya

memiliki kelongsoran yang cukup dalam, sedangkan casing dengan

panjang 4 meter digunakan untuk lubang yang tanahnya mengalami

kelongsoran yang cukup dangkal. Kegunaan lain dari temporary casing

yaitu mempermudah operator mesin bor menyesuaikan posisi mesin

bor terhadap titik yang akan di bor.

Ukuran gantungan (stopping) berguna untuk menyesuaikan posisi

tulangan terutama untuk pengeboran yang kedalamnya jauh dibawah

permukaan tanah. Sehingga tulangan pondasi sesuai yang diharapkan


tidak jatuh kebawah dan tidak terlalu naik ke atas. Setelah menentukan

ukuran casing dan gantungan (stopping) pelaksanaan pengeboran

berlanjut ke tahap berikutnya:

a. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan tahap penetuan titik-titik

bor. Penentuan titik bor berdasarkan gambar denah pondasi

yang telah direncanakan, surveyor menentukan titik yang akan

di bor sesuai dengan arahan dari pelaksana. Selain

ditentukannya titik bor, ditentukan pula titik bantu yang

berguna untuk pemasangan temporary casing pada pengeboran

dengan alat boring. Titik bantu ini biasanya sebanyak 4 titik

dengan jarak 1 meter dari titik bor yang posisinya tegak lurus

satu sama lain.

Gambar 4.1 Persiapan

b. Pekerjaan Persiapan Pengeboran

Setelah penentuan titik bor, pelaksana dan operator mesin

bor melakukan pemeriksaan pada tanah sekitar titik bor untuk


kemudian dipasang landasan (plat) untuk tempat berpijak mesin

bor. Landasan (plat) juga berfungsi untuk meratakan tanah dari

elevasi tanah yang beragam. Sedangkan pada RCD, plat

dipasang sebelum alat diletakkan di atas daerah yang akan di

Bor. Kemudian dilakukan pemindahan mesin bor dan

perlengkapan bor seperti auger bucket, cleaning bucket, dan

lainnya ke tempat yang telah direncanakan. Setelah itu

dilakukan penyesuaian posisi mesin bor agar posisinya

horizontal. Untuk mengetahui posisi horizontal tersebut

biasanya digunakan waterpass pada bagian body crane dekat

mesin bor.

Gambar 4.2 Persiapan Pengeboran

c. Pengeboran Awal

Pada tahap pengeboran awal seharusnya mata bor yang

digunakan adalah auger dan pengeboran lebih dalam dilanjut

dengan drilling pucket. Namun dengan pertimbangan waktu

pergantian helical auger dengan auger bucket membuthkan


waktu yang cukup lama, sehingga digunakan langsung Driling

pucket saja dari awal pengeboran. Pengeboran awal ini

dilakukan hingga kedalaman 2 meter dan harus dilakukan

dengan teliti dan hati-hati. Lubang yang di bor tidak boleh

miring agar didapatkan hasil lubang bor yang sesuai rencana.

Sebagai pemandu operator untuk mengetahui posisi titik bor

digunakan alat koordinat yang biasanya terdapat pada mesin bor.

Untuk mengetahui posisi mesin bor sendiri biasanya operator

menggunakan titik bantu yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Sehingga ketika badan mesin bor berputar untuk membuang

tanah hasil pengeboran, mesin bor dapat kembali ke tempat

awal.

Gambar 4.3 Penegboran awal

d. Pemasangan Temporary Casing

Setelah dilakukan pengeboran awal, kemudian dilakukan

pemasangantemporary casing dengan bantuan crane untuk

menyesuaikan posisi casingtersebut. Temporary casing ini


dilengkapi dengan dua lubang pada kiri dan kanannya yang

berfungsi sebagai tempat pengait crane masuk.

Gambar 4.4 Pemasangan Temporary Casing

e. Pengeboran Lanjutan

Pengeboran lanjutan sesuai perencanaan pada gambar.

Setelah temporary casing dipasang, kemudian pengeboran

dilanjutkan hingga kedalam yang sesuai rencana atau

pengeboran hingga mencapai tanah keras.

Gambar 4.5 Pengeboran Lanjutan

2. Pengerjaan pembuatan keranjang besi untuk tulangan bore pile


a. Pembuatan Besi Spiral
Pada pembuatan tulangan besi spiral pembengkokan

menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan alat bantu

manual berupa roller dan menggunakan alat tekuk elektris. Jika

besi spiral yang digunakan memiliki diameter tulangan besi spiral

lebih kecil dari 13 mm maka pembengkokan menggunakan alat

bantu roller dengan menggunakan tenaga manusia., Jika diameter

tulangan besi spiral lebih besar dari 13 mm maka digunakan alat

bantu mesin tekuk elektris dengan operator mesin professional.

Gambar 4.6. Pembuatan Besi Spiral

b. Pembuatan Concrete Spacer

Concrete spacer biasanya dibuat dengan menggunakan cetakan

yang sesuai dengan ukuran diameter tulangan yang digunakan, atau

lebih besar dari diameter tulangan. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah proses pengerjaan pemasangan tulangan.


Gambar 4.7 Concrete spacer

c. Pembuatan Keranjang Besi

Keranjang besi berguna sebagai tulangan dari Bore Pile

yang dibuat dengan diameter dan jumlah besi tulangan utama.

Jarak besi spiral sesuai dengan gambar rencana untuk masing-

masing tiang bor. Pengikat antara besi utama dengan besi spiral

menggunakan kawat beton (bendrat).

Gambar 4.7 Keranjang Besi

3. Pelaksanaan Kerja Instalasi Keranjang Besi


a. Pekerjaan Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi pengecekan bagian-

bagian keranjang besi yang akan di instalasi pada lubang bor.

Seperti ikatan keranjang besi yang telah dibuat antara tulangan

utama dan tulangan spiral, concrete spacer, dan penggantung

(stopping) yang disesuaikan dengan ukuran cut of level pada

gambar desain.
Setelah pengecekan selesai, keranjang besi di pindahkan

ke dekat lubang bor dan diletakkan diatans sebuah tumpuan

yang menjadikan keranjang besi tidak menyentuh tanah.

Pengangkatan keranjang besi pun harus teliti agar mengurangi

deformasi yang terjadi sehingga mempermudah proses instalasi.

Gambar 4.9 Pengecekan tulangan Besi

b. Instalasi Keranjang Besi

Apabila keranjang besi lebih dari 12 meter untuk

mempermudah pekerjaan dibuat menjadi dua sesi. Dengan

menggunakan crane keranjang besi pertama dimasukkan terlebih

dahulu ke dalam lubang bor. Dengan kedalaman tertentu dengan


cara mengaitkan seling dan shackle pada titik angkat keranjang

besi yang telah diperhitungkan bebannya sebelumnya.

Setelah keranjang besi pertama masuk kedalam lubang,

kemudian diganjal dengan cara di kaitkan pada casing. Langkah

berikutnya mengangkat bagian keranjang besi berikutnya

dengan menggunakan crane dan diletakkan diatas keranjang besi

pertama yang telah diganjal sebelumnya. Kemudian dilakukan

penyambungan antara keranjang besi pertama dan keranjang

besi kedua dengan menggunakan las. Setelah kedua keranjang

besi tersambung, keranjang besi kemudian diturunkan kembali

hingga mencapai kedalaman rencana, lalu bagian atas keranjang

besi dikaitkan kembali dengan casing yang berguna untuk

menahan keranjang besi pada kedalaman yang diinginkan untuk

selanjutnya dilakukan pengerjaan pengecoran.

Gambar 4.10 Pemasangan Tulangan

4. Pelaksanaan Kerja Pengecoran


a. Pekerjaan Persiapan
Persiapan yang diperlukan yaitu menyiapkan rute jalan

masuk untuk truk mixerbeton hingga lubang bor yang akan dicor

dengan mengacu pada gambar situasi lubang yang telah dibuat

sebelumnya. Dasar lintasan harus kuat untuk menampung truk

mixer beserta beton readymix, serta apabila diperlukan dapat

menggunakan landasan plat.

Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang

bercampur dengan lumpur yang keluar saat pengecoran

dilaksanakan.Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri dengan

baik menuju saluran drainase utama.

Persiapan alat yang akan digunakan untuk pengecoran pun

harus dilakukan seperti penyiapan pipa tremie. Supaya beton

segar dapat mengalir dengan baik pada lubang bor yang akan di

cor, juga persiapan baut penguncicrane agar saat pengangkatan

dan penyambungan pipa tremie lebih efisien waktu.

Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran dimulai,

agar spesifikasi beton sesuai dengan yang diinginkan, pada

proyek Thamrin Nine Development ini nilaislump test yang di

rencanakan yaitu 18 ± 2 cm.


Gambar 4.11 Persiapan Pengecoran

b. Instalasi Pipa Tremie

Pemasangan pipa tremie harus dilakukan dengan teliti dan

sedemikian rupa agar mencapai kedalaman tanah yang

direncanakan. Sebuah pipa tremiememiliki panjang 3 meter

sehingga perlu disambung beberapa pipa tremie untuk

mencapaik kedalaman rencana. Perlu di perhatikan untuk

sambungan pipa tremie harus kedap air agar beton yang akan di

cor mengalir di pipa dengan baik.

Gambar 4.12 Pipa Tremie

c. Pengecoran

Setelah tremie telah dipasang pasa lubang bor, sebelum

memulai pengecoran pada tiap truk mixer beton diambil sampel


terlebih dahulu sebanyak 3 sampel yang dicetak pada setakan

silinder, yang nantinya sampel ini akan di test kuat tekannya.

Tahap awal penuangan beton kedalam tremie dilakukan

dengan kontinyu dan cepat dengan menarik tuas pada truk mixer

sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan.

Penuangan beton dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton

yang pertama masuk dapat mendorong kotoran-kotoran lumpur

keluar.Selama penuangan beton pipa tremie tidak boleh bergeser

naik turun, kecuali ketika tahap akhir pengecoran.

Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus

terbenam dalam beton di dalam lubang bor, minimal 1,5 m dan

maksimal 6 meter, bila pipa tremie terbenam lebih dari 6 meter,

maka dilakukan pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan

hingga beton mencapai cut of level (COL) dan ditambah dengan

toleransi yang telah disepakati sebelumnya yaitu sekitar 1 meter.


Gambar 4.13 Pengecoran

d. Pencabutan Temporary Casing

Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing

sementara (temporary casing) dengan cara mengaitkan lubang

pada kedua sisi casingdengan pengunci pada crane, kemudian

diangkat dengan hati-hati agar posisicasingi tidak miring saat

dicabut, dan proses pengecoran Bore Pile pun selesai.

Gambar 4. 14 Casing Temporary

5. Tahapan Pengerjaan Capping Beam


Capping beam merupakan suatu struktur pada bangunan yang

berfungsi sebagai pengikat rangkaian secant pile yang tujuannya agar

meratanya beban yang diterima oleh setiap secant pile. Dalam


pelaksanaanya metode pembuatan bekisting untuk capping beam

menggunakan metode knock down. Metode pelakasanaan pekerjaan

capping beam meliputi:

a. Pekerjaan lantai kerja atau pengecoran dengan mutu beton

sesuai rencana sampai permukaan rata setebal 50 mm.

Gambar 4.15 Lantai Kerja

b. Pemasangan bekisting untuk capping beam menggunakan

multiplek dengan ketebalan 12 mm dan kayu ukuran 5/10.

Gambar 4.16 Bekisting

c. Batas stop cor capping beam dengan bagian lain adalah dengan

bekisting triplek dan kawat ayam.


Gambar 4.17 Pembatas stop cor capping beam

d. Pekerjaan pembesian dapat dilakukan setelah lantai kerja

kering.

Gambar 4.18 Tulangan Capping Beam

e. Pembersihan tulangan besi untuk pemasangan bikesting

capping beam yang akan di cor menggunakan Compressor.

Gambar 4.19 Pembersihan tulangan besi

f. Pemasangan bikesting untuk pengecoran capping beam.


Gambar 4.20 Pemasangan bikesting

g. Pekerjaan pengecoran capping beam dengan mutu beton sesuai

rencana dan pembongkaran bikesting cappieng beam.

Gambar 4.21 pengecoran capping beam

6. Tahapan pengerjaan Rigid pavement dan Proteksi Pipa Aftur


a. Pekerjaan Penggalian dilakukan dengan teliti dikarenakan

adanya Pipa Aftur Pertamina yang berada tepat dibawah rigid

yang akan cor.

Gambar 4.22 Pekerjaan Penggalian

b. Setelah pipa aftur muncul, dilakukan pengukuran panjang dan

lebar pipa aftur untuk proteksinya pemasangan bikesting pipa

aftur untuk pengecoran proteksinya.


Gambar 4.23 Pengukuran

c. Pemasangan plastik dan tulangan lakukan pengecoran untuk

proteksi pipa aftur.

Gambar 4.24 Pemasangan plastik dan tulangan

d. Setelah pengecoran kering, maka sudah bisa di lalui kendaraan


Gambar 4.25 pengecoran kering

e. Pemasangan plastik dan tulangan besi untuk melakukan

Pengecoran Rigid Pavement.

Gambar 4.26 plastik dan tulangan besi

f. Pengecoran dilakukan sebanyak 6-8 orang dengan campuran

beton yang dibawa langsung oleh truk mixer.

Gambar 4.27 Pengecoran

7. Tahapan Pengerjaan Precast Slab On Pile


a. Pekerjaan ini menggunakan alat crane, di mana precast di ikat

untuk di turunkan dari mobil truk, dan di di letakkan di atas

capping beam.
Gambar 4.28 Precast Slab On Pile

8. Test Erection pile borepile


Test erection pile borepile adalah tes yang di lakukan untuk

mendapatkan daya dukung aksial, daya dukung tiang pancang dan

momen. Beban yang di berikan adalah 200% dari desain dan 1350 ton

per tiang pancang dari desain.

Gambar 4.29 Test Erection

9. Tahapan Pengerjaan Extension Pile


Extension pile adalah penyangga atau sambungan dari borpile dan

sebagai tumpuan pada capping beam. Tahapan dalam pembuatan

extension Pile :
a. Pengecoran lantai kerja agar sambungan bor pile dan extension

pile agar sambungan merata.

Gambar 4.30 Lantai kerja

b. pemasangan tulangan besi extension pile.

Gambar 4.31 Tulangan besi

c. Pemasangkan bikesting extension pile.

Gambar 4.32 bikesting extension pile

d. pengecoran extension pile.


Gambar 4.33 pengecoran extension pile

e. Pembongkaran bikesting setelah pengecoran.

Gambar 4.34 Pembongkaran bikesting


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kerja Praktek selama kurang lebih tiga bulan

pada proyek “Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New Port Tahap I &

II” maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Proyek Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New Port Tahap I & II

dibangun dengan panjang target proyek yaitu 3,2 km dengan masa

pelaksanaan 720 hari kalender.

2. Pada proyek Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar menggunakan

pondasi bored pile

3. Proyek ini sudah mencapai tahap pekerjaan bored pile dan capping

beam saat penulis melaksanakan kerja praktek.

4. Dalam pelakasanaannya, penulis mengikuti dan mempelajari kegiatan

pekerjaan bore pile, pekerjaan capping beam, pekerjaan pier/kolom,

dan perkerasan/rigid.

5. Dari kegiatan kerja praktek di proyek Pembangunan Jalan Akses Tol

Makassar New Port Tahap I & II penulis mendapatkan banyak ilmu dan

pelajaran mengenai pelaksanaan kegiatan proyek di lapangan, yang

sangat bermanfaat sebagai pembelajaran sebelum masuk dunia kerja.


B. Saran
Berdasarkan uraian proses tahapan pelaksanaan pada proyek

“Pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New Port Tahap I & II”, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dalam pelaksanaan dapat

diperoleh hasil yang maksimal. Adapun beberapa saran yang diberikan

yaitu:

1. Semua pihak yang terkait dalam Proyek Pembangunan Pembangunan

Jalan Akses Tol Makassar New Port Tahap I & II diharapkan

mendukung penuh dan membantu guna kelancaran proses

pembangunan dengan bertanggung jawab atas kesehatan dan

keselamatan bersama.

2. Semua pelaksana pekerjaan di lapangan agar senantiasa menerapkan

K3 di lapangan.

3. Penyediaan alat yang diperlukan dilapangan harus maksimal untuk

mempercepat pengerjaan.

Anda mungkin juga menyukai